Proposal Purcin
-
Upload
riadinnialita -
Category
Documents
-
view
216 -
download
3
description
Transcript of Proposal Purcin
PROPOSAL TESIS
PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN PERAWAT, LINGKUNGAN KERJA, DAN PENGAWASAN TERHADAP
EFEKTIFITAS KERJA PERAWAT DI RS. PURI CINERE
TAHUN 2015
Disusun Oleh :
Riadinni Alita
2013.000.405
PEMINATAN MPK PROGRAM STUDI PASCASARJANASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
ILMU KESEHATAN MASYARAKATJAKARTA 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam era globalisasi atau era keterbukaan
baik politik, ekonomi, budaya, teknologi, komunikasi dan bidang kehidupan lainnya.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dicanangkan pada tahun 2015 merupakan sebuah
keniscayaan, dimana akan ada persaingan ketat dengan sumber daya manusia di negara
Asean sebagai konsekuensinya diberlakukannya MEA. Dunia kerja disegala sektor pada
tahun 2015 semakin ketat, persaingan tidak hanya datang dari tenanga dalam negeri namun
juga tenaga asing akan masuk ke Indonesia. Berbagai kepentingan antar negara akan
mewarnai dinamika penyepakatan, salah satunya AFTA 2015 atau ASEAN Free Trade Area.
Sektor jasa yang telah disepakati oleh negara ASEAN salah satunya termasuk jasa kesehatan
(Suroso, 2015).
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan mempengaruhi segala aspek. Saat ini daya
apresiasi dan antisipasi bangsa Indonesia terhadap tantangan global di sektor kesehatan
khususnya di bidang pelayanan kesehatan. Salah satu pemberi layanan kesehatan dengan
banyak tenaga kesehatan ialah rumah sakit. Rumah sakit menghadapi tantangan dalam jasa
pelayanan kesehatan, dimana kesehatan merupakan hak yang bisa diperoleh oleh setiap
manusia (Priyadi, 2015).
Kesehatan adalah hak azazi bagi setiap manusia seperti dalam Undang- Undang Dasar
1945 Pasal 8 yang telah diamandemen bahwa setiap penduduk berhak atas pelayanan
kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang menjadi dasar (fundamental) dibangun oleh
negara. Praktek pelayanan kesehatan pada masyarakat, rumah sakit menjadi simpul utama
yang berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah sakit menjadi sistem kesehatan yang strategis,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kekuatan ekonomi dan kemauan pemerintah
dalam suatu negara untuk mewujudkannya. Berbagai faktor yang mempengaruhi mekanisme
kerja rumah sakit (Ariyani, 2011).
Salah satu pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Rumah sakit adalah salah satu
institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Rumah sakit memberikan pelayanan yang bersifat holistik mulai dari
preventif, kuratif hingga rehabilitatif masalah kesehatan atau penyakit. Telah terjadi
perubahan paradigma tentang pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit. Pada awalnya,
rumah sakit didirikan dengan tujuan sosial tetapi seiring waktu, rumah sakit tidak hanya
pelayanan sosial namun mengarah pada tujuan ekonomi bahkan komersial (Kemenkes,
2002).
Rumah sakit yang ingin bertahan ke depan, maka rumah sakit swasta mempunyai
rumusan strategi. Di antaranya adalah pelayanan rumah sakit swasta akan mengarah ke
rumah sakit negeri. Menurut Taurany (2007), hal pemecahan masalah untuk menghadapi
globalisasi adalah menyiapkan daya saing yang tinggi menajemen perubahan, peningkatan
manajemen mutu, pengembangan sumber daya manusia, sarana dan teknologi, peningkatan
kepuasan konsumen, peningkatan budaya organisasi, pemasaran yang efektif, peningkatan
mekanisme dan kegiatan mengantisipasi, memantau dan menganalisis perubahan- perubahan
lingkungan yang dampaknya dapat berupa ancaman dan berupa peluang.
Rumah Sakit yang ingin bertahan harus bisa menjaga kualitas atau mutu pelayanan
rumah sakit tersebut. Mutu pelayanan dapat ditentukan oleh fungsi manajemen sehingga
dibutuhkan suatu sistem yang baik yang dapat mengatur dan mengelola segala sumber rumah
sakit dengan sebaik- baiknya. Menurut Soeroso (2003) menjelaskan bahwa dalam
pengorganisasian di rumah sakit tidak akan terlepas dari sumber daya manusia (SDM) yang
ada dalam organisasi rumah sakit tersebut. Oleh sebab itu, sumber daya manusia merupakan
modal (asset) dan kekayaan yang terpenting dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan di
rumah sakit. Manusia sebagai komponen terpenting untuk dianalisis dan dikembangkan
sehingga waktu, tenaga, dan kemampuannya dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan organisasi rumah sakit maupun kepentingan individu (Fathoni, 2006).
Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik akan menjadikan rumah sakit yang
unggul. Hal tersebut sangat ditentukan oleh pengetahuan, ketrampilan, kreativitas dan
motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan tenaga- tenaga terampil didalam berbagai bidang
dalam sebuah rumah sakit sudah merupakan tuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda.
Kemajuan teknologi dan sumber daya lain ialah pendukung pelaksanaan kegiatan rumah
sakit, karena pada akhirnya sumber daya manusia yang paling menentukan (Danin, 2004).
Sumber daya manusia di rumah sakit salah satunya adalah tenaga perawat. Tenaga
perawat merupakan ”the caring profession” memiliki kedudukan yang penting dalam
menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit dengan pendekatan bio-psiko-
sosial-spritual. Pelayanan keperawatan ialah pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24
jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya.
Pelayanan keperawatan adalah bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang sakit
untuk memenuhi kebutuhannya sebagai mahluk hidup dan beradaptasi terhadap stres dengan
menggunakan potensi yang tersedia pada individu tersebut (Djojodibroto, 1997).
Pelayanan profesional yang diberikan dalam pelayanan keparawatan dan asuhan
keperawatan bertujuan untuk membantu pasien dalam pemulihan dan peningkatan
kemampuan diri perawat secara komprehensif dan berkesinambungan hingga pasien mampu
melakukan kegiatan rutinitasnya tanpa bantuan. Oleh karena itu, diharapkan perawat
memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan profesi
keperawatan maka tenaga keperawatan ini harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur,
terencana, dan berkelanjutan (Darmawan, 2008).
Pengelolaan keperawatan yang dilaksanakan di rumah sakit melalui perawat kepada
pasien diharapkan berdaya guna dan berhasil guna. Hal tersebut dapat tercapai apabila
perawat tersebut memiliki pengetahuan mengenai menajemen keperawatan dan kemampuan
pengetahuan dan ketrampilan klinis. Pelayanan keperawatan yang bermutu merupakan
asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien sesuai dengan standar dan kriteria profesi
keperawatan. (Nurachmah, 2001).
Tercapainya pelayanan keperawatan yang optimal di rumah sakit maka parawat harus
mampu melaksanakan tugas- tugasnya secara efektif. Perawat yang memiliki efektivitas kerja
baik mampu menyelesaiakan tugas atau pekerjaannya sesuai waktu. Efektivitas kerja adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah
tercapai. Dimana makin besar presentase target yang di capai, makin tinggi efektivitasnya
(Hidayat, 1986).
Efektifitas kerja dapat dilihat melalui bagaimana perawat atau karyawan mampu
menyesuaikan diri, kepuasan kerja dan prestasi kerja. Kemampuan menyesuaikan diri atau
keluwesan dalam organisasi sangatlah penting, dimana dengan mampu menyesuaikan diri
pegawai akan dapat bekerjasama dengan orang lain sehingga pemenuhan kebutuhan dan
tujuan organisasi tercapai. Kepuasan kerja karyawan merupakan faktor yang berhubungan
langsung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pencapaian tujuan organisasi. Tingkat
rasa puas individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek
situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada. Prestasi kerja adalah suatu
penyelesaian tugas pekerjaan yang sudah dibebankan sesuai dengan target yang telah
ditentukan, bahkan ada yang melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya (Steers,
1985).
Menurut Siagian dalam Haidar (2013) menjelaskan bahwa untuk mencapai efektifitas
kerja yang optimal meliputi faktor motivasi, disiplin kerja, lingkungan. Motivasi akan
mendorong seseorang untuk lebih giat dalam menjalankan pekerjaannya. disiplin yang
diterapkan pegawau menyakibatkan dorongan kepada pegawai untuk berbuat dan melakukan
kegiatan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan serta lingkungan yang
mendukung akan menambah kerja lebih semangat sehingga efektivitas tercapai.
Upaya untuk mencapai efektivitas di rumah sakit ada beberapa faktor yang
mempengaruhi. Menurut Relly (2003) menjelaskan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi
efektivitas kerja adalah ketepatan waktu menyelesaikan tugas, delegasi tugas yang jelas,
produktivitas, motivasi, evaluasi kerja, pengawasan, lingkungan kerja, dan perlengkapan serta
fasilitas. Sedangkan menurut Robbins (1996) bahwa disiplin juga merupakan faktor yang
menentukan tercapainya efektivitas kerja.
Disiplin yang kuat terdorong karena adanya motivasi dari karyawan itu sendiri.
Motivasi mendorong seseorang lebih giat dalam menjalankan tugasnya. Adanya motivasi
yang tinggi dari karyawan akan meningkatkan disiplin kerja sehingga melakukan segala
kegiatan sesuai dengan norma- norma/ peraturan yang ditetapkan. Semakin termotivasi
karyawan untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan dan
lingkungan serta iklim kerja yang mendukung akan menambah kerja yang lebih efektif.
Adanya pengawasan maka pegawai dapat terus terpantau, hal ini dapat memperkecil resiko
kesalahan dalam pelaksanaan tugas sehingga semakin meningkatkan efektivitas kerja.
Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam, dan pengaruh suara yang
mempengaruhi konsentrasi seseorang pegawai sewaktu bekerja (Relly, 2003).
Menurut Hafizurachman (2009) berpendapat bahwa motivasi kerja adalah dorongan
dalam diri seseorang untuk melaksanakan pekerjaan di dalam mencapai tujuan organisasi.
Sama seperti yang dijelaskan oleh Husaini (2006) bahwa motivasi ialah salah satu alasan agar
bawahan ingin bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan. Kebutuhan
dasar yang membuat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan adalah motivasi berprestasi,
motivasi berafiliasi, dan motivasi mencapai kekuasaan (Newstrom, 1999).
Motivasi yang tinggi dari seorang karyawan juga akan mendukung karyawan tersebut
untuk lebih disiplin dalam melaksanakan pekerjaannya. Mangkuprawira dan Hubieis (2007)
mendefinisikan disiplin kerja adalah sifat seseorang karyawan yang secara sadar mematuhi
aturan dan peraturan organisasi tertentu, kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan
atau perusahaan. Disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu organisasi dan
mempertahankan kehidupannya. Mengukur disiplin kerja perawat dapat ditentukan melalui
dimensi disiplin waktu, disiplin tugas, dan disiplin tingkah laku (Hafizurachman, 2011).
Motivasi dan disiplin sangatlah berkaitan. Disiplin kerja perawat dapat terbentuk
dengan adanya pengawasan dari kepala ruangan. Pengawasan merupakan hal yang sangat
penting karena masing- masing instansi memerlukan pengawasan yang tergantung dari
faktor- faktor situasional seperti ukuran organisasi, sejumlah perubahan yang terjadi,
kompleksitas objek yang dikontrol dan suasana pendelegasian yang ada didalam suatu
instansi (Saylees, 1998). Menurut Moekijat (1994) pengawasan berperanan penting bagi
manajemen kepegawaian karena hubungan terdekat dengan para pegawai melalui bagaimana
cara mengawasi cara kerja pegawai dan pendekatan kepada pegawai agar melaksanakan
pekerjaannya dengan baik tanpa unsur paksaan hanya karena mereka diawasi. Pengawasan
adalah proses yang dilakukan dalam mengawasi, menilai, dan mengevaluasi daripada seluruh
kegiatan organisasi agar pekerjaan terlaksana dengan baik. Faktor- faktor yang
mempengaruhi karyawan adalah penetapan standar kerja, penilaian kerja, dan mengoreksi
pekerjaan. Apabila faktor- faktor tersebut dilaksanakan oleh kepala perawat dalam
melakukan pengawasan baik maka disiplin kerja perawat secara tidak langsung dan dapat
meningkat (Sinambela, 2013).
Pengawasan yang baik dari organisasi atau individu akan membentuk pola dan aturan
di organisasi. Norma kelompok berfungsi menegakkan disiplin melalui fungsi pengawasan
dan kontrol sosial disebut dengan pengawasan ekternal yaitu berupa pengawasan pimpinan,
orang tua atau teman sekerja. Pengawasan internal datang dari dalam individu dan
menghasilkan kontrol diri. Oleh karena itu pengawasan internal mempunyai peran penting
dalam membangun disiplin kerja secara internal sehingga pengawasan dibutuhkan untuk
mengaktifkan proses pendisiplinan (Davis & Newstrom, 1995).
Selain pengawasan, penunjang organisasi atau instansi yang tidak kalah penting
adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah keadaan fisik dan non fisik (psikologis) di
tempat kerja seseorang di dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
(Hafizurrachman, 2009). Fungsi lingkungan kerja agar pegawai melakukan pekerjaan secara
lebih giat sehingga pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih baik (efektif).
Lingkungan kerja dapat terbentuk dari beberapa unsur lingkungan kerja, meliputi sarana dan
prasarana (fasilitas kerja) seperti peraturan kerja, tataruang kerja, dan suhu ruangan. Sarana
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan,
beberapa yang mempengaruhi yaitu: warna, kebersihan, penerangan, pertukaran udara,
keamanan, musik dan kebisingan (Suryati, 1995).
Berdasarkan uraian di atas maka terdapat keterkaitan antara motivasi kerja, disiplin,
lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap tercapainya efektifitas kerja pegawai atau
perusahaan. Oleh karena itu tanpa adanya disiplin, motivasi kerja, lingkungan kerja,
pengawasan yang baik maka segala kegiatan yang dilakukan akan mendatangkan hasil yang
kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan.
Berdasarkan para ahli diatas, diperkuat dengan hasil penelitian dan didapatkan hasil
yang menunjukkan bahwa disiplin, motivasi, pengawasan dan lingkungan kerja memiliki
pengaruh terhadap pewarat. Penelitian yang dilakukan oleh Manjas, dkk (2011) tentang
analisis efektivitas kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Mayjen H.A
Thalib Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Tahun 2011 bahwa variabel yang memiliki
hubungan bermakna dengan efektivitas kerja perawat adalah produksi, efisiensi,
perkembangan dengan nilai p< 0,05. Sedangkan variabel kepuasan dan adaptasi tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan efektivitas kerja dengan nilai p> 0,05. Implikasi
yang diharapkan peneliti dari penetian tersebut adalah diharapkan rumah sakit
memperhatikan aspek yang bisa meningkatkan efektivitas kerja perawat serta melakukan
pembenahan terhadap aspek tersebut sehingga pencapaian tujuan rumah sakit memang bisa
terukur dari efektivitas kerja perawatnya.
Mayawati (2010) yang meneliti tentang hubungan antara motivasi dengan kepuasan
kerja perawat di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Klaten. Hasil dari penelitian ini bahwa
ada hubungan antara motivasi (p=0.001) dengan kepuasan kerja perawat Puskesmas Rawat
Inap Kab. Klaten. Rancangan penelitian yang dipakai adalah deskripsi korelatif dengan
teknik pengambilan data secara cross sectional. Hal yang sama dilakukan oleh Halim dan
Sartika (2012) tentang pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja
karyawan bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
(T hitung = 8,237 > T tabel = 1,667).
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit dapat dinilai melalui
efektivitas kerja yang dilakukan oleh perawat dan pegawai lainnya. Studi pendahuluan,
ditemukan bahwa pelayanan yang cepat, tepat dan teliti merupakan hal yang pasien harapkan.
RS. Puri Cinere adalah salah satu Rumah Sakit swasta di wilayah Depok, dimana diketahui
RS tersebut berada di wilayah yang berbatasan dengan wilayah Jakarta Selatan. Oleh karena
itu, RS. Puri Cinere sangat strategis dan menjadi alternatif pilihan warga untuk berobat atau
mendapat pelayanan kesehatan sehingga penting sekali bagi rumah sakit untuk menjaga
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. RS.Puri Cinere berdiri 15 Desember 1991,
memiliki 22 fasilitas klinik yaitu klinik psikologi, umum, bedah, kebidanan/ kandungan,
kesehatan anak, penyakit dalam, penyakit syaraf, kesehatan jiwa, THT, mata, kulit dan
perawatan wajah, jantung, paru, gigi dan mulut, gizi klinik, akupuntur, rehabilitasi medik,
medikal check up, klinik laktasi, hearing center, klinik stroke, serta klinik edukasi diabetes.
Fasilitas rawat inap yaitu ruang anggrek, ruang mawar, ruang melati, ruang seruni, ruang
aster, kamar bayi, ICU dan HCU.
Fasilitas yang tersedia diatas belum cukup optimal bila tidak diimbangi oleh sumber
daya manusia khususnya perawat. Di rumah sakit, perawat sebagai fokus dalam penilaian
pelayanan keperawatan. Efektivitas kerja perawat semakin baik jika perawat juga semakin
efektif dalam menjalankan kewajibannya. Kenyataannya, masih ditemukan kelalaian atau
pelanggaran oleh perawat yang mengakibatkan menurunnya efektivitas kerja perawat itu
sendiri. Dilanjutkan dengan mewancarai kepala bagian keperawatan bahwa didapatkan
pelanggaran kedisiplinan dan menurunnya motivasi yaitu keterlambatan datang. Hal tersebut
menyebabkan munculnya peraturan yaitu denda kepada perawat yang datang terlambat atau
kurang disiplin yaitu sebesar Rp 10.000,-. Hasil didapatkan dari seorang perawat ruangan
bahwa ada saja perawat yang terlambat, maka perawat yang tersebut membayar denda yang
akan diberikan kepada kepala ruangan. Kelalaian lain yang biasa dilakukan oleh perawat
antara lain keterlambatan pemberian obat, lupa menempelkan stiker resiko jatuh.
Berdasarkan hal yang disebutkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
“Pengaruh motivasi, disiplin perawat, lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap efektivitas
kerja perawat di RS. Puri Cinere Tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Hasil yang dijadikan sebagai output penilaian tercapainya tujuan organisasi berupa
tercapainya efektifitas kerja perawat. Efektivitas perawat RS. Puri Cinere sebagai pemberi
layanan jasa dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel baik variabel finansial maupun
variabel non finansial. Secara umum, efektivitas kerja perawat di RSPC belum tercapai
dengan optimal. Hal tersebut tergambar dari hal motivasi yaitu masih ada keterlambatan
kehadiran perawat untuk bekerja. Efektivitas kerja perawat dikatakan semakin baik jika
perawat memiliki motivasi yang kuat, kedisiplinan yang tinggi, lingkungan kerja yang
kondusif, dan pengawasan yang baik. Namun masih terdapat kekurangan dari proses
pelayanan keperawatan, seperti kurangnya pendokumentasian, belum tercapainya zero
complain, serta anggapan dari perawat bahwa ada ketimpangan beban kerja perawat dengan
jumlah pasien. Perihal kedisiplinan antara lain kelalaian atau keterlambatan waktu pemberian
obat dan lupa memasangkan tanda resiko jatuh. Hal lain yaitu lingkungan kerja yaitu
penataan barang di ruang perawat yang terkadang tidak rapi, sedangkan hal yang terkait
pengawasan adalah pihak RS berusaha melakukan pengawasan atas kerja perawat namun hal
tersebut dirasa belum optimal.
Hal yang disebutkan diatas menunjukkan bahwa efektifitas kerja perawat belum
tercapai dengan baik, seperti keterlambatan, belum tercapai zero complain, ketimpangan
beban kerja perawat dengan jumlah pasien, MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional)
belum berjalan maksimal. Penetapan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perlunya
pengukuran motivasi, disiplin perawat, lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap efektifitas
kerja perawat di RS. Puri Cinere Tahun 2015.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana pengaruh langsung atau tidak langsung serta besarannya motivasi, disiplin
perawat, lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap efektifitas kerja perawat di RS. Puri
Cinere Tahun 2015?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besarannya motivasi,
disiplin perawat, lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap efektifitas kerja
perawat di RS. Puri Cinere Tahun 2015.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh langsung serta besarannya motivasi terhadap disiplin
perawat di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2015.
2. Mengetahui pengaruh langsung serta besarannya lingkungan kerja terhadap
disiplin perawat di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2015.
3. Mengetahui pengaruh langsung serta besarannya lingkungan kerja terhadap
motivasi di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2015.
4. Mengetahui pengaruh langsung serta besarannya pengawasan terhadap
disiplin perawat di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2015.
5. Mengetahui pengaruh tidak langsung serta besarannya motivasi terhadap
efektivitas kerja perawat di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2015.
6. Mengetahui pengaruh tidak langsung serta besarannya lingkungan kerja
terhadap efektivitas kerja perawat di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2015.
7. Mengetahui pengaruh tidak langsung serta besarannya pengawasan terhadap
efektivitas kerja perawat di Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2015.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan dapat menginformasikan
terhadap teori- teori dari beberapa faktor yang dinilai berhubungan dengan
peningkatan efektifitas kerja perawat di Rumah Sakit Puri Cinere. Tetapi dalam
penelitian ini tidak menghasilkan manfaat secara teoritis.
2. Metodologis
Penelitian ini tidak menghasilkan konsep metodologi baru, namun dapat menghitung
besaran pengaruh antar variabel.
3. Praktis
Hasil yang didapatkan dapat digunakan untuk masukan kepada Direktur Rumah Sakit,
Bidang SDM, dan Kepala Bidang Keperawatan di RSPC sebagai daerah dilakukan
penelitian dalam usaha peningkatan pelayanan keperawatan melalui disiplin, motivasi
kerja, lingkungan kerja, dan pengawasan. Rumah Sakit Puri Cinere dapat lebih
memfokuskan pengembangan sesuai dengan hasil penelitian. Bagi instansi rumah
sakit akan digunakan untukmenerapkan kebijakan pengelolaan ketenagakerjaan
terutama di bidang peningkatan kinerja perawat.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Padapenelitian ini peneliti mengambil sampel dari suatu populasi dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.
Pada akhir penelitian dilakukan analisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada
awal penelitian. Analisis yang digunakan dengan pendekatan analisis jalur (Path Analysis).
Dilakukan uji analisis jalur antara variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat
(endogen) yang terdapat pada disiplin, motivasi, lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap
efektivitas kerja perawat Rumah Sakit Puri Cinere. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung antara disiplin, motivasi kerja, lingkungan kerja, dan
pengawasan dengan efektivitas kerja perawat di Rumah Sakit Puri Cinere.
Data yang dikumpulkan merupakan data primer. Data primer diperoleh melalui
kuesioner di Rumah Sakit Puri Cinere. Penelitian ini termasuk confirmatory researceh
bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian.
Penelitian ini dengan desain cross sectional. Analisis untuk mengetahui hubungan
antar variabel serta mengetahui pola hubungan antar variabel akan menggunakan diagram
jalur SEM (Structural Equation Model). Metode alternatif yang digunakan untuk
penyelesaian variabel dengan indikator menggunakan PLS (Partial Least Square), dimana
mampu menyelesaian model bertingkat yang rumit yang tidak mensyaratkan jumlah sampel
yang banyak
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere tahun 2015. Populasi dalam
penelitian adalah perawat di Rumah Sakit Puri Cinere. Peneliti menetapkan jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah berjumlah 65 perawat.