Proposal Penelitian MI 2
-
Upload
hardylintar -
Category
Documents
-
view
50 -
download
2
Transcript of Proposal Penelitian MI 2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan limbah yang kurang baik akan menjadi masalah serius di lingkungan
sekitar. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, keberadaan limbah karena sifatnya
cenderung menurunkan mutu, fungsi dan kemampuan lingkungan. Keberadaan limbah
secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan ketidaknyamanan atau dampak
negatif bagi kesehatan masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan pola pengolahan limbah
selalu dikaitkan dengan teknologi dan pengelolaan yang relatif mahal. Namun, tidak
semua limbah memiliki persepsi demikian. Melalui perkembangan penelitian yang ada,
banyak jenis limbah yang dapat didaur ulang untuk dimanfaatkan kembali. Limbah udang
adalah hasil samping yang dibuang industri pengolahaan udang beku. Hasil samping
berupa kepala, kulit dan ekor udang. Kualitas limbah udang berdasarkan kandungan
nutrien dan unsur haranya cukup baik dan layak dijadikan bahan pembuatan pupuk
organik cair.
Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk
anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organic yang mampu memperbaiki
sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan
tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel,
meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan merevitalisasi
daya olah tanah. Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia yaitu meningkatkan kapasitas
tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan meningkatkan proses pelapukan
bahan mineral. Adapun terhadap sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagi
mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan
lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat (Hadisuwito, 2008). Pupuk
organik disamping dapat menyuplai hara NPK, juga dapat menyediakan unsur hara mikro
sehingga dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah
diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang.
Semakin tingginya aplikasi pupuk anorganik tanpa pengembalian bahan organik ke
tanah mengakibatkan keseimbangan dan ketersediaan hara tanah terganggu. Tingginya
1
harga pupuk dengan ketersediaan yang terbatas dan efisiensi pemupukan yang rendah
mengakibatkan pemupukan tidak lagi nyata meningkatkan hasil. Pupuk organik cair
merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan, kecukupan, dan
efisiensi serapan hara bagi tanaman lidah buaya. Pengaruh pupuk cair terhadap
pertumbuhan dan hasil lidah buaya telah banyak diteliti, tetapi pupuk organik cair masih
terbatas. Oleh karena itu penelitian pengaruh pupuk organik cair pada lidah buaya masih
dianggap penting. Salah satu hasil yang sangat diharapkan dari penelitian ini adalah
potensi pupuk organik cair dalam pertumbuhannya di tanah gambut.
Pupuk organik cair merupakan larutan dari hasil pembusukan bahan – bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur (Hadisuwito, 2007). Sementara itu Parnata (2004)
menambahkan bahwa pupuk organik cair memiliki kandungan bahan kimia maksimal 5%
dan mengandung bahan tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam
pupuk organik padat.
Lidah Buaya atau Aloe vera merupakan sejenis tanaman berduri yang berasal dari
daerah kering di Benua Afrika. Menurut sejarahnya, lidah buaya dibawa ke Indonesia oleh
bangsa Cina pada abad ke-17. Semula pemanfaatan tanaman tersebut terbatas
sebagai tanaman hias, ramuan obat-obat tradisional, dan bahan kecantikan. Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman lidah buaya
berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan
makanan dan minuman kesehatan.
Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.
Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim,
asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan.
Sifat kimia dan fisika tanah gambut merupakan sifat-sifat tanah gambut yang penting
diperhatikan dalam pengelolaan lahan gambut. Sifat kimia seperti pH, kadar abu, kadar N,
2
P, K, kejenuhan basa (KB), dan hara mikro merupakan informasi yang perlu diperhatikan
dalam pemupukan di tanah gambut.
Sifat fisika gambut yang spesifik yaitu berat isi (bulk density) yang rendah
berimplikasi terhadap daya menahan beban tanaman yang rendah. Selain itu agar
tanah gambut dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama, maka laju subsiden
(penurunan permukaan tanah) dan sifat mengering tidak balik (irreversible drying) perlu
dikendalikan agar gambut tidak cepat habis.
Dari penjelasan di atas perlu adanya pengembangan terhadap limbah masyarakat yang
akan sebagaimana menjadi bermanfaat dengan pembuatan pupuk organik sebagai sumber
nutrisi bagi tanaman maupun tanah dalam budidaya pertanian.
B. Tujuan Percobaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana limbah
masyarakat seperti kepala, kulit dan ekor udang yang dapat di daur ulang menjadi pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya (Aloevera Chinensis) pada tanah
gambut.
3
II. KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Sistematika dan Botani Tanaman Lidah Buaya
Menurut Anonymous (2012),Lidah buaya sering dikenal dengan nama aloe vera atau
aloe. Karena penyebarannya yang cukup luas, lidah buaya memiliki nama lokal yang
beragam, yang jumlhanya mencapa sekitar 75 nama, di antaranya adalah ghai kunwar,
gwar-patha, yaa dam, lou-houey, zambila, dan lain-lain. Kata aloe berasal dari bahasa
Arab ”alloeh” yang artinya zat yang pahit dan berkilau, sedangkan kata “vera” dianggap
dari bahasa Latin yang bermakna kebenaran. Secara spesifik sebenarnya kata “aloe”
menurut badan kesehatan dunia (World Health Organization) digunakan untuk
mendefinisikan hasil pengeringan jus daun Aloe vera (L.) Burn. F. Atau A. Ferox Mill
dari hasil hibridanya. Aloe vera (L.) Burn. F. Dianggap sinonim dari naman yang
sebenarnya, yaitu Aloe barbadensis Mill. Taksonomi tanaman lidah buaya seperti
berikut ini :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas : Monocotyledoneae
Famili : Liliales
Ordo : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera
Lidah buaya atau Aloe vera berbatang pendek dan kecil yang dikelilingi oleh pelepah
daun. Batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian
terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya
menjadikan anakan. Lidah buaya yang bertangkai panjang juga muncul dari batang
melalui celah-celah atau ketiak daun. Lidah buaya tidak mempunyai cabang. Batang lidah
buaya juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman menurut Anonymous (2012).
4
Daun tanaman lidah buaya berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daun
lidah buaya melekat dari bagian bawah batu satu dengan yang lain berhadap-
hadapan membentuk struktur khas yang disebut roset. Daunnya berdaging tebal, tidak
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak mengandung air) dan
banyak mengandung getah atau lendir (gel) yang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan
baku obat. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan
daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 – 75
cm, dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. Pada
tepi daun terdapat duri yang tidak terlalu keras, warna daunnya berwarna hijau, dan pada
daun yang masih muda terdapat bercak-bercak putih menurut Anonymous (2012).
Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul,
keluar dari ketiak daun. Bunganya berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk
tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga lidah buaya biasanya muncul bila
ditanam di pegunungan menurut Anonymous (2012).
Akar tanaman lidah buaya berupa akar serabut yang pendekmenyebar ke samping di
bagian bawah tanaman. Panjang akar berkisar antara 50–100 cm. Untuk
pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya
Anonymous (2012).
2. Syarat Tumbuh Tanaman Lidah Buaya
Menurut Anonymous (2012) Lidah buaya dapat tumbuh optimal apabila ditanam
atau tumbuh di daerah, sebagai berikut.
a. Iklim
Tanaman lidah buaya tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah
hujan, dan sinar matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat
menyimpan air pada daunnya yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga
dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Suhu optimum untuk
pertumbuhan tanaman lidah buaya antara 28°C-32°C. Lidah buaya termasuk
tanaman yang efektif penggunaan air, sehingga dapat tumbuh di daerah basah
maupun kering. Namun, lidah buaya yang tumbuh di daerah basah rentan
terserang cendawan.
5
b. Ketinggian tempat
Lidah buaya dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran tinggi sampai
daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut, tetapi
untuk mendapatkan hasil terbaik sebaiknya lidah buaya dibudidayakan pada
daerah yang ketinggiannya kurang dari 1.000 m dpl.
c. Tanah
Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik,
dan gembur. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun
tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk.
Derajat keasaman atau pH ideal untuk tanaman lidah buaya adalah 5,5 - 6. Tanah
yang terlalu asam dapat mengakibatkan tanaman lidah buaya keracunan logam
berat, sehingga ujung-ujung daun menjadi kuning seperti terbakar, pertumbuhan
terhambat, dan jumlah anakan berkurang. sirkulasi air dan udara selalu dalam
keadaan baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
3. Peran Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman (Deptan, 2010)
Pupuk Organik mempunyai banyak manfaat, Pemakaian pupuk organik secara kontinu dan berkesinambungan akan memberikan keuntungan dan manfaat dalam pemakaian jangka panjang yaitu :
1. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.
2. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
6
3. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman.
4. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
5. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.
6. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.
7. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah.
8. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan. (Erianto, 2009).
Pupuk organik dapat berperan sebagai “pengikat” butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan ini besar pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik/bahan organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti:
1. Penyediaan hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe, meskipun jumlahnya relative sedikit. Penggunaan bahan organik dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang.
7
2. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.
3. Dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti Al, Fe, dan Mn. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman. Jadi penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, sekali gus sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba (BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006).
B. Hipotesis
1. Penggunaan pupuk organik modifikasi dengan komposisi bahan tertentu
memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman lidah
buaya (aloevera chinensis)
2. Penggunaan pupuk organik modifikasi dengan takaran tertentu akan memberikan
pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman lidah buaya
(aloevera chinensis)
3. Kombinasi antara pupuk organik modifikasi dengan takaran dan komposisi bahan
pembuatan pupuk organik modifikasi tertentu akan memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman lidah buaya (aloevera chinensis)
8
BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian akan dilaksanakan di DINAS PERTANIAN PERIKANAN
DAN KEHUTANAN KOTA PONTIANAK Jl. Budi Utomo No. 29 Siantan Hulu
Pontianak waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan ……sampai dengan
bulan……2013.
B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit lidah buaya,
Kepala,kulit dan ekor udang segar, EM4 (EM4 adalah Effective Microorganism, terdiri dari
mikro organisme hidup yang berfungsi untuk menguraikan dan membantu proses
fermentasi, Gula pasir, air, pupuk urea atau NPK dan abu .
Alat yang digunakan adalah belender, sendok makan, botol, cangkul, parang,
meteran, timbangan, tali plastic, gunting, hands prayer dan ember.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial, yang terdiri dari dua faktor perlakuan dengan 16 kombinasi yang
diulang tiga kali. Adapun faktor perlakuannya adalah:
1. Komposisi Bahan Pembuatan Pupuk Organik cair
F1 =
F 2 =
F 3 =
F4 =
2. Takaran Pupuk Organik
T1 =
T2 =
T3 =
9
Komposisi Bahan Pupuk
Modifikasi (F)
Takaran Pupuk Modifikasi (T)
T1 T2 T3
F1 F1 T1 F1T2 F1T3
F2 F2 T1 F2T2 F2T3
F3 F3T1 F3T2 F3T3
F4 F4 T1 F4 T2 F4 T3
Kombinasi takaran dan berbagai jenis pupuk organik cair lidah buaya dapat dilihat
pada tabel 1. dibawah ini:
Tabel 1. Kombinasi perlakuan jenis pupuk kompos dan umur bibit padi
D. Analisis Statistik
Kombinasi perlakuan beberapa jenis pupuk modifikasi dan takaran pupuk
modifikasi dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini :
Tabel 2. Daftar analisis keragaman Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
Sumber Keragaman
(SK)
Derajat
Bebas (DB)
Jumlah
Kuadrat (JK)
Kuadrat
Tengah (KT)
F Hitung
(F – Hit)
Kelompok (K) R-1=V1 JKK JKK/ V1 KTK/KTG
Perlakuan (P) P-1=V2 JKP JKP/ V2 KTP/KTG
Komposisi Bahan (F) P-1=V3 JKF JKF/ V3 KTF/KTG
Takaran (T) T-1=V4 JKT JKT/ V4 KTT/KTG
Interaksi (I) V3.V4=V5 JKI JKI/ V5 KTI/KTG
Galat (G) V1.V2=V6 JKG JKG/ V6
Total (T) (R.P.P)-1 JKT
Sumber : Hanafiah, KA. 2001. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
10
Uji analisis keragaman dihitung dengan membandingkan nilai F-Hitung dan F-
tabel pada taraf 5% dan 1%. Apabila nilai F-hitung lebih kecil dari F-tabel pada taraf
uji 5%, maka perlakuan dinyatakan berpengaruh tidak nyata (tn). Apabila F-hitung
lebih besar dari F-tabel pada taraf 1% dan 5% maka perlakuan dinyatakan perpengaruh
sangat nyata (** ) , sedangkan bila F-hitung lebih besar dari F-tabel pada taraf 5%
tapi lebih kecil dari F-tabel pada taraf 1%, maka perlakuan dinyatakan
berpengaruh nyata (*).
Untuk memperoleh ketelitian hasil yang diperoleh dari penelitian ini digunakan uji
keragaman (KK) dengan rumus:
KK KTG
x100%
Y
Keterangan
KK : Koefisien keragaman
KTG : Kuadrat tengah galat
Y : Nilai rata-rata umum
Uji lanjutan yang dipakai untuk melihat perbedaan masing-masing perlakuan
adalah uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus sebagai berikut :
1. Komposisi Bahan Pupuk Modifikasi (F)
BNJ (F) = Qt (P.DBG) x KTGK.F
2. Takaran
BNJ (T) = Qt (T.DBG) x KTGK.T
3. Interaksi
BNJ (I) = Qt (I.DBG) x KTG
11
K
Keterangan:
Qt = Nilai baku pada taraf uji
F = Komposisi bahan pupuk modifikasi
T = Takaran
I = Interaksi
K = Kelompok
P = Perlakuan
DBG = Derajat bebas galat
KTG = Kuadrat tenga
12
13