PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA...

31
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN BIDANG KEGIATAN: PKMT Diusulkan Oleh: Herry Rachmat Safi’i 14330039 Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Bahasa Inggris UNIVERSITAS DARUL ULUM LAMONGAN 2014 / 2015

Transcript of PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA...

Page 1: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL

UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI

DENGAN HASIL PANEN YANG

MENGUNTUNGKAN

BIDANG KEGIATAN:

PKMT

Diusulkan Oleh:

Herry Rachmat Safi’i 14330039

Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Bahasa Inggris

UNIVERSITAS DARUL ULUM

LAMONGAN

2014 / 2015

Page 2: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN
Page 3: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL

UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI

DENGAN HASIL PANEN YANG

MENGUNTUNGKAN

BIDANG KEGIATAN:

PKMT

Diusulkan Oleh:

Herry Rachmat Safi’i 14330039

Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Bahasa Inggris

UNIVERSITAS DARUL ULUM

LAMONGAN

2014 / 2015

Page 4: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN USULAN PROGRAM

KREATIFITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan

: “Budidaya Lele Organik Media

Terpal Untuk Mengurangi Biaya

Produksi Dengan Hasil Panen

Yang Menguntungkan”

2.

3.

4.

Bidang Kegiatan

Ketua Tim Pengusul

a. Nama

b. NIM

c. Jurusan/Fakultas

d. Perguruan Tinggi

e. Alamat Rumah/Telp/Hp

f. E-mail

Dosen Pendamping

: PKMT

: Herry Rachmat Safi’i

: 14330039

: FKIP Bahasa Inggris

: Universitas Darul Ulum

: Jl. Warungering No. 21 RT

02/RW 02, Kedungpring,

Lamongan. 0856-5556-7190

: [email protected]

: Drs. H. Maskub, MH

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Drs. H. Maskub, MH

Page 5: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

iii

ABSTRAK

Budidaya ikan lele adalah salah satu peluang usaha yang menjanjikan dari

mulai tingkatan usaha kecil, menengah, maupun besar dewasa ini. Dengan

kenyataan seperti itulah muncul paradigma bahwa budidaya lele bukan lagi

sekedar menjadi komoditi sampingan masyarakat, namun merupakan bisnis

wirausaha yang menguntungkan. Hal ini memicu mulai bermunculannya petani

pemula yang mencoba peruntungan membuka lapak meskipun dengan modal awal

yang mungkin sangat kecil.

Budidaya lele memang dikenal mudah untuk dilakukan dan dengan biaya

yang cukup murah sehingga bisa dibilang cukup cerah prospeknya, mudah

pemasarannya. Akan tetapi dilain pihak, mahalnya harga pelet atau pakan pabrik

membuat para petani ikan mengalami kendala terhadap pembesaran ikan. Sudah

terbukti lebih dari separuh biaya budidaya ikan hanya terpakai untuk pembelian

pakan yang mahal, sedangkan untuk kebutuhan operasional lainnya yang

dibutuhkan juga masih perlu diperhitungkan. Inilah alasan banyak pengusaha lele

yang mengalami kerugian karena tidak mampu menekan biaya pembudidayaan

dengan harapan hasil panen yang memuaskan.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, teknik budidaya

lele atau pun ikan-ikan yang lain sangat beragam. Banyak rekayasa teknologi

yang hanya mementingkan mempersingkat masa panen. Namun tehnik seperti ini

hanya mementingkan sisi kuantitas tanpa memperhatikan sisi kualitasnya.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

A. Motto

“ Dalam Praktik Toleransi, Satu Musuh Adalah Guru Terbaik “

B. Persembahan

Karya tulis ini kami persembahkan untuk:

Page 6: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

iv

Kedua orang tua kami yang telah memberikan kasih sayang kepada

kami sejak kami ada sampai sekarang.

Guru-guru dan dosen kami.

Teman-teman kami yang kami sayangi.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr... Wb...

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga kami, kelompok 7 selaku penyusun telah menyelesaikan

pembuatan karya tulis berdasar mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, yang berjudul

“BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI

BIAYA PRODUKSI DENGAN PANEN YANG MENGUNTUNGKAN”.

Mungkin dalam penyusunan karya tulis ini, masih banyak terdapat

kekurangan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas

segala kekurangan yang ada dalam penelitian ini, dan mengharapkan kritik dan

saran yang membangun sebagai pembelajaran selanjutnya. Serta kami terbuga

untuk segala pihak yang berkenan melakukan penelitian lanjutan.

Akhir kata, penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Page 7: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

v

Wassalamualaikum Wr... Wb...

Lamongan,

20 Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Sampul............................................................................................................................i

Halaman Pengesahan..................................................................................................... ii

Abstrak ......................................................................................................................... iii

Motto Dan Persembahan .............................................................................................. iv

Kata Pengantar ..............................................................................................................v

Daftar Isi....................................................................................................................... vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah................................................................................................. 4

D. Tujuan Penelitian.................................................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 8: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

vi

A. Landasan Teoritis ................................................................................................. 6

1. Teori Budidaya ............................................................................................ 6

2. Klasifikasi Ikan Lele .................................................................................... 7

3. Jenis Ikan Lele Budidaya ............................................................................. 8

4. Morfologi Ikan ........................................................................................... 10

5. Definisi Organik ........................................................................................ 11

6. Kolam Terpal ............................................................................................. 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian ............................................................................ 16

B. Desain Penelitian .............................................................................................. 16

C. Metode Penelitian ............................................................................................. 17

D. Tehnik Analisis Data ........................................................................................ 17

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Segmen Budidaya Lele Organik ....................................................................... 18

1. Persiapan Lahan ......................................................................................... 18

2. Penebaran Benih Ikan Lele ........................................................................ 20

3. Manajemen Pakan...................................................................................... 21

4. Manajemen Obat – Obatan Tradisional ..................................................... 26

B. Manfaat Kolam Terpal...................................................................................... 26

C. Pembuatan Kolam Terpal ................................................................................. 27

Page 9: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

vii

D. Perbandingan Budidaya Organik Dan Budidaya Biasa .................................... 28

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 30

B. Saran ................................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 31

Page 10: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ikan lele merupakan salah satu komoditas air tawar yang banyak

dibudidayakan dan digemari oleh sebagian besar masyarakat khususnya di

wilayah Lamongan. Namun selama ini untuk memenuhi kebutuhan pasar ini

masih mendatangkan dari luar daerah karena kurangnya produksi lele dari

pembudidaya lokal. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya pemanfaatan

lahan, kurangnya penguasaan teknologi budidaya dan masih lemahnya fungsi

kelompok masyarakat pembudidaya serta keterbatasan modal, sehingga hasil

produksi tidak bisa maksimal. Ditambah lagi akan berbagai macam keluhan para

petani lele yang semakin lama semakin merasakan sulitnya memperoleh

kebutuhan pakan, media, dan asupan probiotik pada masa pembesaran ikan lele.

Gambar 1. Produksi Perikanan Budidaya Kolam Menurut Jenis Ikan di Indonesia

Tahun 2008 (Ton)

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009.

Gambar 1 Produksi perikanan budidaya kolam di Indonesia, lele

merupakan produksi terbesar ke 3 pada tahun 2008 setelah nila dan ikan mas yaitu

sebesar 114.371 ton atau 11,4 % dari total produksi perikanan budidaya kolam di

Indonesia. Sedangkan pada ikan nila yaitu sebesar 378.300 ton atau sebesar 37,9

% dan ikan mas sebesar 242.322 ton atau sebesar 24,3%.

Para peternak lele umumnya mengeluhkan harga pakan yang terus

melambung. Fasilitas lahan yang semakin sulit di dapat untuk perluasan media

berkembang biak ikan lele. Kondisi tersebut mengakibatkan peternak terancam

Page 11: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

2

gulung tikar karena merugi. Dengan harga jual lele di pasaran rata-rata Rp 14.000

/ kg di tingkat peternak, rata-rata peternak hanya memperoleh keuntungan sekitar

Rp 400 ribu per masa panen 1000 benih ikan selama tiga bulan.

Yang harus dirubah adalah pola pikir dari petani itu sendiri, untuk tidak

terlalu bergantung terhadap bahan-bahan tidak alami. Karena sejak era revolusi

hijau dengan berbagai macam penemuan teknologi, petani di Indonesia sudah

terbiasa dengan teknik budidaya yang instan dan cepat. Pupuk kimia untuk

meningkatkan hasil, pestisida kimia untuk membasmi tuntas hama, di perikanan

penggunaan pelet yang mudah dan cepat, pemberian obat kimia pada ikan yang

sakit, pemberian antibiotik pada pembudidaya udang, semua itu adalah tehnik

budidaya yang instan. Hasilnya bisa diliat pada saat ini, hama yang tak terkendali,

berkurangnya kesuburan tanah, pelandaian hasil produksi, ditolaknya udang

eskpor indonesia akibat kandungan antibiotik yang tinggi, pakan yang melambung

tinggi, dampak kesemua itu adalah kematian ikan yang semakin banyak.

Oleh karena itu, kami selaku penulis mencoba memberikan cara

penanggulangan berbagai kendala tersebut untuk mengurangi beban para petani

budidaya lele. Dengan cara membudidayakan ikan lele secara organik pada media

terpal. Hal ini sangat masuk akal mengingat pakan organik dapat didapatkan dari

lingkungan sekitar secara cuma-cuma. Memanfaatkan limbah restoran, limbah

pasar, limbah ternak serta berbagai macam bahan organik dari sisa-sisa bahan atau

tumbuhan yang kita jumpai sehari-hari. Menyiasati lahan dan media tanam ikan

yang dahulunya membutuhkan lahan pekarangan yang luas, serta biaya

pembuatan kolam yang mahal, apalagi kolam terbuat dari dinding cor yang sudah

jelas membutuhkan material bangunan yang kurang terjangkau bagi para petani

pemula.

B. BATASAN MASALAH

Agar penelitian lebih fokus dan tidak dari pembahasan yang dimaksud,

dalam karya tulis ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai

berikut:

1. Klasifikasi ikan lele yang dibudidayakan ikan lele konsumsi. Dengan sampel

lele jenis phyton

2. Budidaya ikan lele secara organik maksudnya adalah ikan lele yang

dibudidayakan dengan menggunakan teknik budidaya lele yang ramah

lingkungan. Yaitu dengan memanfaatkan pengaturan mikroorganisme positif

Page 12: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

3

pada kolam dan siklus yang disamakan dengan habitat asli ikan lele di alam liar

asli.

3. Budidaya lele secara organik dikembangkan untuk meringankan beban

peternak lele yang merasa keberatan dengan mahalnya harga pakan untuk

pembesaran lele.

4. Media terpal maksudnya kita tidak perlu menggunakan kolam lele dari tanah

maupun kolam semen. Cukup dengan membuat kolam terpal saja.

5. Lokasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah Kelompok Masyarakat

Pembudidaya Ikan Lele Cinta Damai di desa Warungering, Kedungpring,

Lamongan.

C. RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini, rumusan masalah yang akan dikaji

diantaranya:

1. Apa yang di maksud dengan budidaya ikan lele secara organik?

2. Bagaimanakah cara budidaya ikan lele secara organik?

3. Bagaimana cara membudidayakan ikan lele dengan kolam terpal?

4. Apa manfaat dari budidaya ikan lele organik pada kolam terpal?

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari budidaya ikan lele secara organik.

2. Mengetahui cara membudidayakan ikan lele secara organik.

3. Mengetahui cara membudidayakan ikan lele organik pada kolam terpal.

4. Mengetahui berbagai manfaat pembudidayaan lele dengan cara organik pada

kolam terpal.

E. MANFAAT PENELITIAN

Page 13: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

4

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu untuk menambah pengetahuan

kita mengenai cara budidaya ikan lele yang baik secara organik pada kolam terpal.

Dan juga untuk memberikan informasi serta solusi bagi para peternak atau petani

budidaya ikan lele.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORITIS

1. Teori Budidaya

Dalam pertanian, budi daya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan

sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil

manfaat/hasil panennya. Kegiatan budidaya dapat dianggap sebagai inti dari usaha

tani. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi daya adalah "usaha yg

bermanfaat dan memberi hasil".

Budi daya hewan (husbandry) melibatkan usaha pembesaran bakalan

(hewan muda) atau bibit/benih (termasuk benur dan nener pada budi daya

perikanan) pada suatu lahan tertentu selama beberapa waktu untuk kemudian

dijual, disembelih untuk dimanfaatkan daging serta bagian tubuh lainnya, diambil

telurnya, atau diperah susunya (pada peternakan susu). Proses pengolahan produk

budi daya ini biasanya bukan bagian dari budi daya sendiri tetapi masih dianggap

sebagai mata rantai usaha tani ternak itu. Budi daya hewan dikategorikan ke

dalam peternakan dan budi daya perikanan.

Budi daya hewan menurut Peraturan presiden Republik Indonesia No 48

ahun 2013 Tentang Budi Daya Hewan Peliharaan adalah "Usaha yang dilakukan

Page 14: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

5

di suatu tempat tertentu pada suatu kawasan budi daya secara berkesinambungan

untuk hewan peliharaan dan produk hewan".

Pembudidayaan ikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 31

Tahun 2004 Tentang Perikanan adalah "kegiatan untuk memelihara,

membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam

lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk

memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/

atau mengawetkannya."

2. Klasifikasi Ikan Lele

Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke dalam

ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele dicirikan

dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya sungut yang

menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele adalah Clarias spp.

yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros" , berarti "kuat dan lincah". Dalam

bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama, seperti catfish, mudfish dan

walking catfish. Klasifikasi ikan lele berdasarkan Saanin (1984) dalam Hilwa

(2004) yaitu sebagai berikut:

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Ostarophysi

Subordo : Siluroidae

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

3. Jenis Ikan Lele Budidaya

a. Ikan Lele Dumbo

Di Indonesia lele merupakan jenis ikan yang cukup populer. Lele yang

berada di Indonesia bermacam-macam jenisnya. Terutama jenis lele yang biasa

Page 15: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

6

dikonsumsi seperti lele Afrika, Dumbo, dan Lokal. Lele Afrika (Clarias

gariepinus) merupakan jenis ikan lele yang berasal dari Afrika yang diimpor ke

Indonesia untuk dikawin silangkan dengan lele Lokal dan dinamakan lele Dumbo.

b. Ikan Lele Lokal

Lele Lokal (Clarias batrachus) atau yang sering disebut dengan “walking

catfish” ini merupakan lele habitat asli di Indonesia. Dinamakan walking catfish

karena kemampuanya untuk berjalan didaratan untuk mencari makanan atau

lingkungan yang cocok. Lele ini berjalan dengan menggunakan sirip pektoral

untuk mengangkat tubuhnya dan berjalan menyerupai ular.

c. Ikan Lele Sangkuriang

Lele Dumbo yang ada di Indonesia mengalami penurunan kualitas

diakibatkan sering terjadinya perkawinan satu keturunan (inbreeding). Untuk itu

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) memutuskan untuk

melakukan pemurnian kembali. Betina keturunan kedua lele Dumbo asli dari

Afrika Selatan (F2) dikawinkan dengan pejantan keturunan keenam yang Lokal

(F6). Dari proses pemurnian Back cross ini anakan yang dihasilkan kemudian

dinamakan Lele Sangkuriang. Melihat hal diatas bahwa lele Sangkuriang adalah

lele Dumbo hasil pemuliaan atau peremajaan.

d. Ikan Lele Albino

Lele Albino merupakan lele jenis apa saja yang memiliki gen resesif dari

parental, tercermin dari warnanya yang putih akibat gen yang tidak dapat

membentuk pigmen melanin. Biasanya ikan lele Albino ini dipertahankan dan

diperbanyak oleh beberapa pembudidaya karena tergolong ikan lele hias serta

memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan ikan lele konsumsi pada

umumnya.

e. Ikan Lele Phyton

Ikan lele phyton atau juga disebut ikan lele paiton merupakan jenis lele

baru hasil silangan lele dumbo lokal dan lele thailand yang mulai banyak

dibicarakan sebagai ikan lele terbaik baik dari segi kualitas dan kemudahan

budidayanya. Lele phyton merupakan varietas unggulan baru alternatif pengganti

Page 16: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

7

lele dumbo yang bisa dikatakan sebagai rajanya lele yang memiliki kualitas di atas

ikan lele sangkuriang.

Gambar 2. Ikan Lele Phyton

Sumber : usahaternak.com

Pertama kali lele ini ditemukan/dikembangkan pada tahun 2004 di

Kabupaten Pandeglang Banten bukan melalui proses riset di laboraturium,

melainkan dari proses coba-coba dari sekelompok pelaku budidaya ternak lele dan

tidak sengaja muncullah ikan lele phyton sebagai ikan lele unggulan terbaru

sebagai raja lele atau lele raksasa ukuran konsumsi, yang sejajar bahkan bisa

dikatakan lebih baik dari ikan lele sangkuriang yang saat itu menjadi primadona.

4. Morfologi Ikan Lele

Ikan lele tubuhnya licin dan tidak bersisik, dengan sirip dan sirip anus

yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya

nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang dibagian atas,

dengan mata yang kecil dan mulut yang lebar yang terletak diujung moncong,

dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba yang amat berguna untuk bergerak

di air yang gelap, lele memiliki alat pernafasan berupa insang. Pada umumnya,

insang tertutup atau terlindungi oleh tutup insang (operkulum). Insang berwarna

merah karena banyak mengandung pembuluh darah. Pada insang inilah oksigen

diserap dari air dan karbon dioksida dibebaskan ke air. Lele memiliki sepasang

patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Lele berkembang

biak dengan telur, pembuahan terjadi diluar tubuh induknya atau didalam air

Page 17: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

8

(pembiakan eksternal). Pada sisi tubuh terdapat gurat sisi yang memanjang dari

belakang tutup insang sampai ekor. Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui

tekanan air (Hasanuddin,1984).

Pada ikan lele di Indonesia dikenal adanya 3 variasi warna tubuhnya, ialah

hitam agak kelabu (gelap), ini yang paling umum Bulai (putih), dan Merah.

Biasanya lele yang berwarna putih dan merah dipelihara sebagai ikan hias. Ikan

lele juga memiliki labirin yang membantu dalam proses pernafasan ketika berada

di daerah yang berlumpur.

5. Definisi Organik

Bahan Organik adalah semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman

dan hewan, baik yang hidup maupun yang telah mati, pada berbagai tahapan

(stage) dekomposisi (Millar, 1955).

Kononova (1966) dan Schnitzer (1978) membagi bahan organik tanah

menjadi 2 kelompok, yakni: bahan yang telah terhumifikasi, yang disebut sebagai

bahan humik (humic substances) dan bahan yang tidak terhumifikasi, yang

disebut sebagai bahan bukan humik (non-humic substances).

Sedangkan jika ditinjau dari pengertian organik dalam kaitannya pada

bidang pertanian, maka menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Juli 2002), pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang

mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

6. Kolam Terpal

Gambar 3. Contoh Kolam Terpal

Sumber : Pokmas Cinta Damai Warungering 2015

Page 18: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

9

a. Keunggulan Kolam Terpal dalam Budidaya Lele

Berikut adalah beberapa keuntungan dari teknik budidaya ikan lele dengan

menggunakan kolam terpal:

1) Menambah Peluang Baru Budidaya di Lahan yang Terbatas.

Pada awalnya, budidaya ikan lele banyak dilakukan di kolam-kolam

konvensional seperti kolam tanah, kolam tembok, kolam beton, atau bahkan di

kolam yang terbuat dari fiber glass. Namun seiring makin berkembangnya teknik

budidaya, maka berkembang teknik budidaya lele dengan memanfaatkan terpal,

atau dikenal dengan nama kolam terpal. Kolam terpal sebagai tempat budidaya

lele awalnya banyak berkembang di daerah Pantura Jawa Barat sebelum akhirnya

berkembang menyebar ke daerah lainnya termasuk ke luar Pulau Jawa.

Pada perkembangan selanjutnya, teknik kolam terpal ini malah disukai oleh

masyarakat perkotaan, teknik ini sangat disukai karena cocok dilakukan tanpa

memerlukan lahan yang luas, bahkan bila perlu lahan bekas garasi mobil saja bisa

dimanfaatkan, atau pekarangan sempit di belakang rumah.

2) Teknik Praktis Namun Memiliki Tingkat Keberhasilan Tinggi

Proses pembuatan kolam terpal tergolong sangat praktis dan mudah.

Pengerjaan pembuatannya mungkin hanya dibutuhkan beberapa jam saja. Jauh

berbeda dengan misalnya kalau kita mempersiapkan kolam tanah atau kolam

tembok, yang hitungannya berhari-hari.

Waktu produksi lebih cepat. Kolam terpal setelah panen hanya cukup

dibersihkan dan diisi air baru. Berbeda dengan kolam konvensional yang perlu

waktu kurang lebih seminggu agar bisa digunakan kembali, mengingat tanah

harus diolah, dijemur, dan dikeringkan.

Pemakaian air lebih irit, berdasarkan beberapa tingkat kelangsungan hidup

atau SR (survival rate) lele yang dipelihara dalam kolam terpal dapat mencapai

80%, ini lebih tinggi dibandingkan bila di kolam konvensional yang hanya 50-

60%.

Posisi kolam terpal bisa dipindah. Kolam terpal apabila tidak dipakai bisa

dilipat untuk digunakan kembali lain waktu.

Page 19: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

10

Gambar 4. Media Terpal Sangat Praktis dan Efisien

Sumber : Pokmas Budidaya Lele Cinta Damai Warungering

3) Cocok untuk Kawasan atau Daerah yang Kurang Air

Teknik ini memungkinkan budidaya dapat dilakukan pada daerah yang

suplai airnya kurang atau jauh. Teknik ini tidak memerlukan air yang mengalir

dan dapat mengurangi resiko kebocoran-kebocoran air seperti yang biasa terjadi

pada kolam konvensional.

4) Keuntungan Teknis dan Finansial

Secara teknis, banyak kemudahan dengan budidaya menggunakan kolam

terpal. Mulai dari teknis pembuatan, pemeliharaan sampai ke tahap pasca panen

relatif lebih mudah dibandingkan kolam konvensional.

Pencegahan dan pengendalian hama maupun penyakit lebih mudah

sehingga persentase SR lebih tinggi dibandingkan pada kolam biasa.

Hal tersebut tentu saja akan berkorelasi dengan biaya yang harus kita

keluarkan. Biaya yang harus dikeluarkan, secara sederhana apabila kita

bandingkan akan jauh lebih murah dibandingkan kolam tembok atau tanah.

5) Kualitas Produk lebih Diminati

Hasil budidaya lele dalam kolam terpal akan menghasilkan ikan lele yang

tidak berbau lumpur, yang mana bau lumpur tersebut biasanya dihasilkan dari

budidaya lele dengan kolam tanah atau tembok. Bau lumpur ini rata-rata ternyata

Page 20: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

11

menurunkan selera makan para konsumen, sehingga rasa asli ikan lele yang gurih

pun tidak dapat dinikmati.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Universitas Darul Ulum

Lamongan dan Desa Warungering dengan subjek penelitian yaitu Kelompok

Masyarakat Budidaya Lele Cinta Damai Desa Warungering, Kedungpring,

Lamongan.

B. Desain Penelitian

Bila dilihat dari latar belakang penelitian yang kami lakukan maka peneliti

menentukan desain penelitian ini yaitu studi kasus. Studi kasus (case study)

merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisa data berkenaan dengan

suatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan,

hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak

ada masalah, malahan dijadikan kasus karena keunggulan dan keberhasilannya

(Sukmadinata, 2009).

Dalam penelitian dengan menggunakan desain penelitian studi kasus,

maka kita dapat melihat secara langsung fenomena-fenomena yang terjadi di

lapangan sehingga data yang didapatkan dapat dianalisa dari segi kekurangan dan

kelebihannya. Dengan menggunakan desain ini memungkinkan peneliti

melakukan observasi secara langsung pada suatu kasus yang terjadi saat ini dan

dapat menerapkan suatu pemecahan masalah atau memberikan solusi untuk

permasalahan yang terjadi sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan.

C. Metode Penelitian

Page 21: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

12

Metode penelitian adalah cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan

dengan baik untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Metode penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sukmadinata

(2009:72) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada,

yang berlangsung, atau saat lampau. Penelitian yang dilakukan ditujukan untuk

menggambarkan tehnik budidaya lele secara organik dengan media terpal, yang

sampai saat ini masih berlangsung kejadian yang di teliti.

D. Tehnik Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data perbandingan antara budidaya ikan lele

organik dengan media terpal dengan pembudidayaan ikan lele secara biasa.

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Segmen Budidaya Lele Organik

1. Persiapan Lahan

a. Persiapan Pembuatan Kolam Terpal

Hal yang paling utama dilakukan ketika ingin membudidayakan

ikan lele untuk tujuan konsumsi adalah mempersiapakan tempat budidaya.

Dalam hal ini dilakukan di kolam terpal, sehingga pembuatan kolam terpal

adalah hal yang paling penting untuk dilakukan.

Dalam persiapan kolam terpal sederhana dibutuhkan material

berupa terpal dan persiapan perangkat pendukung lainnya. Untuk setiap

100 ekor ikan lele, maka kolam yang harus dipersiapkan adalah dengan

ukuran 2 meter x 1 meter x 0.6 meter. Pembuatan kolam bisa dilakukan

Page 22: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

13

dengan menggali tanah dan kemudian diberi terpal atau dengan membuat

rangka dari kayu dan kemudian diberi terpal. Cara menggali tanah yang

kemudian diberi terpal adalah cara yang paling tepat karena akan membuat

kondisi terpal lebih tahan lama.

b. Persiapan Media Pratanam Secara Organik

Setelah lahan / kolam siap :

Masukkan pupuk kandang ( kotoran sapi, kerbau dll )dengan

ketinggian 10 - 15 cm merata kesemua permukaan lahan / kolam.

Usahakan pupuk kandang sudah kondisi siap pakai atau kering jangan

menggunakan pupuk basah. Langkah selanjutnya tutup kolam dengan

terpal plastik untuk proses fermentasi selama 7-10 hari.

Setelah proses fermentasi selesai :

Cek kondisi gas metannya, dengan cara menyalakan korek api

diatas media, kalau mucul api diatas media maka gas metannya masih

aktif, atau dengan cara menginjak media dengan kaki, kalau muncul

gelembung udara makan gas metannya masih aktif. Dan lakukan proses

fermentasi kembali.

Tanda proses fermentasi berhasil adalah tidak muncul gelembung

udara ketika dilakukan penginjakan pada media atau tidak muncul api

ketika diatas media dinyalakan api.

Langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan air dengan

kedalaman mulai 30 cm diamkan selama 3-5 hari dan tingkatkan 10 cm

tiap 2 minggu sampai ketinggian air 60-70 cm.

Tujuan menaruh kotoran ternak sapi pada kolam adalah untuk

menumbuhkan bibit phytoplankton sebagai pakan alami ikan lele, dan

pembentukan kadar Bahan Organik agar lebih tinggi, maka akan lebih

mudah dalam pembentukan warna airnya. Semakin kehijauan jernih, maka

air kolam semakin baik.

2. Penebaran Benih Ikan Lele

Penebaran bibit lele tahap pendederan sangat rentan terhadap

kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka saat penangkapan atau

pengangkutan ikan. Padat penebaran lele antara 500-700 ekor/m2.

Sehingga untuk kolam seluas 10 m2 bisa ditebar bibit ikan sebanyak

Page 23: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

14

5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit lele harus dilakukan dengan sangat hati-

hati agar resiko dapat diminimalisir, berikut cara penebaran bibit ikan lele

untuk mengurangi resiko stres maupun luka akibat pemanenan dan

pengangkutan :

Pemindahan bibit lele sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore hari

saat suhu air belum terlalu tinggi. Tujuannya adalah untuk mempercepat

proses adaptasi bibit lele tebaran di lingkungan barunya. Jika pemindahan

bibit dilakukan saat siang hari, apalagi jika terik matahari tinggi, bisa

dipastikan bibit ikan banyak mengalami stress yang mengakibatkan tingkat

kematian sangat tinggi.

Pengambilan bibit lele dilakukan menggunakan jaring dengan

ukuran net rapat serta lembut. Tujuannya adalah agar bibit ikan lele tidak

banyak mengalami kerusakan sehingga menimbulkan stress saat dilakukan

penangkapan. Penangkapan menggunakan jaring kasar dikhawatirkan akan

melukai tubuh bibit. Jika tubuh atau kulit ikan mengalami gesekan dengan

benda kasar bahkan sampai terjadi luka atau lecet, akan mempengaruhi

daya hidup saat dipindahkan ke kolam pemeliharan lain.

Bibit ikan lele hasil tangkapan kemudian ditempatkan di wadah

yang sudah diisi air dari kolam yang akan digunakan sebagai tempat

penebaran larva atau benih. Penggunaan air pada kolam penebaran larva

lele bertujuan meningkatkan daya adaptasi benih di tempat barunya. Jika

jarak kolam pendederan tersebut tidak cukup jauh, maka bisa

menggunakan wadah berupa ember. Namun bila jaraknya lumayan jauh,

sebaiknya bibit ikan hasil tangkapan terlebih dahulu dikumpulkan dalam

hapa agar sirkulasi oksigen tetap terjamin. Sedangkan pemindahannya bisa

menggunakan kantong plastik berisi oksigen.

Setelah wadah cukup penuh, bibit lele segera dipindah ke kolam

penebaran secara hati-hati. Cara penebarannya adalah, wadah dimasukkan

dalam kolam pendederan perlahan-lahan sampai air kolam masuk ke

dalam wadah. Dengan cara demikian bibit lele yang baru dipindahkan

akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya. Cara tersebut cukup

efektif untuk mengurangi resiko bibit ikan lele mengalami stres di

lingkungan perairan barunya.

3. Managemen Pakan Pada Tahap Pemeliharaan

a. Managemen Pakan Lele Secara Organik

Page 24: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

15

Pakan ini bisa dibuat di lingkungan sekitar kita, dibuat sendiri

tanpa harus membeli pakan pabrikan yang harganya sekarang tidak sesuai

lagi dengan biaya operasional lele. Bahkan pakan buatan yang dibuat oleh

peternak dengan bahan baku seperti tepung darah, tepung ikan, tepung

tulang sudah termasuk harga tinggi yang membebani anggaran biaya

pakan. Namun semua kendala pakan lele yang dianggap mahal sebenarnya

bisa diatasi dengan melakukan fermentasi dari bahan-bahan alamiah yang

mudah diperoleh dilingkungan sekitar kita seperti kulit nanas, ampas tahu,

kulit semangka, limbah sayur, azolla. Diolah dengan menggunakan

prebiotik yang berkualitas.

Fermentasi dengan waktu tertentu dalam wadah yang tertutup akan

memunculkan maggot dalam jumlah yang kita butuhkan. Munculnya

maggot untuk diubah menjadi asam amino pada sistem pencernaan ikan

atas bantuan probiotik yang secara alamiah mampu bekerja merubah

bahan-bahan nabati menjadi pakan hewani dengan kadar protein yang

cukup bagi lele.

b. Pakan Alamiah

Pakan alamiah yang dimaksud bukan pakan yang tiba-tiba datang

atau tercipta sendiri tanpa melalui bantuan tangan manusia dengan cara

melarutkan probiotik dan bahan-bahan pendukungnya, ataupun dengan

pupuk kandang. Biasanya ini digunakan pada waktu persiapan kolam dan

dilakukan terus menerus hingga panen. Kolam yang sudah diberi probiotik

munculah jumlah beragram nutrisi yang sangat berguna bagi kesehatan

ikan, rasa dan daging lele akan berubah lebih enak akibat kombinasi

pemberian pakan yang tepat.

c. Pakan Buatan Organik

Bahan Baku Nabati

- Jagung kuning

Merupakan bahan baku ternah dan ikan yang popular digunakan di

Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan

baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena

kadar protein yang rendah (8,9%), seperti yang terlihat pada tabel 1,

bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan

triptofan.

Page 25: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

16

- Dedak halus

Merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi

manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak

mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula

dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya

kandungan serat kasar dedak. Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6

kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga

dedak tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak,

walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan,

demikian pula dengan vitamin dan mineralnya.

- Minyak Nabati.

Penggunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan yang

membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari

minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati yang

baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak

nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya

berkisar antara 2 – 6 %

- Hijauan

Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali,

karena ternyata sampai batasan tertentu hijauan dengan protein tinggi

dapat mensubstitusi tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara lain azola,

turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu,

yakni pengeringan (oven atau panas matahari) tapi tidak boleh merusak

warna, lalu penggilingan dan pengayakan.

Bahan Baku Hewani

Tepung Ikan Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak

dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan,

sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar

antara 60 – 70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin

yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku

nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, dan karena

berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal.

Page 26: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

17

Tepung Darah Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang

banyak digunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi.

Walaupun demikian ada pembatas “religius” dan “dampak kesehatan”.

Baik buruknya tepung darah yang digunakan sebagai bahan baku dari segi

kesehatan, tergantung pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah

potong hewan. Bila berasal dari penampungan yang bercampur kotoran,

tentu bahan ini tidak layak digunakan, tapi bila berasal dari penampungan

yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat sebagai bahan baku pakan

Sisa Potongan Rumah Jagal/Tepung Tulang Berasal dari tulang-

tulang dengan sedikit daging yang melekat, kemudian dikeringkan dan

digiling, di pasaran biasa disebut tepung tulang. Bahan ini dapat digunakan

antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih bersifat sebagai

pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak

menguntungkan, karena kalsium akan terlalu banyak sehingga

menurunkan selera makan.

Tepung Bulu Terolah diperoleh dengan merebus bulu unggas dalam

wadah tertutup dengan tekanan 3,2 atmosfer selama 45 menit dan

dikembalikan lagi pada tekanan normal, setelah itu dikeringkan pada

temperatur 60o C dan digiling hingga halus. Tepung bulu mempunyai

energi metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% dan

penggunaannya maksimal 10%.

4. Manajemen Obat-obatan Secara Tradisional

Terdapat berbagai macam obat tradisional sebagai pengganti obat

kimiawi untuk daya tahan ikan lele yang umum digunakan dari berbagai

penyakit yang menyerang antara lain:

Garam dapur

Daun pepaya

Jahe

Kunyit

Molase atau tetes tebu

B. Manfaat Kolam Terpal

Page 27: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

18

1. Lebih fleksibel, dimana penggunaannya dapat di integrasikan

dengan kegiatan lain seperti pertanian maupun perkebunan dan juga dapat

ditempatkan disekitar rumah/pekarangan.

2. Efesiensi pengunaan air, mengingat untuk budidaya lele sistim terpal

kita hanya perlu mengisi air pada awal dan penambahan air dapat juga

disesuaikan dengan kondisi, misalnya air dalam kolam terpal berkurang.

Dengan demikian sebagai pembudidaya ikan lele tidak akan menjadi

penyaing dalam pengambilan air irigasi.

3. Dapat dibuat dan ditempatkan pada kondisi lahan yang poros/sulit

air irigasi

4. Air media budidaya tidak merembes keluar areal, sehingga akan

mengirit penggunaan air bahkan air bekas pemeliharaan sebelumnya

hamper setengah bagian dapat juga digunakan lagi untuk pemeliharaan

selanjutnya.

5. Biaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton

permanent atau semi permanent.

6. Jangka waktu ekonomis kolam terpal dapat mencapai 3 (tiga) tahun

atau 4 kali siklus produksi.

7. Mudah cara merakit membuat kolam sistim terpal.

C. Bahan Pembuatan Kolam Terpal

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kolam terpal kolam terpal

berdasar data yang kami peroleh untuk setiap kuota 1000 benih ikan.

Tabel A. Bahan Pembuatan Kolam Terpal

No. Alat

Barang Ukuran Jumlah Penggunaan

1. Terpal 6 x 4 m 1 lembar Sebagai media utama pembuatan kolam terpal

2. Paralon 3 inchi 1 batang Sebagai pipa saluran pembuangan air

3. Elbow 3 inchi 1 batang Sebagai penghubung pipa agar bisa dibelokkan

90°

4. Jaring Mesh 2 cm 1 buah Sebagai fentilasi lubang pembuangan air pada

terpal

Page 28: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

19

5. Paku Rujak Secukupnya Secukupnya Material pengikat kayu

6. Kawat 2 x 2 1 buah Material pengikat kayu

7. Selang Air 20 m 1 buah Untuk menyuplai air kolam

8. Bambu - 5 batang

bambu Untuk elemen penyangga kolam

Sumber : Pokmas Cinta Damai Warungering

D. Perbandingan Budidaya Organik Dan Budidaya Biasa

Berikut adalah perbandingan estimasi biaya yang dikeluarkan untuk

membuat kolam dari terpal dan kolam dari cor atau beton untuk tiap 1000 ekor

benih lele.

Tabel 2. Biaya Media Ternak Lele Organik dan Model Umum

No.

Media Terpal Organik

Nama Barang Ukuran Jumlah Harga

Satuan Total Harga

1. Terpal A5 6x8 m 1 lembar 150.000 150.000

2. Paralon 3 cm 1 batang 7.000 7.000

3. Elbow 3 cm 1 buah 8.000 8.000

4. Kawat Mesh 2 cm 1 buah 15.000 15.000

5. Paku Rujak 1 ons 3.000 3.000

6. Bambu 30 liter 5 buah 5.000 5.000

7 Selang Plastik 20m 1 buah 80.000 80.000

Total 268.000

No.

Media Beton Umum

Nama Barang Ukuran Jumlah Harga

Satuan Total Harga

1. Pasir - 2 tepak colt t 180.000 360.000

2. Semen - 3 sack 55.000 165.000

3. Elbow 3 cm 1 buah 8.000 8.000

4. Kawat Mesh 2 cm 1 buah 15.000 15.000

Page 29: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

20

5. Batu Bata - 650 buah 700 455.000

6. Paralon - - 125.000 125.000

7 Selang Plastik 20 m 1 buah 80.000 80.000

Total 1.208.000

Sedangkan yang di bawah ini adalah perbandingan biaya pakan organik

dan pakan pabrikan. Dengan kriteria Kebutuhan Pakan sampai 3 kali fase

pemberian pakan sampai masa panen selama 3 bulan dengan jumlah setiap 1000

benih lele.

Tabel 3. Perbandingan Estimasi Biaya Pakan Lele Organik dan Non Organik

No.

Bahan Untuk Membuat Pakan Buatan

Nama Barang Kebutuhan Satuan Harga

Satuan Total Harga

1. Ampas Tahu 50 kg 1 sack 15.000 15.000

2. Bekatul 3 kg 1 kg 1.000 1.000

3. Tepung Ikan 4 kg 1 1kg 6.000 24.000

4. Ragi Tempe 2 Sdm 1 bungkus 6.000 6.000

5. Molase 2 liter 1 liter 3.500 7.000

6. Probiotik EM4 100 mg 1 botol 5.000 5.000

7 Sampah Sayur - 0,5 kg - -

Total x 3 fase

58.000 x 3

= 174.000

No.

Pakan Instan Pabrikan (Konsentrat)

Nama Barang Kebutuhan Satuan Harga

Satuan Total Harga

1. Pelet min 1 1 sack 50 kg 260.000 260.000

2. Pelet min 2 1 sack 50 kg 250.000 250.000

3. Pelet min 3 1 sack 50 kg 250.000 250.000

Total 760.000

Sumber : Pokmas Budidaya Lele Cinta Damai Warungering

Page 30: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

21

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat perbedaan yang signifikan antara budidaya lele secara organik

pada media terpal dengan budidaya lele secara biasa atau non organik. Mulai dari

biaya lahan, modal pakan, serta tingkat efisiensi media budidaya. Lebih

menguntungkan menggunakan sistem pembudidayaan lele secara organik untuk

para peternak lele terlebih lagi menggunakan media terpal. Karena pada dasarnya

pembudidayaan lele secara organik menekan biaya dan modal produksi untuk

meningkatkan hasil panen sesuai yang diharapkan.

B. Saran

Kami selaku penulis mengharap penelitian kami dapat membantu secara

positif pihak-pihak yang membutuhkan. Serta keterbukaan kami menerima kritik

dan saran yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhidayat, M. A., 2000. Fluktuasi asimetri dan abnormalitas pada ikan lele

dumbo (Clarias sp) yang berasal dari tiga daerah sentra pengembangan di Pulau

Jawa. Thesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Rustidja, 1999. Perbaikan mutu genetik ikan lele dumbo dan cryopreservation.

Makalah Pada Pertemuan Perekayasaan Teknologi Perbenihan Agribisnis Ikan Air

Page 31: PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BUDIDAYA LELE ORGANIK MEDIA TERPAL UNTUK MENGURANGI BIAYA PRODUKSI DENGAN HASIL PANEN YANG MENGUNTUNGKAN

22

Tawar, Payau dan Laut. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian.

Jakarta

Sutrisno. 2007. Budi Daya Lele Kampung dan Lele Dumbo. Jakarta: Ganeca

Exact.

Bachtiar, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budi Daya Lele Dumbo. Bogor :

AgroMedia. G.T.K, Agus. 2001. Lele. Jakarta : Agromedia

Bachtiar, Y., 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. PT Agromedia

Pustaka. Jakarta.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Prasetya, B.W. 2011. Bisnis Benih Lele Untung 200%. Penebar Swadaya. Jakarta.