Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

34
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Al-Quran Hadits di Kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan) USULAN RENCANA PENELITIAN (PROPOSAL) PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas Oleh: IWAN DARMAWAN NIM. 1210202091

description

PROPOSAL PTK

Transcript of Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

Page 1: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA

AL-QURAN MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF

MACROMEDIA FLASH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Al-Quran Hadits di Kelas VII MTs.

Al-Jihad Pangalengan)

USULAN RENCANA PENELITIAN (PROPOSAL)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Oleh:

IWAN DARMAWAN

NIM. 1210202091

BANDUNG

2013

Page 2: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

A. Pendahuluan (Latar Belakang Masalah)

Al-Quran adalah kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril

kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia agar

bisa selamat di dunia maupun akhirat. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar

yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. dan bagi orang yang

membacanya akan mendapatkan pahala ibadah.

Dr. H. Muhammad Suma, MA, SH. dalam Tafsir Ahkam I mengatakan

bahwa: “Betapapun awamnya seorang muslim dan muslimat, niscaya mereka tahu

dan harus tahu bahwa al-Quran al-Karim (yang terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6000

ayat lebih, 77.349 kalimat dan lebih dari 323.000 huruf) itu adalah sumber utama

dan pertama agama Islam. Secara garis besar, al-Quran berisikan tentang aqidah

(keimanan), akhlak, janji baik dan ancaman buruk (wa’ad dan wa’id), kisah atau

sejarah, syariat (hukum), ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lain”

(Muhammad A. Summa; 1997: 1).

Setiap mu’min yakin, bahwa membaca al-Quran saja, sudah termasuk

amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab al-

Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min baik dikala senang maupun

dikala susah, dikala gembira atau sedih. Terlebih membaca al-Quran itu bukan

saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang

yang gelisah jiwanya. Namun pada kenyataannya masih banyak muslim yang

tidak mampu membaca al-Quran dengan baik bahkan tidak mampu membaca

sama sekali. Ini sangat miris dan riskan bagi generasi Islam selanjutnya.

(Masalah: Fenomena di Kelas)

Dan itu pun terjadi pada siswa kelas VII Mts. Al-Jihad Pangalengan yang

seharusnya sudah bisa dan lancar membaca al-Quran, karena pada jenjang

Sekolah Dasar pasti sudah dipelajari dasar-dasarnya yang seharusnya pada tingkat

SMP tinggal mendalami dan mengembangkannya. Di antara penyebabnya diduga

karena tidak semua siswa seusia SMP atau sebelumnya rajin mengaji atau aktif di

Madrasah Diniyah. Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat

malas dan tidak bersemangat jika belajar al-Quran. Kurangnya minat itu terlihat

dari tidak ada gairah dan antusias jika disuruh membaca al-Quran, masih banyak

yang acuh hanya diam saja, ada yang bercanda, bahkan ada yang mengobrol. Dan

1

Page 3: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

ketika disuruh seorang-seorang masih banyak yang jauh dari kaidah membaca al-

Quran yang benar.

Ketiga permasalahan tersebut tidak bisa dipecahkan secara sekaligus,

namun harus bertahap mulai dari tumbuhnya minat siswa untuk belajar al-Quran,

penguasaan dasar-dasar membaca al-Quran seperti penguasaan huruf-huruf

hijaiyah dan kemudian penerapan hukum-hukum (tajwid) membaca al-Quran.

(Identifikasi Masalah)

Fenomena seperti dikemukakan di atas membuat penulis sebagai calon

pendidik khususnya pada bidang studi PAI menjadi resah dan berusaha mencari

solusi yang efektif untuk mengatasinya. Dari kenyataan tersebut teridentifikasi

tiga masalah yang muncul, yaitu: 1) rendahnya minat; 2) rendahnya kemampuan

menguasai dasar-dasar al-Quran; 3) rendahnya kemampuan menguasai hukum-

hukum membaca al-Quran. Setelah direnungkan dan dikaji berdasarkan teori

yang ada, maka ditemukan beberapa faktor penyebab yang berhasil diidentifikasi,

diantaranya: 1) metode dan media belajar kurang menarik dalam menumbuhkan

minat siswa; 2) diduga metode yang digunakan dan suasana pembelajaran kurang

menyebabkan daya hafal siswa meningkat; 3) teknik belajar yang diterapkan

belum efektif mempercepat penerapan hukum-hukum membaca al-Quran. Sejalan

dengan itu, maka terdapat beberapa alternatif solusi yang diperlukan, diantaranya:

1) diperlukan metode dan media baru yang dapat menumbuhkan minat belajar; 2)

diperlukan metode atau teknik yang dapat meningkatkan kemampuan hafalan, dan

3) diperlukan teknik atau alat yang dapat memudahkan penerapan hukum-hukum

membaca al-Quran.

(Teori Sebagai Argumen Tindakan Pemecahan)

Menurut teori, belajar akan lebih berhasil bila situasinya menyenangkan

(Sagala; 2006: 100). Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki minat

terhadap kegiatan belajar (Sutikno; 2009: 16). Belajar hafalan dapat lebih baik

hasilnya, jika disertai minat, sebab minat seperti menurut Kurt Singer, adalah

suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar.

Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan

mengingatnya (Singer; 1987: 78). Edgar Dale yang terkenal dengan Kerucut

Pengalaman (Cone of Experience) mengemukakan bahwa kemampuan manusia

2

Page 4: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

memperoleh ilmu pengetahuan atau pengalaman belajar seseorang diperoleh dari

indera lihat sebanyak 75%, 13% melalui indera dengar, dan selebihnya melalui

indera lainnya. Gabungan dari berbagai media yang ada pada multimedia

memanfaatkan gabungan dari indera pada manusia untuk pencapaian suatu

kompetensi dan tingkat pemahaman peserta didik.

Multimedia merupakan proses komunikasi interaktif berasaskan teknologi

komputer yang menggabungkan penggunaan berbagai unsur media digital seperti

teks, audio, grafik, animasi dan video untuk menyampaikan maklumat.

Multimedia adalah kata gabungan yang merujuk banyak dan keberagaman alat

atau perantara komunikasi. Multimedia juga boleh merujuk kepada penggunaan

teknologi komputer untuk menciptakan, menyimpan dan menggunakan

kandungan multimedia.

(Rencana Tindakan Pemecahan)

Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran Al-Quran Hadits di

Semester I Kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan dirancang suatu upaya untuk

meningkatkan minat belajar siswa dan kemampuan membaca al-Quran dengan

menggunakan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Untuk memastikan

proses dan keberhasilannya, akan diteliti melalui kegiatan Penelitian Tindakan

Kelas dengan judul:

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-

QURAN MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di Kelas VII

MTs. Al-Jihad Pangalengan)

B. Perumusan Masalah

Masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah: “adakah proses

belajar melalui Multimedia Interaktif Macromedia Flash dapat meningkatkan

minat belajar dan kemampuan membaca al-Quran siswa kelas VII MTs. Al-

Jihad?”

Sejalan dengan fokus rumusan masalah penelitian tersebut, dan sejalan

dengan model penelitian kualitatif yang dipilih, secara lebih rinci diajukan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

3

Page 5: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

1. Bagaimana setting (latar alamiah) kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan

saat pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Interaktif

Macromedia Flash?

2. Bagaimana tingkat ketepatan proses pembelajaran dengan Multimedia

Interaktif Macromedia Flash pada pembelajaran Al-Quran Hadits di

kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan?

3. Bagaimana kepastian hasil peningkatan minat dan kemampuan

membaca al-Quran siswa setelah pembelajaran melalui Multimedia

Interaktif Macromedia Flash?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Memastikan bahwa setting kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan

kondusif pada saat pelaksanaan pembelajaran melalui Multimedia

Interaktif Macromedia Flash;

2. Memastikan bahwa proses pembelajaran dengan Multimedia Interaktif

Macromedia Flash di kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan berjalan

tepat sesuai dengan teori;

3. Memastikan terdapat peningkatan minat belajar dan kemampuan

membaca al-Quran siswa kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan.

D. Manfaat Penelitian:

1. Manfaat teoritis:

a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme

guru dalam proses pembelajaran;

b. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas semakin

menumbuhkan proses kreatif dan inovasi pembelajaran, khususnya

dalam pembelajaran Al-Quran Hadits.

4

Page 6: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

2. Manfaat praktis:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil

belajar siswa, dalam bidang studi Al-Quran Hadits, khususnya

kemampuan membaca al-Quran;

b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepastian dan keyakinan

guru bahwa media yang digunakan dilakukan dengan proses yang

benar dan hasil yang baik.

E. Kajian Pustaka (Kerangka Pemikiran)

1. Multimedia Interaktif Macromedia Flash; kelebihan media, dan Syntax-

nya: (konsep X)

a. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih

media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan

animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori,

yaitu:

1) Multimedia linier; yaitu multimedia yang tidak dilengkapi dengan

alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.

Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan

film.

2) Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi

dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,

sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk

proses selanjutnya.

b. Macromedia Flash adalah program aplikasi yang bisa digunakan untuk

membuat sebuah animasi sederhana sampai sebuah aplikasi web

interaktif yang kompleks, seperti sebuah toko online. Dapat membuat

media aplikasi Flash yang diperkaya dengan gambar atau foto, sound,

dan video. Flash memiliki banyak fitur yang membuatnya powerful

tapi mudah digunakan, seperti komponen user interface yang

draganddrop, ActionScript untuk membuat aplikasi menjadi interaktif,

dan efek-efek khusus yang dapat ditambahkan ke obyek.

5

Page 7: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

c. Langkah-langkah (Syntax) penggunaan Macromedia Flash dalam

pembelajaran:

1) Peneliti menyiapkan bahan berupa software macromedia flash yang

sudah dimasukkan materi pembelajaran, laptop dan proyektor yang

nantinya digunakan di kelas;

2) Peneliti menata ruangan sedemikian rupa (agar siswa terfokus

terhadap media yang disajikan oleh guru);

3) Peneliti melakukan penilaian, penyimpulan, memberi masukan dan

menutup pelajaran.

2. Pengertian, faktor yang mempengaruhi, dan indikator Minat (konsep Y.1):

a. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu. Dalam pengertian lain minat didefinisikan sebagai

suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas

tanpa ada yang menyuruh (Sutikno; 2009: 16). Menurut Moh. Surya

minat yaitu seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka

kepada suatu rangsangan (Surya; 2004: 71).

b. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan dengan menciptakan

pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan

(Singer; 1987: 78).

c. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses

belajar; jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka

akan cepat mengerti dan mengingatnya (hafal) (Singer; 1987: 78). Hal

tersebut didasarkannya pada pernyataan terkenal Zulliger, seorang

tokoh psikoanalitis yang menyatakan bahwa: “rasa takut akan

membuat orang menjadi bodoh!” (Singer; 1987 :4).

d. Minat ditandai dengan adanya beberapa indikasi seperti: 1) Perhatian,

memperhatikan dengan antusias; 2) hasrat bertanya; 3) curiousity: atau

rasa ingin tahu; (Singer; 1987: 79-84); 4) perasaan senang; 5) kepuasan

(Sutikno; 2009: 16).

3. Pengertian, faktor yang mempengaruhi, dan indikator kemampuan

membaca al-Quran: (konsep Y.2)

6

Page 8: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

a. Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Membaca adalah aktivitas yang

kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam

diri pembaca dan faktor luar. Selain itu membaca juga dapat dikatakan

sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari

lingkungan dan bukan kemampuan yang bersifat insting atau naluri

yang dibawa sejak lahir (Nur Hadi; 1978: 123).

b. Menurut Sofhah Sulistyowati, kegiatan membaca merupakan sesuatu

yang sangat penting bagi setiap pelajar, dimana dengan membaca

secara teratur ia akan dapat menyerap gagasan, menambah wawasan,

bahkan bisa menjadikan sebagai hiburan serta menambah semangat.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

membaca al-Quran adalah seberapa jauh santri dalam melihat dan

membaca ayat-ayat al-Quran dengan melisankan atau dalam hati dan

mengeja serta melafalkan apa yang tertulis di dalamnya (termasuk pula

siswa) (Sofchah Sulistyowati; 2001: 61).

c. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak

jenisnya, namun dapat digolongkan menjadi dua faktor, antara lain:

a) Faktor intern (dari dalam)

Adalah faktor yang diperoleh dari dalam, yaitu faktor yang ada

pada diri seorang anak itu sendiri, faktor intern ini dibagi menjadi

tiga sub faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor

fisik (Slameto; 1995: 54).

1) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmani ini meliputi, faktor kesehatan. Sehat berarti

dalam keadaan baik, segenap badan bagian-bagiannya bebas

dari penyakit, kesehatan adalah keadaan atau hal sehat dan

kesehatan ini berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar

seseorang akan terganggu jika kesehatanya terganggu. Cacat

tubuh, yaitu suatu yang menyebabkan kurang baik dan

sempurna mengenai tubuh baik berupa kebutaan, tuli, patah

kaki, tangan dan lain-lain. Cacat tubuh ini berpengaruh pada

7

Page 9: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

belajar. Keadaan jasmani pada umumnya dapat dikatakan

melatarbelakangi aktivitas belajar, karena keadaan jasmani

yang sehat dan segar akan berpengaruh lain terhadap jasmani

yang lelah (Sumardi Suryabrata; 1986: 251).

2) Faktor Psikologi

Faktor psikologis dapat dibedakan menjadi bakat, minat,

kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan

menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya membedakan sekurang-kurangnya ada

7 faktor yang tergolong dalam faktor psikologis (Slameto;

1995: 55).

3) Inteligensi

Yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan keadaan

ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan

cepat. Anak yang intelegensi tinggi akan lebih cepat

menangkap pelajaran dengan baik, sehingga ini akan sangat

mempengaruhi.

4) Perhatian

Perhatian menurut Imam Ghozali yang dikutip Drs. Slameto

adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-

mata tertuju pada suatu obyek, sehingga untuk menjamin hasil

belajar yang baik diperlukan perhatian terhadap bahan yang

dipelajari.

5) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dimana akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

berlatih, sehingga bakat mempengaruhi belajar, jika bahan

pelajaran sesuai dengan bakatnya maka hasilnya lebih baik.

6) Motif

8

Page 10: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

Erat sekali dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga motif

yang kuat sangat diperlukan dalam belajar, baik dengan

pelatihan-pelatihan, pembiasaan-pembiasaan atau pengaruh

lingkungan.

7) Kesiapan

Adalah kesedian untuk memberi respons atau bereaksi, jika

anak sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya juga baik.

8) Minat

Adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Jika bahan pelajaan yang

diberikan sesuai dengan minat siswa atau anak maka hasilnya

akan baik.

9) Kematangan

Adalah suatu tingkat atau fase dalam perkembangan seseorang

dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru.

10) Faktor kelelahan

Walaupun sulit dibedakan, kelelahan sesorang dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu jasmani dan rohani. Pada jasmani

terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

kecenderungan untuk membaringkan tubuhnya. Sedangkan

rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga

minat dan dorongan menghasilkan sesuatu yang hilang.

b) Faktor ekstern

Slameto dalam bukunya mengelompokkan menjadi tiga faktor

yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

1) Faktor keluarga, bagaimana cara orangtua mendidik, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan

ekonomi keluarga.

2) Faktor sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran, waktu sekolah, dan lain-lain.

9

Page 11: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

3) Faktor masyarakat, antara lain seberapa jauh kegiatan anak

dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk

kehidupan masyarakat, dan lain-lain.

Cara orangtua mendidik anaknya dalam membaca al-Quran sangat

berpengaruh, karena merupakan lembaga pendidikan yang pertama

dan utama. Keluarga berperan sangat dominan dalam keberhasilan

anak.

d. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kemampuan

membaca al-Quran adalah:

a) Menguasai makhorijul huruf, yaitu keluarnya bunyi huruf dari

mulut.

b) Menguasai tajwid, antara lain hukum nun mati atau tanwin (idzhar

halqi, ikhfa haqiqi, idgham bighunnah, idgam bila ghunnah,

iqlab), hukum mim sukun (idgham mimi, idzhar syafawi, ikhfa

syafawi) ghunnah musyaddadah, mad, lafal jalalah, qalqalah, al

qamariyah dan syamsiyah, dan hukum tajwid lainya.

c) Benar dan lancar

d) Tartil, yaitu membaca dengan pelan-pelan perhuruf (Dachlan Salim

Zarkasi; 1978).

Dari kriteria di atas peneliti menggunakan tiga indikator yaitu:

a) Kelancaran

Kelancaran berasal dari kata lancar yang diberi imbuhan ke dan an

yang berarti cepat, kencang (tidak tersangkut-sangkut), tidak

tersendat-sendat (Depdikbud; 2005: 465). Maksudnya adalah

dalam membaca al-Quran anak dapat membaca lancar, tidak

tersendat-sendat, tidak tersangku-sangkut, sehingga kelancaran

dikatakan sebagai salah satu indikator kemampuan membaca al-

Quran siswa.

b) Kafasihan

Fasih adalah susunan kata-kata yang indah dan tidak terdapat

kejanggalan dalam menyebutkan huruf (M. Shodiq; 1991: 88).

Fasih sangat berkaitan dengan pengucapan lisan dan makharijul

10

Page 12: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

huruf, sebagaimana arti kata fasih itu berasal dari kata fashaha

yang artinya berbicara dengan fasih, peta lidah (Mahmud Yunus;

1990: 318). Anak dikatakan mampu membaca al-Quran apabila ia

dapat berbicara dan membaca dengan fasih. Tingkat kefasihan

dalam membaca al-Quran ada empat macam, sebagaimana yang

telah disepakati oleh ahli tajwid, antara lain:

1) Tahqiq; yaitu membaca al-Quran dengan menempatkan hak-

hak huruf (makharijul huruf, sifatul huruf, mad, qosr, tarqiq,

tahkim, dsb.) yang semestinya, sambil mencermati/ meresapi

arti dan maknanya bagi yang telah mampu.

2) Tartil; membaca al-Quran dengan berlahan-lahan (tidak

tergesa-gesa) sambil mencermati/ meresapi arti dan makna bagi

yang telah mampu.

3) Tadwir; membaca al-Quran dengan sedang, antara cepat dan

perlahan-lahan.

4) Hadr; membaca al-Quran dengan cepat.

Keempat cara membaca al-Quran tersebut wajib menggunakan

tajwid dengan menyesuaikan bacaanya (tahqiq, tartil, tadwir, dan

hadr) (Qomari Sholeh: 10).

c) Penguasaan Tajwid

Tajwid menurut bahasa (etimologi) adalah mendatangkan atau

membaca dengan baik, sedang menurut Hasani Syaikh Usman ilmu

tajwid adalah: Ilmu untuk mengetahui cara mengucapkan kalimat-

kalimat al-Quran (Hasani Syaikh Usman: 49).

(Asumsi hubungan antara tindakan dengan peningkatan minat dan

kemampuan membaca al-Quran)

Ada pendapat beberapa ahli mengenai asumsi teoretik yang menyatakan

bahwa minat belajar sesuatu dapat ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan

model belajar yang menarik, dan jika siswa belajar disertai minat yang baik, maka

akan mudah mengerti (paham) dan mudah hafal, diantaranya:

11

Page 13: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

1. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan

pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan (Singer;

1987: 78).

2. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses belajar;

jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat

mengerti dan mengingatnya lebih baik atau hafal (Singer;1987: 78).

3. Menurut Moh. Surya, guru harus berusaha menciptakan rangsangan yang

menarik minat siswa, berupa penampilan menarik, menggunakan berbagai

metode dan teknik, serta menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

Sesuatu yang diminati akan lebih menarik perhatian; dengan perhatian yang

besar siswa akan melakukan pengamatan yang lebih baik; sehingga proses

dan hasil pembelajaran lebih berhasil (Surya; 2004: 72)

Atas dasar asumsi seperti di atas, maka dapat ditarik simpulan, berupa

dugaan sementara atas hipotesis tindakan: bahwa “penggunaan Multimedia

Interaktif Macromedia Flash yang menarik dan menyenangkan diduga dapat

meningkatkan minat belajar siswa, dan dengan minat yang tinggi dan suasana

pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa agar

dapat dengan cepat menerapkannya dalam membaca al-Quran”.

(Standar keberhasilan minat dan kemampuan membaca al-Quran)

Atas dasar definisi operasional di atas, ditetapkan standar keberhasilan

tindakan mengenai minat dan kemampuan membaca sebagai hasil suatu tindakan,

sebagai berikut:

1. Keberhasilan meningkatnya minat diukur dengan tiga indikator:

a. Perhatian, memperhatikan dengan antusias;

b. Curiousity: atau rasa ingin tahu;

c. Adanya perasaan senang; merasa puas setelah belajar.

2. Keberhasilan meningkatnya kemampuan membaca ditandai dengan:

a. Kelancaran;

b. Kafasihan; dan

c. Penguasaan tajwid.

12

Page 14: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

Untuk lebih memudahkan pemahaman, secara skematik kerangka teori dan

logika pemikiran mengenai hubungan antara konsep tindakan dan konsep masalah

yang dipecahkan, dapat dilihat pada gambar bagan sebagai berikut:

Gambar Bagan:

Kerangka Teori Pengaruh Multimedia Interaktif Macromedia Flash

Terhadap Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Siswa kelas VII

F. Metode Penelitian

Pada bagian langkah-langkah atau prosedur penelitian ini akan dibahas

sedikitnya mengenai empat hal, yaitu Setting Lokasi penelitian; Skenario

Tindakan; Metode Penelitian dan Teknik pengumpulan data; dan Analisis data

sebagai hasil Refleksi. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:

13

KELEBIHAN:Macromedia Flash

menarik;menyenangkan;

jelas;

TINDAKAN:Penggunaan MediaMacromedia Flash

MASALAH YANG DIATASI:

Minat dan KemampuanMembaca al-Quran

Siklus I: Minat;

Indikator:antusias;

curiousity;senang;

puas

PROSES

Siklus II: Membaca;

Indikator:

Kelancaran;Kefasihan; dan

Penguasaan Tajwid

HASIL:Setelah

Tindakan

SETTING

SYNTAX: Peneliti menyiapkan

bahan; (materi dalam bentuk flash, laptop dan proyektor)

Peneliti menata kelas; Peneliti menyampaikan

materi dengan media flash

Siswa dipersilahkan mengulangi materi;

Peneliti dan siswa menerapkan teori pada praktik langsung membaca al-Quran di kelas

Peneliti mengevaluasi

Page 15: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

1. Setting Lokasi Penelitian:

a. Lokasi: Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Al-Jihad

Kecamatan Pangalengan; terletak di Jln. Raya Pangalengan Km. 29

Cibiana Desa Lamajang Pangalengan.

b. Kondisi kelas dan jumlah siswa: mengingat jenis penelitian ini

merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang termasuk jenis penelitian

kualitatif, dengan jenis metode studi kasus maka sampelnya

merupakan sampel kasuisitik; yaitu di kelas VII yang terdapat masalah

yang dihadapi untuk dipecahkan. Rombel kelas VII sebanyak 25 orang

siswa, terdiri atas empat belas orang siswa dan sebelas orang siswi.

c. Waktu: Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama empat

bulan, mulai dari studi pendahuluan dan literatur sampai penyusunan

laporan PTK. Dan pelaksanaan PTK siklus ke-1 dan ke-2 disesuaikan

dengan jadwal bidang studi Al-Quran Hadits di kelas tersebut.

2. Skenario Tindakan:

Langkah skenario tindakan terdiri atas langkah secara umum, dan langkah

khusus tiap siklus dengan uraian sebagai berikut:

a. Skenario tindakan secara garis besar:

1) Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus,

dengan alasan karena diperlukan siklus bertahap untuk dua tujuan,

yaitu fokus peningkatan minat pada siklus ke-1, dan fokus

peningkatan membaca pada siklus ke-2; tentu saja dengan tetap

meneliti masalah setting dan ketepatan proses tindakan.

2) Tiap siklus akan mengambil rincian langkah berdasarkan desain

model dari Kemmis & Mc. Taggart, yaitu model desain PAOR

yang terdiri dari empat langkah pokok: Planning, Acting,

Observing, dan Reflecting; Perencanaan, Tindakan, Pengamatan,

Refleksi (Mahmud dan Priatna; 2008: 60).

3) Pada setiap siklus tindakan, penelitian melibatkan kolaborator

untuk setiap tahapannya sejak perencanaan sampai analisis data

atau refleksi; dalam hal ini dibantu oleh guru bidang studi Al-

Quran Hadits di kelas tersebut.

14

Page 16: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

b. Skenario tindakan Siklus ke-1:

1) Perencanaan:

a) Peneliti dan guru bidang studi Al-Quran Hadits merancang dan

menyiapkan bahan pembelajaran al-Quran dengan

menggunakan Multimedia Interaktif Macromedia Flash.

b) Peneliti dan guru bidang studi Al-Quran Hadits menyiapkan

instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar

pengamatan berikut prosedurnya.

2) Tindakan (skenario pembelajaran):

a) Kegiatan awal:

(1) Guru membuka pelajaran dan memimpin berdo’a;

(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini dan

mengaitkannya dengan pelajaran sebelumnya (apersepsi);

(3) Pre-test; secara sampling mengenai ilmu tajwid.

b) Kegiatan Inti:

(1) Peneliti menjelaskan dasar-dasar dan hukum-hukum

membaca al-Quran (ilmu tajwid) menggunakan bantuan

media flash;

(2) Peneliti mempersilahkan tiap siswa untuk mengulangi

materi yang disampaikan;

(3) Peneliti bersama siswa menerapkan materi (hukum-hukum

membaca al-Quran) dalam praktik membaca langsung di

kelas.

c) Kegiatan Akhir:

(1) Peneliti melakukan Post-Test secara sampling;

(2) Peneliti menyimpulkan dan memberi masukan untuk

perbaikan pembelajaran;

(3) Peneliti memberi tugas PR;

(4) Peneliti menutup pelajaran dengan memimpin do’a.

3) Pengamatan:

Pengamatan dilakukan oleh guru pengamat selama pembelajaran

berlangsung dengan mengisi ceklist pada lembar pengamatan.

15

Page 17: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

Pengamatan untuk Siklus ke-1 difokuskan pada hasil peningkatan

minat, selain mengenai setting dan proses pembelajaran.

4) Refleksi:

a) Kegiatan refleksi dilakukan langsung setelah pembelajaran

selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan

antara Pelaku Tindakan (Peneliti) dengan guru bidang studi Al-

Quran Hadits sebagai observer;

b. Fokus utama refleksi pada Siklus ke-1 adalah minat belajar

siswa; selain dari setting dan proses pelaksanaan pembelajaran

dengan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Hasil refleksi

dari Siklus ke-1 dijadikan bahan perencanaan untuk

memperbaiki tindakan pada Siklus ke-2.

c. Skenario tindakan Siklus ke-2:

Pada penelitian Siklus ke-2, langkah-langkah yang dilakukan persis

seperti pada Siklus ke-1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus

tindakan lebih pada usaha peningkatan kemampuan membaca siswa

sebagai penguatan, demikian pula langkah observasi hasilnya

ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan

membacanya.

3. Teknik Pengumpulan Data (Observasi)

a. Pengamat: Petugas pengamatan (observer) adalah guru bidang studi

Al-Quran Hadits di kelas tersebut.

b. Langkah Pengamatan:

1) Metode yang digunakan adalah Metode Riset Aksi, termasuk

jenis penelitian kualitatif, maka data pokok yang dikumpulkan

adalah data kualitatif. Data pokok yaitu mengenai 1) setting; 2)

proses tindakan; dan 3) hasil tindakan, meliputi minat belajar

siswa dan kemampuan membaca siswa. Karena jenis penelitian

kualitatif maka Teknik Pengumpul Data (TPD) pokoknya

adalah observasi partisipasi.

2) Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung;

pengamatan untuk Siklus ke-1 difokuskan pada hasil

16

Page 18: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

peningkatan minat, selain mengenai setting dan proses

pembelajaran. Pada Siklus ke-2 fokus pengamatan diutamakan

pada hasil kemampuan membaca siswa; selain dari setting dan

proses.

3) Hasil observasi dicatat sebagai bahan untuk bahan analisis dan

refleksi.

4. Analisis Data (Refleksi)

a. Langkah Analisis Data (Refleksi):

1) Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan

cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil

pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru bidang

studi Al-Quran Hadits di kelas tersebut yang menjadi observer;

2) Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, aspek

pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai

setting, proses aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran;

dan hasil tindakan, yaitu minat dan kemampuan membaca al-

Quran.

3) Fokus utama refleksi pada Siklus ke-1 adalah minat belajar siswa;

selain dari setting dan proses pelaksanaan pembelajaran melalui

Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Hasil refleksi dari Siklus

ke-1 dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan

pada Siklus ke-2.

4) Fokus utama refleksi pada Siklus ke-2 adalah kemampuan

membaca al-Quran, dengan asumsi minat siswa sudah meningkat

pada Siklus ke-1, dan pengamatan dilakukan terhadap perbaikan

kondisi setting dan proses tindakan.

5) Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap

pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan

kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk

perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.

17

Page 19: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

b. Standar Keberhasilan:

Ditetapkan standar keberhasilan tindakan mengenai minat dan

kemampuan membaca al-Quran sebagai hasil suatu tindakan, sebagai

berikut:

a. Keberhasilan meningkatkan minat ditandai dengan:

1) Perhatian, memperhatikan dengan antusias;

2) Curiousity: atau rasa ingin tahu;

3) Adanya perasaan senang; merasa puas setelah belajar.

b. Keberhasilan meningkatkan kemampuan membaca al-Quran

ditandai dengan:

1) Kelancaran;

2) Kafasihan; dan

3) Penguasaan Tajwid.

18

Page 20: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian:

JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No Materi KegiatanWaktu Kegiatan

Jul Ags Sep Okt

1 Studi pendahuluan dan studi literatur

2 Merancang tim dan pembagian tugas

3 Penyusunan Perencanaan PTK (Proposal)

4 Pelaksanaan PTK Siklus ke-1

5Refleksi dan analisis hasil PTK siklus ke-

1

6 Perencanaan PTK Siklus ke-2

7 Pelaksanaan PTK Siklus ke-2

8Refleksi dan analisis hasil PTK siklus ke-

2

9 Penyusunan laporan PTK

2. Rencana Anggaran Biaya:

Rencana Biaya Penelitian Tindakan Kelas diperkirakan berkisar sekitar

Rp. 250.000,- dengan rincian sebagai berikut:

a. Biaya persiapan dan pembuatan Proposal : Rp. 50.000,-

b. Biaya Pelaksanaan PTK Siklus ke 1 : Rp. 50.000,-

c. Biaya Pelaksanaan PTK Siklus ke 2 : Rp. 50.000,-

d. Biaya pembuatan laporan PTK & penggandaan: Rp. 100.000,-

Jumlah total: Rp. 250.000,-

19

Page 21: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Nur. Membaca Cepat Dan Efektif. Sinar Bari. Bandung: 1978;

Mahmud dan Priatna, Tedi. Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik. Tsabita.

Bandung: 2008;

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran;Untuk membantu memecahkan

problematika belajar dan mengajar. Alfabeta. Bandung: 2006;

Singer, Kurt. Membina Hasrat Belajar di Sekolah (Penerjemah: Bergman Sitorus),

Remaja Karya. Bandung: 1987;

Summa, Muhammad A.. Tafsir Ahkam I. Wacana Ilmu Logos. Jakarta: 1997;Tim

Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai

Pustak. Jakarta: 2005;

Sulistyowati, Sofchah. Cara Belajar Yang Efektif Dan Efisien. Cinta Ilmu.

Pekalongan: 2001;Suparjo. Materi Pendidikan Agama Islam IX. Tiga

Serangkai. Jakarta: 1996;

Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani

Quraisy. Bandung: 2004.

Suryabrata, Sumardi. Psikologi Pendidikan. Rajawali. Jakarta: 1986; Suryana,

Yaya & Priatna, Tedi. Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka

Utama. Bandung: 2007.

Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas;

Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif. (Makalah) Suplemen Pelatihan

Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012

Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan

Pembelajaran yang Berhasil. Prospect. Bandung: 2009.

Sholeh, Qomari. Ilmu Tajwid Penuntun Baca Alquran Fasih dan Benar. Pesantren

Darussalam Ngesong Sengon. Jombang;

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Cet. III. Rineka Cipta.

Jakarta: 1995;

20

Page 22: Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

Usman, Hasani Syaikh. Haq at-Tilawah. Daar al Munaarah Linnatsri wa at Tauzi’.

Jeddah;Shodiq, M.. Kamus Istilah Agama. Bonafida Cipta Pratama.

Jakarta: 1991;

Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Hardika Agung. Jakarta: 1990;

Zarkasi, Dachlan Salim. Metode Praktis Belajar Alquran Metode Qira’ati. Al

Alawiyah. Semarang: 1978;

21