Proposal Penelitian Pengetahuan DM

58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin, meskipun jumlahnya normal (Redaksi Agro Media, 2009). Diabetes mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (M. Clevo Rendy, 2012). Diabetes adalah penyakit yang berbeda dari kebanyakan penyakit lainnya dengan dua alasan penting. Pertama, seperti halnya hipertensi, diabetes dapat merupakan pembunuh tersembunyi. Yaitu, karena hanya terdapat sedikit gejala,

Transcript of Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Page 1: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme

yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh

kelenjar pankreas. Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin,

meskipun jumlahnya normal (Redaksi Agro Media, 2009). Diabetes

mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan

hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi

sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau

keduanya (M. Clevo Rendy, 2012).

Diabetes adalah penyakit yang berbeda dari kebanyakan penyakit

lainnya dengan dua alasan penting. Pertama, seperti halnya hipertensi,

diabetes dapat merupakan pembunuh tersembunyi. Yaitu, karena hanya

terdapat sedikit gejala, sampai tahap akhir penyakit, dimana pada waktu

tersebut biasanya sudah terlambat untuk memulihkan kerusakan yang

diakibatkan. Kedua, para penderita harus terlibat secara aktif dalam

pengobatannya ( Michael Bryer, 2012).

Diabetes mellitus telah menjadi ancaman cukup serius bagi umat

manusia seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah pengidap

diabetes melitus akan membengkak menjadi 300 juta orang.

Indonesia menduduki peringkat keempat dunia dengan jumlah diabetes

Page 2: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

terbanyak dibawah India 31,7 juta jiwa, China 20,8 juta jiwa, Amerika

Serikat 17,7 juta jiwa. Survey kesehatan rumah tangga (SKRT) memberi

gambaran terjadinya peningkatan prevalensi DM dari tahun 2001 sebesar

7,5% menjadi 10,4% pada tahun 2004, Diperkirakan menjadi 21,3 juta

jiwa pada tahun 2020 ( Dhania, 2009 ).

Penyakit DM juga dikenal sebagai penyakit akibat dari pola hidup

modern dimana orang lebih suka makan makanan siap saji, kurangnya

aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan

kendaraan bermotor dibandingkan dengan berjalan kaki. Banyak penderita

DM dikarenakan gaya hidup/perilaku masyarakat yang tidak

memperhatikan pola hidup sehari-hari seperti mengkonsumsi gizi

seimbang dan berolahrga cukup. Perilaku dan gaya hidup yang kurang

memperhatikan pola hidup sehat disebabkan oleh pengetahuan dan

pendidikan yang kurang. (www. media Indonesia.co.id, 2012).

Para penderita diabetes harus terlibat secara aktif dalam

pengobatannya. Seperti pada kebanyakan penyakit lain, dokter meresepkan

obat-obatan dan satu-satunya tanggung jawab bagi pasien adalah untuk

meminumnya secara tepat. Tidak demikian halnya pada diabetes, pasien

harus cermat dalam diet mereka, olahraga lebih sering, mengukur kadar

glukosanya dalam banyak kasus, membuat jadwal dan mematuhinya serta

melakukan pemeriksaan pencegahan (misal. Pengukuran kebocoran

albumin dan urin) dan pemeriksaan (misalnya memeriksa pembesaran

Page 3: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

mata pada optalmologi yang berwenang), semua hal ini dilakukan jika

pasien merasa baik (Michael Bryer, 2012).

Berdasarkan fenomena di atas maka tergambar bahwa pasien perlu

memiliki pengetahuan yang baik tentang penatalaksanaan pengobatan

diabetes agar dapat berperilaku yang baik dalam mengatur pola hidupnya.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang ”Analisa gambaran

tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan

pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS

SamarindaTahun 2012”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang

”bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus

tentang penatalaksanaan pengobatan diabetes mellitus di Ruang

Flamboyan RS AWS Samarinda Tahun 2012?”.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum:

Mendapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan pasien

diabetes mellitus tentang penatalaksanaan pengobatan diabetes

mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan penderita DM tentang

Page 4: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

penatalaksanaan pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan

RS AWS Samarinda Tahun 2012.

b. Menganalisis gambaran tingkat pengetahuan penderita DM tentang

penatalaksanaan pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan

RS AWS Samarinda Tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Hasil dari penelitian dapat memberikan gambaran mengenai

tingkat pengetahuan penderita DM tentang penatalaksanaan

pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS

Samarinda Tahun 2012 dan dapat memberi informasi untuk penelitian

selanjutnya

2. Manfaat bagi perawat/profesi

Hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi tenaga

keperawatan untuk melaksanakan tindakan keperawatan pada klien

DM, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu asuhan

keperawatan yang diberikan kepada klien yang bersifat komprehensif.

3. Bagi instasi kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan

institusi pelayanan asuhan keperawatan di Puskesmas sebagai edukator

sekaligus pembaharuan pelayanan pada klien DM.

Page 5: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

4. Bagi masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan masyarakat tentang DM khususnya penderita DM.

Page 6: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2..1.1Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris

khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. (Sunaryo, 2004 : 25).

Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja melalui

cara-cara dan alat-alat tertentu (Suhartono, 2004 : 77).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2003 : 127).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini

mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari

pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan non formal.

Pengetahuan seeorang tentu suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif, kedua aspek ini yang akan menentukan sikap

Page 7: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

seeorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan

menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.

Menurut teori WHO yang dikutip Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk

objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overtbehavior). Dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan-

pengetahuan yang cukup, di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

(Notoatmodjo, 2003) yaitu:

1. Tahu

Tahu artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah faham terhadap obyek atau

Page 8: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajarinya.

1. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

2. Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

3. Sintesis

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada.

4. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian –penilaian itu

berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

criteria-kriteria yang telah ada.

Page 9: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Faktor internal

a. Pendidikan

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi masyarakat mudah

mengetahui informasi kesehatan salah satunya diabetes melitus.

b. Pekerjaan

Pekerjaan umumnya merupakan kegiatan yang banyak menyita

waktu. Dengan pekerjaan yang padat dan banyak menyita waktu

mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan informasi tentang

kesehatan.

c. Umur

Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Dengan umur yang matang masyarakat mampu berfikir atau mencari

informasi kesehatan diabetes melitus.

2. Faktor eksternal

a. Faktor lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam, lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

Page 10: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

kelompok. suatu lingkungan yang kurang mendapatkan tentang

informasi kesehatan terutama tentang diabetes melitus.

b. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi kesehatan tentang

diabetes melitus.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek

penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang akan diukur dari

subyek penelitian atau responden kedalam pengatahuan yang akan kita ukur

adapun pertanyaan yang akan digunakan untuk pengukuran pengetahuan

secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Pertanyaan subjektif, misal pertanyaan jenis essay.

b. Pertanyaan objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda, betul salah, dan

pertanyaan menjodohkan.

Dari kedua pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya

pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur

dalam pengukuran pengetahuan karena akan lebih mudah disesuaikan dalam

pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto,

2001).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan

seperangkat alat tes/kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur,

Page 11: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-

masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian

dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor

yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa

presentase dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

N = Sp x 100% / Sm

Keterangan:

N = Nilai pengetahuan

Sp = Skor yang didapat

Sm = Skor tertinggi maksimum

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : Hasil presentase 76%-100%

b. Cukup : Hasil presentase 56%-75%

c. Kurang : Hasil presentase < 56%

2.2 Diabetes mellitus

2.2.1 Definisi

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner and

Suddart, 2001).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang

disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh kelenjar

Page 12: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

pankreas. Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin, meskipun

jumlahnya normal (Redaksi Agro Media, 2009).

Diabetes mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan

hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi

insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (M.

Clevo Rendy, 2012).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan diabetes melitus merupakan

gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai kelainan metabolik akibat dari

gangguan hormonal yang ditandai kenaikan kadar glukosa dalam darah dan

menimbulkan komplikasi kronik.

2.2.2 Tipe Diabetes Mellitus

1. Diabetes melitus tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah penyakit yang serius. Penyakit ini merupakan

penyakit autoimun yang sering muncul pada anak-anak atau pada orang

dewasa dibawah umur 30 tahun. Juvenile diabetes muncul pada masa kanak-

kanak dan harus ditanggulangi dengan memberikan insulin. Lima sampai

10% dari seluruh kasus diabetes di dunia adalah diabetes melitus tipe 1.

2. Diabetes melitus tipe 2

Diabetes tipe 2 sering disebut DM yang tidak tergantung pada

insulin.Diabetes ini muncul pada usia dewasa dan disebabkan karena

kurangnya produksi insulin atau tidak efektifnya penggunaan insulin oleh

Page 13: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

tubuh. Sekitar 90-95% dari kejadian diabetes di seluruh dunia adalah

diabetes tipe 2.

2.2.3 Etiologi

1. Faktor Genetic

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri tetapi

mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya

diabetes tipe 1. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang

memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA

merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi

dan proses imun lainnya.

2. Faktor Imunologi

Pada diabetes tipe 1 terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini

merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal

tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya

seolah-olah sebagai jaringan asing.

3. Faktor Lingkungan

Faktor eksternal yang dapat memicu sel β pancreas, sebagai contoh

hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat

memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destruksi sel β pancreas.

Page 14: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

2.2.4 Tanda dan Gejala

Seseorang dapat dikatakan menderita diabetes mellitus apabila menderita

dua dari tiga gejala, yaitu:

1. keluhan TRIAS: Banyak minum, banyak kencing, dan penurunan berat

badan.

2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl

Keluhan yang sering terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah:

Poliuria, polidipsia, polifagia, berat badan menurun, lemah, kesemutan, gatal,

visus menurun, bisul luka, keputihan.

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita Diabetes melitus adalah

sebagai berikut:

1) Kesemutan.

2) Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum.

3) Rasa tebal di kulit.

4) Kram.

5) Cape.

6) Mudah mengantuk.

7) Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata.

8) Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita.

9) Gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual menurun, bahkan

impotensi.

Page 15: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

10) Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam

kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.

2.2.5 Kebiasaan Kecil Pemicu Diabetes

Menurut (Adib, 2011) diabetes bukan hanya di karenakan kekurangan

insulin di dalam tubuh, tetapi faktor makanan dan minuman juga bisa memicu

perkembangan penyakit ini. Meskipun pada dasarnya makanan dan minuman

bukan faktor utama penyebab diabetes melitus. Namun ketika makanan dan

minuman dikonsumsi secara berlebihan, maka akan membahayakan tubuh kita.

Berikut ini makanan dan minuman yang dapat memicu diabetes dalam tubuh.

1. Teh manis

Asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan kadar gula darah

melonjak tinggi. Hal ini belum ditambah dengan resiko kelebihan kalori.

Sekaligus teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung

kepekatan).

2. Gorengan

Jika hanya mengkonsumsi satu gorengan kecil, tentu belum cukup

karena bentuknya yang kecil. Padahal, gorengan adalah salah satu pemicu

penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, DM, dan stroke. Sebab,

penyebab penyakit kardiovaskuler (PKV) adalah penyumbatan pembuluh

darah dengan dislipedemia sebagai resiko utama.

Sebenarnya dislipedemia adalah kelainan metabolisme lipid yang

ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat),

Page 16: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.

Biasanya, peningkatan proporsi dislipedemia dalam masyarakat disebabkan

oleh kebiasaan mengkonsumsi berbagai makanan rendah serat tinggi lemak,

termasuk gorengan. Karena itu kita bisa mengkonsumsi kacang jepang dan

pie buah sebagai pengganti gorengan.

3. Kebiasaan memakan cemilan

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau makan malam, bisa

menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Namun, ketika kita belum

merasa kenyang, perut biasanya diisi dengan sepotong kue dua potong kue

cemilan, seperti biskuit atau keripik kentang. Padahal biskuit, kripik

kentang, kue dan lainnya mengandung hidrat arang yang tinggi tanpa

kandungan pangan yang memadai, sehingga semua makanan tersebut

digolongkan sebagai glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung

yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikan kadar

gula dalam darah. Untuk menghindari penyakit DM, sebaiknya kita

mengkonsumsi buah potong sebagai pengganti cemilan.

4. Malas beraktivitas

WHO mengatakan bahwa kasus diabetes di negara-negara Asia akan

naik hingga 90% dalam dua puluh tahun ke depan. Kurangnya aktivitas fisik

menyebabkan tubuh mudah terangsang kegemukan dan memiliki resiko

obesitas lebih tinggi, untuk menghindarinya, kita sebaiknya membiasakan

diri untuk bersepeda, jalan kaki atau aktivitas fisik lainnya.

Page 17: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

5. Kecanduan rokok

Sebuah penelitian menemukan bahwa perokok aktif memiliki resiko

DM sebesar 22%. Selain itu, disebutkan pula bahwa kenaikan resiko ini

tidak hanya disebabkan oleh rokok, tetapi juga kombinasi berbagai gaya

hidup tidak sehat, misalnya pola makan yang buruk dan kurang

berolahraga.

2.2.6 Komplikasi

Komplikasi-komplikasi pada Diabetes melitus menurut (Hartini, 2009)

dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Komplikasi Metabolik Akut

Komplikasi akut terdiri dari dua bentuk yaitu hipoglikemia dan

hiperglikemia. Hiperglikemia dapat berupa, Keto Asidosis Diabetik (KAD),

Hiperosmolar Non Ketotik (HNK) dan Asidosis Laktat (AL). Hipoglikemi

yaitu apabila kadar gula darah lebih rendah dari 60 mg % dan gejala yang

muncul yaitu palpitasi, takhicardi, mual muntah, lemah, lapar dan dapat

terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Hiperglikemi yaitu apabila kadar

gula darah lebih dari 250 mg % dan gejala yang muncul yaitu poliuri,

polidipsi pernafasan kussmaul, mual muntah, penurunan kesadaran sampai

koma.

KAD menempati peringkat pertama komplikasi akut disusul oleh

hipoglikemia. Komplikasi akut ini masih merupakan masalah utama, karena

angka kematiannya cukup tinggi. Kematian akibat KAD pada penderita DM

Page 18: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

tahun 2003 di negara maju berkisar 9 – 10%. Data komunitas di Amerika

Serikat, Rochester dikutip oleh Soewondo menunjukkan bahwa insidens

KAD sebesar 8 per 1000 pasien Diabetes mellitus per tahun untuk semua

kelompok umur. Hasil pengamatan di Bagian Penyakit Dalam RSCM

selama 5 bulan (Januari - Mei) tahun 2002, terdapat 39 pasien KAD yang

dirawat dengan angka kematian 15%.

2. Komplikasi Metabolik Kronik

Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah

di seluruh bagian tubuh (Angiopati diabetik). Angiopati diabetik untuk

memudahkan dibagi menjadi dua yaitu: makroangiopati (makrovaskuler)

dan mikroangiopati (mikrovaskuler), yang tidak berarti bahwa satu sama

lain saling terpisah dan tidak terjadi sekaligus bersamaan. Komplikasi

kronik DM yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

a. Mikrovaskuler :

1) Ginjal.

2) Mata.

b. Makrovaskuler :

1) Penyakit jantung koroner.

2) Pembuluh darah kaki.

3) Pembuluh darah otak.

4) Neuropati: mikro dan makrovaskuler

5) Mudah timbul ulkus atau infeksi : mikrovaskuler dan makrovaskuler.

Page 19: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

2.2.7 Pengendalian Diabetes Mellitus

Menurut (Hartini, 2009), pengobatan diabetes atau yang biasa disebut

pegendalian diabetes. Ada 4 hal terpenting yang perlu dijalankan agar penderita

diabetes dapat hidup sehat. Empat hal terpenting itu disebut empat pilar

pengendalian diabetes :

1. Edukasi

Pengobatan diabetes lama, teratur, terjadwal dan perlu disiplin,

terkadang akan mengubah pola hidup. Namun pada sebagian orang,

peraturan itu malah membosankan. Oleh karena itu, penderita diabetes harus

dibekali dengan pengetahuan tentang diabetes. Melalui edukasi, penderita

diabetes atau siapa saja bisa mengetahui dan mengerti apa itu diabetes,

masalah yang harus dihadapi, mengapa penyakit ini perlu dikendalikan

secepatnya, dan seterusnya.

2. Pengaturan makanan (diet)

Pengaturan makanan merupakan pilar terpenting bagi pengobatan

diabetes. Penderita diabetes yang bijak adalah yang mau belajar mengenal

makanan yang menyebabkan gula darah tinggi dan berusaha mengindari

makanan tersebut. Selain makanan penderita juga harus memantau

minumanya. Baik dari diabetes tipe 1 maupun tipe 2 tetap memerlukan

semua bentuk zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat. Pengaturan

makanan maksudnya merancang sedemikian pula makanan yang jumlahnya

sesuai dengan kebutuhan sehingga insulin yang tersedia mencukupi.

Disamping itu, susunan zat gizinya sehat dan seimbang.

Page 20: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

3. Olahraga / gerak badan

Olahraga atau latihan jasmani adalah pilar pengendalian diabetes

ketiga yang sangat penting. Olahraga baik untuk kesehatan pada umumnya

dan dapat membantu pengendalian gula darah dan berat badan. Gula darah

yang tinggi juga disebabkan oleh resistensi insulin yang dicetuskan oleh

kegemukan. Apabila kegemukan dikurangi, resistensi juga berkurang.

Disamping itu, olahraga walaupun tanpa menurunkan kegemukan juga dapat

mengurangi resistensi insulin.

4. Obat : tablet atau insulin

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Pada penderita diabetes melitus mempunyai dua masalah yaitu

pancreas yang sakit sehingga produksi insulin kurang atau karena sel

menjadi resisten dan tidak sensitif terhadap adanya insulin. Keadaan itu

akan diperberat jika makan dengan jumlah yang terlalu banyak. Oleh

karena itu, diet dan olahraga harus dipertahankan walaupun sudah

mendapat obat-obatan.

Terdapat berbagai obat yang masing-masing dikelompokan

menjadi :

1) Obat untuk memperbaiki jumlah insulin yang kurang adalah

membantu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi

insulin. Obatnya adalah sulfonylurea dan golongan glinid.

2) Obat untuk memperbaiki hambatan terhadap kerja insulin atau

resistensi insulin pada sel-sel, obatnya adalah yang mengurangi

Page 21: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

resisten insulin tersebut, yaitu golongan biguanid (metformin) dan

tiazolidindion (TZD).

3) Obat yang diberikan untuk merangsang insulindan menekan

glukogen inhibitor DPP-IV. Pengobatan dengan OHO hanya berlaku

untuk diabetes tipe-2. Untuk diabetes tipe-1 harus segera diberikan

suntikan insulin.

b. Insulin

Untuk diabetes tipe-1, insulin merupakan satu-satunya obat dan

diberikan langsung tanpa pertimbangan lain karena pancreas sudah tidak

menghasilkan insulin. Untuk diabetes tipe-2 insulin biasanya diberikan

dalam berbagai kondisi :

1) Apabila bermacam jenis OHO sudah diberikan maksimum, tetapi

gula darah tetap tidak terkendali, obat diganti insulin.

2) Insulin biasanya diberikan sebagai obat pertama pada penderita yang

waktu datang berobat berat badannya sudah turun dratis dalam waktu

singkat dengan gula darah yang tinngi.

3) Insulin biasanya juga diberikan apabila penderita menderita infeksi

hebat atau menjalani operasi besar

4) Pada komplikasi seperti gagal ginjal, gagal hati dan gagal jantung

yang berat, OHO biasanya harus segera dihentikan dan langsung

diganti insulin.

Page 22: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

2.3 Kerangka Teori

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2003 : 127).

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner

and Suddart, 2001). Dalam membahas diabetes mellitus, ada beberapa hal yang

perlu diketahui mulai dari pengertian diabetes mellitus, penyebab, klasifikasi,

faktor resiko, gejala klinis, komplikasi, sampai kepada penatalaksanaan

pengobatannya.

Menurut (Hartini, 2009), penatalaksanaan pengobatan diabetes atau yang

biasa disebut pegendalian diabetes. Ada 4 hal terpenting yang perlu dijalankan

agar penderita diabetes dapat hidup sehat. Empat hal terpenting itu disebut

empat pilar pengendalian diabetes :

1. Edukasi

2. Pengaturan makanan (diet)

3. Olahraga / gerak badan

4. Obat : tablet atau insulin

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

b. Insulin

Page 23: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Kerangka Teori

Keterangan:

Tingkat Pengetahuan penderita DM

Penatalaksanaan

pengobatan

Edukasi Diet

Aktivitas Fisik/

Olahraga

Farmakologis/ Obat

Pengertian

KlasifikasiPenyebab

Tingkat Pengetahuan:- Tinggi- Sedang- Rendah

KomplikasiGejala Klinis

Page 24: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Berhubungan

BAB III

Page 25: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pendekatan sistem dengan menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari

input, proses, dan output, maka kerangka penelitian ini dapat digambarkan

dalam bagan sebagai berikut:

Input Proses Output

3.2 Definisi Operasional

No VariabelDefinisi

OperasionalAlat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Variabel

Independen:

Tingkat

Pengetahuan

Gambaran tingkat

pengetahuan pada

pasien DM

tentang

Kuisioner Tinggi 76-

100%

Sedang 56-

Ordinal

Penatalaksanaan Pengobatan DM:

- Edukasi- Diet- Aktivitas Fisik/ Olahraga- Farmakologis/ Obat

Tingkat Pengetahuan

Tinggi 76-100%Sedang 56-75%Kurang <56%

Pasien DM di Ruang Flamboyan RS AWS SAmarinda Tahun 2012

Page 26: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Pasien DM penatalaksanaan

DM yang diukur

dengan kuisioner

sebanyak…..

dengan kriteria

hasil :

Tinggi 76-100%

Sedang 60-75%

Kurang <60%

75%

Kurang

<56%

2 Variabel

Dependen:

Penatalaksanaan

Pengobatan DM

Pengetahuan

Penatalaksanaan

Pengobatan DM

dalam:

1. Edukasi

2. Diet

3. Aktivitas Fisik

4. Farmakologis/

obat

Kuisioner Tinggi 76-

100%

Sedang 56-

75%

Kurang

<56%

Ordinal

BAB 4

METODE PENELITIAN

Page 27: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian

rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertannyaan

penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang

dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan

pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2007)

Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Desain

dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu jenis penelitian yang

menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel dependen dan

independen hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini

peneliti melakukan observasi atau pengukuran  variabel pada satu saat. Artinya

subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek

dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro dan Ismael, 1995).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2005).

Populasi adalah objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo,

2005).

Page 28: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menderita

Diabetes Mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda dalam kurun waktu

3 bulan terhitung mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2007). Sampel

merupakan sebagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Hidayat, 2007). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,

2007).

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita Diabetes

Mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda dalam kurun waktu 3 bulan

terhitung mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.

4.2.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008).

Pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu

suatu teknik penetapan sampling dengan cara menjadikan semua populasi

sebagai sampel penelitian.  (Nursalam, 2008).

Page 29: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1 Tempat

Lokasi    penelitian  ini   dilaksanakan di Ruang Flamboyan RS AWS

Samarinda yang berjumlah 20 orang.

4.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013.

4.4 Pengumpulan Data

4.4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2007). Pada penelitian ini pengumpulan data adalah dengan

memberikan kuisioner kepada setiap responden. Kuesioner berisi beberapa

pertanyaan  yang sebelum pengisian kuisioner dilakukan, menjelaskan terlebih

dahulu kepada responden mengenai maksud dan tujuan penelitian. Hasil

kuisioner akan dikonfirmasi dalam bentuk prosentase dan narasi.

4.4.2 Proses Pengumpulan Data

1. Persiapan Perijinan

a. Peneliti terlebih dahulu mengajukan judul pada institusi pendidikan

(Akper Pemprop Kaltim).

Page 30: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

b. Institusi pendidikan (Akper Pemprop Kaltim) mengajukan permohonan

surat ijin penelitian dan studi pendahuluan.

c. Setelah mendapat ijin dari institusi pendidikan peneliti membawa surat

tembusan dari institusi kepada badan Kesbang.

d. Setelah mendapat surat ijin dari badan Kesbang peneliti membawa surat

ke Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda.

e. Peneliti membuat proposal dengan bimbingan dari institusi pendidikan,

proposal akan diujikan terlebih dahulu kemudian dilakukan penelitian.

4.4.3 Pelaksanaan

            Cara kerja dan teknik pengumpulan data:

1. Membuat instrument (kuesioner)

2. Menyebarkan kuisoner kepada responden

3. Melakukan scoring dan tabulating data

4.5 Analisis Data

4.5.1 Rencana Analisa Data

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan gambaran

mengenai tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan

pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS Samarinda. Maka

untuk mendapatkan gambaran antara variable  menggunakan metode analisa

data chi square.

1. Variabel Pengetahuan

Page 31: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Untuk mengukur pengetahuan diperhitungkan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

P = f/n × 100%

Keterangan:

P = Prosentase

F = jumlah jawaban yang benar

N = jumlah skor maximal

4.6 Etika Penelitian

Penelitian dengan menggunakan manusia sebagai objek tidak boleh

bertentangan dengan etika.

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

sebelum dilakukan penelitian ( Aziz, 2007).

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.

Jika responden penelitian bersedia untuk diteliti maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika menolak untuk di teliti

maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak – hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Nama responden tidak akan di cantumkan pada lembar kuesioner, dan

untuk mengetahui keikutsertaan responden maka peneliti akan memberi

kode pada lembar kuesioner.

Page 32: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden pada lembar kuesioner tetapi lembar tersebut tetap diberi kode

(Hidayat, 2007).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi di jamin oleh peneliti dengan cara hanya

menyajikan / melaporkan data tertentu.

4.7 Rencana Anggaran Biaya

Rincian rencana kebutuhan anggaran yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pengetikan dan Print Rp. 300.000,-

2. Photo Copy Proposal Rp. 50.000,-

3. Penjilidan Rp. 30.000,-

4. Print out Rp. 100.000,-

5. Lain-lain Rp. 3 0.000, - +

Total Rp. 510.000

4.8 Rencana Jadwal Penelitian

Adapun rencana jadwal penelitian telah disusun sebagai berikut:

Jadwal Penelitian

Page 33: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

No Tgl/Bln/Thn Jam

(WITA)

Tindakan

Melakukan

perjanjian

Membagikan

quisioner

1 13/03/13 09.00

2 20/03/13 09.00

3 27/03/13 09.00

4 03/04/13 09.00

5 10/04/13 09.00

6 17/04/13 09.00

7 24/04/13 09.00

8 1/05/13 09.00

9 8/05/13 09.00

10 16/05/13 09.00

11 23/05/13 09.00

12 30/05/13 09.00

                                          DAFTAR PUSTAKA

Page 34: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

A. Setiono M. (2005). Hidup Sehat & Normal dengan Diabetes, Yogyakarta:

Thinkfresh

Arikunto, S. (2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi

Jakarta Rineka Cipta

Hidayat, A. 2003. Riset Keperawatan Sebuah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:

Salemba Media.

Hotma Rumahorba, Skp. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta. EGC

Michael Bryer-Ash, MD. 2012. 100 Tanya-Jawab Mengenai Diabetes.

Jakarta. Indeks

M. Clevo Rendy. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit

Dalam. Yogyakarta. Nuha Medika

Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : PT Infomedika.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

PT.Rineka     Cipta.

Prapti. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Diabetes. Jakarta: Agro Media

Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta : Graha

Ilmu

Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian, Bandung : CV Alvabeta.

Page 35: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

LAMPIRAN

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

Samarinda, 27 Oktober 2012

Kepada,

Responden yang kami hormati,

Sehubungan dengan dilakukan penelitian oleh mahasiswa Akademi

Keperawatan Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur, tentang “Analisa gambaran

tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan pengobatan

diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS SamarindaTahun 2012”. Maka

dengan ini kami menyampaikan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang penatalaksanaan

pengobatan diabetes mellitus di Ruang Flamboyan RS AWS SamarindaTahun

2012. Responden akan ditanya apakah ingin berperan serta bersama peneliti,

dimana sebelumnya akan diberikan penjelasan yang akan dilakukan oleh peneliti

dan setelah itu responden akan diberikan quisioner.

Responden tidak harus terlibat dalam penelitian ini jika responden tidak

menginginkannya. Responden dapat mengundurkan diri setiap saat, dengan

mengatakan peneliti.

Page 36: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Apabila pada saat dilakukan penelitian terjadi hal yang tidak diinginkan,

maka peneliti akan bertanggungjawab dan berusaha memberikan solusi terhadap

masalah yang terjadi.

Dalam penulisan hanya inisial responden yang akan ditulis pada jadwal

kegiatan format hasil pengukuran. Semua data dari responden akan bersifat

rahasia dan apabila ada sesuatu yang tidak jelas dan ingin ditanyakan silakan

menanyakan kepada kelompok peneliti, karna peneliti akan menjawab dengan

sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutupi dari klien dan tidak berbohong akan

apalagi menipu klien

Demikian lembar penjelasan responden ini dibuat, atas perhatian, kerjasama

dan partisipasi responden kami ucapkan terima kasih.

Peneliti

(M. Zainuri. A. M )

Page 37: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ..................................................

Umur : ..................................................

Jenis Kelamin : ..................................................

Alamat : ..................................................

Dengan ini saya memahami dan bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini. Demikian lembar persetujuan responden ini saya buat dengan sadar

dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

(M. Zainuri. A. M ) (…………………)

Tim Peneliti

Samarinda, 27 Oktober 2012

Mengetahui,

Responden

Page 38: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Lampiran 3

LEMBAR PROTOKOL PROSEDUR TINDAKAN PENELITIAN

1. Persiapan

a) Persiapan responden dan lembar quisioner

b) Penjelasan pada responden tentang penelitian yang akan di lakukan.

c) Tanda tangan lembar persetujuan responden

2. Pelaksanaan

a) Memberikan lembar quisioner kepada responden

b) Menunggu responden mengisi lembar quisoner

c) Mengumpulkan lembar quisioner dan menganalisa data.

3. Penutup

a) Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada responden

b) Memberikan reinforcement berupa pujian kepada responden karena

bersedia ikut serta dalam kegiatan dan mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan pihak peneliti.

c) Memberikan saran-saran yang bermanfaat kepada klien.

d) Memberikan kenang-kenangan kepada responden sebagai wujud terima

kasih.

Page 39: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

Lampiran 4

PERTANYAAN KUISIONER

Daftar Pertanyaan:

1. Apakah bapak/ibu pernah mengecek gula darah?

a. Ya

b. Tidak

2. Berapa gula darah bapak/ibu pada terakhir kali kontrol ?

a. < 150 m/dl

b. >150 mg/dl

3. Berapa kali dalam sebulan bapak/ibu melakukan kontrol gula darah?

a. <3x

b. >3x

c. Tidak tentu

4. Jika gula darah tinggi apakah bapak/ibu mendapatkan obat penurun gula

darah?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah bapak/ibu pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang DM

sebelumnya?

a. Ya

b. Tidak

Page 40: Proposal Penelitian Pengetahuan DM

6. Apakah bapak/ibu mengetahui beberapa terapi yang digunakan untuk

mengontrol gula darah pada penderita DM?

a. Ya

b. tidak

7. Apakah bapak/ibu sering berolahraga?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah bapak/ibu mendapatkan saran terapi diet untuk mengontrol gula darah

dari dokter?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah bapak/ibu sampai saat ini masih menjalankan program terapi diet

tersebut?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah bapak/ibu mengetahui tentang terapi insulin?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah saat ini bapak/ibu mendapatkan terapi insulin?

a. Ya

b. Tidak