Proposal Skripsi Kurikulum 2013

20
PROPOSAL SKRIPSI PENDIDIKAN BIOLOGI HAMBATAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN SCIENTIFIC PROCESS PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH KOTAMADYA YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : FINDHIRA RETIYANI NIM 11317244011 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

description

SKRIPSI

Transcript of Proposal Skripsi Kurikulum 2013

Page 1: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

PROPOSAL SKRIPSI PENDIDIKAN BIOLOGI

HAMBATAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN SCIENTIFIC PROCESS PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BIOLOGI DI MADRASAH ALIYAH KOTAMADYA

YOGYAKARTA

Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :FINDHIRA RETIYANI

NIM 11317244011

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Prayitno,

2009: 259)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun

2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ditegaskan bahwa

setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian proses pembelajaran dengan

strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

kompetensi lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013

tentang Implementasi Kurikulum, pada Lampiran IV: Pedoman Umum

Pembelajaran, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam

menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013.

Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,

sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa

dikuasai oleh peserta didik.

Page 3: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

Pada tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah telah menetapkan

pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas untuk 1.270 SMA pada 295

kabupaten/kota di 33 provinsi untuk kelas X. Selanjutnya melalui edaran Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8

November 2013, ditetapkan bahwa tahun pelajaran 2014/2015 semua satuan

pendidikan, termasuk seluruh SMA sebanyak 12.633 di 34 provinsi wajib

melaksanakan Kurikulum 2013 pada kelas X dan XI.

Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan dua modus proses

pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak

langsung. Proses pembelajaran langsung merupakan kegiatan pembelajaran yang

berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan pada setiap mata pelajaran. Dalam

implementasinya, guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang

mengembangkan lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b.

menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. Mengkomu-

nikasikan. (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A Tahun

2013). Tuntutan kurikulum 2013 ini sejalan dengan hakekat biologi sebagai sains.

Biologi sebagai sains dipandang sebagai kumpulan pengetahuan (produk)

dan cara mencari tahu (proses). Biologi sebagai proses merupakan cara untuk

memecahkan masalah dengan melalui langkah-langkah tertentu yang disebut

metode ilmiah. Langkah tersebut meliputi: mengamati, merumuskan masalah,

menyajikan hipotesis, merancang pengumpulan data, mengumpulkan data,

menganalisis data, menyimpulkan (menjawab permasalahan), dan

mengomunikasikan. Puskur (2006) menyatakan bahwa biologi sebagai salah satu

bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep

dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati,

mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan

selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan

pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan

hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual

yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-

Page 4: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

hari. Lima pengalaman belajar pokok dalam implementasi kurikulum 2013 sesuai

dengan langkah-langkah dalam mempelajari biologi dengan menggunakan

metode ilmiah.

Implementasi kurikulum sangat berpengaruh terhadap bagaimana

keberhasilannya di sekolah. Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum

sebelum-sebelumnya yang diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia.

Kurikulum 2013 mengubah proses pembelajaran yang berorientasi pada proses

ilmiah. Mengingat bahwa informasi dan penerapan pembelajaran yang

berorientasi ilmiah masih sangat kurang. Sejalan dengan berlakunya kurikulum

2013, maka sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai sejauh mana

implementasi kurikulum 2013 di sekolah khususnya dalam melaksanakan lima

pengalaman belajar pokok yang harus muncul dalam pembelajaran.

Madrasah merupakan lembaga pendidikan dibawah departemen agama

yang memiliki ciri khas yaitu dalam bidang keagamaan lebih dominan dalam

sistem pendidikan dan proses pembelajarannya. Untuk itu, diperlukan proses

pendidikan yang berkualitas di madrasah agar lulusannya bermutu, berkualitas

dan berkepribadian luhur. Proses pembelajaran yang ada selain dititikberatkan

pada peningkatan kecerdasan anak juga pada aspek keimanan. Tuntutan

kurikulum 2013 pada kompetensi inti adalah pengembangan seluruh aspek pada

siswa meliputi aspek sikap religius (keimanan), sikap sosial (akhlaq), aspek

kecerdasan (pengetahuan), dan aspek ketrampilan ilmiah. Penerapan proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific diharapkan mampu

meningkatkan aspek keimanan, akhlaq, pengetahuan, dan ketrampilan ilmiah.

Sejauh ini informasi mengenai proses pembelajaran di madrasah masih sangat

terbatas. Untuk itu, sangat menarik dilakukan penelitian mengenai proses

pembelajaran yang ada di madrasah dan hambatan yang masih dirasakan oleh

guru mata pelajaran biologi dalam menerapkan pendekatan scientific khususnya

dalam rangka implementasi kurikulum 2013.

B. Identifikasi Masalah

Page 5: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

2. Dalam implementasinya kurikulum 2013, guru dituntut untuk

melaksanakan proses pembelajaran yang mengembangkan lima

pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b. menanya; c.

mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. Mengkomunikasikan.

3. Biologi sebagai sains dipandang sebagai kumpulan pengetahuan (produk)

dan cara mencari tahu (proses). Biologi sebagai proses merupakan cara

untuk memecahkan masalah dengan metode ilmiah yang meliputi:

mengamati, merumuskan masalah, menyajikan hipotesis, merancang

pengumpulan data, mengumpulkan data, menganalisis data,

menyimpulkan (menjawab permasalahan), dan mengomunikasikan.

4. Keberhasilan kurikulum tergantung sejauh mana implementasinya

disekolah sejauh mana implementasi kurikulum 2013 di sekolah

khususnya dalam melaksanakan lima pengalaman belajar pokok yang

harus muncul dalam pembelajaran.

5. Peserta didik khususnya di Madrasah Aliyah yang merupakan lembaga

pendidikan di bawah departemen agama yang lebih dominan pada bidang

keagamaanya untuk itu kurikulum 2013 pada kompetensi inti adalah

pengembangan seluruh aspek pada siswa meliputi aspek sikap religius

(keimanan), sikap sosial (akhlaq), aspek kecerdasan (pengetahuan), dan

aspek ketrampilan ilmiah.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dalam menelitian ini dan keterbatasan

dari peneliti, maka penelitian ini diberi batasan sebagai berikut:

Page 6: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

1. Penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013

yang memuat proses sains dan cara pengembangannya yang dibuat oleh

guru mata pelajaran biologi yang akan diimplementasikan pada saat

kegiatan pembelajaran.

2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) biologi

dikhususkan pada peserta didik kelas X dan XI di Madrasah Aliyah

kotamadya Yogyakarta.

3. Hambatan guru dalam mengembangkan lima pengalaman belajar pokok

(5M) pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

pelajaran biologi kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah kotamadya

Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara guru dalam mengembangkan scientific process dalam

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013

pada mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta?

2. Apa saja hambatan guru mata pelajaran biologi dalam mengembangkan

scientific process pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

kurikulum 2013?

E. Tujuan

1. Mengetahui cara guru dalam mengembangkan scientific process dalam

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013

pada mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.

2. Mengetahui hambatan guru mata pelajaran biologi dalam mengembangkan

scientific process pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

kurikulum 2013.

F. Manfaat penelitian

1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan mutu dan

kualitas sekolah serta memberikan sumbangan dalam meningkatkan

prestasi sekolah sehingga dapat lebih baik dari sebelumnya.

Page 7: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

2. Bagi guru biologi, dapat dijadikan bahan acuan untuk meningkatkan

kreativitas dalam mengembangkan lima pengalaman pokok belajar pada

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013

yang akan diimplementasikan pada saat kegiatan pembelajaran.

3. Bagi siswa, dapat mengembangkan proses ilmiah dalam meningkatkan

prestasi hasil belajar dan meningkatkan mutu siswa dalam kegiatan

pembelajaran khususnya biologi.

4. Bagi peneliti, haasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

rujukan dalam penelitian selanjutnya.

Page 8: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Kurikulum 2013

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 diselenggarakan pada satuan

pendidikan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian

proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian

kompetensi lulusan (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013).

Pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran

dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong

peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan perolehannya.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran

mencakup pengembangan kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga kompetensi

tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap

diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,

dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapaian kompetensi tersebut berkaitan erat

dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Penguatan pendekatan saintifik

diterapkan melalui model pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian

(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik

Page 9: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat

disarankan menggunakan model pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis

pemecahan masalah (project based learning).

2. Pembelajaran biologi

Sesuai dengan karakteristik Biologi sebagai bagian dari natural science,

pembelajaran biologi harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir

ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan

melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,

dan mengomunikasikan.

Proses belajar biologi menurut Collete (Djohar (1987) di dalam belajar

sains diperlukan ketrampilan terpadu dan ketrampilan dasar. Ketrampilan dasar

meliputi ketrampilan melakukan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi,

dan prediksi, sedangkan ketrampilan terpadu meliputi merumuskan hipotesis,

mengontrol variabel, merumuskan masalah, dan interpretasi data. Hakikatnya

dalam pendidikan biologi menekankan adanya interaksi antara siswa dengan

obyek. Interaksi ini memberi peluang kepada siswa untuk berlatih belajar dan

mengerti bagaimana belajar, mengembangkan potensi rasional pikir, ketrampilan,

dan kepribadian serta mengenal permasalahan biologi dan pengkajiannya (Djohar

dalam Suratsih, 2010).

3. Science inquiry model

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry”

dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De Vito, 1989). Model

pembelajaran yang diperlukan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan

untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana

pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000;

& Semiawan, 1998).

Page 10: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai

muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena

itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model

pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model

pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem

penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada

proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik

dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses

pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan

kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses

pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai

aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam

melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik

diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan

nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran

diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam memproseskan

pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-

nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Page 11: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang

ada yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Metode ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan data, klasifikasi, analisis dan pengolahan

data, membuat simpulan atau laporan. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui hambatan guru di Madrasah Aliyah dalam pengembangan proses

sains pada pembuatan rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil dari analisis

penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan guru dalam memperbaiki dan

meningkatkan kreativitas dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Guru-guru Biologi Madrasah Aliyah

di Kota Yogyakarta. Sampel penelitian adalah 12 orang guru biologi yang

bertugas di MA kota Yogyakarta dengan setiap sekolah 2 orang guru. Sampel

dipilih dengan teknik sratified sampling.

C. Instrumen Penilaian

Instrumen penelitian berupa lembar observasi lima pengalaman belajar

pokok dalam kurikulum 2013, perangkat pembelajaran guru biologi, questionare,

dan handycam.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan kegiatan:

1. Observasi proses pembelajaran biologi di MA kota Yogyakarta.

2. Analisis perangkat pembelajaran guru biologi MA kota Yogyakarta.

3. Mengumpulkan angket questionare persepsi siswa terhadap pembelajaran

biologi di MA kota Yogyakarta.

4. Analisis video pembelajaran biologi di MA Kota Yogyakarta.

Page 12: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

E. Teknik Analisis Data

1. Kategorisasi data berdasarkan sumber data dan jenis instrument. Data

utama yaitu data hasil observasi dan angket persepsi siswa. Data

pendukung perangkat pembelajaran dan video implementasi pembelajaran

biologi berbasis kurikulum 2013.

2. Analisis terhadap hasil observasi, angket, perangkat pembelajaran, dan

video pembelajaran.

3. Melakukan pengolahan data dan interpretasi data implementasi kurikulum

2013 pada matapelajaran biologi di MA kota Yogyakarta.

4. Mendeskripsikan data implementasi kurikulum 2013 pada matapelajaran

biologi di MA kota Yogyakarta.

5. Menganalisis hubungan antara jenis MA (negeri dan swasta) dengan

implementasi kurikulum 2013 pada matapelajaran biologi di MA kota

Yogyakarta.

Page 13: Proposal Skripsi Kurikulum 2013

Daftar Pustaka

Alfred, De Vito. 1989. Creative Wellsprings for Science Teaching. West Lafayette,Indiana: Creative Venture.

Beyer, Barry K. 1991. Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary School Teachers. New York, USA: Allyn & Bacon.

Davies, Collier & Howe. 2012. Assessing scientific and technological enquiry skills at age 11 using the e-scape system. International Journal of Technol Des Educ [Versi elektronik]. P 247.

Djohar. 1987. Peningkatan Proses Belajar Sains melalui Pemanfaatan Sumber Belajar. Karya ilmiah yang disajikan dalam sidang senat. Terbuka.IKIP Yogyakarta.

Dokumen Kurikulum 2013. 2012. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Joyce, B. Weil, M. & Showers, B. 1992. Model of Teaching. Allyn and Bacon, Boston-London

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Padang: Grasindo.

Puskur. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Suratsih. 2010. Pengembangan Modul Pembelajarn Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Penelitian Unggulan UNY (Multitahun). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.