Proposal Skripsi 1 (Repaired)

23
METODE PENINGKATAN KUALITAS PADA PEMBUATAN GARAM “BLEDUG KUWU” Oleh: Dwi Sudarwati 4311410037 JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Transcript of Proposal Skripsi 1 (Repaired)

Page 1: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

METODE PENINGKATAN KUALITAS PADA PEMBUATAN

GARAM “BLEDUG KUWU”

Oleh:

Dwi Sudarwati

4311410037

JURUSAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2014

Page 2: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan

pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia.Garam sangat diperlukan

tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit,

termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain itu garam juga digunakan untuk

mengawetkan makanan dan sebagai bumbu (Wikipedia).

Garam adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya garam dapur

yang tersedia secara umum adalah Natrium Klorida (NaCl) yang dihasilkan oleh air laut.

Adapula garam tanah yaitu garam yang tidak berasal dari laut. Ada dua daerah di Jawa

Tengah yaitu Desa Juana dan Kelurahan Kuwu Kabupaten Grobogan. Garam yang

dihasilkan tidak terbuat dari air laut, karena letaknya yang jauh dari laut (BPPI, 1984:7).

Garam sangat diperlukan oleh tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan

dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi). Selain

itu garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Setiap

manusia pada umumnya mengonsumsi garam dengan jumlah yang berbeda-beda

tergantung kebiasaan masing-masing individu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam

dapur juga sering ditambah dengan yodium.

Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan

gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan)

garam menggunakan garam iodide atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya. Pemilihan

garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur yang pasti

digunakan dirumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industry

pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki akan tinggi. Selain itu, didukung

sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air, yaitu sekitar 24 gram/100 ml.

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuuh dalam jumlah relative

kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormone

Page 3: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

tiroksin. Hormone tiroksin ini sangat berperan dalam metabolism di dalam tubuh.

Kekurangan iodium dapat berakibat buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan

antara lain, berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok,

kretin endemic (cebol), berkurangnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya

angka kematian prenatal, serta keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam

pengangkat kepala, tengkurap dan berjalan) (Hendrawan, 2000).

Tanpa adanya proses pemurnian maka, garam dapur yang dihasilkan melalui

penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain yang terlarut, eperti MgCl2,

MgSO4, CaSO4, CaCO3, dan KBr, KCl dalam jumlah kecil. Dengan demikian metode

rekristalisasi langsung garam dapur belum dapat menghasilkan natrium klorida dengan

kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian tentang metode

pemurnian garam dapur melalui rekristalisasi sehingga effektifitas metode rekristalisasi

garam dapur dapat lebih optimal. Salah satu cara yang dapat digunakan dengan

menambahkan bahan pengikat impurities (pengotor) sebelum rekristalisasi dilakukan

(Mulyani,2010).

Garam dapur sebagai garam konsumsi harus memenuhi syarat standar mutu yang

telah ditetapkan. Garam dapur harus mempunyai kenampakan yang bersih, berwarna putih,

tidak berbau, tingkat kelembaban rendah dan tidak terkomtaminasi oleh timbal dan logam

berat lainnya. Sistem penggaraman rakyat terutama pada pembuatan garam bledug kuwu

sampai saat ini menggunakan kristalisasi total sehingga produktifitas dan kualitasnya

masih rendah. Oleh karena itu adanya permasalahan ini peneliti melakukan meningkatkan

kualitas garam bledug kuwu dengan penambahan iodisasi untuk menghasilkan kualitas

garam bledug kuwu bermutu tinggi. 

1.2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah yang akan

dibahas adalah: “Bagaimana pengaruh bahan pengikat impurities BaCO3, NaOH dan

Na2CO3 terhadap kadar NaCl dalam pembuatan garam dapur sebelum proses kristalisasi air

“Bledug Kuwu”?”

Page 4: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

1.3.   Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pada perbandingan berapa penambahan bahan pengikat

impurities dapat menghasilkan kadar NaCl sesuai standar SNI.

2. Untuk membandingkan hasil pada variasi dengan penambahan bahan pengikat

impurities BaCO3, NaOH dan Na2CO3.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas garam “Bledug

Kuwu” pada pembuatan garam dapur.

2. Menambah pengetahuan dan penerapan teori-teori yang telah diterima selama

perkuliahan serta memberikan gambaran tentang peningkatan kualitas mutu garam.

Page 5: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Garam Dapur

Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan

pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia

termasuk Negara maritime, namun usaha meningkatkan produksi garam belum diminati,

termasuk dalam usaha meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam

dengan kualitas baik (kandungan kalsium dan magnesium kurang) banyak import dari luar

negri, terutama dalam hal ini garam beryodium serta garam industri.

Bledug kuwu berupa kawah lumpur (bledug) yang dinamakan Bledug Kuwu karena

berlokasi di desa Kuwu. Kawah ini secara berkala melepaskan lumpur mineral dalam

bentuk letupan. Oleh penduduk setempat lumpur ini dimanfaatkan mineralnya untuk

pembuatan konsentrat garam yang disebut bleng. Lumpur dari kawah ini airnya

mengandung garam, oleh masyarakat setempat dimanfaatkan untuk dipakai sebagai bahan

pembuat garam secara tradisional. Caranya adalah dengan menampung air dari bledug itu

ke dalam glagah, lalu dikeringkan (Wikipedia).

Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionic yang terdiri dari ion positif (kation)

dan ion negative (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam

terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa

senyawa anorganik seperti klorida (Cl-), dan bias juga berupa senyawa organik seperti

asetat (CH3COO-) dan ion monoatomik seperti fluoride (F-), serta ion poliatomik seperti

sulfat (SO42-).

Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam. Ada banyak

macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida ketika

dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan

membentuk ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam

yang bukan garam asam maupun garam basa. Larutan Zwitterion mempunyai sebuah

Page 6: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

anionik dan kationik di tengah di molekul yang sama, tapi tidak disebut sebagai garam.

Contohnya adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.

Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya

Kristal putih, seringkali dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara

umum adalah Natrium Klorida (NaCl).

Garam sangat diperlukan oleh tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan

dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi. Selain itu garam

juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu. Untuk mencegak

penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi Iodium.

2.2. Kegunaan Garam

2.2.1. Garam Konsumsi

Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan

gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan)

garam menggunakan garam iodide atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya.

Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur

yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan

dalam industry pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki akan tinggi. Selain

itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air, yaitu sekitar 24 gram/100

ml.

2.2.2 Oralit

Oralit merupakan produk kesehatan yang dikonsumsi saat mengalami diare.

Kandungan oralit yang utama adalah campuran antara NaCl dengan gula (glukosa atau

sukrosa). Fungsi oralit yang utama adalah menjaga keseimbangan jumlah cairan dan

mineral dalam tubuh. Oralit merupakan satu-satunya obat yang dianjurkan untuk mengatasi

diare yang menyebabkan banyak kehilangan cairan tubuh. Oralit tidak menghentikan diare,

Page 7: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

tetapi mengganti cairan tubuh yang hilang bersama tinja. Dengan mengganti cairan tubuh

tersebut, terjadinya dehidrasi dapat dihindarkan.

2.2.3 Minuman Kesehatan

Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk

mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama

keringat dari tubuh selama proses metabolism atau aktivitas olah raga yang berat.

Umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif,

juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na+), kalium

(K+), magnesium (Mg++), Kalsium (Ca++), karbonat-bikarbonat (CO32- dan HCO3

2-), dan

Klorida (Cl-).

2.3. Mekanisme Reaksi

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemurnian garam dapur

adalah dengan menambahkan bahan pengikat impurities. Bahan pengikat impurities

sengaja ditambahkan ke dalam air laut pada proses pembuatan garam dapur untuk

mengikat pengotor-pengotor yang ada. Bahan pengikat tersebut berupa BaCO3,, NaOH, dan

Na2CO3. Bahan tersebut akan membentuk garam yang sukar larut dalam air. Pada proses

penambahan bahan pengikat reaksi yang terjadi adalah:

1. NaOH(aq) → Na (aq) + OH- (aq)

Mg2+(aq) + OH-

(aq) → Mg(OH)2(aq) ↓ Endapan putih

Fe3+(aq) + 3OH-

(aq) → Fe(OH)3(s) ↓ (Vogel, 1990: 261)

(coklat kemerahan)

Ksp Fe(OH)3(s) : 1.10-36 (Day dan Underwood, 1986:677)

2. Na2CO3 + Mg2+ → MgCO3 ↓ (putih)

CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 ↓ + Na2SO4 (putih)

Page 8: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

Ksp CaCO3 : 5.10-9 (Day dan Underwood,1986:677)

Ksp MgCO3: 1.10-5 (Day dan Underwood,1986:677)

2.4. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Garam.

Garam dapur sebagai garam konsumsi harus memenuhi syarat standar mutu yang

telah ditetapkan. Garam dapur harus mempunyai kenampakan yang bersih, berwarna putih

tidak berbau, tingkat kelembaban rendah dan tidak terkontaminasi oleh timbale dan logam

berat lainnya (Warlan,dkk.2010).

Tabel. 1 Komposisi garam dapur menurut SNI 01-3556-2000

Senyawa Kadar

Natrium Klorida Min 94,7%

Air Maks 5%

Iodium sebagai KI Min 30 mg/Kg

Logam timbal (Pb) Maks 10,0 mg/Kg

Logam tembaga (Cu) Maks 10,0 mg/Kg

Logam air raksa (Hg) Maks 0,1 mg/Kg

Logam arsen Maks 0,5 mg/Kg

Ca Maks 2,0 mg/Kg

Mg Maks 2,0 mg/Kg

Fe Maks 2,0 mg/Kg

Page 9: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

Garam beriodium yang dianjurkan untuk di konsumsi manusia adalah yang

memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu berdasarkan SNI NO. 01 3556.2.2000

tahun 1994 dalam SNI kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30-80 ppm dalam

bentuk KIO3 hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari

adalah 6-10 gram. (Palupi,2004).

2.5. Kristalisasi

Kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat (kristal) komponen tunggal dari

fase cair (larutan) yang multi komponen, dan dilakukan dengan cara pendinginan,

penguapan dan kombinasi pendinginan dan penguapan. Proses pembentukan Kristal

dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

1. pencapaian kondisi lewat jenuh (supersaturation)

2. pembentukan inti Kristal (nucleation)

3. pertumbuhan inti Kristal menjadi Kristal (crystal growth).

Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan, penguapan dan

penambahan presipitan. Pembentukan inti Kristal terjadi setelah kondisi lewat jenuh

(supersaturation) tercapai. Proses kristalisasi dapat ditingkatkan kinerjanya dengan

penambahan Kristal biji Kristal (seed). Tujuan penambahan seed dalam proses

kristalisasi adalah untuk membantu mempercepat kondisi lewat jenuh larutan garam

dan juga dapat menginduksi pembentukan Kristal lebih banyak.

Metode yang sering digunakan dalam proses kristalisasi adalah metode

pendinginan dan metode penguapan. Untuk mempercepat pertumbuhan Kristal maka

dapat menambahkan seed. Seed tersebut di gantung dengan benang dan diletakkan

tepat ditengah-tengah larutan (William, 1970:246 dalam Mulyani, 2010)

2.6. Bahan Pengikat Impurities (Pengotor)

Bahan pengikat impurities adalah bahan yang dapat mengikat zat-zat asing yang

keberadaannya tidak dikehendaki dalam zat murni. Air laut sebagai bahan baku pembuatan

garam dapur selain mengandung NaCl juga mengandung garam-garam terlarut lainnya

sebagai Impurities (pengotor). Pengotor ini biasanya berasal dari ion Ca 2+, CO32-. SO4

2-, Fe 3+ dan Mg 2+.

Page 10: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

Impurities dari kalsium biasanya dalam bentuk gips. Kristal gips sangat hals dan

mengendap sangat lambat sehingga pada masa pembentukan Kristal NaCl, gips ikut

terkristalkan. Hal ini terjadi penyebab garam yang diperoleh dari penguapan air laut

dengan tenaga sinar matahari kemurniannya lebih rendah dibandingkan dengan penguapan

buatan. Senyawa magnesium terdapat dalam larutan induk (mother liquor) yaitu larutan

sisa pengendapan NaCl. Senyawa ini menyebabkan sifat higroskopis garam menjadi besar

dan rasanya menjadi pahit (Djoko, 1995:5 dalam Mulyani, 2010).

2.7. Inductively Coupled Plasma (ICP)

Inductively Coupled Plasma (ICP) adalah sebuah teknik

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. ( Arikunto, 2006:130). Populasi

dalam penelitian ini adalah air garam tanah dengan kepekatan 24,50 Be dari Bledug Kuwu

Jawa Tengah.

Page 11: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

3.1.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto,2006:131)

Sampel dalam penelitian ini adalah air tua dari Bledug Kuwu Purwodadi Jawa Tengah.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. (Arikunto, 2006:118)

3.2.1 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kadar NaCl garam bledug kuwu yang

dihasilkan.

3.2.2 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu bahan pengikat berupa BaCO3, NaOH dan

Na2CO3

3.2.3 Variabel terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini yaitu derajat kepekatan air garam tanah

(0Be).

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Inductively Couple Plasma (ICP)

b. Stopwatch

c. Oven merk Memmert

d. Cawan Porselen

Page 12: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

e. Botol sampel

f. Pipet tetes

g. Pipet volume 10 ml Iwaki pyrex

h. Corong dan pengaduk

i. Kertas saring (whatman 42)

j. Labu ukur 50mL, 100mL, 250mL

k. Gelas ukur 10mL, 100mL

l. Erlenmeyer 250 mL

m. Beaker glass 100 mL, 250 mL Iwaki Pyrex

n. Baumeter

3.3.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. NaOH (teknis), Mr = 40 g/mol

b. Na2CO3 (teknis), Mr = 106 g/mol

c. NaCl (p.a. Merck), kadar 99,5 %, Mr = 58,44 g/mol

d. HCl pekat 37 %, ρ = 1,19 Kg/L

e. Aquadest

3.3.2. Preparasi Air Garam Tanah

Page 13: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

Sampel air Bledug Kuwu yang digunakan, sebelum dikristalkan ditentukan terlebih

dahulu kepekatannya menggunakan baumeter. Selanjutnya sampel air Bledug Kuwu

diuapkan dibawah sinar matahari sehingga kepekatannya mencapai 24,50 Be.

3.3.3. Pembuatan Larutan

1. Larutan NaCl standar

Menimbang sebanyak 0,2922 g NaCl (p.a) dimasukan dalam labu takar 100 mL,

kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

2. Larutan NaOH 0,5 M

Menimbang sebanyak 2 g NaOH dimasukan dalam labu takar 100 mL, kemudian

diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

3. Larutan NaOH 1,0 M

Menimbang sebanyak 4 g NaOH dimasukan dalam labu takar 100 mL, kemudian

diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

4. Larutan NaOh 1,5 M

Menimbang sebanyak 6 g NaOH dimasukan dalam labu takar 100 mL, kemudian

diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

5. Larutan Na2CO3 0,5 M

Menimbang sebanyak 5,3 g Na2CO3 dimasukan dalam labu takar 100 mL,

kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

6. Larutan Na2CO3 1,0 M

Menimbang sebanyak 10,6 g Na2CO3 dimasukan dalam labu takar 100 mL,

kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

7. Larutan Na2CO3 1,5 M

Page 14: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

Menimbang sebanyak 15,9 g Na2CO3 dimasukan dalam labu takar 100 mL,

kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

8. Larutan HCl 0,1 M

Mengukur sebanyak 0,8280 mL HCl dimasukan dalam labu takar 100 mL,

kemudian diencerkan dengan aquadest sampai tanda.

3.3.4. Kristalisasi tanpa Penambahan Bahan Pengikat Impurities

Sebanyak 50 mL air tua dengan kepekatan 24,5 0 Be. Dimasukan dalam cawan petri

100 mL kemudian diuapkan sampai kering. Kristal yang diperoleh ditimbang, dihitung

kadar airnya, kadar impurities yaitu Ca2+, Mg2+ dan kadar NaClnya.

3.3.5 Kristalisasi dengan Penambahan Bahan Pengikat Impurities

50 mL air garam tanah dalam gelas kimia diukur kepekatannya. Menambahkan

NaOH (0,5;1,0;1,5)M dan Na2CO3 (0,5;1,0;1,5)M ke dalam larutan, sampai tidak terbentuk

endapan lagi. Larutan dibiarkan 10 menit, kemudian larutan disaring dan filtratnya

dinetralkan dengan HCl encer (diuji dengan kertas indicator universal). Larutan diuapkan

sampai kering. Kristal yang diperoleh kemudian ditimbang, dihitung kadar air, kadar

pengotor dan kadar NaClnya (Jumaeri dan Warlan, 2003).

3.3.6 Karakterisasi Sampel Garam

3.3.6.1 Penentuan Kadar NaCl

Kadar NaCl ditentukan dengan cara titrasi argentometri. Metode yang digunakan

adalah metode Mohr. Sampel garam bledug ditimbang sebanyak 0,025 gram dalam botol

timbang kemudian ditambahkan aquadest hingga volume 10 ml sambil dikocok-kocok dan

diperiksa pH larutan tersebut. Bila terlalu asam ditambahkan larutan NaHCO3 0,1 M tetes

demi tetes sampai netral, bila terlalu basa ditambahkan larutan HNO3 0,1 M tetes demi

tetes sampai netral. Kemudian ditambah 1 ml indicator K2CrO4 5 %. Larutan dititrasi

dengan larutan AgNO3 yang telah distandarisasi sampai warna merah coklat dan dihitung

Page 15: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

kadarnya.

Keterangan : V = Volume rata-rata AgNO3 yang diperoleh dari hasil titrasi

N = Normalitas AgNO3

58,46 = Mr NaCl

Wg = Berat Garam

(Day dan Underwood, 1986:603 dalam Mulyani, 2010)

3.3.6.2. Penentuan Kadar Air

Sampel garam ditimbang 2 gram dalam botol timbang, lalu dikeringkan pada suhu

110oC selama 2 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang hasilnya.

Kadar air ditentukan sebelum dan sesudah garam murnikan dengan bahan pengikat

impurities (Anonim, 1989: 9 dalam Mulyani, 2010)

Kadar air =

Keterangan :

Berat kering = Berat sampel garam bledug yang telah dikeringkan dalam oven

Berat sampel = Berat sampel garam bledug yang belum dikeringkan.

3.3.6.3. Penentuan Kadar Ion Pengotor

Ion-ion yang akan ditentukan adalah ion Fe3+, ion Ca2+ dan ion Mg 2+. Kadar ion

pengotor ditentukan dengan menggunakan Inductively Couple Plasma (ICP). Penentuan

Page 16: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

dilakukan dengan mengukur absorbansi dari masing-masing ion kemudian diplotkan dalam

kurva kalibrasi.

3.4. Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara deskriptif setelah memperoleh

cara perlakuan yang optimal. Kadar NaCl diperbandingkan untuk memperoleh hasil

pengurangan impurities yang optimal. Hasil kristalisasi yang menghasilkan kadar NaCl

tertinggi selanjutnya dianalisis pola difraksinya. Untuk memperolah efektifitas hasil

kristalisasi tanpa penambahan bahan pengikat pengotor dibandingkan karakterisasinya

dengan kristalisasi menggunakan bahan pengikat impurities. Kemurnian Kristal garam

bledug ditentukan dengan membandingkan antara difraktogram garam hasil kristalisasi

dengan NaCl murni menurut standar JCPDS (join commite for powder diffraction

standart).

3.5 Daftar Pustaka

Jumaeri & Warlan, S. 2003. Pemurnian Garam Dapur Menuju Kualitas Industri Melalui

Metode Rekristalisasi dengan Menggunakan Bahan Pengikat Impurities.

Semarang: Unnes.

http://id.wikipedia.org/wiki/Garam_%28kimia%29

http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=16&cad=rja&ved=0CDUQFjAFOAo&url=http

%3A%2F%2Fselvyfransisca.files.wordpress.com

%2F2011%2F07%2Fgaram.docx&ei=UnffUta7J8SHrAeQ54GADg&usg=AFQjCNGV4C

VcYymCnm48LQwOolrc6COf8A&sig2=qrHct-

qv5sgIcFLHOi9rYg&bvm=bv.59568121,d.bmk

http://titrasi.wordpress.com/2011/10/13/inductively-coupled-plasma-icp/

Page 17: Proposal Skripsi 1 (Repaired)

http://id.wikipedia.org/wiki/Garam_dapur

http://penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com/2013/06/garam.html