Proposal Penyuluhan

34
USULAN PROGRAM PENYULUHAN GIZI PANGAN PENYULUHAN PENTINGNYA SARAPAN GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 26 MALANG Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Pangan Oleh : Yuniar Rahmaningtiyas 135100101111046 Widhianti Nila Pangestu 135100101111010 Alfin Nurma Rahmanda 135100101111044 Fikriyatul Hanifa 135100100111035 Lavenia Yuanita 135100100111050

description

Penyuluhan tentang sarapan

Transcript of Proposal Penyuluhan

Page 1: Proposal Penyuluhan

USULAN PROGRAM PENYULUHAN GIZI PANGAN

PENYULUHAN PENTINGNYA SARAPAN GUNA MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SISWA KELAS

VII DI SMP NEGERI 26 MALANG

Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir

mata kuliah Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Pangan

Oleh :

Yuniar Rahmaningtiyas 135100101111046

Widhianti Nila Pangestu 135100101111010

Alfin Nurma Rahmanda 135100101111044

Fikriyatul Hanifa 135100100111035

Lavenia Yuanita 135100100111050

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Brawijaya

Malang

2016

Page 2: Proposal Penyuluhan

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Program : Penyuluhan Pentingnya Sarapan Guna Meningkatkan

Produktivitas Dalam Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas VII

Di SMP Negeri 26 Malang.

1. Mitra Program : SMP Negeri 26 Malang

2. Ketua

a. Nama : Yuniar Rahmaningtiyas

b. NIM : 135100101111046

c. Jurusan/Fakultas : Teknologi Hasil Pertanian/Teknologi Pertanian

d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

3. Anggota

a. Jumlah Anggota : 4 orang

b. Nama Anggota I / NIM : Widhianti Nila Pangestu/135100101111010

c. Nama Anggota II / NIM : Alfin Nurma Rahmanda/135100101111044

d. Nama Anggota III / NIM : Fikriyaul Hanifa/135100100111035

e. Nama Anggota IV / NIM : Lavenia Yuanita/ 135100100111050

4. Mitra

a. Nama Mitra : Dra. Sri Suwarniningsih

SMP Negeri 26 Malang

b. Alamat Mitra : Jl. Ikan Gurami No.36, Tunjungsekar, Kec.

Lowokwaru, Kota Malang

5. Jangka waktu pelaksanaan : 60 menit

Menyetujui, Malang, 29 Maret 2016

Dosen Pembimbing Ketua

Jaya Mahar Maligan, STP. MP. Yuniar Rahmaningtiyas

NIP. 19820114 200812 1 003 NIM.135100101111046

Page 3: Proposal Penyuluhan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

SMP Negeri 26 Malang terletak di Kecamatan Lowokwaru Kota

Malang. Tepatnya di Jl. Ikan Gurami No.36, Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru,

Kota Malang Saat ini jumlah siswa yang bersekolah di SDN Pisang Candi 2

tergolong banyak. Untuk kelas VII terdapat 6 kelas dengan total seluruh siswa

adalah 228 siswa. Sedangkan jumlah guru dan karyawan sebanyak 48 orang.

Gedung sekolah SMP Negeri 26 Malang merupakan gedung baru dimana pada

tanggal 14 Juni 2013 lalu baru diresmikan. Gedung sekolah yang tampak asri

karena berada di daerah persawahan diharapkan dapat membuat siswa serta guru

menjadi sangat kondusif. Beberapa sarana yang terdapat pada SMP Negeri 26

Malang meliputi ruang kelas, mushola, perpustakaan, ruang OSIS, kantin,

koperasi, UKS, lapangan olahraga.

Di lingkungan luar sekolah nampak tidak terlalu banyak pedagang

jajanan karena memang adanya kebijakan yang dikeluarkan sekolah tentang

himbauan bagi siswa untuk tidak membeli jajanan di luar sekolah sehingga dapat

meminimalisir dampak buruk dari jajanan yang tidak sehat bagi siswa SMP

Negeri 26 Malang.

Keberadaan SMP Negeri 26 Malang ini sangat bermanfaat bagi

masyarakat sekitar sebagai Lembaga Pendidikan sekolah menengah pertama

dimana daerah tersebut merupakan pinggiran kota Malang. Masyarakat

berpendapat bahwa SMP tersebut telah memiliki sarana, prasarana, serta

pelayanan yang memadai. Sehingga warga berharap agar anaknya memiliki

pendidikan yang lebih tinggi. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi,

diharapkan pekerjaan yang diperolehpun akan semakin bagus. Selain itu

keberadaan sekolah dasar ini memberikan peranan penting dalam mewujudkan

program pemerintah yang mewajibkan untuk menuntaskan pendidikan 9 tahun.

1.2 Rumusan Masalah

Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau

suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain

Page 4: Proposal Penyuluhan

setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong

selama 8-10 jam. Bagi anak sekolah sarapan terbukti dapat meningkatkan

konsentrasi belajar dan stamina sehingga meningkatkan prestasi belajar

dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan

kemampuan fisik (Hardinsyah, 2007). Oleh karena itu untuk

meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada murid atau

pelajar, saat sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta

kandungan gizi yang baik untuk pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.

Berbagai hasil penelitian mengenai sarapan yang dilakukan sejak tahun

2002 hingga 2011 di Indonesia menunjukkan kisaran 16.9—59% anak

sekolah di berbagai kota besar tidak sarapan dengan berbagai faktor

penyebab (Hardinsyah & Aries, 2012).

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi

penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas

anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Anak

sekolah memiliki banyak aktivitas di sekolah seperti proses belajar yang

rutin dilakukan setiap hari, yang diikuti dengan kegiatan seperti bermain,

berolahraga, berinteraksi baik individu maupun kelompok yang semuanya

membutuhkan energi atau tenaga yang diperoleh dari sarapan pagi

(Niswah dkk, 2014).

Kebiasaan tidak sarapan pada anak-anak diyakini terjadi secara

menyeluruh termasuk pada siswa siswi SMP Negeri 26 Malang. Oleh

karena itu dengan adanya penyuluhan bagi siswa siswi kelas VII SMP

Negeri 26 Malang mengenai pentingya sarapan ini diharapkan agar

nantinya dapat merubah pandangan hingga sikap para siswa siswi SMP

Negeri 26 Malang agar mau sarapan sehingga meningkatkan produkivitas

selama proses belajar.

1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan

a. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan ini terbagi mejadi dua yakni

tujuan umum dan tujuan khusus yang dijabarkan sebagai berikut:

Page 5: Proposal Penyuluhan

a) Tujuan Umum :

1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan serta pemahaman siswa-siswi

kelas VII SMP Negeri 26 Malang terhadap pentingnya sarapan guna

meningkatkan produktivitas siswa-siswi dalam proses belajar

mengajar di dalam kelas .

b) Tujuan Khusus :

1. Mampu mengetahui jenis sarapan sehat

2. Mampu mengetahui manfaat sarapan

3. Mampu mengetahui dampak negatif akibat tidak sarapan

b. Manfaat

Manfaat pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini yaitu siswa siswi

kelas VII SMP Negeri 26 Malang dapat mengetahui pentingnya sarapan

guna meningkatkan produktivitas dalam proses belajar mengajar.

Sehingga diharapkan akan dihasilkan keberlanjutan manfaat berupa:

1) Merubah kebiasaan siswa siswi kelas VII SMP Negeri 26 Malang agar

selalu sarapan

2) Meningkatkan produktivitas dalam proses belajar mengajar siswa siswi

kelas VII SMP Negeri 26 Malang

Page 6: Proposal Penyuluhan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebiasaan Sarapan pada Anak Remaja

Kebiasaan makan adalah tingkah laku manuasia atau kelompok manusia

dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan

pemilihan makanan. Kebiasaan makan akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara

lain kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi, lingkungan alam dan sejak

dahulu makanan juga dianggap sebagai lambang kekuasaan dan persahabatan

(Khumaidi,1994).

Pada beberapa keluarga, makan pagi (sarapan) kadang  “dianaktirikan”,

karena tidak selera atau terlambat bangun.  Anak-anak akan cepat meniru

kelakuan orangtuanya, sehingga ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu. 

Padahal makan pagi ini sangat berarti karena memberikan asupan energi untuk

kegiatannya selama di sekolah sebelum waktu makan siang, di samping itu

mencegah terjadinya tekanan darah rendah, yang menyebabkan anak lemas, lesu,

pusing atau tak dapat berkonsentrasi.

Perilaku makan menjadi kebutuhan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai

makhluk hidup serta sebagai dasar guna melakukan interaksi atau kontak sosial

dengan orang lain (Fradjia, 2008). Menurut Arnelia (2005), perilaku makan

remaja yang sangat khas dan berbeda dibandingkan usia lainnya, yaitu :

1. Tidak makan terutama makan pagi atau sarapan.

2. Kegemaran makan snacks dan kembang gula serta softdrinks. Snacks

(makanan kecil) umumnya dikonsumsi pada waktu sore hari setelah

pulang dari sekolah.

3. Makanan cepat saji sangat digemari, baik yang langsung dibeli atau

makanan yangdibawa dari rumah. Makanan modern ini dikonsumsi

sebagai bagian dari lifestyle (gaya hidup). Makanan ini mengandung zat

gizi yang tinggi energi, lemak, serta protein.

4. Gemar mengonsumsi minuman ringan (soft drink).

Page 7: Proposal Penyuluhan

2.2 Menu Sarapan

Banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering

menggantikan makan pagi dengan makan siang yang berlebih atau memakan

makanan kecil yang tinggi lemak dan kalori dalam jumlah yang relatif banyak.

Berdasarkan hasil penelitian Djoyonegoro (1995) dalam Khomsan (2003), bahwa

ada sekitar 60% anak Indonesia tidak sarapan pagi sebelum berangkat kesekolah

dan itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan pagi akan memberikan kontribusi

penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak,

vitamin dan mineral.

Selain kebiasaan tidak sarapan pagi, saat ini remaja lebih menyukai

mengonsumsi makanan jajanan siap saji (fast food). Suatu kebiasaan yang salah

dari para orangtua adalah memberinya uang jajan sebagai pengganti makan

paginya di rumah, dengan alasan tidak sempat menyiapkan makan pagi.  Padahal

makan pagi atau bekal ke sekolah itu dapat disiapkan hari sebelumnya.  Aneka

makanan dapat diusahakan untuk menaikkan selera makan si anak.  Jika nasi dan

lauk tidak memenuhi selera mereka, dapat diganti dengan arem-arem yang sudah

dibuat sehari sebelumnya, atau jika penganan nasi bosan mereka makan, dapat

diganti dengan aneka roti yang dilengkapi dengan isinya, bihun, kentang, dan

serabi. Selain itu juga, seharusnya diimbangi dengan gizi yang lain seperti minum

susu atau buah.

Contoh menu sarapan yang sehat seperti sandwich menggunakan roti dengan

isiian telur, sayur dan dilengkapi dengan susu. Bisa juga menggunakan menu

sarapan bisa lebih bebas divariasikan. Tidak harus selalu nasi, melainkan bisa

diganti dengan roti, mie, kentang, pasta, sereal, bubur dan pancake sebagai

sarapan yang praktis dan mudah untuk disajikan. Dengan pertimbangan jumlah

kalori yang tidak setinggi jumlah kalori pada jadwal makan lainnya (LIPI, 2004).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pada anak

sekolah yaitu :

Page 8: Proposal Penyuluhan

a. Lingkungan Keluarga

Peran ibu dalam keluarga, terutama dalam merawat dan mengurus

keluarga. Pada penelitian Siega-Riz, et al (1998) anak yang ibunya bekerja

mempunyai kebiasaan sarapan yang rendah dari pada ibunya yang tidak

bekerja begitu juga hasil penelitian Ramadhani (2014) menunjukkan

bahwa 59,4% sarapan disiapkan oleh ibu. Hal ini membuktikan peran

penting ibu dalam keluarga dalam hal ketersediaan makanan. Pekerjaan

ibu, umumnya ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu untuk

menyiapkan keperluan untuk keluarga terutama keperluan sarapan di pagi

hari dari pada ibu yang bekerja, ibu yang bekerja biasanya sangat sibuk

dipagi hari untuk menyiapkan keperluannya pekerjaan sendiri, sehingga

terkadang tidak mempunyai waktu untuk menyiapkan sarapan untuk

keluarga secara maksimal.

b. Pengetahuan tentang Gizi

Menurut Hermina (2009) bahwa faktor penguat yang mempengaruhi

sarapan adalah pengetahuan gizi. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya

pengetahuan gizi yang diberikan kepada anak-anak usia sekolah untuk

merubah sikap dan perilaku mereka agar mau membiasakan diri untuk

sarapan setiap hari nya, pengetahuan gizi mengenai manfaat sarapan,

dampak melewatkan sarapan dan menu-menu sarapan sehat yang

mendukung aktivitas anak-anak sekolah setiap hari nya.

2.4 Pengaruh Sarapan

Setelah hampir delapan sampai sepuluh jam saluran pencernaan beristirahat

selama anak tidur, tubuh membutuhkan asupan makanan untuk menyokong

energi untuk beraktivitas dan konsentrasi belajar. Sarapan pagi sangat penting

diberikan kepada anak di usia sekolah, maka dari itu orangtua harus selalu

memberikan dan juga membiasakan anak untuk sarapan setiap pagi. Karena

dengan sarapan pagi banyak manfaat yang bisa kita peroleh dan dapat melatih

anak untuk disiplin. Sarapan mungkin terdengar sepele, namun sangat vital bagi

tubuh kita, apalagi bila dituntut untuk beraktivitas seharian. Seringkali kita

mengabaikan sarapan dengan alasan kurangnya waktu, atau bosan dengan menu

sarapan yang itu-itu saja. Padahal, sarapan bukan sekedar pengganjal perut, tapi

Page 9: Proposal Penyuluhan

juga memberikan energi agar kita bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja

lebih optimal, dan tidak cepat mengantuk. Sarapan juga dapat mengembalikan

fungsi metabolisme tubuh, dan membiasakan sarapan pada anak setiap pagi

ternyata membantu anak-anak fokus mengerjakan tugastugas di sekolah. Seorang

ilmuwan mengatakan sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak, hal

ini didukung dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan

berhubungan erat dengan kecerdasan mental, dalam artian, sarapan memberikan

nilai positif terhadap aktivitas otak, otak menjadi lebih cerdas, peka dan lebih

mudah untuk berkonsentrasi. Hal ini secara tidak langsung akan mendatangkan

pengaruh positif terhadap anak sekolah dalam beraktivitas di sekolah.

Seseorang tidak sarapan pagi berarti perutnya dalam keadaan kosong sejak

makan malam sebelumnya sampai makan siang nantinya. Bila anak sekolah yang

tidak sarapan pagi maka kadar gulanya akan menurun. Jika kondisi ini terjadi,

maka tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil

cadangan glikogen. Dalam keadaan seperti ini, tubuh pasti tidak berada dalam

kondisi yang baik untuk melakukan pekerjaan yang baik. Selain itu, bila tidak

sarapan pagi dapat menyebabkan konsentrasi belajar berkurang, kecepatan

bereaksi menurun tajam, sehingga kemampuan memecahkan suatu masalah juga

menjadi sangat menurun. Dengan demikian prestasi belajar juga ikut menurun.

Kebiasaan tidak sarapan pagi yang berlama-lama juga akan mengakibatkan

pemasukan gizi menjadi berkurang dan tidak seimbang sehingga pertumbuhan

anak menjadi terganggu. Dengan demikian seorang anak yang biasa tidak sarapan

pagi dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk pada penampilan

intelektualnya, prestasi di sekolah menurun dan penampilan sosial menjadi

terganggu (Khomsan, 2003).

2.5 Media

Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

“medium” yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau

pengantar. Beberapa definisi menurut para ahli tentang multimedia. Menurut

EACT yang dikutip oleh Rohani (1997:2) media adalah segala bentuk yang

dipergunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan pengertian media

menurut Djamarah (1995:136) adalah media adalah alat bantu apa saja yang dapat

Page 10: Proposal Penyuluhan

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya

ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001:4) yaitu media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa

sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Selain itu, Bovee (1997) dalam

http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc bahwa “Media adalah

sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Jadi, media

merupakan alat perantara yang diciptakan untuk menyalurkan pesan dengan tujuan

agar pemakai dapat lebih mudah dalam mencapai suatu tujuan.

2.6 Media Interaktif

Menurut Seels dan Glasgow dalam Arsyad (2007:36) mengemukakan bahwa

media interaktif merupakan sistem media penyampaian yang menyajikan materi

video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (mahasiswa) yang

tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan

respon yang aktif dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi

penyajian. Media interaktif memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi) dan

disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai

secara aktif. Selain itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media

interaktif adalah alat perantara atau penghubung berkaitan dengan komputer yang

bersifat saling melakukan aksi antar-hubungan dan saling aktif . Dari definisi

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media interaktif adalah alat perantara yang

dirancang dengan pemanfaatan komputer menggunakan unsur seperti suara

(audio), gambar (visual) dan teks untuk menyampaikan suatu pesan.

2.7 Jenis-Jenis Media

Menurut Rudi Brets dalam buku Media Pembelajaran (2007 : 52) membagi

media berdasarkan indera yang terlibat yaitu :

a. Media audio

Media audio yaitu media yang hanya melibatkan indera

pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.

Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan

verbal dan non- verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-

Page 11: Proposal Penyuluhan

kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan

vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.

b. Media visual

Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera

penglihatan. termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal,

media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-

verbal adalah media visual yang memuat pesan verbal (pesan linguistik

berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal-grafis adalah media

visual yang memuat pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol visual

atau unsur-unsur grafis , seperti gambar (sketsa, lukisan dan foto), grafik,

diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi

adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti

miniatur, mock up, specimen, dan diorama, serta real object.

c. Media audio visual

Media audio visual yaitu media yang melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan

yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non-

verbal yang terdengar layaknya media visual juga pesan verbal yang

terdengar layaknya media audio diatas. Pesan visual yang terdengar dan

terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film

dokumenter, film drama, dan lain-lain

2.8 Manfaat Media

Manfaat media sebagai pembelajaran menurut Hermina dkk. (2009) antara

lain:

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar

guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan

informasi diantara siswa dimanapun berada.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,

gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga

Page 12: Proposal Penyuluhan

membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup,

tidak monoton dan tidak membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif,

sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara

maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus

menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali

sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi

belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal

dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya

dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri

melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana dan kapan

saja

Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga

siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun

dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu

belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar

lingkungan sekolah.

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong

siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri

sumber-sumber ilmu pengetahuan.

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki

waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti

membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi

belajar, dan lain-lain.

Page 13: Proposal Penyuluhan

BAB III

KERANGKA DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Metode yang Digunakan

Pada kegiatan penyuluhan kepada siswa-siswi kelas VII di SMPN 26

Malang ini menggunakan metode ceramah atau presentasi. Materi ceramah ini

dilengkapi oleh media seperti slide presentasi dan video yang berisikan materi

yang akan disampaikan. Metode ceramah ini berisi tentang penjelasan mengenai

pentingnya sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, dan pengaruh sarapan

dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Penjelasan materi ini juga dikemas

dengan materi yang unik, komunikatif, dan interaktif yang mampu menarik

perhatian siswa serta membantu siswa untuk memahami materi yang diberikan.

Untuk mendukung lancarnya kegiatan penyuluhan ini, maka digunakan

beberapa media seperti slide presentasi, video, stiker, poster, kuisioner, dan

pembagian sarapan sehat secara gratis. Penggunaan slide presentasi dan video

dalam kegiatan penyuluhan ini bertujuan agar siswa dapat dengan mudah

memahami materi yang akan disampaikan. Hal ini dikarenakan siswa lebih mudah

menangkap suatu informasi yang disampaikan secara visual dan audio. Stiker

akan dibagikan secara gratis kepada para siswa. Stiker ini pun didesain semenarik

mungkin dan tetap sesuai dengan tema penyuluhan yang akan disampaikan. Selain

itu, stiker juga berfungsi sebagai kenang-kenangan siswa pada kegiatan

penyuluhan ini. Poster akan ditempelkan pada mading-mading yang terdapat di

sekolah. Kontem dari poster itu sendiri juga tetap mengacu pada tema

penyuluhan, yaitu tentang pentingnya sarapan. Poster didesain semenarik dan

seinformatif mungkin agar para siswa juga merasa tertarik dan mengerti materi

penyuluhan tersebut. Kemudian kuisioner diberikan sebelum dan setelah mereka

menerima materi penyuluhan, kuisioner ini berguna untuk mengetahui

pemahaman mereka terhadap materi penyuluhan yang sudah disampaikan. Dan

yang terakhir ada pembagian sarapan sehat secara gratis, pembagian sarapan ini

berguna untuk memperkenalkan kepada siswa contoh sarapan sehat dan praktis.

Pembagian sarapan ini juga sebagai salah satu penghargaan kepada mereka yang

telah bersedia untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.

Page 14: Proposal Penyuluhan

3.2 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan penyuluhan ini diawali dengan pembukaan yang disertai

oleh pembacaan doa bersama. Pembacaan doa ini bertujuan agar kegiatan

penyuluhan ini dapat berlangung dengan lancar dan sukses. Selanjutnya akan

diberikan kuisioner tentang materi sarapan kepada siswa, pemberian kuisioner di

awal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa tentang pentingnya

sarapan. Setelah itu, dilanjutkan dengan penyampaian materi dengan slide

presentasi tentang pentingnya sarapan. Materi disampaikan dengan bahasa yang

komunikatif, informatif, dan juga persuasif. Kemudian dilanjutkan dengan

pemutaran video edukatif yang masih berkaitan dengan materi. Video yang

disampaikan berupa video animasi yang berisi tentang ajakan untuk selalu sarapan

sebelum berangkat ke sekolah.

Agenda selanjutnya adalah ice breaking, ini bertujuan untuk

membangkitkan lagi semangat para siswa dan menuntut siswa untuk aktif,

tanggap, dan ceria sehingga masih bersedia untuk mengikuti rangkaian acara

penyuluhan selanjutnya. Ice breaking ini dipandu oleh salah satu penyuluh dan

mengajak para siswa untuk bermain games. Kemudian acara dilanjutkan dengan

pembagian sarapan sehat gratis serta pembagian stiker. Pembagian sarapan ini

bertujuan untuk menaikkan grafik semangat siswa terhadap kegiatan penyuluhan

ini, selain itu juga bertujuan untuk memperkenalkan siswa akan sarapan yang

sehat dan juga praktis.

Acara terakhir yaitu pembagian kuisioner kembali kepada para siswa.

Pembagian kuisioner terakhir ini bertujuan untuk melihat seberapa pahamnya para

siswa terhadap materi yang sudah penyuluh sampaikan. Setelah pembagian

kuisioner, acara ditutup dengan ucapan terima kasih dan pembacaan doa bersama.

3.3 Partisipasi Mitra

Dalam kegiatan penyuluhan ini, pihak sekolah memiliki peranan yang

penting dalam menyediakan sarana serta prasarana yang dibutuhkan. SMPN 26

Malang berperan dalam mempersiapkan ruang kelas, peminjaman LCD, serta

speaker. Pihak sekolah juga sangat terbuka dengan adanya kegiatan penyuluhan

ini. Selain itu, pihak sekolah juga sudah bersedia untuk meluangkan waktu belajar

mengajarnya demi berlangsungnya kegiatan penyuluhan ini.

Page 15: Proposal Penyuluhan

3.4 Diagram Alir Rencana Kegiatan

Diagram alir kegiatan secara umum

Diagram alir kegiatan saat pelaksanaan penyuluhan

Permohonan izin diadakannya penyuluhan ke kepala sekolah SMPN 26 Malang

Penyerahan surat izin penyuluhan dari pihak fakultas dan diknas pendidikan kota malang kepada kepala sekolah

Dilakukan penyuluhan pada tanggal 23 April 2016 di SMPN 26 Malang

Pembukaan dan perkenalaan panitia

Pre test (kuesioner awal)

Penyampaian materi penyuluhan

Pemutaran video

Pembagian sarapan sehat dan stiker

Post test (kuesioner akhir)

Pemberian Ice Breaking

Penutupan kegiatan penyuluhan

Page 16: Proposal Penyuluhan

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Maret 2016 April 2016 Mei 2016

Persiapaan

1. Perijinan ke mitra

2. Pembuatan dan

pengumpulan SAP

3. Pembuatan metode dan

media penyuluhan

4. Praktek penyuluhan

5. Penyusunan Proposal

Penyuluhan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pelaksanaan kegiatan

penyuluhan

Evaluasi kegiatan

penyuluhan

1. Mengoreksi hasil

kuisoner penyuluhan

Penyusunan laporan

akhir kegiatan

penyuluhan

1. Menganalisa data hasil

kuisoner

2. Penyusunan

pembahasan dari analisa

data hasil kuisoner

3. Konsultasi hasil laporan

akhir kegiatan

penyuluhan

Page 17: Proposal Penyuluhan

Perbaikan laporan akhir

kegiatan penyuluhan

Pengumpulan LPJ

Keuangan

4.2 Lokasi Mitra

Kegiatan penyuluhan ini akan dilaksanakan di SMPN 26 Malang bertepatan di

Jl. Ikan Gurami No.36, Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa

Timur, Indonesia. Peta lokasi tempat yang akan digunakan sebagai tempat

penyuluhan dapat dilihat pada gambar 1:

Gambar 1. Peta Lokasi SMPN 26 Malang

4.3 Sumber Daya Manusia

Pembagian tugas pada saat penyuluhan terdapat pada Tabel 1:

Nama NIM Jabatan Tugas

Yuniar

Rahmaningtyas

Ketua

Pelaksana

Penanggungjawab seluruh

kegiatan penyuluhan dan

sebagai pemateri

Lavenia Yuanita 135100100111050 Anggota Sebagai MC, dan membantu

pengkondisian kegiatan

Page 18: Proposal Penyuluhan

penyuluhan dan

bertanggung jawab dalam

pembagian kuesioner.

Widhianti Nila

Pangestu135100101111010 Anggota

Sebagai pemateri dan

membantu pengkondisian

kegiatan penyuluhan

Alfin Nurma

Rahmanda135100101111044 Anggota

Sebagai pemateri dan

membantu pengkondisian

kegiatan penyuluhan

Fikriyatul

Hanifa13511001001035 Anggota

Membantu pengkondisian

kegiatan penyuluhan dan

bertanggungjawab dalam

mendokumentasikan

kegiatan serta pembagian

snack dan stiker

4.4 Indikator Kerja

Indikator kerja penyuluhan ini berisi mengenai indicator keberhasilan dari

kegiatan penyuluhan pada saat kegiatan penyuluhan berlangsung, dapat dilihat

pada tabel 3:

No

.

Tahapan

KegiatanUraian Kegiatan Indikator Kinerja

1. Pembukaan

Pembukaan, perkenalan

panitia kegiatan penyuluhan

dan penyampaian tujuan

dari kegiatan kepada

peserta. Sekaligus

menunjukkan komik digital

pada pembukaan.

Peserta memahami dan

antusias dalam

mendengarkan penjelasan

dari pembawa acara (MC).

Peserta menjadi tertarik atau

menarik perhatian dengan

adanya tampilan video pada

pembukaan yang disajikan

pemateri.

2. Penyampaian Materi yang disampaikan Peserta antusias

Page 19: Proposal Penyuluhan

Materi

Penyuluhan (I)

dengan menggunakan

penyaji materi sebagai

media penyampaian.

Penyampaian materi dengan

ppt, brosur serta pemberian

stiker

memperhatikan materi yang

disampaikan oleh pemateri

pada peserta guna

memahami maksud dan

materi yang disampaikan

dengan baik. Peserta aktif

bertanya mengenai materi

yang diperagakan oleh

penyaji materi.

3.

Penyampaian

Materi

Penyuluhan

(II)

Pemberian stiker yang berisi

ajakan untuk membiasakan

diri dengan sarapan. Materi

yang disampaikan langsung

diaplikasikan dengan

memberi peserta snack yang

berbasis sarapan sehat.

Peserta menerima stiker dan

melihat informasi yang

terdapat didalamnya.

Peserta menjadi lebih

tertarik untuk membiasakan

diri bersarapan setelah

pemberian materi

penyuluhan (I).

4. Penutupan

Penutupan oleh MC yang

disertai dengan

penyampaian pesan dan

kesan dari peserta serta doa

penutup.

Penutupan oleh MC

berlangsung dengan tertib

serta peserta memberikan

kesan dan pesan dari materi

yang telah disampaikan oleh

panitia penyuluhan dengan

baik.

Tabel 3. Indikator Kerja

Page 20: Proposal Penyuluhan

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

A.H. 2005. Perilaku Makan Khas Remaja. http://www.kompas.com. di akses

tanggal 28 Maret 2016.

Bovee, Courland. 1997. Bussiness Communication Today. New York : Prentice

Hall.

Djamarah. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fradjia, Nur Purwaningrum, 2008. Hubungan Antara Citra Raga dengan Perilaku

Makan Pada Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Hardinsyah. 2007. Review faktor determinan keragaman konsumsi pangan.Jurnal

Gizi dan Pangan. Vol. 2: 55–74.

Hardinsyah & Aries M. 2012. Jenis pangan sarapan dan perannya dalam asupan

gizi harian anak usia 6—12 tahun di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan,

7(2), 89—96.

Hermina dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Pagi

pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama (SMP). PGM 32(2).94-

100.

Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada

Khumaidi, M, 1994. Gizi Masyarakat. Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta

LIPI. 2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII 2004.

Niswah I, Damanik MR, Ekawidyani KR. 2014. Kebiasaan Sarapan, Status Gizi,

dan Kualitas Hidup Remaja SMP Bosowa Bina Insani Bogor. Jurnal Gizi

dan Pangan. 9(2), 97-102.

Purnamawati dan Eldarni. 2001. Media Pembelajaran. Jakarta : Gramedia Utama.

Ramadhani, A. 2014. Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa Kelas V SDN Caturnunggal

IV Depok Sleman Yogyakarta. Ejournal Universitas Negeri Yogyakarta Vol

3. No.1.

Siega, R et-al.1998. Trends Breakfast Consumption for Children In The United

State From 1965 to 1991. American Journal Clinical Nutrition 1998; 67 (4):

748S-56S.