Proposal sistem penjamin mutu kelompok o new
-
Upload
achmad-baund -
Category
Education
-
view
866 -
download
0
Transcript of Proposal sistem penjamin mutu kelompok o new
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Upaya peningkatan mutu perguruan tinggi terus menerus dilakukan. Salah satu upaya untuk itu adalah mengembangkan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di perguruan tinggi. Dengan Penjaminan Mutu ini diharapkan tumbuh budaya mutu mulai dari: bagaimana menetapkan standar, melaksanakan standar, mengevaluasi pelaksanaan standar dan secara berkelanjutan berupaya meningkatkan standar (Continuous Quality Improvement) . Adalah Badan Penjaminan Mutu, berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan secara internal melalui kegiatan penjaminan mutu yang ada dilingkungan Universitas Islam Indonesia. Ada 15 poin yang menjadi indikator bagaimana BPM mengukur kualitas pendidikan di UII yaitu
Gambar 1.1 Indikator pendidikan di UII
salah satu dari 15 point tersebut, yang kita ketahui dan telah berlangsung selama ini adalah prosedur penilaian atas kinerja dosen, adapun point dalam penilaian kinerja dosen itu sendiri adalah : kehadiran dalam setiap pertemuan dari mata kuliahnya, ketepatan waktu hadir dalam setiap tatap muka perkuliahan, kecuali telah ada
perjanjian dan, quesioner yang ditujukan kepada dosen yang bersangkutan.
Selama ini, yang masih menjadi kendala dalam hal peningkatan kualitas mutu pendidikan adalah, ketidakpahaman dosen dan mahasiswa terkait penjaminan mutu sebagai faktor yang berpengaruh. Hal ini sering menjadi hambatan. Masih banyak mahasiswa yang enggan mengadu jika tak puas dengan proses pembelajaran dan pelayanan universitas, BPM sendiri sudah menyediakan form keluhan di [email protected], sebagai wadah dalam hal pelayanan umum terhadap mahasiswa, maupun civitas akademika lain. Kemudian ada fasilitas lain, yaitu
2
Quesioner, sebagai salah satu point penilaian terhadap proses pembelajaran dan akademisi dilingkungan UII. Namun, menurut pengamatan dan pengalaman kami, form Quesioner seperti ini, harus ada evaluasi kembali. Baik dari segi sistematis pelaksanaannya, maupun segi pelayanannya. Beberapa kekurangan yang mestinya harus segera dievaluasi adalah :
sistem yang berjalan selama ini, pengisian atas quesioner tersebut, dilakukan secara manual. Yaitu dengan memberikan selembar kertas dan mengisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
membatasi apresiasi dan peran aktif mahasiswa dalam hal menyuarakan pendapat dan saran positifnya.
tidak semua quesioner terdistribusikan keseluruh mahasiswa, artinya bahwa tidak semua mahasiswa mendapat kesempatan sama dalam hal menyuarakan pendapatnya
mengganggu dalam acara perkuliahan, karena pelaksanaannya yang berlangsung ketika perkuliahan dikelas sedang berjalan. Tentu saja ini merugikan, baik dari dosen, maupun mahasiswa yang terkait.
Dengan memandang permasalahan tersebut kami mendasarkan atas problem-solving kreatif yang memanfaatkan situs dari BPM itu sendiri sebagai media atas kasus diatas, adapun alur pelaksanaan questioner tersebut dilakukan secara online (ter-komputerisasi). Kami berharap dengan adanya sistem seperti ini dapat menjadi solusi dalam konteks permasalahan yang telah disebutkan diatas. Dengan menggunakan sistem ini pun dapat mengoptimalkan segala saran, dan peran aktif dari mahasiswa yang terkait.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut Bagaimana membantu dalam hal memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap mahasiswa, dosen, maupun civitas akademika lain? Bagaimana memfasilitasi mahasiswa,maupun civitas akademika lain, dalam
menyuarakan pendapatnya? Bagaimana cara kerja dari model pelayanan kemahasiswaan ini ? Apakah keuntungan dari adanya system seperti ini?
1.3. Batasan Masalah
Client (mahasiswa, dosen, civitas akademika) login dengan menggunakan ID dan password masing-masing, selain dari pada itu, maka tidak mempunyai hak akses.
Client boleh menyuarakan pendapat, kritik dan saran sesuai kehendak mereka, namun menggunakan kata-kata sopan dan beretika baik.
Quesioner yang diajukan berupa pelayanan seputar akademisi, administratif, dan layanan umum
Quesioner akan dinilai berdasarkan point khusus terkait tanggapan dan masukkan dari Client.
Quesioner diadakan menjelang UAS dilaksanakan.
3
BAB IIMETODOLOGI
2.1. Usulan
Merencanakan dan merancang model Sistem Penjaminan Mutu yang akan diterapkan diseluruh UII
Melakukan monitoring implimentasi Sistem Penjaminan Mutu dan pengukuran Sasaran Mutu dan Rencana Mutu serta Evaluasi Diri oleh unit.
Melakukan Audit Mutu Internal (AMI) implimentasi Sistem Penjaminan Mutu dan pencapaian Sasaran Mutu dan Rencana Mutu.
Pelaksana program berada disemua unit di lingkungan UII.
2.2. Langkah Penyelesaian
a. Analisis Kebutuhan Langkah ini dirancang untuk memberikan pelayanan yang maksimal dari setiap
mahasiswa,dosen, maupun civitas akademika lain agar mendapat kesempatan yang sama. Untuk mendukung hal tersebut maka digambarkan suatu proses, yang menjamin keberlangsungan program ini. Berikut ini gambaran singkatnya :
BPM Pusat, sebagai badan yang mengontrol, dan menjamin keberlangsungan program ini.
Pusat informasi berada direktorat UII, kampus terpadu. Pengisian Quesioner yang meliputi pelayanan akademisi, administrasi, dan
layanan umum, ditujukan kepada seluruh mahasiswa, dosen dan civitas akademika lain tanpa terkecuali, dan dapat dengan mudah diakses.
Badan Penjaminan Mutu (BPM) berkedudukan di universitas dan mempunyai perwakilan di tingkat Fakultas yang disebut dengan Pengendali Sistem Mutu Fakultas (PSMF) serta bertanggung jawab kepada Rektor.
Proses yang terjadi pada Client : Client mempunyai akun tersendiri, dan login sesuai IDnya. Client Login sebagai user, setelah masuk beranda , akan ada beberapa menu-
bar yang bisa client pilih. Dalam menu-bar profil anda, client dapat mengedit dan mengganti
passwordnya sendiri. menu-bar pelayanan universitas, adalah pelayan seputar akademisi,
administrasi, dan layanan umum. Questioner yang masuk akan ditampung dalam database. Client dapat melihat riwayat login sebelumnya.
b. Perancangan Aliran Diagram BPM
4
Pengguna yang mengoperasikan system sebagai client dapat mengoperasikan lewat account pengguna, yang menuju pada database server melalui mesin penghubung. Server dapat mendefinisikan, mengendalikan, dan mengontrol semua data yang terdapat di database. Gambar berikut menunjukkan diagram aliran proses tersebut
Gambar 2.1 Diagram aliran proses (BPM)
5
Gambar 2.2 Desain aliran data DFD level 0 (data flow diagram)
c. Perancangan Aliran Diagram DFDDFD dibawah membantu meringkas informasi tentang sistem, mengetahui
hubungan antar sub-sub sistem, dan membantu perkembangan aplikasi secara efektif.
Gambar 2.3 Desain aliran data DFD level 1 (data flow diagram)
6
d.Desain Skema Relasi Database
Gambar 2.4 Desain skema relasi database
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3.1 tampilan utama
Gambar 3.2 Tampilan menu login
8
Gambar 3.3 tampilan beranda client mahasiswa
Gambar 3.4 form quesioner client mahasiswa
9
Gambar 3.5 tampilan beranda dosen
Gambar 3.6 form layanan fakultas client dosen
10
Gambar 3.7 tampilan beranda admin
Gambar 3.8 tampilan nilai kinerja dosen
11
Gambar 3.9 tampilan nilai kinerja fakultas
Gambar 3.10 tampilan update berita
12
Gambar 3.11 tampilan tambah mahasiswa(mahasiswa baru)
13
BAB IV
SARAN
4.1. Saran
Selesainya program ini tidak lepas dari kerjasama semua pihak serta dukungan
dosen pengampu dan materi ilmu yang diberikan. Namun kita semua pun tidak lepas
dari kesalahan, karena kita adalah manusia biasa. Oleh karena itu, kami hanya sekedar
usul demi perbaikan – perbaikan ke depannya.
Menurut kami, dari pengalaman kami selama 1 semester menjalani mata kuliah
sistem informasi, kami merasa terkadang penjelasan di saat pertemuan berlangsung
kurang bisa kami mengerti. Sehingga kami terkadang masih merasa agak bingung
tentang bab yang baru saja dijelaskan.
Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan untuk perbaikan – perbaikan
kedepannya. Kurang lebihnya kami mohon maaf.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
5.1 Daftar Pustaka
Himmah, LPM dahulu Banyak, Kini Sesak, Kobar-Kobari edisi 144, Agustus 2010.
DIKTI, Panduan Penjaminan Mutu, Agustus 2010