Proposal Penelitian Kuantitatif

43
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, MOTIVASI KERJA GURU DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI SISWA MTS ASIH PUTERA KOTA CIMAHI Proposal Penelitian Diajukan sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pemangku: Prof. Dr. Hj. Rahayu, M.Pd. Oleh Edwin Wahyudin NIM: 2.214.6.033

Transcript of Proposal Penelitian Kuantitatif

Page 1: Proposal Penelitian Kuantitatif

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, MOTIVASI KERJA GURU DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI SISWA

MTS ASIH PUTERA KOTA CIMAHI

Proposal Penelitian

Diajukan sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pemangku: Prof. Dr. Hj. Rahayu, M.Pd.

OlehEdwin WahyudinNIM: 2.214.6.033

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAMPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Page 2: Proposal Penelitian Kuantitatif

A. JUDUL PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI DAN KINERJA GURU TERHADAP

PRESTASI SISWA MTS ASIH PUTERA KOTA CIMAHI

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia terlahir ke dunia ini dengan daya perjuangan yang tinggi. Perjuangan manusia diawali

dengan spermatozoa /spérmatozoa/ n Bio sel mani yg apabila masuk ke dalam sel telur bisa

menimbulkan pembuahan. Sel jantan ini terdiri atas ribuan atau bahkan jutaan dan yang bisa

membuahi pada sel telur hanya beberapa saja, serta yang bisa sukses membuahi sel telur dengan

sempurna hanya satu saja. Oleh karena itu, setiap manusia yang lahir ke dunia ini, bagaimana pun

keadaannya, pasti memiliki keinginan, dorongan, dan semangat untuk dihargai, diterima, dan

berprestasi.

Madrasah atau sekolah merupakan ujung tombak pendidikan yang langsung berinteraksi dengan

masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa hidup dengan dilandasi iman dan takwa terhadap Allah

SWT, mandiri, cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan bermanfaat bagi dirinya, orang tuanya,

masyarakat selingkung dan dunianya, sangat bergantung pada kondisi madrasahnya itu sendiri.

Oleh karena itu, madrasah selaku organisasi mikro dalam pendidikan harus memiliki batasan

standar dalam manajemennya. Batasan standar yang dimaklumatkan berdasarkan Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) Indonesia ada 8, di antaranya: standar isi, standar proses, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar kompetensi lulusan, standar pengelolaan, standar

sarana dan prasarana, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Fokus utama dalam pendidikan itu adalah manusia. Manusia yang diajari manusia untuk

menjadikan manusia yang sesungguhnya. Manusia yang sempurna, baik fisik, psikis, dan

sosialnya. Untuk proses memanusiakan manusia ini tentu membutuhkan pengelolaan dengan

benar. Pengelolaan pendidikan yang benar bisa dilakukan di lembaga formal, baik TK/RA, SD/MI,

SMP/MTS, SMA/SMK/MA maupun PT/Universitas.

Lembaga pendidikan ini merupakan kumpulan orang-orang yang tersebar dalam unit kerja yang

ada di dalamnya yang secara sadar dan teratur, serta terus-menerus untuk mencapai tujuan.

Lembaga pendidikan ini terkatagori sebuah organisasi. Dalam organisasi, faktor manusia

merupakan inti tujuan di setiap kegiatan yang ada di dalamnya. Organisasi merupakan

kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat

diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 1

Page 3: Proposal Penelitian Kuantitatif

Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh

manusia yang menjadi anggota atau pengurus madrasah.

Madrasah membutuhkan faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin (kepala

madrasah) maupun pendidik dan tenaga kependidikan pada pola tugas dan pengawasan yang

merupakan penentu tercapainya tujuan madrasah. Sumber daya manusia merupakan tokoh

sentral dalam organisasi maupun madrasah. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik,

madrasah harus memiliki pendidik dan tenaga kependidikan yang berpengetahuan dan

berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola madrasah seoptimal mungkin sehingga

kinerja pendidik dan tenaga kependidikan meningkat.

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan (pendidik dan tenaga

kependidikan) merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang

baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan

mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha

meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor

kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan (pendidik dan tenaga kependidikan).

Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi madrasah untuk dapat bertahan

dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Pada term modern yang sekarang,

madrasah sudah masuk dalam ranah bisnis. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk meningkatkan

kinerja karayawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan

untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup madrasah tergantung pada kualitas kinerja

sumber daya manusia yang ada di dalamnya.

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Asih Putera merupakan madrasah yang bergerak di bidang jasa,

yaitu bagaimana agar masyarakat percaya dan menitipkan anak-anaknya di madrasah ini. Untuk

itu, madrasah berupaya untuk selalu meningkatkan layanan pendidikannya agar semua

pelanggannya (masyarakat) merasa puas. Kepuasan masyarakat terhadap proses pendidikan di

MTs ini menjadi modal utama dalam pemasarannya sehingga pelanggan akan terus mengalami

peningkatan. Madrasah ini mulai berdiri pada tahun 2000. Sampai sekarang, lulusannya selalu

bisa masuk ke sekolah-sekolah favorit di Kota Cimahi atau Kota Bandung dan dari sekolah-sekolah

lanjutannya tersebut, yang semula lulus dari MTs ini banyak diterima di perguruan tinggi favorit di

Jawa Barat. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan pada prestasi siswa MTs Asih

Putera ini yang berlokasi di Kota Cimahi karena madrasah ini sudah menjadi sekolah

kebanggaan Kota Cimahi, baik di tingkat Kementerian Pendidikan Budaya, Pemuda dan Olah Raga

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 2

Page 4: Proposal Penelitian Kuantitatif

dan Kementerian Agama Kota Cimahi. Madrasah ini berlokasi di Jalan Cihanjuang (Daeng M.

Ardiwinata) No. 199, Cibabat, Cimahi Utara, Kota Cimahi.

Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh madrasah

tersebut. Semakin banyak pendidik dan tenaga kependidikan yang mempunyai kinerja tinggi,

maka produktivitas madrasah secara keseluruhan akan meningkat sehingga madrasah akan

dapat bertahan dalam persaingan global. Pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk

mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan

pendidik dan tenaga kependidikan dapat diukur melalui kepuasan konsumen (para murid dan

orang tuanya), berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal.

Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan MTs Asih Putera juga dapat diukur melalui

penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu

semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu madrasah yaitu

prestasi para muridnya.

Prestasi siwa atau murid menjadi fokus dalam proses pendidikan yang dilakukan oleh MTs Asih

Putera. Prestasi yang diharapkan terbagi ke dalam beberapa ranah seperti berkata sopan,

berperilaku santun, konsisten dalam beribadah, menyayangi makhluk, dan berprestasi dalam

bidang akademik, seni, dan olah raga.

Namun demikian, terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan prestasi siswa ini, di

antaranya adalah menurunnya keinginan pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai

prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang

menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga

menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian

prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunnya kinerja pendidik dan

tenaga kependidikan dalam bekerja. Dan itu semua berpengaruh terhadap prestasi siswa. Faktor-

faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa adalah gaya kepemimpinan

kepala sekolah/madrasah, motivasi dan kinerja guru.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang

tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Suranta, 2002). Gaya kepemimpinan

cocok apabila tujuan madrasah telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya.

Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,

karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai

tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Madrasah menggunakan penghargaan atau

hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan.

Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 3

Page 5: Proposal Penelitian Kuantitatif

kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses

tidaknya pendidik dan tenaga kependidikan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan atasannya (Hardini, 2001 dalam Suranta, 2002). Suranta (2002) dan

Tampubolon (2007) telah meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja,

menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

pendidik dan tenaga kependidikan.

Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri manusia yang

mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas

dengan baik dalam lingkup pekerjaannya (Hakim, 2006). Robbins (2006) mendefinisikan motivasi

sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha

mencapai sasaran. Motivasi sebagai proses yang bermula dari kekuatan dalam hal fisiologis

dan psikologis atau kebutuhan yang mengakibatkan perilaku atau dorongan yang ditujukan

pada sebuah tujuan atau insentif (Moekijat, 2001 dalam Hakim, 2006). Beberapa peneliti

telah menguji hubungan antara motivasi dengan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan,

antara lain Suharto dan Cahyono (2005), Hakim (2006). Pengaruh motivasi kerja terhadap

kinerja menunjukan hasil yang sama bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja

pendidik dan tenaga kependidikan menunjukan hubungan positif dan signifikan.

Berdasarkan survei pendahuluan, peneliti menemukan adanya siswa dan tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan kurang menaati tata tertib, ketentuan-ketentuan madrasah yang

memberatkan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, di samping gaya kepemimpinan dan

motivasi yang cukup tinggi. Kemudian timbul pemikiran bagaimana keseluruhan faktor tersebut

saling berkesinambungan sehingga mempengaruhi prestasi siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Motivasi dan Kerja Guru terhadap Prestasi Siswa MTs Asih Putera”.

C. RUMUSAN MASALAH

Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan yang

diinginkan madrasah. Permasalahan dari madrasah ini adalah tinggi rendahnya prestasi siswa,

untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan prestasi siswa, dengan permasalahan tersebut

diduga faktor gaya kepemimpinan, motivasi dan kinerja kerja guru mempunyai pengaruh

terhadap prestasi siswa.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 4

Page 6: Proposal Penelitian Kuantitatif

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan Kepala MTs Asih Putera?

2. Bagaimana motivasi kerja guru MTs Asih Putera?

3. Bagaimana kinerja guru MTs Asih Putera?

4. Bagaimana prestasi siswa MTs Asih Putera?

5. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?

6. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?

7. Bagaimana pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?

8. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala, motivasi dan kinerja guru secara bersama-

sama terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?

D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan

bukti empiris mengenai pengaruh gayakepemimpinan, motivasi dan kinerja guru terhadap

prestasi siswa. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini

dilakukan dengan tujuan:

1. Mengetahui gambaran gaya kepemimpinan kepala madrasah.

2. Mengetahui gambaran motivasi guru.

3. Mengetahui gambaran kinerja guru.

4. Mengetahui gambaran prestasi siswa.

5. Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan madrasah terhadap prestasi siswa.

6. Mengetahui pengaruh variabel motivasi kerja guru terhadap prestasi siswa.

7. Mengetahui pengaruh variabel kinerja guru terhadap prestasi siswa.

8. Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi dan kinerja

guru secara bersama-sama terhadap prestasi siswa.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 5

Page 7: Proposal Penelitian Kuantitatif

E. KAJIAN PUSTAKA

Sebelumnya sudah banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala

terhadap kinerja guru atau karyawan. Beberapa hasil penelitian yang dapat penulis ungkap di sini

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Murzaeni (2003) tentang “Pengaruh persepsi guru

mengenai kriteria kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja guru

SMU swasta di Kota Tegal”, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara

pengaruh persepsi guru mengenai kriteria kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja

secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMU swasta di Kota Tegal. Variabel kinerja guru

yang dijelaskan oleh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja adalah 46,6%,

sedangkan sisanya dijelaskan oleh predictor lain. Penelitan Edy Purwanto (2001) dengan

judul Analisis Pengaruh motivasi,dedikasi dan kemampuan profesi terhadap kinerja guru

SMU 1 Bantarkawung Kabupaten Brebes, hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Secara bersama-sama motivasi, dedikasi dan kemampuan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru SMU 1 Bantarkawung Kabupaten Brebes.

b. Secara parsial motivasi, dedikasi dan kemampuan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja guru SMU 1 BantarkawungKabupaten Brebes dan motivasi mempunyai

pengaruh dominan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suharto dan Budi Cahyono (2005) dengan judul penelitian

“Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Kinerja

sumber daya manusia di secretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” dengan teknik sampling

proporsional sampling , dengan hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan

budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja secara individu mampu bersama-

sama terhadap kinerja karyawan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo Budi Setiyawan dan Waridin (2006) dengan

judul penelitian “Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi terhadap

Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang” dengan teknik sampling sensus

dengan hasil penelitian terdapat pengaruh secara signifikan disiplin kerja karyawan dan

budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap kinerja

karyawan.

4. Penelitian yang dilakukan Regina Aditya Reza (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 6

Page 8: Proposal Penelitian Kuantitatif

Perkasa Banjarnegara” Teknik sampling yang dipakai adalah metode sensus dan teknik

pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji validitas dengan analisis

faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa

kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin

berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu

memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang

pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka

yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar

(Robert, 1992). James et. al. (1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah

berbagai pola tingkah laku yangdisukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan

mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil

kombinasi darifalsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin

ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).

Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan

mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas

kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut Siagian

(2002), yaitu:

1. Tipe pemimpin yang otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:

- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

- Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 7

Page 9: Proposal Penelitian Kuantitatif

- Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya

- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang

mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)

2. Tipe pemimpin yang militeristik

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe

militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang

bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:

- Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan

- Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan

- Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

3. Tipe pemimpin yang paternalistik

- Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa

- Bersikap terlalu melindungi

- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan

- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif

- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya

kreasi dan fantasi

- Sering bersikap mau tahu

4. Tipe pemimpin yang kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian sangat

diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang positif.

5. Tipe pemimpin yang demokratik

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang

demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:

- Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan

- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan

- Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya

- Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 8

Page 10: Proposal Penelitian Kuantitatif

Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan

sebuah organisasi. Sedangkan Robinss (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya

kepemimpinan antara lain:

1. Gaya kepemimpinan kharismatik

Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa

ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima

karakteristik pokok pemimpin kharismatik:

a. Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap

masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu mengklarifikasi

pentingnya visi yang dapat dipahamiorang lain.

b. Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi,

menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih

visi.

c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala

lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.

d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat

pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan

dan perasaan mereka.

e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang

dianggap baru dan berlawanan dengan norma.

2. Gaya kepemimpinan transaksional

Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi

para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas

persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada

hubungan pemimpin-bawahan tanpaadanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi

bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin transaksional:

a. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan,

menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.

b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari penyimpangan

dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.

c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standar

tidak dipenuhi.

d. Laissez-Faire : melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 9

Page 11: Proposal Penelitian Kuantitatif

3. Gaya kepemimpinan transformasional

Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan

pengembangan dari masing-masing pengikut, Pemimpin transformasional mengubah

kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka

memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu

menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk

mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat

karakteristik pemimpin transformasional:

a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih

penghormatan dan kepercayaan.

b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk

memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana.

c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan

masalah secara hati-hati.

d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan

secara pribadi, melatih dan menasehati.

4. Gaya kepemimpinan visioner

Kemamuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan

menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh

dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan

secara tepat, mempunyai kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya

lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan

sumber daya untuk mewujudkannya.

2. Motivasi

Menurut Malthis (2001) motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Sedangkan Rivai (2004) berpendapat

bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu

untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Motivasi adalah

kesediaan melakukan usahatingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu

(Robins dan Mary, 2005).

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 10

Page 12: Proposal Penelitian Kuantitatif

Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap

pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau pekerjaan

yang dilakukan (Masrukhin dan Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat

bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku

manusia, supaya mau bekerja giatdan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi

merupakan sesuatu yang membuat bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu

(Armstrong, 1994).

Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku manusia. Pemimpin

perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya dalam

bekerja sesuai dengan keinginan organisasi.

Siagian (2002) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk

kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat

perhatian serius dari para manajer. Karena4 (empat) pertimbangan utama yaitu:

a. Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa awam

dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.

b. Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan

tetapi juga bersifat psikologis.

c. Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.

d. Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan

tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang

dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda.

Menurut Siagian (2002) ada enam teknik aplikasi teori motivasi, yaitu: 1) Manajemen

berdasarkan sasaran atau management by objectives (MBO). 2) Program penghargaan

karyawan. 3) Program ketertiban karyawan. 4) Program imbalan bervariasi. 5) Rencana

pemberian imbalan berdasarkan keterampilan. 6) Manfaat yang fleksibel.

Menurut Rivai (2004) terdapat beberapa perilaku y ang dapat memotivasi karyawan: 1)

Cara berinteraksi. 2) Menjadi pendengar aktif. 3) Penyusunan tujuan yang menantang. 4)

Pendekatan penyelesaian masalah dan tujuan yang berfokus pada perilaku bukan pada

pribadi. 5) Informasi yang menggunakan teknik penguatan.

3. Kinerja

Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan

produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan

suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 11

Page 13: Proposal Penelitian Kuantitatif

yang dilakukan organisasi selama inisudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau

belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau

bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya.

Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu

organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam

periode waktu tertentu (Tika, 2006). Sedangkan menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja

adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan

dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang

diharapkan.

Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerjamerupakan perbandingan hasil kerja

yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut

Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang

disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada

suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar

tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan

perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan

(Masrukhin danWaridin, 2004).

Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan

perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah

ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas

maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan

kepadanya.

Tika (2006) mengemukakan bahwa ada 4 (empat) unsur yang terdapat dalam kinerja

yaitu: 1) Hasil-hasil fungsi pekerjaan, 2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi

karyawan, 3) Pencapaian tujuan organisasi, 4) Periode waktu tertentu.

Menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: 1)

Kemampuan, 2) Keinginan, 3) Lingkungan. Rivai dan Basri (2005) juga menyebutkan empat

aspek kinerja: 1) Kemampuan, 2) Penerimaan tujuan perusahaan, 3) Tingkat tujuan yang

dicapai, 4) Interaksi antara tujuan dan kemampuan para karyawandalam perusahaan

Kemudian Tujuan kinerja menurut Rivai dan Basri (2005): 1) Kemahiran dari kemampuan

tugas baru diperuntukan untuk perbaikan hasil kinerja dan kegiatannya. 2) Kemahiran dari

pengetahuan baru dimana akan membantu karyawan dengan pemecahan masalah yang

kompleks atas aktivitas membuat keputusan pada tugas. 3) Kemahiran atau perbaikan pada

sikap terhadap teman kerjanya dengan satu aktivitas kinerja. 4) Target aktivitas perbaikan

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 12

Page 14: Proposal Penelitian Kuantitatif

kinerja. 5) Perbaikan dalam kualitas atau produksi. 6) Perbaikan dalam waktu atau

pengiriman.

Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrumen yang

dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum

kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi: 1) kuantitas

kerja, 2) kualitas kerja, 3) pengetahuan tentang pekerjaan, 4) pendapat atau pernyataan

yang disampaikan, 5) perencanaan kegiatan.

4. Prestasi

Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan

belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai

pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas lebih dalam tentang prestasi

belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu persatu untuk mengetahui apa

pengertian prestasi belajar itu. Menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok (Djamarah, 1994).

Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang prestasi belajar, sesuai dari sudut

pandang mana mereka menyorotinya. Namun secara umum, mereka sepakat bahwa prestasi

belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan. Wjs. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai (dilakuakan, dikerjakan dan sebagainnya), sedangkan

menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah

diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan

keuletan. Sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian

pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan

penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat

dalam kurikulum.

Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang

memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam

bidang tertentu.

Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar

adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan dalan diri individu, yaitu

perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

aktivitas dalam belajar. (Purwanto, 1988: 85-87).

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 13

Page 15: Proposal Penelitian Kuantitatif

Tu’u 2004:75 mengungkapkan bahwa prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari

kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui

pengukuran dan penilaian.Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran

yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Berdasarkan hal ini, prestasi

belajar dapat dirumuskan :

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas

dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan

dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesa dan evaluasi.

Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi

yang dilakukan oleh guru.

Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses

pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering

memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar

siswa.

Menurut Sudjana (1990:23), mengatakan “diantara ketiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik, maka ranah kognitif sering dinilai para guru di sekolah”

1. Faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar siswa

Menurut Kartono Kartini dalam Tulus Tu’u (2004:83), faktor-faktor yang menghambat

prestasi belajar siswa antara lain :

a. Penghambat dari dalam

Penghambat dari dalam meliputi :

1) Faktor kesehatan

Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan anak tertinggal

pelajarannya. Karena itu, orang tua harus memperhatikan kesehatan anak-anaknya

dengan makanan yang bergizi.

2) Faktor kecerdasan

Siswa dengan kecerdasan yang kurang menyebabkan siswa tersebut lambat dan akan

tertinggal dari teman-temannya. Hasil yang dicapai tidak optimal.Selain itu,

kecerdasan sangat mempengaruhi cepat lambatnya kemajuan belajar siswa.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 14

Page 16: Proposal Penelitian Kuantitatif

3) Faktor perhatian

Perhatian disini terdiri dari perhatian di sekolah dan di rumah. Perhatian belajar di

rumah sering terganggu dengan acara televisi, kondisi keluarga dan rumah sedangkan

perhatian belajar disekolah sering terganggu dengan suasana pembelajaran,serta

kurangnya konsentrasi. Perhatian yang kurang memadai akan berdampak kurang baik

terhadap hasil belajar.

4) Faktor minat

Minat merupakan kecenderunagn yang tinggi terhadap sesuatu. Apabila pembelajaran

yang dikembangkan guru tidak menimbulkan minat, akan membuat siswa tidak

sungguh-sungguh dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.

5) Faktor bakat

Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila

pelajaran yang diikuti tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, prestasi belajar yang

dicapai tidak optimal.

b. Penghambat dari luar

Penghambat dari luar meliputi :

1) Faktor keluarga

Faktor-faktor tersebut berupa faktor orang tua misalnya cara orang tua mendididk

yang kurang baik, teladan yang kurang, faktor suasana rumah yang ramai an sering

cekcok; faktor ekonomi keluarga.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran, misalnya metode yang

kurang variatif dan membosankan siswa; faktor hubungan antara guru dan siswa

yang kurang dekat, faktor siswa, faktor guru yang kurang pengguasaan terhadap

materi, faktor sarana di sekolah seperti buku-buku yang kurang, lingkungan yang

ramai. Semua itu mengganggu siswa mencapai prestasi yang baik.

3) Faktor disiplin sekolah

Disiplin sekolah yang tidak ditegakkan dengan baik akan berpengaruh negatif

terhadap proses belajar anak. Misalnya siswa yang terlambat dibiarkan saja tanpa

adanya hukuman.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 15

Page 17: Proposal Penelitian Kuantitatif

4) Faktor masyarakat

Faktor media massa seperti acara televisi yang mengganggu waktu belajar, faktor

teman bergaul yang kurang baik, merupakan faktor yang paling banyak

memepengaruhi prestasi dan perilaku siswa.

5) Faktor lingkungan tetangga

Misalnya tetangga yang pengangguran, pencuri, penjudi, peminum merupakan

lingkungan yang dapat bergaul terhadap hasil belajar siswa.

6) Faktor aktivitas organisasi

Jika siswa mempunyai banyak aktivitas organisasi selain menunjang hasil belajar,

dapat juga menganggu hasil belajar jika tidak dapat menggatur waktu dengan baik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)

Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas, menurut Slameto

(1995: 54) ada 3 faktor, yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmani

Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor kesehatan dan

faktor cacat tubuh.

a) Faktor kesehatan

Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan

seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk,

jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat

inderanya.

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya

mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki,

patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003 : 55).

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis ini dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,

kematangan, kesiapan.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 16

Page 18: Proposal Penelitian Kuantitatif

a) Intelegensi

Slameto (2003: 56) mengemukakan bahwa intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga

jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang

baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara

efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian

Menurut al-Ghazali dalam Slameto (2003 : 56) bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa

yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada suatu benda atau hal atau

sekumpulan obyek. Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka

belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan

hobi dan bakatnya.

c) Bakat

Menurut Hilgard dalam Slameto (2003 : 57) bahwa bakat adalah the capacity to learn.

Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan

terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. Kemudian

menurut Muhibbin (2003 : 136) bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

d) Minat

Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996 : 214) bahwa minat adalah

menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat

memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan

bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan atau pencapaian

prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin karena siswa yang memiliki minat

terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada

daya tarik baginya.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 17

Page 19: Proposal Penelitian Kuantitatif

e) Motivasi

Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan

yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau

tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi

penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau

pendorongnya.

f) Kematangan

Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase

dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan

kecakapan baru.

g) Kesiapan

Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto (2003 : 59) adalah

preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau

reaksi.

3) Faktor kelelahan

Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1995:59) sebagai berikut:

“Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan

untuk membaringkan tubuh.Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa

pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian

tertentu.Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena memikirkan

masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak

sesuai dengan minat dan perhatian”.

b. Faktor yang berasal dari luar (Faktor Ekstern)

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi

tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60).

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 18

Page 20: Proposal Penelitian Kuantitatif

1) Faktor keluarga

Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga

antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga,

pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan

suasana rumah.

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini

dipertegas oleh Wirowidjojo dalam Slameto (2003 : 60) mengemukakan bahwa keluarga

adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya

untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam

ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara.

b) Relasi antar anggota keluarga

Menurut Slameto (2003 : 60) bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua

dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang

lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang

atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.

c) Keadaan keluarga

Menurut Hamalik (2002 : 160) mengemukakan bahwa keadaan keluarga sangat

mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari

keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan

orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah

sosial dan realitas kehidupan.

d) Pengertian orang tua

Menurut Slameto (2003 : 64) bahwa anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang

tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah.Kadang-kadang

anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan

mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.

e) Keadaan ekonomi keluarga

Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya

dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya,

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 19

Page 21: Proposal Penelitian Kuantitatif

misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan

fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan

sebagainya.

f) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam

belajar (Roestiyah, 1989: 156). Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-

kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.

g) Suasana rumah

Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sesuai dengan pendapat

Slameto (2003 : 63) yang mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau

kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar.

Suasana rumah yang gaduh, bising dan semwarut tidak akan memberikan ketenangan

terhadap diri anak untuk belajar.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat pelajaran, kurikulum, waktu

sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan, yaitu :

a) Guru dan cara mengajar

Menurut Purwanto (2004 : 104) faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor

penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang

dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada

anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2006 : 39) mengajar pada hakikatnya

adalah suatu proses , yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada

disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik

melakukan proses belajar.

b) Model pembelajaran

Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap

prestasi belajar siswa, terutama pada pelajaran matematika. Dalam hal ini model atau

metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu model

pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 20

Page 22: Proposal Penelitian Kuantitatif

diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, terutama pada guru matematika. Dimana

guru matematika harus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat

untuk digunakan dalam pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu, misalnya :

model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistik matematika problem

solving dan lain sebagainya.

c) Alat-alat pelajaran

Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang

tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya

perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya.

Menurut Purwanto (2004 : 105) menjelaskan bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-

alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar

yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan

mempermudah dan mempercepat belajar anak.

d) Kurikulum

Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian

besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa kurikulum

yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar maupun prestasi

belajar siswa.

e) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu

sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga

mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2003 : 68).

f) Interaksi guru dan murid

Menurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa guru yang kurang berinteraksi dengan murid

secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Oleh karena itu,

siswa merasa jenuh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif di dalam belajar.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 21

Page 23: Proposal Penelitian Kuantitatif

g) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga

dalam belajar (Slameto, 2003 : 67). Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup

kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas

atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas,

gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.

h) Media pendidikan

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka

memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr anak dalam jumlah yang besar

pula (Roestiyah, 1989 : 152). Media pendidikan ini misalnya seperti buku-buku di

perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat mendukung tercapainya

prestasi belajar dengan baik.

3) Faktor Lingkungan Masyarakat

Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul,

kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Menurut Slameto (2003 : 70) mengatakan bahwa kegiatan siswa dalam masyarakat dapat

menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian

dalam kegiatan masyarakat yang telalu banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial,

keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam

mengatur waktunya.

b) Teman bergaul

Anak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu

dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan

tidak baik mudah berpengaruh terhadap orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa

mereka bergaul.

Menurut Slameto (2003 : 73) agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan

berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek

perangainya pasti mempengaruhi sifat buruknya juga, maka perlu diusahakan agar siswa

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 22

Page 24: Proposal Penelitian Kuantitatif

Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah

Motivasi Kerja Guru

Kinerja Guru

Prestasi Siswa

X1

X2

X3

Y

memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.

c) Cara hidup lingkungan

Cara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak tinggal, besar pengaruh terhadap

pertumbuhan anak (Roestiyah, 1989 : 155). Hal ini misalnya anak tinggal di lingkungan

orang-orang rajib belajar, otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin juga tanpa

disuruh.

Kerangka teoretis di atas akan dijadikan analisis terhadap gambaran dan data yang akan diperoleh

melalui penelitian ini, yang akan menjadi pisau analisis terhadap empat variabel, yaitu gaya

kepemimpinan kepala madrasah, motivasi kerja guru, kinerja guru, dan prestasi siswa.

Gaya kepemimpinan kepala madrasah sebagai variabel bebas pertama (X1), motivasi kerja guru

variabel bebas kedua (X2), kinerja guru sebagai variabel bebas ketiga (X3), dan prestasi siswa

sebagai variabel terikat (Y).

Adapun desain penelitian ini berdasarkan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 23

Page 25: Proposal Penelitian Kuantitatif

G. HIPOTESIS

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh positif terhadap prestasi siswa

2. Motivasi kerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi siswa

3. Kinerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi siswa

4. Gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi dan kinerja guru secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap prestasi siswa

H. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah jenis akademik karena material yang akan

diteliti adalah prestasi siswa. Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan

kuantitatif.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan diambil oleh peneliti terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif yang diambil berupa kalimat, kata-kata, dan gambar yang berkaitan dengan

objek penelitian. Data kuantitatif yang diambil berupa angka-angka atau hal-hal yang

diangkakan. Data kuantitatif ini terdiri dari data diskrit dan data kontinum, baik data ordinal,

internal, maupun data rasio.

Sumber data yang akan diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang berasal dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Sementara, data sekunder

akan penulis peroleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi, dan studi observasi.

3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Penelitian

Metode yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

korelasional, dan survei. Metode deskriptif ditujukan untuk menggambarkan fenomena-

fenomena yang ada, yang terjadi pada masa sekarang dan masa yang lalu. Metode

korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan variabel gaya kepemimpinan kepala

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 24

Page 26: Proposal Penelitian Kuantitatif

madrasah terhadap prestasi siswa, motivasi kerja guru terhadap prestasi siswa, kinerja

guru terhadap prestasi siswa, dan gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi dan

kinerja guru yang secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap prestasi siswa.

Metode survei digunakan untuk mengumpulkan innformasi berbentuk opini dari sejumlah

besar orang terhadap topik atau isu tertentu, seperti tentang kepemimpinan kepala

madrasah, motivasi dan kiner guru, serta prestasi siswa.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan kami pakai adalah kuesioner, wawancara, observasi,

dan tes. Kuesioner atau angket untuk mengidentifikasi keadaan-keadaan yang berkaitan

dengan variabel yang hasilnya nanti untuk dihitung berkaitan pengaruh antara X terhadap

Y. Wawancara dan observasi dilakukan untuk mengetahui informasi berkaitan dengan

variabel. Kalau wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data yg berbentuk kalimat

atau opini, sedangkan observasi dimaksudkan untuk memperoleh data berbentuk angka,

tabel/diagram, atau gambar. Sementara tes digunakan untuk mengukur berapa

signifikansi pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi guru, dan kinerja

guru terhadap prestasi siswa.

4. Prosedur Analisis Data

Analisis data yang peneliti lakukan akan melalui prosedur sebagai berikut:

a. Analisis parsial per-indikator

b. Uji normalitas data per-variabel

c. Analisis katagori per-variabel

d. Test linieritas regresi

e. Analisis korelasi

f. Uji pengaruh

5. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan Uji Keabsahan Data

Prosedur dan teknik pemeriksaan uji keabsahan data, penulis akan melakukan uji validitas

dan realibilitas untuk setiap variable.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 25

Page 27: Proposal Penelitian Kuantitatif

I. DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis: Teori dan Kasus Solusi. BPFE. Yogyakarta.

Aritonang, Keke.T. 2005. Kompensasi Kerja, DisiplinKerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK

PENABUR. Jurnal Pendidikan Penabur . No 4. Th IV. Jakarta.

Armstrong, Michael. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia: A Handbook Of Human

Resource Management. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Azwar, Saifudin. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Crimson, Sitanggang, 2005, Analisis Pengaruh Prilaku Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Pada

Sekretariat Kotamadya Jak-Bar. Skripsi , UNDIP Semarang.

Dale, Robert. D. 1992. Pelayan Sebagai Pemimpin. Gandum Mas. Malang.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djalal, M.F. 1986. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP Malang.

Djamarah. 1994Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya : Usaha Nasional.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 2. BP Universitas

Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP

Universitas Diponegoro. Semarang.

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku

Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1. No 1.

Hal: 63-74.

Hakim, Abdul. 2006. Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Provinsi

Jawa Tengah. JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 165-180.

Hamalik. 1991. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi Bandung : Sinar Baru.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara. Jakarta.

http://www.lintasjari.com/2013/06/pengertian-prestasi-belajar-definisi-menurut-para-ahli.html

Malthis, R.L dan Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.

Masrukhin dan Waridin. 2004. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi

Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai. EKOBIS . Vol 7. No 2. Hal: 197-209.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 26

Page 28: Proposal Penelitian Kuantitatif

Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Purwanto, M. Ngalim. 1986. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja

Karya.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya. 1988.

Rosari, Reni. 2005. Analisis Gaya Kepemimpinan Dosen-Dosen Di Fakultas Ekonomi UGM

Yogyakarta. Jurnal Telaah Bisnis . Vol 6. No 1. Hal: 87-109.

Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok

GRAMEDIA. Jakarta.

Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. 2005. Manajemen.PT INDEKS Kelompok Gramedia.

Jakarta.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PT

RAJAGRAFINDO PERSADA. Jakarta

Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja

Karyawan Dan Meningkatkan Daya Sain g Perusahaan. PT RAJAGRAFINDO

PERSADA. Jakarta.

Sadirman AM. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Mengajar.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methode For Business: Metodologi Penelitia n Untuk bisnis.

Salemba Empat. Jakarta.

Setiyawan, Budi dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Dan Budaya Organisasi

Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang. JRBI . Vol 2. No

2. Hal: 181-198.

Siagian, Sondong. P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Stoner, James. AF Dan R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert. 1996. Manajemen. PT

Prenhallindo. Jakarta.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar

Baru.

Suharto dan Cahyo. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia Di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa

Tengah.JRBI . Vol 1. No 1. Hal: 13-30.

Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi . Edisi keenam. Erlangga. Jakarta.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 27

Page 29: Proposal Penelitian Kuantitatif

Tu’u,Tulus.2004.Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.Jakarta:Rineka Cipta.

Winkel, W.S. 1987. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 28