Proposal Penelitian Pengetahuan DM
-
Upload
ferdyseftian -
Category
Documents
-
view
735 -
download
122
Transcript of Proposal Penelitian Pengetahuan DM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme
yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas. Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin,
meskipun jumlahnya normal (Redaksi Agro Media, 2009). Diabetes
mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi
sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau
keduanya (M. Clevo Rendy, 2012).
Diabetes adalah penyakit yang berbeda dari kebanyakan penyakit
lainnya dengan dua alasan penting. Pertama, seperti halnya hipertensi,
diabetes dapat merupakan pembunuh tersembunyi. Yaitu, karena hanya
terdapat sedikit gejala, sampai tahap akhir penyakit, dimana pada waktu
tersebut biasanya sudah terlambat untuk memulihkan kerusakan yang
diakibatkan. Kedua, para penderita harus terlibat secara aktif dalam
pengobatannya ( Michael Bryer, 2012).
Diabetes mellitus telah menjadi ancaman cukup serius bagi umat
manusia seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah pengidap
diabetes melitus akan membengkak menjadi 300 juta orang.
Indonesia menduduki peringkat keempat dunia dengan jumlah diabetes
terbanyak dibawah India 31,7 juta jiwa, China 20,8 juta jiwa, Amerika
Serikat 17,7 juta jiwa. Survey kesehatan rumah tangga (SKRT) memberi
gambaran terjadinya peningkatan prevalensi DM dari tahun 2001 sebesar
7,5% menjadi 10,4% pada tahun 2004, Diperkirakan menjadi 21,3 juta
jiwa pada tahun 2020 ( Dhania, 2009 ).
Penyakit DM juga dikenal sebagai penyakit akibat dari pola hidup
modern dimana orang lebih suka makan makanan siap saji, kurangnya
aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan
kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan kaki. Banyak penderita
DM dikarenakan gaya hidup/perilaku masyarakat yang tidak
memperhatikan pola hidup sehari-hari seperti mengkonsumsi gizi
seimbang dan berolahrga cukup. Perilaku dan gaya hidup yang kurang
memperhatikan pola hidup sehat disebabkan oleh pengetahuan dan
pendidikan yang kurang. (www. media Indonesia.co.id, 2012).
Para penderita diabetes harus terlibat secara aktif dalam
pengobatannya. Seperti pada kebanyakan penyakit lain, dokter meresepkan
obat-obatan dan satu-satunya tanggung jawab bagi pasien adalah untuk
meminumnya secara tepat. Tidak demikian halnya pada diabetes, pasien
harus cermat dalam diet mereka, olahraga lebih sering, mengukur kadar
glukosanya dalam banyak kasus, membuat jadwal dan mematuhinya serta
melakukan pemeriksaan pencegahan (misal. Pengukuran kebocoran
albumin dan urin) dan pemeriksaan (misalnya memeriksa pembesaran
mata pada optalmologi yang berwenang), semua hal ini dilakukan jika
pasien merasa baik (Michael Bryer, 2012).
Berdasarkan fenomena di atas maka tergambar bahwa pasien perlu
memiliki pengetahuan yang baik tentang penatalaksanaan pengobatan
diabetes agar dapat berperilaku yang baik dalam mengatur pola hidupnya.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang ”Analisa gambaran
tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan
pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS
SamarindaTahun 2012”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang
”bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus
tentang penatalaksanaan pengobatan diabetes mellitus di Ruang
Flamboyan RS AWS Samarinda Tahun 2012?”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum:
Mendapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan pasien
diabetes mellitus tentang penatalaksanaan pengobatan diabetes
mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda Tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan penderita DM tentang
penatalaksanaan pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan
RS AWS Samarinda Tahun 2012.
b. Menganalisis gambaran tingkat pengetahuan penderita DM tentang
penatalaksanaan pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan
RS AWS Samarinda Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Hasil dari penelitian dapat memberikan gambaran mengenai
tingkat pengetahuan penderita DM tentang penatalaksanaan
pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS
Samarinda Tahun 2012 dan dapat memberi informasi untuk penelitian
selanjutnya
2. Manfaat bagi perawat/profesi
Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi tenaga
keperawatan untuk melaksanakan tindakan keperawatan pada klien
DM, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien yang bersifat komprehensif.
3. Bagi instasi kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
institusi pelayanan asuhan keperawatan di Puskesmas sebagai edukator
sekaligus pembaharuan pelayanan pada klien DM.
4. Bagi masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan masyarakat tentang DM khususnya penderita DM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2..1.1Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. (Sunaryo, 2004 : 25).
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja melalui
cara-cara dan alat-alat tertentu (Suhartono, 2004 : 77).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2003 : 127).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang
yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini
mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan seeorang tentu suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif, kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seeorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.
Menurut teori WHO yang dikutip Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk
objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overtbehavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan-
pengetahuan yang cukup, di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
(Notoatmodjo, 2003) yaitu:
1. Tahu
Tahu artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah faham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajarinya.
1. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
2. Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
3. Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi yang ada.
4. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian –penilaian itu
berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
criteria-kriteria yang telah ada.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Faktor internal
a. Pendidikan
Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi masyarakat mudah
mengetahui informasi kesehatan salah satunya diabetes melitus.
b. Pekerjaan
Pekerjaan umumnya merupakan kegiatan yang banyak menyita
waktu. Dengan pekerjaan yang padat dan banyak menyita waktu
mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan.
c. Umur
Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dengan umur yang matang masyarakat mampu berfikir atau mencari
informasi kesehatan diabetes melitus.
2. Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam, lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok. suatu lingkungan yang kurang mendapatkan tentang
informasi kesehatan terutama tentang diabetes melitus.
b. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi kesehatan tentang
diabetes melitus.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek
penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang akan diukur dari
subyek penelitian atau responden kedalam pengatahuan yang akan kita ukur
adapun pertanyaan yang akan digunakan untuk pengukuran pengetahuan
secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a. Pertanyaan subjektif, misal pertanyaan jenis essay.
b. Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda, betul salah, dan
pertanyaan menjodohkan.
Dari kedua pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya
pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur
dalam pengukuran pengetahuan karena akan lebih mudah disesuaikan dalam
pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto,
2001).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan
seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur,
selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-
masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian
dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor
yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa
presentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:
N = Sp x 100% / Sm
Keterangan:
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
a. Baik : Hasil presentase 76%-100%
b. Cukup : Hasil presentase 56%-75%
c. Kurang : Hasil presentase < 56%
2.2 Diabetes mellitus
2.2.1 Definisi
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner and
Suddart, 2001).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang
disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh kelenjar
pankreas. Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin, meskipun
jumlahnya normal (Redaksi Agro Media, 2009).
Diabetes mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi
insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (M.
Clevo Rendy, 2012).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan diabetes melitus merupakan
gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai kelainan metabolik akibat dari
gangguan hormonal yang ditandai kenaikan kadar glukosa dalam darah dan
menimbulkan komplikasi kronik.
2.2.2 Tipe Diabetes Mellitus
1. Diabetes melitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit yang serius. Penyakit ini merupakan
penyakit autoimun yang sering muncul pada anak-anak atau pada orang
dewasa dibawah umur 30 tahun. Juvenile diabetes muncul pada masa kanak-
kanak dan harus ditanggulangi dengan memberikan insulin. Lima sampai
10% dari seluruh kasus diabetes di dunia adalah diabetes melitus tipe 1.
2. Diabetes melitus tipe 2
Diabetes tipe 2 sering disebut DM yang tidak tergantung pada
insulin.Diabetes ini muncul pada usia dewasa dan disebabkan karena
kurangnya produksi insulin atau tidak efektifnya penggunaan insulin oleh
tubuh. Sekitar 90-95% dari kejadian diabetes di seluruh dunia adalah
diabetes tipe 2.
2.2.3 Etiologi
1. Faktor Genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya
diabetes tipe 1. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi
dan proses imun lainnya.
2. Faktor Imunologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
3. Faktor Lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu sel β pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat
memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destruksi sel β pancreas.
2.2.4 Tanda dan Gejala
Seseorang dapat dikatakan menderita diabetes mellitus apabila menderita
dua dari tiga gejala, yaitu:
1. keluhan TRIAS: Banyak minum, banyak kencing, dan penurunan berat
badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Keluhan yang sering terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah:
Poliuria, polidipsia, polifagia, berat badan menurun, lemah, kesemutan, gatal,
visus menurun, bisul luka, keputihan.
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita Diabetes melitus adalah
sebagai berikut:
1) Kesemutan.
2) Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum.
3) Rasa tebal di kulit.
4) Kram.
5) Cape.
6) Mudah mengantuk.
7) Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata.
8) Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita.
9) Gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual menurun, bahkan
impotensi.
10) Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.
2.2.5 Kebiasaan Kecil Pemicu Diabetes
Menurut (Adib, 2011) diabetes bukan hanya di karenakan kekurangan
insulin di dalam tubuh, tetapi faktor makanan dan minuman juga bisa memicu
perkembangan penyakit ini. Meskipun pada dasarnya makanan dan minuman
bukan faktor utama penyebab diabetes melitus. Namun ketika makanan dan
minuman dikonsumsi secara berlebihan, maka akan membahayakan tubuh kita.
Berikut ini makanan dan minuman yang dapat memicu diabetes dalam tubuh.
1. Teh manis
Asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan kadar gula darah
melonjak tinggi. Hal ini belum ditambah dengan resiko kelebihan kalori.
Sekaligus teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung
kepekatan).
2. Gorengan
Jika hanya mengkonsumsi satu gorengan kecil, tentu belum cukup
karena bentuknya yang kecil. Padahal, gorengan adalah salah satu pemicu
penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, DM, dan stroke. Sebab,
penyebab penyakit kardiovaskuler (PKV) adalah penyumbatan pembuluh
darah dengan dislipedemia sebagai resiko utama.
Sebenarnya dislipedemia adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat),
dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.
Biasanya, peningkatan proporsi dislipedemia dalam masyarakat disebabkan
oleh kebiasaan mengkonsumsi berbagai makanan rendah serat tinggi lemak,
termasuk gorengan. Karena itu kita bisa mengkonsumsi kacang jepang dan
pie buah sebagai pengganti gorengan.
3. Kebiasaan memakan cemilan
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau makan malam, bisa
menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Namun, ketika kita belum
merasa kenyang, perut biasanya diisi dengan sepotong kue dua potong kue
cemilan, seperti biskuit atau keripik kentang. Padahal biskuit, kripik
kentang, kue dan lainnya mengandung hidrat arang yang tinggi tanpa
kandungan pangan yang memadai, sehingga semua makanan tersebut
digolongkan sebagai glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung
yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikan kadar
gula dalam darah. Untuk menghindari penyakit DM, sebaiknya kita
mengkonsumsi buah potong sebagai pengganti cemilan.
4. Malas beraktivitas
WHO mengatakan bahwa kasus diabetes di negara-negara Asia akan
naik hingga 90% dalam dua puluh tahun ke depan. Kurangnya aktivitas fisik
menyebabkan tubuh mudah terangsang kegemukan dan memiliki resiko
obesitas lebih tinggi, untuk menghindarinya, kita sebaiknya membiasakan
diri untuk bersepeda, jalan kaki atau aktivitas fisik lainnya.
5. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian menemukan bahwa perokok aktif memiliki resiko
DM sebesar 22%. Selain itu, disebutkan pula bahwa kenaikan resiko ini
tidak hanya disebabkan oleh rokok, tetapi juga kombinasi berbagai gaya
hidup tidak sehat, misalnya pola makan yang buruk dan kurang
berolahraga.
2.2.6 Komplikasi
Komplikasi-komplikasi pada Diabetes melitus menurut (Hartini, 2009)
dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Komplikasi Metabolik Akut
Komplikasi akut terdiri dari dua bentuk yaitu hipoglikemia dan
hiperglikemia. Hiperglikemia dapat berupa, Keto Asidosis Diabetik (KAD),
Hiperosmolar Non Ketotik (HNK) dan Asidosis Laktat (AL). Hipoglikemi
yaitu apabila kadar gula darah lebih rendah dari 60 mg % dan gejala yang
muncul yaitu palpitasi, takhicardi, mual muntah, lemah, lapar dan dapat
terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Hiperglikemi yaitu apabila kadar
gula darah lebih dari 250 mg % dan gejala yang muncul yaitu poliuri,
polidipsi pernafasan kussmaul, mual muntah, penurunan kesadaran sampai
koma.
KAD menempati peringkat pertama komplikasi akut disusul oleh
hipoglikemia. Komplikasi akut ini masih merupakan masalah utama, karena
angka kematiannya cukup tinggi. Kematian akibat KAD pada penderita DM
tahun 2003 di negara maju berkisar 9 – 10%. Data komunitas di Amerika
Serikat, Rochester dikutip oleh Soewondo menunjukkan bahwa insidens
KAD sebesar 8 per 1000 pasien Diabetes mellitus per tahun untuk semua
kelompok umur. Hasil pengamatan di Bagian Penyakit Dalam RSCM
selama 5 bulan (Januari - Mei) tahun 2002, terdapat 39 pasien KAD yang
dirawat dengan angka kematian 15%.
2. Komplikasi Metabolik Kronik
Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah
di seluruh bagian tubuh (Angiopati diabetik). Angiopati diabetik untuk
memudahkan dibagi menjadi dua yaitu: makroangiopati (makrovaskuler)
dan mikroangiopati (mikrovaskuler), yang tidak berarti bahwa satu sama
lain saling terpisah dan tidak terjadi sekaligus bersamaan. Komplikasi
kronik DM yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
a. Mikrovaskuler :
1) Ginjal.
2) Mata.
b. Makrovaskuler :
1) Penyakit jantung koroner.
2) Pembuluh darah kaki.
3) Pembuluh darah otak.
4) Neuropati: mikro dan makrovaskuler
5) Mudah timbul ulkus atau infeksi : mikrovaskuler dan makrovaskuler.
2.2.7 Pengendalian Diabetes Mellitus
Menurut (Hartini, 2009), pengobatan diabetes atau yang biasa disebut
pegendalian diabetes. Ada 4 hal terpenting yang perlu dijalankan agar penderita
diabetes dapat hidup sehat. Empat hal terpenting itu disebut empat pilar
pengendalian diabetes :
1. Edukasi
Pengobatan diabetes lama, teratur, terjadwal dan perlu disiplin,
terkadang akan mengubah pola hidup. Namun pada sebagian orang,
peraturan itu malah membosankan. Oleh karena itu, penderita diabetes harus
dibekali dengan pengetahuan tentang diabetes. Melalui edukasi, penderita
diabetes atau siapa saja bisa mengetahui dan mengerti apa itu diabetes,
masalah yang harus dihadapi, mengapa penyakit ini perlu dikendalikan
secepatnya, dan seterusnya.
2. Pengaturan makanan (diet)
Pengaturan makanan merupakan pilar terpenting bagi pengobatan
diabetes. Penderita diabetes yang bijak adalah yang mau belajar mengenal
makanan yang menyebabkan gula darah tinggi dan berusaha mengindari
makanan tersebut. Selain makanan penderita juga harus memantau
minumanya. Baik dari diabetes tipe 1 maupun tipe 2 tetap memerlukan
semua bentuk zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat. Pengaturan
makanan maksudnya merancang sedemikian pula makanan yang jumlahnya
sesuai dengan kebutuhan sehingga insulin yang tersedia mencukupi.
Disamping itu, susunan zat gizinya sehat dan seimbang.
3. Olahraga / gerak badan
Olahraga atau latihan jasmani adalah pilar pengendalian diabetes
ketiga yang sangat penting. Olahraga baik untuk kesehatan pada umumnya
dan dapat membantu pengendalian gula darah dan berat badan. Gula darah
yang tinggi juga disebabkan oleh resistensi insulin yang dicetuskan oleh
kegemukan. Apabila kegemukan dikurangi, resistensi juga berkurang.
Disamping itu, olahraga walaupun tanpa menurunkan kegemukan juga dapat
mengurangi resistensi insulin.
4. Obat : tablet atau insulin
a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Pada penderita diabetes melitus mempunyai dua masalah yaitu
pancreas yang sakit sehingga produksi insulin kurang atau karena sel
menjadi resisten dan tidak sensitif terhadap adanya insulin. Keadaan itu
akan diperberat jika makan dengan jumlah yang terlalu banyak. Oleh
karena itu, diet dan olahraga harus dipertahankan walaupun sudah
mendapat obat-obatan.
Terdapat berbagai obat yang masing-masing dikelompokan
menjadi :
1) Obat untuk memperbaiki jumlah insulin yang kurang adalah
membantu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi
insulin. Obatnya adalah sulfonylurea dan golongan glinid.
2) Obat untuk memperbaiki hambatan terhadap kerja insulin atau
resistensi insulin pada sel-sel, obatnya adalah yang mengurangi
resisten insulin tersebut, yaitu golongan biguanid (metformin) dan
tiazolidindion (TZD).
3) Obat yang diberikan untuk merangsang insulindan menekan
glukogen inhibitor DPP-IV. Pengobatan dengan OHO hanya berlaku
untuk diabetes tipe-2. Untuk diabetes tipe-1 harus segera diberikan
suntikan insulin.
b. Insulin
Untuk diabetes tipe-1, insulin merupakan satu-satunya obat dan
diberikan langsung tanpa pertimbangan lain karena pancreas sudah tidak
menghasilkan insulin. Untuk diabetes tipe-2 insulin biasanya diberikan
dalam berbagai kondisi :
1) Apabila bermacam jenis OHO sudah diberikan maksimum, tetapi
gula darah tetap tidak terkendali, obat diganti insulin.
2) Insulin biasanya diberikan sebagai obat pertama pada penderita yang
waktu datang berobat berat badannya sudah turun dratis dalam waktu
singkat dengan gula darah yang tinngi.
3) Insulin biasanya juga diberikan apabila penderita menderita infeksi
hebat atau menjalani operasi besar
4) Pada komplikasi seperti gagal ginjal, gagal hati dan gagal jantung
yang berat, OHO biasanya harus segera dihentikan dan langsung
diganti insulin.
2.3 Kerangka Teori
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2003 : 127).
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner
and Suddart, 2001). Dalam membahas diabetes mellitus, ada beberapa hal yang
perlu diketahui mulai dari pengertian diabetes mellitus, penyebab, klasifikasi,
faktor resiko, gejala klinis, komplikasi, sampai kepada penatalaksanaan
pengobatannya.
Menurut (Hartini, 2009), penatalaksanaan pengobatan diabetes atau yang
biasa disebut pegendalian diabetes. Ada 4 hal terpenting yang perlu dijalankan
agar penderita diabetes dapat hidup sehat. Empat hal terpenting itu disebut
empat pilar pengendalian diabetes :
1. Edukasi
2. Pengaturan makanan (diet)
3. Olahraga / gerak badan
4. Obat : tablet atau insulin
a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
b. Insulin
Kerangka Teori
Keterangan:
Tingkat Pengetahuan penderita DM
Penatalaksanaan
pengobatan
Edukasi Diet
Aktivitas Fisik/
Olahraga
Farmakologis/ Obat
Pengertian
KlasifikasiPenyebab
Tingkat Pengetahuan:- Tinggi- Sedang- Rendah
KomplikasiGejala Klinis
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pendekatan sistem dengan menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari
input, proses, dan output, maka kerangka penelitian ini dapat digambarkan
dalam bagan sebagai berikut:
Input Proses Output
3.2 Definisi Operasional
No VariabelDefinisi
OperasionalAlat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Variabel
Independen:
Tingkat
Pengetahuan
Gambaran tingkat
pengetahuan pada
pasien DM
tentang
Kuisioner Tinggi 76-
100%
Sedang 56-
Ordinal
Penatalaksanaan Pengobatan DM:
- Edukasi- Diet- Aktivitas Fisik/ Olahraga- Farmakologis/ Obat
Tingkat Pengetahuan
Tinggi 76-100%Sedang 56-75%Kurang <56%
Pasien DM di Ruang Flamboyan RS AWS SAmarinda Tahun 2012
Pasien DM penatalaksanaan
DM yang diukur
dengan kuisioner
sebanyak…..
dengan kriteria
hasil :
Tinggi 76-100%
Sedang 60-75%
Kurang <60%
75%
Kurang
<56%
2 Variabel
Dependen:
Penatalaksanaan
Pengobatan DM
Pengetahuan
Penatalaksanaan
Pengobatan DM
dalam:
1. Edukasi
2. Diet
3. Aktivitas Fisik
4. Farmakologis/
obat
Kuisioner Tinggi 76-
100%
Sedang 56-
75%
Kurang
<56%
Ordinal
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertannyaan
penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang
dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan
pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2007)
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Desain
dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu jenis penelitian yang
menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel dependen dan
independen hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini
peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat. Artinya
subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek
dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro dan Ismael, 1995).
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2005).
Populasi adalah objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo,
2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menderita
Diabetes Mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda dalam kurun waktu
3 bulan terhitung mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2007). Sampel
merupakan sebagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Hidayat, 2007). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti
atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,
2007).
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita Diabetes
Mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda dalam kurun waktu 3 bulan
terhitung mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.
4.2.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008).
Pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu
suatu teknik penetapan sampling dengan cara menjadikan semua populasi
sebagai sampel penelitian. (Nursalam, 2008).
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
4.3.1 Tempat
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Flamboyan RS AWS
Samarinda yang berjumlah 20 orang.
4.3.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013.
4.4 Pengumpulan Data
4.4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2007). Pada penelitian ini pengumpulan data adalah dengan
memberikan kuisioner kepada setiap responden. Kuesioner berisi beberapa
pertanyaan yang sebelum pengisian kuisioner dilakukan, menjelaskan terlebih
dahulu kepada responden mengenai maksud dan tujuan penelitian. Hasil
kuisioner akan dikonfirmasi dalam bentuk prosentase dan narasi.
4.4.2 Proses Pengumpulan Data
1. Persiapan Perijinan
a. Peneliti terlebih dahulu mengajukan judul pada institusi pendidikan
(Akper Pemprop Kaltim).
b. Institusi pendidikan (Akper Pemprop Kaltim) mengajukan permohonan
surat ijin penelitian dan studi pendahuluan.
c. Setelah mendapat ijin dari institusi pendidikan peneliti membawa surat
tembusan dari institusi kepada badan Kesbang.
d. Setelah mendapat surat ijin dari badan Kesbang peneliti membawa surat
ke Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda.
e. Peneliti membuat proposal dengan bimbingan dari institusi pendidikan,
proposal akan diujikan terlebih dahulu kemudian dilakukan penelitian.
4.4.3 Pelaksanaan
Cara kerja dan teknik pengumpulan data:
1. Membuat instrument (kuesioner)
2. Menyebarkan kuisoner kepada responden
3. Melakukan scoring dan tabulating data
4.5 Analisis Data
4.5.1 Rencana Analisa Data
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan gambaran
mengenai tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan
pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda. Maka
untuk mendapatkan gambaran antara variable menggunakan metode analisa
data chi square.
1. Variabel Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan diperhitungkan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
P = f/n × 100%
Keterangan:
P = Prosentase
F = jumlah jawaban yang benar
N = jumlah skor maximal
4.6 Etika Penelitian
Penelitian dengan menggunakan manusia sebagai objek tidak boleh
bertentangan dengan etika.
1. Informed Consent (lembar persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
sebelum dilakukan penelitian ( Aziz, 2007).
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
Jika responden penelitian bersedia untuk diteliti maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika menolak untuk di teliti
maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak – hak responden.
2. Anonimity (tanpa nama)
Nama responden tidak akan di cantumkan pada lembar kuesioner, dan
untuk mengetahui keikutsertaan responden maka peneliti akan memberi
kode pada lembar kuesioner.
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden pada lembar kuesioner tetapi lembar tersebut tetap diberi kode
(Hidayat, 2007).
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi di jamin oleh peneliti dengan cara hanya
menyajikan / melaporkan data tertentu.
4.7 Rencana Anggaran Biaya
Rincian rencana kebutuhan anggaran yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengetikan dan Print Rp. 300.000,-
2. Photo Copy Proposal Rp. 50.000,-
3. Penjilidan Rp. 30.000,-
4. Print out Rp. 100.000,-
5. Lain-lain Rp. 3 0.000, - +
Total Rp. 510.000
4.8 Rencana Jadwal Penelitian
Adapun rencana jadwal penelitian telah disusun sebagai berikut:
Jadwal Penelitian
No Tgl/Bln/Thn Jam
(WITA)
Tindakan
Melakukan
perjanjian
Membagikan
quisioner
1 13/03/13 09.00
2 20/03/13 09.00
3 27/03/13 09.00
4 03/04/13 09.00
5 10/04/13 09.00
6 17/04/13 09.00
7 24/04/13 09.00
8 1/05/13 09.00
9 8/05/13 09.00
10 16/05/13 09.00
11 23/05/13 09.00
12 30/05/13 09.00
DAFTAR PUSTAKA
A. Setiono M. (2005). Hidup Sehat & Normal dengan Diabetes, Yogyakarta:
Thinkfresh
Arikunto, S. (2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Jakarta Rineka Cipta
Hidayat, A. 2003. Riset Keperawatan Sebuah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:
Salemba Media.
Hotma Rumahorba, Skp. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta. EGC
Michael Bryer-Ash, MD. 2012. 100 Tanya-Jawab Mengenai Diabetes.
Jakarta. Indeks
M. Clevo Rendy. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta. Nuha Medika
Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : PT Infomedika.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
Prapti. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Diabetes. Jakarta: Agro Media
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta : Graha
Ilmu
Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian, Bandung : CV Alvabeta.
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN
Samarinda, 27 Oktober 2012
Kepada,
Responden yang kami hormati,
Sehubungan dengan dilakukan penelitian oleh mahasiswa Akademi
Keperawatan Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur, tentang “Analisa gambaran
tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan pengobatan
diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS SamarindaTahun 2012”. Maka
dengan ini kami menyampaikan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan
pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS SamarindaTahun
2012. Responden akan ditanya apakah ingin berperan serta bersama peneliti,
dimana sebelumnya akan diberikan penjelasan yang akan dilakukan oleh peneliti
dan setelah itu responden akan diberikan quisioner.
Responden tidak harus terlibat dalam penelitian ini jika responden tidak
menginginkannya. Responden dapat mengundurkan diri setiap saat, dengan
mengatakan peneliti.
Apabila pada saat dilakukan penelitian terjadi hal yang tidak diinginkan,
maka peneliti akan bertanggungjawab dan berusaha memberikan solusi terhadap
masalah yang terjadi.
Dalam penulisan hanya inisial responden yang akan ditulis pada jadwal
kegiatan format hasil pengukuran. Semua data dari responden akan bersifat
rahasia dan apabila ada sesuatu yang tidak jelas dan ingin ditanyakan silakan
menanyakan kepada kelompok peneliti, karna peneliti akan menjawab dengan
sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutupi dari klien dan tidak berbohong akan
apalagi menipu klien
Demikian lembar penjelasan responden ini dibuat, atas perhatian, kerjasama
dan partisipasi responden kami ucapkan terima kasih.
Peneliti
(M. Zainuri. A. M )
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ..................................................
Umur : ..................................................
Jenis Kelamin : ..................................................
Alamat : ..................................................
Dengan ini saya memahami dan bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Demikian lembar persetujuan responden ini saya buat dengan sadar
dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
(M. Zainuri. A. M ) (…………………)
Tim Peneliti
Samarinda, 27 Oktober 2012
Mengetahui,
Responden
Lampiran 3
LEMBAR PROTOKOL PROSEDUR TINDAKAN PENELITIAN
1. Persiapan
a) Persiapan responden dan lembar quisioner
b) Penjelasan pada responden tentang penelitian yang akan di lakukan.
c) Tanda tangan lembar persetujuan responden
2. Pelaksanaan
a) Memberikan lembar quisioner kepada responden
b) Menunggu responden mengisi lembar quisoner
c) Mengumpulkan lembar quisioner dan menganalisa data.
3. Penutup
a) Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada responden
b) Memberikan reinforcement berupa pujian kepada responden karena
bersedia ikut serta dalam kegiatan dan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan pihak peneliti.
c) Memberikan saran-saran yang bermanfaat kepada klien.
d) Memberikan kenang-kenangan kepada responden sebagai wujud terima
kasih.
Lampiran 4
PERTANYAAN KUISIONER
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah bapak/ibu pernah mengecek gula darah?
a. Ya
b. Tidak
2. Berapa gula darah bapak/ibu pada terakhir kali kontrol ?
a. < 150 m/dl
b. >150 mg/dl
3. Berapa kali dalam sebulan bapak/ibu melakukan kontrol gula darah?
a. <3x
b. >3x
c. Tidak tentu
4. Jika gula darah tinggi apakah bapak/ibu mendapatkan obat penurun gula
darah?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang DM
sebelumnya?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah bapak/ibu mengetahui beberapa terapi yang digunakan untuk
mengontrol gula darah pada penderita DM?
a. Ya
b. tidak
7. Apakah bapak/ibu sering berolahraga?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah bapak/ibu mendapatkan saran terapi diet untuk mengontrol gula darah
dari dokter?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah bapak/ibu sampai saat ini masih menjalankan program terapi diet
tersebut?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang terapi insulin?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah saat ini bapak/ibu mendapatkan terapi insulin?
a. Ya
b. Tidak