Proposal Skripsi M.farizal
-
Upload
rizal-martadinata -
Category
Documents
-
view
267 -
download
4
Transcript of Proposal Skripsi M.farizal
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 1/26
Proposal Skripsi
Judul:
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Isis Proteus
Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Mata
Pelajaran Elektronika Dasar di SMKN Kacau Balau
Disusun Oleh:
Mohamad Farizal
5215080284
Pend. Tek. Elektronika
Reguler
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 2/26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut siswa
untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
(UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan
mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan
KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003
dan PP 19/2005. Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan
Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada
satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
terdapat dalam SI dan SKL.
Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan bersikap secara
konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai. istilah kompetensi
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 3/26
berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung pengertian pemilikan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu Rustyah
(dalam Yamin Martinis, 2010:12). Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan
bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas
yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan Herry (dalam Yamin Martinis, 2010:13).
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan
dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan/atau
latihan. Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan
kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan guru dalam
melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan
bersikap secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai.
istilah kompetensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung
pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan
tertentu Rustyah (dalam Yamin Martinis, 2010:12). Kompetensi dimaknai pula sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir,
dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas
yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan Herry (dalam Yamin Martinis, 2010:13).
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan
dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan dan/atau
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 4/26
latihan. Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan
kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan guru dalam
melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru yang sebenarnya.
Salah satu contoh kompetensi yang harus dikuasai siswa terutama siswa SMK yaitu
menganalisis rangkaian elektronik pada mata pelajaran Elektronika Dasar yang terdapat di
dalam KTSP SMKN Kacau Balau sebagai objek penelitian. Kompetensi menganalisis
rangkaian elektronik mata pelajaran Elektronika Dasar menekankan, siswa agar menguasai
komponen-komponen elektronika, baik komponen aktif maupun komponen pasif yang akan
menunjang dalam menganalisis rangkaian-rangkaian elektronik, karena dalam kompetensi
menganalisis rangkaian elektronika diberikan konsep-konsep dasar rangkaian seriparalel
komponen dan perhitungan rangkaian elektronika yang dapat menuntun siswa untuk
menguasai secara professional dalam hal menganalisis rangkaian elektronik. Kompetensi
menganalisis rangkaian elektronika mata pelajaran Elektronika Dasar, terdapat beberapa
materi yang diajarkan kepada siswa diantaranya kompoen pasif (resistor, kapasitor, induktor,
dan transformator), komponen aktif (dioda, transistor bipolar, dan thyristor). Berdasarkan
hasil pra penelitian yang dilakukan penulis pada saat melakukan Program Latihan Profesi di
SMKN Kacau Balau, dapat diketahui siswa kurang memahami konsep terhadap pelajaran
yang diberikan, siswa belum dapat menghubungkan pengetahuan yang dipelajarinya dalam
aplikasi dikehidupan nyata. Hal lain yang juga menjadi faktor kesulitan siswa adalah
kurangnya keberanian siswa untuk berinteraksi dengan guru. Guru masih menjadi pusat
pembelajaran, sehingga siswa hanya menerima begitu saja materi yang diajarakan, kegiatan
praktikum yang kurang, mengakibatkan siswa menjadi tidak begitu semangat dalam
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 5/26
melaksanakan pembelajaran serta siswa kurang memahami materi karena tidak menemukan
sendiri konsep materi yang bisa didapat dari kegiatan praktikum. Oleh karena itu salah satu
kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan menjadi kurang. Serta
kurangnya motivasi dan semangat dari siswa, karena kejenuhan siswa dalam proses belajar
mengajar karena kurangnya praktikum atau kegiatan lain yang dapat membantu siswa
memahami konsep pelajaran yang akan dipelajari.
Selama proses pembelajaran siswa seharusnya ikut terlibat secara langsung agar siswa
memperoleh pengalaman dari proses pembelajaran. Menurut Dewey (dalam Hamalik, 1991:
47) siswa akan mendapat pengalaman dengan keterlibatan secara aktif dan pribadi daripada
yang diperoleh dengan melihat atau menonton isi atau konsep. Pemberian pengalaman
belajar secara langsung sangat ditekankan melalui pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan
masalah. Pada pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, siswa diarahkan untuk
terbiasa membangun pengetahuhan lewat suatu proses yang harus dilaluinya sehingga
mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan mengarahkan siswa kepada penyelidikan dan penemuan
(inquiry) yang dapat menciptakan kegiatan yang berpusat kepada siswa membentuk konsep
diri, memperoleh pengalaman-pengalaman baru, serta menggunakan kemampuan yang
dimiliki siswa untuk memecahkan masalah. Keinginan siswa akan terpacu sehingga
memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban. Dari hasil
penelitian lain yang telah dilaksanakan oleh Dany Maulana (2008) dan Muhamamad Yusuf
(2009) mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukan adanya peningkatan
hasil belajar dan aktifitas interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 6/26
Karena pada dasarnya model pembelajaran inkuiri menekankan siswa menemukan sendiri
konsepkonsep pelajaran, dan harus dibimbing oleh guru.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah titik tolak yang penting agar yang
hendak dikajinya memperoleh sasaran yang tepat dan terarah sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : ³ Apakah
penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan penguasan konsep materi pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar pada kompetensi Menganalisis Rangkaian Elektronik mata
pelajaran Elektronika Dasar di SMKN kacau balau´. Penulis merumuskan masalah
penelitian ini dapat dijadikan beberapa pertanyaan yang lebih spesifik, yaitu :
1. Bagaimana kemungkinan penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kegiatan belajar mengajar
dikelas yang belum menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor setelah digunakan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing?
4. Bagaimana tanggapan dan kesan siswa terhadap penggunaan media pembelajaran
berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 7/26
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
melalui penggunaan media pembelajaran berbasis ISIS Proteus dengan model pembelajaran
inkuiri terbimbing. Secara khusus tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengetahui hasil belajar siswa tiap siklus pada kompetensi Menganalisis Rangkaian
mata pelajaran Elektronik Elektronika Dasar.
2. Mengetahui sikap atau tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing.
3.
Mengetahui kendala-kendala dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri
terbimbing yang dialami guru dan siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi sekolah
sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses
pembelajaran.
2) Bagi guru-guru selaku pendidik
sebagai strategi pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan
sistem pembelajaran di kelas, serta membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang
menarik.
3) Bagi siswa
dapat meningkatkan minat belajar rangkaian elektronik melalui aktivitas praktikum dan
materi di kelas sehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang dipelajari. Serta
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 8/26
mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan
selama pembelajaran berlangsung.
4) Bagi peneliti
digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali diri sebagai calon guru yang
memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal
sebagai guru dalam mengajar.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 9/26
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Belajar dalam Konteks Pembelajaran
Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Belajar dimulai dari masa kecil akhir hayat seseorang. Gage dalam (dalam Dany Maulana,
2006:7) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya
diakibatkan pengalaman, sedangkan menurut Gedler dalam (dalam Dany Maulana, 2008:7)
berpendapat bahwa belajar merupakan proses untuk memperoleh berbagai pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Menurut Winkel dalam (dalam Dany Maulana, 2008:7) belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
sikap.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi belajar adalah perubahan
perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran,
membaca, dan meniru. Adapun ciri-ciri belajar menurut William Burton dalam Hamalik
(2005:31) sebagai berikut:
1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui.2. Proses situasi melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata
pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 10/26
4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yangmendorong motivasi yang kontinu.
5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid.
7.
Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman danhasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat
didiskusikan secara tepisah.11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan serangkaian pengalamanpengalaman
yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan
kecepatan yang berbeda-beda.16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan dapat
berubah-ubah (adaptabel). Jadi tidak sederhana dan statis.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (dalam
Muhammad Yusuf, 2009:25). Menurut Kartini (dalam Muhammad Yusuf, 2009:26)
pembelajaran dapat didefiniskan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan
suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya, yang memungkinkan terjadinya belajar pada
siswa. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah proses belajar yang
terjadi pada kondisi lingkungan yang kondusif yang diatur sedemikian rupa. Untuk
mencapai kondisi yang menjadikan siswa belajar maka diperlukan suatu model
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang memperhatikan
pola (tahapan kegiatan guru dan siswa dalam peristiwa pembelajaran) pembelajaran tertentu,
dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 11/26
Dalam pengajaran keteknikan akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui
pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi, model pembelajaran ini bertitik
tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu merujuk pada cara-cara bagaimana
manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenal masalah
dan mencoba mencari solusinya serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk
menangani masalah tersebut. Pada beberapa model pembelajaran ada yang berhubungan
dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sehingga dalam belajar siswa
menekankan pada produktifitas berfikir, salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri.
2.1.2 Hasil belajar
Sudjana (dalam Adela, 2006:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur sejauh
mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari hasil belajar, guru dapat menilai
apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa
diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran. Menurut Sudjana (dalam Adela, 2006:
22) hasil belajar dibagi dalam tiga ranah yaitu:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek yaitu pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.c. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan/ ketepatan, gerakanketerampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 12/26
Hasil belajar yang diharapkan terjadi pada diri siswa meliputi sejumlah kemampuan yang
dapat memberikan gambaran atas kegiatan dalam belajar. Untuk itu, hasil belajar
diklasifikasikan oleh para ahli sebagai berikut:
1) Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (a) keterampilan
dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan cita-cita.
(Nana Sudjana dalam, Adela 2006 : 30).
2) Gagne mengemukakan pembagian hasil belajar sebagai berikut: (a)
keterampilan motorik, (b) sikap, (c) informasi verbal, (d) strategi kognitif
dan (e) keterampilan intelektual. (Moch Ali dalam, Adela 2006 : 30).
3) Dalam Sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
Benyamin S. Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Dalam penelitian
ini, dengan mempertimbangkan waktu dan tujuan maka hasil belajar yang
diukur hanya dari aspek kognitif.
Hasil belajar memiliki hubungan erat dengan proses belajar. Dimana proses belajar
adalah proses kegiatan siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman
belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil belajar merupakan gambaran
kemampuan yang ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti
proses belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi secara umum dapat
digolongkan menjadi dua macam yaitu faktor intern dan factor ekstern. Faktor intern adalah
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 13/26
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu:
a. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis (intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan).
b. Faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana rumah, pengertian
orang tua), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
2.1.3 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.1.3.1 Definisi Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Menurut Ahmadi, Inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan,
meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan (dalam
Muhammad Yusuf, 2009:35). Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental
maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima
oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh
berbagai pengalaman dalam rangka ³menemukan sendiri´ konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru (dalam Muhammad Yusuf, 2009:35). Inkuiri adalah suatu
metode yang digunakan dalam pembelajaran dan mengacu pada suatu cara untuk
mempertanyakan, mencari pengetahuan,minformasi atau mempelajari suatu gejala.
Wayne Welch (dalam Susilawati, 2004:31) berpendapat bahwa metode penyelidikan
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 14/26
ilmiah sebagai proses inkuiri. Ia juga mengidentifikasi lima sifat dari proses inkuiri,
yaitu pengamatan, pengukuran, eksperimentasi, komunikasi, dan proses-proses mental.
Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri, guru harus
membimbing siswa terutama siswa yang belum pernah mempunyai pengalaman
belajar dengan kegiatan-kegiatan inkuiri. Atas dasar kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, W.R Romey membedakan inkuiri menjadi dua tingkat (dalam
Susilawati, 2004:32), yaitu :
a) Inkuiri dengan aktivitas terstruktur.
Dalam inkuiri dengan ³Aktivitas terstruktur´ siswa memperoleh petunjuk
petunjuk lengkap yang mengarahkan pada prosedur yang didesain untuk
memperoleh sesuatu konsep atau prinsip tertentu.
b) Inkuiri dengan aktivitas tidak terstruktur
Dalam inkuiri dengan ³Aktivitas Tidak Terstruktur´, hanya terdapat penyajian
masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-prosedur
masing-masing, menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan
kemudian menarik kesimpulan.
Sedangkan Carin dan Sund berpendapat bahwa pembelajaran model inkuiri
mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif, dan
pemecahan masalah (dalam Susilawati, 2004:33). Diantara model-model inkuiri yang
lebih cocok untuk siswa siswa SMK adalah inkuiri induktif terbimbing, dimana siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui
pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Pada inkuiri
induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 15/26
sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-
langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan
konsep-konsep yang telah ditetapkan guru. Menurut Gulo (dalam A.M Sardiman,
2004:21), peranan utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah
sebagai berikut:
a. Motivator, yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
b. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuatdan memberikan keyakinan pada diri sendiri.
d.
Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalamkelas.
e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yangdiharapkan.
f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.g. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam
rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.
2.1.3.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menurut Sanjaya (dalam Muhammad Yusuf, 2009:30) menyatakan
bahwapembelajaran inkuiri terbimbing mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
A. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
siswa
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 16/26
setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar siswa.
B. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusanmasalah
tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena
itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
C. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis)
pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang
dikaji.
D. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 17/26
data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,
akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
E. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi
harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
F. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Enam langkah pada inkuiri terbimbing ini mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan berperan aktif melatih
keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetahuannya sendiri untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan skenario
pembelajaran sehingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar.
2.1.3.3 Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menurut Suryobroto (dalam A.M Sardiman, 2004:24) ada beberapa kelebihan
pembelajaran inkuiri antara lain :
1. Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 18/26
2. Membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
3. Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengankemampuan.
4. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada
diri sendiri melalui proses-proses penemuan.5. Siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar.6. Strategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan kepada mereka
dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjaditeman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum
diketahui.
2.1.3.4 Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri TerbimbingKelemahan inkuiri menurut Suryobroto (dalam A.M Sardiman, 2004:26)
adalah sebagai berikut:
1.
Dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini.2. Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu
hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan siswayang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika
guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 19/26
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Dikarenakan ada
tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan.
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakaukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata diatas, dapat dsismpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama dalam (dalam Arikunto, 2009:3). Menurut McNiff
memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik
sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan hasil belajar,
pengembangan keahlian mengajar, dan sebaginya.
(dalam Arikunto, 2009:4). Sedangkan dalam (Dany Maulana, 2008:26)
penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Tujuan utama PTK adalah
untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menangani
proses pembelajaran. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 20/26
memprediksikan keadaan lalu kemudian mencobakan secara sistematis sebagai
tindakan alternatif dalam pemecahan masalah pembelajaran di kelas.
Dalam PTK model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (dalam Arikunto,
2009:5) didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat
komponen pokok yang juga menunjukan langkah, yaitu:
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau
kegiatan berulang. ³Siklus´ inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari
PTK. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru menemukan masalah baru atau
masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan
langkah yang sama seperti pada siklus satu. Dengan demikian, berdasarkan hasil
tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus dua.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas dengan peneliti
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing. Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu
sendiri (dalam Muhammad Yusuf, 2009:35). Dalam pelaksanaanya guru mata diklat
berperan sebagai guru yang akan melakukan pengajaran dengan Planning Reflection
Action & Observation Re-plan Reflection Action & Observation Re-plan Reflection
Action & Observation Re-plan menerapkan model pembelajaran yang telah
direncanakan dan disusun, sedangkan peneliti dan teman sejawat bertindak sebagai
pengamat (observer) selama pembelajaran berlangsung. Selain itu guru kelas juga
berperan dalam memberikan saran perbaikan untuk mengatasi kekurangan-
kekurangan dalam pembelajaran.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 21/26
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian pada penelitian ini berpedoman pada proses penelitian yang
digunakan oleh Kemmis dan Taggart yang meliputi rencana tindakan, bertindak, dan
melakukan refleksi dan merancang tindakan selanjutnya.Tindakan tersebut diberikanguru atau dengan arahan dari guru dan dilakukan siswa. Tahapan PTK dapat dilihat
pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16)
Konsep pokok penelitian tindakan ini terdiri atas empat komponen, yaitu:
perencanaan ( planning ) pelaksanaan (acting ), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting ). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan sebanyak 3 siklus atau jika telah
menunjukan hasil yang baik dalam 2 siklus maka dihentikan hingga 2 siklus. Seperti
yang katakan oleh Tim Penilai Angka Kredit kenaikan jabatan Guru dalam Arikunto
(2009:22), ³Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
?
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 22/26
siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan
bentuk siklus berikutnya´.
3.3 Setting Penelitian
PTK dilakukan selama semester I (ganjil) pada bulan Agustus sampai bulan
Desember tahun pelajaran 2011/2012 di Kelas XI SMK. Dan sebagai tindak lanjut
dari penelitian dilakukan pengamatan pada semester berikutnya.
3.4 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 25 orang siswa.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan
(observasi), tes, wawancara, dan Dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan
fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
Observasi meliputi observasi sistematis dan operasi non sistematis. Observasi
sistematis adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan instrument
pengamatan dan dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Sedangkan
observasi non sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa
menggunakan instrumen penelitian. Peneliti menggunakan observasi sistematis yang
menggunakan pedoman berupa format observasi terdiri dari nomer urut, subyek,
aspek yang diobservasi. Aspek yang diobservasi antara lain aktivitas siswa, kinerja
siswa dalam menggambar animasi, kepuasan siswa pada model pembelajaran.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 23/26
Hasil pengamatan yang dicatat adalah aktivitas siswa selama pembelajaran, dan
kinerja siswa dalam menggambar animasi, dan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran yang diisi guru pamong. Pada lembar observasi menggunakan skala 4
yaitu 1 (tidak baik), 2 (Cukup Baik), 3 (Baik), 4 (Sangat Baik). Ketentuan mengenai
objek pengamatan termasuk kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik
dapat dilihat pada lampiran.
b. Metode Tes
Tes yang digunakan pada PTK ini adalah tes praktek dengan penilaian produk
dari hasil gambar animasi siswa.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil
belajar siswa, meningkatnya aktivitas siswa dan aktivitas guru melalui penerapan
model inkuiri terbimbing.
3.6.1 Data Hasil Tes
A. Aspek Kognitif
Jenjang yang diukur pada aspek kognitif yang dimaksud berupa pemahaman
dan penguasaan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, pada tingkatan 1, 2,
dan 3. Aspek ini dinilai berdasarkan hasil tes pada setiap siklus, dengan instrumen
yang digunakan adalah lembar tes kognitif.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 24/26
Tabel 3.1. Tingkat keberhasilan aspek kognitif
PROSENTASE RATA-RATA KATEGORI
90%-100% Sangat Baik
75%-89% Baik
55%-74% Cukup31%-54% Kurang
0%-30% Sangat Kurang
(Gunawan dalam Dany Maulana,2008:37)
%100max
xS
S TK
7
7!
Keterangan:
TK =Prosentase tingkat keberhasilan belajar siswa (%)
S =Jumlah skor yang diperoleh siswa
Smax = Skor Maksimum
B. Aspek Afektif dan Psikomotor
Aspek afektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap siswa yang
berhubungan dengan tahapan-tahapan model inkuiri terbimbing yang kriterianya
telah ditentukan. Sedangkan aspek psikomotor dalam penelitian ini adalah kinerja
siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aspek
afektif dan psikomotor dengan menentukan indeks prestasi kelompok (IPK). Menurut
Wayan dan Sumantana dalam Panggabean, Luhut (1989;29). Indeks prestasi
kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh aspek
penilaian, dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes.
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 25/26
Tabel 3.2. Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif
No Kategori Prestasi KelasInterpretasi
1 0,00 IPK 30,00 Sangat negatif
2 30,00
IPK
55,00 Negatif 3 55,00 IPK 75,00 Netral
4 75,00 IPK 90,00 Positif
5 90,00 IPK 100,00 Sangat positif
(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean dalam Taufik ,2008:51)
Tabel 3.3. Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek
Psikomotor.
No Kategori Prestasi KelasInterpretasi
1 0,00 IPK 30,00 Sangat kurang terampil 2 30,00 IPK 55,00 Kurang terampil
3 55,00 IPK 75,00 Cukup terampil
4 75,00 IPK 90,00 Terampil
5 90,00 IPK 100,00 Sangat terampil
(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean dalam Taufik,2008:51)
5/12/2018 Proposal Skripsi M.farizal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-mfarizal 26/26
DAFTAR PUSTAKA
1. Adela. (2006). Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran
Inkuiri. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA-UPI: tidak diterbitkan
2. Alam, Syah. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kontektual Pada Mata
Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika di SMKN 12Bandung.
3. Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
4. Arikunto, S (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
5. Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
6. Hamalik, O. (2005). Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
7. Maulana, Dany. (2008).Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah di SMKN
12 bandung.
8. Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
9. Yamin, M. (2007). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Perada Press Persada
10. Yusuf, Muhammad.(2009). Penerapan Model Pembelajaran Guide Inquiri
pada Standar Kompetensi Melakukan Overhaul Engine di SMKN 8 Bandung.