Proposal Penyuluhan NAPZA

32
SATUAN ACARA PENYULUHAN I. IDENTITAS Topik : NAPZA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) Sub Topik : Mengenali NAPZA Hari/ tanggal : Kamis, 09 Juli 2015 Waktu : 10.00 - selesai Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke poliklinik Tempat : Ruang tunggu poliklinik II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui NAPZA, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan sasaran dari penyuluhan ini memahami NAPZA dalam menjalani sesuatu hal. III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan para peserta dapat : 1. Mengetahui dan memahami tentang NAPZA 2. Mengetahui rencana pelayanan untuk tindakan NAPZA 3. Memahami pengobatan dan prosedur yang diberikan / diperlukan untuk kasus NAPZA 4. Memahami hasil pelayanan: kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan pada kasus NAPZA 1

description

NAPZA

Transcript of Proposal Penyuluhan NAPZA

SATUAN ACARA PENYULUHANI. IDENTITAS

Topik

: NAPZA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya)

Sub Topik

: Mengenali NAPZA

Hari/ tanggal: Kamis, 09 Juli 2015Waktu

: 10.00 - selesaiSasaran

: Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke poliklinik

Tempat

: Ruang tunggu poliklinik

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMSetelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui NAPZA, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan sasaran dari penyuluhan ini memahami NAPZA dalam menjalani sesuatu hal.III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan para peserta dapat :

1. Mengetahui dan memahami tentang NAPZA

2. Mengetahui rencana pelayanan untuk tindakan NAPZA

3. Memahami pengobatan dan prosedur yang diberikan / diperlukan untuk kasus NAPZA

4. Memahami hasil pelayanan: kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan pada kasus NAPZA5. Pasien dan keluarga mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya jika berada dalam kondisi ketergantungan NAPZA

6. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti tentang NAPZA

IV. MATERI (TERLAMPIR)

V. MEDIA

a. Laptop

b. LCD

c. Microphone

d. Leaflet

VI. METODE

a. Edukasi

b. Diskusi

c. Tanya jawab

KEGIATAN PENYULUHANNo.KegiatanPenyuluhanAudiensWaktu

1.Pembukaan a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diria. Menjawab salam

b. Memperhatikan dan mengenal masing-masing dokter muda5 menit

2.Isia. Menjelaskan tentang NAPZA

b. Menjelaskan rencana pelayanan untuk tindakan NAPZA

c. Menjelaskan pengobatan dan prosedur yang diberikan / diperlukan untuk kasus NAPZA

d. Menjelaskan hasil pelayanan : kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan dalam gejala NAPZA

e. Menjelaskan kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga jika berada dalam kondisi ketergantungan NAPZA

a. Mendengarkan dan memperhatikan penyampai materib. Mengetahui dan memahami tentang NAPZA

c. Mengetahui rencana pelayanan untuk tindakan NAPZA

d. Memahami pengobatan dan prosedur yang diberikan / diperlukan untuk kasus NAPZA

e. Memahami hasil pelayanan : kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan dalam gejala NAPZA

f. Pasien dan keluarga mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya jika berada dalam kondisi ketergantungan NAPZA

g. Menyampaikan pengetahuannya kepada orang lain45 menit

3.Penutupa. Memberikan kesempatan kepada audience untuk mengajukan pertanyaan hal yang tidak dimengerti tentang NAPZA

b. Menyimpulkan materi

c. Menutup dan mengucapkan salama. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti tentang NAPZA

b. Mendengarkan dan memperhatikan c. Menjawab salam10 menit

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGNarkoba sudah menjadi istilah popular di masyarakat, namun masih sedikit yang memahami arti narkoba. Terminologi narkoba familar digunakan oleh aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, hakim, dan petugas pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah NAPZA, istilah ini biasanya lebih banyak digunakan oleh praktisi kesehatan dan rehabiltasi.Narkoba atau NAPZA merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Dalam arti luas, adalah obat, bahan, atau zat. NAPZA merupakan jenis obat atau zat yang diperlukan dalam dunia pengobatan, akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Bila zat ini masuk dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), atau dihirup, maupun melalui alat suntik akan berpengaruh terhadap kerja otak atau susunan saraf pusat. NAPZA memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian), daya habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga menyebabkan pemakainya tidak dapat lepas dari pemakaian.Penyalahgunaan NAPZA di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah serius dan telah mencapai masalah keadaan yang memperihatinkan sehingga menjadi masalah nasional. Korban penyalahgunaan narkoba telah meluas sedemikian rupa sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin. Merambah tidak hanya perkotaan tetapi sampai pedesaan dan melampaui batas negara yang akibatnya sangat merugikan perorangan, masyarakat, negara, khususnya generasi muda. Bahkan dapat menimbulkan bahaya lebih besar lagi bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya dapat melemahkan ketahanan nasional.1.2 TUJUAN

Untuk lebih memahami mengenai NAPZA Untuk lebih memahami rencana pelayanan untuk tindakan NAPZA Untuk lebih memahami pengobatan dan prosedur yang diperlukan untuk kasus NAPZA Untuk lebih memahami mengenai hasil pelayanan, baik kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan pada kasus NAPZA Untuk lebih memahami mengenai kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga jika berada dalam kondisi ketergantungan NAPZA1.3 MANFAAT

Agar lebih memahami mengenai NAPZA Agar lebih memahami rencana pelayanan untuk tindakan NAPZA Agar lebih memahami pengobatan dan prosedur yang diperlukan untuk kasus NAPZA Agar lebih memahami mengenai hasil pelayanan, baik kejadian yang diharapkan dan tidak diharapkan pada kasus NAPZA Agar lebih memahami mengenai kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga jika berada dalam kondisi ketergantungan NAPZABAB IIPEMBAHASAN

2.1 NAPZA2.1.1 PENGERTIAN NAPZA

NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) adalah bahan, zat, atau obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak atau susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.2.1.2 MACAM-MACAM NAPZA1) NarkotikaNarkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat, juga memiliki daya toleran (peyesuaian), dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi, dimana ketiga sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkotika sulit untuk melepaskan ketergantungannya. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1997 narkotika diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:

Narkotika Golongan I, narkotika yang paling berbahaya dengan daya adiktif yang sangat tinggi, karenanya tidak diperbolehkan penggunaannya untuk terapi pengobatan, kecuali penelitian dan pengembangan pengetahuan. Narkotika yang termasuk ke dalam golongan ini adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dsb. Narkotika Golongan II, narkotika yang memiliki daya adiktif yang kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Meskipun demikian, penggunaannya untuk terapi ataupun pengobatan merupakan pilihan terakhir jika tidak ada pilihan lainnya. Narkotika yang termasuk ke dalam golongan ini adalah benzetidin, betametadol, petidin, dan turunannya, dsb. Narkotika Golongan III, narkotika yang memiliki daya adiktif atau persepsi ketergantungan ringan dan dapat dipergunakan secara luas untuk terapi atau pengobatan dan penelitian. Narkotika yang termasuk ke dalam golongan ini adalah kodein dan turunannya, metadon, naltrexon, dsb.Sedangkan, berdasarkan jenisnya narkotika dibagi ke dalam golongan, yaitu:

Narkotika alami, narkotika yang zat aditifnya diambil dari tanaman, contohnya ganja, kokain, opium. Narkotika semisintesis, narkotika yang diolah dan diambil zat aktifnya agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dunia kedokteran, contohnya morfin, kodein, heroin. Narkotika Sintesis, narkotika palsu dibuat dari bahan kimia, biasanya digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba (substitusi), seperti petidin, metadhon, naltrexon.GANJA/ KANABIS Tanaman dengan daun yang menyerupai daun singkong yang tepinya bergerigi dan berbulu halus dengan jumlah jari yang selalu ganjil (5, 7, dan 9). Biasa tumbuh di daerah tropis. Di Indonesia tanaman ini banyak tumbuh di beberapa daerah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Pulau Jawa, dll. Cara penggunaannya adalah dengan dikeringkan dan dijadikan rokok yang dibakar dan dihisap.

Nama jalanan yang sering digunakan ialah grass, cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, bhang. Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ganja terkandung tiga zat utama yaitu tetrehidro kanabinol, kanabinol, dan kanabidiol. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, si pemakai cenderung merasa lebih santai, gembira berlebih (euforia), sering berfantasi, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.KOKA/ KOKAINKoka adalah tan aman perdu mirip dengan pohon kopi dengan buah bewarna merah seperti biji kopi. Wilayah kultivasi tumbuhan ini berada di Amerika Latin (Kolombia, Peru, Bolivia, dan Brazilia). Koka diolah dan dicampur dengan zat kimia tertentu untuk menjadi kokain yang memiliki daya adiktif yang lebih kuat.

Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut. Dikenal dengan nama jalanan koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow atau salju. Cara penggunaannya adalah dengan membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau, sering disebut cocopuff. Ada juga yang melalui suatu proses menjadi bentuk padat untuk dihirup asapnya yang popular disebut free basing. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.Efek dari pemakain kokain, pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.OPIUM/ OPIOIDBunga dengan bentuk dan warna yang indah, dimana getahnya dapat menghasilkan candu (opiat). Opium tumbuh didaerah yang disebut dengan Segitiga Emas (Burma Laos Thailand) dan Bulan Sabit Emas (Iran Afganistan Pakistan). Opium pada masa lalu digunakan sebagai oleh masyarakat Mesir dan Cina untuk mengobati penyakit, memberikan kekuatan, dan atau menghilangkan rasa sakit pada tentara yang terluka sewaktu berperang atau berburu.

Opioid dibagi ke dalam 3 (tiga) golongan besar, sebagai berikut:a. Opioda alamiah (Opiat) : Morfin, Opium, Codein.b. Opioda semisintetik : Heroin/ Putauw, Hidromorfin.c. Opioda sintetik : Metadon.MORFIN merupakan getah opium yang diolah dan dicampur dengan zat kimia tertentu yang memiliki daya anlgesik yang kuat berbentuk Kristal, bewarna putih dan berubah menjadi kecoklatan serta tidak berbau. Biasa dipakai di dunia kedokteran sebagai penghilang rasa sakit atau pembiusan pada operasi (pembedahan).

HEROIN, yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, codein, methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh. 2) PsikotropikaPsikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengatasi gangguan jiwa (psyche) yang menurut UU No.5 tahun 1997 terbagi menjadi 4 golongan, yaitu:

Golongan I, adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, dilarang digunakan untuk terapi dan hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, seperti MDMA/ekstasi, LSD, dan STP.

Golongan II, adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat, akan tetapi berguna untuk pengobatan dan penelitian, seperti amfetamin, metilfenidat, atau ritalin.

Golongan III, adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang dan berguna untuk pengobatan dan penelitian, seperti lumibal, buprenorsina, pentobarbital, flunitrazepam, dsb.

Golongan IV, adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan, seperti nitrazepam (BK, mogadon, dumdid), diazepam, dsb.AMPHETAMINEDikenal dengan nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet. Cara pemakaiannya dengan cara dihirup, sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air. Terdapat 2 jenis Amphetamine :a) MDMA (methylene dioxy methamphetamine)

Dikenal dengan nama jalanan Inex. Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.b) Metamphetamine ice Dikenal dengan nama jalanan SHABU, SS, ice. Cara pemakainaanya dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus.LSD (LYSERGIC ACID)Termasuk dalam golongan halusinogen. Dikenal dengan nama jalanan acid, trips, tabs, kertas. Biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara pemakaiannya LSD diletakkan pada permukaan lidah, bereaksi setelah 30 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 12 jam. Efek yang dirasakan berupa halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama lama menjadikan penggunaanya paranoid.3) Bahan Adiktif

Bahan adiktif merupakan zat-zat yang tidak termasuk dalam narkotika dan psikotropika, tetapi memiliki daya adiktif atau dapat menimbulkan ketergantungan. Biasanya ketergantungan seseorang terhadap zat atau bahan adiktif ini merupakan pintu gerbang kemungkinan adiksi mereka terhadap narkotika dan psikotropika. Adapun zat suatu benda yang termasuk dalam kategori bahan adiktif adalah:

Rokok, pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok, dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alcohol sering menjadi pintu penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya. Kelompok alkohol dan minuman lain yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran (memabukkan) dan menimbulkan ketagihan, karena mengandung etanol, etil alcohol, yang berpengaruh menekan SSP dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/ zat itu dalam tubuh manusia. Thinner dan zat-zat lain yang jika dihirup dapat memabukkan, seperti lem kayu, aseton, cat, bensin, dsb.2.1.3 Tingkat Pemakaian NAPZAAda beberapa tingkat atau tahapan dalam pemakaian NAPZA diantaranya adalah:1) Pemakaian coba-coba (experimental use), tujuannya ingin mencoba, untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat.2) Pemakaian sosial atau rekreasi (social/ recreational use), tujuannya untuk bersenang-senang pada saat rekreasi atau santai dan karena terpengaruh lingkungan sosial atau pergaulan. Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini.3) Pemakaian situasional (situasional use), pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaan, dan sebagainnya, dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.4) Penyalahgunaan (abuse), suatu pola penggunaan yang bersifat patologik/klinis (menyimpang), ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari dan tak mampu mengurangi atau menghentikannya. Berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai oleh : tugas dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan baik, perilaku agresif dan tak wajar, hubungan dengan kawan terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum atau kriminal dan tak mampu berfungsi secara efektif.5) Ketergantungan (dependence use), yaitu telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian NAPZA dihentikan atau dikurangi dosisnya. Agar tidak berlanjut pada tingkat yang lebih berat (ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian tersebut memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pada keluarga dan masyarakat.2.2 PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN NAPZA

2.2.1 DEFINISI

Penyalahguanaan adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial.Ketergatungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat (withdrawal symptom).2.2.2 PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZAPenyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :1) Faktor individual, kebanyakan di mulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi, maupun sosial yang pesat. Ciri ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA:a) Cenderung memberontakb) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.c) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada2) Faktor lingkungan, faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.a) Lingkungan Keluarga : Komunikasi orang tua dan anak kurang baik Hubungan kurang harmonis Orang tua yang bercerai, kawin lagib) Lingkungan Sekolah :

Sekolah yang kurang disiplin Sekolah terletak dekat tempat hiburan Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positifc) Lingkungan Teman Sebaya : Berteman dengan penyalahguna Tekanan atau ancaman dari teman.d) Lingkungan Masyarakat/ Sosial : Lemahnya penegak hukum Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.Faktor faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.2.2.3 GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZAPERUBAHAN FISIK1) Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif.2) Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.3) Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.4) Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU1) Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.2) Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja.

3) Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.4) Sering mengurung diri, berlama lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.5) Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain.6) Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.7) Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

2.2.4 PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :1) Komplikasi Medik, biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :a) Otak dan SSP Gangguan daya ingat Gangguan perhatian / konsentrasi Gangguan bertindak rasional Gangguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi Gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja Gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik/ buruk.b) Saluran napas, dapat terjadi radang paru (Bronchopneumonia), pembengkakan paru (Edema Paru).c) Jantung, dapat terjadi peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.Selain itu, para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang dapat terjadi adalah kencing nanah (GO), raja singa (Siphilis), dsb. Selain itu, penggunaan NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersamaan membuat angka penularan HIV/ AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV/ AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.2) Dampak Sosial a) Lingkungan Keluarga : Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran, mudah tersinggung. Orang tua resah karena barang berharga sering hilang. Perilaku menyimpang/ asosial anak (berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga. Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan. Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.b) Lingkungan Sekolah : Merusak disiplin dan motivasi belajar. Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar. Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.c) Lingkungan Masyarakat : Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna/ mangsanya. Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi ketergantungan. Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.2.2.5 PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZAUpaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi 3 hal, yaitu :1) Pencegahan primer, mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi. Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.2) Pencegahan sekunder, mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.3) Pencegahan tersier, merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.2.2.6 RENCANA PELAYANAN PADA KASUS PENYALAHGUNAAN NAPZAMerehabilitasi dan terapi pengguna narkoba ini memang bukan suatu perkara yang gampang. Hal ini disebabkan narkoba sudah menjadi suatu bagian erat pada hidup pengguna tersebut.

Oleh sebab-sebab di atas, perlu adanya tindakan untuk mengurangi kebutuhan akan zat ini, melalui tindakan di bawah pengawasan dokter dengan proses pencegahan, terapi, dan rehabilitasi. Selain itu diperlukan pengurangan dampak buruk seperti penyebaran infeksi HIV/AIDS, hepatitis C, dan hepatitis B, yang salah satunya dengan voluntary counseling and testing alias VCT. VCT ini adalah pemerksaan darah dan layanan kesehatan untuk skrining terhadap HIV/AIDS.

DETOKSIFIKASIProses ini dikenal juga dengan istilah detoks, suatu macam terapi untuk melepaskan pasien dari kelebihan dosis dan gejala putus zat. Pada terapi ini, pasien diperiksa keadaan klinisnya, mengatasi kedaruratan bila ada, pemeriksaan darah dan urin untuk toksikologi, merangsang muntah atau kuras lambug bila perlu, serta memberi obat pelawan zat narkoba tersebut.

TERAPI PADA INTOKSIKASI AKUTIntoksikasi akut adalah keadaan ketika pasien merasa gejala setelah mengonsumsi narkoba. Masing-masing zat memiliki zat pelawannya masing-masing seperti nalokson bagi golongan opioida. Intoksikasi ganja akan pelan-pelan pulih. Sedangkan, pada intoksikasi kokain, amfetamin, penanganan yang diberikan sesuai gejala, misalnya bila pasien kejang maka diberi antikejang.

TERAPI PUTUS ZATGejala putus zat adalah keadaan yang dihindari oleh pengguna karena rasanya yang sama sekali tidak menyenangkan dan rasa sakit yang luar biasa. Hal ini juga yang membuat pengguna akhirnya kecanduan, karena ketika mereka tidak mengonsumsi narkoba, gejala ini yang mereka rasakan.Pada terapi putus zat dilakukan sesuai gejala, misalnya bila sakit diberi antisakit atau analgesia, mual muntah diberikan antimual dan antimuntah. Khususnya bagi pengguna opioida, bisa dipertimbangkan terapi pengganti opioida secara bertahap yang masih legal secara hukum seperti metadon. Indonesia memperbolehkan terapi metadon.TERAPI PASCA DETOKSIFIKASISetelah detoksifikasi selesai, pasien perlu ditegaskan dan disadarkan bahwa perilaku penggunaan zat ini adalah hal yang merugikan kesehatannya, sosial, dan keluarganya. Pasien perlu mengubah pola hidupnya dengan banyak olahraga, diet sehat, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi target pascadetoksifikasi. Yang termasuk program ini seperti latihan jasmani, akupunktur, terapi relaksasi, terapi tingkah laku, terapi disulfiram untuk alkoholisme, konseling, psikoterapi, program rumatan seperti metadon, dan lainnya.

PUSAT REHABILITASI DAN PENDEKATAN KEAGAMAANAda berbagai macam pusat rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan. Misalnya pada Islam, terdapat pondok rehabilitasi yang menggunakan pendekatan berzikir.

2.2.7 KEJADIAN YANG DIHARAPKAN DAN TIDAK DIHARAPKAN PADA KASUS NAPZADampak tidak langsung narkoba yang disalahgunakan, adalah sebagai berikut:1) Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.2) Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.3) Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.4) Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias DO/ drop out.5) Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.6) Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.7) Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.

Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.

DAFTAR PUSTAKA

1. BNN. Pemahaman Tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Dalam Artikel BNN. [database on BNN] 2010. [cite on: July 06, 2015] Available from: http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2010/11/23/2010-11-23__19-44-55.pdf2. Tri Wahyuni. Berbagai Jenis Narkoba dan Dampak Negatifnya Dalam Artikel CNN. [database on CNN] 2015. [cite on: July 06, 2015] Available from: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150122105713-255-26455/berbagai-jenis-narkoba-dan-dampak-negatifnya/3. Al Bachri Husin dan Kristiana Siste. Gangguan Penggunaan Zat. Dalam: Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2014: 143-172.20