Proposal Penelitian Kuantitatif
-
Upload
edwin-wahyudin -
Category
Documents
-
view
71 -
download
5
Transcript of Proposal Penelitian Kuantitatif
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, MOTIVASI KERJA GURU DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI SISWA
MTS ASIH PUTERA KOTA CIMAHI
Proposal Penelitian
Diajukan sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pemangku: Prof. Dr. Hj. Rahayu, M.Pd.
OlehEdwin WahyudinNIM: 2.214.6.033
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAMPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
A. JUDUL PENELITIAN
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI DAN KINERJA GURU TERHADAP
PRESTASI SISWA MTS ASIH PUTERA KOTA CIMAHI
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia terlahir ke dunia ini dengan daya perjuangan yang tinggi. Perjuangan manusia diawali
dengan spermatozoa /spérmatozoa/ n Bio sel mani yg apabila masuk ke dalam sel telur bisa
menimbulkan pembuahan. Sel jantan ini terdiri atas ribuan atau bahkan jutaan dan yang bisa
membuahi pada sel telur hanya beberapa saja, serta yang bisa sukses membuahi sel telur dengan
sempurna hanya satu saja. Oleh karena itu, setiap manusia yang lahir ke dunia ini, bagaimana pun
keadaannya, pasti memiliki keinginan, dorongan, dan semangat untuk dihargai, diterima, dan
berprestasi.
Madrasah atau sekolah merupakan ujung tombak pendidikan yang langsung berinteraksi dengan
masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa hidup dengan dilandasi iman dan takwa terhadap Allah
SWT, mandiri, cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan bermanfaat bagi dirinya, orang tuanya,
masyarakat selingkung dan dunianya, sangat bergantung pada kondisi madrasahnya itu sendiri.
Oleh karena itu, madrasah selaku organisasi mikro dalam pendidikan harus memiliki batasan
standar dalam manajemennya. Batasan standar yang dimaklumatkan berdasarkan Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) Indonesia ada 8, di antaranya: standar isi, standar proses, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar kompetensi lulusan, standar pengelolaan, standar
sarana dan prasarana, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Fokus utama dalam pendidikan itu adalah manusia. Manusia yang diajari manusia untuk
menjadikan manusia yang sesungguhnya. Manusia yang sempurna, baik fisik, psikis, dan
sosialnya. Untuk proses memanusiakan manusia ini tentu membutuhkan pengelolaan dengan
benar. Pengelolaan pendidikan yang benar bisa dilakukan di lembaga formal, baik TK/RA, SD/MI,
SMP/MTS, SMA/SMK/MA maupun PT/Universitas.
Lembaga pendidikan ini merupakan kumpulan orang-orang yang tersebar dalam unit kerja yang
ada di dalamnya yang secara sadar dan teratur, serta terus-menerus untuk mencapai tujuan.
Lembaga pendidikan ini terkatagori sebuah organisasi. Dalam organisasi, faktor manusia
merupakan inti tujuan di setiap kegiatan yang ada di dalamnya. Organisasi merupakan
kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat
diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 1
Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh
manusia yang menjadi anggota atau pengurus madrasah.
Madrasah membutuhkan faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin (kepala
madrasah) maupun pendidik dan tenaga kependidikan pada pola tugas dan pengawasan yang
merupakan penentu tercapainya tujuan madrasah. Sumber daya manusia merupakan tokoh
sentral dalam organisasi maupun madrasah. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik,
madrasah harus memiliki pendidik dan tenaga kependidikan yang berpengetahuan dan
berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola madrasah seoptimal mungkin sehingga
kinerja pendidik dan tenaga kependidikan meningkat.
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan (pendidik dan tenaga
kependidikan) merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang
baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha
meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor
kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan (pendidik dan tenaga kependidikan).
Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi madrasah untuk dapat bertahan
dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Pada term modern yang sekarang,
madrasah sudah masuk dalam ranah bisnis. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk meningkatkan
kinerja karayawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan
untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup madrasah tergantung pada kualitas kinerja
sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Asih Putera merupakan madrasah yang bergerak di bidang jasa,
yaitu bagaimana agar masyarakat percaya dan menitipkan anak-anaknya di madrasah ini. Untuk
itu, madrasah berupaya untuk selalu meningkatkan layanan pendidikannya agar semua
pelanggannya (masyarakat) merasa puas. Kepuasan masyarakat terhadap proses pendidikan di
MTs ini menjadi modal utama dalam pemasarannya sehingga pelanggan akan terus mengalami
peningkatan. Madrasah ini mulai berdiri pada tahun 2000. Sampai sekarang, lulusannya selalu
bisa masuk ke sekolah-sekolah favorit di Kota Cimahi atau Kota Bandung dan dari sekolah-sekolah
lanjutannya tersebut, yang semula lulus dari MTs ini banyak diterima di perguruan tinggi favorit di
Jawa Barat. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan pada prestasi siswa MTs Asih
Putera ini yang berlokasi di Kota Cimahi karena madrasah ini sudah menjadi sekolah
kebanggaan Kota Cimahi, baik di tingkat Kementerian Pendidikan Budaya, Pemuda dan Olah Raga
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 2
dan Kementerian Agama Kota Cimahi. Madrasah ini berlokasi di Jalan Cihanjuang (Daeng M.
Ardiwinata) No. 199, Cibabat, Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh madrasah
tersebut. Semakin banyak pendidik dan tenaga kependidikan yang mempunyai kinerja tinggi,
maka produktivitas madrasah secara keseluruhan akan meningkat sehingga madrasah akan
dapat bertahan dalam persaingan global. Pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk
mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan
pendidik dan tenaga kependidikan dapat diukur melalui kepuasan konsumen (para murid dan
orang tuanya), berkurangnya jumlah keluhan dan tercapainya target yang optimal.
Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan MTs Asih Putera juga dapat diukur melalui
penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu
semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu madrasah yaitu
prestasi para muridnya.
Prestasi siwa atau murid menjadi fokus dalam proses pendidikan yang dilakukan oleh MTs Asih
Putera. Prestasi yang diharapkan terbagi ke dalam beberapa ranah seperti berkata sopan,
berperilaku santun, konsisten dalam beribadah, menyayangi makhluk, dan berprestasi dalam
bidang akademik, seni, dan olah raga.
Namun demikian, terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan prestasi siswa ini, di
antaranya adalah menurunnya keinginan pendidik dan tenaga kependidikan untuk mencapai
prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang
menaati peraturan, pengaruh yang berasal dari lingkungannya, teman sekerja yang juga
menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian
prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunnya kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan dalam bekerja. Dan itu semua berpengaruh terhadap prestasi siswa. Faktor-
faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa adalah gaya kepemimpinan
kepala sekolah/madrasah, motivasi dan kinerja guru.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Suranta, 2002). Gaya kepemimpinan
cocok apabila tujuan madrasah telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya.
Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,
karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Madrasah menggunakan penghargaan atau
hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan.
Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 3
kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses
tidaknya pendidik dan tenaga kependidikan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan atasannya (Hardini, 2001 dalam Suranta, 2002). Suranta (2002) dan
Tampubolon (2007) telah meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja,
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan.
Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri manusia yang
mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas
dengan baik dalam lingkup pekerjaannya (Hakim, 2006). Robbins (2006) mendefinisikan motivasi
sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha
mencapai sasaran. Motivasi sebagai proses yang bermula dari kekuatan dalam hal fisiologis
dan psikologis atau kebutuhan yang mengakibatkan perilaku atau dorongan yang ditujukan
pada sebuah tujuan atau insentif (Moekijat, 2001 dalam Hakim, 2006). Beberapa peneliti
telah menguji hubungan antara motivasi dengan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan,
antara lain Suharto dan Cahyono (2005), Hakim (2006). Pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja menunjukan hasil yang sama bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan menunjukan hubungan positif dan signifikan.
Berdasarkan survei pendahuluan, peneliti menemukan adanya siswa dan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan kurang menaati tata tertib, ketentuan-ketentuan madrasah yang
memberatkan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, di samping gaya kepemimpinan dan
motivasi yang cukup tinggi. Kemudian timbul pemikiran bagaimana keseluruhan faktor tersebut
saling berkesinambungan sehingga mempengaruhi prestasi siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Kerja Guru terhadap Prestasi Siswa MTs Asih Putera”.
C. RUMUSAN MASALAH
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan madrasah. Permasalahan dari madrasah ini adalah tinggi rendahnya prestasi siswa,
untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan prestasi siswa, dengan permasalahan tersebut
diduga faktor gaya kepemimpinan, motivasi dan kinerja kerja guru mempunyai pengaruh
terhadap prestasi siswa.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 4
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana gaya kepemimpinan Kepala MTs Asih Putera?
2. Bagaimana motivasi kerja guru MTs Asih Putera?
3. Bagaimana kinerja guru MTs Asih Putera?
4. Bagaimana prestasi siswa MTs Asih Putera?
5. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?
6. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?
7. Bagaimana pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?
8. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kepala, motivasi dan kinerja guru secara bersama-
sama terhadap prestasi siswa MTs Asih Putera?
D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan
bukti empiris mengenai pengaruh gayakepemimpinan, motivasi dan kinerja guru terhadap
prestasi siswa. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan:
1. Mengetahui gambaran gaya kepemimpinan kepala madrasah.
2. Mengetahui gambaran motivasi guru.
3. Mengetahui gambaran kinerja guru.
4. Mengetahui gambaran prestasi siswa.
5. Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan madrasah terhadap prestasi siswa.
6. Mengetahui pengaruh variabel motivasi kerja guru terhadap prestasi siswa.
7. Mengetahui pengaruh variabel kinerja guru terhadap prestasi siswa.
8. Mengetahui pengaruh variabel gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi dan kinerja
guru secara bersama-sama terhadap prestasi siswa.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 5
E. KAJIAN PUSTAKA
Sebelumnya sudah banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan kepala
terhadap kinerja guru atau karyawan. Beberapa hasil penelitian yang dapat penulis ungkap di sini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Murzaeni (2003) tentang “Pengaruh persepsi guru
mengenai kriteria kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja terhadap kinerja guru
SMU swasta di Kota Tegal”, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara
pengaruh persepsi guru mengenai kriteria kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMU swasta di Kota Tegal. Variabel kinerja guru
yang dijelaskan oleh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja adalah 46,6%,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh predictor lain. Penelitan Edy Purwanto (2001) dengan
judul Analisis Pengaruh motivasi,dedikasi dan kemampuan profesi terhadap kinerja guru
SMU 1 Bantarkawung Kabupaten Brebes, hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Secara bersama-sama motivasi, dedikasi dan kemampuan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru SMU 1 Bantarkawung Kabupaten Brebes.
b. Secara parsial motivasi, dedikasi dan kemampuan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru SMU 1 BantarkawungKabupaten Brebes dan motivasi mempunyai
pengaruh dominan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Suharto dan Budi Cahyono (2005) dengan judul penelitian
“Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Kinerja
sumber daya manusia di secretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah” dengan teknik sampling
proporsional sampling , dengan hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan
budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi kerja secara individu mampu bersama-
sama terhadap kinerja karyawan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo Budi Setiyawan dan Waridin (2006) dengan
judul penelitian “Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi terhadap
Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang” dengan teknik sampling sensus
dengan hasil penelitian terdapat pengaruh secara signifikan disiplin kerja karyawan dan
budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap kinerja
karyawan.
4. Penelitian yang dilakukan Regina Aditya Reza (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 6
Perkasa Banjarnegara” Teknik sampling yang dipakai adalah metode sensus dan teknik
pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji validitas dengan analisis
faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
1. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa
kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin
berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu
memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana seorang
pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka
yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar
(Robert, 1992). James et. al. (1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah
berbagai pola tingkah laku yangdisukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan
mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil
kombinasi darifalsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan
mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas
kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi menurut Siagian
(2002), yaitu:
1. Tipe pemimpin yang otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 7
- Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang
mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
2. Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe
militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
- Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
- Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan
- Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
3. Tipe pemimpin yang paternalistik
- Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya
kreasi dan fantasi
- Sering bersikap mau tahu
4. Tipe pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian sangat
diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang positif.
5. Tipe pemimpin yang demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang
demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
- Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan
- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan
- Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya
- Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 8
Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan
sebuah organisasi. Sedangkan Robinss (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya
kepemimpinan antara lain:
1. Gaya kepemimpinan kharismatik
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa
ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima
karakteristik pokok pemimpin kharismatik:
a. Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap
masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu mengklarifikasi
pentingnya visi yang dapat dipahamiorang lain.
b. Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi,
menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih
visi.
c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis kendala
lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat
pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan
dan perasaan mereka.
e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang
dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
2. Gaya kepemimpinan transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi
para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas
persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada
hubungan pemimpin-bawahan tanpaadanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi
bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin transaksional:
a. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan,
menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.
b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari penyimpangan
dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.
c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standar
tidak dipenuhi.
d. Laissez-Faire : melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 9
3. Gaya kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan
pengembangan dari masing-masing pengikut, Pemimpin transformasional mengubah
kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka
memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu
menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk
mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat
karakteristik pemimpin transformasional:
a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih
penghormatan dan kepercayaan.
b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk
memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana.
c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan
masalah secara hati-hati.
d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan
secara pribadi, melatih dan menasehati.
4. Gaya kepemimpinan visioner
Kemamuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan
menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh
dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan
secara tepat, mempunyai kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya
lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan
sumber daya untuk mewujudkannya.
2. Motivasi
Menurut Malthis (2001) motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Sedangkan Rivai (2004) berpendapat
bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Motivasi adalah
kesediaan melakukan usahatingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang
dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu
(Robins dan Mary, 2005).
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 10
Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap
pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau pekerjaan
yang dilakukan (Masrukhin dan Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat
bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku
manusia, supaya mau bekerja giatdan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi
merupakan sesuatu yang membuat bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu
(Armstrong, 1994).
Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku manusia. Pemimpin
perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya dalam
bekerja sesuai dengan keinginan organisasi.
Siagian (2002) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk
kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat
perhatian serius dari para manajer. Karena4 (empat) pertimbangan utama yaitu:
a. Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa awam
dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.
b. Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan
tetapi juga bersifat psikologis.
c. Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.
d. Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan
tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang
dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda.
Menurut Siagian (2002) ada enam teknik aplikasi teori motivasi, yaitu: 1) Manajemen
berdasarkan sasaran atau management by objectives (MBO). 2) Program penghargaan
karyawan. 3) Program ketertiban karyawan. 4) Program imbalan bervariasi. 5) Rencana
pemberian imbalan berdasarkan keterampilan. 6) Manfaat yang fleksibel.
Menurut Rivai (2004) terdapat beberapa perilaku y ang dapat memotivasi karyawan: 1)
Cara berinteraksi. 2) Menjadi pendengar aktif. 3) Penyusunan tujuan yang menantang. 4)
Pendekatan penyelesaian masalah dan tujuan yang berfokus pada perilaku bukan pada
pribadi. 5) Informasi yang menggunakan teknik penguatan.
3. Kinerja
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan
produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan
suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 11
yang dilakukan organisasi selama inisudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau
belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau
bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya.
Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu
organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu (Tika, 2006). Sedangkan menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja
adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan
dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang
diharapkan.
Menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) kinerjamerupakan perbandingan hasil kerja
yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut
Hakim (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang
disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada
suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar
tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah ditentukan
(Masrukhin danWaridin, 2004).
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan
perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah
ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan
kepadanya.
Tika (2006) mengemukakan bahwa ada 4 (empat) unsur yang terdapat dalam kinerja
yaitu: 1) Hasil-hasil fungsi pekerjaan, 2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
karyawan, 3) Pencapaian tujuan organisasi, 4) Periode waktu tertentu.
Menurut Rivai dan Basri (2005) kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: 1)
Kemampuan, 2) Keinginan, 3) Lingkungan. Rivai dan Basri (2005) juga menyebutkan empat
aspek kinerja: 1) Kemampuan, 2) Penerimaan tujuan perusahaan, 3) Tingkat tujuan yang
dicapai, 4) Interaksi antara tujuan dan kemampuan para karyawandalam perusahaan
Kemudian Tujuan kinerja menurut Rivai dan Basri (2005): 1) Kemahiran dari kemampuan
tugas baru diperuntukan untuk perbaikan hasil kinerja dan kegiatannya. 2) Kemahiran dari
pengetahuan baru dimana akan membantu karyawan dengan pemecahan masalah yang
kompleks atas aktivitas membuat keputusan pada tugas. 3) Kemahiran atau perbaikan pada
sikap terhadap teman kerjanya dengan satu aktivitas kinerja. 4) Target aktivitas perbaikan
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 12
kinerja. 5) Perbaikan dalam kualitas atau produksi. 6) Perbaikan dalam waktu atau
pengiriman.
Yuwalliatin (2006) mengatakan bahwa kinerja diukur dengan instrumen yang
dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum
kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi: 1) kuantitas
kerja, 2) kualitas kerja, 3) pengetahuan tentang pekerjaan, 4) pendapat atau pernyataan
yang disampaikan, 5) perencanaan kegiatan.
4. Prestasi
Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan
belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai
pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas lebih dalam tentang prestasi
belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu persatu untuk mengetahui apa
pengertian prestasi belajar itu. Menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok (Djamarah, 1994).
Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang prestasi belajar, sesuai dari sudut
pandang mana mereka menyorotinya. Namun secara umum, mereka sepakat bahwa prestasi
belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan. Wjs. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dilakuakan, dikerjakan dan sebagainnya), sedangkan
menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah
diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan
keuletan. Sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang
memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam
bidang tertentu.
Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar
adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan dalan diri individu, yaitu
perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar. (Purwanto, 1988: 85-87).
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 13
Tu’u 2004:75 mengungkapkan bahwa prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui
pengukuran dan penilaian.Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran
yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Berdasarkan hal ini, prestasi
belajar dapat dirumuskan :
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti, mengerjakan tugas
dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan
dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesa dan evaluasi.
Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi
yang dilakukan oleh guru.
Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses
pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering
memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar
siswa.
Menurut Sudjana (1990:23), mengatakan “diantara ketiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik, maka ranah kognitif sering dinilai para guru di sekolah”
1. Faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar siswa
Menurut Kartono Kartini dalam Tulus Tu’u (2004:83), faktor-faktor yang menghambat
prestasi belajar siswa antara lain :
a. Penghambat dari dalam
Penghambat dari dalam meliputi :
1) Faktor kesehatan
Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan anak tertinggal
pelajarannya. Karena itu, orang tua harus memperhatikan kesehatan anak-anaknya
dengan makanan yang bergizi.
2) Faktor kecerdasan
Siswa dengan kecerdasan yang kurang menyebabkan siswa tersebut lambat dan akan
tertinggal dari teman-temannya. Hasil yang dicapai tidak optimal.Selain itu,
kecerdasan sangat mempengaruhi cepat lambatnya kemajuan belajar siswa.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 14
3) Faktor perhatian
Perhatian disini terdiri dari perhatian di sekolah dan di rumah. Perhatian belajar di
rumah sering terganggu dengan acara televisi, kondisi keluarga dan rumah sedangkan
perhatian belajar disekolah sering terganggu dengan suasana pembelajaran,serta
kurangnya konsentrasi. Perhatian yang kurang memadai akan berdampak kurang baik
terhadap hasil belajar.
4) Faktor minat
Minat merupakan kecenderunagn yang tinggi terhadap sesuatu. Apabila pembelajaran
yang dikembangkan guru tidak menimbulkan minat, akan membuat siswa tidak
sungguh-sungguh dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.
5) Faktor bakat
Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir. Apabila
pelajaran yang diikuti tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, prestasi belajar yang
dicapai tidak optimal.
b. Penghambat dari luar
Penghambat dari luar meliputi :
1) Faktor keluarga
Faktor-faktor tersebut berupa faktor orang tua misalnya cara orang tua mendididk
yang kurang baik, teladan yang kurang, faktor suasana rumah yang ramai an sering
cekcok; faktor ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran, misalnya metode yang
kurang variatif dan membosankan siswa; faktor hubungan antara guru dan siswa
yang kurang dekat, faktor siswa, faktor guru yang kurang pengguasaan terhadap
materi, faktor sarana di sekolah seperti buku-buku yang kurang, lingkungan yang
ramai. Semua itu mengganggu siswa mencapai prestasi yang baik.
3) Faktor disiplin sekolah
Disiplin sekolah yang tidak ditegakkan dengan baik akan berpengaruh negatif
terhadap proses belajar anak. Misalnya siswa yang terlambat dibiarkan saja tanpa
adanya hukuman.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 15
4) Faktor masyarakat
Faktor media massa seperti acara televisi yang mengganggu waktu belajar, faktor
teman bergaul yang kurang baik, merupakan faktor yang paling banyak
memepengaruhi prestasi dan perilaku siswa.
5) Faktor lingkungan tetangga
Misalnya tetangga yang pengangguran, pencuri, penjudi, peminum merupakan
lingkungan yang dapat bergaul terhadap hasil belajar siswa.
6) Faktor aktivitas organisasi
Jika siswa mempunyai banyak aktivitas organisasi selain menunjang hasil belajar,
dapat juga menganggu hasil belajar jika tidak dapat menggatur waktu dengan baik.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)
Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas, menurut Slameto
(1995: 54) ada 3 faktor, yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
1) Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor kesehatan dan
faktor cacat tubuh.
a) Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan
seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk,
jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat
inderanya.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya
mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki,
patah tangan, lumpuh, dan lain-lain (Slameto, 2003 : 55).
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis ini dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematangan, kesiapan.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 16
a) Intelegensi
Slameto (2003: 56) mengemukakan bahwa intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Menurut al-Ghazali dalam Slameto (2003 : 56) bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa
yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada suatu benda atau hal atau
sekumpulan obyek. Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka
belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan
hobi dan bakatnya.
c) Bakat
Menurut Hilgard dalam Slameto (2003 : 57) bahwa bakat adalah the capacity to learn.
Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan
terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. Kemudian
menurut Muhibbin (2003 : 136) bahwa bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
d) Minat
Menurut Jersild dan Taisch dalam Nurkencana (1996 : 214) bahwa minat adalah
menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat
memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan
bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan atau pencapaian
prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin karena siswa yang memiliki minat
terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada
daya tarik baginya.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 17
e) Motivasi
Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan
yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau
pendorongnya.
f) Kematangan
Menurut Slameto (2003 : 58) bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase
dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan
kecakapan baru.
g) Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto (2003 : 59) adalah
preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau
reaksi.
3) Faktor kelelahan
Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1995:59) sebagai berikut:
“Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan
untuk membaringkan tubuh.Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian
tertentu.Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena memikirkan
masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak
sesuai dengan minat dan perhatian”.
b. Faktor yang berasal dari luar (Faktor Ekstern)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi
tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60).
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 18
1) Faktor keluarga
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga
antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga,
pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan
suasana rumah.
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini
dipertegas oleh Wirowidjojo dalam Slameto (2003 : 60) mengemukakan bahwa keluarga
adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya
untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam
ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara.
b) Relasi antar anggota keluarga
Menurut Slameto (2003 : 60) bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua
dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang
lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang
atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
c) Keadaan keluarga
Menurut Hamalik (2002 : 160) mengemukakan bahwa keadaan keluarga sangat
mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari
keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan
orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah
sosial dan realitas kehidupan.
d) Pengertian orang tua
Menurut Slameto (2003 : 64) bahwa anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang
tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah.Kadang-kadang
anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.
e) Keadaan ekonomi keluarga
Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya
dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya,
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 19
misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan
sebagainya.
f) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
belajar (Roestiyah, 1989: 156). Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-
kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.
g) Suasana rumah
Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sesuai dengan pendapat
Slameto (2003 : 63) yang mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau
kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar.
Suasana rumah yang gaduh, bising dan semwarut tidak akan memberikan ketenangan
terhadap diri anak untuk belajar.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat pelajaran, kurikulum, waktu
sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan, yaitu :
a) Guru dan cara mengajar
Menurut Purwanto (2004 : 104) faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor
penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada
anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2006 : 39) mengajar pada hakikatnya
adalah suatu proses , yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada
disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik
melakukan proses belajar.
b) Model pembelajaran
Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap
prestasi belajar siswa, terutama pada pelajaran matematika. Dalam hal ini model atau
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu model
pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 20
diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, terutama pada guru matematika. Dimana
guru matematika harus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat
untuk digunakan dalam pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu, misalnya :
model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistik matematika problem
solving dan lain sebagainya.
c) Alat-alat pelajaran
Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang
tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya
perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya.
Menurut Purwanto (2004 : 105) menjelaskan bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-
alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar
yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan
mempermudah dan mempercepat belajar anak.
d) Kurikulum
Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian
besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa kurikulum
yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar maupun prestasi
belajar siswa.
e) Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu
sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga
mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2003 : 68).
f) Interaksi guru dan murid
Menurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa guru yang kurang berinteraksi dengan murid
secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Oleh karena itu,
siswa merasa jenuh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif di dalam belajar.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 21
g) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga
dalam belajar (Slameto, 2003 : 67). Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup
kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas
atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas,
gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.
h) Media pendidikan
Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka
memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr anak dalam jumlah yang besar
pula (Roestiyah, 1989 : 152). Media pendidikan ini misalnya seperti buku-buku di
perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat mendukung tercapainya
prestasi belajar dengan baik.
3) Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul,
kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya.
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Menurut Slameto (2003 : 70) mengatakan bahwa kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian
dalam kegiatan masyarakat yang telalu banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial,
keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam
mengatur waktunya.
b) Teman bergaul
Anak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu
dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan
tidak baik mudah berpengaruh terhadap orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa
mereka bergaul.
Menurut Slameto (2003 : 73) agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan
berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek
perangainya pasti mempengaruhi sifat buruknya juga, maka perlu diusahakan agar siswa
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 22
Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
Motivasi Kerja Guru
Kinerja Guru
Prestasi Siswa
X1
X2
X3
Y
memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta
pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.
c) Cara hidup lingkungan
Cara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak tinggal, besar pengaruh terhadap
pertumbuhan anak (Roestiyah, 1989 : 155). Hal ini misalnya anak tinggal di lingkungan
orang-orang rajib belajar, otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin juga tanpa
disuruh.
Kerangka teoretis di atas akan dijadikan analisis terhadap gambaran dan data yang akan diperoleh
melalui penelitian ini, yang akan menjadi pisau analisis terhadap empat variabel, yaitu gaya
kepemimpinan kepala madrasah, motivasi kerja guru, kinerja guru, dan prestasi siswa.
Gaya kepemimpinan kepala madrasah sebagai variabel bebas pertama (X1), motivasi kerja guru
variabel bebas kedua (X2), kinerja guru sebagai variabel bebas ketiga (X3), dan prestasi siswa
sebagai variabel terikat (Y).
Adapun desain penelitian ini berdasarkan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 23
G. HIPOTESIS
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh positif terhadap prestasi siswa
2. Motivasi kerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi siswa
3. Kinerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi siswa
4. Gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi dan kinerja guru secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap prestasi siswa
H. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah jenis akademik karena material yang akan
diteliti adalah prestasi siswa. Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan
kuantitatif.
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan diambil oleh peneliti terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif yang diambil berupa kalimat, kata-kata, dan gambar yang berkaitan dengan
objek penelitian. Data kuantitatif yang diambil berupa angka-angka atau hal-hal yang
diangkakan. Data kuantitatif ini terdiri dari data diskrit dan data kontinum, baik data ordinal,
internal, maupun data rasio.
Sumber data yang akan diambil berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang berasal dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Sementara, data sekunder
akan penulis peroleh dari hasil wawancara, studi dokumentasi, dan studi observasi.
3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Penelitian
Metode yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
korelasional, dan survei. Metode deskriptif ditujukan untuk menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, yang terjadi pada masa sekarang dan masa yang lalu. Metode
korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan variabel gaya kepemimpinan kepala
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 24
madrasah terhadap prestasi siswa, motivasi kerja guru terhadap prestasi siswa, kinerja
guru terhadap prestasi siswa, dan gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi dan
kinerja guru yang secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap prestasi siswa.
Metode survei digunakan untuk mengumpulkan innformasi berbentuk opini dari sejumlah
besar orang terhadap topik atau isu tertentu, seperti tentang kepemimpinan kepala
madrasah, motivasi dan kiner guru, serta prestasi siswa.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan kami pakai adalah kuesioner, wawancara, observasi,
dan tes. Kuesioner atau angket untuk mengidentifikasi keadaan-keadaan yang berkaitan
dengan variabel yang hasilnya nanti untuk dihitung berkaitan pengaruh antara X terhadap
Y. Wawancara dan observasi dilakukan untuk mengetahui informasi berkaitan dengan
variabel. Kalau wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data yg berbentuk kalimat
atau opini, sedangkan observasi dimaksudkan untuk memperoleh data berbentuk angka,
tabel/diagram, atau gambar. Sementara tes digunakan untuk mengukur berapa
signifikansi pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah, motivasi guru, dan kinerja
guru terhadap prestasi siswa.
4. Prosedur Analisis Data
Analisis data yang peneliti lakukan akan melalui prosedur sebagai berikut:
a. Analisis parsial per-indikator
b. Uji normalitas data per-variabel
c. Analisis katagori per-variabel
d. Test linieritas regresi
e. Analisis korelasi
f. Uji pengaruh
5. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan Uji Keabsahan Data
Prosedur dan teknik pemeriksaan uji keabsahan data, penulis akan melakukan uji validitas
dan realibilitas untuk setiap variable.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 25
I. DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis: Teori dan Kasus Solusi. BPFE. Yogyakarta.
Aritonang, Keke.T. 2005. Kompensasi Kerja, DisiplinKerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK
PENABUR. Jurnal Pendidikan Penabur . No 4. Th IV. Jakarta.
Armstrong, Michael. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia: A Handbook Of Human
Resource Management. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Azwar, Saifudin. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Crimson, Sitanggang, 2005, Analisis Pengaruh Prilaku Pemimpin Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Sekretariat Kotamadya Jak-Bar. Skripsi , UNDIP Semarang.
Dale, Robert. D. 1992. Pelayan Sebagai Pemimpin. Gandum Mas. Malang.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Asing. Malang: P3T IKIP Malang.
Djamarah. 1994Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya : Usaha Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi 2. BP Universitas
Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP
Universitas Diponegoro. Semarang.
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1. No 1.
Hal: 63-74.
Hakim, Abdul. 2006. Analisis Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perhubungan Dan Telekomunikasi Provinsi
Jawa Tengah. JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 165-180.
Hamalik. 1991. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi Bandung : Sinar Baru.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara. Jakarta.
http://www.lintasjari.com/2013/06/pengertian-prestasi-belajar-definisi-menurut-para-ahli.html
Malthis, R.L dan Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.
Masrukhin dan Waridin. 2004. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi
Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai. EKOBIS . Vol 7. No 2. Hal: 197-209.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 26
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1986. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Karya.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya. 1988.
Rosari, Reni. 2005. Analisis Gaya Kepemimpinan Dosen-Dosen Di Fakultas Ekonomi UGM
Yogyakarta. Jurnal Telaah Bisnis . Vol 6. No 1. Hal: 87-109.
Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok
GRAMEDIA. Jakarta.
Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. 2005. Manajemen.PT INDEKS Kelompok Gramedia.
Jakarta.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PT
RAJAGRAFINDO PERSADA. Jakarta
Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja
Karyawan Dan Meningkatkan Daya Sain g Perusahaan. PT RAJAGRAFINDO
PERSADA. Jakarta.
Sadirman AM. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.
Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Mengajar.Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methode For Business: Metodologi Penelitia n Untuk bisnis.
Salemba Empat. Jakarta.
Setiyawan, Budi dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang. JRBI . Vol 2. No
2. Hal: 181-198.
Siagian, Sondong. P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Stoner, James. AF Dan R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert. 1996. Manajemen. PT
Prenhallindo. Jakarta.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar
Baru.
Suharto dan Cahyo. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia Di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa
Tengah.JRBI . Vol 1. No 1. Hal: 13-30.
Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi . Edisi keenam. Erlangga. Jakarta.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 27
Tu’u,Tulus.2004.Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.Jakarta:Rineka Cipta.
Winkel, W.S. 1987. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Proposal Penelitian Edwin Wahyudin. Prodi MPI UIN Bdg Page 28