PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA …pkm.umj.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/PKM-PE... ·...

24
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN EFFERVESCENT DAUN BINAHONG SEBAGAI MINUMAN TINGGI ANTIOKSIDAN BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Diusulkan Oleh: AJI RAHMAN SYAH 2013430118 / 2013 FAUZIA ABDURROCHMAN 2013430134 / 2013 AHMAD AZZAM FUADIE 2014430066 / 2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA JAKARTA 2016

Transcript of PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA …pkm.umj.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/PKM-PE... ·...

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN EFFERVESCENT DAUN

BINAHONG SEBAGAI MINUMAN TINGGI ANTIOKSIDAN

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

AJI RAHMAN SYAH 2013430118 / 2013

FAUZIA ABDURROCHMAN 2013430134 / 2013

AHMAD AZZAM FUADIE 2014430066 / 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JAKARTA

2016

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

1.4 Kegunaan ....................................................................................................... 2

1.5 Luaran ............................................................................................................ 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

2.1 Tanaman Binahon (Anredera cordifolia) ..................................................... 3

2.2 Ekatraksi Senyawa Aktif (Metabolit Sekunder) ....................................... 3

2.3 Granul Effervescent .................................................................................. 4

BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 5

3.1 Alat dan Bahan .............................................................................................. 5

3.1.1 Alat.......................................................................................................... 5

3.1.2 Bahan ...................................................................................................... 5

3.2 Metode Penelitian .......................................................................................... 5

3.2.1 Pembuatan Ekstrak Daun Binahong.................................................. 5

3.2.2 Pembuatan Granul Effervescent ........................................................ 5

3.3 Metode Analisa ......................................................................................... 6

3.4 Metode Analisa Data ................................................................................ 7

3.4.1 Penentuan Persen Peredaman ............................................................ 7

3.4.2 Penentuan Nilai IC50 ........................................................................ 7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 9

4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................. 9

4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 10

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing ....................... 10

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..................................................... 16

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............ 18

iv

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .................................................. 19

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Tanaman Binahong ................................................................................3

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1: Variabel Ekstraksi Daun Binahong......................................................5

Tabel 3.2.2: Rancangan formula granul effervescent ekstrak daun binahong .........6

Table 4. 1 : Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P .....................................................9

Table 4. 2 : Jadwal Kegiatan PKM-P .......................................................................9

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah melakukan pengobatan secara

tradisional hingga sekarang. Kekayaan tumbuhan Indonesia yang berkhasiat

sebagai tanaman obat sangat berlimpah dan banyak digunakan sebagai obat

tradisional, maka obat tradisional perlu dikembangkan karena banyak kandungan

zat aktif yang menguntungkan. Seiring berkembangnya prinsip back to nature

,masyarakat sekarang ini semakin menyukai dan menyenangi ramuan bahan alami

dibandingkan obat kimia. Hal ini karena ramuan bahan alami lebih

ekonomis,mudah didapat dan tidak menimbulkan efek samping yang sangat

toksik.Pengembangan obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang

lebih besar bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi

juga permintaan pasar akan tradisional ini terus meningkatWalaupun demikian,

perlu pembuktian melalui penelitian dan pengkajian ilmiah oleh pakar

farmakognosi (ahli obat alam) perihal khasiat kandungan dan keamanannya pada

manusia.

Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat

tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau

yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal

dari alam.Salah satunya adalah Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.),

Tanaman ini banyak terdapat tumbuh liar dialam pada 1-500 mdpl, namun dapat

dikembangbiakkan dengan cara stek batang, atau biji, termasuk golongan tanaman

sukulen (mengandung banyak air), bercabang, aroma lembut, berlendir, tipe

batang basah (herbaceous) yang merambat. Memiliki Batang yang keunguan

atau hijau, dengan panjang 2 sampai 19 cm, lebar 2 sampai 16 cm, memiliki daun

berwarna hijau, tebal, melengkung, dengan bentuk bagian yang dekat dengan

batang menyerupai hati. Dengan bentuk bunga merah keunguan diujung dan putih

di dasar akan keluar pada ketiak daun. Di beberapa negara, seperti Tiongkok,

secara umum mempunyai kandungan zat antioksidan untuk menangkal radikal

bebas, zat alkaloid yang berfungsi menurunkan gula darah pada tubuh, dan

saponin yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan menyehatkan jantung.

Dalam penelitianini, pemanfaatan daun dikaji untuk dimanfaatkan sebagai obat

dengan berbagai manfaat, diantaranya untuk mengobati kencing manis, menjaga

sistem imun, ambeien dan lain – lain.

Produk olahan daun binahong biasanya banyak berbentuk kapsul, namun

pada kajian penelitian ini ekstrak daun binahong di olah dalam bentuk granul

effervescent, sediaan granul effervescent dapat digunakan untuk keperluan yang

kebih praktis, dengan cara mencampurkan granul effervescent ke dalam air. Gas

yang dihasilkan saat pelarutan granul effervescent adalah karbon dioksida,

sehinggga dapat memberikan efek rasa seperti air soda. angan di buat menjadi

effervescent diharapkan memliki nilai tambah di masyarakat, pembuatan granul

effervescent dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah.

2

1.2 Rumusan Masalah

Apakah granul effervescent ekstrak daun binahong yang kaya antioksidan

mampu menyaingi effervescent sintetik?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kadar antioksidan granul effervescent ekstrak daun binahong.

2. Mengetahui konsentrasi komposisi granul effervescent ekstrak daun

binahong yang dapat memberikan kadar antioksidan secara optimal.

1.4 Kegunaan

1. Sebagai pedoman acuan bahan dasar dalam pembuatan effervesen

berbahan dasar alam.

2. Diharapkan effervesen ekstrak binahong memiliki antioksidan lebih tinggi

di banding effervesen sintetik.

1.5 Luaran

1. Effervesen yang dihasilkan dari ekstrak daun binahong memiliki

antioksidan tinggi

2. Mendapatkan formula effervesen optimum dari ekstrak daun binahong

3. Artikel ilmiah :

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Binahon (Anredera cordifolia)

Binahong atau Anredera cordifolia (Ten.) Steenis merupakan tanaman

yang memiliki nama genus Anredera dan tergolong Famili Basellaceae (Walters,

1989 dalam Rahmawati dkk, 2012). Binahong adalah tanaman obat dari daratan

Tiongkok yang dikenal dengan nama asli dheng san chi, sedangkan di dunia

intrnasional binahong dikenal dengan nama hearthleaf madeiravine (Suseno,

2013).Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering digunakan

sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman. Tanaman merambat ini perlu

dikembangkan dan diteliti lebih jauh.Terutama untuk mengungkapkan khasiat dari

bahan aktif yang dikandungnya. Berbagai pengalaman yang ditemui di

masyarakat, binahong dapat dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan

penyakit-penyakit berat (Manoi, 2009 dalam Rahmawati dkk, 2012).

Dengan demikian, tanaman binahong atau di Indonesia dikenal sebagai

gendola adalah tanaman yang tumbuh menjalar yang dapat berfungsi sebagai

tanaman hias sekaligus tanaman obat yang perlu diteliti lebih lanjut untuk

mengungkap khasiat yang dikandungnya.

2.2 Ekatraksi Senyawa Aktif (Metabolit Sekunder)

Ekstraksi pelarut adalah metode pemisahan komponen dari suatu

campuran dengan menggunakan suatu pelarut dan bertujuan untuk menarik

komponen kimia yang terdapat dalam sampel. Ekstraksi membuat komponen-

komponen kimia dalam sampel ditarik oleh pelarut kimia yang cocok yakni

didasarkan pada kemampuan melarutkan zat aktif dalam jumlah yang maksimum,

sehingga terbentuklah ekstrak (hasil ekstraksi yang mengandung berbagi

komponen kimia). Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut

dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur

(Khopkar, 1990). Salah satu metode ekstraksi pelarut yang sering digunakan

adalah maserasi. Ekstraksi secara maserasi merupakan cara penyarian yang paling

sederhana yang dilakukan dengan cara merendam sampel dalam cairan penyari.

Rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi

yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali. Waktu

lamanya maserasi berbeda-beda antara 4-10 hari. Semakin besar perbandingan

cairan pengekstraksi terhadap sample, akan semakin banyak hasilyang diperoleh.

Senyawa metabolit adalah senyawa yang digolongkan berdasarkan

biogenesisnya, artinya berdasarkan sumber bahan baku dan jalur biosintesisnya.

Terdapat 2 jenis metabolit yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer

Gambar 1: Tanaman Binahong

4

(polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat) merupakan penyusun utama

makhluk hidup, sedangkan metabolit sekunder meski tidak sangat penting bagi

eksistensi suatu makhluk hidup tetapi sering berperan menghadapi spesies-spesies

lain (Manitto, 1981 dalam Rustaman dkk, 2007).

Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesis oleh

suatu makhluk hidup bukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, akan tetapi

untuk mempertahankan eksistensinya dalam berinteraksi dengan ekosistem.

Dalam proses interaksi dengan lingkungan hidupnya, seringkali kadar metabolit

sekunder yang disintesis berubah-ubah. Secara khusus, senyawa metabolit

sekunder mempunyai fungsi umum yaitu sebagai alat pengikat (attactant) bagi

serangga atau hewan lainnya untuk membantu penyerbukan, sebagai alat penolak

(repellant) terhadap gangguan hama atau hewan pemangsanya, dan sebagai alat

pelindung (protectant) terhadap kondisi lingkungan fisik yang ekstrim.

Persyaratan untuk mengekstraksi bahan kandungan tumbuhan adalah

tingkat kehalusan yang cocok dari material awal, dengan meningkatnya tingkat

kehalusan, maka luas permukaan yang terkena cairan ekstraksi akan semakin

besar. Serbuk dengan penghalusan yang tinggi kemungkinan sel-sel yang rusak

juga semakin besar, sehingga memudahkan pengambilan bahan kandungan

langsung oleh bahan pelarut (Octavia, 2009 dalam Sriwahyuni, 2010).

2.3 Granul Effervescent

Pengolahan granul effervescent dapat diolah dengan metode granulasi

basah dan metode granulasi kering, serta pencampuran dengan cairan nonreaktif.

Granulasi sendiri diartikan sebagai pembentukan partikel-partikel granul dengan

mekanisme pengikatan tertentu (Anonim, 1979).Granul effervescent adalah salah

satu bentuk sediaan farmasi yang diolah dari zat aktif, campuran asam-asam

organik dan natrium bikarbonat. Apabila granul ini dimasukan dalam air akan

membentuk reaksi asam dan basa yang akan langsung membebaskan

karbondioksida yang ditandai dengan timbulnya buih, keuntungannya akan

menghasilkan sensasi menyegarkan oleh reaksi karbondioksida, serta mampu

menutupi rasa pahit dari bahan obat. CO2 yang dihasilkan dapat mempercepat

penyerapan bahan obat didalam lambung (Scoville, 1957). Reaksi antara asam

sitrat dengan natrium bikarbonat, serta asam tartrat dengan natrium bikarbonat

dapat dilihat sebagai berikut:

H3C6H5O7H2O + 3NaHCO3 → Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2

(Na Sitrat) (Air) (Karbondioksida) (Asam sitrat) (Na Bikarbonat)

H2C4H4O6 + 2NaHCO3 → Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

(Na Tartrat) (Air) (Karbondioksida) (Asam tartrat) (Na bikarbonat)

Reaksi diatas menjelaskan bahwa dibutuhkan 3 molekul natrium

bikarbonat untuk menetralkan 1 molekul asam sitrat dan dibutuhkan 2 molekul

natrium bikarbonatuntuk menetralisasi 1 molekul asam tartrat (Ansel, 1989).

Reaksi ini akan memberikan efek sparkle atau rasa seperti minuman soda yang

berlangsung cukup cepat, umumnya selesai dalam waktu kurang dari lima menit

dan menghasilkan larutan yang jernih (Pulungan dkk, 2004).

5

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Alat yang digunakan untuk pembuatan ekstrak : maserator, waterbath,

blender, evaporator, timbangan, kain saring.

2. Alat yang digunakan untuk pembuatan granul effervescent: oven, mortir,

mixer, ayakan no. 8, no. 10 dan no. 16

3. Alat yang digunakan untuk pengujian : timbangan, labu ukur, pipet volum

dan spektrofotometer

3.1.2 Bahan

1. Bahan yang digunakan untuk pembuatan ekstraksi : daun binahong, etanol,

dan aquadest.

2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan granul effervescent: PGE 800,

natrium bikarbonat, asam sitrat, asam tartrat, essence, dan pemanis.

3. Bahan yang digunakan untuk pengujian : DPPH, methanol

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Pembuatan Ekstrak Daun Binahong

Pembuatan ekstrak daun Binahong dilakukan dengan metode maserasi,

yaitu daun binahong dibersihkan, ditiriskan dan dipotong-potong, ditimbang lalu

diekstraksi dengan menggunakan etanol dengan cara maserasi selama beberapa

hari yang setiap harinya dikocok. Ekstrak kemudian disaring menggunakan kertas

saring didapat filtrate 1, kemudian residu diekstraksi kembali selama 2 hari

menggunakan etanol didapat filtrat 2 dan seterusnya. Selanjutnya filtrat

dikumpulkan, diuapkan menggunakan evaporator pada suhu 50°C sampai

volumenya menjadi ¼ dari volume awal, dan dilanjutkan dengan pengentalan

yang dilakukan dengan menggunakan waterbath dengan suhu 60oC sampai

menjadi ekstrak kental.

Tabel 3.2.1: Variabel Ekstraksi Daun Binahong

Variable I Variable II

Konsentrasi 96% 86% 76% 66% 56% 76%

Hari 5 3 4 5 6 7

3.2.2 Pembuatan Granul Effervescent

Langkah awal pengolahan granul effervescent adalah penentuan formula

yang tepat. Formula acuan granul effervescent ekstrak Daun Binahong sebagai

berikut :

Ekstrak ……………………………........7,4 %

Natrium Bikarbonat …………………..48,1 %

Asam Tartrat ………………………….25,6 %

Asam Sitrat …………………………...16,6 %

6

Aspartam ………………………………1,4 %

PGE 8000.....…………………………...0,9 %

Essense …..……………………………..qs

Tabel 3.2.2: Rancangan formula granul effervescent ekstrak daun binahong

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Ekstrak 7,4% Ekstrak 14,8% Ekstrak 22,2%

Na-Bikarbonat 48,1% Na-Bikarbonat 48,1% Na-Bikarbonat 40,8%

Asam Tartrat 25,6% Asam Tartrat 21,9% Asam Tartrat 21,9%

Asam Sitrat 16,6% Asam Sitrat 12,9% Asam Sitrat 12,9%

Aspartam 1,4% Aspartam 1,4% Aspartam 1,4%

PGE 8000 0,9% PGE 8000 0,9% PGE 8000 0,9%

Essense qs Essense qs Essense qs

Ekstrak kental daun Binahong digranulasi basah dengan cara penambahan

PGE 8000 hingga menjadi granul yang diinginkan, selanjutnya diayak dengan

ayakan no 16 dan di panaskan dalam oven selama 3 jam dengan suhu 600C.

Komponen ini selanjutnya disebut komponen ekstrak daun Binahong.

Komponen ekstrak daun Binahong, natrium bikarbonat, asam tartrat, asam

sitrat, dan pemanis (aspartam) ditimbang sesuai dengan kebutuhan konsentrasi

tiap formula. Kemudian Granul ekstrak Binahong ditambahkan asam sitrat, asam

tartrat, dan aspartam dicampurkan dalam satu wadah dan disemprot dengan

larutan essence dalam etanol (1:4). Campuran tersebut kemudian diayak dengan

ayakan no. 8 kemudian granul dikeringkan dalam ovenpada suhu 40-50 0C selama

3 jam. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan no. 10,

selanjutnya hasil ayakan ini disebut komponen asam.

Dalam wadah lain, natrium bikarbonat disemprot dengan essence dalam

etanol (1:4). Campuran tersebut kemudian diayak dengan ayakan no.8, kemudian

granul yang didapat dikeringkan dalam oven pada suhu 400C selama 3 jam.Granul

yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan no. 10, selanjutnya hasil ayakan

ini disebut komponen basa.

Komponen asam dan komponen basa digranulasi dalam sebuah lumpang

hingga homogen. Hasilnya ialah granul effervescent ekstrak daun Binahong

ditimbang sebagai volume awal. Granul effervescent ekstrak Daun Binahong

kembali dioven hingga mendapat volume yang tetap selama 7 jam setelah itu

ditimbang sebagai berat granul kering. Sebelum dikemas, untuk menghindari

penyerapan kelembaban dari udara, granul effervescent dimasukkan dalam

desikator berisi silica gel selama 1 jam. Dilakukan evaluasi granul effervescent,

setelah dilakukan evaluasi granul, dipindahkan ke wadah lalu disegel secara cepat

dan rapat.

3.3 Metode Analisa

Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer UV- Visible 1. Prinsip metode pemerangkapan radikal bebas DPPH

Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi radikal bebas

DPPH dalam larutan metanol (sehingga terjadi perubahan warna DPPH dari ungu

menjadi kuning) dengan nilai IC50 (konsentrasi sampel uji yang memerangkap

7

radikal bebas 50%) sebagai parameter menentukan aktivitas antioksidan sampel

uji tersebut.

2. Pembuatan Larutan DPPH 0,5 mM

DPPH ditimbang 20 mg dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml

dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda (Konsentrasi 200

ppm).

3. Pembuatan Larutan Blanko

Larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 ppm) dipipet sebanyak 5 ml,

kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan

metanol sampai garis tanda (konsentrasi 40 ppm).

4. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dan Penentuan

Operating Time

Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya

pada panjang gelombang 400-800 nm. Pengukuran dilajutkan untuk menentukan

operating time larutan DPPH dalam metanol dari menit 0 sampai menit 60 (1 jam)

5. Pembuatan Larutan Induk

Sebanyak 25 mg sample ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu ukur

25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis

tanda (konsentrasi 1000 ppm).

6. Pembuatan Larutan Uji

Larutan induk dipipet sebanyak 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; 2,5 ml kemudian

masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml (untuk mendapatkan

konsentrasi 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm), kemudian dalam masing-masing

labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 ppm) lalu

volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda, didiamkan di tempat

gelap, lalu diukur serapannya dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang

gelombang 516 nm, tiap 10 menit pada waktu mulai 0 menit hingga 60 menit.

3.4 Metode Analisa Data

3.4.1 Penentuan Persen Peredaman

Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas oleh sampel uji ekstrak etanol

daun binahong menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-

2-picrylhydrazil (DPPH), yaitu dihitung dengan menggunakan rumus:

% 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑚𝑎𝑛 = A Kontrol − A Sample

𝐴 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑥 100%

Keterangan:

A kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel

A sampel = Absorbansi sampel

(Andayani, et al., 2008).

3.4.2 Penentuan Nilai IC50

Nilai IC50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji

(μg/ml) yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (mampu meredam

proses oksidasi DPPH sebesar 50%). Nilai 0% berarti tidak mempunyai aktivitas

antioksidan, sedangkan nilai 100% berarti peredaman total dan pengujian perlu

8

dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi

aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi

(Y=AX+B) dengan konsentrasi ekstrak (ppm) sebagai absis (sumbu X) dan nilai

% peredaman (antioksidan) sebagai kordinatnya (sumbu Y). Persamaan tersebut

digunakan untuk menentukan IC50 masing-masing sampel dinyatakan dengan

nilai y sebesar 50 dan nilai x yang diperoleh sebagai IC50.

Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat

jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang

jika IC50 bernilai 100-150 ppm, dan lemah jika IC50 bernilai 151- 200 ppm

(Mardawati, et al., 2008).

9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Table 4. 1 : Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

1 Peralatan penunjang 2.750.000

2 Bahan habis pakai 4.400.000

3 Perjalanan 2.750.000

4 Lain-lain 1.100.000

Jumlah 11.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Table 4. 2 : Jadwal Kegiatan PKM-P

No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3

Bulan ke-4

1 Persiapan Bahan dan

Alat

2 Penelitian

3 Analisa Hasil

4 Pembuatan Laporan

10

DAFTAR PUSTAKA

Akbarians. 2011, potensi binahong Anrederacodifolia. http://farmasiklopedia,

blogspot.com/2011/02/potensi-binahong-anredera-cordifolia.html. Diakses

pada 25 Oktober 2016

Anwar, Khoerul. Formula Sediaan Tablet Effervescent dari ekstrak kunyit

Ayu, Tyas. 2013. Identifikasi Asam Fenolat Dari ekstraks etanol Daun Binahong (

Andredera cordifolia ( Ten .) Stennis ) Dan Uji Aktivitas Antioksidan.

Ionita, P. 2005. Is DPPH Stable Free Radical a Good Scavenger for Oxygen

Active Species?. Bucharest. Chemical Paper. 59(1). Hal. 11-16.

Isnindar., Subagus Wahyuono., dan Erna Prawita Setyowati. 2011. Isolasi dan

Identifikasi Senyawa Antioksidan Daun Kesemek (Dipspyros kaki Thunb.)

Dengan Metode DPPH ( 2,2-difenil-1-1-pikrilhidrazil). Majalah Obat

Tradisional. Vol. 16. No. 3. Hlm. 157-164.

Manoi, Feri, 2009, Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Obat, Majalah Warta

Vol.15, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl

(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol

26(2): 214-215.

Prior, R. L., Wu, X., & Schaich, K. 2005. Standardized methods for the

determination of antioxidant capacity and phenolics in foods and dietary

supplements. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 53: 4290-4302.

Rachmawati, S., 2008, Study Makroskopi, Mikroskopi dan Skrining Fitokimia

Daun Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, Thesis, Airlangga University,

Surabaya.

Selawa Widya. 2013. Kandungan Flavonoid Dan Kapasitas AntioksidanTotal

Ekstrak Etanol Daun Binahong [Anrederacordifolia(Ten.)Steenis.].95115

Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No 01.

Suryanti, M. 2010. Analisis kandungan polifenol, flavonoid, dan aktivitas

antioksidanpada tanaman Bangun-bangun (Coleus amboinicus) dengan

perawatanmenggunakan ekstrak tanaman terfermentasi. Skripsi, Jurusan

Kimia FMIPA UR.

Timmatimmi. 2014. Ekstraksi daun cermai metode maserasi.

11

12

13

14

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dr. Tri Yuni Hendrawati,ST, MSi

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Teknik Kimia

4 NIDN 0311066902

5 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 11 Juni 1969

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 08161414153

B. Riwayat Pendidikan

S 1 S 2 S 3

Nama Institusi Universitas

Gajah Mada

Institut Pertanian

Bogor

Institut Pertanian

Bogor

Jurusan Teknik Kimia Teknologi Industri

Pertanian (Proses)

Teknologi Industri

Pertanian

Tahun Masuk-Lulus 1987 - 1992 1998-2001 2001-2006

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 Seminar Teknik Kimia UNPAR

Pemanfaatan

Biomassa untuk

Pangan, Energi dan

Bahan Kimia

2010, Teknik

Kimia, UNPAR,

Bandung

2 Seminar Nasional Tjipto Utomo

Sumber Daya Alam

Indonesia: Peranan

Pendidikan dan

Teknologi Kimia

dalam

pemanfaatannya

secara

berkelanjutan

2010, ITENAS,

Bandung

3

Seminar Nasional Teknik Kimia

Indonesia dan Musyawarah

Nasional APTEKINDO

The Challenge of

Chemical

Engineering

Institutions in

Product Innovation

for a Sustainable

Future

2012,

APTEKINDO -

UI

15

16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan penunjang

Material

Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

Keterangan

Erlenmeyer Wadah sample 5 65.000 325.000 Beli

Labu ukur 100ml Larutan Standar 2 50.000 100.000 Beli

Labu ukur 25ml Larutan uji 6 30.000 180.000 Beli

Spatula Pengambil bahan 2 10.000 20.000 Beli

Maserator Proses maserasi 5 28.000 140.000 Beli

Pisau Memotong

sample 2 25.000 50.000 Beli

Kertas saring Untuk menyaring 3 30.000 90.000 Beli

Saringan Untuk menyaring 2 50.000 100.000 Beli

Gelas ukur Menakar larutan 1 100.000 100.000 Beli

Pipet volum Untuk memipet 1 35.000 35.000 Beli

Pipet Untuk memipet 1 20.000 20.000 Beli

Cawan

Penguapan

Penguapan

sample 2 20.000 40.00 Beli

Mortar Menghaluskan

granul 2 25.000 50.000 Beli

Sewa Lab

(Di Bogor)

Untuk alat

Neraca,

Desikator,

Waterbath,

Evaporator, Oven,

Ayakan,

Spektrofotometer

1 1.500.000 1.500.000 1,5 Bulan

SUB TOTAL (Rp) 2.750.000

2. Bahan Habis Pakai

Material

Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp) Keterangan

Daun Binahong Bahan baku 1,5 Kg 150.000/kg 225.000 Beli

Etanol Bahan baku 15 L 37.000/L 555.000 Beli

Asam Sitrat Bahan baku 4 Kg 60.000/kg 240.000 Beli

Asam Tartrat Bahan baku 6 Kg 140.000/kg 840.000 Beli

Natrium

Bikarbonat

Bahan baku 11 Kg 100.000/kg 1.100.000 Beli

Pemanis Bahan baku 0.35 Kg 400.000/kg 140.000 Beli

PGE 8000 Bahan baku 300 gr 2.000/gr 600.000 Beli

Essence Bahan

tambahan

100 ml Beli

Aquades Pembilas 40L 32.500/10L 130.000 Beli

Metanol Pelarut 7 L 10.000/L 70.000 Beli

17

DPPH Bahan

tambahan

50 mg 10.000/mg 500.000 Beli

SUB TOTAL (Rp) 4.400.000

3. Perjalanan

Material

Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Jumlah

(Rp)

Keterangan

Perjalanan ke

supplier alat dan

bahan kimia

Pencarian

bahan baku 3 orang 200.000/orang 600.000 Pulang –

Pergi

Perjalanan ke lab

(Di Bogor)

Penelitian

3 orang 600.000/orang 1.800.000

Pulang –

Pergi (1,5

Bulan)

Perjalanan mencari

literatur

3 orang 350.000

SUB TOTAL (Rp) 2.750.000

4. Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya)

Material

Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Keterangan

ATK 1 set 25.000 25.000

Pembuatan proposal

dan laporan

Print, copy

laporan 1 paket 350.000 350.000

Seminar 1 500.000 500.000

Publikasi 1 225.000 225.00

SUB TOTAL (Rp) 1.100.000

TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.) 11.000.000

18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama /NIM

Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Aji Rahman

Syah

/2013430118

Teknik

Kimia

Teknik

Kimia

10

Jam/minggu

-Persiapan bahan baku

dan proses

-Perencanaan dan

perhitungan formulasi

produk

2 Fauzia

Abdurrochman

/2013430134

Teknik

Kimia

Teknik

Kimia

10

Jam/minggu

-Pengujian antioksidan

3 Ahmad Azzam

Fuadie

/2014430066

Teknik

Kimia

Teknik

Kimia

10

Jam/minggu

-Blending

-Evapotasi

-Pengeringan