Proposal Skripsi M.farizal

26
 Proposal Skripsi Judul: Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Isis Proteus Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Ma ta Pelajaran Elektronika Dasar di SMKN Kacau Balau Disusun Oleh: Mohamad Farizal 5215080284 Pend. Tek. El ektronika Reguler Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta

Transcript of Proposal Skripsi M.farizal

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 1/26

 

Proposal Skripsi

Judul:

Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Isis Proteus

Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Mata

Pelajaran Elektronika Dasar di SMKN Kacau Balau

Disusun Oleh:

Mohamad Farizal

5215080284

Pend. Tek. Elektronika

Reguler

Jurusan Teknik Elektro

Universitas Negeri Jakarta

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 2/26

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut siswa

untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada

standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar 

nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari

kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar 

Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

(UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik 

Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh

satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan

yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan

KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003

dan PP 19/2005. Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan

Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada

satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang

terdapat dalam SI dan SKL.

Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan bersikap secara

konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai. istilah kompetensi

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 3/26

 

  berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung pengertian pemilikan

  pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu Rustyah

(dalam Yamin Martinis, 2010:12). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan

  bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas

yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan Herry (dalam Yamin Martinis, 2010:13).

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan

dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan/atau

latihan. Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan

kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan guru dalam

melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan

  bersikap secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai.

istilah kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung

 pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan

tertentu Rustyah (dalam Yamin Martinis, 2010:12). Kompetensi dimaknai pula sebagai

 pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir,

dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas

yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan Herry (dalam Yamin Martinis, 2010:13).

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan

dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.

Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan/atau

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 4/26

 

latihan. Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan

kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan guru dalam

melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru yang sebenarnya.

Salah satu contoh kompetensi yang harus dikuasai siswa terutama siswa SMK yaitu

menganalisis rangkaian elektronik pada mata pelajaran Elektronika Dasar yang terdapat di

dalam KTSP SMKN Kacau Balau sebagai objek penelitian. Kompetensi menganalisis

rangkaian elektronik mata pelajaran Elektronika Dasar menekankan, siswa agar menguasai

komponen-komponen elektronika, baik komponen aktif maupun komponen pasif yang akan

menunjang dalam menganalisis rangkaian-rangkaian elektronik, karena dalam kompetensi

menganalisis rangkaian elektronika diberikan konsep-konsep dasar rangkaian seriparalel

komponen dan perhitungan rangkaian elektronika yang dapat menuntun siswa untuk 

menguasai secara professional dalam hal menganalisis rangkaian elektronik. Kompetensi

menganalisis rangkaian elektronika mata pelajaran Elektronika Dasar, terdapat beberapa

materi yang diajarkan kepada siswa diantaranya kompoen pasif (resistor, kapasitor, induktor,

dan transformator), komponen aktif (dioda, transistor bipolar, dan thyristor). Berdasarkan

hasil pra penelitian yang dilakukan penulis pada saat melakukan Program Latihan Profesi di

SMKN Kacau Balau, dapat diketahui siswa kurang memahami konsep terhadap pelajaran

yang diberikan, siswa belum dapat menghubungkan pengetahuan yang dipelajarinya dalam

aplikasi dikehidupan nyata. Hal lain yang juga menjadi faktor kesulitan siswa adalah

kurangnya keberanian siswa untuk berinteraksi dengan guru. Guru masih menjadi pusat

 pembelajaran, sehingga siswa hanya menerima begitu saja materi yang diajarakan, kegiatan

  praktikum yang kurang, mengakibatkan siswa menjadi tidak begitu semangat dalam

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 5/26

 

melaksanakan pembelajaran serta siswa kurang memahami materi karena tidak menemukan

sendiri konsep materi yang bisa didapat dari kegiatan praktikum. Oleh karena itu salah satu

kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan menjadi kurang. Serta

kurangnya motivasi dan semangat dari siswa, karena kejenuhan siswa dalam proses belajar 

mengajar karena kurangnya praktikum atau kegiatan lain yang dapat membantu siswa

memahami konsep pelajaran yang akan dipelajari.

Selama proses pembelajaran siswa seharusnya ikut terlibat secara langsung agar siswa

memperoleh pengalaman dari proses pembelajaran. Menurut Dewey (dalam Hamalik, 1991:

47) siswa akan mendapat pengalaman dengan keterlibatan secara aktif dan pribadi daripada

yang diperoleh dengan melihat atau menonton isi atau konsep. Pemberian pengalaman

  belajar secara langsung sangat ditekankan melalui pengembangan keterampilan proses dan

sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan

masalah. Pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa diarahkan untuk 

terbiasa membangun pengetahuhan lewat suatu proses yang harus dilaluinya sehingga

mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Untuk mengatasi

 permasalahan tersebut yaitu dengan mengarahkan siswa kepada penyelidikan dan penemuan

(inquiry) yang dapat menciptakan kegiatan yang berpusat kepada siswa membentuk konsep

diri, memperoleh pengalaman-pengalaman baru, serta menggunakan kemampuan yang

dimiliki siswa untuk memecahkan masalah. Keinginan siswa akan terpacu sehingga

memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban. Dari hasil

 penelitian lain yang telah dilaksanakan oleh Dany Maulana (2008) dan Muhamamad Yusuf 

(2009) mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukan adanya peningkatan

hasil belajar dan aktifitas interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 6/26

 

Karena pada dasarnya model pembelajaran inkuiri menekankan siswa menemukan sendiri

konsepkonsep pelajaran, dan harus dibimbing oleh guru.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah titik tolak yang penting agar yang

hendak dikajinya memperoleh sasaran yang tepat dan terarah sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : ³ Apakah

 penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dapat meningkatkan penguasan konsep materi pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar pada kompetensi Menganalisis Rangkaian Elektronik mata

  pelajaran Elektronika Dasar di SMKN kacau balau´. Penulis merumuskan masalah

 penelitian ini dapat dijadikan beberapa pertanyaan yang lebih spesifik, yaitu :

1.  Bagaimana kemungkinan penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus

dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kegiatan belajar mengajar 

dikelas yang belum menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

2.  Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran

 berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

3.  Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan

  psikomotor setelah digunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus dengan

model pembelajaran inkuiri terbimbing?

4.  Bagaimana tanggapan dan kesan siswa terhadap penggunaan media pembelajaran

 berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 7/26

 

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

melalui penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran

inkuiri terbimbing. Secara khusus tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1.  Mengetahui hasil belajar siswa tiap siklus pada kompetensi Menganalisis Rangkaian

mata pelajaran Elektronik Elektronika Dasar.

2.  Mengetahui sikap atau tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

model pembelajaran inkuiri terbimbing.

3. 

Mengetahui kendala-kendala dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri

terbimbing yang dialami guru dan siswa. 

1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi sekolah

sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses

 pembelajaran.

2) Bagi guru-guru selaku pendidik 

sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan

sistem pembelajaran di kelas, serta membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang

menarik.

3) Bagi siswa

dapat meningkatkan minat belajar rangkaian elektronik melalui aktivitas praktikum dan

materi di kelas sehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang dipelajari. Serta

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif 

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 8/26

 

mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan

selama pembelajaran berlangsung.

4) Bagi peneliti

digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali diri sebagai calon guru yang

memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal

sebagai guru dalam mengajar.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 9/26

 

 

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1  Kerangka Teoritis

2.1.1 Belajar dalam Konteks Pembelajaran

Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap.

Belajar dimulai dari masa kecil akhir hayat seseorang. Gage dalam (dalam Dany Maulana,

2006:7) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya

diakibatkan pengalaman, sedangkan menurut Gedler dalam (dalam Dany Maulana, 2008:7)

  berpendapat bahwa belajar merupakan proses untuk memperoleh berbagai pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

Menurut Winkel dalam (dalam Dany Maulana, 2008:7) belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

sikap.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi belajar adalah perubahan

  perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran,

membaca, dan meniru. Adapun ciri-ciri belajar menurut William Burton dalam Hamalik 

(2005:31) sebagai berikut:

1.  Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui.2.  Proses situasi melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata

 pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3.  Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 10/26

 

4.  Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yangmendorong motivasi yang kontinu.

5.  Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.6.  Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh

 perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid.

7. 

Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman danhasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.8.  Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

9.  Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat

didiskusikan secara tepisah.11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang

merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

 pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada

kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan serangkaian pengalamanpengalaman

yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan

kecepatan yang berbeda-beda.16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan dapat

 berubah-ubah (adaptabel). Jadi tidak sederhana dan statis.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (dalam

Muhammad Yusuf, 2009:25). Menurut Kartini (dalam Muhammad Yusuf, 2009:26)

 pembelajaran dapat didefiniskan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan

suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya, yang memungkinkan terjadinya belajar pada

siswa. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah proses belajar yang

terjadi pada kondisi lingkungan yang kondusif yang diatur sedemikian rupa. Untuk 

mencapai kondisi yang menjadikan siswa belajar maka diperlukan suatu model

 pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperhatikan

 pola (tahapan kegiatan guru dan siswa dalam peristiwa pembelajaran) pembelajaran tertentu,

dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 11/26

 

Dalam pengajaran keteknikan akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui

 pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi, model pembelajaran ini bertitik 

tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu merujuk pada cara-cara bagaimana

manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenal masalah

dan mencoba mencari solusinya serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk 

menangani masalah tersebut. Pada beberapa model pembelajaran ada yang berhubungan

dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sehingga dalam belajar siswa

menekankan pada produktifitas berfikir, salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri.

2.1.2 Hasil belajar

Sudjana (dalam Adela, 2006:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur sejauh

mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari hasil belajar, guru dapat menilai

apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa

diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana (dalam Adela, 2006:

22) hasil belajar dibagi dalam tiga ranah yaitu:

a.  Ranah Kognitif 

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yaitu pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

 b.  Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,

 jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.c.  Ranah Psikomotorik 

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan

gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan/ ketepatan, gerakanketerampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 12/26

 

Hasil belajar yang diharapkan terjadi pada diri siswa meliputi sejumlah kemampuan yang

dapat memberikan gambaran atas kegiatan dalam belajar. Untuk itu, hasil belajar 

diklasifikasikan oleh para ahli sebagai berikut:

1)  Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (a) keterampilan

dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan cita-cita.

(Nana Sudjana dalam, Adela 2006 : 30).

2)  Gagne mengemukakan pembagian hasil belajar sebagai berikut: (a)

keterampilan motorik, (b) sikap, (c) informasi verbal, (d) strategi kognitif 

dan (e) keterampilan intelektual. (Moch Ali dalam, Adela 2006 : 30).

3)  Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar 

Benyamin S. Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dalam penelitian

ini, dengan mempertimbangkan waktu dan tujuan maka hasil belajar yang

diukur hanya dari aspek kognitif.

Hasil belajar memiliki hubungan erat dengan proses belajar. Dimana proses belajar 

adalah proses kegiatan siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman

 belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil belajar merupakan gambaran

kemampuan yang ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti

 proses belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi secara umum dapat

digolongkan menjadi dua macam yaitu faktor intern dan factor ekstern. Faktor intern adalah

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 13/26

 

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah

faktor yang ada di luar individu:

a.  Faktor intern meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis (intelegensi,

 perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan).

 b.  Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar 

anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana rumah, pengertian

orang tua), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

2.1.3 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

2.1.3.1 Definisi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Menurut Ahmadi, Inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan,

meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan (dalam

Muhammad Yusuf, 2009:35). Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental

maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima

oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh

  berbagai pengalaman dalam rangka ³menemukan sendiri´ konsep-konsep yang

direncanakan oleh guru (dalam Muhammad Yusuf, 2009:35). Inkuiri adalah suatu

metode yang digunakan dalam pembelajaran dan mengacu pada suatu cara untuk 

mempertanyakan, mencari pengetahuan,minformasi atau mempelajari suatu gejala.

Wayne Welch (dalam Susilawati, 2004:31) berpendapat bahwa metode penyelidikan

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 14/26

 

ilmiah sebagai proses inkuiri. Ia juga mengidentifikasi lima sifat dari proses inkuiri,

yaitu pengamatan, pengukuran, eksperimentasi, komunikasi, dan proses-proses mental.

Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri, guru harus

membimbing siswa terutama siswa yang belum pernah mempunyai pengalaman

  belajar dengan kegiatan-kegiatan inkuiri. Atas dasar kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan, W.R Romey membedakan inkuiri menjadi dua tingkat (dalam

Susilawati, 2004:32), yaitu :

a)  Inkuiri dengan aktivitas terstruktur.

Dalam inkuiri dengan ³Aktivitas terstruktur´ siswa memperoleh petunjuk 

  petunjuk lengkap yang mengarahkan pada prosedur yang didesain untuk 

memperoleh sesuatu konsep atau prinsip tertentu.

 b)  Inkuiri dengan aktivitas tidak terstruktur 

Dalam inkuiri dengan ³Aktivitas Tidak Terstruktur´, hanya terdapat penyajian

masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-prosedur 

masing-masing, menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan

kemudian menarik kesimpulan.

Sedangkan Carin dan Sund berpendapat bahwa pembelajaran model inkuiri

mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif, dan

 pemecahan masalah (dalam Susilawati, 2004:33). Diantara model-model inkuiri yang

lebih cocok untuk siswa siswa SMK adalah inkuiri induktif terbimbing, dimana siswa

terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui

  pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Pada inkuiri

induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 15/26

 

sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-

langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan

konsep-konsep yang telah ditetapkan guru. Menurut Gulo (dalam A.M Sardiman,

2004:21), peranan utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah

sebagai berikut:

a.  Motivator, yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.

 b.  Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.

c.  Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuatdan memberikan keyakinan pada diri sendiri.

d. 

Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalamkelas.

e.  Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yangdiharapkan.

f.  Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.g.  Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam

rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.

2.1.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Menurut Sanjaya (dalam Muhammad Yusuf, 2009:30) menyatakan

 bahwapembelajaran inkuiri terbimbing mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

A. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim

 pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

  Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai

siswa

  Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk 

mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 16/26

 

setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan

merumuskan kesimpulan

  Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam

rangka memberikan motivasi belajar siswa.

B. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

 persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang

menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusanmasalah

tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses

mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena

itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga

sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

C. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.

Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang

dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis)

  pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat

merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang

dikaji.

D. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 17/26

 

data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,

akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi

 berpikirnya.

E. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai

dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji

hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,

kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi

harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

F. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang

akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Enam langkah pada inkuiri terbimbing ini mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan berperan aktif melatih

keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetahuannya sendiri untuk 

memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan skenario

 pembelajaran sehingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar.

2.1.3.3 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Menurut Suryobroto (dalam A.M Sardiman, 2004:24) ada beberapa kelebihan

 pembelajaran inkuiri antara lain :

1.  Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 18/26

 

2.  Membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.

3.  Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengankemampuan.

4.  Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada

diri sendiri melalui proses-proses penemuan.5.  Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar.6.  Strategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan kepada mereka

dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjaditeman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum

diketahui.

2.1.3.4 Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri TerbimbingKelemahan inkuiri menurut Suryobroto (dalam A.M Sardiman, 2004:26)

adalah sebagai berikut:

1. 

Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini.2.  Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu

hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.

3.  Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan siswayang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika

guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 19/26

 

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Dikarenakan ada

tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat

diterangkan.

1.  Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik 

dan penting bagi peneliti.

2.  Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakaukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus

kegiatan.

3.  Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

 pelajaran yang sama dari seorang guru.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata diatas, dapat dsismpulkan

  bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

 belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama dalam (dalam Arikunto, 2009:3). Menurut McNiff 

memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik 

sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan hasil belajar,

 pengembangan keahlian mengajar, dan sebaginya.

(dalam Arikunto, 2009:4). Sedangkan dalam (Dany Maulana, 2008:26)

  penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Tujuan utama PTK adalah

untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menangani

  proses pembelajaran. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk 

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 20/26

 

memprediksikan keadaan lalu kemudian mencobakan secara sistematis sebagai

tindakan alternatif dalam pemecahan masalah pembelajaran di kelas.

Dalam PTK model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (dalam Arikunto,

2009:5) didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat

komponen pokok yang juga menunjukan langkah, yaitu:

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau

kegiatan berulang. ³Siklus´ inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari

PTK. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru menemukan masalah baru atau

masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan

langkah yang sama seperti pada siklus satu. Dengan demikian, berdasarkan hasil

tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah

 perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus dua.

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas dengan peneliti

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model inkuiri

terbimbing. Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu

sendiri (dalam Muhammad Yusuf, 2009:35). Dalam pelaksanaanya guru mata diklat

 berperan sebagai guru yang akan melakukan pengajaran dengan Planning Reflection

Action & Observation Re-plan Reflection Action & Observation Re-plan Reflection

Action & Observation Re-plan menerapkan model pembelajaran yang telah

direncanakan dan disusun, sedangkan peneliti dan teman sejawat bertindak sebagai

  pengamat (observer) selama pembelajaran berlangsung. Selain itu guru kelas juga

  berperan dalam memberikan saran perbaikan untuk mengatasi kekurangan-

kekurangan dalam pembelajaran.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 21/26

 

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian ini berpedoman pada proses penelitian yang

digunakan oleh Kemmis dan Taggart yang meliputi rencana tindakan, bertindak, dan

melakukan refleksi dan merancang tindakan selanjutnya.Tindakan tersebut diberikanguru atau dengan arahan dari guru dan dilakukan siswa. Tahapan PTK dapat dilihat

 pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16)

Konsep pokok penelitian tindakan ini terdiri atas empat komponen, yaitu:

  perencanaan ( planning ) pelaksanaan (acting ), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting ). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan sebanyak 3 siklus atau jika telah

menunjukan hasil yang baik dalam 2 siklus maka dihentikan hingga 2 siklus. Seperti

yang katakan oleh Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan Guru dalam Arikunto

(2009:22), ³Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua

Perencanaan

Refleksi  SIKLUS I  Pelaksanaan 

Pengamatan 

Perencanaan 

Refleksi  Pelaksanaan SIKLUS II 

Pengamatan 

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 22/26

 

siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan

 bentuk siklus berikutnya´.

3.3 Setting Penelitian 

PTK dilakukan selama semester I (ganjil) pada bulan Agustus sampai bulan

Desember tahun pelajaran 2011/2012 di Kelas XI SMK. Dan sebagai tindak lanjut

dari penelitian dilakukan pengamatan pada semester berikutnya.

3.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 25 orang siswa.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan

(observasi), tes, wawancara, dan Dokumentasi.

1.  Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan

fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

Observasi meliputi observasi sistematis dan operasi non sistematis. Observasi

sistematis adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan instrument

 pengamatan dan dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Sedangkan

observasi non sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa

menggunakan instrumen penelitian. Peneliti menggunakan observasi sistematis yang

menggunakan pedoman berupa format observasi terdiri dari nomer urut, subyek,

aspek yang diobservasi. Aspek yang diobservasi antara lain aktivitas siswa, kinerja

siswa dalam menggambar animasi, kepuasan siswa pada model pembelajaran.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 23/26

 

Hasil pengamatan yang dicatat adalah aktivitas siswa selama pembelajaran, dan

kinerja siswa dalam menggambar animasi, dan kemampuan guru dalam mengelola

 pembelajaran yang diisi guru pamong. Pada lembar observasi menggunakan skala 4

yaitu 1 (tidak baik), 2 (Cukup Baik), 3 (Baik), 4 (Sangat Baik). Ketentuan mengenai

objek pengamatan termasuk kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik 

dapat dilihat pada lampiran.

b. Metode Tes

Tes yang digunakan pada PTK ini adalah tes praktek dengan penilaian produk 

dari hasil gambar animasi siswa.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil

  belajar siswa, meningkatnya aktivitas siswa dan aktivitas guru melalui penerapan

model inkuiri terbimbing.

3.6.1 Data Hasil Tes

A. Aspek Kognitif 

Jenjang yang diukur pada aspek kognitif yang dimaksud berupa pemahaman

dan penguasaan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, pada tingkatan 1, 2,

dan 3. Aspek ini dinilai berdasarkan hasil tes pada setiap siklus, dengan instrumen

yang digunakan adalah lembar tes kognitif.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 24/26

 

Tabel 3.1. Tingkat keberhasilan aspek kognitif 

PROSENTASE RATA-RATA KATEGORI

90%-100% Sangat Baik 

75%-89% Baik 

55%-74% Cukup31%-54% Kurang

0%-30% Sangat Kurang

(Gunawan dalam Dany Maulana,2008:37)

%100max

 xS 

S TK 

7

7!  

Keterangan:

TK =Prosentase tingkat keberhasilan belajar siswa (%)

S =Jumlah skor yang diperoleh siswa

Smax = Skor Maksimum

B. Aspek Afektif dan Psikomotor 

Aspek afektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang

  berhubungan dengan tahapan-tahapan model inkuiri terbimbing yang kriterianya

telah ditentukan. Sedangkan aspek psikomotor dalam penelitian ini adalah kinerja

siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aspek 

afektif dan psikomotor dengan menentukan indeks prestasi kelompok (IPK). Menurut

Wayan dan Sumantana dalam Panggabean, Luhut (1989;29). Indeks prestasi

kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh aspek 

 penilaian, dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes.

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 25/26

 

Tabel 3.2. Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif 

No Kategori Prestasi KelasInterpretasi

1 0,00 IPK 30,00  Sangat negatif  

2 30,00

IPK 

55,00   Negatif  3 55,00 IPK 75,00   Netral 

4 75,00 IPK 90,00  Positif  

5 90,00 IPK  100,00  Sangat positif  

(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean dalam Taufik ,2008:51)

Tabel 3.3. Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek 

Psikomotor.

No Kategori Prestasi KelasInterpretasi

1 0,00 IPK 30,00  Sangat kurang terampil 2 30,00 IPK 55,00  Kurang terampil 

3 55,00 IPK 75,00  Cukup terampil 

4 75,00 IPK 90,00  Terampil 

5 90,00 IPK  100,00 Sangat terampil

(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean dalam Taufik,2008:51)

5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 26/26

 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Adela. (2006). Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran

Inkuiri. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA-UPI: tidak diterbitkan

2.  Alam, Syah. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kontektual Pada Mata

Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika di SMKN 12Bandung.

3.  Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

4.  Arikunto, S (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

5.  Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

6.  Hamalik, O. (2005). Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

7.  Maulana, Dany. (2008).Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Untuk 

Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah di SMKN

12 bandung.

8.  Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

9.  Yamin, M. (2007). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Gaung Perada Press Persada

10. Yusuf, Muhammad.(2009). Penerapan Model Pembelajaran Guide Inquiri

 pada Standar Kompetensi Melakukan Overhaul Engine di SMKN 8 Bandung.