Proposal Sayembara Kota Lestari - Kelurahan Cibangkong

Diusulkan oleh : Lembaga Perwakilan Warga (LPW) RW 11 Kelurahan Cibangkong, Bandung, Jawa BaratDibantu oleh:Green Impact Indonesia Integrated Urban, Drainage and Environmental Planning and Design

Gunawan Tanuwidjaja MSc, Env, Mgt, (NUS) B.Arch (ITB)Address: Jl. Taman Siswa 75, Bandung 40262, West Java, IndonesiaEmail: [email protected], Mobile: +62 812 212 20842

Kepada Yth Panitia Sayembara Kota Lestari Seknas HabitatJl. Wijaya I no.28, Jakarta 12170Email : [email protected]: Proposal Sayembara Kota Lestari

Revitalisasi Permukiman dan Sistem Lingkungan Kelurahan Cibangkong Bertumpu kepada Masyarakat

Diusulkan oleh: Lembaga Perwakilan Warga RW 11 Kelurahan Cibangkong dibantu oleh Green Impact Indonesia, Integrated Urban, Drainage and Environmental -Planning and Design

Pendahuluan

Berawal dari kesadaran akan pentingnya “Sustainable City” atau Kota

Lestari di Indonesia, kami mencoba menyusun proposal ini untuk merevitalisasi

lingkungan Kelurahan Cibangkong pada umumnya dan RW 11 pada khususnya.

Mengapa RW 11, Kelurahan Cibangkong ini menarik untuk ditelaah? Tentu saja

karena kawasan ini dianggap berhasil dan menjadi proyek percontohan

pembangunan infrastruktur bertumpu kepada masyarakat yang dikenal juga

sebagai PSD-CK.

Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung, dengan

batas-batas wilayah sbb: Utara - berbatasan dengan Kelurahan Kacapiring,

Selatan - Kelurahan Lingkar Selatan, Barat - Kelurahan Samoja dan Timur -

Kelurahan Maleer. Kelurahan Cibangkong mempunyai luas 63,874 ha dengan

1

mailto:[email protected]




jumlah penduduk 16.500 jiwa, dan jumlah kepala keluarga 3.600 KK. Sedangkan

kepadatan penduduk rata-rata 261 jiwa/ hektar.

Gambar 1. Peta Lokasi Kelurahan Cibangkong Kec. Batununggal. Bandung – Jawa Barat

Kondisi Umum Kel. CibangkongData kependudukan dan perumahan Kelurahan Cibangkong mencatat

terdapatnya 3.601 bangunan rumah permanen, 850 rumah semi permanen dan

456 rumah tidak permanen. Sedangkan kondisi perumahan yang ada sangat

padat dan lahan kosong semkin menghilang karena pembangunan yang tidak

teratur. Hal ini menyebabkan beberapa dampak negatif di antaranya, rawannya

bahaya kebakaran, rendahnya aksesibilitas kendaraan dan manusia, serta

2




sulitnya penyediaan fasilitas umum/ sosial seperti TPS, gedung serba guna,

sarana ibadah, lapangan olahraga dan lain-lain.

Kemiskinan juga dan pola sosial menyebabkan, munculnya pengangguran

dan kegiatan anak jalanan dan pengamen di persimpangan – persimpangan

jalan raya di sekitarnya. Selain itu ada 4 masalah utama yang menjadi sorotan di

lingkungan warga Kel. Cibangkong, yaitu : Sampah, Air Bersih, Banjir dan Tata

Guna Lahan.

Sampah

Sampah menjadi permasalahan serius di kawasan ini karena tidak

baiknya kinerja PD Kebersihan Kota Bandung. Praktek PD Kebersihan yang

meminta setoran untuk penarikan per kontainer sampah menyebabkan

menggunungnya sampah di lokasi saat ini. Selain itu kebiasaan warga

membuang sampah ke kali atau ke lahan terbuka di menyebabkan timbulnya

pencemaran tanah, air dan udara. Hal inilah yang mendorong kami berinisiatif

untuk mengusulkan proposal ini.

Gambar 2. Lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kel. Cibangkong

3




Banjir

Meningkatnya volume air di musim hujan dan dibangunnya kawasan hulu

Kali Cikapundung yang melewati kawasan ini menyebabkan banjir tahunan

menjadi langganan kawasan ini. Selain itu pendangkalan dasar sungai dan

penyumbatan gorong-gorong akibat sampah dan penyempitan badan sungai

akibat pelebaran bangunan menyebabkan banjir makin parah. Saat ini kondisi

banjir telah diatasi dengan cukup baik berkat program PSD-CK.

Gambar 3. Lokasi Banjir di Kel. Cibangkong pada tahun 1996

Air Bersih

Pencemaran air tanah terjadi sangat serius di kawasan ini. Hal ini terlihat

dengan terlihatnya air sumur yang berwarna kehitaman, berbau tidak sedap dan

mengandung logam yang tinggi. Ini dicurigai berasal dari resapan air dari

tumpukan sampah, limbah rumah tangga dan industri yang dibuang tanpa

treatment. Selain itu juga rendahnya resapan di kawasan ini juga menyebabkan

menurunnya kedalama air tanah pada musim kemarau. Hal ini juga yang

mendasari kami untuk mengadopis konsep Low Impact Development yang

menambah resapan kawasan dengan sumur resapan, biodrainase dll.

4




Gambar 4. Lokasi Pengambilan Air dengan Pompa Manual di RW 11 Kel. Cibangkong

Tata Guna Lahan

Tanpa perencanaan kampung dan pengendalian pembangunan yang

efektif, warga dapat membangun rumah di tempat –tempat yang kurang sesuai,

Hal ini disebabkan karena rendahnya kemampuan ekonomi serta rendahnya

kepedulian dan kemampuan pemerintah dalam membangun perumahan bagi

warganya. Akibatnya ekspansi pembangunan di pinggir bantaran sungai

mempersempit saluran air, jalan atau gang. Akhirnya tata guna lahan atau tata

ruang menjadi kurang baik. Dan kualitasnya makin menurun.

5




Gambar 5. Pembangunan Permukiman yang tidak Teratur di RW 11 Kel. Cibangkong

Pengembangan Program & Kelembagaan Komunitas yang telah Dilakukan

Program PSD-CK BPM

Sejak September 1996 hingga Desember 1998, ASPEK (Asosiasi

Permukiman Kooperatif), Dep. PU Cipta Karya Subdit BPSM dan Warga RW 11

Cibangkong melakukan kerjasama untuk pembangunan infrastruktur berbasis

masyarakat yang dikenal dengan program PSD-CK (Program Peningkatan

Prasarana dan Sarana Dasar – Cipta Karya Berbasis Komunitas). Kegiatan ini

berhasil menghasilkan konsep perencanaan dan pembangunan partisipatif bagi

kampung ini walaupun tindakan fisiknya kemudian.

Pada tahun 1999 program ini dilanjutkan dengna pembentukan LPW

(Lembaga Perwakilan Warga) RW 11 Cibangkong sebagai dewan perwakilan

masyarakat di level RW yang bertugas untuk menampung aspirasi warga dalam

pembangunan desanya. Hal ini juga berhasil menunjukkan bahwa masyarakat

juga bisa diajak merencanakan dan membangun partisipatif.

Pada tahun 2000 dibentuk Pra-Koperasi Ciblas (sekarang telah menjadi

koperasi) yang digunakan untuk membangun kemitraan usaha kecil dan

6




menyalurkan kredit mikro. Kredit ini kemudian dikembangkan lagi dengan

bantuan dari program PKM )sekarang PNPM) untuk pemberdayaan usaha kecil

komunitas.

Kemudian di tahun 2000 Puslitbangkim (Pusat Penelitian Pengembangan

Permukiman) Departemen Pekerjaan Umum mengusulkan proyek percontohan

pengelolaan sampah menjadi kompos. Hal inilah yang saat ini terus

dikembangkan oleh warga tetapi masih mengalami permasalahan dengan modal

kerja, peralatan dan pemasaran. Kami berharap agar penanganan sampah ini

bisa dikembangkan lagi dengan konsep penanganan sampah terintegrasi

dengan konsep 3R

Program Pemantauan Berbasis Komunitas

Selanjutnya, pada tahun 1998, dibentuklah Forum Kelurahan (FK)

Cibangkong, atas kerjasama antara Smeru World Bank dan Warga Kelurahan

Cibangkong. Organisasi ini ditujukan untuk memantau program – program

pembangunan yang dilaksanakan dan mengevaluasi serta jika mungkin

merencanakan usulan – usulan pembangunan untuk Kelurahan Cibangkong

secara menyeluruh.

Program Combine (Jaringan Informasi Berbasis Komunitas)

Merupakan pengembangan dari program Pemantauan Berbasis

Komunitas tahun 2001, dengan bekerja sama dengan CRI (Combine Resource

Institution), warga Cibangkong menmbentuk Forum Warga Cibangkong (FWC).

Saat ini warga Cibangkong melalui FWC sedang mengembangkan sistem

informasi berbasis komunitas dengan kegiatan-kegiatan antara lain: pemetaan

partisipatif, pembentukan Radio Komunitas, pembentukan divisi Pusdokinfo,

pembentukan Unit Usaha Mandiri, dll.

7




Konsep Pemberdayaan Masyarakat di Cibangkong

Konsep integrasi antara kegiatan pemberdayaan ekonomi – sosial dan

lingkungan sesungguhnya telah diusulkan sejak tahun 1996 dan kami

sempurnakan di kawasan ini. Hal ini terlihat dengan konsep sbb:

Gambar 6. Konsep Revitalisasi Kawasan Kelurahan CibangkongProgram Sosial:

- Program Pembentukan Kelembagaan (Lembaga Perwakilan Warga di

tingkat RW dan Forum Warga Cibangkong di tingkat Kelurahan)

- Program Pemberian Beasiswa bagi Anak Usia Sekolah yang kurang

mampu

- Program Pendampingan Anak Jalanan

- Program Peningkatan

8




Program Ekonomi :- Pembentukan Unit Simpan Pinjam dengan Metode dan Kriteria

Peminjaman yang jelas dan transparan

- Program Rumah Sewa

- Program Pembinaan Usaha Kerja Mandiri (UKM) dengan basis kelompok

- Program Pembinaan Usaha Kompos

Program Lingkungan:- Program Penataan Kampung dan Sanitasi

- Air bersih

- Jalan

- MCK

- Pengangkutan Sampah

- Pengolahan Kompos

- Gedung Serba Guna

- Program Penataan Kampung Jangka Panjang

- Simulasi perencanaan Rumah Susun

- Perencanaan Advokasi Tata Kepemilikan Lahan dan Pembelian Lahan

Bersama

Dengan kondisi yang ada di atas kami mencoba mengusulkan sebuah

konsep revitalisasi kawasan dengan bertumpu pada masyarakat. Kami juga

dibantu oleh Studio Green Impact Indonesia, yang bergerak di bidang

Perencanaan Tata Ruang, Perencanaan Drainase, AMDAL, Penyusunan

”Standard Operational Procedure” Sistem Kebersihan, Pengembangan

Masyarakat serta Desain Bangunan Berkelanjutan.

Studio ini memfokuskan diri pada konsep "Low Cost, Low Technology and

Low Impact Development" atau “Murah, Teknologi Tepat Guna dan Ramah

Lingkungan.”

9




Tujuan dan Manfaat Proposal

Menyadari pentingnya, peningkatan kualitas hidup permukiman dalam

kota lestari, kami mencoba mewujudkan sebuah konsep revitalisasi kawasan

yang tadinya ialah permukiman yang tidak layak huni (kumuh) dengan

menggunakan pendekatan yang berkelanjutan atau “Sustainable Development

Approach.”

Secara keseluruhan, hal ini kami susun sesuai dengan tujuan kami yang

tertuang dalam Rencana Aksi Komunitas atau ”Community Development Plan”

yang telah disusun tahun 1996 tetapi disempurnakan melihat kondisi kawasan

saat ini.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, kami menyajikan tujuan khusus

proposal ini sebagai berikut:

• Merevitalisasi sistem pengelolaan sampah dengan konsep pengelolaan

sampah terpadu (Reduce, Reuse & Recycle)

o Mengembangkan pola kerjasama subsidi silang dengan kombinasi

konsep pengomposan dan penghijauan pada kantor – kantor dan

komersial – komersial di sekitar Cibangkong

o Mengembangkan fasilitas penanganan sampah terpadu yang tidak

memberikan dampak bagi lingkungan sekitarnya

o Mengembangkan teknologi insinerator murah dan tepat guna untuk

kawasan permukiman menengah ke bawah

• Merevitalisasi penghijauan di kawasan ini menggunakan kompos yang diolah

dari masyarakat

• Mengembangkan praktek manajemen air berkelanjutan (Low Impact

Development atau LID) yang menyediakan supplai air dan mengurangi banjir

o Menerapkan sumur resapan

10




o Menerapkan tampungan air (kolam, bak tertutup, biodrainase) untuk

memanfaatkan air hujan dari atap

o Menerapkan konsep man-made wetland atau cubluk bersama

• Menyusun rencana perbaikan tata ruang kawasan di masa depan untuk

menjadi kawasan percontohan “Kota Lestari” yang berkarakter “Medium to

High Density - Low Cost – Low Impact Development.”

• Mengembangkan konsep rumah ramah lingkungan di kawasan bencana

(gempa, banjir & kebakaran)

o Menerapkan konsep bambu plester dengan perkuatan

o Mengembangkan material bekas sebagai alternatif elemen bangunan

yang non-struktural

Manfaat nyata juga akan dirasakan langsung oleh Warga terutama

dengan pengurangan dampak dari permasalahan sampah yang tidak terangkut

saat ini. Tetapi kemudian juga manfaat pengurangan dampak perubahan iklim

global juga akan dapat dirasakan dengan adanya penghijauan dan penerapan

LID. Serta pengurangan dampak banjir akan dirasakan secara bertahap.

Rencana Kerja dan Strategi

Kami memandang bahwa gabungan proses perencanaan profesional

dengan perencanaan paritisipatif bersama masyarakat dapat menghasilkan

rekomendasi aksi yang baik dan komprehensif. Rencana kerja tersebut tertuang

dalam bagan sebagai berikut:

11




Gambar 7. Metododologi Kegiatan Revitalisasi Permukiman dan Sistem Lingkungan Kelurahan Cibangkong

Langkah - Langkah Pengorganisasian Komunitas:

• Penjajakan Awal

• Pengumpulan Data Sekunder

• Analisa Cepat ( Sederhana )

• Persiapan Detail Rencana Kerja ( Draft )

• Sosialisasi

• Survey Kampung Sendiri ( SKS )

• Lokakarya Mini ( FGD )

• Perencanaan Partisipatif

• Loka Karya Antar Pelaku

12




• Studi Topografi, Geoteknik, Air Tanah, dan Teknologi Incinerator

• Implementasi Penanganan Masalah

• Pengelolaan Hasil Pembangunan

• Monitoring dan Evaluasi

(1) Penjajakan Awal

Mencari tahu apa yang terjadi dan dibutuhkan di lingkungan dengan

melakukan pendekatan kepada warga agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam

melakukan penelitian / survey

(2) Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data atau informasi yang di dapat dari media lain atau

melakukan pemantauan langsung ke lapangan dengan melakukan pendekatan

terlebih dahulu kepada warga sekitar.

Biasanya data – data ini juga bersifat teknis seperti Rencana Detail Tata

Ruang Kecamatan, Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana Tata Ruang

Provinsi, Rencana Pembangunan Infrastruktur seperti Drainase, Jaringan Listrik,

Air Bersih, Air Kotor dll. Serta jika memungkinkan studi sekunder seperti studi air

tanah, studi geologi dll.

(3) Analisis SWOT Secara Cepat

Analisa SWOT awal dari data – data sekunder juga diperlukan untuk

mempersiapkan untuk melakukan analisa lebih mendalam bersama warga. Hal

ini juga biasanya berkaitan dengan waktu analisa lokakarya mini yang lebih

singkat jika sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh konsultan pendamping

berupa Konsultan Swasta, LSM atau Civitas Academica dari Universitas.

13




(4) Persiapan Draft Detail Rencana Aksi

Draft Detail Rencana Aksi juga harus dipersiapkan mengingat kebutuhan

implementasi dan mengatur rencana aksi bersama warga. Tentu saja semua

data ini bersifat draft karena harus dibicarakan dengan warga di dalam lokakarya

mini serta dibicarakan lebih lanjut oleh berbagai pihak (stakeholders) dalam

lokakarya antar pelaku.

(5) Sosialisasi

Melakukan pertemuan dengan warga sekitar untuk mendiskusikan

rencana awal dan merumuskan suatu permasalah yang terjadi di lingkungan

tersebut sehingga menghasilkan keluaran yang tidak merugikan salah satu

pihak. Hal ini diperlukan untuk memberikan gambaran program serta

mendapatkna input awal tentang rencana di atas. Apakah kiranya warga

menerima atau menolak, sehingga mungkin program ini tidak diperlukan oleh

warga.

(6) Survey Kampung Sendiri

Merupakan langkah kerja yang meliputi pendataan dan pemetaan

kebutuhan, masalah, dan potensi warga, serta melakukan analisis hubungan

sebab-akibatnya. Hasil dari pendataan, pemetaan dan analisis atas kebutuhan,

masalah, dan potensi warga akan digunakan sebagai bahan utama bagi warga

untuk menyusun rencana pemenuhan kebutuhan dan penanganan bersama

serta pengembangannya. Survei ini sangat penting untuk memastikan kembali

data – data sekunder yang didapatkan.

(7) Lokakarya Mini

Melakukan rembuk dengan warga sekitar untuk berdiskusi menentukan

prioritas permasalahan dengan hasil keputusan dari forum. Dan juga melakukan

14




pembekalan kepada warga untuk pemetaan, setelah itu membentuk suatu tim

pemetaan.

(8) Perencanaan Partisipatif

Menyusun rencana detail untuk perencanaan penanganan masalah dan

pengelolaan hasil pembangunan setelah membuat aturan main secara bersama.

(9) Lokakarya Antar Pelaku

Menyiapkan perencanaan acara dan bahan materi yang akan di

persentasikan dan melakukan pembahasan secara bersama dengan pelaku

terkait untuk menyepakati upaya pemecahan bersama dan melakukan

pembagian tugas lalu melakukan perencanaan tindak lanjut yang akan

dilakukan.

(10) Studi Topografi, Geoteknik, Air Tanah, dan Teknologi Incinerator

Studi – studi ini diperlukan karena mengamati pentingnya data – data di

atas dalam merencanakan insinerator, sumur resapan dan biodrainase. Selain

itu juga evaluasi ini akan membantu perencanaan detail sebelum implementasi.

(12) Implementasi Penanganan Masalah

Berkumpul untuk persiapan pelaksanaan dan memeriksa kembali

kebutuhan yang diperlukan sehingga tidak terjadi kekeliruan saat turun

kelapangan. Implementasi ini juga harus dikoordinasikan dengan pihak-pihak

luar seperti PD Kebersihan, Dinas PU Kotamadya Bandung dll. Sehingga

diharapkan juga terjadi kerjasama dan kepedulian Pemerintah Lokal terhadap

kondisi warganya.

15




(13) Pengelolaan Pembangunan

Melakukan pengawasan secara berkala untuk pemeliharaan dan

pengembangan hasil pembangunan. Hal ini dilakukan bersama masyarakat

menggunakan LPW (Lembaga Perwakilan Warga) atau FWC (Forum Warga

Cibangkong). Pengelolaan ini juga berkaitan dengan keberlanjutan program.

Infrastruktur yang ada juga harus dapat dikembangkan menggunakan alternatif

pendanaan subsidi-silang dari masyarakat yang lebih mampu di Kelurahan

Cibangkong, Kawasan komersial seperti Bandung Super Mall dll.

(14) Monitoring dan Evaluasi

Pentingnya monitoring dan evaluasi sangat terlihat dari awal sampai akhir

program ini. Monev ini akan dilaksanakan bersama dengan koordinasi ketua

LPW atau FWC. Hasil Monev ini juga akan disosialisasikan lewat media radio,

media majalah dinding dll.

16




Jadwal Rencana Kerja

Diperkirakan total waktu yang dibutuhkan mencapai 7 bulan. Hal ini didasarkan pada metodologi di atas dan jadwal sbb:

17




18




Rencana Anggaran

Berdasarkan metodologi di atas, kami menyusun rencana anggaran

sbb:

(Detail Rencana Anggaran disertakan pada Lampiran 1).

Aktor Pelaksana Program dan Keberlanjutannya Paska

Program

Tentu saja, warga akan menjadi pelaksana utama dalam program ini.

Tetapi kami akan dibantu oleh tim Studio Green Impact dalam kajian teknis

yang berkaitan dengan tata ruang, tata air dan tata lingkungan secara

menyeluruh untuk menghasilkan konsep “Kota Lestari.”

Selain itu menyinggung keberlanjutan program ini, kami seperti biasa

sudah melakukan kaderisasi dan pelatihan untuk meningkatkan partisipasi

dan kapasitas warga. Hal ini juga dilakukan dengan mencari kader-kader

masyarakat yang dilatih menjadi fasilitator warga. Hal ini dilakukan dengan

proses pelatihan – pelatihan serta transformasi informal bertahap.

19




Produk Akhir yang Diharapkan

Sesuai dengan tujuan kami untuk merevitalisasi sistem pengelolaan sampah

dengan konsep pengelolaan sampah terpadu dengan konsep Reduce, Reuse

& Recycle. Kami akan mengembangkan konsep penangan sampah terpadu

seperti yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 8. Konsep Pola Penanganan Sampah Terpadu

20




Gambar 9. Diagram Pelayanan Pola Operasional Persampahan yang Mungkin Dikembangkan

Hal ini juga akan diintegrasikan dengan kondisi lingkungan. Karena

kondisi ekonomi masyarakat di Cibangkong yang rata – rata adalah

menengah ke bawah maka diperlukan subsidi silang dari iuran penarikan

sampah yang dibayar oleh perusahaan – perusahaan besar yang beroperasi

di Cibangkong, seperti Bandung Super Mall. Sebaliknya iuran ini akan

dimanfaatkan untuk menjamin kesejahteraan pekerja sampah dan penarikan

sampah warga dapat disubsidi silang.

Sosialisasi warga akan dilakukan juga untuk membiasakan warga

untuk melakukan mengurangi sampah, menggunakan barang – barang bekas

kembali, memilah sampah serta komposting. Hal ini dapat dilakukan dengan

media radio, mading atau buletin sbb:

21




Gambar 10. Contoh Media Sosialisasi yang akan DibuatSumber: www.nea.gov.sg

Kami juga ingin mengusulkan sebuah fasilitas penanganan sampah

terpadu yang tidak memberikan dampak bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini

melibatkan partisipasi masyarakat dan pemilik tanah. Mungkin juga

bekerjasama dengan PD Kebersihan.

Gambar 11. Contoh Fasilitas Pengolahan Sampah Terpadu (Melakukan pengumpulan, sebagian pemilahan, pewadahan, pengomposan dan insinerasi). Dalam desain ini bangunan

ini juga terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Surya

22




Selain itu kami juga terinspirasi untuk mengembangkan teknologi

insinerator murah dan tepat guna untuk kawasan permukiman menengah ke

bawah. Hal ini mengingat perlunya penanganan sampah terpadu terutama

untuk limbah B3. Tentu saja berbagai faktor polusi, faktor keamanan dan

dampak terhadap kesehatan masyarakat harus diperhatikan.

Kami juga akan melakukan penghijauan Ruang Terbuka Hijau di

sekitar Cibangkong sekaligus berfungsi biodrainase atau kolam retensi pada

saat hujan.

Gambar 12. Contoh BiodrainaseSumber: www.slideshare.net

Gambar 13. Contoh Kolam RetensiSumber: www.slideshare.net

23




Selain itu kami juga mengusulkan untuk praktek manajemen air yang

berkelanjutan yang disebut dengan Low Impact Development atau LID.

Konsepnya ialah menyediakan sebagian supplai air pada musim kemarau

dan mengurangi banjir pada musim hujan. Di antaranya dengan menerapkan

sumur resapan, tampungan air (kolam, bak tertutup, biodrainase) untuk

memanfaatkan air hujan dari atap juga man-made wetland atau cubluk

bersama.

Gambar 14. Konsep Low Impact Development dalam Konservasi Air

24




Gambar 15. Sumur Resapan

Gambar 16. Tampungan Air Hujan dari Atap BangunanSumber: www.slideshare.net

Selain itu kami juga akan mengusulkan sebuah konsep perbaikan tata

ruang kawasan permukiman Cibangkong. Tentu saja hal ini tidak mungkin

direalisasikan dalam waktu singkat tetapi tetap kami rencanakan dalam

program ini agar dapat direalisasikan pada waktu dan kesempatan yang baik.

Hal ini mengikuti konsep penataan kampung berkepadatan tinggi dengan

biaya rendah dan dampak lingkungan yang minim (“Medium to High Density -

25




Low Cost – Low Impact Development”). Sehingga bisa dijadikan contoh “Kota

Lestari” di masa depan.

Gambar 17. Contoh Model Kampung Terencana dyang Berkepadatan Tinggi di IndiaSumber: Charles Correa, http://www.charlescorrea.net/home.swf

Menyadari potensi banjir di kawasan ini kami juga mengusulkan untuk

mengembangkan konsep rumah ramah lingkungan di kawasan bencana

(gempa, banjir & kebakaran). Hal ini akan kami lakukan dengan material

bambu plester tetapi dengan konsep rumah panggung seperti berikut:

Gambar 17. Contoh Rumah Bambu PlesterSumber: Mustakim dan DR. Candidate Andry Widyatmoko

26




Selain itu kami juga bermaksud untuk menggunakan material bekas

sebagai alternatif elemen bangunan dan lingkungan yang non-struktural

seperti perkerasan dan pagar.

Penutup

Kami berharap agar dapat merealisasikan impian kami sekalipun hal ini

masih merupakan sayembara saja. Mungkin suatu saat, Departemen

Pekerjaan Umum atau Pemerintah Kota Bandung dapat memperhatikan hal

ini dan bekerjasama dalam realisasi proposal ini. Terimakasih dan Salam

Hormat.

Bandung, 06 November 2009

Ketua Tim Maman HidayatKontak: +62 22 731 8126 atau +62 819 7390 2587Email: [email protected]. Cibangkong No. 300/120 RT. 09/11 - Bandung 40273 Jawa Barat, Indonesia

Dibantu oleh:

Wakil Ketua TimGunawan Tanuwidjaja MSc. Environmental Management (NUS), S.T. (ITB) Urban Planner & ResearcherEmail: [email protected]: +62 812 212 20842Alamat: Jl. Taman Siswa 75, Bandung 40262, Jawa Barat, Indonesia

27





28




Lampiran 1. Rencana Anggaran Biaya

No. Item Unit VolumeHrg Sat. Sub Total Total

A Biaya Personil

I Personil Lembaga Perwakilan Warga (LPW) 70,000,000 70,000,000

1.1 Ketua dan 9 Orang Anggota 10 org 7.0 MM 1,000,000 70,000,000

II Personil Ahli (Green Impact Indonesia) 53,300,000 123,300,000

2.1 Team Leader 1 org 4.0 MM 2,500,000 10,000,000 2.2 Tenaga Ahli Teknik Lingkungan 1 org 4.0 MM 2,500,000 10,000,000 2.3 Tenaga Ahli Perencana Kota 1 org 3.0 MM 2,500,000 7,500,000

2.4 Tenaga Ahli Sosial - Ekonomi 1 org 3.0 MM 2,500,000 7,500,000

2.5 Tenaga Ahli Arsitektur 1 org 3.0 MM 2,500,000 7,500,000

2.6 Drafter 1 org 3.0 MM 1,800,000 5,400,000

2.7 Operator Komputer 1 org 3.0 MM 1,800,000 5,400,000

B Biaya Langsung

III Perjalanan dan Pertemuan 26,750,000 150,050,000

3.1 Penjajakan Awal

Transportasi 1.0 LS 250,000 250,000

Snack 1.0 LS 100,000 100,000 3.2 Pengumpulan Data Sekunder Transportasi 1.0 LS 500,000 500,000

Penggantian Data Sekunder 1.0 LS 5,000,000 5,000,000

3.3 Sosialisasi


Snack 1.0 LS 1,000,000 1,000,000

ATK 1.0 LS 300,000 300,000

3.3 Survey Kampung Sendiri (SKS)

Transportasi 1.0 LS 2,000,000 2,000,000

Makanan dan Minuman 1.0 LS 3,000,000 3,000,000

ATK 1.0 LS 500,000 500,000

3.4 Lokakarya Mini



ATK 1.0 LS 500,000 500,000

3.5 Lokakarya Antar Pelaku

Transportasi 1.0 LS 1,500,000 1,500,000


ATK 1.0 LS 500,000 500,000

3.6 Pertemuan untuk Implementasi Penanganan Masalah


Snack 1.0 LS 1,000,000 1,000,000

ATK 1.0 LS 200,000 200,000

3.7 Pertemuan untuk Pengelolaan Pembangunan


Snack 1.0 LS 3,000,000 3,000,000

ATK 1.0 LS 200,000 200,000

C Biaya Kontruksi & Penghijauan (Estimasi Awal) 100,000,000 250,050,000

1.0 LS 100,000,000 100,000,000

T o t a l (tidak termasuk PPH) 250,050,000

29


Proposal Sayembara Kota Lestari - Kelurahan Cibangkong

Documents

Transcript of Proposal Sayembara Kota Lestari - Kelurahan Cibangkong