Proposal Penyuluhan.doc

21
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Perawatan Pasien dengan Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit Jiwa Bina Atma Medan Waktu : 30 menit Sasaran : Keluarga dan pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Atma Medan A. Tujuan a. Tujuan umum Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dan pasien untuk merawat pasien dengan defisit perawatan diri. b. Tujuan khusus Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang perawatan deficit perawatan diri, maka diharapkan peserta penyuluhan mampu: Menjelaskan undang-undang terbaru IPMG (Internatuonal Pharmaceutical Manufacture Group) Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri Menjelaskan jenis defisit perawatan diri Menjelaskan etiologi defisit perawatan diri

description

jiwa komunitas

Transcript of Proposal Penyuluhan.doc

Page 1: Proposal Penyuluhan.doc

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Topik : Perawatan Pasien dengan Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit

Jiwa Bina Atma Medan

Waktu : 30 menit

Sasaran : Keluarga dan pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Atma Medan

A. Tujuan

a. Tujuan umum

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, penyuluhan ini bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan keluarga dan pasien untuk merawat pasien dengan

defisit perawatan diri.

b. Tujuan khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang perawatan deficit perawatan diri,

maka diharapkan peserta penyuluhan mampu:

Menjelaskan undang-undang terbaru IPMG (Internatuonal Pharmaceutical

Manufacture Group)

Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri

Menjelaskan jenis defisit perawatan diri

Menjelaskan etiologi defisit perawatan diri

Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri

Menjelaskan rentang respon defisit perawatan diri

1.2 Tanggal dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Kamis, 01 Juli 2013

Waktu : 10.00 – 11.00 WIB

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Bina Atma

1.3 Sasaran

Page 2: Proposal Penyuluhan.doc

Sasaran yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah keluarga

dan pasien di rumah Sakit Jiwa Bina Atma

1.4. Pelaksana Kegiatan

Panitia pelaksana kegiatan ini adalah mahasiswa/i Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara program Profesi Ners kelompok VI (Ekstensi Pagi).

B. Pokok Bahasan

Undang-undang terbaru IPMG

Pengertian defisit perawatan diri

Jenis defisit perawatan diri

Etiologi defisit perawatan diri

Tanda dan gejala defisit perawatan diri

Rentang respon defisit perawatan diri

C. Kegiatan Belajar, Media dan Alat Pengajaran

Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan Siswa/i Media &

Waktu

Pembuka Membuka pertemuan dan

memberi salam terapeutik

Menjelaskan tujuan dari

tindakan yang akan dilakukan

Meminta peserta agar dapat

bekerjasama

Menjawab salam

Mendengar dan

memperhatikan

Mendengar dan

memperhatikan

10 menit

Penyajian Menjelaskan Menjelaskan

undang-undang terbaru IPMG

Menjelaskan pengertian defisit

perawatan diri

Menjelaskan jenis defisit

perawatan diri

Menjelaskan etiologi defisit

perawatan diri

Mendengar dan

memperhatikan

Mendengar dan

memperhatikan

Mendengar dan

memperhatikan

Mendengar dan

memperhatikan

15 menit /

LCD, Power

point, Stand

banner

Page 3: Proposal Penyuluhan.doc

Menjelaskan tanda dan gejala

defisit perawatan diri

Menjelaskan rentang respon

defisit perawatan diri

Memberi Kesempatan bertanya

Mendengar dan

memperhatikan

Mendengar dan

memperhatikan

Bertanya

Penutup Menanyakan kembali seputar

tentang Defisit perawatan diri

Memberi reward

Menutup pertemuan dan

memberikan salam

Menjawab pertanyaan

Mendengarkan reward

Menjawab salam.

5 menit

Leaflet

D. Evaluasi

Struktur

1. Penyuluh dapat memberikan materi penyuluhan dengan baik

2. Media dan alat memadai

3. Setting sesuai dengan kegiatan

Proses

1. Pelaksanaan pre-planning sesuai dengan alokasi waktu

2. Keluarga dan pasien mengikuti dengan aktif kegiatan penyuluhan

3. Keluarga dan pasien menanyakan hal-hal yang tidak di mengerti pada saat

diskusi

Hasil

Pasien peserta dapat menyebutkan

a. undang-undang terbaru PJGD

b. Pengertian defisit perawatan diri

c. Jenis defisit perawatan diri

d. Etiologi defisit perawatan diri

e. Tanda dan gejala defisit perawatan diri

f. Rentang respon defisit perawatan diri

Page 4: Proposal Penyuluhan.doc

PANITIA PELAKSANA

KETUA SEKRETARIS

Anwar Syahdam Hutapea Era Nova Yanti

MengetahuiKetua Profesi Klinik Departemen Jiwa

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Mahnum Lailan NST , S . K e p, Ns, M.Kep

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA

Pembimbing : Ketua Profesi Klinik Departemen Jiwa

 Mahnum Lailan NST, S.Kep, Ns, M.Kep

Penanggung Jawab : Ketua Kelompok

    Anwar Sahdam Hutapea, S.kep

Organizing Committee

Ketua Panitia : Anwar Sahdam Hutapea, S.kep

Sekretaris : Era Nova Yanti, S.Kep

Bendahara : Manatap halasson Simanullang, S.Kep

Seksi Acara : Rumbun Sirait, S.Kep

Dokumentasi : Ery Wahyuni Siregar, S.Kep

  Wahyu Fajrimi, S.Kep

Seksi Perlengkapan

Tempat Dan Transportasi : Zainal Bakri, S.Kep

Surya Adi Darma, S.Kep

Reni Eva Sianturi, S.Kep

Moderator : Febrina Valentina Hutabarat, S.Kep

Page 5: Proposal Penyuluhan.doc

TRANSAKSI DANA

Administrasi

1. Pembuatan Proposal Rp. 50.000,00

2. Leaflet 30 lembar @Rp.1.000 Rp. 30.000,00

3. Banner Rp. 200.000,00

Total Rp. 280.000,00

Publikasi dan dokumentasi

1. Cetak foto Rp. 30.000,00

2. Kaset / CD RW Rp. 10.000,00

Total Rp. 40.000,00

Transportasi Rp. 100.000,00

Jumlah Rp. 4 20 .000,00

Biaya tak terduga Rp. 42.000,00

Total biaya Rp. 462.000,00

Page 6: Proposal Penyuluhan.doc

MATERI PENYULUHAN

1.1 Teori Gangguan Bipolar pada Pasien Jiwa

1.1.1 Pengertian

Penyakit bipolar, juga dikenal sebagai penyakit manic-depressive, adalah

penyakit otak yang menyebabkan perubahan-perubahan yang tidak biasa pada

suasana hati, energi, tingkat-tingkat aktivitas, dan kemampuan untuk melakukan

tugas-tugas harian.

1.1.2. Tanda Dan Gejala

Orang-orang dengan penyakit bipolar mengalami keadaan-keadaan emosional

yang hebatnya tidak biasa yang terjadi pada periode-periode yang beda yang disebut

"mood episodes (episode-episode suasana hati)". Keadaan yang sangat penuh

kegembiraan disebut manic episode, dan keadaan yang sangat sedih atau tanpa

harapan disebut depressive episode. Adakalanya, episode suasana hati termasuk

gejala-gejala dari keduanya mania dan depresi. Ini disebut keadaan campuran (mixed

state). Orang-orang dengan penyakit bipolar juga mungkin eksplosif dan teriritasi

selama episode suasana hati (mood episode).

Perubahan-perubahan yang ekstrim pada energi, aktivitas, tidur, dan kelakuan

berjalan bersama dengan perubahan-perubahan pada suasana hati ini. Adalah

mungkin untuk seseorang dengan penyakit bipolar untuk mengalami periode yang

berlangsung lama dari suasana-suasana hati yang tidak stabil daripada episode-

episode yang terpisah dari depresi atau mania.

Seseorang mungkin sedang mempunyai episode penyakit bipolar jika ia

mempunyai sejumlah gejala-gejala manic atau depresi untuk hampir sepanjang hari,

Page 7: Proposal Penyuluhan.doc

hampir setiap hari, untuk paling sedikit satu atau dua minggu. Adakalanya gejala-

gejalanya begitu parah sehingga orang itu tidak dapat berfungsi di tempat kerja,

sekolah, atau rumah.

Gejala-gejala dari penyakit bipolar digambarkan dibawah.

Gejala-Gejala Dari Mania Atau Episode

Manik Termasuk:

Gejala-Gejala Dari Depresi Atau

Episode Depresi Termasuk:

Perubahan-Perubahan Suasana Hati:

Periode yang panjang dari perasaan

"puncak", atau suasana hati yang

sangat gembira atau ramah.

Suasana hati yang sangat teriritasi,

agitasi, merasakan "jumpy (gelisah)"

atau "wired".

Perubahan-Perubahan Suasana Hati:

Periode yang panjang dari perasaan

khawatir atau kosong

Kehilangan minat pada aktivitas-

aktivitas yang pernah dinikmati,

termasuk seks.

Perubahan-Perubahan Kelakuan

Berbicara sangat cepat, melompat

dari satu idea ke yang lainnya,

mempunyai pemikiran-pemikiran

yang bergegas-gegas

Sangat mudah dikacaukan

Aktivitas-aktivitas yang menuju

tujuan yang meningkat, seperti

menerima proyek-proyek baru

Menjadi gelisah

Tidur yang sedikit

Mempunyai kepercayaan yang tidak

realistik pada kemampuan-

kemampuan seseorang

Berkelakuan secara impulsif dan

mengambil bagian pada banyak

kelakuan-kelakuan yang

Perubahan-Perubahan Kelakuan

Merasa lelah atau "slowed down"

Mempunyai persoalan-persoalan

berkonsentrasi, mengingat, dan

membuat keputusan-keputusan

Menjadi gelisah atau teriritasi

Merubah kebiasaan-kebiasaan

makan, tidur, atau yang lain-lain

Memikirkan kematian atau bunuh

diri, atau mencoba bunuh diri.

Page 8: Proposal Penyuluhan.doc

menyenangkan dan berisiko tinggi,

seperti membelanjakan sprees, seks

yang impulsif, dan investasi-

investasi bisnis yang impulsif.

a.1.3. tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar

a. Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode manic atau

campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala

manic yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit.

Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas

berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi

harus menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.

b. Penyakit Bipolar II ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi yang

berubah mondar-mandir dengan episode-episode hypomanic, namun bukan

sepenuhnya episode-episode manic atau campuran.

c. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika

seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria

diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak

berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit

gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Bagaimanapun, gejala-

gejala adalah dengan jelas keluar dari batasan kelakuan normal seseorang.

d. Penyakit Cyclothymic, atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit

bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode

dari hypomania yang berubah mondar mandir dengan depresi ringan untuk

paling sedikit dua tahun. Bagaimanapun, gejala-gejala tidak memenuhi

kebutuhan-kebutuhan diagnostik untuk tipe lain apa saja dari penyakit bipolar.

Page 9: Proposal Penyuluhan.doc

1.2 Defisit Perawatan Diri

1.2.1. Definisi

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya

jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,

kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan

perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

1.2.2. Jenis–jenis Perawatan Diri

2. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

3. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan

memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri

4. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk

menunjukkan aktivitas makan.

5. Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah, 2004).

1.2.2. Etiologi

Page 10: Proposal Penyuluhan.doc

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah

sebagai berikut :

1. Kelelahan fisik

2. Penurunan kesadaran

Menurut Dep Kes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan

inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan

diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan

diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.

Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang

penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang

dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan

perawatan diri.

Menurut Depkes (2000) Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

adalah:

a. Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

dengan kebersihan dirinya.

Page 11: Proposal Penyuluhan.doc

b. Praktik Sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan

akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita

diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan

diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.

g. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :

Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata

dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

Page 12: Proposal Penyuluhan.doc

1.2.3. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri

adalah:

1. Fisik

a. Badan bau, pakaian kotor.

b. Rambut dan kulit kotor.

c. Kuku panjang dan kotor

d. Gigi kotor disertai mulut bau penampilan tidak rapi

2. Psikologis

a. Malas, tidak ada inisiatif.

b. Menarik diri, isolasi diri.

c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3. Sosial

a. Interaksi kurang.

b. Kegiatan kurang

c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok

gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

1.2.4. Mekanisme Koping Defisit Perawatan Diri

1. Regresi

Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari

suatutaraf perkembangan yang lebih dini2.

2. Penyangkalan (Denial)

Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas

tersebut.Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.

3. Isolasi diri, menarik diri

Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau

semuanya buruk, kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif

di dalam diri sendiri.

4. Intelektualisasi

Page 13: Proposal Penyuluhan.doc

Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari

pengalaman yangmenggangguperasaannya.

1.2.5. Rentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat

diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

a. Bina hubungan saling percaya.

b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan

c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.

a. Bantu klien merawat diri

b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap

c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar

mandi yang dekat dan tertutup.

Page 14: Proposal Penyuluhan.doc

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.

Jenny,dkk. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.

Nurjanah, Intansari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

www.totalkesehatananda.com/index.html