Proposal Riau Edisi 2013

download Proposal Riau Edisi 2013

of 7

Transcript of Proposal Riau Edisi 2013

Keterlibatan Bidan dalam Penemuan Suspek dan Kasus TB pada Kabupaten Siak, Provinsi Riau

Oleh :

Tim TORG Provinsi Riau

TAHUN 2012

I.PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Data WHO tahun 2010 menyatakan bahwa Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor 5 di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan di Indonesia setiap tahunnya ditemukan sekitar 430.000 kasus baru TB dan jumlah kematian yang diakibatkannya sekitar 61.000 orang pertahun ( Kemenkes RI, 2011).

Directly Observed Treatment, Shortcourse chemotherapy (DOTS) merupakan strategi penanggulangan tuberkulosis yang direkomendasikan oleh World Health Oganisasion (WHO). Berdasarkan strategi ini, maka keterlibatan bersama petugas kesehatan dan masyarakat dalam upaya penjaringan suspek, penemuan pasien baru TB dengan BTA positif, dan menjamin upaya kepatuhan pasien meminum obat akan menentukan keberhasilan pengobatan TB. Pengalaman Indonesia dalam melaksanakan strategi DOTS, banyak daerah yang belum mencapai target yang ditentukan dalam penanggulangan TB. Selain dari masih rendahnya angka penemuan suspek dan kasus, faktor HIV AIDS dan MDR TB juga merupakan persoalan yang menghambat pencapaian tersebut (Kemenkes RI, 2011).

Dalam kaitannya dengan usaha penemuan suspek dan kasus TB, maka para pelaku penyedia layanan kesehatan seperti bidan dan dokter sangat berperan dalam penjaringan kasus TB (Mahendra, Lucia, 2006). Penelitian di Etiophia menunjukkan bahwa keterlibatan tenaga kesehatan dapat meningkatkan penemuan kasus BTA positif dan angka kesembuhan TB ( Daniel GD, 2009). Demikian juga WHO menyarankan pelatihan tenaga kesehatan, penyediaan sarana kesehatan dan kemudahan akses dapat meningkatkan pencapaian program (WHO, 2002).

Sejalan dengan upaya penyediaan fasilitas kesehatan dan mempemudah aksesbilitas maka Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Mentri kesehatan no 564/Menkes/Sk/2006 tentang pengembangan desa siaga dan Pos Kesehatan Desa. Di Provinsi Riau, penerapan kebijakan tersebut adalah pada setiap desa terdapat satu orang bidan. Oleh karenanya, berkenaan dengan program penanggulangan TB, pasien dengan suspek TB idealnya dapat terdeteksi dini oleh bidan dan mendapatkan pelayanan kesehatan, bahkan lebih jauh lagi, sangat memungkinkan untuk menyadarkan masyarakat agar memeriksakan sputumnya ke Puskesmas.

Sampai saat ini program pengendalian TB di provinsi Riau telah menjangkau semua Puskesmas yang ada dan pada5 Rumah sakit Pemerintah serta beberapa dokter praktek swasta dengan pendekatan DOTS. Situasi penyakit TBC di Riau menunjukan beberapa kemajuan, namun belum begitu mengembirakan. Untuk tahun 2011 angka penemuan kasus TB yang tercatat di layanan fasyankes (CNR) tahun 2011 baru mencapai 57 per 100.000 penduduk, sedangkan angka prevalensi yang harus dicapai adalah 160 per 100.000 penduduk. Kemudian, cakupan penemuan pasien baru BTA positif (Case Detection Rate/CDR) tercapai hanya 35,7%, Selain itu, angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate) pasien yang sembuh dan pengobatan lengkap tahun 2010 hanya mencapai 82% dari target nasional 85%. (CDR dihitung pake rumus apa?, siapa yg mengeluarkan angkanya?, cdr sudah melibatkan laporan sector swasta atau belum?)Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten di propinsi Riau yang memiliki angka CDR rendah yaitu 29.5% dan angka CNR 48%. Sebaran angka CDR ini bervariasi dari 0.56% di kecamatan Kerinci Kanan dan tertinggi di Kecamatan Perawang sebesar 32.2%. Hal ini jelas jauh dari target nasional 70%. Untuk menunjang pelaksaan program P2TB berdasarkan strategi DOTS, kabupaten Siak memiliki 11 Puskesmas Rujukan Mikrokospis (PRM) dan 4 Puskesmas Satelit (PS). , dan menariknya setiap desa di kabupaten tersebut memiliki bidan desa (Dinas Kesehatan Siak, 2010).

Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui umumya kompetensi yang dimiliki bidan di bidang penanggulangan TB masih belum optimal. Oleh karenanya, investasi sumber daya manusia melalui pelatihan ataupun kursus penyegar berupa pelatihan manajemen terpadu TB bagi para bidan seperti yang direkomendasikan oleh WHO diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan bidan dalam penemuan suspek TB dan jumlah kasus TB di wilayahnya.

Bidan yang akan dilibatkan merupakan bidan yang bekerja dalam struktur organisasi puskesmas. Sebagian besar bidan di puskesmas sebagai pegawai negeri sipil dan pegawai honorer. Pelibatan bidan yang bekerja disektor swasta tidak direkomendasikan oleh karena adanya berbagai kendala. Pertama, bidan yang bekerja di sektor swasta tidak mempunyai hubungan struktural langsung dibawah puskesmas, sehingga pelimpahan kewenangan, sistem perujukan, dan pelaporan tidak mudah dilakukan dan saat ini belum berjalan. Kedua, jumlah bidan yang bekerja di sektor swasta relative kecil, disbanding bidan pegawai negeri sipil dan pegawai honorer.Keterlibatan bidan yang diharapkan dari penelitian ini berupa penemuan suspek TB yang ada di wilayah kerja masing-masing. Mereka dapat menemukan suspek TB melalui praktek di klinik, praktek di posyandu, kunjungan rumah dan penemuan dari masyarakat pada saat memberikan penyuluhan di PKK, dasa wisma dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Penemuan suspek TB oleh bidan ini kemudian . ( pakai form apa saja ya?)Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti ingin menilai dampak keterlibatan bidan yang telah mendapatkan pelatihan manajemen terpadu TB di dalam hal peningkatan jumlah suspek TB dan jumlah kasus di kabupaten Siak.

II. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum

Untuk meningkatkan rata-rata jumlah suspek TB yang dirujuk bidan ke Puskesmas dan rata-rata jumlah kasus TB oleh bidan yang telah dilatih manajemen TB.

2.2 Tujuan Khusus :

Menghitung rata-rata rujukan suspek per bidan pada wilayah intervensi dan wilayah kontrol

Membandingkan rata rata rujukan suspek TB per bidan pada wilayah intervensi dan kontrol

Menghitung rata rata penemuan kasus TB per bidan pada wilayah intervensi dan kontrol

Membandingkan rata-rata penemuan kasus TB per bidan pada wilayah intervensi dan kontrol.

Menggunakan hasil penelitian sebagai dasar membuat rekomendasi kepada Dinas kesehatan dalam melibatkan bidan di dalam program penangulangan TB.

III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Disain Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental berupa equivalent control group design dimana akan dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan dan tidak dilakukan intervensi pada kelompok kontrol. Pengaruh intervensi akan diukur setelah enam bulan dengan cara membandingkan rata-rata jumlah suspek yang dirujuk bidan dan jumlah pasien yang datang ke puskesmas. Selain itu juga dibandingkan rata-rata kasus TB yang ditemukan pada kelompok intervensi dengan rata-rata jumlah suspek yang ditemukan pada kelompok kontrol.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di kabupaten Siak Provinsi Riau. Letak geografis Kabupaten tersebut terletak melintang dari wilayah perbukitan di tengah provinsi menuju wilayah pantai timur Riau. Pemilihan kabupaten ini selain angka CDR yang masih rendah, posisi Siak relatif berada dekat dari Pekanbaru, sehingga memudahkan peneliti melakukan proses penelitian.

Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan pegawai negri yang melaksanakan praktek langsung pada keseluruh Puskesmas (15 buah) di Kabupaten Siak. Karakteristik bidan yang terlibat dalam penelitian ini merupakan bidan dengan pendidikan paling rendah diploma III kebidanan, sebagai pegawai negeri sipil dan pegawai honorer pemerintah, melakukan praktek di klinik melayani ante natal care, pertolongan persalinan, pasien ibu dan anak serta pasien umum, aktif sebagai tokoh masyarakat, bidan ini rata-rata bertempat tinggal antara 5-20 Km dari puskesmas, motivasi bervariasi, dan belum ada kelengkapan mikroskop di tempat praktek.Untuk mengambil lokasi penelitian yang akan dijadikan wilayah intervensi dan kontrol dilakukan pentahapan sebagai berikut :

Mengelompokan Puskesmas menjadi 2 kelompok menurut faktor kedekatan wilayah geografis. Kedua kelompok tersebut adalah kelompok 1 (Minas, Samsam, Tualang, Perawang, Buatan, Siak, dan Bunga Raya) dan kelompok 2 (Dayun, Sungai Mandau, sungai Apit, Pusaka, Kerinci kanan, Lubuk Dalam, Benteng Hilir dan Bandar sungai). Pengelompokan ini bertujuan ; pertama, meminimalkan kontak antar bidan mengenai perbedaan perlakuan yang diberikan antara wilayah control dan intervensi, kedua, untuk penghematan biaya, waktu dan tenaga oleh karena wilayah yang demikian luas.Menentukan kelompok 1 sebagai kelompok intervensi dan kelompk 2 sebagai kelompok kontrol.

Seluruh bidan Pegawai negri yang berada di Puskesmas intervensi merupakan kelompok intervensi. Sedangkan seluruh bidan pegawai negri yang berada di Puskesmas kontrol akan digunakan sebagai kelompk kontrol.

Besar Sample Penelitian

Besar sample pada penelitian ini dihitung berdasarkan perhitungan perbandingan peningkatan rata rata rujukan pada 2 kelompok dari 20% ( angka capaian dikabupaten Siak saat ini) menjadi 80% (angka target nasional) dengan menggunakan bantuan software komputer dengan kekuatan 80%, derajat kepercayaan 95%. Berdasarkan prinsip perbandingan alokasi didapatkan 142 bidan pada 7 wilayah puskesmas intervensi dan 142 bidan pada 8 wilayah puskesmas kontrol.

Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variable-variabel seperti berikut :

Varibel Utama

NoVariableDefinisi OperasionalAlat ukurSkala ukurHasil ukur

1

Rata rata suspek dan kasus TB per bidanRata rata suspek dan kasus Tb yang dirujuk oleh bidan ke puskesmas baik di wilayah intervensi dan kontrolForm 1(Forrm rujukan)

Form TB 06 (Form suspek TB)

Form TB 03 UPK (Form regristrasi)Nominal

numerikrata rata suspek/bidan

rata rata kasus/bidan

Variable Pengganggu

1Lama Kerja Lama kerja yang dilakukan oleh bidan di wilayah Puskesmas pada saat penelitian dilakukanKuesionerOrdinal0-1 tahun

1-3 tahun

>3 tahun

2Usia Umur bidan yang diukur pada penelitian dilakukankuesionerOrdinal20-25 tahun

25-45 tahun

>45 tahun

3Pelatihan TB sebelumnyaPengakuan bidan atas pelatihan TB yang pernah diterimakuesionerOrdinalTidak pernah

pernah

4Lokasi tempat tinggal bidanJarak dari tempat tinggal bidan ke Puskesmas indukkuesionerOrdinal10 km

Alur metodologi Penelitian

KELOMPOK KONTROL

KELOMPOK EKSPOSURE

Intervensi yang diberikan pada wilayah intervensi adalah pelatihan manajemen terpadu TB bagi bidan dengan materi : Pengenalan gejala TB, Perujukan suspek TB ke puskesmas, dasar pemriksaan sputum, pengobatan TB, pengawas minum obat, pelacakan kontak serumah, dan penulisan formulir pelaporan TB. Sementara pada wilayah kontrol hanya pelatihan penulisan formulir pelaporan TB.

Teknik Pengumpulan Data

Tim penelitian ini terdiri atas 1 orang Ketua, 4 anggota dan 1 sekretaris finansial.

Sebelum memulai penelitian, tim peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian ini kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dan meminta persetujuan untuk dipergunakan sebagai daerah penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti terdiri atas:

Di awal penelitian, maka peneliti akan memberikan pelatihan manajemen terpadu TB di area intervensi dan memberikan peelatihan tentang proses merujuk suspek dan kasus TB saja di area kontrol

Sementara di akhir penelitian, maka peneliti akan melakukan penilaian laporan yang tersedia di Puskesmas dan Dinas Kesehatan tentang jumlah suspek TB dan jumlah kasus TB. Data ini juga meliputi tanggal, usia, alamat, pulasan bakteri BTA, dan hasil pengobatan yang tersedia di laporan.

Teknik Pengolahan Data

Segera data terkumpul di sore harinya, maka data akan di sortir dan diperiksa kelengkapannya. Selanjutnya data kualitatif akan dibuatkan transkripnya dan disimpan di komputer, demikian juga data kuantitatif akan diinput ke komputer.

Data kuantitatif yang didapat dari data tentang rata rata suspek Tb dn kasus Tb yang ditemukan oleh bidan akan dianalisis dengan uji numerik berpasangan.

Selanjutnya hasil dari penelitian ini akan dibuat dalam bentuk Laporan penelitian.

Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian di lapangan, maka proposal ini akan melewati terlebih dahulu lolos kaji etik dari Komisi etik penelitian FK Universitas Riau. Adapun prinsip etika yang digunakan di penelitian adalah:

Confidentiality

Seluruh data responden bersifat rahasia dan data yang ada akan dimusnakah sesudah dianalisa

Informed Consent

Persetujuan tertulis akan dimintakan kepada responden yang berpartisipasi , responden berhak menolak untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Bagan Rencana Kerja

Lampiran 1

Anggaran Kegiatan

Lampiran 2

Diseminasi Data Penelitian

Tim peneliti akan menggelar pertemuan segera data terselesaikan dan akan disajikan kepada Dinas Kesehatan dan responden penelitian. Hasil penilitian ini diharapkan dapat digunakan oleh dinas Kesehatan dalam memberikan intervensi di bidang penemuan suspek dan kasus TB.

Kepustakaan

Datiko, Daniel, Lindtjorn Bernt. Health Extension Workers Improve Tuberculosis Case Detection and Treatment Success in Southern Ethiopia: A Community Randomized Trial. PLOS ONE 4(5); 2009.

Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Profil Kesehatan Kabupaten Siak tahun 2010. 2010

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Strategi Nasional Pengendalian Tb di Indonsia 2010-2014. Jakarta, 2011

Mahendra, I Wayan Putu, Hendarti, Lucia Y. Faktor yang Berhubungan dengan Angka Penemuan Kasus TB Paru oleh Praktisi Kesehatan Swasta. The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 3, No. 2, November 2006:

WHO. Enhancement of Nursing and Midwifery Contribution to National HIV/AIDS, TB. 2002

Ketelibatan bidan di awal penelitian

Jumlah isian formulir

Keterlibatan bidan di awal penelitian

Rerata suspek dan kasus TB per bidan

Ketelibatan bidan di awal penelitian

Rerata suspek dan kasus TB per bidan

INTERVENSI