Proposal skripsi
description
Transcript of Proposal skripsi
1
Proposal Penelitian
Korelasi Antara Partisipasi Masyarakat dengan
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Ging-Ging Bluto Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah usaha di mana peserta didik
diharapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupannya.1 Tentu
dengan harapan agar peserta didik dapat menjadi lebih baik, bisa mengembangkan
potensi dirinya dan bermanfaat untuk lingkungannya. Dalam al-Qur’an dengan
jelas Allah berfirman:
….. Æìsùö� tƒ ª!$# t Ï% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u öΝ ä3ΖÏΒ t Ï% ©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟù=Ïèø9$# ;M≈ y_u‘yŠ 4 ª!$#uρ $yϑ Î/ tβθ è=yϑ ÷ès?
×��Î7 yz ∩⊇⊇∪
Artinya: .... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. 2
Dengan ilmu, segala persoalan dan problema yang dihadapi manusia akan
dengan mudah dapat terselesaikan. Persoalan-persoalan rumit yang membuat
manusia menderita, dengan ilmu akan dapat teratasi. Pada kontek inilah Allah
menurukan wahyu pertamanya kepada Nabi Muhammad SAW.:
1 Maimun Syamsudin, 2006. Hermeniutika Cangkolang dalam Proses Pendidikan Berbasis Moral,
Edukasi, 2 (05): 10 2 Al-Qur’an, 58:11
1
2
ù&t� ø%$# ÉΟó™$$Î/ y7În/ u‘ “Ï% ©!$# t, n=y{ ∩⊇∪
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.3
Secara tersirat ayat ini memerintahkan manusia untuk selalu belajar dan
belajar. Posisinya sebagai wahyu yang diturunkan pertama kali seakan ingin
menegaskan bahwa sebelum bertindak dan melangkah kemanapun, yang harus
dilakukan oleh umat manusia adalah belajar.
Dengan kata lain, ilmu adalah hal terpenting yang harus dimiliki manusia
sebelum hal-hal yang lain. Karena dengan ilmu manusia akan lebih bermanfaat
bagi lingkungan dan sesema. Dan oleh karenanyalah manusia pada akhirnya akan
lebih tinggi derajatnya seperti telah dijanjikan Allah dalam ayat di atas. Begitu
pentingnya ilmu hingga Allah menyindir dalam satu firmannya:
ôö≅è% ö≅yδ “Èθ tG ó¡ o„ t Ï% ©!$# tβθ çΗs> ôètƒ t Ï%©!$# uρ Ÿω tβθßϑ n=ôè tƒ 3 $yϑ ¯ΡÎ) ã� ©. x‹tG tƒ (#θ ä9'ρé& É=≈ t7 ø9F{ $# ∩∪
Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.4
Dalam kontek ini pulalah, negara sebagai institusi yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengayomi masyarakatnya menciptakan usaha-usaha
agar bagaimana seluruh elemen yang ada di tengah-tengah masyarkat dapat
mengenyam pendidikan, dengan harapan pendidikan tersebut dapat
3 Ibid, 96:1 4 Ibid,39:9
3
mengantarkan negeri ini menjadi negeri yang maju dan sejahatera. Hal ini dapat
dilihat pada undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.5
Oleh karena tanggung jawab tersebut, pemerintah dalam undang-undang
no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab IV pasal 10-11
menetapkan bahwa:
Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan,
membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 10)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. (Pasal 11 ayat 1)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. (Pasal 11 ayat 2)6
Dengan demikian menjadi jelas bahwa pemerintah mempunyai tugas
untuk menjamin terpenuhinya hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan yang layak, seperti termaktub dalam UUD 1945. Bahkan hingga pada
hal-hal yang bersifat teknis, sepeti dana.
5 Undang-Undang Ripublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2004 Jakarta: PT Aras Duta, hlm. 5 6 Ibid, hlm, 7
4
Khususnya dalam hal dana, campur tangan pemerintah tentu sangat
penting bagi terselenggaranya pendidikan layak di negeri ini. Mengapa? Karena
angka kemiskinan dan rendahnya akses masayarakat terhadap pendidikan yang
disebabkan oleh persoalan ekonomi masih sangat tinggi.
Kebijakan pemerintah merealisasikan program Bantuan Oprasional
Sekolah (BOS) sebagai upaya untuk mengurangi beban masyarakat miskin adalah
langkah yang perlu mendapat apresiasi yang layak, sebab program ini adalah
salah satu dari empat program yang sengaja direalisasikan untuk mengurangi
beban masyarakat miskin akibat naiknya harga BBM.
Kebijakan yang direalisasikan sejak awal tahun ajaran 2005-2006,
tapatnya bulan Juli 2005 ini, di satu sisi disambut antusias oleh seluruh lapisan di
masyarakat, terutama lapisan terbawah yang tingkat partisipasinya dalam
pendidikan memang sangat minim.
Akan tetapi rupanya tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa realisasi
BOS akan mengurangi keswadayaan yang selama ini ada.7 Padahal, swadaya
adalah salah satu pilar utama keberlangsungan sebuah lembaga pendidikan,
utamanya lembaga pendidikan swasta seperti Madrasah. Hal ini persis seperti
ditegaskan dalam GBHN (Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978) berkenaan dengan
pendidikan seperti dikutip Zakiyah Daradjat. Dalam ketetapan tersebut
dikemukakan antara lain sebagai berikut:
7 Ibid. hlm 8
5
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah.8
Dengan keswadayaan diharapkan partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan menjadi besar. Ketika partisipasi ini makin besar
maka secara otomatis makin besar pula rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga
pendidikan. Dan dalam kondisi seperti itu masyarakat akan dengan sendirinya ikut
memantau, memberikan masukan dan bahkan menjaga keberlangsungannya. Dari
hal-hal yang bersifat kebijakan dan program hingga hal yang bersifat sangat fisik
seperti bangunan, alat peraga dan semua bahan penunjang pendidikan akan dijaga
dan dirawat oleh masyarakat dengan sepenuh hati.
Ketika peneliti mengamati Madrasah Ibtidaiyah Swasta di lokasi
penelitian masyarakat ikut menyumbangkan dana untuk pembangunan dan
pengadaan alat-alat peraga serta media pembelajaran secara sukarela. Bahkan
untuk pengerjaan pembangunan gedung madrasah mereka gotong royong dan
bergantian untuk turut menyelesaikan pembangunan tersebut.
Akan tetapi kini, setelah adanya program BOS, perhatian yang besar dari
masyarakat terhadap madrasah sudah mulai berkurang. Penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep yang
peneliti jumpai ternyata sudah jauh berbeda dengan sebelum direalisasikannya
BOS. Keberperanan masyarakat yang dulu diantaranya ditunjukkan dengan
8 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara & Depag, 2000), hlm. 34
6
pendanaan yang bersifat swadaya rupanya sudah mulai berkurang. Hal ini
menyebabkan sulitnya pengembangan dalam bidang sarana, seperti bangunan,
akibat masyarakat kini telah mempunyai anggapan bahwa pengadaan sarana dan
seluruh pembiayaan di MI Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep bisa
didapatkan dari bantuan pemerintah. Akibatnya, hingga kini di Madrasah ini, ada
dua kelas yang tidak dilengkapi dengan bangku dan meja tulis. Murid kelas empat
dan kelas lima setiap hari belajar sambil lesehan di atas tikar seadanya.
Dengan demikian, kehadiran BOS sejak tahun 2005 lalu, Peneliti rasa, di
satu sisi bukanlah langkah maju buat masa depan pendidikan kita. Secara verbal
mungkin akan terlihat semakin banyak anak bisa masuk sekolah dan menikmati
pendidikan. Akan tetapi di sisi yang lain kebijakan ini justru tidak mendidik
mental bangsa secara umum agar menjadi bangsa yang mandiri dan tidak manja.
Satu dua orang sudah peneliti dengar berkomentar bahwa saat ini lebih baik
mendirikan sekolah dari pada mendirikan CV: lebih menguntungkan dalam hal
finansial dan akan meningkatkan strata sosial di tengah-tengah masyarkat.
Ironi-ironi semacam inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti tentang
korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda di Desa Ging-Ging tahun pelajaran 2008-2009.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah merupakan salah satu pokok yang cukup penting dalam
kegiatan penelitian sehinga peneliti merasa perlu dan penting sekali untuk
7
membuat rumusan-rumusan masalah yang akan diteliti dan dicarikan jawabannya.
Peneliti dalam kegiatan ini merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan
Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009?
2. Seberapa besar korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan
Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang peneliti paparkan di atas, maka
menjadi jelas bahwa penelitian ini mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara partisipasi masyarakat dengan
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-
Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009
2. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara partisipasi masyarakat
dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa
Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009
D. Kegunaan Penelitian
Setelah nanti peneliti melakukan penelitian yang sesui dengan kaidah-
kaidah penelitian ilmiah sehingga kebenarannya dapat diterima, maka peneliti
8
berharap hasil penelitian tersebut mempunyai kegunaan sebagai berikut:
Pertama, hasil penelitian ini akan menjadi tambahan wawasan
pengetahuan yang diharapkan bisa menjadi pijakan pengambilan kebijakan dan
pembuatan program-program yang ada di Lembaga Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.
Terutama dalam hal bagaimana mengusahakan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikannya.
Kedua, hasil penelitian ini akan menjadi kajian kritis bagi peneliti untuk
mengembangkan ilmu yang peneliti peroleh agar berguna bagi agama bangsa dan
negara.
Ketiga, hasil penelitian ini akan melengkapi perbendaharaan karya ilmiah
dalam dunia pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau
bahkan rujukan bagi siapapun yang bermaksud mengadakan penelitian
selanjutnya.
E. Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan yang menjadi titik berangkat peneliti dalam
menentukan judul skripsi ini (Korelasi antara partisipasi masyarakat dengan
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging Ging
Bluto Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009) antara lain:
1. Alasan Objektif
9
a. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lembaga pendidikan, utamanya
swasta seperti Madrasah sangatlah penting. Karena dengan partisipasi
masyarakat penyelenggaraan sebuah pendidikan akan terarah dengan
benar sesuai dengan kemauan dan kebutuhan masyarakat.
b. Program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) yang selama beberapa tahun
terakhir telah direalisasikan ternyata cukup menggelisahkan. Karena
dengan direalisasikannya BOS berarti salah satu bentuk partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan telah terkurangi. Padahal
partisipasi masyarakat dalam pendidikan merupakan penunjang yang
cukup penting.
2. Alasan Subjektif
a. Masalah yang diangkat peneliti sangat sesuai dengan fakultas dan jurusan
yang peneliti tekuni, yaitu jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama (PAI). Sehingga peneliti merasa sudah menjadi kewajiban bagi
peneliti untuk turut serta memikirkan pendidikan, khususnya dalam hal ini
bagaimana merawat dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan demi terselenggaranya pendidikan yang
sesuai dengan harapan bersama.
b. Peneliti dibesarkan dan digembleng di lembaga pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep.
c. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Peneliti cukup tersedia
sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
10
F. Asumsi dan Hipotesa
1. Asumsi/Postulat
Asumsi atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti. Dengan kata lain ia merupakan anggapan
dasar yang kebenarannya sudah dapat diyakini. Asumsi ini berfungsi sebagai
tempat pijakan penelitian. Adapun asumsi yang akan peneliti jadikan tempat
berpijak dalam penelitian ini adalah:
a. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan sebuah pendidikan
mempunyai beberapa bentuk yang berbeda.
b. Kondisi penyelenggaraan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
2. Hipotesis
Sebelum peneliti kemukakan hoptesis penelitian ini, terlebih dahulu
peneliti kemukakan tentang pengertian hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
dipertanyakan. Hipotesis dimaksud, mestilah menjadi landasan logis dan
pemberi arah bagi proses pengumpulan data serta proses penyelidikan tersebut.9
Pendapat senada juga dikemukakan Sutrisno Hadi, menurutnya
hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar
kebenarannya masih belum meyakinkan/jawaban sementara dari masalah
9 Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1982), hlm.62.
11
yang masih memerlukan penelitian.10
Dalam bahasa yang berbeda Arikunto
mengartikan hipotesis sebagai suatu jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.11
Dilihat dari katagori rumusannya, hipotesis dapat dibagi menjadi dua
bagian. Pertama, hipotesis nihil (null hypothesess) yang biasa disingkat
dengan Ho. Hipotesis ini adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Kedua,
hipotesis alternatif yang biasa disingkat dengan Ha. Hipotesis ini adalah
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara satu
variabel dengan variabel lainnya.12
Dengan berpijak pada pengertian hipotesis di atas, maka hipotesis nihil
yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Tidak
ada korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep
tahun pelajaran 2008-2009.”
Sementara hipotesis alternatif yang peneliti rumuskan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: ” Ada korelasi antara partisipasi masyarakat
dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Ging-Ging Bluto Sumenep tahun pelajaran 2008-2009.”
10 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, 1976), hlm.8. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
hlm. 64. 12 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan Kuantitatif, (t.t: Unesa University
Press, 2007), hlm. 44-45.
12
G. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah sesuai dengan yang
peneliti maksud, maka sangat penting dijelaskan terlebih dahulu batasan-batasan
atau ruang lingkup peenelitian, baik dari segi materi, lokasi atau subjek penelitian
mupun dari segi waktu.
Pertama, dari segi materi. Pada segi materi ini peneliti akan memaparkan
batasan variabel atau penjabaran variabel menjadi sub variabel beserta indikator-
indikatornya.
1. Partisipasi Masyarakat
”Partisipasi masyarakat” dalam penelitian ini berposisi
sebagai variabel X. Adapun masyarakat yang peneliti maksud
adalah seluruh anggota anggota komite sekolah dan wali murid di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep.
Adapun indikator-indikator yang akan diukur pada variabel ini
adalah sebagai berikut.
a. Pemberian masukan oleh masyarakat tentang penyelenggaraan
pendidikan.
b. Pemberian sumbangan dana oleh masyarakat.
c. Pemberian sumbangan tenaga oleh masyarakat.
d. Pemberian sumbangan alat-alat atau barang penunjang
penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat.
13
e. Pengawasan yang dilakukan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat.
f. Penjagaan dan perawatan terhadap aset-aset serta nama baik
Madrasah.
2. Penyelenggaraan Pendidikan
”Penyelenggaraan pendidikan” dalam penelitian ini berposisi
sebagai variabel Y. Adapun penyelenggaraan pendidikan yang peneliti
maksud adalah penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep. Sedangkan indikator-indikator
yang akan diukur pada variabel ini adalah sebagai berikut.
a. Pengadaan guru
b. Pengadaan biaya
c. Pengdaan sarana
d. Penerimaan siswa baru
e. Pengadaan buku ajar
Kedua dari segi Subjek dan Objek penelitian. Subjek dari penelitian ini
adalah seluruh anggota komite sekolah, seluruh wali murid dan ketua yayasan
beserta staf-stafnya, serta kepala sekolah beserta staf-stafnya pula. Sedang Objek
dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk partisipasi masyarakat sebagaimana
telah peneliti paparkan di atas. Lain dari itu objek penelitian dalam penelitian ini
adalah penyelenggaraan pendidikan sebagaimana juga telah peneliti jelaskan di
atas.
14
Ketiga dari segi lokasi. Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda yang bernaung di bawah Yayasan Nurul Huda. Madrasah
ini berada di Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, tepatnya di
Dusun Bringin.
Keempat dari segi waktu. Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun
pelajaran baru (2008-2009), tepatnya pada bulan juli tahun 2008.
H. Batasan Istilah dalam Judul
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan nanti, maka
Peniliti merasa perlu untuk memberikan batasan pada istilah-istilah yang ada
pada judul skripsi ini.
Pertama “Partisipasi Masyarakat”. Dalam Kamus populer, partisipasi
adalah pengambilan bagian (didalamnya); keikutsertaan; penggabungan diri
(menjadi peserta). Masyarakat adalah sehimpunan orang yang hidup bersama di
sesuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu.13
Dalam penelitian ini
yang kami maksud dengan partisipasi masyarakat adalah pemberian masukan,
sumbangan tenaga, dana, alat atau barang penunjang, pengawasan, terhadap
penyelenggaraan pendidikan dan penjagaan terhadap aset-aset sekolah oleh wali
murid dan anggota komite sekolah.
Kedua, ”Penyelenggaraan pendidikan”. Dalam RUU Penyelenggaraan
pendidikan disebutkan bahwa “Penyelenggaraan pendidikan adalah kegiatan
13 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hal. 636.
15
pelaksanaan komponen-komponen sistem pendidikan pada satuan/program
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat
berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional”. Dalam penelitian ini
yang kami maksud dengan penyelenggaraan pendidikan adalah pengadaan guru,
pengadaan biaya, pengadaan sarana, penerimaan siswa baru dan pengadaan buku
ajar.
I. Kajian Pustaka
Pemerintah seharusnya tidak menjadi sosok paling tahu terhadap semua
persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat, termasuk dalam lingkup
pendidikan. Untuk menjamin adanya keselarasan antara kebutuhan dan cita-cita
memajukan sektor pendidikan, rakyat sebagai komponen yang akan menjadi
sasaran seluruh kebijakan di dalamnya semestinya dilibatkan. Kartono dalam
bukunya berjudul Tujuan Pendidikan Harus Singkron dengan Tujuan Manusia
menyatakan sebagai berikut:
Urusan pendidikan adalah urusan kita bersama yaitu: urusan seluruh
bangsa Indonesia, jelas bukan eksklusif menjadi urusan pemimpin dan
pakar-pakar pendidikan saja. Oleh karena itu kebijakan pendidikan
ditingkat nasional baru bisa berjalan lancar atau mantap hanya berkat
dukungan rakyat banyak yaitu berupa partisipasi aktif segenap warga
masyarakat.14
14
Kartini Kartono, Tujuan Pendidikan Harus Singkron dengan Tujuan Manusia, (Bandung: Mandar Maju, 1991), hlm. 11.
16
Kutipan singkat ini secara langsung menyinggung betapa pentingnya
partisipatisi masyarakat dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan. Secara lebih
luas partisipasi di sini bisa ditafsirkan bahwa keberperanan masyarakat pada
hakikatnya sangat penting artinya bagi sebuah program seperti pendidikan sejak
dari penentuan kebijakan. Karena apa pun yang dihasilkan tidak dengan melelui
pelibatan masyarakat dalam seluruh prosesnya akan mengakibatkan kurangnya
rasa memiliki dan tanggung jawab pada diri mereka untuk turut mengawal,
merawat dan menjaga keberlangsungannya.
Terkait hal ini, Suprapto dalam bukunya Berjudul Partisipasi Masyarakat
dalam Pendidikan; Suatu Bahasan Kebijakan Pendidikan mengatakan:
Dalam implementasi partisipasi masyarakat, seharusnya anggota
masyarakat merasa bahwa tidak hanya menjadi objek dari kebijakan
pemerintah, tetapi harus dapat mewakili masyarakat itu sendiri sesuai
dengan kepentingan mereka. Perwujudan partisipasi masyarakat dapat
dilakukan, baik secara individu atau kelompok, bersifat spontan atau
terorganisasi, secara berkelanjutan atau sesaat, serta dengan cara-cara
tertentu yang dapat dilakukan.15
Tanpa benar-benar adanya keterlibatan masyarakat dalam pendidikan
secara menyluruh (sejak dari perencanaan hingga aplikasi) rasa tanggung jawab
terhadap penyelenggaran dan pengembangan pendidikan akan sangat sulit
tumbuh. Hal ini seiring pradigma sentralisasi pada zaman Orde Baru yang
menjadikan masyarakat seakan-akan hanya sebagai objek dari kebijakan-
kebijakan yang diputuskan pemerintah.
15 Suprapto, Peran Masyarakat dalam Pendidikan; Suatu Bahasan Kebijakan Pendidikan, (Jakarta:
Pelita Pustaka, 2003), hlm, 39.
17
J. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan
analisis data statistik. Sedangkan sifatnya adalah korelasi yaitu mencari
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Karena termasuk kategori penelitian kuantitatif korelasi maka variabel
yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel X dan
variabel Y, yang termasuk variabel X adalah Partisipasi Masyarakat dan
variabel Y adalah Penyelenggaraan Pendidikan. Artinya variabel X
berkorelasi dengan variabel Y. Dengan kata lain, partisipasi masyarakat
berkorelasi positif dengan penyelenggaraan pendidikan di MI Nurul Huda
Ging-Ging, Bluto, Sumenep.
2. Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Sebelum peneliti mengemukakan bagaimana peneliti menentukan
subjek penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan mengupas secara sederhana
tentang istilah Populasi dan Sampel yang umum dipergunakan untuk
menyebut subjek dalam sebuah penelitian.
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (semua elemen
yang ada di dalam wilayah penelitian. Oleh karenanya, apabila seorang
peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
18
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau
penelitiannya disebut dengan studi populasi atau studi sensus.16
Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi yang kami maksud
dalam penelitian ini adalah 120 orang wali murid dan 30 anggota kemite
sekolah di Madrasah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto Sumenep, yang jika
diakumulasikan berjumlah 150 orang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan mewakili
keseluruhan populasi tersebut. Oleh karenanya peneliti yang hanya
meneliti sebagian saja dari populasi untuk pada akhirnya digunakan untuk
menggeneralisir seluruh populasi, dinamakan penelitian sampel.17
Pengambilan sampel ini bisa dilakukan ketika populasi dirasa
terlalu banyak dan tidak memungkinkan efektifnya sebuah penelitian.
Jelasnya, ketika jumlah populasi di bawah 100 maka semua populasi harus
diteliti, akan tetapi jika melebihi 100 maka peneliti dibolehkan hanya
meneliti sampel yang besarnya antra 10-15 % atau 20-25% atau bahkan
lebih besar, tegantung kepada: a) Kemampuan peneliti dari segi dana,
waktu dan tenaga; b) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subjek; c) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.18
16 Arikunto, Prsedur Penelitian..., hlm. 108. 17 Ibid, hlm. 109. 18 Ibid, hlm. 112
19
Dari pengertian-pengertian tentang populasi dan sampel di atas,
peneliti kemudian mengambil sample dari keseluruhan populasi sebanyak 75
orang (50%) dengan menggunakan metode stratified proporsional random
sampling. Peneliti mengambil sampel masing-masing 50% dari kelompok
populasi yang sebelumnya telah peneliti kelompokkan sesuai dengan jenis
populasi. Pengelompokan dan pengambilan sampel tersbut bisa dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 1
Keadaan populasi dan sampel penelitian
No Varian populasi Populasi Sampel
01 Wali murid 120 60
02 Anggota komite sekolah 30 15
Sumber: litbang MI Nurul Huda Ging-Ging
3. Teknik Pengumpulan Data
Setiap teknik pengumpulan data, baik itu angket, wawacara, observasi
maupun dokumentasi, sama-sama mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Oleh karenanya dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik
sekaligus dengan harapan antara satu dengan yang lainnya dapat saling
melengkapi. Teknik yang peneliti gunakan antara lain adalah:
a. Observasi
Dalam sebuah penelitian, observasi manjadi bagian hal terpenting
yang harus dilakukan oleh peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek
20
maupun objek penelitian dapat dilihat dan diraskan langsung oleh seorang
peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto, dalam tinjauan psikologis, observasi
adalah kegiatan pemuatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh
panca indera, baik menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba, dan pengecap. Teknik ini dapat dilakukan dengan dua cara yang
kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi. Pertama, observasi
non-sistematis. Dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan
instrumen pengamatan. Kedua, observasi sistematis. Dilakukan dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.19
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik ini pada fase studi
pendahuluan untuk memperoleh iformasi umum tentang objek dan subjek
penelitian. Hasil studi pendahuluan ini peneliti gunakan sebagai pijakan
dalam memilih masalah dan merumuskannya. Di samping itu hasil observasi
ini juga peneliti gunakan untuk menyusun latar belakang penelitian ini.
b. Angket
Angket adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada seseorang, dalam hal ini disebut dengan responden. Adapun cara
menjawab dilakukan dengan cara tertulis pula.20
Dengan kata lain, angket
adalah alat untuk mengumpulkan data yan berupa daftar pertanyaan yang
disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis.
19 Ibid, hlm. 133 20 Ibid, hlm.135
21
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik ini untuk
memperolah data primer berupa komponen-komponen penyelenggaraan
pendidikan dan bentuk-bentuk serta kadar kepedulian masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan .
Dilihat dari cara menjawabnya, teknik ini termasuk teknik angket
tertutup. Artinya, jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti sudah disediakan. Sehingga responden tinggal memilih di antara
alternatif jawaban yang teleh disediakan.
c. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
porses tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan informan
atau responden. Menurut Donald Ary dkk seperti dikutip Yatim Riyanto,
wawancara itu bisa dibagi menjadi dua jenis. Pertama, jenis wawancara
berstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaan dan alternatif jawabannya
sudah disediakan oleh pewawancara. Kedua, wawancara tak berstruktur, yaitu
wawancara yang lebih bersifat informal. Dalam wawancara yang
pertanyaannya tidak dipersiapkan dengan kaku ini informan atau responden
diberi kebebasan menguraikan jawabannya serta mengungkapkan
pandangannya sesuka hati.21
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tak
berstruktur untuk mendapatkan data pelengkap berupa keadaan atau kondisi
21 Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan..., hlm. 70.
22
sosial, budaya dan kecendrungan di sekitar subjek, atau bahkan terkadang
digunakan untu memperoleh jenis data primer seperti peneliti maksudkan di
atas. Hal ini sangat penting untuk dijadikan bahan perbandingan dengan data
yang diperoleh dengan taknik-teknik lain oleh peneliti. Atau dengan kata lain,
sebagai bahan untuk mengadakan verifikasi. Lain dari itu, data pelengkap ini
akan memudahkan peneliti.
d. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari dokumen yang berarti barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.22
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik ini dengan maksud
dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan administrasi sekolah, daftar
guru, daftar murid dan wali murid, serta data-data lain berbentuk dokumen
yang sekiranya akan dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan dan
kelengkapan penelitian ini.
4. Teknik Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis yang telah peneliti kemukakan dalam bagian
terdahulu proposal ini, terlebih dahulu peneliti harus menganalisa data yang
telah penelti peroleh dari lapangan. Karena penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasi, maka peneliti menggunakan
22 Arikunto, Prosedur Penelitian…, hlm. 134
23
metode product moment untuk kepentingan menganalisa data tersebut. Dalam
hal ini rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
rₓ = ∑ xy
√ (∑x²) ( ∑y²)
rₓ = Koefisien antara gejala X dan Y.
∑x² = Deviasi dari variabel X.
∑y² = Deviasi dari variabel Y.23
Dalam penyelesaian analisis ini penulis menggunakan interpretasi terhadap
koefisien korelasi yang diperoleh atau nilai “ r “ dengan table interpretasi sebagai
berikut :
Tabel : 1
Tabel Interpretasi Nilai Kerja “r” 24
No Besarnya nilai r Interpretasi
01
02
03
04
05
Antara 0,800 sampai 1,000
Antara 0,600 sampai 0,800
Antara 0,400 sampai 0,600
Antara 0,200 sampai 0,400
Antara 0.000 sampai 0,200
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah ( Tak berkorelasi )
23 Arikunto, Prosedur Penelitian…, hlm. 241 24 Ibid, hlm. 245
y
24
K. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam skripsi ini, maka
pembahasannya diatur dalam bab demi bab. Dan secara garis besar pebahasan ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
BAB I, adalah bab pendahuluan yang diawali dengan latar belakang
masalah yang menjelasakan tentang hakikat pendidikan beserta tugas ataupun
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat terdap terlakasananya
penyelenggaraan pendidikan di negeri ini. Lain dari itu pada bagian ini peneliti
menjelaskan tentang perhatian masyarakat yang mulai menurun terhadap
penyelenggaraan pendidikan di MI Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep seiring
dengan dilakasanakannya program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) oleh
pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu. Ini menjadi persoalan penting karena
sebenarnya peran serta masyarakat sangatlah penting dalam sebuah
penyelenggaraan pendidikan seperti tersirat dalam UU No. 2 tahun 1989 pasal 1
ayat 2 yang menegaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia. Ini apa artinya? Penyelenggaraan
pendidikan seharusnya diselenggarakan untuk menjawab persoalan-persoalan
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenya, tidak mungkin sebuah
pendidikan akan betul-betul terselenggara sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tanpa adanya peran serta masyarakat di dalamnya. Untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan penelitian, maka peneliti membuat rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, alasan memilih judul, asumsi dan hipotesis, ruang
25
lingkup penelitian, batasan istilah dalam judul dan sistematika pembahasan, yang
kesemuanya itu peneliti cantumkan dalam bagian ini.
BAB II adalah kajian pustaka. Pada bagian ini peneliti memaparkan
tentang bentuk-bentuk partisipasi masyarakat terhadap sekolah dan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bentuk partisipasi masyarakat (komite
sekolah/wali murid) bisa berupa tenaga, berupa pemikiran dan berupa finansial.
Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan terdiri dari beberapa
komponen seperti sarana dan prasarana sekolah (seperti pengadaan gedung,
bangku, papan dan lain-lain), pembiayaan (seperti SPP, iuran ujian, iuran OSIS,
iuran registrasi, iuran hafalatul imtihan dan iuran-iuran lainnya), tenaga (seperti
perawatan dan pemeliharaan aset-aset madrasah dll.) Lain dari itu, pada bagian
ini peneliti juga membahas tinjauan teoritis tentang penyelenggaraan pendidikan
dan korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan.
BAB III adalah Metodologi Penelitian. Dalam bab ini peneliti
menjelaskan tentang pengertian metodologi penelitian dan dilanjutkan dengan
Rancangan penelitian yang berisi penjelasan bahwa pendekatan yang peneliti
pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasi.
Setelah itu teknik menentukan subjek penelitian, di bagian ini peneliti
menjelaskan bahwa peneliti menggunakan sampel dikarenakan populasinya
melebihi 100. Dilanjutkan dengan penjelasan teknik pengambilan data, dimana
dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket, observasi, wawancara dan
dokumentarsi. Terakhir teknik analisis data, pada bagian ini peneliti menjelaskan
26
bahwa dalam menganalisis data yang diperolah di lapangan, peneliti
menggunakan teknik analisa statistik yakni korelasi product moment.
BAB IV adalah laporan penelitian. Pada bab ini peneliti akan
melaporkan kegiatan penelitian ini sejak dari persiapan, pelaksanaan, penyajian
dan analisis data, pembuktian hipotesis hingga pambahasan.
BAB V adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan peneliti dan saran-
saran yang didasarkan pada hasil penelitian ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara & Depag,
2000.
Prof. Dr. Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,1997.
Maimun Syamsudin, Hermeniutika Cangkolang dalam Proses Pendidikan Berbasis
Moral, Edukasi, 2 (05), 2006.
Kartono, Kartini, Tujuan Pendidikan Harus Singkron dengan Tujuan Manusia,
Bandung: Mandar Maju, 1991.
Poerwadarminta, WJ.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1984.
Suprapto, Peran Masyarakat dalam Pendidikan; Suatu Bahasan Kebijakan
Pendidikan, Jakarta: Pelita Pustaka, 2003
Isdijoso, Widjayanti, Kajian Cepat PKPS-BBM Bidang Pendidikan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) 2005, Jakarta: Lembaga Penelitian SEMERU,
2006. www.bappenas.go.id/.../&view=443/SMERU_BOS_PKPS_BBM.pdf
Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1982.
Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA. Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGN Yogyakarta, 1976.
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Dr. Yatim Riyanto, M.pd. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan
Kuantitatif, Unesa University Press, 2007.