Proposal Skripsi
-
Upload
jerriagustinus -
Category
Documents
-
view
8.817 -
download
0
Transcript of Proposal Skripsi
i
PROPOSAL
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGANMENNGUNAKAN PENILAIAN BERBASIS PORTOFOLIO
DI KELAS IX SMP NEGERI X BULUNGAN(Studi Analisis Terhadap Kemandirian Belajar Dan Peningkatan Hasil
Belajar Fisika)
SKRIPSI
Oleh :
JerriagustinusNIM.0805035046
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA2001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : JerriagustinusNIM : 0805035046Jurusan : Pendidikan MIPAProgram Studi : Pendidikan FisikaJudul : “Penenrapan Pembelajaran Dengan Menggunakan
Penilaian Berbasis Portofolio di Kelas IX SMP Negeri X Bulungan (Studi Analisia Terhadap Kemandirian Belajar dan Peningkatan Hasil Belajar Fisika)
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal Mei 2011Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Tim Penguji,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Mulawarman
Pembimbing I
…………………
NIM.
Pembimbing II
…………………
NIM.
Penguji I
…………………
NIM.
Penguji II
…………………
NIM.
Penguji III
…………………
NIM.
…………………
NIM.
iii
ABSTRAK
Jerriagustinus : Penerapan penilaian berbasis portofolio terhadap peningkatan hasil belaiar fisika dan kemandirian belaiar siswa di SMPN X Bulungan. Dibawah bimbingan Bapak Drs. Soetopo, M.Pd, Dr. Lambang Subagiyo, M.Si dan Drs.Johansyah, M.Pd, M.Si
Penilaian berbasis portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses, hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajar. Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kemandirian belaiar siswa di SMPN X Bulungan dengan menggunaknn penilaian berbasis portofolio. Untuk mengetahui hasil belajar siswa diberikan tes formatif yang dilakukan setelah pembelajaran selesai.
iv
RIWAYAT HIDUP
Jerriagustinus lahir pada tanggal 03 Agustus 1990 di Terang Baru,
merupakan anak sulung dari 4 bersaudara dari pasangan Arianto dan Marta
Njau.
Memulai pendidikan pada tahun 1996 di Sekolah Dasar (SD) Negeri 029
Sajau, Tanjung Selor Bulungan dan lulus pada tahun 2002. Kemudian
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Tanjung Palas
Timur dan lulus pada tahun 2005. Setelah itu, melanjutkan lagi ke Sekolah
Menengah Atas (SMA) Agape Tanjung Selor dan lulus pada tahun 2008.
Pendidikan di perguruan tinggi dimulai pada tahun 2008 di Fakultas Keguruan
Universitas Mulawarman Jurusan Pendidikan MIPA program pendidikan
Fisika jenjang strata satu.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah SWT, shalawat dan
salam untuk Rasulullah SAW. Atas berkat kekuatan dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyusun skipsi ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak
pengalaman berharga yang dapat dijadikan pelajaran agar senantiasa
menjadi lebih baik. Atas bantuan, bimbingan dan motivasi yang telah
diberikan maka penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
penulis hormati :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman
selaku pimpinan fakultas.
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA yang telah memberikan kesempatan dan
petunjuk dalam melaksanakan penelitian.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membrikan banyak
bantuan moril kepada penulis.
4. Drs. Soetopo, M.Pd, Dr. Lambang Subagiyo, M.Si dan Drs. Johansyah,
M.Pd, M.Si selaku dosen yang telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan mulai dari persiapan, penelitian hingga penyusunan skripsi.
5. Rekan-rekan Pendidikan Fisika angkatan 2008 jadilah yang terbaik selalu.
vi
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis selama
melaksanakan studi.
Dengan iringan doa dan harapan kehadirat Allah SWT, semoga kebaikan
semua pihak yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal sholeh dan
mendapat ridho serta balasan yang terbaik dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, inilah .hasil minimal penulis dengan mengupayakan maksimal yang
penulis miliki. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
Samarinda Mai 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii
ABSTRAK ..............................................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakag .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................3
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................5
A. Pengertian Evaluasi ...........................................................................5
1. Pengertian Portofolio ...................................................................5
2. Tujuan dan Manfaat Portofolio ....................................................7
3. Perencanaan Portofolio ................................................................8
4. Jenis-Jenis Portofolio ...................................................................10
B. Hasil Belajar .......................................................................................11
viii
1. Pengertian Hasil Belajar ..............................................................11
2. Penyusunan Tes Hasil Belajar .....................................................12
3. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar ..................................17
4. Prinsip-Prinsip Penilaian Hasil Belajar .........................................18
C. Kemandirian .......................................................................................18
D. Materi .................................................................................................21
1. Sifat-Sifat Magnet ........................................................................21
2. Medan Magnet .............................................................................27
BAB III METODE UJI COBA ...............................................................................29
A. Definisi Konsepsional ........................................................................29
B. Definisi Operasional ..........................................................................30
C. Populasi dan Sampel ..........................................................................31
D. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................31
E. Teknik Pengambilan Data ..................................................................31
F. Teknik Analisis Data ..........................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................33
BAB V PENUTUP ...............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................34
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................35
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Interprestasi Nilai ....................................................................................32
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Membuat Magnet Dengan Cara Menggosok ......................................34
Gambar 2.2 Membuat Magnet Dengan Cara Induksi ..............................................25
Gambar 2.3 Membuat Magnet Dengan Cara Menggunakan Arus DC ...................25
Gambar 2.4 Aturan Putar Tangan Kanan .................................................................26
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harapan terhadap kualitas hasil belajar siswa dalam pendidikan merujuk
pada tujuan pendidikan nasional dan empat pilar UNESCO. Keempat pilar itu
dalam pendidikan fisika adalah memiliki pemahaman dan penalaran terhadap
produk dan proses fisika yang memadai (learning to know), memiliki
keterampilan dan dapat melaksanakan proses fisika (learning to do),
memahami, menghargai dan mempunyai apresiasi terhadap nilai- nilai dan
keindahan akan produk dan proses fisika (learning to be) serta mampu
bersosialisasi dan berkomunikasi dalam fisika (learning to live together).
Sebagai konsekuensi terhadap harapan dan tuntutan tersebut, strategi
pembelajaran fisika hendaknya mengacu pada proses belajar siswa dengan
kadar tinggi dan multi domain. Praktik pengajaran yang didominasi guru,
menghafal, dan mengandalakan latihan, merupakan sebuah rutinitas yang
harus diperbaiki, diperbaharui atau bahkan diganti dengan penekanan pada
masalah terbuka, komunikatif, aktif dan melakukan fisika yang sesuai dengan
tujuan pendidikan fisika yang menekankan pada aktivitas bemalar.
Dikarenakan hal tersebut maka mulailah terjadi perubahan perubahan
kurikulum.
Sehubungan dengan perubahan kurikulum, model rancangan
pembelajaran, dan penekanan pada proses pembelajaran, model penilaian hasil
2
belajar perlu disesuaikan. Kurikulum yang digunakan sekarang adalah KTSP
yang dilaksanakan mulai tahun 2006/2007 (melalui Peraturan menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006) juga ingin mengantisipasi
perubahan dan tuntutan masa depan yang akan dihadapi siswa sebagai
generasi penerus bangsa. Langkah ini dilakukan setelah diketahui bahwa
kurikulum yang dulu telah diterapkan yaitu kurikulum 1994, mayoritas masih
berbasis materi. Sedangkan KTSP adalah yang merupakan penyempurnaan
dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan/sekolah yang sesuai
dengan panduan penyusunan KTSP. Sistem penilaian yang sebelumnya
(kurikulum 1994) di titik beratkan pada produk (hasil akhir), dalam
pengembangan kurikulum (KTSP) di titik beratkan pada proses melalui suatu
model penilaian yang dikenal dengan portofolio.
Model penilaian portofolio merupakan salah satu model penilaian yang
dapat memacu keterlibatan siswa secara optimal dan bertanggungjawab atas
pembelajarannya. Penilaian portofolio merupakan inovasi yang menarik
perhatian para guru untuk memperbaiki sistem penilaian yang lama. Model
penilaian ini memungkinkan guru memberikan perhatian yang sama pada
potensi akademik yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor
siswa. Dalam penilaian ini, siswa dituntut terlibat secara kreatif, kritis dan
menuntut partisipasi aktif siswa. Selain itu model penilaian portofolio
memosisikan guru sebagai fasilitator selama proses pembelajaran
berlangsung. Dengan demikian, untuk memperoleh prestasi yang optimal,
3
siswa dituntut untuk mandiri dalam proses pembelajaran. Kemandirian disini
diartikan sebagai kebebasan siswa dari pengaruh siswa lain,serta menunjuk
pada kemampuan mendeskripsikan beberapa objek. Kebebasan yang
dimaksud adalah kebebasan dalam mengerjakan sesuatu tanpa ketergantungan
pada orang lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor penting yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menerapkan model penilaian portofolio adalah
faktor kemandirian siswa. Perbaikan model penilaian ini merupakan satu
permasalahan dan menjadi instrumen penting dalam upaya memperbaiki
kualitas hasil pembelajaran fisika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian yang sudah dijelaskan di atas di dalam latar
belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan
diteliti yaitu:
1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan
penilaian berbasis portofolio di Kelas IX SMP N X Bulungan.
2. Seberapa besar kemandirian belajar siswa yang menggunakan penilaian
berbasis portofolio di Kelas IX SMP N X Bulungan.
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika siswa yang
menggunakan penilaian berbasis portofolio di Kelas IX SMP N X
Bulungan.
2. Untuk mengetahui kemandirian belajar siswa yang menggunakan
penilaian berbasis portofolio di Kelas IX SMP X Bulungan.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah :
1. Bahan informasi yang berharga bagi mahasiswa calon guru dalam
meningkatkan perhatiannya terhadap pembinaaan hasil belajar siswa
khususnya pada bidang studi fisika.
2. Bahan masukan bagi guru khususnya guru fisika dalam
mempertimbangkan dan memilih cara penilaian yang efektif.
3. Sumbangan pemikiran dalam pendidikan terutama dalam
meningkatkan hasil belajar fisika dan dalam dunia pendidikan sekolah
menengah pertama.
4. Menambah wawasan dan pengalaman penulis mengenai kegiatan
belajar mengajar dan permasalahannya juga menjadi bahan informasi
bagi yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penilaian Portifolio
1. Pengertian Portofolio
Terdapat beberapa pengertian tentang portofolio. Secara umum
portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai
siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat
berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas
pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara
guru dorgan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang
dibuat siswa. (Erman Suherman, 2007 : l)
Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa
(bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksikan) taraf
pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan dan pekerjaan terbaik siswa.
Dikarenakan berkelanjutan, koleksi yang merupakan hasil kerja ini
dinamis karena selalu tumbuh dan berkembang. Penilaian melalui koleksi
karya atau hasil kerja (portofolio) ini dilakukan secara sistematis dengan
cirri-ciri sebagai berikut:
a. Pengumpulan data melalui karya siswa.
b. Pengumpulan dan penilaian dilakukan secara terus menerus.
c. Portofolio bisa merefleksikan perkembangan berbagai kompetensi.
6
d. Portofolio bisa memperlihatkan tingkat perkembangam kemajuan
belajar siswa.
e. Portofolio merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
f. Portofolio dilakukan untuk satu periode tertentu.
g. Portofolio dilakukan untuk tujuan diagnostik (MansurMuslich2008:
l18 - I19)
Menurut Busnawir dan Suherman dalam Mansur Ramly (2001:6)
penilaian berbasis portofolio suatu usaha untuk memperoleh berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan, dan munyeluruh tentang
proses, hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan,
sikap dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan
dokumentasi pengalaman belajar.
Dalam pelaksanaanya" terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
a. Siswa merasa memiliki portofolio sendiri.
b. Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan.
c. Kumpulkan dan simpan hasil kerja siswa dalam satu tempat (map atau
folder).
d. Beri tanggal pembuatan portofolio.
e. Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja siswa
f. Minta siswa untuk menilai hasil kerja mereka secara
berkesinambungan.
7
g. Bagi yang nilainya kurang beri kesempatan memperbaiki karyanya dan
tentukan jangka waktunya.
h. Jika perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua siswa. (Masnur
Muslich,2008: 119)
2. Tujuan dan Manfaat Portofolio
Adapun tujuan dilakukan portofolio bagi siswa antara lain sebagai berikut:
a. Untuk penilaian formatif dan diagnostik siswa.
b. Untuk memonitor perkembangan siswa dari hari ke hari, yang
berfokus pada proses perkembangan siswa.
c. Untuk memberikan eviden (bukti) penilaian formal.
d. Untuk mengikuti perkembangan pekerjaan siswa, yang berfokus pada
proses dan hasil.
e. Untuk mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, yang berfokus
pada penilaian sumatif.
Penilaian portofolio juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer dalam
Erman Suhemran (2007 : l) berikut ini
a. Mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
b. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
c. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
d. Mendorong tanggungjawab siswa untuk belajar.
8
Sedangkan menurutt penggunaan portofolio untuk penilaian
bermanfaat, karena hal hal sebagai berikut:
a. Portofolio menyajikan atau memberikan bukti yang lebih jelas atau
lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas.
b. Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan
program pembelajaran yang baik.
c. Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa.
d. Portofolio mernberikan gambaran tentang kernampuan siswa.
e. Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau
kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas.
f. Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas
bervariasnya gaya belajar siswa.
g. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
dalam penilaian hasil belajar.
h. Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa portofolio
mernbantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran
atau perbaikan pembelajaran.
i. Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi
dengan orang tua siswa tentang perkembangan siswa yang
bersangkutan.
j. Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran
yang bersangkutan.
9
3. Perencanaan Portofolio
Agar terarah, penggunaan portofolio harus dilakukan dengan
perencanaan yang sistematis melalui enam langkah yaitu:
a. Menentukan maksud atau fokus portofolio.
b. Menentukan aspek isi yang dinilai.
c. Menentukan bentuk, susunan, atau organisasi portofolio.
d. Menentukan penggunaan portofolio.
e. Menentukan cara menilai portofolio.
f. Menentukan bentuk atau penggunaan rubric
Selain itu ada empat hal lagi yang perlu dilakukan dalam
penyusunan portofolio, yaitu:
a. Koleksi, yaitu mengumpulkan hasil kerja siswa yang menunjukkan
pertumbuhan, kemajuan, dan hasil belajar. Ketika melakukan koleksi,
yang perlu diperhatikan adalah prioritas koleksi hasil kerja siswa
terkait dengan tujuan atau kegunaan penyusunan portofolio.
b. Organisasi, yaitu mengorganisasikan berbagai hasil kerja siswa. Pada
tahap pengorganisasian, yang perlu diperhatikan adalah
pengelompokan hasil kerja siswa berdasarkan komponen-komponen
yang ingin dilihat atau dinilai.
c. Refleksi, yaitu merenungkan/memikirkan kembali apa yang telah
dikoleksi dan diorganisasi. Manfaat dari refleksi ini antara lain:
1) Mendorong siswa merasa memiliki.
10
2) Mengarahkan siswa pada pencapaian kompetensi terteritu.
3) Melatih bekerja dengan data autentik.
4) Melatih siswa untuk mematuhi kriteria.
5) Siswa merefleksikan hipotesis, asumsi, hambatan.
6) Melatih siswa untuk mengecek, apakah pekerjaannya dapat
diterima orang lain.
7) Mendorong siswa untuk menyelidiki lebih lanjut.
8) Memberi peluang siswa untuk menentukan jenis portofolio.
9) Memberi peluang kepada siswa untuk melakukan proses
internalisasi dan berpikir secara holistis.
10) Presentasi, yaitu menyajikan atau memajangkan hasil kerja siswa.
4. Jenis Jenis Portofolio
Dilihat dari hasil kerja yang dihasilkan, portofolio dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu:
a. Portofolio perkembangan berisi koleksi artefak siswa yang
menunjukkan pertumbuhan seorang siswa. Dengan demikian yang
dipajang dalam portofolio perkembangan adalah artefak yang bisa
menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan siswa dari satu tahap
ke tahap berikutnya.
b. Portofolio pamer/showcase berisi koleksi artefak siswa yang
menunjukkan hasil karya terbaiknya.
11
c. Portofolio koprehensif berisi koleksi artefak seluruh hasil karya siswa.
Karya yang dipajang tidak hanya hasil terbaik, tetapi semua karya
yang pernah dihasilkan siswa.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya misalnya dari tidak tau menjadi tau, sikap kurang
sopan menjadi sopan, dan sebagainya (Oemar Hamalik, 2008: 155). Hasil
belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutrya. Misarnya jika seorang anak
belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga
kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis
indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur, dan
sebagainya (Slameto 2003 :3). Menurut Gagne dalam Dimyanti dan
Mudjiono e002: l0) Hasil belajar berupa kapasitas. Setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapasitas
12
tersebut adahh dari simulasi yang berasal dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
secara berkesinambungan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2. Penyusunan Tes Hasil Belajar
Agar suatu tes yang dibuat oleh guru benar-benar memenuhi syarat
sebagai suatu tes yang bermutu, seorang guru harus berusaha
mengenalkannya melalui ciri-cirinya dan merencanakan secara
bertanggung jawab. Selanjutnya seorang guru sebagai konstruktor perlu
melaksanakan petunjuk-petunjuknya, sehingga lama-kelamaan ia dapat
memiliki keterampilan dalam menyusun berbagai tipe tes.
Petunjuk-petunjuk penyusunan yang dimaksud berupa petunjuk
umum dan petunjuk khusus. Petunjuk umum merupakan petunjuk yang
berlaku untuk penyusunan semua tipe tes, sedangkan petunjuk khusus
merupakan petunjuk yang berlaku khusus untuk penyusunan suatu tipe tes.
a. Petunjuk umum, meliputi:
1) Bahasa yang digunakan untuk menyatakan isi pertanyaan soal atau
item hendaknya sederhana dan jelas.
2) Hendaknya perumusan pertanyaan dalam suatu tes tidak diambil
secara harfiah dari buku teks.
13
3) Jika suatu item didasarkan atas pendapat seorang tokoh, perlu
disebutkan siapa tokoh tersebut sehingga isi item tersebut menjadi
jelas bagi siswa.
4) Hindarilah suatu item yang pernyataannya mengandung lebih dari
satu arti (ambigu).
5) Hindarilah suatu item yang bersifat menjebak atau menyesatkan.
6) Dalam kelompok item hendaknya diusahakan agar isi item-item
tidak saling bergantungan dan saling memberi petunjuk satu sama
lain.
7) Urutkan jawaban yang benar dari item-item dalam suatu tes tidak
disajikan dengan mengikuti suatu pola tertentu.
8) Jangan menanyakan hal-hal yang remeh saja.
9) Usahakan agar satu item berisi satu persoalan.
10) Cara menyusun pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa sehingga
diperoleh jawaban yang objektif,
11) Petunjuk khusus, biasanya digunakan untuk tipe karangan, benar-
salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi dan jawaban
singkat.
12) Tipe karangan atau uraian, petunjuk khusus yang dimaksud antara
lain:
a. Harus diketahui terlebih dahulu tingkah laku mana yang akan
dicapai dalam suatu pengukuran dengan tes tipe karangan.
14
Misalnya tingkah laku pada jenis pengetahuan, pemahaman,
penerapan, dan sebagainya.
- Usahakan agar pertanyaan tes karangan menanyakan
tingkah laku yang diharapkan timbul dari siswa sehingga
dapat diukur dan dinilai.
- Dalam pertanyaan tipe karangan ini harus diperhatikan
rumusan baru dari bahan pelajaran.
- Usahakan agar digunakan pertanyaan yang menuntut siswa
aktif menyeleksi, memproduksi pengetahuannya seperti
sebutkan, jelaskan, uraikan, beri contoh, dan sebagainya.
- Pertanyaan tes karangan harus dirumuskan sedemikian rupa
sehingga tugasnya terbatas dan mudah dipahami oleh
siswa.
- Terhadap pokok-pokok masalah yang mengandung pro dan
kontra, pertanyaan tes karangan hendaknya disusun
sedernikian rupa sehingga yang ditanyakan dan dinilai
adalah argumentasi-argumentasi yang dikemukakan siswa
dan bukan posisi siswa.
- Panjang dan kompleksnya jawaban yang dituntut oleh tes
karangan harus disesuaikan dengian taraf perkembangan
atau pendidikan siswa.
b) Tipe benar salah, petunjuk umum yang dimaksud adalah:
15
- Kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan isi item
harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
- Hindarilah penggunaan kata-kata yang sifatnya mutlak,
seperti selalu, semua, dan sebagainya, sebaliknya gunakan
kata-kata yang sifatnya relatif, seperti biasanya, kadang-
kadang dan sebagainya.
- Kalimat yang digunakan untuk menyatakan suatu item
jangan disajikan terlalu panjang.
- Hindarilah penggunaan pernyataan negatif ataupun
negative ganda dalam suatu item seperti tidak, bukan tidak.
- Sampai batas tertentu hindarilah kata-kafa seperti
kebanyakan dan sering.
c) Tipe pilihan ganda petunjuk umum yang dimaksud adalah:
- Pernyataan yang disajikan sebagai item harus dirumuskan
secara tagas, singkat dan jelas.
- Isi alternatif-alternatif yang disajikan dalam suatu itern
jangan saling bertentangan.
- Alternatif yang benar dalam suatu item jangan dirumuskan
terlalu panjang atau pendek diantara lainnya.
- Altematif-alternatif dalam suatu item disajikan sedemikian
rupa sehingga semua alternatif dipertimbangkan untuk
dipilih.
16
- Diantara alternatif yang disajikan dalam suatu item hanya
terdapst satu alternative yang benar atau paling benar.
- Hindarilah suatu item yang alternatifnya salah semua atau
benar semua.
- Hindarilah penggunaan kata-kata yang sifatnya tidak jelas
mernutlakkan dalam suatu item seperti mungkin, barang
kali, semua.
- Kalimat negatif sebagai pertanyaan suatu item, sebaiknya
hanya dipakai jika unsur negatif itu justru merupakan
unsur penting dalam masalah.
d) Tipe menjodohkan, petunjuk umum yang dimaksud adalah:
- Kedua bagian dalam tipe ini harus mempunyai hubungan
tertentu.
- Satu kelompok item hendaknya homogen.
- Jumlah pilihan pasangan biasanya lebih besar dari jumlah
item.
e) Tipe jawaban singkat, petunjuk umum yang dimaksud adalah:
- Hendaknya setiap item hanya dapat dijawab secara mutlak.
- Item tes tidak membutuhkan jawaban yang panjang
- Susunan kalimat pertanyaan yang sederhana dan jelas.
f) Tipe isian atau melengkapi, petunjuk umum yang dimaksud
adalah:
17
- Bagian yang harus dilengkapi atau harus diisi dalam suatu
item hanya dapat diisi dengan satu jawaban benar.
- Bagian yang harus dilengkapi atau diisi dalam suatu item
hendaknya jangan terlalu banyak.
- Bagian yang harus dilengkapi atau diisi dalam suatu itern
sebaiknya ditempatkan pada akhir kalimat (Masidjo,
1993 :104-109)
3. Tujuan dan Manfaat Hasil Belajar
a. Tujuan Penilaian Hasil Belajar, tujuan penilaian hasil belajar meliputi
tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan umum penilaiaan hasil belajar antara lain:
a) menilai pencapaian kompetensi pesertadidik;
b) memperbaiki proses pembelajaran;
c) sebagai bahan peryusunan laporan kemajuan belajar siswa
2) Tujuan khusus penilaian hasil belajar antara lain:
a) mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
b) mendiagnosis kesulitan belajar;
c) memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar rnengajar
d) penentuan kenaikan kelas;
e) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan
memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha
perbaikan.
b. Fungsi Penilaian Hasil Belajar, atara lain:
18
Bahan pertimbangan dalam urerrcnhrlmn kenaikan kelas.
1) Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
2) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
3) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa
4. Prinsip Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik memperhatikm
prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
a. Valid/sahih
b. Objektif
c. Transparan/terbuka
d. Adil
e. Terpadu
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
g. Bermakna
h. Sistematis
i. Akuntabel
j. Beracuan criteria
C. Kemandirian Belajar
Menurut Sumahamijaya dalam Mansur Ramly (2001 : 7-8) Kemandirian
berasal dari kata “mandiri” yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri.
Tidak bergantung pada orang lain, tetapi menggunakan kekuatan sendiri.
Selanjutnya kemandirian diartikan sebagai suatu hal dan keadaan dapat berdiri
19
sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Selain itu kemandirian belajar
juga mendeskripsikam sebuah proses di mana individu-individu mengambil
inisiatif sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis
kebutuhan belajar, menformulasikan tujuan-tujuan belajar, mengidentifikasi
sumber-sumber belajar, memilih dan menentukan strategi belajar dan
melakukan evaluasi hasil belajar yang dicapai.
Kemandirian dapat diartikan sebagai keswakaryaan. Jadi kemandirian
belajar dalam konteks pengertian ini bukan diartikan sebagai organisasi
belajar yang ditemukan secara baru. Melainkan suatu ciri khas belajar.
Keswakaryaan ini dapat dilihat dari cara memberikan pendapat memberikan
penilaian, pengambilan keputusan, dan memberikan pertanggungjawaban.
Dalam praktiknya, kemandirian ditandai dengan cara kerja sendiri atau
swakarya sebagai prinsip (Herman Holstein, 1984 :28).
Terdapat beberapa fakta yang menyatakan bahwa seseorang yang
mempunyai kemandirian akan belajar lebih keras, lebih banyak dan mampu
lebih lama mengingat hal yang dipelajarinya. Dengan demikian dapat
dikatakan, aktualisasi diri mendorong individu untuk menjadi seseorang yang
berfungsi sepenuhnya.
Kemandirian belajar harus dimulai sejak peserta didik memasuki
lembaga pendidikan. Perilaku mandiri akan terbentuk jika kelas tidak di isi
dengan hal-hal yang sebenarnya peserta didik mampu untuk melakukan
sendiri dengan petunjuk seperlunya dari guru. Di samping itu siswa harus
punya keyakinan bahwa guru bukan sumber pengetahuan utama. Sumber
20
pengetahuan utama tersedia di perpustakaan dan di media cetak atau audio-
visual lainnya termasuk internet. Kemandirian merupakan sikap yang sengaja
dibentuk dan bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya.
Agar kemandirian dapat terbentuk, tugas guru adalah mengarahkan,
memotivasi, memperlancar dan mengevaluasi proses belajar mandiri siswa
sehingga temu kelas akan diisi dengan hal-hal yang bersifat konseptual dan
menjadi ajang konfirmasi pemahaman siswa terhadap materi dan tugas yang
harus dikerjakan diluar jadwal temu kelas. Dilain pihak, siswa dituntut untuk
mengerjakan sendiri hal-hal yang sebenarya mereka mampu untuk
mengerjakan dengan petunjuk seperlunya dari guru.
Contoh nyata kemandirian belajar adalah konsep belajar mandiri yang
berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain
dalam belajar. Belajar mandiri memosisikan siswa sebagai subjek pemegang
kendali, pengambil keputusan atau pengarnbil inisiatf atas belajar sendiri.
Dengan demikian kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan
belajarnya sendiri merupakan syarat utama bagi siswa. Kemampuan ini juga
merupakan faktor penting untuk diperhatikan atau di bangun oleh guru.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi
beberapa karakter kemandirian belajar. Karakter tersebut antara lain:
1. Percaya diri
2. Tidak menyandarkan diri pada orang lain
3. Mau berbuat sendiri
4. Bertanggungjawab
21
5. Ingin borprestasi tinggi
6. Menggunakan pertimbangan rasional dalam memberikan penilaian,
mengambil keputusan dan memecahkan masalah serta menginginkan rasa
bebas.
7. Mempunyai gagasan baru
Tingkat kemandirian belajar siswa akan mempengaruhi proses dan hasil
belajarnya. Penilaian berbasis portofolio menekankan siswa lebih aktif dalam
berbagai aspek yang dinilai, dan ini turut dipengaruhi oleh tingknt
kemandirian belajur siswa. Siswa dengan tingkat kemandirian tinggi
berimplikasi kepada aktivitas belajarnya yang tinggi pula, begitupun
sebaliknya.
D. Materi
1. Sifat-Sifat Magnet
Berdasarkan kemagnetannya, benda digolongkan menjadi:
1) Bahan magnetik (ferromagnetik), yaitu bahan yang dapat ditarik kuat
oleh magnet. Contoh besi dan baja
2) Bahan non magnetik
paramagnetik, yaitu bahan yang ditarik lemah oleh magnet.
Contoh aluminium dan kayu
diamagnetik, yaitu bahan yang ditolak oleh magnet. Contoh
emas.
22
a) Bahan Magnetik dan Bukan Magnetik
Tidak semua benda dapat ditarik oleh sebuah magnet . Benda-
benda yang dapat di tarik oleh sebuah magnet digolongkan sebagai
ferromagnetik (bahan magnetik) yaitu Besi,baja,nikel dan kobalt,
sedangkan yang tidak dapat ditarik oleh magnet digolongkan sebagai
bahan bukan magnetik yaitu tembaga, aluminium, plastic, dan karet.
b) Magnet Keras dan Magnet Lunak
Bahan-bahan magnetik (ferromagnetik) masih digolongkan lagi
sebagai magnet keras dan magnet lunak, bergantung pada kemampuan
bahan menyimpan sifat magnetiknya.
Bahan-bahan magnetik keras, misalnya baja dan alcomax
(logam paduan besi) sangat sukar dijadikan magnet, tetapi setelah
menjadi magnet, bahan-bahan magnet keras mampu menyimpan sifat
magnetiknya dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, bahan-
bahan magnet keras umumnya digunakan untuk membuat magnet-
magnet permanen (pita kaset).
Bahan-bahan magnetik lunak, misalnya besi dan mumental
(logam panduan nikel), lebih mudah dijadikan magnet, tapi sifat
magnetiknya pun mudah hilang (hanya bertahan sementara waktu).
Bahan-bahan magnet lunak umumnya digunakan untuk membuat
elektromagnet (magnet listrik) karena bahan-bahan ini hanya bersifat
magnetik selama arus listrik melalui kawat yang dililitkan pada bahan.
Begitu arus listrik diputuskan, sifat magnetik bahan ini hilang. Jadi,
23
electromagnet dapat diatur sifat magnetiknya (ada atau tidak ada)
dengan menggunakan sebuah sakelar sebagai pemutus arus.
c) Konsep Kutub magnet
Gaya magnetik paling kuat terdapat pada ujung-ujung magnet.
Ujung-ujung magnet ini disebut kutub-kutub magnet. Dengan
demikian, sebuah magnet selalu memiliki dua kutub.
d) Teori Kemagnetan
Bila kita memiliki magnet yang besar, kemudian kita potong
menjadi dua, apakah potongannya juga merupakan magnet?
Bagaimana kalau kita potong terus hingga tidak dapat dipotong
kembali?
Apakah masih magnet?
Teori kemagnetan menyatakan bahwa sebuah magnet dapat
dimodelkan terdiri dari sejumlah magnet-magnet sangat kecil, disebut
juga magnet elementer ( magnetic domain ). Dalam besi magnet,
magnet-magnet elementer menunjuk arah yang sama. Kutub utara dan
kutub selatan dari dua magnet elementer yang berdekatan tarik-
menarik. Karena magnet-magnet elementer searah, efek tarik-menarik
ini saling dijumlahkan pada ujung-ujung magnet. Itulah sebabnya
gaya magnetic terbesar (terkuat) dihasilkan pada kutub-kutub bebas
magnet elementer yang terdapat diujung-ujung magnet.
Pada besi bukan magnet, magnet-magnet elementernya
menunjuk arah sembarangan, sehingga secara keseluruhan efeknya
24
saling meniadakan. Tidak terdapat kutub-kutub bebas di ujung-ujung
magnet.
e) Membuat, Menghilangkan, dan Menyimpan magnet
1) Bagaimana cara membuat sebuah magnet ?
Ada tiga cara yang digunakan untuk membuat magnet dari
bahan ferromagnetik, yaitu :
Cara mengosok
Cara induksi
Cara menggxunakan arus dc
Gambar 2.1 Membuat magnet dengan cara menggosok (Sukis Wariyono dan Yani Muharomah. 2008:188)
Membuat magnet dengan cara menggosok : Siapkan
sebuah magnet batang dan sebuah potongan baja bukan
magnet. Letakkan potongan baja mendatar diatas meja.
Pegang magnet batang gosokkan salah satu ujungnya saja
(misalnyakutub utara) sepanjang permukaan potongan baja ke
salah satu arah saja (misalnya berlawanan arah jarum jam)
beberapa kali. Kemudian uju dengan mendekatkan kompas
jarum pada potongan baja, ternyata ia telah menjadi magnet
dengan jenis kutub di ujung gosokan adalah kutub selatan.
Dapat disimpulkan bahwa magnet dapat dibuat dengan cara
25
menggosok, dan kutub magnet yang dihasilkan di ujung
gosokan selalu berlawanan dengan jenis kutub magnet batang
yang menggosoknya.
Gambar 2.2 Membuat magnet dengan cara induksi (Sukis Wariyono dan Yani Muharomah. 2008:188)
Membuat magnet dengan cara induksi : Sebuah
magnet permanen kuat juga dapat membuat suatu bahan
ferromagnetic bukan magnet menjadi sebuah magnet ketika ia
mendekati tanpa menyentuh bahan bukan magnet tersebut.
Induksi magnet adalah sebuah peristiwa di mana benda dari
bahan ferromagnetic menjadi sebuah magnet karena di dekati
oleh sebuah magnet kuat tanpa menyentuhnya.
Gambar 2.3 Membuat magnet dengan cara menggunakan arus dc (Sukis Wariyono dan Yani Muharomah. 2008:188)
26
Membuat magnet dengan caramenggunakan arus dc :
Cara terbaik untuk membuat sebuah magnet permanen adalah
dengan menggunakan efek magnetic dari arus listrik dc.
Seutas kawat dililitkan membentuk suatau kumparan panjang
( silenoide ) dengan ratusan lilitan. Kedua ujung kawat
kumparan dihubungkan seri dengan sebuah baterai dan
sakelar. Ketika arus listrik dc yang selalu mengalir dalam arah
yang sama mengalir dalam kawat tembaga, batang baja
menjadi sebuah magnet. Tentu saja, magnet yang diperoleh
lebih kuat daripada yang diperoleh dengan cara menggosok.
Agar dapat dengan mudah menentukan kutub-kutub magnet
digunakan aturan putaran tangan kanan.
Gambar 2.4 Aturan Putaran Tangan Kanan (Sukis Wariyono dan Yani Muharomah. 2008:195)
Bayangkan tangan kananmu menggenggam kumparan
(solenoid) sedemikian sehingga ke empat jarimu yang
dirapatkan menunjukkan arah putaran arus listrik, arah ibu
jarimu akan menunjukkan ujung batang baja yang merupakan
kutub utara.
27
2) Bagaimana cara menghilangkan sifat magnetik ?
Sifat magnetik benda dapat dihilangkan dengan cara pemanasan
atau pemukulan. Kedua proses ini menyebabkan atom-atom
magnet bergetar lebih kuat dan mengganggu keteraturan magnet-
magnet elementer. Magnet-magnet elementer yang tadinya segaris
(searah) menjadi berarah sembarangan, sehingga benda
kehilangan sifat magnetiknya.
3) Bagaimana cara menyimpan magnet ?
Sebuah magnet cenderung berkurang sifat magnetnya karena
kutub-kutub bebas di dekat ujung-ujung magnet tolak-menolak
dan mengacaukan garis gaya dari magnet-magnet elementer.
Untuk menyimpan magnet batang agar tidak kehilangan sifat
magnetiknya, dapat di lakukan cara berikut :
(a) Simpan magnet batang secara berpasangan dengan kutub-
kutub tidak sejenis saling berseberangan. Tutup kedua
ujung magnet dengan sepasang besi luna, yang bertindak
sebagai penyimpan. Magnet-magnet elementer dari magnet
di arahkan hingga membentuk rangkaian tertutup.
(b) Jauhkan dari medan listrik.
(c) Jangan dipanaskan.
2. Medan Magnetik
Medan magnet adalah wilayah disekitar magnet yang masih dipengaruhi
oleh gaya magnet.
28
a) Garis-Garis Gaya Magnetik
Secara umum, ada tiga aturan tentang garis-garis gaya magnetik,
yaitu :
(1) Garis-garis gaya magnetik tidak pernah saling berpotongan.
(2) Garis-garis gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara
magnet dan masuk ke kutub selatan magnet.
(3) Tempat yang garis-garis gaya magnetiknya rapat menunjukkan
medan magnet kuat. Sebaliknya, tempat yang garis-garis gaya
magnetiknya renggang menunjukkan medan magnet lemah.
b) Medan Magnetik di Sekitar Kawat Berarus
(1) Garis-garis gaya magnetik di sekitar kawat lurus berarus
(2) Garis-garis gaya magnetik di sekitar kumparan berarus
c) Elektromagnet
Untuk menentukan kutub-kutub sebuah elektromagnet kita dapat
menggunakan tangan kanan kita. Elektromagnet dapat diperkuat
dengan cara:
(1) Memperbesar kuat arus listrik
(2) Memperbanyak lilitan kumparan
(3) Mengisi kumparan dengan inti besi lunak
d) Aplikasi Elektromagnet
(1) Bel listrik
(2) Relai magnetik
(3) Pesawat telepon
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional adalah abstrak mengenai fenomena yang dirumuskan
atas generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok atau
individu tertentu. Definisi konsepsional memberi kejelasan tentang istilah-
istilah yang berhubungan dengan penelitian sehingga akan timbul kesamaan
pengertian istilah yang tertera dalam tulisan ini.
Agar penelitian ini jelas dan mudah dipahami, maka perlu konsep-konsep
yang harus dijelaskan oleh penulis. Definisi konsepsional yang dikemukakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penilaian berbasis Portofolio merupakan suatu usaha untuk memperoleh
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses, hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan
pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari
catatan dan dokumentasi pengalaman belajar.
2. Hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan
diukur secara berkesinambungan pada pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
3. Kemandirian belajar mendeskripsikan sebuah proses di mana individu
individu mengambil inisiatif sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain,
untuk mendiagnosis kebutuhan belajar, menformulasikan tujuan-tujuan
30
belajar, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan
menentukan strategi belajar dan melakukan evaluasi hasil belajar yang
dicapai.
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mengubah konsep yang merupakan abstrak atau
kata lain menggambarkan perilaku atau gagasan yang dapat diamati sesuai
dengan masalah yang akan dipecahkan di dalam penelitiau ini. Berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka variabel-veriabel yang
dioperasionalkan adalah
1. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang berdasarkan
catatan dan pengalaman belajar yang di dokumentasikan. Adapun
indikator pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Guru memberikan penjelasan tentang materi.
b. Guru mernberikan tugas kepada siswa.
c. Guru mengumpulkau dan menyimpan tugas siswa dalam satu tempat.
d. Guru memberikan tanggal pernbuatan portofolio.
e. Bagi yang kurang, beri kesempatan memperbaiki karyanya tentukan
jangka waktunya.
f. Setelah 6 kali pertemuan, guru mengadakan penilaian individu dengan
memberikan tes tertulis kepada siswa dalam bentuk soal pilihan ganda.
2. Hasil belajar, merupakan suatu hasil yang didapat oleh siswa setelah
mengerjakan serangkaian tes yang telah diberikan oleh ggru. Dan
31
dijadikan oleh guru sebagai salah satu cara dalam mengetahui tingkat
keberhasilan dalam pengajaran dan prestasi siswa.
3. Kemandirian belajar siswa adalah suatu sikap bagaimana siswa tersebut
dapat mengambil inisiatif sendiri dengan atau tanpa bantuau orang lain,
untuk mendiagnosis kebutuhan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber
belajar, memilih dan menentukan strategi belajar dan melakukan evaluasi
hasil belajar yang dicapai.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri X
Bulungan tahun pembelajaran 2010/2011, yang terdiri dari 7 kelas.
2. Sampel
Sarnpel dari penelitian ini diambil satu kelas yaitu kelas IX B.
Pengambilan sampel ini disadasarkan atas pertimbangan kemampuan
siswa yang hamper sama, dengan pembagian kelas yang sudah diatur oleh
sekolah tersebut.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian di SMP Negeri X Bulungan. Waktu melaksanakan
penelitian di sekolah dari skripsi ini diterima.
E. Teknik Pengumpulan Data
32
Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu pemberian tes
tertulis dan kuesioner pada siswa.
F. Teknik Analisis Data
Data dianalisis secara kualitatif, dalam arti hanya menggambarkan proses
pembelajaran yang dilakukan, menggambarkan hasil belajar dan kemandirian
belajar dalam bentuk persentase.
p= fN
x 100 % (Sudijono, Anas, 2006:43)
Keterangan :
P = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = banyaknya individu
Dengan kriteria sebagai berikut
Table 3.1 interprestasi Nilai
Tingkat persentase Penilaian80% - 100% Baik sekali70% - 79% Baik60% - 69% Cukup0% - 59% Kurang
Sumber : Sudijono Anas 2006 : 44
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PENBAHASAN
BAB V
PENUTUP
34
DAFTAR PUSTAKA
Wariyono, Sukis dan Muharomah, Yani. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam
Sekitar. CV Usaha Makmur. Jakarta.
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Thoha, Chabib. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Suherman, erman, “Asesmen Portofolio.” Jurnal pendidikan dan budaya 10
Januari 2007. 3 Mai 2011. <http//educare.e-fkipunia.net/category
/Erman-Suherman.>
35
LAMPIRAN-LAMPIRAN