Proposal Penyuluhan DEMENSIA

24
PERNYATAAN PERSETUJUAN Penyuluhan dengan judul “ Demensia “ ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa Di Rumah Sakit Islam Jiwa Klender. Jakarta, Desember 2013 1

description

contoh proposal penyuluhan demensia di rumah sakit jiwa islam klender jakarta

Transcript of Proposal Penyuluhan DEMENSIA

Page 1: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Penyuluhan dengan judul “ Demensia “ ini telah disetujui oleh pembimbing untuk

dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa

Di Rumah Sakit Islam Jiwa Klender.

Jakarta, Desember 2013

Pembimbing

Dr. Friendy Ahdimar

1

Page 2: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN......………………….......…………..... 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………........ 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA ……......................... 3

BAB I PENDAHULUAN …..…….....................……………................... 6

BAB II PEMBAHASAN …….....………………………………………......

2.1 Definisi Demensia………………………………….................... 8

2.2 Etiologi Demensia ……………………….................................. 8

2.3 Kriteria Derajat Demensia ………………….............................. 9

2.4 Gambaran Klinis Demensia....………………………….............. 9

2.5 Patofisiologi Demensia................................................................ 11

2.6. Diagnosa Demensia.................................................................... 14

2.7. Penatalaksanaan Demensia......................................................... 14

BAB III KESIMPULAN……………………………………………........... 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 17

2

Page 3: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMENSIA

Pokok bahasan            : Gangguan Mental Organik

Sub Pokok Bahasan    : Demensia

Hari / tanggal                 : Selasa / 30 Desember 2013 

Pukul                           : 08.30-09.12 WIB

Sasaran                       : Lansia, keluarga dan klien yang berobat di poliklinik dewasa RS

Jiwa Islam, Klender

Jumlah peserta          : Target 10-15 orang

Tempat                        :  RS Jiwa Islam, Klender

 

A. Latar Belakang

Pada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua orang. Pada proses

penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan struktur dan fungsi tubuh. Salah satu yang

terjadi adalah kemunduran fungsi kognitif yaitu demensia.

Demensia adalah kondisi keruntuhan kemampuan intelek yang progresif setelah

mencapai pertumbuhan dan perkembangan tertinggi (umur 15 tahun) karena gangguan

otak organik, diikuti keruntuhan perilaku dan kepribadian, dimanifestasikan dalam bentuk

gangguan fungsi kognitif seperti memori, orientasi, rasa hati dan pembentukan pikiran

konseptual.

Demensia bisa terjadi pada setiap umur, tetapi lebih banyak pada lanjut usia (5%

untuk rentang umur 65-74 tahun dan 40% bagi yang berumur >85 tahun). Kebanyakan

mereka dirawat dalam panti dan menempati sejumlah 50% tempat tidur.

Oleh karena itu, penyuluhan ini diberikan untuk dapat memberikan informasi tentang

demensia kepada setiap orang, baik berupa gejala dan faktor penyebabnya.

3

Page 4: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang demensia secara

umum.

C. Tujuan Khusus Penyuluhan

Peserta dapat menyebutkan dan mengerti tentang :

1. Pengertian Demensia

2. Penyebab Demensia

3. Gejala klinis Demensia

D. Materi (terlampir)

1 Pengertian demensia

2. Penyebab demensia

3. Jenis demensia

4. Patofisiologi Demensia

5. Diagnosis Demensia

6. Penatalaksanaan pada Demensia

E. Kegiatan Proses Penyuluhan

No KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA WAKTU

1. Tahap Pembukaan :

a. Memberi salam

b. Memperkenalkan diri

 

a. Menjawab salam,

b. mendengarkan dan

memperhatikan.

2 menit

2. Tahap Pelaksanaan

a.  Menggali pengetahuan peserta

tentang pengertian demensia

b. Memberikan informasi

mengenai pengertian, faktor

penyebab, gejala klinis dan

pencegahan pada demensia.

 

a. Memperhatikan dan

mengemukakan pendapat

mengenai demensia.

b. Mendengarkan dan

memperhatikan informasi

tentang demensia.

30 menit

4

Page 5: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

c.  Memberi kesempatan pada

peserta untuk bertanya

d.  Menjawab pertanyaan

c. Mengajukan pertanyaan

 d. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Tahap Penutupan

a.  Menyimpulkan materi

informasi mengenai demensia.

b.  Menutup penyuluhan dan

memberikan salam

 

a.  Bersama penyuluh

menyimpulkan materi

b.  Menjawab salam

10 menit

 

F. Media dan Alat

1. Power point

2. Leaflet

5

Page 6: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif

yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan

gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

Demensia bukanlah suatu penyakit yang spesifik. Demensia merupakan istilah

yang digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh

berbagai kelainan yang mempengaruhi otak. Seorang penderita demensia memiliki

fungsi intelektual yang terganggu dan menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-

hari maupun hubungan dengan orang sekitarnya. Penderita demensia juga kehilangan

kemampuan untuk memecahkan masalah, mengontrol emosi, dan bahkan bisa

mengalami perubahan kepribadian dan masalah tingkah laku seperti mudah marah dan

berhalusinasi. (Turana, 2006).

Menurut laporan Access Economics (2006), pada tahun 2005 penderita

demensia di kawasan Asia Pasifik berjumlah 13,7 juta orang dan diperkirakan

menjelang tahun 2050 jumlah ini akan meningkat menjadi 64,6 juta orang. Prevalensi

demensia di Indonesia pada tahun 2005 sebanyak 191.400 orang dan diperkirakan

pada tahun 2020, diperkirakan sebanyak 314.100 orang akan mengalami demensia

(Access Economics, 2006).

Penyakit demensia menyerang usia manula, bertambahnya usia maka makin

besar peluang menderita penyakit demensia. Peningkatan angka kejadian dan

prevalensi kasus demensia mengikuti meningkatnya usia seseorang setelah lewat usia

60 tahun. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami

proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan

fisik. Perubahan fisik dan tingkahlaku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua

6

Page 7: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu

(Stanley, 2007).

B.Tujuan

Tujuan penulisan ini untuk melengkapi tugas di kepaniteraan ilmu Psikiatri

Psikiatri RS Jiwa Islam Kelender Jakarta Timur .

Dengan adanya ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman

tentang Demensia terhadap ilmu kedokteran.

7

Page 8: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

BAB II

PEMBAHASAN

Demensia

A. Definisi

Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan

memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari - hari.

Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya

pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008).

Sementara itu menurut Lumbantobing (1995) demensia adalah himpunan gejala penurunan

fungsi intelektual, umumnya ditandai terganggunya minimal tiga fungsi yakni bahasa,

memori, visuospasial, dan emosional.

B. Etiologi

1. Intoksikasi (obat, termasuk alkohol)

2.  Infeksi susunan saraf pusat

3. Gangguan metabolik

4. Gangguan nutrisi

5. Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak)

6.  Lesi desak ruang

7. Hidrosefalus bertekanan normal

8. Depresi (pseudo-dinentia defrensif)

9. Penyakit degeneratif progresif, seperti :

a. Penyakit alzheimer

b. Penyakit dick

c. Penyakit parkinson

d. Penyakit hantinton

8

Page 9: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

e.  Kelumpuhan supranuklear progresif

f.  Penyakit degeneratif lain

C. Kriteria derajat demensia

Stadium Awal

▪ Perhatian yang agak berkurang terhadap penampilan dan sikap sosial

▪ Pelupa yang samar à mengandalkan jadwal untuk aktifitas sehari-hari

▪ Perubahan kepribadian

Stadium Menengah

▪ Pasien, keluarga, dan dokter sadar akan adanya kerusakan kognitif

▪ Gangguan ingatan jangka pendek à kesukaran orientasi

▪ Gangguan ingatan jangka panjang

Stadium Akhir

▪ Gangguan mendalam dari memori

▪ Kepribadian pasien hilang digantikan oleh waham paranoid

▪ Inkontinensia urin dan tinja

▪ Apraksia

▪ Agnosia

▪ Afasia

D. Gejala Klinis

Tanda-Tanda dari demensia menurut mitrakeluarga demensia (2008) antara lain :

- Bicara tidak nyambung

- Daya ingat menurun

- Pengetahuan tentang diri dan lingkungan menurun

- Emosi labil ( cepat marah dan cepat berubah)

Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori menurun secara wajar. Ciri-ciri mudah lupa

antara lain :

- Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya

- Terdapat gangguan dalam mengingat kembali atau recall

9

Page 10: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

- Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam

memori

- Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat.

- Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya.

Gejala demensia menurut Christopher ( 2002) yaitu :

1. Kehilangan ingatan

Gejala ini merupakan gejala umum dari demensia, dan ingatan mengenai kejadian-

kejadian baru yang pertama-tama terkena dampaknya. Kemampuan untuk menyimpan

informasi baru mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak yang terjadi.

2. Disorientasi

Hilangnya kemampuan untuk mengarahkan diri pada tujuan atau waktu tertentu. Banyak

penderita demensia menunjukkan tanda disorientasi, dimana mereka berada dan kadang

keluyuran keluar rumah dan tersesat.

3. Perubahan kepribadian dan perilaku

Kepribadian pada sebagian penderita tampak tetap sama tapi yang lainnya menunjukkan

perubahan yang menyolok. Penarikan diri secara sosial dan hilangnya minat terhadap

kegiatan merupakan hal biasa. Mereka cenderung menjadi pendengki dan cemas.

4. Kehilangan kemampuan praktis

Sulit berkonsentrasi adalah salah satu ciri demensia. Para penderita mengalami kesulitan

dalam melakukan tindakan yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah.

5. Kesulitan berkomunikasi

Pada tahap awal demensia orang mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk

diucapkan. Kemampuan nonverbal seperti sentuhan dan ekspresi wajah sangat penting

untuk merawat orang yang mengalami demensia.

Pada umumnya gejala yang tampak pada demensia yaitu :

Terganggunya fungsi daya ingat yang makin berat terutama daya ingat jangka

pendek.ingatan masa lalu masih tetep baik dan bertahap.

Terganggunya fungsi berpikir antara lain: afasia, apraksia, aknosia, atau gangguan

fungsi eksekutif.

Penurunan fungsi daya ingat dan daya pikir menimbulkan gangguan fungsi kehidupan

sehari-hari.

10

Page 11: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

Makin lama gangguan yang terjadi semakin berat

(Sumber : ( http://www.e-psikologi.com/ gangguan psikologi dan perilaku pada dimensia,

2002)

E. Patofisiologi

Begitu banyak factor penyebab terjadinya demensia pada berbagai penyakit yang telah

disebut di atas. Apapun sebabnya, semuanya menyebabkan perubahan psyco – neurokimiawi

di otak.

Faktor – faktor gangguan regulasi DNA, neural reserve capacity untuk CNS

performance yang exhausted, dan gangguan supply energi untuk metabolisme CNS dapat

menyebabkan penurunan glycolitik yang kemudian berturut – turut mengakibatkan

penurunan sintesa Acetyl CO enzim A yang penting untuk sintesa Acetil Choline, penurunan

aktifitas Cholin Asetiltransferase di kortek hipokampus, maka akibatnya terjadi penurunan

kadar aktifitas kholinergik sehingga menyebabkan demensia.

Pada penelitian terbukti bahwa, penurunan kadar Cholin Asetiltransferase mempunyai

korelasi langsung dengan hasil test mental score / aktifitas intelektual yang menurun dan juga

peninggian jumlah plague senille. Aktifitas kholinergik bersumber terutama pada basal

fortebrain nucleus of mainert, locus ceruleus, dan dorsal raphe nuclei.

Secara ringkas bahwa proses demensia adalah terjadinya perubahan neurokimiawi

berupa pengurangan neurotransmitter klasik diantaranya :

▫ Asetil kolin

▫ Noradrenalin dan metabolitnya

▫ Dopamine

▫ Pengurangan amino acid neurotransmitter : Glu., Gly., GABA

▫ Pengurangan enzim–enzim : AchE, DOPA decarboksilase, GAD, CAT

▫ Pengurangan neuropeptide : somatostatin, dan lain-lain.

Khusus pada Alzheimer disease disamping yang tersebut di atas, kemungkinan

penyebab lain yang ikut berperan adalah adanya efek genetik (serineprotease inhibitor)

sehubungan dengan deposit A4 β amyloid peptide pada kromosom 21 sehingga menyebabkan

pembentukan neurofibrillary tangles dan senile plaque dan granulofacuolar degenerasi lebih

dini.

11

Page 12: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

Proses fisiologis seperti halnya timbulnya katarak senilis, osteoporosis, alopesia,

rontoknya gigi, gangguan pendengaran, gangguan seksual tidaklah selalu paralel dengan

timbulnya demensia senilis.

Usia 65 tahun keatas sel–sel otak berangsur ada yang mati dan jumlahnya berkurang,

otak menjadi lebih atrofi, sulcus menjadi lebih lebar, dan ventrikiel melebar. Yang penting

perlu dijaga jangan sampai mempunyai faktor resiko penyakit vaskular ataupun metabolisme

yang bisa mengganggu suplai energi dan metabolisme otak seperti yang diterangkan di atas. 

Demensia Tipe Alzaimer

Dari semua pasien dengan demensia, 50-60% memeiliki demensia tipe ini. Orang yang

pertama kali mendefinisikan penyakit ini adalah Allois Alzheimer sekitar tahun 1910.

demensia ini ditandai dengan gejala :

- Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif.

- Daya ingat terganggu, ditemukan adanya: afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi

eksekutif.

- Tidak mampu mempelajari atau mengingat informasi baru.

- Perubahan kepribadian (depresi, obsesitif, kecurigaan).

- Kehilangan inisiatif.

Faktor resiko penyakit Alzheimer :

- Riwayat demensia dalam keluarga.

- Sindrom down.

-  Umur lanjut.

- Apolipoprotein, E4.

- Faktor yang memberikan perlindungan terhadap Alzheimer :

- Apolipoprotein E, alel 2

- Antioksidan

- Penggunaan estrogen pasca menopause ( pada demensia tipe ini lebih sering pada

wanita )

- NSAID

12

Page 13: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

Demensia pada penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti penyebabnya,

walaupun pemeriksaan neuropatologi dan biokimiawi post mortem ditemukan lost selective

neuron kolinergik yang strukturnya dan bentuk fungsinya juga terjadi perubahan.

Pada makroskopik : penurunan volume girus pada lobus frontalis dan temporal

Pada mikroskopik : plaque senilis dan serabut neurofibrilaris

Kerusakan dari neuron menyebabkan penurunan jumlah neurotransmitter. Hal ini

sangat mempengaruhi aktifitas fisiologis otak.

Tiga neurotransmitter yang biasanya terganggu pada Alzheimer adalah Asetil kolin,

Serotonin, dan Norephinefrine. Pada penyakit ini diperkirakan adanya interaksi antara genetic

dan lingkungan yang merupakan factor pencetus. Selain ini dapat berupa trauma kepala dan

rendahnya tingkat pendidikan.

Tabel 1. Stadium Penyakit Alzheimer Berdasarkan Beratnya Deteorisasi Intelektual

STADIUM I

(Amnesia)

Stadium II

(Bingung)

Stadium III

(Akhir)

- Berlangsung 2-4

tahun

- Amnesia menonjol

- Gangguan :

▪ Diskalkulis

▪ Memori jangka

penuh.

▪ Perubahan emosi

ringan.

▪ Memori jangka

panjang baik.

▪ Keluarga biasanya

tidak terganggu.

- Berlangsung 2-10 tahun

- Kemunduran aspek fungsi

luhur (apraksia, afasia,

agnosia, disorientasi)

-  Agresif

- Salah mengenali keluarga

- Setelah 6-12 tahun

- Memori dan

intelektual lebih

terganggu

- Akinetik

- Membisu

- Inkontinensia urin dan

inkontinensia alvi

- Gangguan berjalan

13

Page 14: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

F. Diagnosa

Pedoman diagnostik demensia Alzheimer menurut PPDGJ III :

Terdapat gejala demensia secara umum. Onset bertahap dengan perkembangan lambat

tidak ada bukti klinis dan pemeriksaan yang mendukung adanya penyakit otak atau sistemik

yang dapat menyebabkan demensia. Tidak ada serangan atau gejala neurologik kerusakan

otak fokal.

Pedoman diagnostic menurut WHO (ICD X) :

- Lupa kejadian yang baru saja dialami

- Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari–hari

- Kesulitan dalam berbahasa

- Disorientasi waktu dan tempat

- Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat

- Kesulitan berfikir abstrak

- Salah menaruh barang

- Perubahan suasana hati

- Peubahan perilku atau kepribadian

- Kehilangan inisiatif

G. Penatalaksanaan

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini.

Pengobatan atau pencegahan hanya dalam bentuk faliatif, seperti nutrisi tepat, latihan,

pengawasan aktifitas, selain itu bisa diberikan obat Memantine (N – metil) 25 mg/hari,

Propanolol (Inderal), Haloperidol, dan penghambat Dopamin potensi tinggi untuk kendali

gangguan perilaku akut. Selain itu diberikan “Trasine Hidrokloride“ (inhibitor Asetil kolin

esteras ) untuk gangguan kognitif dan fungsionalnya.

14

Page 15: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

Pencegahan antara lain, bagaiman cara kita lebih awal untuk mendeteksi Alzheimer

disease serta memperkirakan siap yang mempunyai faktor resiko terkena penyakit ini

sehingga dapat dicegah lebih awal. Pencegah dapat juga perubahan daya hidup (diet, kegiatan

olahraga, aktifitas mental).

Tujuan penangan Alzheimer :

- Mempertahankan kualitas hidup yang normal.

- Memperlambatan perburukan.

- Membantu keluarga yang merawat dengan memberi informasi yang tepat.

- Menghadapi kenyataan penyakit secara realita.

15

Page 16: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

BAB IV

KESIMPULAN

Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual

dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi kehidupan

sehari-hari.

Umumnya penderita Demensia berusia 50-60 tahun, 5% terjadi pada usia 65

tahun, 20 % terjadi pada usia 80 tahun. Sedangkan penyebabnya, sebagian besar

disebabkan oleh penyakit Alzheimer, MID, penyakit Pick Creutzfeldt – Jakob,

Huntington, Parkinson, infeksi, AIDS, dan trauma kepala.

Penderita Demensia dapat juga digolongkan dalam beberapa stadium menurut

gejala klinis yaitu stadium awal, stadium menengah dan stadium lanjutan. Dalam

penatalaksanaannya dapat berupa terapi suportif maupun farmakologi.

16

Page 17: Proposal Penyuluhan DEMENSIA

DAFTAR PUSTAKA

- Akbar, Muhammad. 2004. Catatan Kuliah Neuropsikiatri : Demensia. Bagian

Neurologi Fakultas Kedokteran Muhammadiyah : Jakarta

- Darmodjo, boedhi. 1999. Buku Ajar Geriartri Edisi 3. Balai penerbit FKUI : Jakarta

- Depkes RI Direktorat Pelayanan Medik. 1993. PPDGJ III. Depkes : Jakarta

- Gauze, Barry. 1997. Buku saku Psikiatri. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta

- Kaplan, Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi 7. EGC : Jakarta

- Lisal, Toni. 2004. Catatan kuliah Neuropsikiatri : Gangguan Mental Organik. Bagian

Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin : Makassar

17