Proposal Skripsi Kurikulum 2013
-
Upload
findhira13 -
Category
Documents
-
view
25 -
download
6
description
Transcript of Proposal Skripsi Kurikulum 2013
PROPOSAL SKRIPSI PENDIDIKAN BIOLOGI
HAMBATAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN SCIENTIFIC PROCESS PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH KOTAMADYA
YOGYAKARTA
Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :FINDHIRA RETIYANI
NIM 11317244011
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Prayitno,
2009: 259)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ditegaskan bahwa
setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian proses pembelajaran dengan
strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum, pada Lampiran IV: Pedoman Umum
Pembelajaran, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam
menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013.
Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,
sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa
dikuasai oleh peserta didik.
Pada tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah telah menetapkan
pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas untuk 1.270 SMA pada 295
kabupaten/kota di 33 provinsi untuk kelas X. Selanjutnya melalui edaran Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8
November 2013, ditetapkan bahwa tahun pelajaran 2014/2015 semua satuan
pendidikan, termasuk seluruh SMA sebanyak 12.633 di 34 provinsi wajib
melaksanakan Kurikulum 2013 pada kelas X dan XI.
Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan dua modus proses
pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak
langsung. Proses pembelajaran langsung merupakan kegiatan pembelajaran yang
berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan pada setiap mata pelajaran. Dalam
implementasinya, guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang
mengembangkan lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b.
menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. Mengkomu-
nikasikan. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A Tahun
2013). Tuntutan kurikulum 2013 ini sejalan dengan hakekat biologi sebagai sains.
Biologi sebagai sains dipandang sebagai kumpulan pengetahuan (produk)
dan cara mencari tahu (proses). Biologi sebagai proses merupakan cara untuk
memecahkan masalah dengan melalui langkah-langkah tertentu yang disebut
metode ilmiah. Langkah tersebut meliputi: mengamati, merumuskan masalah,
menyajikan hipotesis, merancang pengumpulan data, mengumpulkan data,
menganalisis data, menyimpulkan (menjawab permasalahan), dan
mengomunikasikan. Puskur (2006) menyatakan bahwa biologi sebagai salah satu
bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep
dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati,
mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan
selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan
pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan
hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual
yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-
hari. Lima pengalaman belajar pokok dalam implementasi kurikulum 2013 sesuai
dengan langkah-langkah dalam mempelajari biologi dengan menggunakan
metode ilmiah.
Implementasi kurikulum sangat berpengaruh terhadap bagaimana
keberhasilannya di sekolah. Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum
sebelum-sebelumnya yang diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia.
Kurikulum 2013 mengubah proses pembelajaran yang berorientasi pada proses
ilmiah. Mengingat bahwa informasi dan penerapan pembelajaran yang
berorientasi ilmiah masih sangat kurang. Sejalan dengan berlakunya kurikulum
2013, maka sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai sejauh mana
implementasi kurikulum 2013 di sekolah khususnya dalam melaksanakan lima
pengalaman belajar pokok yang harus muncul dalam pembelajaran.
Madrasah merupakan lembaga pendidikan dibawah departemen agama
yang memiliki ciri khas yaitu dalam bidang keagamaan lebih dominan dalam
sistem pendidikan dan proses pembelajarannya. Untuk itu, diperlukan proses
pendidikan yang berkualitas di madrasah agar lulusannya bermutu, berkualitas
dan berkepribadian luhur. Proses pembelajaran yang ada selain dititikberatkan
pada peningkatan kecerdasan anak juga pada aspek keimanan. Tuntutan
kurikulum 2013 pada kompetensi inti adalah pengembangan seluruh aspek pada
siswa meliputi aspek sikap religius (keimanan), sikap sosial (akhlaq), aspek
kecerdasan (pengetahuan), dan aspek ketrampilan ilmiah. Penerapan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific diharapkan mampu
meningkatkan aspek keimanan, akhlaq, pengetahuan, dan ketrampilan ilmiah.
Sejauh ini informasi mengenai proses pembelajaran di madrasah masih sangat
terbatas. Untuk itu, sangat menarik dilakukan penelitian mengenai proses
pembelajaran yang ada di madrasah dan hambatan yang masih dirasakan oleh
guru mata pelajaran biologi dalam menerapkan pendekatan scientific khususnya
dalam rangka implementasi kurikulum 2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
2. Dalam implementasinya kurikulum 2013, guru dituntut untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang mengembangkan lima
pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b. menanya; c.
mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. Mengkomunikasikan.
3. Biologi sebagai sains dipandang sebagai kumpulan pengetahuan (produk)
dan cara mencari tahu (proses). Biologi sebagai proses merupakan cara
untuk memecahkan masalah dengan metode ilmiah yang meliputi:
mengamati, merumuskan masalah, menyajikan hipotesis, merancang
pengumpulan data, mengumpulkan data, menganalisis data,
menyimpulkan (menjawab permasalahan), dan mengomunikasikan.
4. Keberhasilan kurikulum tergantung sejauh mana implementasinya
disekolah sejauh mana implementasi kurikulum 2013 di sekolah
khususnya dalam melaksanakan lima pengalaman belajar pokok yang
harus muncul dalam pembelajaran.
5. Peserta didik khususnya di Madrasah Aliyah yang merupakan lembaga
pendidikan di bawah departemen agama yang lebih dominan pada bidang
keagamaanya untuk itu kurikulum 2013 pada kompetensi inti adalah
pengembangan seluruh aspek pada siswa meliputi aspek sikap religius
(keimanan), sikap sosial (akhlaq), aspek kecerdasan (pengetahuan), dan
aspek ketrampilan ilmiah.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dalam menelitian ini dan keterbatasan
dari peneliti, maka penelitian ini diberi batasan sebagai berikut:
1. Penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013
yang memuat proses sains dan cara pengembangannya yang dibuat oleh
guru mata pelajaran biologi yang akan diimplementasikan pada saat
kegiatan pembelajaran.
2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) biologi
dikhususkan pada peserta didik kelas X dan XI di Madrasah Aliyah
kotamadya Yogyakarta.
3. Hambatan guru dalam mengembangkan lima pengalaman belajar pokok
(5M) pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran biologi kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kotamadya
Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara guru dalam mengembangkan scientific process dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013
pada mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta?
2. Apa saja hambatan guru mata pelajaran biologi dalam mengembangkan
scientific process pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kurikulum 2013?
E. Tujuan
1. Mengetahui cara guru dalam mengembangkan scientific process dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013
pada mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.
2. Mengetahui hambatan guru mata pelajaran biologi dalam mengembangkan
scientific process pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kurikulum 2013.
F. Manfaat penelitian
1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan mutu dan
kualitas sekolah serta memberikan sumbangan dalam meningkatkan
prestasi sekolah sehingga dapat lebih baik dari sebelumnya.
2. Bagi guru biologi, dapat dijadikan bahan acuan untuk meningkatkan
kreativitas dalam mengembangkan lima pengalaman pokok belajar pada
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013
yang akan diimplementasikan pada saat kegiatan pembelajaran.
3. Bagi siswa, dapat mengembangkan proses ilmiah dalam meningkatkan
prestasi hasil belajar dan meningkatkan mutu siswa dalam kegiatan
pembelajaran khususnya biologi.
4. Bagi peneliti, haasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan dalam penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Kurikulum 2013
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 diselenggarakan pada satuan
pendidikan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013).
Pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan
memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran
dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong
peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan perolehannya.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap
diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapaian kompetensi tersebut berkaitan erat
dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Penguatan pendekatan saintifik
diterapkan melalui model pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik
menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan model pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
2. Pembelajaran biologi
Sesuai dengan karakteristik Biologi sebagai bagian dari natural science,
pembelajaran biologi harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir
ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
dan mengomunikasikan.
Proses belajar biologi menurut Collete (Djohar (1987) di dalam belajar
sains diperlukan ketrampilan terpadu dan ketrampilan dasar. Ketrampilan dasar
meliputi ketrampilan melakukan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi,
dan prediksi, sedangkan ketrampilan terpadu meliputi merumuskan hipotesis,
mengontrol variabel, merumuskan masalah, dan interpretasi data. Hakikatnya
dalam pendidikan biologi menekankan adanya interaksi antara siswa dengan
obyek. Interaksi ini memberi peluang kepada siswa untuk berlatih belajar dan
mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional pikir, ketrampilan,
dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan pengkajiannya (Djohar
dalam Suratsih, 2010).
3. Science inquiry model
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry”
dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De Vito, 1989). Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan
untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000;
& Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai
muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena
itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem
penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada
proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan
kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses
pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai
aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam
melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik
diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan
nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran
diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam memproseskan
pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-
nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang
ada yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Metode ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan data, klasifikasi, analisis dan pengolahan
data, membuat simpulan atau laporan. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui hambatan guru di Madrasah Aliyah dalam pengembangan proses
sains pada pembuatan rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil dari analisis
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan guru dalam memperbaiki dan
meningkatkan kreativitas dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Guru-guru Biologi Madrasah Aliyah
di Kota Yogyakarta. Sampel penelitian adalah 12 orang guru biologi yang
bertugas di MA kota Yogyakarta dengan setiap sekolah 2 orang guru. Sampel
dipilih dengan teknik sratified sampling.
C. Instrumen Penilaian
Instrumen penelitian berupa lembar observasi lima pengalaman belajar
pokok dalam kurikulum 2013, perangkat pembelajaran guru biologi, questionare,
dan handycam.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan kegiatan:
1. Observasi proses pembelajaran biologi di MA kota Yogyakarta.
2. Analisis perangkat pembelajaran guru biologi MA kota Yogyakarta.
3. Mengumpulkan angket questionare persepsi siswa terhadap pembelajaran
biologi di MA kota Yogyakarta.
4. Analisis video pembelajaran biologi di MA Kota Yogyakarta.
E. Teknik Analisis Data
1. Kategorisasi data berdasarkan sumber data dan jenis instrument. Data
utama yaitu data hasil observasi dan angket persepsi siswa. Data
pendukung perangkat pembelajaran dan video implementasi pembelajaran
biologi berbasis kurikulum 2013.
2. Analisis terhadap hasil observasi, angket, perangkat pembelajaran, dan
video pembelajaran.
3. Melakukan pengolahan data dan interpretasi data implementasi kurikulum
2013 pada matapelajaran biologi di MA kota Yogyakarta.
4. Mendeskripsikan data implementasi kurikulum 2013 pada matapelajaran
biologi di MA kota Yogyakarta.
5. Menganalisis hubungan antara jenis MA (negeri dan swasta) dengan
implementasi kurikulum 2013 pada matapelajaran biologi di MA kota
Yogyakarta.
Daftar Pustaka
Alfred, De Vito. 1989. Creative Wellsprings for Science Teaching. West Lafayette,Indiana: Creative Venture.
Beyer, Barry K. 1991. Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary School Teachers. New York, USA: Allyn & Bacon.
Davies, Collier & Howe. 2012. Assessing scientific and technological enquiry skills at age 11 using the e-scape system. International Journal of Technol Des Educ [Versi elektronik]. P 247.
Djohar. 1987. Peningkatan Proses Belajar Sains melalui Pemanfaatan Sumber Belajar. Karya ilmiah yang disajikan dalam sidang senat. Terbuka.IKIP Yogyakarta.
Dokumen Kurikulum 2013. 2012. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Joyce, B. Weil, M. & Showers, B. 1992. Model of Teaching. Allyn and Bacon, Boston-London
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Padang: Grasindo.
Puskur. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Suratsih. 2010. Pengembangan Modul Pembelajarn Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Penelitian Unggulan UNY (Multitahun). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.