Proposal SKRIPSI
-
Upload
albar-alrin-skm-mph -
Category
Documents
-
view
858 -
download
0
Transcript of Proposal SKRIPSI
1
ANALISIS RANCANGAN MULTY MEDIA FILTRASION CONTINUED
SYSTEM DALAM MENURUNKAN TINGKAT PENCEMARAN BOD,
TSS, TOTAL COLI, ZAT ORGANIK DAN DETERJEN (MBAS) DARI
LIMBAH RUMAH TANGGA
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
ALBAR
NIM. 0811015064
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2011
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................. ................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan .............................................................................. 3
D. Manfaat penelitian ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Limbah ..................................................................... 5
B. Limbah Domestik ...................................................................... 5
C. Dampak Air Limbah Domestik ................................................. 8
D. Pengolahan Limbah Domestik................................................... 10
1. Proses Biologis .................................................................... 14
2. Proses Penyaringan .............................................................. 14
3. Proses Aerasi ....................................................................... 15
4. Penyaringan dengan Tetesan ............................................... 16
E. Kerangka teori ........................................................................... 16
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Jenis penelitian .............................................................. 18
B. Lokasi dna Waktu Penelitian ..................................................... 19
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 19
D. Kerangka Konsep .............................................................. 20
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 21
F. Definisi Operasional .............................................................. 22
G. Optimasi Rancangan .............................................................. 23
H. Proses Pengerjaan .............................................................. 24
3
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 26
LAMPIRAN .............................................................................................. 27
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga .................................. 8
Tabel 2. Bakteri patogen penyebab penyakit ............................................. 9
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan kegiatan ....................................................... 25
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Langkah-langkah sistem pengelolaan air limbah .....................
Gambar 2. Skema pengolahan air limbah untuk setiap fase pengolahan ... 17
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu masalah yang berkaitan dengan pertambahan penduduk adalah
masalah permukiman dan pengolahan air buangannya. Meningkatnya
aktivitas manusia di rumah tangga menyebabkan semakin besarnya volume
dan jenis limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Parameter air limbah
rumah tangga dapat dilihat dari BOD adalah banyaknya oksigen yang
diperlukan dalam ppm atau mg/l yang diperlukan untuk menguraikan benda
organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali. Total
suspended solid (TSS) adalah jumlah berat dalammg/l kering lumpur yang ada
di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan. Zat organik Bagian dari
tumbuh-tumbuhan atau binatang dengan komponen utama karbon, protein,
dan lemak. Total Coli adalah Banyaknya kandungan coliform pada air limbah
rumah tangga. Deterjen (methylene blue active substance) adalah molekul
organik yang dipergunakan sebagai penganti sabun untuk pembersih yang
lebih baik.
Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak
kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke
sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari
jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja
umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara lain dengan
6
menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke
tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai. Sedangkan Kantor
Lingkungan Hidup Kota mojokerto (2009), melakukan analisa kualitas air
sungai yang menggunakan parameter BOD, COD, DO, Amonium dan Bakteri
Coli di 56 sungai yang terletak di 15 satuan wilayah sungai (SWS). Hasilnya
menyimpulkan bahwa 76% sungai di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi telah
tercermar berat oleh bahan organik, terlihat dari indicator BOD dan COD
tinggi (melampaui baku mutu). Saat ini sekitar 50-75% beban BOD sungai di
perkotaan Indonesia dihasilkan rumah tangga, sedangkan sisanya 25-50
berasal dari industri.
Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi hal
tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan limbah rumah tangga yaitu melakukan pengolahan limbah
secara indivual ataupun massal.
Atas dasar latarbelakang diatas maka penulis mencoba merancang sebuah
sistem pengolahan limbah cair rumah tangga yang disebut dengan “Multy
media filtration continue system” sebagai upaya dalam menurunkan tingkat
pencemaran BOD, TSS, Total Coli, Zat organik dan Deterjen (MBAS) dari
limbah rumah tangga. Sistem ini merupakan sebuah rancangan sistem
pengolahan limbah cair rumah tangga dengan menggunakan berbagai media
penyaringan, proses aerasi, proses desinfeksi, proses endapan dan sumur
resapan.
7
B. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah
rumah tangga sangat kompleks yaitu pencemaran tanah, air tanah, udara dan
badan air. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Berbagai macam penyakit dan gangguan lainya akan muncul jika
hal ini terus dibiarkan tanpa ada penaganan masalah yang baik dan tepat.
Atas dasar permasalahan diatas maka sebuah metode sederhana yang di
rancang dengan menggabungkan beberapa treatmen pengolahan air limbah
rumah tangga dengan bahan yang cukup ekonomis serta mudah dalam
pembuatan dan pengawasannya, yang dapat menangani permasalahan air
limbah rumah tangga.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk membuat suatu rancangan
yang tepat dalam pengolahan air limbah rumah tangga sehingga nantinya
dapat membantu masyarakat dalam melakukan penanganan air limbah rumah
tangga secara individual, selain itu kualitas lingkungan dan ekosistem serta
kesehatan dapat ditingkatkan.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui tingkat BOD, TSS, Zat organik dan Deterjen (MBAS)
pada limbah rumah tangga sebelum dan sesudah pengolahan
b) Mengetahui efektifitas dan efisiensi sistem pengolahan limbah cair
rumah tangga yang telah dirancang
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Memberikan pengalaman langsung kepada penulis dalam
penerapan teori selama mengikuti kuliah di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda, meningkatkan
kreatifitas dalam melakukan penelitian dan penulisan ilmiah serta
dapat meningkatkan kemampuan dalam menagani permasalahan
yang terjadi di masyarakat.
2. Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Menambah kepustakaan dan bahan informasi mengenai
pengolahan air limbah rumah tangga.
3. Manfaat bagi masyarakat
Sebagai bahan masukan mengenai pemecahan
permasalahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air
limbah rumah tangga, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim,
disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus
(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya
(grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali
tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik
dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran
limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan
manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat
bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah (Nurmayanti, 2002). ?
B. Limbah Domestik
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar
mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.
Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair,
gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk
dihilangkan dan berbahaya (Putra, 2004). Satu meter kubik air limbah
Domestik kira-kira beratnya 1.000.000 gr dimana mengandung 500 gram zat
10
padat. Satu setengah zat padat menjadi zat padat terlarut seperti kalsium,
kalium, dan senyawa organik yang larut. Ada 250 gram lagi yang tidak larut.
Fraksi yang tidak larut mengandung kira-kira 125 gram material yang akan
ditempatkan dalam fraksi cair selama 30 menit dibawah kondisi diam. Sisa
125 gram akan tinggal dalam bentuk suspensi dalam waktu yang lama.
(Davis, M. L. and Cornwell, D. A., 2008). Menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001, air limbah domestik adalah sumber
utama pencemar badan air di daerah perkotaan. Sistem pengelolaan
lingkungan secara baik dan terpadu merupakan upaya untuk mencapai tujuan
tersebut dengan pengelolaan yang dilakukan secara baik dan teratur dalam
rangka meningkatkan taraf kesehatn untuk mencapai kualitas hidup yang
optimal.
Menurut Nurmayanti (2002), limbah domestik adalah semua bahan
limbah yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian dan
cuci 13 peralatan rumah tangga. Secara kualitatif limbah rumah tangga
sebagian besar terdiri dari Zat organik baik berupa padatan maupun cair,
garam, lemak dan bakteri, khususnya bakteri golongan E. Coli, jasad patogen
dan parasit (Nurmayanti, 2002). Menurut Daryanto (1995) limbah Domestik
dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu limbah cair, limbah padat dan
limbah gas.
Limbah cair adalah limbah yang mempunyai sifat cair dimana
komposisinya terdiri atas 99,9% air dan sisanya bahan padat (Mahida, 1995).
Selanjutnya dinyatakan bahwa limbah Domestik cair terdiri atas buangan
11
kamar mandi, dapur, tempat cucian, unsurunsur yang terdapat didalamnya
merupakan unsur yang sangat kompleks. Menurut Nurmayanti (2002)
campuran rumit yang terdapat dalam kotoran ini terdiri dari zat-zat batuan
mineral dan organik dalam bentuk partikel-partikel besar dan kecil, benda
padat sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung, bentuk koloid dan
setengah koloid. Secara lengkap disebutkan oleh Dix (1981) bahwa limbah
cair terdiri atas 99,9% bentuk cair yang meliputi bahan organik, anorganik,
padatan tersuspensi, koloida, padatan terlarut dan mikroorganisme. Bahan
organik meliputi kertas, tinja, urin, sabun, lemak, deterjen dan sisa makanan.
Sedang bahan anorganik, seperti amonia dan garamgaram amonium yang
antara lain merupakan derivat dari dekomposisi tinja, urin dan nitrat. Sisa dari
bentuk cair tersebut adalah berupa bahan padat (0,1%) yang terdiri atas bahan
organik dan bahan anorganik. Bahan organik tersusun dari protein (65%),
karbohidrat (25%) dan lemak (10%). Kadang-kadang dapat berupa pestisida,
phenol, deterjen dan bahan lainnya. Bahan anorganik tersusun atas butiran
dan garam metal.
Selain itu dapat berupa klorida, logam berat, nitrogen, fosfor, belerang
dan B3. Pada limbah cair yang sedang dalam proses pembusukan terdapat
gas-gas hidrogen sulfida dan metan (Nurmayanti, 2002). Zat kimia dapat
diklasifikasikan menjadi bahan organik yang jika jumlah dan jenis bahan
organik semakin banyak, akan mempersulit dalam pengolahan limbah, sebab
beberapa zat tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Sugiharto, 1987).
12
Adapun konsentrasi karateristik limbah cair pada rumah tangga dapat
dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Rumah Tangga:
Cemaran Konsentrasi (mg/l)
Kisaran Rata-rata
Padatan:
Terlarut
Tersuspensi
250-850
100-350
500
220
Minyak dan lemak 50-150 100
BOD 110-400 220
COD 250-1000 500
TOC 80-290 160
Nitrogen:
Organik
NH3
8-35
12-50
15
25
Phosphor:
Organik
Anorganik
1-5
3-10
3
5
Klorida 30-100 50
Alkalinitas 50-200 100
Sumber : Effendi (2003)
C. Dampak air limbah Domestik
Salah satu kesepakatan MDG adalah memastikan kelanjutan lingkungan
hidup, dengan target “penurunan sebesar 50% proporsi penduduk tanpa akses
pada sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitasi sanitasi
yang layak pada tahun 2015”. Indonesia ikut serta dalam kesepakatan MDG,
maka diperlukan strategi pengelolaan limbah cait Domestik Indonesia untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan juga untuk dapat mencapai
target dalam pembangunan nasional.
13
Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa. Akan
tetapi, tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan
pengolahan. Oleh karena, limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan
manusia mengingat bahwa banyak penyakit yg dpat ditularkan melalui air
limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa
seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta skhistomiosis.
Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak
terdapat banyak bakteri patogen penyebab penyakit seperti pada tabel 2
berikut.
Tabel 2. Bakteri patogen penyebab penyakit
Jenis pathogen Penyakit yang ditimbulkan
Virus Menyebabkan penyakit polio
myetis dan hepatitis
Vibrio Kolera penyakit kolera asiatika
Salmonella Typhosa a dan
Salmonella Typhosa b
tiphus abDOminalis dan para
tiphus
Salmonella Spp. keracunan makanan
Shigella Spp. disentri bacsillair
Bacillus Antraksis penyakit antrak
Brusella Spp penyakit brusellosis, demam malta
serta penyebab keguguran
Mikrobakterium Tuberkulosa penyakit tuberculosis
Taenia spp penyakit cacing pita
Sumber : Effendi (2003)
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka
akan menigkatkan penurunan kadar oksigen yang terlarut dalam air limbah.
Dengan demikan akan mengganggu kehidupan organisme. Selain kematian
kehidupan didalam air disebabkan karena kuranganya oksigen dalam air dapat
14
juga disebabkan karena adanya zat beracun dalam air limbah tersebut.
Sebagai akibat matinya organime bakteri maka proses penjerniahan sendiri
yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Selain itu air
limbah akan sulit di uraikan. Selain bahan kimia yang dapat mengganggu
kehidupan didalam air maka kehidupan dalam air akan terganggu dengan
adanya pengaruh fisik seperti tempertur yang tinggi yang di keluarkan oleh
industry yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya air limbah ini dapat
mematikan semua organisme (Sugiharto, 1987).
Penumpukan limbah rumah tangga akibat semakin banyaknya volume
air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bau hasil
penguraian dari zat organik. Selain itu bau dan tumpukan limbah akan
menyebabkan warn air limbah yang kotor (Sugiharto, 1987).
Air limbah yang dihasilkan dari rumah tangga yang banyak mengandung
bahan organik yang dicirikan dengan tingginya nilai BOD (Biological Oxygen
Demand) pada air yang tercemar limbah. Air limbah Domestik dari rumah
tangga tanpa ada akses bangunan pengolahan merupakan sumber pencemar
utama di perkotaan yang dapat menimbulkan dampak yang serius pada
lingkungan karena dengan mudah masuk ke badan air ataupun meresap ke
badan tanah (Wardhana, 2004).
D. Pengolahan Limbah Domestik
Sistem penyaluran dan pengolahan air limbah domestik pertama kali
dibangun di Indonesia pada zaman pemerintahan colonial Belanda, yang
meliputi beberapa kota yaitu Bandung, Cirebon, Surakarta, dan Yoryakarta.
15
Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia membangun saluran
pembuangan air limbah domestik yang meliputi; Jakarta, Medan, Mataram,
Tanggerang, Malang, dan Prapat. Akan tetapi, kebanyakan masyarakat masih
menggunakan sistem pembuangan limbah on site dibandingkan dengan
pembuangan limbah yang terpusat. Sistem pengolahan yang diterapkan
adalah sistem terpusat (sewerage) di delapan kota yang mampu melayani 1,2
juta jiwa dan dengan sistem kombinasi tangki septic (komunal/individu) dan
pengolahan lumpur tinja (IPLT) di kota sedang dan kecil. Menurut Menteri
Permukiman dna Prasarana Wilayah Republik Indonesia Soenarno pada
peringatan hari Habitat Dunia, hanya sekitar 22% penduduk Indonesia yang
mempunyai akses sanitasi yang baik (Gunawan, 2006).
Pemilihan sistem pengelolaan air limbah tergantung dari kondisi
lingkungan lokal, situasi sosial-ekonomi, persepsi dan budaya masyarakat
serta teknologi pengolahan air limbah yang tersedia. Banyak contoh kasus di
beberapa daerah yang mengalami kegagalan dalam mengelola air limbahnya
karena tidak memperhatikan faktor keberlanjutan dari sistem tersebut. Oleh
karena itu, faktor keberlanjutan harus menjadi prioritas utama dalam
pemilihan sistem pengelolaan air limbah. Beberapa kriteria yang harus dapat
dipenuhi oleh sistem pengelolaan air limbah yang berkelanjutan antara lain
adalah (UNEP, 2004):
a. Harus mempunyai pengaruh positif terhadap lingkungan,
b. Sesuai dengan kondisi lokal,
16
a. Sistem tersebut dapat diterapkan dan efisien (termasuk unjuk kerja
dan keandalannya),
c. Terjangkau oleh pihak yang harus membayar pelayanan (termasuk
biaya investasi, pengoperasian dan pemeliharaan).
Beberapa prinsip umum pemilihan sistem pengelolaan air limbah dapat
diterapkan dalam rangka mewujudkan konsep pengelolaan yang
berkelanjutan.
Prinsip-prinsip tersebut dapat diterangkan sebagai langkah-langkah pada
gambar berikut.
Gambar 1. Langkah-langkah untuk pemilihan sistem pengelolaan air
limbah (modifikasi dari: UNEP, 2004 dan Veenstra, 2001)
Berdasarkan gambar diatas dari keempat langkah tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutannya. Usaha yang maksimal harus dilakukan
pada langkah-langkah awal sebelum memutuskan untuk menggunakan
langkah selanjutnya. Pencegahan dan pengurangan. Hal ini dilandasi oleh
pemikiran bahwa semakin sedikit air limbah yang dihasilkan, semakin mudah
dan semakin murah pula pengelolaannya.
Langkah ke-1
Pencegahan dan Pengurangan Air Limbah
Langkah ke-2:
Penggunaan Kembali Air Limbah (reuse and recycling)
Langkah ke-3:
Pengolahan Air Limbah dengan Cara-cara Alamiah
Langkah ke-4:
Pengolahan Air Limbah dengan Cara-cara Lebih
Modern
Tidak leb
ih d
i ingin
kan
Lebih
di in
ginkan
17
Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam
merencanakan pengolahan limbah rumah tangga yaitu dengan :
1. Membuat saluran air kotor
2. Membuat bak peresapan
3. Membuat tempat pembuangan sampah sementara
Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik
air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2. Tidak mengotori permukaan tanah.
3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah
didapat dan murah.
7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Limbah pada konsentrasi tertentu dengan melewati batas yang ditetapkan
akan menimbulkan pencemaran atau lebih tepat disebutkan akan
mempengaruhi kondisi lingkungan. Pada umumnya urutan proses dalam
teknologi pengolahan limbah Domestik terdiri dari proses penyaringan,
pengendapan, netralisasi, aerasi, filtrasi dan penghancuran. Proses ini dapat
dilakukan pada metode fisika, metode kimia maupun metode biologi. Kalau
pengendapan dengan sistem fisika tidak berlangsung dengan baik, maka
18
pengendapan dapat dilanjutkan dengan proses kimia atau proses biologi.
Penangkapan dapat dilakukan dengan metode fisika tapi dapat juga dilakukan
dengan elektrolisa. Penghancuran dapat dilakukan dengan klorinasi dan juga
dapat dilakukan dengan proses fisika. (Ginting,P. 2007).
1. Proses biologis
Di dalam proses pengolahan air limbah khususnya yang mengandung
polutan senyawa organik, teknologi yang digunakan sebagian besar
menggunakan aktifitas mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan
organik tersebut. Proses pengolahan air limbah dengan aktifitas
mokoorganisme biasa disebut dengan “Proses Biologis”.
Prose pengolahan air limbah secara biologis tersebut dapat dilakukan
dengan pada dilakukan dengan kondisi aerobic (dengan udara), kondisi an
aerobic (tanpa udara) atau kombinasi anaerobic dan aerobic. Proses biologis
aerobic biasanya digunakan untuk pengolahaan air limbah dengan beban
BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis anaerobic digunakan
untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi.
Pengolahan air limbah secara bilogis secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga yakni prose biakan tersuspensi (suspended culture), proses
biologis dengan biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan
sengan sistem lagon.
2. Proses Penyaringan
Penyaringan adalah pengurangan lumpur tercampur dan partikel koloid
dari aliran limbah dan melewatkannya pada media yang porous. Kedalaman
19
penyaringan membentuk derajat kebersihan air yang disaringnya
penyaringan akan memisahkan zat padat dan zat kimia yang trkandung dalam
limbah .
Untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan, maka kecepatan aliran
haruslah di atur berdasarkan pertimbangan pertimbangan berikut:
a. Untuk membawa lumpur dibutuhkan kecepatan aliran sebesar 0,1
m/detik.
b. Untuk membawa pasir yang halus diperlukan kecepatan aliran
sebesar 0,15 m/deteik.
c. Untuk membawa pasir kasr diperlukan kecepatan aliran sebesar 0,2
m/detik.
d. Untuk membawa krikil kasar diperlukan kecepatan aliran 0,7
m/detik.
e. Sedangkan untuk membawa batu – batuan di perlukan kecepatan
aliran sebesar 1,2 m/detik.
Selain maksud tersebut perlu diingatkan bahwa dengan terbanya kerikil
akan mudah merusak dinding saluran. Untuk saluran yang terbuat dari semen
maka kecepatan aliran air limbah tidak diperolehkan melebihi 1 m/detik.
3. Proses Aerasi
Proses aerasi adalah cara mengontakkan air limbah dengan oksigen yang
dimasukkan dengan menggunakan tekanan udara yang akan meninggkatkan
kecepatan gelembung udara tersebut dengan air limbah, sehingga proses
pemberian oksigen akan berjalan lebih cepat (Sugiharto, 1987).
20
4. Penyaringan dengan Tetesan (Trikling Filter)
Penyaringan dengan tetesan (trikling filter) adalah tenik yang dilakukan
untuk meningkatkan kontak dari air limbah dengan mikroorganisme pemakan
bahan-bahan organik yang mengambil oksigen untuk metabolismenya.
Saringan ini berupa hamparan batu koral yang beukuran sedang dimana air
tersebut akan menetes, dan kontak dengan mikroorganisme yang menempel
pada batu koral tersebut (Sugiharto, 1987).
5. Pembunuhan kuman (desinfektion)
6. Pengendapan (sedimentation)
7. Sumur resapan
E. Rancang Bangun
Adapun secara garis besar kegiatan pengolahan air limbah dapat
dikelompokkan menjadi 6 (enam) bagian antara lain :
1. Pengolahan pendahuluan (pre treatment)
2. Pengolahan pertama (primary treatment)
3. Pengolahan kedua (secondary treatment)
4. Pengolahan ketiga (tertiary treatment)
5. Pembunuhan kuman (desinfektion)
6. Pembuangan lanjutan (ultimate disposal)
21
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen semu
(Quasi Eksperimen) dengan memiliki kelompok control. Bentuk rancangan
penelitian adalah pra uji (pre test) dan pasca uji (post test) dengan
menggunakan rancangan penelitian rangkaian waktu variasi random (hadi,
2003) yaitu melakukan pengukuran secara berulang-ulang sebanyak sepuluh
kali pengulangan pada setiap sebelum dan sesudah perlakuan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Bengkuring Blok D RT
82 Sempaja Selatan Samarinda
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni-juli 2012
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi ialah air limbah rumah
tangga Perumahan Bengkuring Blok D RT 82 sempaja Selatan
Samarinda.
22
2. Sampel
Untuk penelitian yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat,
ukuran sampel bisa antara 10 s/d 29 elemen (Uma sekaran. 1992).
Sampel dalam penelitian ini adalah air limbah yang diambil dari limbah
rumah tangga yang ke mudian dialirkan ke sistem yang telah dibuat.
D. Alat dan bahan
1. Alat yang digunakan
Alat Utama :
a. Bak anaerob
Gambar 2. Rangkaian alat percobaan
Keterangan :
1. Bak penyaringan I
2. Bak penyaringan II
3. Bak pengendapan
4. Sumur resapan
5. Saluran aerasi
6. Pipa
1 2 3
4
5
6
23
2. Bahan yang digunakan
Air limbah domestik
Gambaran umum percobaan :
Air limbah rumah tangga
Sistem pengolahan:
Trikling Filter
Saringan Batu
Saringan Ijuk
Pengendapan
Sumur resap
Pengujian:
BOD, TSS, Total Coli, Zat organic dan
Deterjen (MBAS)
Analisis hasil uji (sesuai baku mutu
PERMENKES)
Pengujian awal:
BOD, TSS, Total Coli, Zat organic dan
Deterjen (MBAS)
24
Gambar 4. Skema percobaan
Keterangan :
1. Bahan baku diambil dan dilakukan analisis awal kandungan
BOD, TSS, Total Coli, Zat organik dan Deterjen (MBAS)
dengan menggunakan metode titrasi
2. Bahan baku air limbah rumah tangga mula-mula disaring
menggunakan screening (penyaringan).
3. Air limbah masuk kedalam bak saringan I melewati tracking
filter (penyaringan tetesan), kemudian melewati saringan batu
pecah.
4. Air limbah masuk kedalam bak penyaringan II melalui saluran
aerasi, kemudian melewati saringan ijuk.
5. Air limbah masuk ke bak pengendap melalui saluran aerasi
6. Setelah air limbah masuk kedalam bak pengendap, selajutnya
sampel diambil dan dilakukan analisis akhir kandungan BOD,
TSS, Total Coli, Zat organik dan Deterjen (MBAS) dengan
menggunakan metode titrasi.
7. Data hasil analisis kemudian diolah sesuai dengan tujuan
penelitian
25
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan tahapan
penelitian sebagai berikut:
Tahap 1 : analisis awal limbah cair
Tahap 2 : proses Multy Media Filtrasion Continued System
Tahap 3 : analisis hasil
E. Teknik Pengumpulan Data
Data awal diperileh dari data sekunder dan data hasil studi pendahuluan
yang diperoleh dari hasil pengamatan melalui pengukuran tingkat BOD, TSS,
Total Coli, Zat organik dan Deterjen (MBAS) air limbah rumah tangga
sebelum dan sesudah pengolahan dengan sistem yang telah dibuat.
Adapun tahapan dalam penelitian yaitu :
1. Survey alat dan material yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem
pengolahan
2. Pembuatan sistem pengolahan limbah dengan mengguanakn beberapa
tahap dan media
3. Uji coba sistem pengolahan pada limbah rumah tangga
4. Pengambilan sampel air limbah yang dilakukan pada air limbah sebelum
dan sesudah melewati sistem pengolahan.
5. Pemeriksaan sampel air limbah dilakukan pada air limbah sebelum dan
sesudah melewati sistem pengolahan, sampel air limbah diperiksa
tingkat BOD, TSS, Total Coli, Zat organic dan Deterjen (MBAS).
26
F. Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Cara Pengukuran
Kriteria Obyektif
skala
1 BOD Banyaknya oksigen
yang diperlukan
dalam ppm atau mg/l
yang diperlukan untuk
menguraikan benda
organik oleh bakteri
Standart Permenkes RI
No.
907/Menkes/SK/VII/2002
dan No. 416 tahun 1990
adalah ? NTU
Rasio
2 TSS (Total
Suspended
Solid)
Bahan-bahan
tersuspensi (diameter
> 1µm)
Standart Permenkes RI
No.
907/Menkes/SK/VII/2002
dan No. 416 tahun 1990
adalah 25 NTU
Rasio
3 Total Coli Banyaknya
kandungan Total
Coliform pada air
limbah rumah
Tangga
Standart Kualitas
Menurut Permenkes
416/Menkes/per/IX/1990
Rasio
4 Zat organic Bagian dari tumbuh-
tumbuhan atau
binatang dengan
komponen utama
Standart Permenkes RI
No.
907/Menkes/SK/VII/2002
dan No. 416 tahun 1990
Rasio
27
karbon, protein, dan
lemak
adalah ? NTU
5 Deterjen
(MBAS)
molekul organik yang
dipergunakan sebagai
penganti sabun untuk
pembersih yang lebih
baik
Standart Permenkes RI
No.
907/Menkes/SK/VII/2002
dan No. 416 tahun 1990
adalah ? NTU
Rasio
6 Multy Media
Filtrasion
Continued
System
Suatu metode
pengolahan air limbah
rumah tangga dengan
menggunakan banyak
tahap
Efisiensi dan efektifitas
sistem dengan melakukan
perbandingan dari hasil
analisis awal dengan
analisis akhir, hasil
perbandingan disesuaikan
dengan baku mutu yang
telah ditetapkan.
G. Optimasi Rancangan
Dalam mengoptimalkan metode yang telah dibuat maka perlu diadakan
control metode pada setiap bagian-bagian alat sehingga proses pengolahan
dapat berjalan dengan maksimal.
Beberapa control yang harus dilakukan ialah:
1. Kontrol tingkat efektifitas dan efisiensi volume air limbah disetiap tahap
dalam metode.
28
2. Kontrol kondisi kelayakan alat yang digunakan agar alat dapat berproses
dengan maksimal
3. Melakukan perbandingan terhadap air limbah sebelum masuk kedalam
proses dengan air limbah setelah proses sehingga hasil pengolahan air
limbah dapat diketahui baik atau buruk. Apabila hasil air limbah terlihat
buruk maka pengawasan terhadap proses pengolahan lebih intensif.
4. Pengujian kadar zat kimia dalam air limbah
5. Komposisi dari air limbah, apabila terdapat limbah padat maka perlu
dilakukan pemisahan dengan air limbah, sehingga sistem tidak
mengalami penyumbatan.
H. Proses Pengerjaan
1. Proses pembuatan sistem atau alur pengolahan air
a) Mengambar skema aliran air limbah
b) Pembersihan dan persiapan alat
c) Perhitungan kapasitas dan volume air limbah dalam rumah
tangga yang disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah.
2. Prosses pembuatan kontruksi
a) Pengalian lubang tempat pengolahan
b) Pembuatan dinding pembatas antara bak yang satu dan yang lain
c) Pemotongan bahan-bahan saluran air
d) Pembuatan lubang control sebagai sarana pengawasan air
limbah dalam bak.
29
e) Pemasangan bahan saringan pada bak 1 dan 2 serta sumur
resapan
I. Pelaksanaan Kegiatan Program
Waktu pelaksanaan pembuatan metode ini adalah setiap akhir pekan
selama proses perkuliahan bertempat di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Mulawaman.
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No. Kegiatan
Bulan
Juni Juli
I II III IV I II III IV
1. Survei material
2.
Pembuatan proposal dan
desain benda
4.
Proses produksi/ pembuatan
prototype
5. Monitoring dan uji coba
6.
Pembuatan laporan akhir
dan pengumpul -an hasil
akhir
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1997. UU RI No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkugan
Hidup. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.
Anonimus. 1990. The Study On Urban Drainage And Water Disposal Project
In The City Of Jakarta. JICA. Jakarta
Azwar, A. (1996). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan . Jakarta : Mutiara
Sumber Widya.
Daryanto, M. 1995. Masalah Pencemaran. Tarsito. Bandung.
Davis,M. L and Cornwell, D. A. 2008. Introduction To Environmental
Engineering. Fourth Edition. Singapore: McGraw-Hill International.
Dix, H. M. 1981. Environmental Pollution. John Willey & Sons. New York.
Mahida. 1981. Water Pollution and Disspossal of Waste Water on Land. Mc
Graw Hill. Publishing Company Limited.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei.
LP3ES. Jakarta.
Nurmayanti. 2002. Kontribusi Limbah Domestik terhadap Kualitas Air
Kaligarang Semarang. Program Pasca Sarjana Universitas Gajahmada.
Yogyakarta.
Putra,Y., 2004. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga (Upaya Pendekatan
Dalam Arsitektur). Medan: USU.
Sugiharto, mansyur.1987 . Dasar – dasar pengelolahan air limbah. Universitas
Indonesia: jakarta.
United Nations Environmental Programe (UNEP), 2004. Guidelines on
Municipal Wastewater Manegement. The Hague: UNEP/GPA Coordination
Office.
31
LAMPIRAN
Gambar Desain
Multy Media Filtrasion Continued System