Proposal Penyuluhan.doc
-
Upload
ahmad-ikhsan -
Category
Documents
-
view
172 -
download
2
description
Transcript of Proposal Penyuluhan.doc
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
Topik : Perawatan Pasien dengan Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit
Jiwa Bina Atma Medan
Waktu : 30 menit
Sasaran : Keluarga dan pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Atma Medan
A. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, penyuluhan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga dan pasien untuk merawat pasien dengan
defisit perawatan diri.
b. Tujuan khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang perawatan deficit perawatan diri,
maka diharapkan peserta penyuluhan mampu:
Menjelaskan undang-undang terbaru IPMG (Internatuonal Pharmaceutical
Manufacture Group)
Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri
Menjelaskan jenis defisit perawatan diri
Menjelaskan etiologi defisit perawatan diri
Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri
Menjelaskan rentang respon defisit perawatan diri
1.2 Tanggal dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis, 01 Juli 2013
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Bina Atma
1.3 Sasaran
Sasaran yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah keluarga
dan pasien di rumah Sakit Jiwa Bina Atma
1.4. Pelaksana Kegiatan
Panitia pelaksana kegiatan ini adalah mahasiswa/i Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara program Profesi Ners kelompok VI (Ekstensi Pagi).
B. Pokok Bahasan
Undang-undang terbaru IPMG
Pengertian defisit perawatan diri
Jenis defisit perawatan diri
Etiologi defisit perawatan diri
Tanda dan gejala defisit perawatan diri
Rentang respon defisit perawatan diri
C. Kegiatan Belajar, Media dan Alat Pengajaran
Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan Siswa/i Media &
Waktu
Pembuka Membuka pertemuan dan
memberi salam terapeutik
Menjelaskan tujuan dari
tindakan yang akan dilakukan
Meminta peserta agar dapat
bekerjasama
Menjawab salam
Mendengar dan
memperhatikan
Mendengar dan
memperhatikan
10 menit
Penyajian Menjelaskan Menjelaskan
undang-undang terbaru IPMG
Menjelaskan pengertian defisit
perawatan diri
Menjelaskan jenis defisit
perawatan diri
Menjelaskan etiologi defisit
perawatan diri
Mendengar dan
memperhatikan
Mendengar dan
memperhatikan
Mendengar dan
memperhatikan
Mendengar dan
memperhatikan
15 menit /
LCD, Power
point, Stand
banner
Menjelaskan tanda dan gejala
defisit perawatan diri
Menjelaskan rentang respon
defisit perawatan diri
Memberi Kesempatan bertanya
Mendengar dan
memperhatikan
Mendengar dan
memperhatikan
Bertanya
Penutup Menanyakan kembali seputar
tentang Defisit perawatan diri
Memberi reward
Menutup pertemuan dan
memberikan salam
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan reward
Menjawab salam.
5 menit
Leaflet
D. Evaluasi
Struktur
1. Penyuluh dapat memberikan materi penyuluhan dengan baik
2. Media dan alat memadai
3. Setting sesuai dengan kegiatan
Proses
1. Pelaksanaan pre-planning sesuai dengan alokasi waktu
2. Keluarga dan pasien mengikuti dengan aktif kegiatan penyuluhan
3. Keluarga dan pasien menanyakan hal-hal yang tidak di mengerti pada saat
diskusi
Hasil
Pasien peserta dapat menyebutkan
a. undang-undang terbaru PJGD
b. Pengertian defisit perawatan diri
c. Jenis defisit perawatan diri
d. Etiologi defisit perawatan diri
e. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
f. Rentang respon defisit perawatan diri
PANITIA PELAKSANA
KETUA SEKRETARIS
Anwar Syahdam Hutapea Era Nova Yanti
MengetahuiKetua Profesi Klinik Departemen Jiwa
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Mahnum Lailan NST , S . K e p, Ns, M.Kep
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA
Pembimbing : Ketua Profesi Klinik Departemen Jiwa
Mahnum Lailan NST, S.Kep, Ns, M.Kep
Penanggung Jawab : Ketua Kelompok
Anwar Sahdam Hutapea, S.kep
Organizing Committee
Ketua Panitia : Anwar Sahdam Hutapea, S.kep
Sekretaris : Era Nova Yanti, S.Kep
Bendahara : Manatap halasson Simanullang, S.Kep
Seksi Acara : Rumbun Sirait, S.Kep
Dokumentasi : Ery Wahyuni Siregar, S.Kep
Wahyu Fajrimi, S.Kep
Seksi Perlengkapan
Tempat Dan Transportasi : Zainal Bakri, S.Kep
Surya Adi Darma, S.Kep
Reni Eva Sianturi, S.Kep
Moderator : Febrina Valentina Hutabarat, S.Kep
TRANSAKSI DANA
Administrasi
1. Pembuatan Proposal Rp. 50.000,00
2. Leaflet 30 lembar @Rp.1.000 Rp. 30.000,00
3. Banner Rp. 200.000,00
Total Rp. 280.000,00
Publikasi dan dokumentasi
1. Cetak foto Rp. 30.000,00
2. Kaset / CD RW Rp. 10.000,00
Total Rp. 40.000,00
Transportasi Rp. 100.000,00
Jumlah Rp. 4 20 .000,00
Biaya tak terduga Rp. 42.000,00
Total biaya Rp. 462.000,00
MATERI PENYULUHAN
1.1 Teori Gangguan Bipolar pada Pasien Jiwa
1.1.1 Pengertian
Penyakit bipolar, juga dikenal sebagai penyakit manic-depressive, adalah
penyakit otak yang menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak biasa pada
suasana hati, energi, tingkat-tingkat aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas harian.
1.1.2. Tanda Dan Gejala
Orang-orang dengan penyakit bipolar mengalami keadaan-keadaan emosional
yang hebatnya tidak biasa yang terjadi pada periode-periode yang beda yang disebut
"mood episodes (episode-episode suasana hati)". Keadaan yang sangat penuh
kegembiraan disebut manic episode, dan keadaan yang sangat sedih atau tanpa
harapan disebut depressive episode. Adakalanya, episode suasana hati termasuk
gejala-gejala dari keduanya mania dan depresi. Ini disebut keadaan campuran (mixed
state). Orang-orang dengan penyakit bipolar juga mungkin eksplosif dan teriritasi
selama episode suasana hati (mood episode).
Perubahan-perubahan yang ekstrim pada energi, aktivitas, tidur, dan kelakuan
berjalan bersama dengan perubahan-perubahan pada suasana hati ini. Adalah
mungkin untuk seseorang dengan penyakit bipolar untuk mengalami periode yang
berlangsung lama dari suasana-suasana hati yang tidak stabil daripada episode-
episode yang terpisah dari depresi atau mania.
Seseorang mungkin sedang mempunyai episode penyakit bipolar jika ia
mempunyai sejumlah gejala-gejala manic atau depresi untuk hampir sepanjang hari,
hampir setiap hari, untuk paling sedikit satu atau dua minggu. Adakalanya gejala-
gejalanya begitu parah sehingga orang itu tidak dapat berfungsi di tempat kerja,
sekolah, atau rumah.
Gejala-gejala dari penyakit bipolar digambarkan dibawah.
Gejala-Gejala Dari Mania Atau Episode
Manik Termasuk:
Gejala-Gejala Dari Depresi Atau
Episode Depresi Termasuk:
Perubahan-Perubahan Suasana Hati:
Periode yang panjang dari perasaan
"puncak", atau suasana hati yang
sangat gembira atau ramah.
Suasana hati yang sangat teriritasi,
agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)"
atau "wired".
Perubahan-Perubahan Suasana Hati:
Periode yang panjang dari perasaan
khawatir atau kosong
Kehilangan minat pada aktivitas-
aktivitas yang pernah dinikmati,
termasuk seks.
Perubahan-Perubahan Kelakuan
Berbicara sangat cepat, melompat
dari satu idea ke yang lainnya,
mempunyai pemikiran-pemikiran
yang bergegas-gegas
Sangat mudah dikacaukan
Aktivitas-aktivitas yang menuju
tujuan yang meningkat, seperti
menerima proyek-proyek baru
Menjadi gelisah
Tidur yang sedikit
Mempunyai kepercayaan yang tidak
realistik pada kemampuan-
kemampuan seseorang
Berkelakuan secara impulsif dan
mengambil bagian pada banyak
kelakuan-kelakuan yang
Perubahan-Perubahan Kelakuan
Merasa lelah atau "slowed down"
Mempunyai persoalan-persoalan
berkonsentrasi, mengingat, dan
membuat keputusan-keputusan
Menjadi gelisah atau teriritasi
Merubah kebiasaan-kebiasaan
makan, tidur, atau yang lain-lain
Memikirkan kematian atau bunuh
diri, atau mencoba bunuh diri.
menyenangkan dan berisiko tinggi,
seperti membelanjakan sprees, seks
yang impulsif, dan investasi-
investasi bisnis yang impulsif.
a.1.3. tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar
a. Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau
campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala
manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit.
Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas
berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi
harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.
b. Penyakit Bipolar II ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi yang
berubah mondar-mandir dengan episode-episode hypomanic, namun bukan
sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.
c. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika
seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria
diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak
berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit
gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-
gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.
d. Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit
bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode
dari hypomania yang berubah mondar mandir dengan depresi ringan untuk
paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi
kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.
1.2 Defisit Perawatan Diri
1.2.1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).
1.2.2. Jenis–jenis Perawatan Diri
2. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
3. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri
4. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
5. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah, 2004).
1.2.2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
1.2.3. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok
gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
1.2.4. Mekanisme Koping Defisit Perawatan Diri
1. Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari
suatutaraf perkembangan yang lebih dini2.
2. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas
tersebut.Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
3. Isolasi diri, menarik diri
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau
semuanya buruk, kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif
di dalam diri sendiri.
4. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yangmenggangguperasaannya.
1.2.5. Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat
diri sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar
mandi yang dekat dan tertutup.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.
Jenny,dkk. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Nurjanah, Intansari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
www.totalkesehatananda.com/index.html