Proposal penelitian hanamaulida

21
1 UNIVERSITAS INDONESIA PROSES MASUKNYA TURKI SEBAGAI ANGGOTA UNI EROPA (2005-2013) PROPOSAL PENELITIAN HANA MAULIDA 1106063023 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI PRANCIS DEPOK MEI 2014

description

Proposal penelitian

Transcript of Proposal penelitian hanamaulida

Page 1: Proposal penelitian hanamaulida

1

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSES MASUKNYA TURKI SEBAGAI ANGGOTA UNI EROPA

(2005-2013)

PROPOSAL PENELITIAN

HANA MAULIDA

1106063023

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI PRANCIS

DEPOK

MEI 2014

Page 2: Proposal penelitian hanamaulida

2

1. Latar Belakang

1.1. Sejarah singkat Uni Eropa

Setelah perang dunia II berakhir, kekhawatiran akan kembali terjadinya perang

hebat melanda sebagian besar masyarkat dunia khusunya Eropa. Prancis yang

menyadari bahwa perlunya mewujudkan perdamaian dunia berusaha merealisasikan

hal ini. Prancis meyakini bahwa perdamaian di Eropa dan dunia akan terwujud jika

Prancis dapat menjadikan Jerman sebagai kawan bukan lawan. Akhirnya ide

cemerlang yang dicetuskan Jean Monnet untuk melakukan penyatuan Eropa dimana

Jerman terdapat di dalamnya direalisasikan oleh Robert Schumann sebagai menteri

luar negeri Prancis saat itu. Realisasi tersebut dimulainya pada tahun 1950. Akhirnya

pada tanggal 18 April 1951, terbentuklah suatu kerja sama ekonomi dalam bidang

batu bara dan baja antara Prancis, Jerman Barat, Italia, Belgia, Belanda, dan

Luxemburg. Kerja sama ekonomi ini bernama European Coal and Steel Community

(ECSC). (Cini, 2010: 20-21)

ECSC kemudian berkembang menjadi European Economic Community pada

tahun 1957. Keenam negara yang tergabung dalam ECSC memperluas kerja sama

ekonomi mereka bukan hanya di bidang batu bara dan baja tetapi juga segala aspek

ekonomi.1 Pada tahun 1973, dimana pada saat itu EEC telah berganti nama menjadi

European Community (EC), Inggris, Denmark, dan Irlandia bergabung dengan EC.

Komunitas regional ini berkembang. Mereka tidak hanya bekerja sama dalam bidang

ekonomi tetapi juga mulai merambah bidang politik dan pertahanan keamanan.2

Untuk mempermudah proses perdagangan dan menguatkan integrasi Eropa

maka tahun 1985 ditandatanganilah perjanjian Schengen yang kemudian diikuti

dengan Single European Act pada tahun 1986. Kedua hal ini menghadirkan semangat

baru bagi terintegrasinya Eropa. Akhirnya, pada tahun 1992, terbentuklah traktat

Maastrict (Treaty of European Union (TEU)) yang melahirkan Uni Eropa yang berdiri

1 “A Peaceful Europe – The Beginnings of Cooperation”. European Union. Diakses pada Maret 2014

http://europa.eu/about-eu/eu-history/1945-1959/index_en.htm 2 “A Growing Community”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-eu/eu-

history/1970-1979/index_en.htm.

Page 3: Proposal penelitian hanamaulida

3

diatas tiga pilar utama; European Communities, Common Foreign and Security Policy

(CFSP), dan Justice and Home Affairs (JHA).3

Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 membuat negara-negara pecahan Uni

Soviet berbondong-bondong masuk Uni Eropa. Untuk menghadapi hal tersebut maka

dibuatlah Kriteria Kopenhagen tahun 1993 sebagai kriteria yang harus dipenuhi suatu

negara jika ingin bergabung dengan Uni Eropa. Tahun 1997 terbentuk traktat

Amsterdam guna merevisi TEU.4 Disusul tahun 2000 terbentuk traktat Nice untuk

menguatkan institusi Uni Eropa sekaligus mempersiapkan masuknya 10 anggota baru

dari Eropa Timur di tahun 2002. Tahun 2007, Rumania dan Bulgaria bergabung

sehingga anggota sampai saat ini menjadi 27 negara.5

1.2. Perluasaan Keanggotaan Uni Eropa

Perluasaan selalu mewarnai dinamika Uni Eropa. Hal ini disebabkan perluasan

merupakan alat yang digunakan Uni Eropa untuk menyebarkan ideologi yang

digunakannya. Demokrasi, sistem ekonomi liberal, dan penghargaan terhadap HAM

adalah ideologi yang dipegang organisasi regional ini. Diawali oleh kerja sama enam

negara dalam bidang batu bara dan baja serta usaha keenamnya untuk

mengembangkan kerja sama mereka telah menarik perhatian negara-negara Eropa

lainnya untuk bergabung. Pada tahun 1973, Inggris, Denmark, dan Irlandia bergabung.

Irlandia dan Denmark memiliki motivasi ekonomi untuk bergabung. Sedangkan,

motivasi Inggris adalah politik.6

Magnet European Community tidak hanya sampai disitu. Tahun 1981, Yunani

bergabung dengan motivasi meningkatkan perekonomian negara. Spanyol dan

Portugis pun tidak ingin ketinggalan untuk menjadi bagian dari komunitas ini.

Keduannya bergabung pada tahun 1986 dengan motivasi yang sama dengan Yunani.

Perluasan keempat terjadi pada tahun 1995, ketika Austria, Finlandia, dan Swedia

menjadi anggota Uni Eropa.7

3 “Europe Without Frontiers”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-eu/eu-

history/1990-1999/index_en.htm 4 Ibid.

5 “Further Expansion”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-eu/eu-

history/2000-2009/index_en.htm 6 Cini, Michelle., dan Nieves Pérez-Solórzano B. (2010). European Union Politics: Third Edition. Oxford: Oxford

University Press. 7 Loc.cit.

Page 4: Proposal penelitian hanamaulida

4

Runtuhnya tembok Berlin dan Uni Soviet telah mengubah peta perpolitikan

yang ada selama ini. Negara-negara Eropa tengah dan timur (CEEC8) yang sebagian

besar adalah bekas bagian dari negara Uni Soviet berlomba-lomba untuk bergabung

dengan Uni Eropa. Menghadapi hal ini, Uni Eropa membuat kriteria; memiliki sistem

negara yang demokrasi dan sistem ekonomi liberal, menjunjung tinggi HAM, dan

berada di benua Eropa secara geografis. Kriteria ini bernama Kriteria Kopenhagen.

Dengan adanya kriteria ini berhasil membatasi fenomena perluasan yang membeludak.

Akhirnya, sepuluh negara CEEC yang terdiri dari Ceko, Hungaria, Estonia, Latvia,

Lithuania, Polandia, Slovakia, Slovenia, Malta, dan Siprus menjadi anggota Uni

Eropa tahun 2004. Bulgaria dan Rumania menyusul menjadi anggota di tahun 2007.

Alhasil, hingga tahun kini, Uni Eropa terdiri dari 27 negara. (Cini, 2010: 419-421)

Meski setelah tahun 2007 kita tidak melihat adanya negara yang bergabung

dengan Uni Eropa, hal ini tidak berarti tidak ada negara yang tidak tertarik magnet

Uni Eropa. Terdapat sejumlah negara yang hingga saat ini masih mengantri untuk

menjadi bagian dari organisasi regional yang paling berhasil ini. Negara-negara yang

keanggotaannya sedang diproses saat ini adalah Kroasia, Turki, dan Makedonia.

Tercatat pula sejumlah negara yang masih berstatus calon kandidat anggota yaitu,

Serbia, Montenegro, Albania, Bosnia Herzegovina, dan Kosovo. (Cini, 2010: 430-

432)

1.3. Turki dan Uni Eropa

Dari sekian banyak negara yang mengajukkan proposal untuk menjadi bagian

dari Uni Eropa, keanggotaan Turki adalah yang paling menarik perhatian masyarakat

Eropa dan menjadi permasalahan khusus dalam hal perluasan Uni Eropa. (Cini, 2010:

432) Turki yang telah menjalin hubungan dengan Eropa sejak abad ke-169 tentu tidak

ingin ketinggalan untuk menjadi bagian dari organisasi regional Eropa ini. Meski

sebagian besar wilayahnya berada di benua Asia, niat Turki untuk bergabung telah

diekspresikannya sejak tahun 1959. Sayangnya, keinginan ini hanya menghasilkan

sebuah perjanjian Ankara10

yang ditandatangani pada tahun 1963. Tidak puas dengan

8 CEEC merupakan singkatan dari Central and Eastern European Countries.

9 İnalcik, Halìl. Turkey and Europe: A Historical Perspective. Ankara: Bilkent University. Diunduh pada hari

Minggu, 16 Maret 2014. http://sam.gov.tr/wp-content/uploads/2012/02/HalilInalcik1.pdf

10 Perjanjian Ankara adalah sebuah kerja sama bilateral antara Turki dan Masyarakat Ekonomi Eropa (nama Uni

Eropa sebelum lahirnya Masyarakat Eropa).

Page 5: Proposal penelitian hanamaulida

5

hanya menjalin kerja sama saja, Turki secara resmi mengajukan proposal

keanggotaannya pada tahun 1987. Sayangnya, proposal tersebut tidak langsung

mendapat respon yang cepat dari Uni Eropa. Permohonan keanggotaan ini baru

disambut ketika pada tahun 1995, Turki dan Uni Eropa membentuk Custom Union. Di

tahun 1999, Uni Eropa mengatakan bahwa Turki harus berusaha untuk memenuhi

kriteria dalam bidang politik dan ekonomi. Negosiasi untuk keanggotaan Turki baru

dilakukan pada tahun 2005.11

2. Rumusan Masalah

Bagaimana proses masuknya Turki sebagai anggota Uni Eropa dari tahun 2005

hingga tahun 2013?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses masuknya Turki sebagai anggota

Uni Eropa dari tahun 2005 hingga 2013.

4. Sasaran Penelitian

a. Memaparkan kriteria untuk menjadi anggota Uni Eropa.

b. Mengetahui proses keanggotaan Turki dalam kurun waktu delapan tahun dari

tahun 2005 hingga 2013.

c. Mengetahui isu-isu yang berkembang yang mempengaruhi proses keanggotaan

Turki.

d. Mengetahui negara-negara yang berperan dalam mempengaruhi proses

keanggotaan Turki.

5. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi oleh tahun penelitian yaitu pada tahun 2005 hingga

2013. Pada tahun 2005, Uni Eropa mulai membuka negosiasi dengan Turki mengenai

proses keanggotaannya. Dengan demikian, pada tahun tersebutlah permohonan

keanggotaan Turki mulai diproses. Tahun 2013 dipilih sebagai akhir dari tahun

penelitian karena pada tahun ini proses negosiasi Turki-Uni Eropa telah mencapai

11

Morelli, Vincent L. (2013). European Union Enlargement: A Status Report on Turkey’s Accession Negotiations. Congressional Research Service. Diunduh pada Januari 2014. https://www.fas.org/sgp/crs/row/RS22517.pdf

Page 6: Proposal penelitian hanamaulida

6

political and technical stalemate dan hal ini dapat menggambarkan kondisi terkini

dari proses masuknya Turki ke Uni Eropa.

6. Metodologi Penelitian

6.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Menurut Creswell,

2005, penelitian kualitatif digunakan untuk untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau humaniora. Seperti yang

diketahui dan tertulis dalam buku ‘Mengerti Sejarah’ karya Gottschalk, 2008, bahwa

penelitian sejarah haruslah dilakukan secara lengkap dan mendalam. Oleh karena itu,

metode kualitatiflah yang sesuai untuk meneliti topik penelitian ini.

6.2. Sumber Data

Menurut Kuntowijoyo, sumber data dalam penelitian sejarah terdiri dari

dokumen tertulis, artefak, sumber lisan, dan sumber kuantitatif (2001: 96-101). Dalam

melakukan penelitian ini, sumber yang akan digunakan adalah dokumen tertulis. Hal

ini disebabkan oleh hanya sumber tersebut yang memungkinkan untuk didapatkan.

Dokumen tertulis yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder.

Penelitian ini akan menggunakan laporan perkembangan keanggotaan Turki yang

dikeluarkan oleh Komisi Eropa setiap tahunnya dari tahun 2005-2013 yang berjudul

Turkey 2005 Progress Report, Turkey 2006 Progress Report, Turkey 2007 Progress

Report, Turkey 2008 Progress Report, Turkey 2009 Progress Report, Turkey 2010

Progress Report, Turkey 2011 Progress Report, Turkey 2012 Progress Report, dan

Turkey 2013 Progress Report sebagai data primer.

Adapun data sekunder yang akan digunakan yaitu, buku maupun artikel ilmiah

yang membahas proses keanggotaan Turki di Uni Eropa selama kurun waktu delapan

tahun yaitu dari tahun 2005 hingga 2013 dan artikel-artikel di media cetak yang

membicarakan proses keanggotaan Turki seperti koran ataupun artikel dalam koran

yang terdapat dalam situs resmi koran tersebut serta situs internet lembaga resmi.

Berikut adalah buku, sejumlah artikel ilmiah dan koran, serta situs internet lembaga

resmi;

Buku Turkey Watch: EU Member States’ Perceptions on Turkey’s Accession to

the EU karya Akşit, Sait., Özgehan S., dan Çiğdem Ü yang terbit tahun 2009.

Page 7: Proposal penelitian hanamaulida

7

Artikel ilmiah European Union Enlargement: A Status Report on Turkey’s

Accession Negotiations oleh Vincent L. Morelli pada tahun 2013.

Artikel EU Report on Turkey’s Accession: Implications for U.S Policy oleh Soner

Cagaptay dan Eva Outzen dalam situs resmi The Washington Institute pada tahun

2009.

Artikel Current Situation in Turkey’s Accession Negotiations dalam situs resmi

Iktisadi Kalkinma Vakfi (Economic Development Foundation).

Artikel EU Clears Turkey-Cyprus Hurdle 19 September 2005 dalam situs resmi

BBC.

Artikel berita EU Hits New Turkey-Cyprus Trouble Selasa 20 September 2005

dalam situs resmi BBC.

Artikel berita Cyprus Deals with Disppoinment Rabu, 28 September 2005 pada

situs resmi BBC.

Artikel berita Austria Repeats Turkey objections Sabtu, 1 Oktober 2005 dalam

situs resmi BBC

Artikel koran Turkey to renew talks over the European Union Memberships Rabu,

16 Mei 2012 dalam situs resmi koran The Guardian.

Aritikel berita EU Seeks Fresh Start with Turkey on Membership Bid 17 Mei

2012 dalam situs resmi BBC.

Artikel surat kabar Turkey Hopes French Will Drop Objections to Its EU Bid hari

Senin, 21 Mei 2012 dalam situs resmi koran The News International.

Artikel berita Turkey Hits Back at EU Criticsm Over Membership Bid 1 Januari

2013 dalam situs resmi BBC.

Artikel berita Turkey Protest: Erdogan Rejects EU Criticsm 7 Juni 2013 dalam

situs resmi BBC.

Artikel berita EU Delays Turkish Membership after German pressure 25 Juni

2013 dalam situs resmi BBC.

Artikel berita EU to Push on with Turkey’s Memberships Bid 16 Oktober 2013

dalam situs resmi The National.

Artikel koran Angela Markel Plaide pour la Turquie dan l’UE 25 Februari 2013

dalam situs resmi koran Le Figaro.

Artikel EU-Turkey Relations dalam situs resmi Kementrian Luar Negeri Turki.

Page 8: Proposal penelitian hanamaulida

8

6.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu dengan

mengumpul sejumlah dokumen tertulis baik dalam bentuk buku maupun artikel yang

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zed

bahwa studi kepustakaan berhadapan langsung dengan teks dan bukan melalui

pengetahuan yang didapatkan dengan terjun ke lapangan seperti skala, survei, dan

kuesioner (2004: 4).

6.4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian sejarah, analisis data dilakukan dengan cara menginterpretasi

data. Menurut Kuntowijoyo, 2001, interpretasi terdiri dari dua macam yaitu, analisis

dan sintesis (102). Peneliti akan menganalisis data-data mengenai proses keanggotaan

Turki di Uni Eropa yang selanjutnya akan disintesiskan dan hasil dari proses ini akan

menjadi temuan dalam penelitian ini.

7. Tinjauan Pustaka

7.1. Uni Eropa

Uni Eropa adalah sebuah keluarga negara-negara liberal-demokrasi yang

bertindak secara kolektif melalui sistem pengambilan keputusan yang

terintitusionalisasi. (Cini, 2010: 3) Terbentuknya sebuah keluarga yang terdiri dari

negara-negara kawasan Eropa ini bukan merupakan suatu kesatuan yang hadir begitu

saja melainkan terdapat sejarah panjang untuk mewujudkan kesatuan Eropa.

Pemikiran bahwa penyatuan Eropa adalah hal yang esensial untuk menciptakan

perdamaian di dunia menjadi pencetus terbentuknya Uni Eropa. Setelah perang dunia

II berakhir, Jean Monnet, menteri ekonomi Prancis saat itu, menyadari bahwa Eropa

harus bersatu demi tercapainya perdamaian dunia. Cara untuk mewujudkan hal

tersebut adalah melalui bidang ekonomi karena bidang ini dianggap efektif untuk

menyatukan Eropa. Gagasan Monnet tersebut kemudian direalisasikan oleh menteri

luar negeri Prancis, Robert Schuman, yang mulai membuka diskusi dan mengajak

negara-negara Eropa untuk membentuk kerja sama ekonomi. Alhasil, pada tanggal 18

April 1951 terbentuklah sebuah kerja sama di bidang batu bara dan baja (European

Coal and Steel Community (ECSC)) yang terdiri dari enam negara; Prancis, Jerman,

Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Italia. (Cini, 2010: 20-21)

Page 9: Proposal penelitian hanamaulida

9

Keenam negara ini tidak hanya berhenti pada ECSC tetapi mereka

mengembangkan kerja sama dalam bidang ekonomi lainnya. Dengan

ditandatanganinya Traktat Roma pada 25 Maret 1957, terbentuklah sebuah

Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community (EEC)) atau ‘pasar

bersama’ dimana manusia dan barang dapat bergerak melewati batas negara dengan

bebas dan Euratom. Kerangka kerja MEE menggunakan badan supranasional.12

Organisasi ini terus mengembangkan dirinya dan pada tahun 1967 berganti

nama menjadi Masyarakat Eropa (European Community). Meski telah melakukan

banyak perkembangan, organisasi regional ini tidak berhenti untuk terus

meningkatkan kerja sama diantara mereka bukan hanya dalam bidang ekonomi, tetapi

juga dalam bidang politik. Mereka berusaha untuk menciptkan kesatuan pembuatan

kebijakan melalui kerja sama dalam bidang politik.13

Tidak puas hanya dengan Masyarakat Eropa, negara-negara anggotanya yang

dimotori oleh Prancis sebagai penggerak utama dan juga Jerman, mereka

menandatangani Traktat Maastricht atau Traktat Uni Eropa pada 7 Februari 1992.

Mulai saat itu, nama Uni Eropa digunakan hingga hari ini. Dalam Traktat Maastrict,

tertulis bahwa terdapat tiga pilar Uni Eropa yaitu, Komunitas Eropa (The European

Communities), Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama (Common Foreign

and Security Policy), dan Urusan Keadilan (Justice and Home Affairs). Dewan Eropa,

Parlemen Eropa, Komisi Eropa, dan badan peradilan Eropa pun telah terbentuk pada

saat itu. Sekalipun telah menjadi Uni Eropa yang terlihat telah mapan, hal ini tidak

membuat mereka berhenti untuk menjadikan organisasi ini lebih baik. Tahun 1997

ditandatangi Traktat Amsterdam dan menyusul pada tahun 2000 terbentuk Traktat

Nice untuk menguatkan institusi Uni Eropa dan sekaligus mempersiapkan masuknya

10 negara anggota baru dari Eropa Tengah dan Timur di tahun 2004 dan 2007.

Hingga saat ini tercatat 27 negara yang menjadi anggota Uni Eropa.14

12

“A Period of Economic growth”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-eu/eu-history/1960-1969/index_en.htm. 13

“A Growing Community”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-eu/eu-history/1970-1979/index_en.htm. 14

“Europe Without Frontiers”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-eu/eu-history/1990-1999/index_en.htm dan “Further Expansion”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-eu/eu-history/2000-2009/index_en.htm

Page 10: Proposal penelitian hanamaulida

10

Kerbehasilan organisasi Eropa ini memang menjadi daya tarik sendiri bagi

negara-negara lainnya untuk bergabung dengan the inner six15

. Sejumlah perluasan

keanggotaan telah terjadi beberapa kali sejak Uni Eropa masih bernama Masyarakat

Eropa. Perluasan terus menjadi hal yang tidak pernah absen dalam perjalanan Uni

Eropa. Lebih lengkap dan lanjut mengenai perluasan akan dibahas pada bagian

selanjutnya.

7.2. Perluasan Uni Eropa

7.2.1. Sejarah Perluasan Uni Eropa

Perkembangan Uni Eropa dari pertama kali terbentuk bukan hanya pada

bentuk dari kerja sama organisasinya melainkan juga pada perkembangan dari

anggota keluarga negara-negara liberal-demokrasi ini. Hingga hari ini, Uni Eropa

tercatat telah melakukan enam kali perluasan yang menghasilkan jumlah anggota Uni

Eropa sebanyak 27 negara. Perluasan pertama terjadi pada tahun 1973. Saat itu,

Inggris, Denmark, dan Irlandia bergabung dengan Uni Eropa.16

Sebenarnya Inggris

telah mengajukkan permohonan keanggotaannya telah lama. Namun, baru dapat

terwujud di tahun 1973 setelah sebelumnya ditolak pada tahun 1962 oleh Prancis.

Motivasi politik menjadi motivasi utama Inggris untuk bergabung. Inggris tentu saja

tidak ingin kehilangan pengaruhnya di kawasan Eropa. Sedangkan, Denmark dan

Irlandia memiliki motivasi ekonomi.17

Perluasan kedua terjadi di tahun 1981 ketika Yunani bergabung dan disusul

oleh perluasan ketiga pada tahun 1986 dan saat ini giliran Portugis dan Spanyol yang

bergabung. Meningkatkan ekonomi dan demokrasi dalam negeri merupakan motivasi

ketiga negara ini untuk bergabung dengan Uni Eropa. Dari sisi Uni Eropa sendiri,

penerimaan ketiga negara ini untuk menyebarkan nilai-nilai liberal-demokrasi di

negara-negara tersebut.

Pasca-runtuhnya tembok Berlin dan Uni Soviet, Austria, Swedia, Finlandia

memutuskan untuk mengakhiri sifat netralnya dan bergabung dengan Uni Eropa pada

tahun 1995. Magnet Uni Eropa pasca-runtuhnya Uni Soviet bukan hanya terasa pada

15

The inner six adalah sebutan bagi enam negara yang tergabung dalam ECSC sekaligus merupakan pencetus Uni Eropa. 16 Cini, Michelle., dan Nieves Pérez-Solórzano B. (2010). European Union Politics: Third Edition. Oxford: Oxford

University Press.

17 Ibid.

Page 11: Proposal penelitian hanamaulida

11

masuknya tiga negara yang sudah cukup mapan ini tetapi juga sampai pada negara-

negara Eropa tengah dan timur. Negara-negara ini berlomba-lomba untuk masuk Uni

Eropa dengan motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan negara dan mengukuhkan

identitas mereka sebagai negara Eropa.18

Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar

bagi Uni Eropa. Akhirnya, mereka membuat kriteria bagi negara yang ingin menjadi

anggota Uni Eropa. Kriteria ini dinamakan kriteria Kopenhagen. Uni Eropa pun

membuat traktat Nice untuk mempersiapkan masuknya negara-negara Eropa tengah

dan timur tersebut. Negara-negara tersebut adalah Republik Ceko, Hungaria, Estonia,

Latvia, Lithuania, Polandia, Slovakia, Slovenia, Malta, Siprus, Bulgaria, dan Rumania.

Negara-negara tersebut bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2004 kecuali

Bulgaria dan Rumania yang bergabung pada tahun 2007.

Setelah perluasan kelima dan keenam yang memasukan begitu banyak negara

sekaligus, Uni Eropa masih terus menerima proposal permohonan keanggotaan dari

negara-negara Eropa timur lainnya hingga saat ini. Namun, sejak tahun 2007, belum

ada negara Eropa lainnya yang diterima menjadi anggota. Negara-negara yang

menjadi kandidat anggota Uni Eropa adalah Turki, Kroasia,dan Makedonia (FYROM).

Sedangkan, negara-negara yang potensial untuk menjadi kandidat adalah Bosnia dan

Herzegovina, Albania, Montenegro, Serbia, Kosovo, dan Islandia.19

7.2.2. Kriteria Menjadi Anggota Uni Eropa

Sebelum tahun 1993 atau dibuatnya kriteria Kopenhagen, syarat untuk

menjadi anggota Uni Eropa adalah terletak di benua Eropa secara geografis dan

menganut sistem pemerintahan demokrasi. Sehingga jelas jika pada tahun 1987

Maroko mengajukkan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa, ia ditolak. Namun, hal

ini tidak terjadi pada saat ini karena kedekatan budaya dengan Eropa bisa membuat

negara tersebut menjadi anggota Uni Eropa. Hal ini dapat kita lihat pada sejumlah

pulau yang berada di luar teritori Eropa namun milik pemerintah Prancis, Belanda,

dan Inggris juga masuk ke dalam Uni Eropa. Siprus yang secara resmi wilayahnya

berada di benua asia menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2004.20

Ketidakjelasan

batas wilayah Eropa yang berakibat pada permasalahan perluasan Eropa juga

18

Wiarda, Howard J. (2001). European Politics in the Age of Globalization. Fort Worth, TX: Harcourt College Publishers. 19

Op.cit. 20

Laermans, Huguette., dan Paul Roosens. (2009). The Enlargement of the European Union. Ekon.Misao Praksa DBK GOD, XVIII, 397 – 410.

Page 12: Proposal penelitian hanamaulida

12

diutarakan Villepin dalam bukunya L’Homme Européen. Dalam bukunya tersebut, ia

mengatakan bahwa batas wilayah Eropa di timur belum terdefinisikan dan hal

memunculkan masalah dalam perluasan Uni Eropa.

Meski sering kali menemui permasalahan letak geografis dari negara anggota

maupun kandidat yang perlu dipegang adalah kriteria Kopenhagen karena kriteria

inilah yang secara resmi dikeluarkan oleh Uni Eropa dan wajib dipenuhi oleh setiap

negara yang hendak menjadi anggota. Kriteria ini terdiri dari tiga butir, yaitu21

:

1. Politik: merupakan negara demokrasi, berdasarkan hukum, menghargai

HAM dan hak-hak kaum minoritas.

2. Ekonomi: memiliki perekonomian yang baik dan memiliki kapasitas

untuk bersaing dengan negara Uni Eropa lainnya.

3. Memenuhi acquis communautaire.

7.2.3. Proses Penerimaan Anggota Uni Eropa

Proses untuk menjadi anggota Uni Eropa terbilang memakan waktu yang lama.

Negara pelamar harus terlebih dahulu mengirimkan proposal permohonan

keanggotaannya ke Dewan Eropa. Selanjutnya, Dewan Eropa akan memberikan

proposal tersebut kepada Komisi Eropa. Komisi Eropa akan menelaah proposal

tersebut apakah calon kandidat telah memenuhi syarat untuk menjadi anggota. Komisi

Eropa selanjutnya akan mengadakan negosiasi dengan negara pelamar untuk

membicarakan 35 bab acquis communautaire untuk mengetahui ketentuan mana saja

yang telah sesuai dalam acquis. Negosiasi yang lebih instensif dilakukan pada tingkat

kementrian untuk dapat benar-benar melihat kondisi negara tersebut untuk memenuhi

setiap bab dalam acquis. Setiap bab yang dibahas dalam negosiasi harus terlebih

dahulu mendapat persetujuan Dewan Eropa. Dalam negosiasi, negara pelamar yang

merasa membutuhkan waktu untuk memenuhi persyaratan dapat meminta waktu

kepada Uni Eropa. Setiap negara pelamar akan mendapatkan bantuan dana untuk

memenuhi persyaratan.

Setiap bab yang dibuka dan ditutup harus terlebih dahulu mendapatkan

persetujuan semua anggota Uni Eropa dan bab yang telah ditutup dapat dibuka

kembali. Komisi Eropa akan mengirimkan laporan perkembangan proses keanggotaan

negara pelamar secara rutin, biasanya pada bulan Oktober atau Novermber setiap

21

“Accession Criteria (Copenhagen Criteria)”. Europa: Synthèses de la législation. Diakses pada 23 April 2014. http://europa.eu/legislation_summaries/glossary/accession_criteria_copenhague_en.htm

Page 13: Proposal penelitian hanamaulida

13

tahunnya kepada Dewan Eropa dan juga Parlemen Eropa. Jika Komisi mengatakan

bahwa negara pelamar telah memenuhi acquis maka akan dibuatkan draft traktat

keanggotaan dan selanjutnya diserahkan ke Dewan Eropa dan Parlemen Eropa untuk

disetujui. Setelah mendapat persetujuan dari Dewan dan Parlemen, traktat

keanggotaan harus diratifikasi oleh seluruh anggota Uni Eropa dan negara pelamar.

Proses ratifikasi ini memakan waktu dua tahun atau lebih.22

7.3. Turki dan Keinginannya Menjadi Anggota Uni Eropa

Turki adalah negara yang paling lama menunggu status keanggotaannya di

Uni Eropa. Keinginan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa sudah ada sejak

tahun 1959. Sayangnya, keinginan tersebut hanya berakhir pada pembuatan kerja

sama Turki dan Uni Eropa yang bernama perjanjian Ankara di tahun 1963. Turki pun

tidak puas dengan hanya menjalin kerja sama di bawah payung perjanjian Ankara

sehingga pada tanggal 14 April 1987 ia mengajukan proposal secara resmi untuk

menjadi anggota Uni Eropa. Saat itu, Uni Eropa menangguhkan untuk memproses

proposal Turki. Barulah pada tahun 1995, Turki dan Uni Eropa membentuk custom

union. Setelah menunggu cukup lama, negosiasi proses keanggotaan Turki dan Uni

Eropa dilakukan pada tahun 2005. Hal ini tentu menjadi momen penting bagi Turki

untuk memuluskan jalannya ke Uni Eropa. Sayangnya, momen penting ini justru

menjadi batu sandungan yang besar bagi Turki. Keengganan Turki mengakui Siprus

yang notabenenya telah menjadi anggota Uni Eropa menjadi faktornya. Alhasil, hal

ini membuat sebagian besar negara anggota tidak simpati terhadap Turki dan

negosiasi pun terhenti dan baru dibuka kembali pada tahun 2007.23

Negosiasi yang dilakukan pada tahun 2007 seakan memberi nafas baru bagi

Turki untuk mewujudkan keinginannya. Pada saat yang bersamaan, sejumlah negara

anggota menemukan gairah baru untuk proses negosiasi keanggotaan Turki,

khususnya Prancis.24

Namun, pada saat itu juga, negara-negara anggota Uni Eropa

masih terbagi dalam dua kutub yaitu yang mendukung dan tidak.25

Keanggotaan Turki

sendiri merupakan hal yang kontroversial di Uni Eropa. Perbedaan budaya dan

22

Morelli, Vincent L. (2013). European Union Enlargement: A Status Report on Turkey’s Accession Negotiations. Congressional Research Service. Diunduh pada Januari 2014. https://www.fas.org/sgp/crs/row/RS22517.pdf. 23 Ibid. 24 “Turkey’s Quest for EU Membership”. (2008). European Union Centers of Excellence.. Diunduh pada Januari

2014. http://europe.unc.edu/wp-content/uploads/2013/08/Brief4-0803-turkeys-quest.pdf 25

Akşit, Sait., Özgehan S., dan Çiğdem Ü. (2009). Turkey Watch: EU Member States’ Perceptions on Turkey’s Accession to the EU. Ankara: Zeplin İletişim Hizmetleri.

Page 14: Proposal penelitian hanamaulida

14

permasalahan geografis Turki menjadikannya kontroversial di mata negara-negara

Eropa lainnya. Meskipun demikian, Turki memiliki kedekatan sejarah dengan Eropa

dan perekonomian yang menjanjikan. Tidak mengherankan jika dalam Uni Eropa

sendiri keanggotaan Turki membawa polemik.

8. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai proses keanggotaan Turki di Uni Eropa bukanlah hal

yang baru. Sudah banyak peneliti yang tertarik untuk meneliti fenomena ini dengan

melihat berbagai aspek. Namun, sebagian besar dari penelitian yang dilakukan

berfokus pada Turki sebagai negara yang mengajukkan diri untuk bergabung dengan

Uni Eropa. Mayoritas penelitian menganalisis tindakan ataupun usaha Turki untuk

bergabung dengan Uni Eropa. Penelitian mengenai Turki-Uni Eropa dilakukan dalam

berbagai jenjang pendidikan, mulai dari skripsi hingga tesis. Karena terdapat banyak

penelitian mengenai proses keanggotaan Turki di Uni Eropa, berikut beberapa

penelitian yang dapat menggambarkan keseluruhan topik utama yang diteliti.

Widia Libranti, 1998, dari departemen Hubungan Internasional Universitas

Indonesia menulis skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan Uni Eropa Terhadap Permohonan Keanggotaan Turki dalam Uni Eropa.

Dalam skripsi ini, Libranti berusaha memaparkan faktor apa saja yang mempengaruhi

kebijakan Uni Eropa terhadap permohonan keanggotaan Turki mengingat Turki telah

mengajukan proposal pada tahun 1987 namun tidak kunjung mendapat sambutan dari

Uni Eropa. Ia menggunakan teori integrasi regional dengan pedekatan neofungsionalis

oleh Ernest B Haas, kriteria Kopenhagen untuk menganalisis faktor ekonomi dan

politik, dan pemikiran Samuel Huntington tentang clash of civilization untuk

memperlihatkan posisi Turki di mata negara-negara Eropa. Temuan dalam skripsi ini

adalah bahwa faktor ekonomi Turki yang dibawah negara-negara UE dan politik yaitu

pelanggaran HAM di Turki menjadi faktor-faktor kebijakan UE. Melalui pemikiran

Huntington, Libranti menemukan bahwa keanggotaan Turki hanya menodai ke-

Eropa-an UE karena karakteristik Turki yang berbeda.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Dadang Hidayat, 1999, mahasiswa

pascasarjana Hubungan Internasional yang membuat tesis dengan judul Prospek

Keanggotaan Turki dalam Uni Eropa: Sebuah Tinjauan Politik. Dalam tesis ini,

Hidayat berusaha untuk memperlihatkan seberapa besar kemungkinan Turki dapat

menjadi anggota UE. Ia menganalisisnya dengan melakukan perbandingan kondisi

Page 15: Proposal penelitian hanamaulida

15

politik dalam negeri Turki dengan kriteria politik pada kriteria Kopenhagen. Dalam

tesisnya ini memang difokuskan pada aspek politik. Hasil penelitian menunjukkan

kondisi domestik Turki kurang sesuai dengan aspek politik dalam kriteria

Kopenhagen. Penghormatan terhadap HAM dan perlindungan terhadap kaum

minoritas, masalah Siprus, perbedaan jauh dari karakteristik sistem dasar politik Turki

dan negara-negara Eropa membuat keanggotaan Turki adalah hal yang sulit

direalisasikan.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian Fithri Asmawita, seorang mahasiswa

pascasarjana departemen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, yang

berjudul Diplomasi Turki untuk Bergabung dengan Uni Eropa. Tesis ini tidak ada

dalam bentuk digital dan data yang ditampilkan hanya abstrak dari penelitian ini

sehingga sulit untuk membaca secara utuh untuk mendapatkan informasi menyeluruh

mengenai penelitian ini. Sayangnya, keterbatasan waktu yang dimiliki membuat tidak

memungkinkan untuk pergi ke Yogya dan membaca tesis ini. Intinya tesis ini

membahasa bagaimana diplomasi Turki untuk mendapatkan status keanggotaannya di

Uni Eropa. Penelitian yang kurang lebih sama juga dilakukan oleh dua orang

mahasiswa Departemen Hubungan Internasional dari universitas yang berbeda yaitu,

Anyta Carolina dari Universitas Nasional dengan judul skripsi Diplomasi Turki Untuk

Bergabung Dengan Uni Eropa Masa Pemerintahan Recep Tayyip Erdogan 2002-

2005 dan Ahla Aulia, 2013, dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan judul skripsi Diplomasi Turki untuk menjadi Anggota Uni Eropa (2007-2012).

Kemudian, terdapat penelitian yang dilakukan seorang mahasiswa departemen

Hubungan Internasional Universitas Komputer di Bandung, Adhi Wardhana, 2013,

yang membuat skripsi dengan judul Upaya Pemerintah Turki untuk Bergabung

dengan Uni Eropa (2004-2008). Temuan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa

dalam kurun waktu empat tahun (2004-2008) adalah pemerintahan Turki telah

berusaha keras untuk memenuhi kriteria Kopenhagen. Pemerintah Turki melakukan

perbaikan dalam bidang ekonomi dan politik terutama dalam menyelesaikan sejumlah

konflik seperti dengan suku kurdi dan Armenia.

Penelitian terakhir yang akan dibahas memiliki fokus pada implikasi

keanggotaan Siprus di Uni Eropa terhadap proses keanggotaan Turki di Uni Eropa.

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana departemen Hubungan

Internasional Universitas Indonesia, Fany Dastanta, 2009, yang membuat tesis dengan

judul Implikasi Penerimaan Siprus dalam Keanggotaan Uni Eropa terhadap Proses

Page 16: Proposal penelitian hanamaulida

16

Penerimaan Turki dalam Keanggotaan Uni Eropa. Temuan dari tesis ini adalah

membuktikan bahwa Siprus berperan besar dalam menghambat proses penerimaan

Turki sebagai anggota Uni Eropa.

9. Kemaknawian Penelitian

Penelitian ini memiliki signifikansi nyata secara akademis. Penelitian

mengenai proses keanggotaan Turki di Uni Eropa belum sama sekali terjamah oleh

para peneliti sejarah ataupun sejarawan. Padahal, fenomena ini merupakan sejarah

yang penting dan menarik untuk diteliti dan ditulis mengingat Turki secara geografis

sebagian besar wilayah Turki tidak berada di Eropa tetapi ia tetap berusaha keras

untuk menjadi anggota organisasi regional Eropa ini. Selain itu, penelitian yang

memperlihatkan secara berimbang peran dari Uni Eropa dan Turki masih dikatakan

minim karena sebagian besar penelitian cendrung menganalisis perilaku Turki dalam

mendapatkan keanggotaannya. Sebaliknya, penelitian ini berusaha untuk

memperlihatkan perilaku kedua belah pihak. Dengan demikian, kita dapat mengetahui

bagaimana usaha baik Turki dan Uni Eropa dalam proses perluasan Uni Eropa. Hal ini

tentu saja memberikan sumbangan yang baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya dalam penelitian proses keanggotaan Turki di Uni Eropa.

10. Jadwal Penelitian

Kegiatan September Oktober November Desember

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Pengumpulan Data x x x x x

Analisis Data x x x X x

Penulisan Penelitian x x X x x

Pembacaan x x

Revisi x x x x

Page 17: Proposal penelitian hanamaulida

17

Daftar Pustaka

Buku

Akşit, Sait., Özgehan S., dan Çiğdem Ü. (2009). Turkey Watch: EU Member States’

Perceptions on Turkey’s Accession to the EU. Ankara: Zeplin İletişim Hizmetleri.

Cini, Michelle., dan Nieves Pérez-Solórzano B. (2010). European Union Politics: Third

Edition. Oxford: Oxford University Press.

Creswell, John W. (2005). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methodes

Approaches. London: SAGE.

Gottschalk, Louis (Noto S., Penerjemah). (2008). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Kuntowijoyo. (2001). Pengantar Ilmu Sejarah. Jogjakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Sumprùn, Jorge., dan Dominique de V. (2005). L’Homme Européen. Paris: Plon.

Wiarda, Howard J. (2001). European Politics in the Age of Globalization. Fort Worth, TX:

Harcourt College Publishers.

Zed, Mestika. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Internet

“A Growing Community”. European Union. Diakses pada Maret 2014.

http://europa.eu/about-eu/eu-history/1970-1979/index_en.htm.

“A Peaceful Europe – The Beginnings of Cooperation”. European Union. Diakses pada

Maret 2014 http://europa.eu/about-eu/eu-history/1945-1959/index_en.htm

“A Period of Economic growth”. European Union. Diakses pada Maret 2014.

http://europa.eu/about-eu/eu-history/1960-1969/index_en.htm.

“Accession Criteria (Copenhagen Criteria)”. Europa: Synthèses de la législation. Diakses

pada 23 April 2014.

http://europa.eu/legislation_summaries/glossary/accession_criteria_copenhague_en.htm

Page 18: Proposal penelitian hanamaulida

18

“Angela Markel Plaide pour la Turquie dan l’UE”. (25 Februari 2013). Le Figaro. Diakses

pada Mei 2014.

http://www.lefigaro.fr/international/2013/02/24/01003-20130224ARTFIG00175-angela-

merkel-plaide-pour-la-turquie-dans-l-ue.php

“Austria Repeats Turkey objections”. (1 Oktober 2005). BBC News. Diakses pada Mei 2014.

http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/4299626.stm

“Current Situation in Turkey’s Accession Negotiations”. Iktisadi Kalkinma Vakfi (Economic

Development Foundation). Diakses pada Januari 2014.

http://www.ikv.org.tr/icerik_en.asp?konu=muzakeremevcutdurum&baslik=Current Situation

in Accession Negotiations.

“Cyprus Deals with Disppoinment”. (28 September 2005). BBC News. Diakses pada Mei

2014.http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/4290452.stm

“EU Clears Turkey-Cyprus Hurdle”. (19 September 2005). BBC News. Diakses pada Mei

2014. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/4262438.stm

“EU Delays Turkish Membership after German Pressure”. (25 Juni 2013). BBC News.

Diakses pada Mei 2014. http://www.bbc.com/news/world-europe-23044600

“EU Hits New Turkey-Cyprus Trouble”. (20 September 2005). BBC News. Diakses pada Mei

2014. http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/4265140.stm

“EU Seeks Fresh Start with Turkey on Membership Bid”. (17 Mei 2012). BBC News.

Diakses pada Mei 2014. http://www.bbc.com/news/world-europe-18100706

“EU to Push on with Turkey’s Memberships Bid”. (16 Oktober 2013). The National. Diakses

pada Mei 2014.

http://www.thenational.ae/world/europe/eu-to-push-on-with-turkeys-membership-bid

“Europe Without Frontiers”. European Union. Diakses pada Maret 2014.

http://europa.eu/about-eu/eu-history/1990-1999/index_en.htm

Page 19: Proposal penelitian hanamaulida

19

“Further Expansion”. European Union. Diakses pada Maret 2014. http://europa.eu/about-

eu/eu-history/2000-2009/index_en.htm

“Turkey-EU Relations”. Republic of Turkey; Ministryof Foreign Affairs. Diakses pada April

2014. http://www.mfa.gov.tr/relations-between-turkey-and-the-european-union.en.mfa

“Turkey Hits Back at EU Criticsm Over Membership Bid”. (1 Januari 2013). BBC News.

Diakses pada Mei 2014.

http://www.bbc.com/news/world-europe-20882239

“Turkey Hopes French Will Drop Objections to Its EU Bid”. (21 Mei 2012) The News

International. Diakses pada Januari 2014.

http://www.thenews.com.pk/Todays-News-1-109589-Turkey-hopes-France-will-drop-

objections-to-its-EU-bid

“Turkey to renew talks over the European Union Memberships”. (16 Mei 2012). The

Guardian. Diakses pada Mei 2014. http://www.theguardian.com/world/2012/may/16/turkey-

renew-talks-european-union-membership

“Turkey Protest: Erdogan Rejects EU Criticsm.” (7 Juni 2013). BBC News. Diakses pada Mei

2014. http://www.bbc.com/news/world-europe-22817460

“Turkey’s Quest for EU Membership”. (2008). European Union Centers of Excellence..

Diunduh pada Januari 2014. http://europe.unc.edu/wp-content/uploads/2013/08/Brief4-0803-

turkeys-quest.pdf

İnalcik, Halìl. Turkey and Europe: A Historical Perspective. Ankara: Bilkent University.

Diunduh pada hari Minggu, 16 Maret 2014. http://sam.gov.tr/wp-

content/uploads/2012/02/HalilInalcik1.pdf

Laermans, Huguette., dan Paul Roosens. (2009). The Enlargement of the European Union.

Ekon.Misao Praksa DBK GOD, XVIII, 397 – 410. Diunduh pada April

2014.hrcak.srce.hr/file/74935

Page 20: Proposal penelitian hanamaulida

20

Morelli, Vincent L. (2013). European Union Enlargement: A Status Report on Turkey’s

Accession Negotiations. Congressional Research Service. Diunduh pada Januari 2014.

https://www.fas.org/sgp/crs/row/RS22517.pdf

Cagaptay, Soner., dan Eva Outzen. (2009). “EU Report on Turkey’s Accession: Implications

for U.S Policy”. The Washington Institute. Diakses pada Januari 2014.

http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/eu-report-on-turkeys-accession-

implications-for-u.s.-policy

Skripsi dan Tesis

Adhi, Wardhana. (2013). (Skripsi) Upaya pemerintah Turki untuk bergabung dengan Uni

Eropa (2004-2008). Bandung: UNIKOM.. Diunduh pada 12 April 2014

http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-adhiwardan-

32756

Ahla, Aulia. (2013). (Skripsi) Diplomasi Turki untuk Menjadi Anggota Uni Eropa (2007-

2012). Jakarta: UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Anyta, Carolina. (2006). (Skripsi) Diplomasi Turki Untuk Bergabung Dengan Uni Eropa

Masa Pemerintahan Recep Tayyip Erdogan 2002-2005. Jakarta: Universitas Nasional.

Dadang, Hidayat. (1999). (Tesis) Prospek Keanggotaan Turki dalam Uni Eropa: Sebuah

Tinjauan Politik. Depok: Universitas Indonesia.

Fany, Dastanta. (2009). (Tesis) Implikasi Penerimaan Siprus dalam Keanggotaan Uni Eropa

terhadap Proses Penerimaan Turki dalam Keanggotaan Uni Eropa. Depok: Universitas

Indonesia.

Fithri, Asmawita. (2009). (Tesis) Diplomasi Turki untuk Bergabung dengan Uni Eropa.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 12 April 2014

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ

=html&buku_id=43704&obyek_id=4

Page 21: Proposal penelitian hanamaulida

21

Widia, Libranti. (1998). (Skripsi) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Uni Eropa

Terhadap Permohonan Keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Depok: Universitas Indonesia.