PROPOSAL PENELITIAN DOSEN PROGRAM STUDI Pelayanan...
Transcript of PROPOSAL PENELITIAN DOSEN PROGRAM STUDI Pelayanan...
PROPOSAL PENELITIAN
DOSEN PROGRAM STUDI
Ilmu Sosial
Pelayanan Publik untuk Nelayan dalam Kepemilikan PAS Kecil pada Kapal
Dibawah 7 GT di Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan.
TIM PENELITI
1. Ika Devy P S.Iip M.Kp (NIDN0703058806 )
2. Nihayatus Sholichah, S.Sos M.Ap (NIDN )
SUMBER PEMBIAYAAN UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS Dr. SOETOMO
SURABAYA
2016
IDENTITAS PENELITI
1. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ika Devy Pramudiana S.iip M.Kp
b. Pangkat/Golongan/NPP : Penata Muda / 15.01.1.465
c. Jabatan Fungsional : Dosen Biasa
d. Jurusan/Fakultas : Administrasi Negara/Ilmu Administrasi
e. Perguruan Tinggi : Universitas Dr. Soetomo
f. Bidang Keahlian : Pelayanan Publik
g. Jangka Waktu Penelitian : 3 bulan
2. Anggota Peneliti 1
a. Nama Lengkap dan Gelar : Nihayatus Sholichah, S.Sos M.Ap
b. Pangkat/Golongan/NPP : Asisten Ahli / 95.01.1.186
c. Jabatan Fungsional : Dosen Biasa
d. Jurusan/Fakultas : Administrasi Negara/Ilmu Administrasi
e. Perguruan Tinggi : Universitas Dr. Soetomo
f. Bidang Keahlian : Kebijakan Publik
g. Jangka Waktu Penelitian : 1 Bulan
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ika Devy Pramudiana S.Iip M.Kp
NIDN : 0703058806
Fakultas : Fakultas Ilmu Administrasi Negara
dengan ini menyatakan bahwa judul penelitian Pelayanan Publik untuk Nelayan dalam
Kepemilikan PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT di Dinas Perhubungan Kabupaten
Lamongan, benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, Surabaya 23 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan,
IKA DEVY P. S.Iip M.Kp
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI
NO NAMA NIDN JOB DESK
1 Ika Devy P. S.Iip M.Kp 0703058806 Ketua
2 Nihayatus Sholichah, S.Sos M.Ap Anggota
ABSTRAK
Substansi pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan
kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan publik
ini menjadi semakin penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat
ramai yang memiliki keaneka ragaman kepentingan dan tujuan. Salah satu pelayanan
publik yang tidak banyak diperhatikan adalah pelayanan pengurusan pas kapal pada
nelayan untuk kapal dibawah 7 GT. Banyak nelayan yang menganggap sepele dan banyak
yang tidak mempunyai pas kapal tersebut. Pentingnya pengurusan pas kapal tersebut
berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per. 27/
MEN / 2009 tentang Pendaftaran dan Penandaan Kapal Perikanan bahwa kapal perikanan
milik orang atau badan hukum Indonesia yang dioperasikan untuk kegiatan usaha
perikanan tangkap diwilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dan / atau
laut lepas wajib didaftarkan sebagai kapal perikanan Indonesia. Peran Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan sangat penting dalam memberikan sosialisasi manfaat dari
kepemilikan pas kapal tersebut.
Kata Kunci : pelayanan Publik, Dinas Perhubungan, Pas Kapal
IDENTITAS ANGGOTA TIM PENELITI PENGUSUL
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama Lengkap (dengan gelar)
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK/ NPP
NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Nomor Telp/ Faks/ HP
Alamat Kantor
Nomor Telp/ Faks
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampu
Nihayatus Sholichah, S.Sos., M.Ap.
P
Asisten Ahli
95011186
0722087102
Sidoarjo, 22 Agustus 1971
Perum WASTU ASRI Blok A 34-35 Junrejo,Batu
081334337781
Universitas Dr. Soetomo, Jl. Semolowaru Surabaya
031-5944743 / 031-5938935
245 orang
1. Manajemen Perkantoran
2. Manajemen Kearsipan
3. Aplikasi Keskretariatan I
4. Administrasi Perkantoran
5. Administrasi Lembaga Pendidikan
6. Kepemimpinan
7. Manajemen Pelayanan Publik
8. Pajak dan Retribusi
9. Azas-azas manajemen
10. Perilaku Organiasasi
11. Sistem Administrasi Negara Indonesia
B. Riwayat Pendidikan No Riwayat Pendidikan S1 S2 S3
1 Nama Perguruan Tinggi Universitas Dr.
Soetomo
Universitas
Brawijaya
2 Bidang Ilmu Administrasi Negara Administrasi Publik
3 Tahun Masuk - Lulus 1989 – 1994 2002 – 2004
4 Judul Skripsi/ Thesis/ Disertasi Peranan Penyuluhan
dalam upaya
meningkatkan jumlah
peserta asuransi
sosial tenaga kerja
pada PT. Astek
(persero) Kantor
Cabang Sidoarjo
Apresiasi Masyarakat
Miskin terhadap
Layanan Sosial Dasar
Pemerintah (Studi
pada Masyarakat
Nelayan Miskin di
desa Weru Kec.
Paciran Kab.
Lamongan)
5 Nama Pembimbing/ Promotor Kobiran Ashari, SH. DR. Sumartono, MS.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2015 Apresiasi Masyarakat Nelayan
Miskin terhadap Layanan Sosial
Dasar Pemerintah di desa Weru Kab.
Lamongan.
Mandiri Rp. 3.000.000,-
2 2016 Pelayanan Publik untuk Nelayan
dalam Kepemilikan PAS Kecil pada
Kapal Dibawah 7 GT di Dinas
Perhubungan Kabupaten Lamongan
Lembaga
Penelitian
Universitas Dr.
Soetomo
Surabaya.
Rp. 3.000.000,-
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir.
No Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2015 Pelatihan Wirausaha Membuat Cake
dan Makanan Berbahan Ubi Bagi
Wanita Rawan Sosial Ekonomi di
Kecamatan Gubeng
Kecamatan
Gubeng Kota
Surabaya
Rp. 500.000,00
2 2015 Pelatihan Pemanfaatan Ubi Jalar
untuk Cheese Stick di Desa Junrejo Desa Junrejo Rp. 500.000,00
3 2016 Pelatihan Pembuatan Gantungan
Jilbab dari Limbah Air Mineral dalam
Meningkatkan Ekonomi Wanita
Rawan Sosial Ekonomi di Kecamatan
Gubeng
Kecamatan
Gubeng Kota
Surabaya
Rp. 500.000,00
4 2016 Penyuluhan Mengenai Bank Sampah
“ Pengelolaan Sampah Yang Benar
dan Berprospek Ekonomi” di Perum
Wastu Asri RT 05 RW 08 Desa
Junrejo Batu
Desa Junrejo Rp. 500.000,00
5 2016 Melakukan Identifikasi,
Pendampingan dan Evaluasi di
Koperasi / UKM di Kabupaten Tuban
Dinas Koperasi
Jawa Timur Rp. 4.000.000,-
6 2016 Pelatihan Pembuatan Bola-bola
Coklat Bagi Masyarakat Penyandang
Kesejahteraan Sosial di Kecamatan
Gubeng Kota Surabaya
Kecamatan
Gubeng Kota
Surabaya
Rp. 500.000,-
7 2016 Pelatihan Pembuatan Hot Tang
(Hotdog Kentang) Bagi Keluarga
Miskin dan Wanita Rawan Sosial
Ekonomi di Kecamatan Gubeng
Kecamatan
Gubeng Kota
Surabaya
Rp. 500.000,-
8 2017 Wirausaha dan Pembuatan Kemasan
Serta Labelling pada Home Industri
Kue Basah di Kelurahan Medokan
Semampir Kecamatan Sukolilo
Surabaya
Lembaga
Pengabdian
Kepada
Masyarakat
(LPM)
Universitas Dr.
Soetomo
Surabaya.
Rp. 3.000.000,-
E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Proposal Penelitian DIPA Pelayanan Publik untuk
Nelayan dalam
Kepemilikan PAS Kecil
pada Kapal Dibawah 7 GT
di Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan
Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada
Masyarakat (LPPM)
Universitas Dr.
Soetomo Surabaya.
ABSTRAK
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan
organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan
saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan
Pelayanan publik ini menjadi semakin penting karena senantiasa berhubungan dengan
khalayak masyarakat ramai yang memiliki keaneka ragaman kepentingan dan tujuan. Salah satu
pelayanan publik yang tidak banyak diperhatikan adalah pelayanan pengurusan pas kapal pada
nelayan untuk kapal dibawah 7 GT. Banyak nelayan yang menganggap sepele dan banyak yang
tidak mempunyai PAS kecil tersebut.
Agar kapal mendapatkan izin pelayaran maka kapal harus memliki perlengkapan
kapal yang bertujuan untuk mendorong operasional kapal dalam melakukan pelayaran.
Karena pentingnya kepemilikan pas kapal tersebut maka Pemerintah Lewat Dinas
Perhubungan memberikan dorongan kepada nelayan untuk mengurus kepemilikan Pas
kecil tersebut.
Pelayanan bidang perhubungan laut yang diberikan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan diberikan melalui sub bidang perhububungan laut yang memiliki
tugas tersendiri dalam memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat. Sub bidang
beserta pelayanan yang diberikan tersebut antara lain adalah 1) Bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Laut Bidang lalu lintas dan angkutan laut memberikan bentuk pelayanan untuk
mengatur dan mengawasi lalu lintas dan operasional angkutan laut di Kabupaten
Lamongan. 2). Bidang Keselamatan Pelayaran Bidang keselamatan pelayaran
memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan keselamatan pelayaran.
Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan terdiri dari
penerbitan Pas Kecil. Pelaksanaan penerbitan laut Pas Kapal dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal
secara keseluruhan sudah dilaksanakan berdasarkan standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan. Dinas Perhubungan sudah melakukan pendekatan dengan cara memberikan
penyuluhan-penyuluhan pentingnya pengurusan PAS kecil, dari masyarakat yang enggan
mengurus PAS kecil menjadi bersedia mengurus PAS kecil karena Dinas Perhubungan
memberikan pelayanan terbaik untuk Nelayan sehingga memenuhi kelengkapan surat-suratnya.
Dari pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perhubungan Nelayan merasa puas karena
pembuatan PAS kecil menjadi mudah, efektif efisien dan juga tidak membutuhkan biaya yang
mahal. Terdapat faktor pendukung di dalam pelayanan publik ini, yaitu adanya Kerjasama antar
Staf Dinas Perhubungan bagian laut dan komitmen antar pegawai. Sementara masih ada faktor
penghambatnya yaitu kurangnya anggaran dan kurangnya kerjasama antara masyarakat Nelayan.
Kata Kunci : Pelayanan Publik, PAS Kecil
Service naturally means a sequence of activities, because of that, the service runs
routinely and continuously, claiming every aspect of lives of organisation in our society. The
process that is done is congruent with filling each other’s needs.
This public service became more important because it has relations with the society
and its audiences that has a series of needs and goals to fulfil and complete. One of the public
services that isn’t too noticed and not got much attention is ‘PAS’ service for fishermen that
has ships or boats under 7 GT. Many fishermen doesn’t realise the function and how
important PAS is. Many of them doesn’t even own one.
For the boats to be able to fish in the seas, it has to have necessary gear that has the
function of keeping the fishing activity in a safe and operational manner. Because of how
important Pas is for fishermen to have, therefore Pemerintah Lewat Dinas Perhubungan
recommended fishermen to have possession of Pas for their boats or ships.
The sea categorized service that is given by Dinas Perhubungan Kabupaten
Lamongan is given with subcategories or subfields of Sea Service that has their own
individual tasks of giving serive to the society. Those subfields include 1) Traffic Field and
Transport Field has the task of observing and managing the operation of Sea transport in
Kabupaten Lamongan. 2) Safety of Shipping/Sailing Field, has the task to give service to the
society of people that has troubles with the safety of Shipping\Sailing.
Service that is provided by Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan consists of the
publishing of Pas Kecil. The implementation of the publishing of Pas Kecil and the
Certificate of a complete boat\ship has entirely been done based on the operational standart
that has been set. Dinas Perhubungan has approached the fishermen and has done counselling
on how important having Pas for your boats and ships. Dinas Perhubungan has always been
kind to fishremen. For that reason, many fishermen has now taken care of the Pas license.
From the service that has been provided by Dinas Perhubungan, the fishermen felt
that the process of makin PAS for their boats and ships is now much more effective, efficient
and also doesn’t need much fee. For the supporting factor, there is cooperation and
commitment between the staff of Dinas Perhubungan. On the other hand, there is the non-
supporting factor which is caused by the insufficient amount of budgeting and cooperation in
between the Fishermen Community
Key Word : Public Service, PAS Kapal
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. .... ii
ABSTRAK ............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ..... v
DAFTAR TABEL.... ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 3
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 3
1.4. Target Luaran …………………………………………………………….. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………… 4
2.1. Pelayanan Publik......................................................................................... 4
2.1.1. Unsur-unsur Pelayanan Publik ………………………………….. 5
2.1.2. Citizen’s Charter ………………………………………………… 5
2.1.3. Penyelenggaraan Pelayanan Publik ……………………………… 8
2.1.4. Bentuk dan Jenis Pelayanan Publik ……………………………… 10
2.1.5. Prinsip Pelayanan Publik ………………………………………… 11
2.2. Kepuasan Pelanggan ……………………………………………………… 12
2.2.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan …………………………………. 13
2.2.2. Aspek-aspek Kepuasan Konsumen ………………………………. 15
2.2.3. Faktor-faktor Kepuasan Konsumen ……………………………… 17
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………. 19
3.1. Jenis Penelitian …………………………………………………………… 19
3.2. Fokus Penelitian ………………………………………………………….. 19
3.3. Lokasi Penelitian …………………………………………………………. 20
3.4. Sumber Data ……………………………………………………………… 20
3.5. Teknik Penentuan Informan ……………………………………………… 21
3.6. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………. 22
3.7. Instrumen Penelitian ……………………………………………………… 23
3.8. Analisis Data ……………………………………………………………… 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 25
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian ……………………………………………. 25
4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lamongan ……………….. 25
4.1.2. Populasi Penduduk ………………………………………………… 28
4.2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan ………….. 29
4.2.1. Tujuan Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan ………………... 29
4.2.2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan …... 30
4.3. Pelayanan Publik yang Diberikan Kepada Nelayan Dalam ………………
Kepemilikan PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Lamongan ……………………………………..
31
4.4. Tingkat Kepuasan Nelayan dalam Pelayanan yang Diberikan
Oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan …………………………
40
4.5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ……………………………… 42
4.5.1. Faktor Pendukung ………………………………………………….. 42
4.5.2. Faktor Penghambat ………………………………………………… 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………. 48
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………… 48
5.2. Saran …………………………………………………………………. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
TABEL HAL
3.1. Komponen Analisis Data Model Interaktif ……………………………………… 24
4.1. Wawancara Mengenai Prosedur Pelayanan PAS Kapal …………………………. 33
4.2. Prosedur Permohonan Pengurusan PAS Kapal …………………………………… 35
4.3. PAS kapal…………………………………………………………………………. . 36
4.4. Wawancara dengan Staf Dinas Perhubungan terkait
Prosedur permohonan PAS Kapal ………………………………………………….. 37
4.5. Wawancara dengan Staf Terkait Biaya Permohonan PAS Kapal …………………... 38
4.6. Pelayanan dari Dinas Perhubungan ke lokasi ………………………………………. 40
4.7. wawancara dengan Salah Satu Nelayan ……………………………………………… 41
4.8. Wawancara dengan Beberapa Nelayan …………………………………………….. 42
4.9. Staf Dinas Perhubungan Bagian Laut ………………………………………………… 43
4.10. Penyuluhan tentang pentingnya PAS Kapal …………………………………………. . 44
4.11. Wawancara Mengenai Pelayanan PAS Kapal ……………………………………….. 46
DAFTAR TABEL
4.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Lamongan ………………… 26
4.2. Jumlah Penduduk Per-Kecamatan menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Lamongan ……………………………………………………….. 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Negara sebagai organisasi publik yang pada dasarnya dibentuk untuk
menyelenggarakan pelayanan masyarakat, Negara menyediakan fasilitas untuk
masyarakatnya. Seperti pada undang-undang nomor 25 tahun 2009 negara berkewajiban
melayani warga Negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam
rangka pelayanan publik.
Substansi pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan
kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan publik ini
menjadi semakin penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat ramai
yang memiliki keaneka ragaman kepentingan dan tujuan. Salah satu pelayanan publik yang
tidak banyak diperhatikan adalah pelayanan pengurusan pas kapal pada nelayan untuk kapal
dibawah 7 GT. Banyak nelayan yang menganggap sepele dan banyak yang tidak
mempunyai pas kapal tersebut.
Lamongan merupakan daerah yang terletak di sepanjang pesisir pantai utara
(PANTURA) jawa yang memiliki pantai sepanjang 47 Km menjadikan mayoritas
masyarakatnya bekerja sebagai nelayan sebanyak 15.099 jiwa, dengan jumlah armada
tangkap ± 5.487 unit perahu. Sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah
nelayan, nelayan menggunakan kapal sebagai alat transportasi untuk mencari ikan. Maka
nelayan membutuhkan pelayanan dibidang perhubungan laut dalam membantu kegiatan atau
aktivitasnya di laut, Dinas yang menaungi pelayanan tersebut adalah Dinas Perhubungan
Laut Kabupaten Lamongan.
Pentingnya pengurusan pas kapal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per. 27/ MEN / 2009 tentang Pendaftaran dan
Penandaan Kapal Perikanan bahwa kapal perikanan milik orang atau badan hukum
Indonesia yang dioperasikan untuk kegiatan usaha perikanan tangkap diwilayah pengelolaan
perikanan Negara Republik Indonesia dan / atau laut lepas wajib didaftarkan sebagai kapal
2
perikanan Indonesia. Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan sangat penting dalam
memberikan sosialisasi mengenai manfaat dari kepemilikan pas kapal tersebut, Dinas
Perhubungan juga memberikan fasilitas pengurusan pas kecil setiap dua minggu sekali dan
mengadakan patroli laut.
Rendahnya kesadaran nelayan untuk mengurus pas kapal menjadi faktor
penghambat bagi pemerintah untuk memberikan hak-hak nelayan, karena ada beberapa
manfaatnya :
1. Menentukan status hukum dari kapal yang didaftarkan;
2. Memenuhi persyaratan guna mendapatkan surat kebangsaan kapal Indonesia;
3. Kapal yang telah didaftarkan mempunyai status benda tidak tetap terdaftar dan
diperlakukan sebagai hak kebendaan di dalam jual beli dan pengalihan haknya;
4. Kapal yang didaftarkan dapat dibebani hak hipotik. (ibid)
Pendaftaran hak atas kapal berarti pendaftaran hak kepemilikan atas kapal
tersebut. Pendaftaran ini merupakan dasar hukum yang memberikan pembuktian tentang
kepastian hak si pemilik dan juga alat bukti bagi pihak lain siapa pemilik kapal. Dan
segala hak yang timbul sebagai akibat dari kepemilikan tersebut. Selain itu juga Agar
kapal mendapatkan izin pelayaran maka kapal harus memliki perlengkapan kapal yang
bertujuan untuk mendorong operasional kapal dalam melakukan pelayaran. Karena
pentingnya kepemilikan pas kapal tersebut maka Pemerintah Lewat Dinas Perhubungan
memeberikan dorongan kepada nelayan untuk mengurus kepemilikan Pas kapal tersebut.
Salah satu kendala yaitu terkadang nelayan yang merasa tidak nyaman adalah
ketika bertemu dengan petugas dari Dinas Perhubungan, disini ada tantangan tersendiri
dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan untuk selalu memberikan pelayanan
terbaiknya, Tentunya tingkat kinerja layanan akan berpengaruh pada tingkat kepuasan
penerima layanan. Kepuasan pelayanan akan mencerminkan tingkat ketepatan pemberian
layanan dengan kebutuhan pelanggan. Semakin baik kinerja pelayanan maka tingkat
kepuasan semakin meningkat. Manakala masyarakat merasa terpuaskan atas pelayanan
yang diberikan maka suatu keberhasilan bagi birokrasi, begitu juga sebaliknya jika
masyarakat merasa tidak terpuaskan atas pelayanan yang diberikan maka hal tersebut
sebagai suatu kegagalan dari birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan ( Saleh
2009, 156).
3
Dari fenomena di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang Pelayanan Publik
untuk Nelayan dalam Kepemilikan PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT di Dinas
Perhubungan Kabupaten Lamongan. Sehingga mengetahui kendala yang ada dan
memberikan solusi sehingga nelayan nyaman dalam pengurusan kepemilikan PAS kapal.
1.2 RUMUSAN MASALAH :
Beradasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelayanan publik yang diberikan kepada nelayan dalam kepemilikan
PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Lamongan?
2. Bagaimana tingkat kepuasan nelayan dalam pelayanan yang diberikan oleh
Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan?
3. Apa saja yang menjadi Faktor pendukung dan pengahambat dalam pelayanan
publik kepemilikan pas kapal untuk nelayan?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
rumusan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pelayanan publik yang diberikan kepada nelayan dalam
kepemilikan PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan.
2. Mendeskripsikan tingkat kepuasan nelayan dalam pelayanan yang diberikan oleh
Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan.
3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan pengahambat dalam pelayanan publik
kepemilikan pas kapal untuk nelayan.
1.4. TARGET LUARAN
Adapun luaran yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah penerbitan pada
Jurnal yang ber ISSN dan Proseding DiPA Univeristas Dr. Soetomo
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pelayanan Publik
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan
berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi
dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling
memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir
A(2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain
yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah
kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan
orang lain. Dari definifi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang
dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang
menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai
berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan
jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya
dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
Pengertian publik menurut Syafi’ie, dkk (1999:18) yaitu : “Sejumlah manusia yang
memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik
berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”.Pengertian lain berasal dari pendapat
A.S. Moenir (1995:7) menyatakan bahwa : “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang
dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada
masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu”.
5
2.1.1 Unsur-unsur Pelayanan Publik
Dalam proses kegiatan pelayanan publik terdapat beberapa faktor atau unsur yang
mendukung jalannya kegiatan. Menurut A.S. Moenir (1995:8), unsur-unsur tersebut antara
lain :
a. Sistem, Prosedur dan Metode Yaitu di dalam pelayanan publik perlu adanya sistem
informasi , prosedur dan metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan
pelayanan.
b. Personil, terutama ditekankan pada perilaku aparatur; dalam pelayanan publik aparatur
pemerintah selaku personil pelayanan harus profesional, disiplin dan terbuka terhadap
kritik dari pelanggan atau masyarakat.
c. Sarana dan prasarana Dalam pelayanan publik diperlukan peralatan dan ruang kerja serta
fasilitas pelayanan publik. Misalnya ruang tunggu, tempat parker yang memadai.
d. Masyarakat sebagai pelanggan Dalam pelayanan publik masyarakat sebagai pelanggan
sangatlah heterogen baik tingkat pendidikan maupun perilakunya.
2.1.2 Citizen’s Charter
Citizen’s Charter atau Kontrak Pelayanan adalah hasil kesepakatan antara
setidaknya dua pihak, penyelenggara dan pengguna pelayanan tentang praktek pelayanan
yang akan diwujudkan. Citizen’s Charter adalah suatu pendekatan dalam penyelenggaraan
pelayanan publik yang menempatkan pengguna layanan sebagai pusat pelayanan. Artinya
kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan harus menjadi pertimbangan utama dalam
keseluruhan proses penyelenggaraan pelayanan publik. Berbeda dengan praktik
penyelenggaraan pelayanan publik sekarang ini, yang menempatkan kepentingan
pemerintah dan penyedia layanan sebagai acuan utama dari praktik penyelenggaraan
pelayanan, Citizen’s Charter menempatkan kepentingan pengguna layanan sebagai unsur
yang paling penting.
Untuk mencapai maksud tersebut, Citizen’s Charter mendorong penyedia layanan
untuk bersama dengan pengguna layanan dan pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) lainnya untuk menyepakati jenis, prosedur, waktu, biaya, serta cara
pelayanan. Kesepakatan tersebut harus mempertimbangkan keseimbangan hak dan
kewajiban antara penyedia layanan, pengguna layanan, serta stakeholders. Kesepakatan ini
6
nantinya akan menjadi dasar praktek penyelenggaraan pelayanan publik. Sementara itu
maklumat pelayanan sebagaimana diatur dalam UU Pelayanan Publik hanya berisi
kewajiban penyelenggara pelayanan menetapkan dan membuat pernyataan kesanggupan
penyelenggara dalam melaksanakan pelayanan sesuai standar pelayanan yang meliputi:
dasar hukum, persyaratan, istem, mekanisme dan prosedur, Jangka waktu penyelesaian,
biaya/tarif, produk pelayanan, sarana, prasarana dan/ atau fasilitas; kompetensi pelaksana,
pengawasan internal, penanganan pengaduan, saran, dan masukan, jumlah pelaksana,
jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayaan dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan, jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen
untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan resiko keragu-raguan; dan evaliasi
kinerja pelaksana.
Perbedaan esensial antara maklumat pelayanan dengan kontrak pelayanan (citizen’s
charter), yaitu maklumat pelayanan dibuat oleh penyelenggara pelayanan, sedangkan
citizen’s charter adalah hasil kesepakatan antara setidaknya dua pihak, penyelenggara dan
pengguna pelayanan tentang praktek pelayanan yang akan diwujudkan. Citizen’s Charter
adalah suatu pendekatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang menempatkan
pengguna layanan sebagai pusat pelayanan. Artinya kebutuhan dan kepentingan pengguna
layanan harus menjadi pertimbangan utama dalam keseluruhan proses penyelenggaraan
pelayanan publik. Berbeda dengan praktik penyelenggaraan pelayanan publik sekarang ini,
yang menempatkan kepentingan pemerintah dan penyedia layanan sebagai acuan utama
dari praktik penyelenggaraan pelayanan, Citizen’s Charter menempatkan kepentingan
pengguna layanan sebagai unsur yang paling penting. Untuk mencapai maksud tersebut,
Citizen’s Charter mendorong penyedia layanan untuk bersama dengan pengguna layanan
dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) lainnya untuk menyepakati jenis,
prosedur, waktu, biaya, serta cara pelayanan. Kesepakatan tersebut harus
mempertimbangkan keseimbangan hak dan kewajiban antara penyedia layanan, pengguna
layanan, serta stakeholders. Kesepakatan ini nantinya akan menjadi dasar praktek
penyelenggaraan pelayanan publik. (Dwiyanto, 2007).
Unsur pokok citizen’s charter yang berlaku secara umum, adalah Visi dan Misi
Pelayanan. Yang termuat di sini adalah rumusan tentang sejauh mana organisasi pelayanan
publik telah merujuk pada prinsip-prinsip kepastian pelayanan. Harus diingat bahwa visi
7
dan misi pelayanan tidak hanya dipahami sebagai slogan atau motto, tetapi harus
diaktualisasikan ke dalam tindakan konkret. Visi dan misi harus menjadi bagian dari
budaya pelayanan yang tercermin di dalam cara pemberian layanan.Citizen’s charter
merupakan pendekatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang menempatkan
pengguna layanan sebagai pusat perhatian, untuk itu Denhardt & Denhardt (2007)
merumuskan prinsip-prinsip dari citizen’s charter, yaitu:
a. Serve Citizen, Not Customers : Kepentingan publik adalah hasil dari sebuah dialog
tentang pembagian nilai daripada kumpulan dari kepentingan individu. Oleh karena
itu, aparatur pelayanan publik tidak hanya merespon keinginan pelanggan
(customer), tetapi lebih fokus pada pembangunan kepercayaan dan kolaborasi dengan
dan antara warga negara (citizen).
b. Seek the Public Interest : Pada administrasi Publik harus memberi kontribusi untuk
membangun sebuah kebersamaan, membagi gagasan dari kepentingan publik,
tujuannya adalah tidak untuk menemukan pemecahan yang cepat, yang dikendalikan
oleh pilihan-pilihan individu. Lebih dari itu, adalah kreasi dari pembagian
kepentingan dan tanggungjawab.
c. Value Citizenship over entrepreneurship : Kepentingan publik adalah lebih
dimajukan oleh komitmen aparatur pelayanan publik dan warga negara untuk
membuat kontribusi lebih berarti daripada oleh gerakan para manajer swasta sebagai
bagian dari keuntungan publik yang menjadi milik mereka.
d. Think Strategically, Act Democracally : Pertemuan antara kebijakan dan program
agar bisa dicapai secara lebih efektif dan berhasil secara bertanggungjawab
mengikuti upaya bersama dan prosesproses kebersamaan.
e. Recognized that Accountability is Not Simple : Aparatur pelayanan publik
seharusnya penuh perhatian lebih baik daripada pasar. Mereka juga harus mengikuti
peraturan perundangan dan konstitusi, nilainilai masyarakat, norma-norma politik,
standar-standar profesional dan kepentingan warga negara.
f. Serve Rather than Steer : Semakin bertambah penting bagi pelayanan publik untuk
menggunakan andil, nilai kepemimpinan mendasar dan membantu warga
mengartikulasikan dan mempertemukan kepentingan yang menjadi bagian mereka
8
lebih daripada berusaha untuk mengontrol atau mengendalikan masyarakat pada
petunjuk baru.
g. Value people, not Just Productivity : Organisasi publik dan kerangka kerjanya
dimana mereka berpartisipasi dan Iebih sukses dalam kegiatannya kalau mereka
mengoperasikan sesuai proses kebersamaan dan mendasarkan diri pada
kepemimpinan yang hormat pada semua orang.
Sedangkan manfaat citizen’s charter baik bagi pemerintah selaku penyedia
layanan, maupun bagi masyarakat selaku pengguna layanan adalah:
1. Bagi Pemerintah : Memudahkan melakukan evaluasi terhadap kinerja pelayanan. Karena
penyelenggaraan pelayanan publik didasarkan pada standart yang jelas sebagaimana
diatur dalam dokumen citizen’s charter, Membantu memahami kebutuhan dan aspirasi
warga serta stakeholder mengenai penyelenggaraan pelayanan publik. Karena standart
pelayanan dalam citizen's charter didasarkan pada kebutuhan nyata dan aspirasi
masyarakat, Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pelayanan publik bukan hanya
tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab semua, termasuk warga
masyarakat selaku pengguna layanan.
2. Bagi Masyarakat : Memberikan jaminan bahwa pelayanan publik akan menjadi lebih
responsif, artinya dengan citizen's charter penyelenggaraan pelayanan publik didasarkan
pada kebutuhan nyata masyarakat pengguna layanan sehingga terdapat kesesuaian antara
pelayanan yang diberikan dengan kebutuhan masyarakat.
Disamping itu citizen's charter memberikan jaminan transparansi bagi masyarakat,
artinya masyarakat bisa mengetahui dengan mudah aspek-aspek pelayanan baik mengenai
jenis, prosedur, waktu, biaya dan cara pelayanannya. Dan lebih akuntabel artinya pelayanan
publik yang diberikan dapat dipertanggungiawabkan kepada masyarakat selaku pengguna
layanan;
a. Memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses informasi pelayanan dan
sekaligus melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pelayanan, karena masyarakat
dilibatkan secara langsung dalam prosesnya sejak awal hingga akhir; Pengembangan
Model Citizen's.
b. Penghargaan terhadap martabat dan kedudukan masyarakat sebagai warga Negara yang
berdaulat (masyarakat sebagai subyek). Walaupun dalam tataran konsep dan normatif
9
skema Citizen’s Charter ini sangat ideal, namun implementasinya tidaklah bukan tanpa
halangan. (Riyadi Soeprapto : 2006)
2.1.3 Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kegiatan pelayanan publik diselenggarakan oleh instansi pemerintah. Instansi
pemerintah merupakan sebutan kolektif meliputi satuan kerja atau satuan orang kementrian,
departemen, lembaga, pemerintahan non departemen, kesekertariatan lembaga tertinggi dan
tinggi negara, dan instansi pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk Badan
Usaha Milik Daerah. Sebagai penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum. Kegiatan pelayanan publik atau disebut juga dengan
pelayanan umum, yang biasanya menempel di tubuh lembaga pemerintahan dinilai kurang
dapat memenuhi tugasnya sesuai dengan harapan masyarakat, sebgai konsumen mereka.
Salah satu yang dianggap sebagai biang keladinya adalah bentuk orang birokrasi, sehingga
birokrasi seperti dikemukakan oleh Achmat Batinggi (1999:53) adalah : “Merupakan tipe
dari orang yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan
cara mengkoordinir secara sistematis (teratur) pekerjaan dari banyak orang.”Konsep birokrasi
bukan merupakan konsep yang buruk. Organisasi birokrasi mempunyai keteraturan dalam hal
pelaksanaan pekerjaan karena mempunyai pembagian kerja dan struktur jabatan yang jelas
sehingga komponen birokrasi mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan kewajibannya. Pelaksanaan pekerjaan dalam orang birokrasi diatur dalam
mekanisme dan prosedur agar tidak mengalami penyimpangan dalam mencapai tujuan orang.
Dalam organisasi birokrasi segala bentuk hubungan bersifat resmi dan berjenjang
berdasarkan struktur orang yang berlaku sehingga menuntut ditaatinya prosedur yang berlaku
pada orang tersebut. Adapun yang menjadi ciri ideal birokrasi menurut Max Weber seperti
yang dikutip dan diterjemahkan oleh Ahmad Batingi (1999: 53) antara lain adalah :
a. Pembagian kerja yang kurang jelas,
b. Adanya hierarki jabatan,
c. Adanya pengaturan sitem yang konsisten,
d. Prinsip formalistic impersonality
e. Penempatan berdasarkan karier,
f. Prinsip rasionalitas,
10
Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan memberikan dampak nyata yang luas
terhadap peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Dengan demikian pelimpahan
wewenang dari pemerintah pusat ke daerah memungkinkan terjadinya penyelenggaraan
pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih ringkas dan membuka peluang bagi pemerintah
daerah untuk melakukan inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan.
Untuk menciptakan kegiatan pelayanan publik yang berkualitas, maka Menteri
Pendayagunaan Negara menerbitkan keputusan No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003 mengenai
pola penyelenggaraan pelayanan publik, yang antara lain :
a. Fungsional : Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.
b. Terpusat : Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan
berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang
bersangkutan.
c. Terpadu
1. Terpadu Satu Atap : Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu
tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan
proses dan dilayani melelui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah
dekat dengan masyarakat tidak perlu disatu atapkan.
2. Terpadu Satu pintu : Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu
tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan
dilayani melalui satu pintu.
3. Gugus Tugas : Petugas pelayanan secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas
ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan
tertentu.
2.1.4 Bentuk dan Jenis Pelayanan Publik
Menurut Moenir (2006), ada tiga macam bentuk pelayanan umum yaitu:
1. Layanan dengan lisan Biasanya dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan
masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya
memberikan penjelasan atau keterangan-keterangan kepada siapapun yang memerlukan
dengan syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan, yaitu:
a) Masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
11
b) Mampu memberikan penjelasan tentang apa-apa yang perlu dengan lancar, singkat
tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh
kejelasan mengenai sesuatu.
c) Bertingkah laku yang sopan.
d) Meski dalam keadaan sepi tidak ngobrol dan bercanda dengan teman karena
menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas.
e) Tidak melayani orang yang ingin sekedar ngobrol dengan cara yang sopan.
2. Layanan melalui tulisan Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan sangat efisien terutama
dari segi jumlah maupun dari segi peranannya dan juga layanan jarak jauh sangat baik
Inovasi Pelayanan Publik.
a. Layanan tulisan terdiri atas dua golongan:
b. Layanan berupa petunjuk, informasi dan sejenisnya yang ditunjukan pada orang-
orang yang berkepentingan.
c. Layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan,pemberitahuan dan
sebagainya.
d. Layanan melalui perbuatan Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan, 70%-
80% dilakukan oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah karena itu faktor
keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil
perbuatan atau pekerjaan.
Pelayanan publik pada dasarnya memuaskan kebutuhan masyarakat yang
diberikan oleh pemerintah, oleh karena itu Moenir berpendapat bahwa pemerintah dalam
memberikan pelayanan publik terbaik kepada publik, dapat dilakukan dengan cara:
a) Kemudahan dalam pengurusan kepentingan.
b) Mendapatkan pelayanan secara wajar.
c) Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-kasih.
d) Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang.
2.1.5. Prinsip Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pelayanan publik juga harus memenuhi beberapa prinsip
pelayanan sebagaimana yang disebutkan dalam Kepmenpan No. 63 Tahun 2003
(Ratminto dan Winarsih, 2007:22) yang menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan
publik harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut :
12
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan.
b. Kejelasan
Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :
1. Persyaratan teknis dan aministratif pelayanan publik.
2. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/ sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
3. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
(telematika).
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas.
13
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,
bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah bentuk pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah baik yang berupa barang maupun jasa guna memenuhi
kebutuhan masyarakat ataupun dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-
undangan dengan berpedoman pada asas dan prinsip pelayanan.
2.2 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat dirasakan setelah pelanggan membandingkan
pengalaman mereka dalam melakukan pembelian barang/jasa dari penjual atau penyedia
barang/jasa dengan harapan dari pembeli itu sendiri.Harapan tersebut terbentuk melalui
pengalaman pertama mereka dalam membeli suatu barang/jasa, komentar teman dan
kenalan, serta janji dan informasi pemasar dan pesaingnya. Pemasar yang ingin unggul
dalam persaingan tentu harus memperhatikan harapan pelanggan serta kepuasan
pelanggannya.
2.2.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan suatu respon emosi seseorangterhadap suatu hal yang
tengah dihadapinya.Emosi berarti menunjukkan perasaan suka atau tidak suka terhadap
suatu hal.Kepuasan merupakan kebutuhan dasar yang dapat digambarkan sebagai suatu
hal yang menyenangkan. Kebutuhan dasar ini muncul karena adanya dorongan-dorongan
tertentu yang harus disalurkan. Rasa puas akan muncul jika dorongantersebut dapat
disalurkan dan begitu pula sebaliknya akan merasa tidakpuas apabila dorongan-dorongan
tersebut tidak dapat disalurkan.
Kepuasan adalah suatu keadaan yang dirasakan konsumen setelah dia mengalami
suatu kinerja (atau hasil) yang telah memenuhi berbagai harapannya.Kepuasan bisa
diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai (Tjiptono,
2005). Pada dasarnya, kepuasan konsumen itu suatu keadaan dimana kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen, dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi
14
Definisi kepuasan pelanggan yang dirumuskan Richard Oliver dalam buku
Secrects of Customer Relationship Management (Barnes, 2003):
Kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya.Hal itu
berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang atau jasa
ataupun barang/jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait
dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan di bawah
harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan.
Sedangkan Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan adalah :
Respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan
merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu
sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumsi konsumen.
Kotler (2001:188) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkatan
dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan sesuai dengan harapan
seorang pelanggan. Bila kinerja produk jauh lebih rendah dibandingkan harapan
pelanggan, pembelinya tidak puas. Sebaliknya bila kinerja sesuai dengan harapan atau
melebihi harapan, pembelinya merasa puas atau merasa amat gembira.
Tjiptono (2004:34) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi terhadap surprise yang inheren atau melekat pada pemerolehan produk dan/atau
pengalaman konsumsi. Kotler (2000:429) menyatakan ada empat metode yang banyak
digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:
a) Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan wajib memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan
saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka.
b). Ghost Shopping
Salah satu metode untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shopping untuk berperan
sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan pesaing.Mereka diminta
melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan pengalamannya mengenai
kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dibandingkan para pesaing.
15
c). Lost costumer analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/ penyempurnaan
selanjutnya.
d). Survei kepuasan pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan
menggungakan metode survei, baik via pos, telepon, e-mail, maupun wawancara
langsung.
Menurut Tjiptono (2005:160), meskipun belum ada konsensus mengenai cara
mengukur kepuasan pelanggan, sejumlah studi menjelaskan bahwa ada tiga aspek penting
yang perlu ditelaah dalam kerangka pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Kepuasan general atau keseluruhan (overall satisfaction)
b. Konfirmasi harapan (confirmationof expectations), yakni tingkat kesesuaian
antara kinerja dengan ekspektasi
c. Perbandingan dengan situasi ideal (comparison to ideal), yaitu kinerja produk
dibandingkan dengan produk ideal menurut persepsi konsumen
2.2.2 Aspek-aspek kepuasan konsumen
Menurut pendapat Lovelock yang dikutip Tjiptono dalam Hutasoit (2011, hal 24),
ada beberapa metode untuk mengevaluasi kepuasan, meliputi :
1. Kinerja (Performance), Karekteristik pokok dari suatu produk dan merupakan
kareteristik utama yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli suatu
produk
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features), Dari fungsi dasar berkaitan
dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya,yaitu karakteristik
skunder atau pelengkap.
3. Keandalan (Reability), Kecilnya kemungkinan suatu barang atau jasa rusak
atau gagal fungsi dalam periode waktu tertentu dan kondisi tertentu
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformancetospecification) Sejauh mana
karekteristik desain dan operasi memenuhi standar yang ditetapkan
sebelumnya berdasarkan keinginanan konsumen
16
5. Daya tahan (durability), Berkaitan dengan umur teknis dan umur produk
6. Mudah diperbaiki (serviceability), Meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang memuaskan
7. Estetika (aesthetics), Daya tarik produk menurut pengindraan konsumen,
misalnya model desain dan warna.
Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat lima elemen pada kepuasan konsumen
yaitu expectations, performance, comparison, confirmation atau disconfirmation, dan
discrepancy.
a. Expectations(harapan)
Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telahdibentuk sebelum konsumen
membeli barang atau jasa tersebut.Pada saat prosespembelian dilakukan, konsumen
berharap bahwabarang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan
harapan,keinginan, dan keyakinan mereka.Kepuasan konsumen sangat bergantung
pada persepsi dan harapan konsumen (Gasperz, 2002). Gasperz (2002) mengatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yangkonsumen ketika
sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen produk (perusahaan).
2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun
pesaing-pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman-teman.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran, Dimana kampanye yang berlebihan dan
secara aktual tidakmampu memenuhi harapan pelangan akan mengakibatkan
dampak negatif terhadap persepsi konsumen.
b) Performance(kinerja)
Performance merupakan pengalaman konsumen terhadapkinerja aktual barang
atau jasa ketika digunakan tanpa dipengaruhioleh harapan mereka.Selama
mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen menyadari kegunaan produk aktual
dan menerima kinerja produk tersebut sebagai dimensi yang penting bagi konsumen.
17
c) Comparison(perbandingan)
Setelah mengkonsumsi barang atau jasa maka konsumen akan
membandingkan harapan terhadap kinerja barang atau jasa sebelum membeli
dengan kinerja aktual barang atau jasa tersebut.
d. Confirmation atau disconfirmation
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap
penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda atau dari pengalaman
orang lain. Melalui penggun aan merek lain dan komunikasi dari perusahaan serta
orang lain, konsumen membandingkan harapan kinerja barang atau jasa yang
dibeli dengan kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Confirmation terjadi ketika
harapan sesuai dengan kinerja actual produk. Disconfirmation terjadi ketika
harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. Konsumen akan
merasa puas ketika terjadi confirmation dan disconfirmation yaitu ketika harapan
melebihi kinerja aktual barang atau jasa.
e. Discrepancy (ketidaksesuaian)
Discrepancy mengindikasikan bagaimana perbedaan antara level kinerja
dengan harapan. Negative disconfimations Yaitu ketika kinerja aktual berada
dibawah level harapan, kesenjangan yang lebih luas lagi akan mengakibatkan
tingginya level ketidakpuasan. Sebaliknya positive disconfimations yaitu ketika
kinerja aktual berada diatas level harapan. Ketika konsumen puas, maka
konsumen akan menggunakan barang atau jasa yang sama, dan ketika konsumen
merasa tidak puas maka konsumen akan menuntut perbaikan atau complain.
2.2.3. Faktor-faktor Kepuasan Konsumen
Richard Oliver (dalam Engel dkk, 1994) telah mempelopori penelitian dengan
model diskonfirmasi harapan. Konsumen melakukanpembelian dengan harapan produk
sesuai apa yang diharapkannya. Para peneliti mengidentifikasi tiga jenis harapan:
1. Kinerja yang wajar. Suatu penilaian normatif yangmencerminkan kinerjabahwa
konsumen harus menerima sesuaidengan apa yang sudahdikeluarkannya.
2. Kinerja yang ideal. Tingkat kinerja ideal yang optimum ataudiharapkan.
3. Kinerja yang diharapkan. Bagaimana kemungkinan kinerjanantinya.
18
Ketiga faktor kepuasan konsumen tersebut digunakan untuk membandingkan
apa yang diharapkan oleh konsumen. Kebanyakan peneliti memandang penilaian
kepuasan konsumen ini sebagai penilaian subjektif mengenai perbedaan antara
harapan konsumen dengan kualitas pelayanan yang diberikan.Selain itu untuk
melihat bahwa konsumen juga memanfaatkan atau menikmati evaluasi kinerja atau
pelayanan yang diberikan untuk konsumen. Menurut Lupiyoadi (2006). Ada lima
faktor dalam menentukan kepuasan konsumen yang harus diperhatikan ,yaitu
sebagai berikut :
1. Kualitas produk, yaitu konsumen akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu Konsumen akan merasa puasbila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
3. Emosi, yaitu Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan
yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi sosial atau self esteem yang
membuat konsumen meresa puas terhadap merek tertentu.
4. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepadakonsumen.
5. Biaya, yaitu Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas
terhadap produk atau jasa tersebut.
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
karena data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2005:3) yang menyatakan
bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seorang lain dan perilaku yang diamati. Data yang
dihasilkan dari penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan. Dengan demikian
penelitian kualitatif dapat difahami sebagai penelitian yang dilaksanakan secara intensif,
terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau keadaan tertentu melalui
metode kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian sangat berguna bagi penulis karena mempermudah dalam membuat
keputusan yang tepat, yaitu tentang data mana yang diperlukan ataupun data mana yang
tidak diperlukan dalam penulisan ini. Penentuan fokus penelitian menurut Moleong
(2005:62) mempunyai dua tujuan:
a. Membatasi studi, dengan kata lain fokus penelitian dapat membatasi bidang-
bidang inkuiri (cara pandang terhadap hal-hal yang baru), misalnya jika
peneliti membatasi diri pada upaya menentukan teori dari dasar, maka
lapangan lainnya tidak dimanfaatkan lagi,
b. Memenuhi kriteria inkuisi-eksklusi (masukan dan pengeluaran) suatu
informasi yang diperoleh di lapangan, dengan adanya fokus penelitian,
seorang peneliti dapat mengetahui data mana yang perlu diambil dari data-
data yang sedang dikumpulkan. Dengan demikian secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa adanya fokus penelitian akan mempermudah peneliti
dalam mengambil data serta mengolahnya hingga menjadi kesimpulan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka terdapat
beberapa hal yang menjadi fokus penelitian, yaitu :
20
Gambaran umum kegiatan Pelayanan Publik untuk Nelayan dalam Kepemilikan
PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT di Kabupaten Lamongan.
1. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
2. Kabid Dinas Perhubungan bagian Laut Kabupaten Lamongan
3. Staf Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
4. Nelayan pemilik kapal dibawa 7 GT
3.3 . Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti dapat melihat keadaan sebenarnya
dari obyek yang akan diteliti untuk mendapatkan data-data yang akurat, sehingga akan
benar-benar mendapatkan data yang berguna untuk penelitian ini. Dalam hal ini lokasi
penelitian tersebut adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan.
3.4 . Sumber Data
Lofland (1984) dalam Moleong (2005:157) menyebutkan jika sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, dan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari:
1.Data Primer
Data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai dan digunakan sebagai data utama. Sumber data primer ini dicatat
malalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto
atau film (Moleong, 2005:157).
Selain itu yang dimaksudkan dengan data primer adalah data yang langsung
dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti untuk tujuan yang khusus. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan orang-orang yang
terlibat.
2.Data Sekunder
Walaupun dikatakan bahwa data sekunder adalah data yang sumbernya diluar
kata dan tindakan dan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan.
Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dapat dibagi dari sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen
21
pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2005:159). Selain itu data sekunder dapat
dikatakan sebagai data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh
orang di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sebenarnya adalah
data yang asli.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari arsip
dan dokumen-dokumen resmi yang ada di Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
ataupun instansi yang terkait. Selain itu juga berasal dari buku-buku, jurnal, ataupun
makalah yang mendukung penulisan tentang Pelayanan Publik untuk Nelayan dalam
Kepemilikan PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT di Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan.
3.5 . Teknik penentuan informan
Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik key
person, dimana penggunaan teknik tersebut dilakukan karena peneliti telah mengetahui
dan memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian
yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Informan diambil
di Dinas Perhubungan dan Nelayan yang akan dijadikan sebagai informan dengan
kriteria yang ditetapkan yakni informan tersebut pekerjaan mengenai Pelayanan
Publik untuk Nelayan dalam Kepemilikan PAS Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT di
Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan.
Penelitian informan dalam penelitian kualitatif umumnya menampilkan
karakteristik antara lain:
1. Diarahkan tidak pada jumlah sample yang besar melainkan pada kasus-kasus
tipikal sesuai dengan kekususan masalah penelitian.
2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal tetapi dapat berubah baik dalam
jumlah maupun karakteristik sampelnya sesuai dengan pemahamankonseptual
yang berkembang dalam penelitian.
3. Tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah, melainkan pada
kecocokan konteks.
Dengan demikian, informan ditentukan dengan teknik snowball sampling,
yakni proses penentuan informan berdasarkan informan sebelumnya tanpa
22
menentukan jumlahnya secara pasti dengan menggali informasi terkait topik
penelitian yang diperlukan. Pencarian informan akan dihentikan setelah informasi
penelitian dianggap sudah memadai.
3.6 . Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti
menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data sesuai dengan jenis penelitiannya
yakni penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu
1. Wawancara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online, wawancara mempunyai
beberapa banyak arti, salah satunya yaitu tanya jawab peneliti dengan narasumber.
Wawancara ini telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi yang
penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Dalam
penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan
wawancara mendalam. Didalam penelitian ini , peneliti melakukan wawancara
kepada orang-orang yang ada di Dinas Perhubungan terutama yang terkait dengan
tema penelitian ini. Wawancara juga peneliti lakukan dengan beberapa nelayan
yang di pilih secara acak.
2. Observasi
Di samping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.
Dalam penelitian ini, observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek
selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap
relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara memperoleh data dengan mempelajari,
mencatat, atau membuat salinan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip, ataupun
literatur yang terkait dan berhubungan dengan obyek atau permasalahan dalam
penelitian yang dilakukan.
23
3.7 . Instrumen Penelitian
Instrumen peneltian merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses
pengumpulan data yang berwujud sarana atau benda. Instrumen yang digunakan dalam
peneltian ini adalah:
1. Peneliti Sendiri
Hal ini sesuai dengan metode penelitian yang dipakai yaitu metode
peneltian kualitatif, dimana pengumpulan data lebih tergantung pada diri peneliti
sendiri. Di sini peneliti sebagai instrumen utama (instrument guide) dengan
menggunakan panca indera untuk menyaksikan dan mengamati proyek atau
fenomena dalam penelitian
2. Pedoman wawancara (interview guide)
Yaitu serangkaian pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden
yang mana hal ini akan digunakan sebagai petunjuk pada saat melakukan
wawancara.
3. Catatan Lapangan (field note)
Catatan ini dibuat setelah peneliti mengadakan pengamatan ataupun
wawancara. Catatan ini merupakan hasil dari penelitian yang didengar, dilihat,
dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi data dalam penelitian
kualitatif.
3.8 . Analisis Data
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa
model interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1992:77), dalam analisa model interaktif
ada tiga kelompok analisis, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
Analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif pada setiap komponen utama tersebut.
24
Gambar 4 . Komponen Analisis Data Model Interaktif
(Miles & Huberman, Analisa Data Kualitatif, 1999:20)
a. Reduksi Data, adalah proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di
lapangan. Reduksi data digunakan untuk menyederhanakan data agar dapat dengan
mudah dipahami . Oleh karena itu reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menyatukan, menggolongkan , mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu.
b. Penyajian Data (display data), yang dimaksudkan adalah sebagai sekumpulan
informasi yang tersusun, yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data ini, kita dapat
memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus kita lakukan. Hal ini
dilakukan agar memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data
tersebut dapat ditarik kesimpulan. Adapun bentuk penyajian data yang paling umum
digunakan adalah bentuk teks uraian.
c. Penarikan kesimpulan (verifikasi data), dalam penelitian kualitatif dilakukan secara
terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Dapat dikatakan bahwa
penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh selama
peneltian berlangsung. Dari hasil data-data yang diperoleh dari lapangan tersebut
kemudian dikumpulkan serta dianalisis untuk dapat ditarik kesimpulannya.
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Kesimpulan-
Kesimpulan:
Penarikan /
Verifikasi
Reduksi
Data
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lamongan
Kabupaten Lamongan secara geografis berbatasan dengan berbagai wilayah yaitu: sebelah
Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik, batas
sebelah Selatan, dibatasi oleh Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, dan sebelah
Barat dibatasi oleh Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban.
Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau +3.78% dari
luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47km, maka wilayah
perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila dihitung 12 mil dari
permukaan laut.
Dalam lingkup wilayah, Kabupaten Lamongan terbagi kedalam 27 kecamatan, yakni: (1)
Sukorame (2) Blubuk (3) Ngimbang (4) Sambeng (5) Mantup (6) Kembangbahu (7) Sugio (8)
Kedungpring (9) Modo (10) Babat (11) Pucuk (12) Sukodadi (13) Lamongan (14) Tikung (15)
Sarirejo (16) Deket (17) Glagah (18) Karangbinangun (19) Turi (20) Kalitengah (21)
Karanggeneng (22) Sekaran (23) Maduran (24) Laren (25) Solokuro (26) Paciran dan (27)
Brondong.
Secara lebih rinci kecamatan-kecamatan tersebut terbagi kedalam sejumlah
Desa/Kelurahan, Dusun dan Rukun Tetangga (RT) yang selengkapnya dapat dilihat dalam tabel
4.1:
26
Tabel 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Lamongan
NO KECAMATAN LUAS PERSENTASE
1 Sukorame 4147 2,29
2 Blubuk 5415 2,99
3 Ngimbang 11433 6,31
4 Sambeng 19544 10,78
5 Mantup 9307 5,13
6 Kembangbahu 6384 3,52
7 Sugio 9129 5,04
8 Kedungpring 8443 4,66
9 Modo 7780 4,29
10 Babat 6295 3,47
11 Pucuk 4484 2,47
12 Sukodadi 5232 2,89
13 Lamongan 4038 2,23
14 Tikung 5299 2,92
15 Sarirejo 4739 2,61
16 Deket 5005 2,76
17 Glagah 4052 2,24
18 Karangbinangun 5288 2,92
19 Turi 5869 3,24
20 Kalitengah 4335 2,39
21 Karanggeneng 5132 2,83
22 Sekaran 4965 2,74
23 Maduran 3015 2,66
24 Laren 9600 5,30
25 Solokuro 10102 5,57
26 Paciran 4789 2,64
27 Brondong 7459 4,11
LAMONGAN 181.280 100,0
Sumber : Lamongan dalam Angka 2016
Letak geografis Kabupaten Lamongan berada diantara 6o
51' 54" sampai dengan 7o 23' 6"
Lintang Selatan, dan diantara 122o 4', 44" sampai dengan 122
o 53', 12" Bujur Timur. Dengan
letak geografis tersebut, wilayah Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah 1.812,8 km2 atau
181.280 Hektar. Apabila luas wilayah tersebut dibandingkan dengan wilayah Propinsi,
Kabupaten Lamongan hanya seluas 3,78 persen.
27
Wilayah Kabupaten Lamongan terdiri dari daratan rendah berrawa dengan ketinggian 0-20
meter, 50,17% dari luas wilayah Kabupaten Lamongan. Sedangkan pada ketinggian 25-100
meter, 43,68% dari luas Kabupaten Lamongan. Sisanya merupakan daratan dengan ketinggian
diatas 100 meter.
Kabupaten Lamongan dibelah menjadi dua oleh Bengawan Solo, mempunyai wilayah laut
dan pantai yakni sepanjang 47 km. Secara garis besar wilayah daratannya dibedakan menjadi 3
karakteristik, yaitu:
1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah relatif subur, yang membentang dari
Kecamatan Kedungpring, Babat, Sugio, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung,
Sarirejo dan Kembangbahu.
2. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu, tingkat
kesuburan tanahnya termssuk sedang, mulai dari Kecamatan Mantup, Sambeng,
Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran dan Solokuro.
3. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yaitu beberapa tempat yang tersebar
di kabupaten Lamongan yang mempunyai rawa, seperti kecamatan Sekaran, Maduran,
Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah.
Kabupaten Lamongan terletak dibawah equator beriklim tropis, terbagi dua musim yaitu
musim hujan antara bulan Nopember sampai dengan April dan musim kemarau antara bulan Mei
sampai dengan Oktober. Diantara dua musim terdapat musim peralihan atau musim pancaroba
sekitar bulan April/Mei dan Oktober/Nopember. Curah hujan di Kabupaten Lamongan rata-rata
1.400 mililiter pertahun, sehingga termasuk daerah bercurah hujan rendah.
28
4.1.2. Populasi Penduduk
Secara keseluruhan, jumlah penduduk Kabulaten Lamongan sampai dengan tahun 2015
beejumlah 1.210.879 jiwa, yang terdiri dari penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak
591.023 jiwa dan perempuan 619.856 jiwa. Untuk kecamatan Paciran mempunyai penduduk
terbanyak setelah kecamatan Babat dengan jumlah penduduk 73.857 jiwa yang terdiri dari
penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak jiwa 34.848 dan penduduk berjenis kelamin
perempuan sebanyak 39.009 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat disimak pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Per-Kecamatan menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lamongan
NO KECAMATAN PEREMPUAN LAKI-LAKI JUMLAH
1 Sukorame 10 199 10 202 20 401
2 Blubuk 10 806 10 587 21 393
3 Ngimbang 23 138 23 248 46 386
4 Sambeng 25 041 25 343 50 384
5 Mantup 22 021 21 877 43 898
6 Kembangbahu 23 434 23 667 47 101
7 Sugio 30 299 30 268 60 567
8 Kedungpring 30 011 30 156 60 167
9 Modo 24 495 24 495 48 990
10 Babat 43 970 55 988 88 958
11 Pucuk 24 715 24 814 49 529
12 Sukodadi 27 866 27 672 55 538
13 Lamongan 33 651 32 898 66 549
14 Tikung 21 317 21 523 42 840
15 Sarirejo 12 056 12 258 24 314
16 Deket 21 631 21 977 43 608
17 Glagah 20 997 21 528 42 525
18 Karangbinangun 20 116 20 265 40 381
19 Turi 26 343 26 855 53 198
20 Kalitengah 17 683 17 746 35 429
21 Karanggeneng 22 449 22 286 44 735
22 Sekaran 24 455 24 644 49 099
23 Maduran 18 781 18 548 37 329
24 Laren 26 135 25 919 52 054
25 Solokuro 23 451 23 635 47 086
26 Paciran 47 697 48 320 96 017
27 Brondong 36 873 36 917 73 790
Jumlah / Total 672 636 669 630 1 342 266
Sumber : Lamongan dalam Angka 2016
29
4.2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan merupakan unsur pelaksanaan otonomi
daerah yang melaksanakan urusan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab Bupati. Dinas perhubungan
Kabupaten Lamongan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
dibidang perhubungan darat, perhubungan laut berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Perhubungan kabupaten Lamongan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perhubungan darat, perhubungan laut.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan layanan umum sesuai dengan lingkup
tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
d. Pelaksanaan tugas lain yang diperintahkan oleh walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya
4.2. 1. Tujuan Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
Tujuan dinas perhubungan Kabupaten Lamongan sebagai implementasi dari misi
dinas adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan perilaku Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten
Lamongan melalui pendidikan dan pelatihan teknis sub sektor perhubungan maupun
diklat dan pelatihan lainnya.
30
b. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana transportasi yang mampu menunjang
keselamatan dan kenyamanan serta kelancaran transportasi
c. Terkendalinya pelaksanaan pelayanan, pengaturan dan pengawasan serta pengendalian
operasional lalu lintas dan angkutan jalan (orang dan barang).
d. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah terkait dengan
program perencanaan pusat dan daerah dalam sektor transportasi.
e. Menggali dan mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah yang telah ada maupun
potensi pendapatan yang belum dapat di maksimalkan dari sektor transportasi.
4.2.2. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
31
4.3. Pelayanan publik yang diberikan kepada nelayan dalam kepemilikan PAS
Kecil pada Kapal Dibawah 7 GT oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Lamongan.
Pelaksanaan pengelolaan sumber daya di wilayah laut di kabupaten Lamongan
diatur melalui peraturan-peraturan pelaksanaan undang-undang no. 32 tahun 2004.
Beberapa peraturan pelaksanaan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah daerah
Lamongan adalah:
Pertama, peraturan daerah kabupaten Lamongan no. 4 tahun 2004 tentang
pengerukan dan reklamasi di kabupaten Lamongan. Peraturan ini disahkan tanggal 2
Desember 2004, dengan pertimbangan dalam rangka keselamatan pelayaran dan
pelestarian lingkungan di wilayah perairan,sehingga perlu dilakukan kegiatan pengerukan
dan reklamasi di kabupaten Lamongan. Kegiatan pengerukan dan reklamasi boleh
dilakukan dalam rangka untuk menunjang kegiatan kepelabuhan pada daerah lingkungan
kerja pelabuhan dan daerah kepentingan pelabuhan. Kegiatan ini harus memperhatikan
rencana umum tata ruang wilayah (RTRW) daerah, keselamatan pelayaran, kelestarian
lingkungan dan rencana induk pelabuhan.
Kedua, peraturan daerah kabupaten Lamongan no. 8 tahun 2004 tentang retribusi
pengukuran, pemberian surat tanda kebangsaan kapal (pas kecil) dan sertifikat
kesempurnaan kapal. Peraturan ini disahkan pada tanggal 2 Desember 2004 dengan
tujuan ditetapkannya adalah untuk kelancaran lalu lintas di perairan laut dan sungai serta
guna keselamatan pelayaran, maka perlu adanya pengaturan, pengawasan dan
pengendalian terhadap operasional kapal di perairan. Retribusi ini digolongkan sebagai
32
retribusi jasa umum dan tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan ukuran
kapal, yang dibedakan dalam kelompok kapal dengan konstruksi kayu dan sejenisnya,
kapal dengan konstruksi serat fiber dan sejenisnya dan kapal dengan konstruksi besi
ferrocement dan sejenisnya.
Pelayanan bidang perhubungan laut yang diberikan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan diberikan melalui subbidang perhububungan laut yang memiliki
tugas tersendiri dalam memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat. Sub bidang
beserta pelayanan yang diberikan tersebut antara lain adalah:
1. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut Bidang lalu lintas dan angkutan laut
memberikan bentuk pelayanan untuk mengatur dan mengawasi lalu lintas dan
operasional angkutan laut di Kabupaten Lamongan. dimana pelayanan yang diberikan
dalam sub bidang ini adalah sebagai berikut:
a. Penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal
b. Patroli Laut
2. Bidang Keselamatan Pelayaran Bidang keselamatan pelayaran memberikan pelayanan
kepada masyarakat terkait dengan keselamatan pelayaran. pelayanan tersebut antara
lain adalah:
a. Pembinaan Teknis Keselamatan Pelayaran (Program Kerja Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan Tahun 2013,).
b. Penerbitan PAS Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal
33
Dasar hukum dalam pelaksanaan ini yang digunakan adalah Peraturan Daerah
Kabupaten Lamongan Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pengukuran,
Pendaftaran, Pemberian Surat Tanda Kebangsaan Kapal (Pas Kecil) dan Sertifikat
Kesempurnaan Kapal dan Keputusan Bupati Lamongan Nomor 11 Tahun 2005
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 8
Tahun 2004. Dalam penelitian ini pelaksanaan pelayanan penerbitan Pas Kecil dan
Sertifikat Kesempurnaan Kapal di Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
digambarkan melalui beberapa aspek, antara lain adalah sebagai berikut: Persyaratan
Pelayanan Persyaratan pelayanan adalah syarat-syarat yang harus dimiliki peminta
layanan untuk mendapatkan suatu pelayanan.
Gambar 4.1 Wawancara Mengenai Prosedur Pelayanan PAS Kapal
Berdasarkan Keputusan Bupati Lamongan Nomor 11 Tahun 2005 Bab III
Pasal 5 ayat (1) dan (2) yang menyebutkan beberapa persyaratan yang harus
34
dilengkapi oleh pemohon penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal
yang dijelaskan sebagai berikut:
1) Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, untuk baru/pertama kali
harus dilampiri: a. Untuk mendapatkan Surat Tanda Kebangsaan Kapal (Pas
Kecil): 1) Fotokopi KTP, yang masih berlaku; 2) Surat Kepemilikan Kapal dari
Kepala Desa/Kelurahan setempat; 3) Fotokopi Sertifikat Kesempurnaan Kapal;
b. Untuk Sertifikat Kesempurnaan Kapal: 1) Fotokopi KTP, yang masih berlaku;
2) Fotokopi Akta Kelahiran/Identitas perorangan; 3) Surat Kepemilikan Kapal
dari Desa/Kelurahan setempat; 4) Data fisik konstruksi bangunan kapal; 5) Data
tahun pembuatan kapal; 6) Daftar peralatan dan kebendaan yang berada dalam
kapal; Daftar nahkoda dan anak buah kapal; Dari penjelasan peraturan tersebut,
maka oleh pihak dinas perhubungan tersebut dibuatlah suatu ketentuan
persyaratan dalam pelayan penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan
Kapal. Persyaratan yang ditentukan antara lain adalah:
1. Surat pengajuan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah
melalui Kepala Dinas
2. Fotokopi KTP
3. Surat kepemilikan kapal dari Kepala Desa atau Lurah
4. Surat ukur kapal
2). Prosedur pelayanan Standar operasional prosedur pelayanan penerbitan Pas
Kecil dan SKK terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemohon mengajukan persyaratan
35
2. Pemeriksaan berkas oleh pegawai
3. Pemeriksaan atau pengukuran fisik atau survei lapangan terhadap kapal.
4. Pengolahan data survei lapangan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Lamongan.
5. Jika kondisi fisik kapal memenuhi persyaratan untuk berlayar maka
langkah terakhir adalah penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan
Kapal
6. Pengajuan penandatangan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal
setelah ditandatangani oleh Kepala Seksi Lalu Lintas Laut dan Angkutan
Laut dan Kepala Bidang Perhubungan Laut
7. Penandatanganan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal atas nama
Bupati Lamongan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan.
Berikut adalah alur prosedur permohonan pengurusan PAS kapal
Gambar 4.2 Prosedur permohonan Pengurusan PAS Kapal
36
Pengurusan PAS kapal sangat mudah, tidak membutuhkan waktu yang lama dan
biaya yang mahal, Berikut adalah contoh PAS kapal yang sudah jadi.
Gambar 4.3. PAS kapal
Sedangkan dalam pelaksanaannya, prosedur penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat
Kesempurnaan Kapal di Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan sedikit berbeda
dengan standar yang telah ditetapkan. Dimana dalam pelaksanannya, pemohon layanan
dapat mengajukan layanan melalui perantara ketua rukun nelayan setempat dan
pengukuran tidak dilaksanakan oleh pegawai namun dilakukan pengukuran sendiri oleh
pemohon serta ketua rukun nelayan. Tetapi ada pula ketika pemohon layanan adalah
pemohon yang secara langsung mengajukan layanan kepada Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan dan meminta pihak dinas untuk melakukan pemeriksaan kapal.
Namun, hal tersebut sangat jarang ditemui karena kebanyakan pemohon layanan atau
masyarakat mengajukan permohonan melalui ketua rukun nelayan dan jumlahnya
pemohonnnya sangat banyak. Sehingga suatu pemeriksaan kapal oleh pihak dinas tidak
dapat dilakukan dikarenakan keteerbatasan suatu fasilitas pendukung untuk menjangkau
masyarakat di lapangan.
37
Gambar 4.4 wawancara dengan staf Dinas Perhubungan terkait prosedur
permohonan PAS Kapal
3) Biaya pelayanan Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan dan masyarakat peminta layanan penerbitan pas kecil dan sertifikat
kesempurnaan kapal, Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan tidak lagi memberikan
ketentuan biaya kepada masyarakat pemohon layanan penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat
Kesempurnaan Kapal sejak tahun 2011.
38
Gambar 4.5. Wawancara dengan Staf Terkait Biaya Permohonan PAS Kapal
4) Waktu pelayanan Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sumber, penyelesaian
pelayanan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan dilakukan dalam waktu tiga
hari sampai dengan satu minggu baik itu Pas Kecil maupun Sertifikat Kesempurnaan
Kapal. Sedangkan dalam Keputusan Bupati Lamongan Nomor 11 Tahun 2005 pasal 7
menyebutkan bahwa:
1. Selambat-lambatnya 3 hari sejak diterimanya permohonan surat tanda kebangsaan
kapal (Pas Kecil), dinas harus sudah mengambil keputusan;
2. Selambat-lambatnya 14 hari sejak diterima permohonan Sertifikat Kesempurnaan
Kapal, dinas harus sudah mengambil keputusan; Patroli Laut Pelayanan ini bertujuan
untuk memberikan pembinaan, memberikan pe-ngertian dan pengarahan tentang
kelengkapan dokumen/surat kapal, kelengkapan keselamatan pelayaran, serta
39
peringatan apabila melanggar peraturan. Patroli laut dilaksanakan dalam 5 (lima) kali
kegiatan.
Tahap pelaksanaan dimulai dengan adanya rapat koordinasi patroli laut,
pemantapan kondisi teknis dan pemahaman kegiatan patroli laut, persiapan
pembekalan, dan pelaksanaan patroli laut. Sasaran dari kegiatan ini adalah para
nelayan yang mempunyai kapal berukuran kurang dari atau dibawah 7 GT (gross
tonage) yang sudah ditentukan dalam Keputusan Bupati Lamongan Nomor 11 Tahun
2005.
Pembinaan Teknis Keselamatan Pelayaran Pembinaan teknis keselamatan
pelayaran adalah kegiatan pengarahan kepada para nelayan untuk memberitahu
pentingnya suatu keselamatan pelayaran. Kegiatan ini memberitahu dan
mengarahkan para nelayan maupun pemilik kapal untuk memahami dan
menyadarkan mereka akan pentingnya suatu kelengkapan pelayaran demi
keselamatan pelayaran. Dalam kegiatan ini dilakukan selama satu bulan sekali
dengan menyesuaikan kondisi pegawai. Pembinaan teknis yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Kebupaten Lamongan dilakukan secara informal artinya kegiatan ini
dilakukan atas inisiatif mereka sendiri tanpa melibatkan instansi-instansi terkait.
Pembinaan dilakukan secara sederhana dengan cara mendatangi para kumpulan
nelayan di tempat pangkalan pendaratan ikan. Pembinaan teknis keselamatan
pelayaran yang seharusnya dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan tidak dapat
dilakukan dikarenakan keterbatasan anggaran. Karena kegiatan tersebut
membutuhkan beberapa anggaran untuk merealisasikannya sehingga pembinaan
40
yang dilakukan diberikan secara sederhana layaknya penyuluhan tentang
keselamatan pelayaran.
4.4. Tingkat kepuasan nelayan dalam pelayanan yang diberikan oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Lamongan
Tempat Pelayanan bersama bagi masyarakat Nelayan dalam mengurus PAS
kapal kecil tidak lagi menjadi hal yang baru, Masyarakat nelayan tidak perlu lagi
pulang pergi mengurus surat PAS kapal ke Kantor Dinas Perhubungan kabupaten
Lamongan, tetapi cukup datang mengurus di tempat Pelayanan Bersama. Dinas
Perhubungan siap untuk memberikan pelayanan dengan cara jemput bola, yaitu
nelayan tidak harus pergi ke kota tetapi staf Dinas Perhubungan yang akan mendata
kapal tersebut langsung, hal tersebut disaampaikan oleh beberapa Nelayan ketika di
wawancara, sehingga hal ini sangat memudahkan bagi nelayan dalam mendapatkan
pelayanan.
Gambar 4.6 Pelayanan dari Dinas Perhubungan ke lokasi
41
Banyak nelayan yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh staf
Dinas Perhubungan, yang dulunya mereka menganggap ada penarikan biaya yang
mahal ternyata biaya permohonan pengurusan PAS kapal yang awalnya dikenakan
Rp. 4500,- tetapi sekarang tidak dikenakan biaya untuk mengurusannya. Dinas
perhubungan khususnya sub bagian laut mengharapkan dapat memberikan pelayanan
yang terbaik untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Nelayan, melakukan
pendekatan secara perlahan kepada Nelayan sehingga Nelayan tidak lagi takut atau
bahkan enggan kepada staf-staf Dinas Perhubungan. Seperti wawancara yang peneliti
lakukan kepada salah satu nelayan yakni Bapak Supri, berikut penuturannya :
“ Rumiyin kulo ajrih mbak bade ngurus surat PAS niki, triose tiyang-tiyang
awis terus ruwet nguruse, tiba e mboten mbayar terus gampang nguruse…” (Dulu
saya takut mbak mau ngurus surat PAS ini, katanya orang-orang mahal dan ruwet,
ternyata tidak bayar dan gampang ngurusnya ) Wawancara,3 Mei 2017
Gambar 4.7 wawancara dengan salah satu Nelayan
42
Beberapa pengakuan dari beberapa nelayan yang peneliti temui diantaranya
bapak Purwanto, Bapak Roni dan Bapak Imam, mengatakan bahwa setelah diberikan
penyuluhan tentang pentingnya pengurusan PAS kapal mereka lebih tenang dalam
bekerja karena kapal mereka sudah terdaftar dan akan mendaptkan manfaat dari
pengurusan PAS kapal tersebut ketika terjadi musibah.
Gambar 4.8. Wawancara dengan Beberapa Nelayan
4.5. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
4.5.1 Faktor Pendukung
1. Kerjasama antar Staf Dinas Perhubungan bagian laut
Adanya Kerjasama Antar Pegawai Kerjasama dilakukan antar pegawai
terutama pegawai bidang perhubungan laut yang hanya memiliki 3 pegawai dan 1
kepala bidang. Kerjasama dilakukan antar pegawai karena masing-masing dari
43
sub bidang perhubungan laut hanya di pegang oleh satu orang pegawai dan tidak
memiliki staf dibawahnya. Kerjasama dilakukan untuk membantu antar pegawai
dalam melaksanakan suatu tugas untuk memberikan suatu pelayanan. Berikut ini
3 staf Dinas Perhubungan sub bagian Laut.
Gambar 4.9 Staf Dinas Perhubungan Bagian Laut
Selain itu pegawai Dinas Perhubungan juga aktif memberikan penyuluhan
pentingnya pembuatan PAS kapal karena banyak keuntungannya ketika nelayan
sudah mempunyai PAS kapal tersebut. Semakin sering dinas perhubungan
memberikan penyuluhan tentang PAS kapal maka nelayan akan lebih banyak
mengurus PAS kapal tersebut, karena sistem Dinas Perhubungan adalah dengan
cara jemput bola kepada Nelayan. Seperti gambar di bawah ini ketika pegawai
dari Dinas Perhubungan memberikan penyuluhan kepada nelayan. Dimana setelah
penyuluhan selesai, dilanjutkan pemberian pelayanan kepada Nelayan untuk
pengurusan PAS kapal.
44
Gambar 4.10 Penyuluhan tentang pentingnya PAS Kapal
2. Komitmen Pegawai
Adanya Komitmen Pegawai Komitmen pegawai ditunjukkan ketika
dihadapkan dengan keterbatasan fasilitas pendukung untuk menunjang kegiatan
pelayanan. Kondisi keterbatasan tersebut lantas tidak menghentikan suatu
pelayanan kepada masyarakat. Ketika dihadapkan dengan suatu keterbatasan,
pegawai tetap mengusahakan bagaimana pelayanan tersebut dapat dilaksanakan
dengan menggunakan caranya sendiri. Ketika masyarakat meminta adanya
pemeriksaan kapal, maka karena keterbatasan fasilitas pendukung seperti
kendaraan dinas, maka pegawai berusaha melakukan permintaan masyarakat
dengan menggunakan kendaraan pribadi. Komitmen juga ditunjukkan ketika akan
diadakannya suatu pembinaan teknis keselamatan pelayaran yang terhambat oleh
keterbatasan anggaran, maka pegawai berusaha melaksanakan kegiatan tersebut
atas inisiatif sendiri meskipun pelaksanaannya tidak dapat dilakukan sesuai
rencana yang membutuhkan anggaran yang cukup.
45
4.5. 2 Faktor Penghambat
1. Keterbatasan Anggaran
Keterbatasan Anggaran Karena keterbatasan anggaran suatu pembinaan
teknis keselamatan pelayaran yang telah direncanakan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lamongan tidak dapat dilaksanakan. Akibatnya pelaksanaan
pembinaan teknis keselamatans pelayaran dilakukan secara sederhana atas
inisiatif pegawai sendiri dengan cara mendatangi para kumpulan nelayan di
tempat-tempat pendaratan ikan. Selain itu Keterbatasan Fasilitas Pendukung
Karena keterbatasan suatu kendaraan dinas, penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat
Kesempurnaan Kapal tidak dapat selalu dilakukan pemeriksaan kapal. Jika
pemohon dilakukan melalui ketua rukun nelayan, maka pemeriksaan dilakukan
sendiri oleh pemohon. Namun ketika pemohon meminta untuk dilakukan
pemeriksaan kapal oleh pegawai dinas, maka pegawai tetap mengusahakan
dengan keterbatasan yang ada.
2.Kurangnya Kerjasama
Kurangnya Kerjasama Dari Pihak Masyarakat Berdasarkan hasil
wawancara dengan pegawai Dinas Perubungan Kabupaten Lamongan, kurangnya
kerjasama dari pihak masyarakat tersebut ditunjukkan ketika pegawai telah tiba di
lapangan untuk melakukan pemeriksaan kapal, pemohon atau masyarakat peminta
layanan penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal tidak ada di
tempat lapangan pemerikasaan kapal, bahkan mungkin sulit untuk dihubungi.
sehingga hal tersebut mempengaruhi waktu penyelesaian layanan sedikit
46
terlambat. Kurang bisa diajak kerajasamanya masyarakat untuk merespon suatu
keadaan ketika akan diadakannya pemeriksaan kapal.
Selain itu, menurut wawancara dengan Bapak Ilham, beliau menjelaskan
bahwa masih banyak nelayan yang enggan ketika melihat pegawai Perhubungan
karena mereka beranggapan akan ada biaya-biaya yang besar dalam pengurusan
PAS kapal. Selain itu banyak nelayan yang kurang paham pentingnya PAS kapal,
dan nelayan juga beranggapan pengurusan PAS kapal itu rumit.
Gambar 4.11 Wawancara Mengenai Pelayanan PAS Kapal
3. Kurangnya Koordinasi Dalam Proses Layanan.
Ketidakpastian waktu yang tepat dalam mengkoordinasikan waktu
pemeriksaan kapal di lapangan mempengaruhi lambatnya proses penyelesaian
penerbitan Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal. Ketika akan diadakannya
47
pemeriksaan kapal di lapangan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan
dimana pegawai yang bertugas telah tiba di lokasi pemeriksaan kapal, namun yang
terjadi adalah kapal yang hendak di periksa tidak ada di tempat dan hal tersebut
menyebabkan proses pemeriksaan terlambat.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan
Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan melalui
bidang perhubungan di Kabupaten Lamongan terdiri dari penerbitan Pas Kecil.
Pelaksanaan penerbitan laut Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal secara
keseluruhan sudah dilaksanakan berdasarkan standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan. Dinas Perhubungan sudah melakukan pendekatan dengan cara memberikan
penyuluhan-penyuluhan pentingnya pengurusan PAS kecil, dari masyarakat yang enggan
mengurus PAS kecil menjadi bersedia mengurus PAS kecil karena Dinas Perhubungan
memberikan pelayanan terbaik untuk Nelayan sehingga memenuhi kelengkapan surat-
suratnya.
Dari pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perhubungan maka Nelayan merasa
puas karena pembuatan PAS kecil menjadi mudah, efektif efisien dan juga tidak
membutuhkan biaya yang mahal. Untuk faktor pendukungnya adalah adanya Kerjasama
antar Staf Dinas Perhubungan bagian laut dan komitmen antar pegawai. Sedangkan untuk
faktor penghambatnya adalah kurangnya anggaran dan kurangnya kerjasama antara
masyarakat Nelayan.
5.2 Saran
1. Pemerintah harus lebih aktif dalam memberikan penyuluhan atau sosialisasi, tentang
pentingnya Pas Kecil mulai dari tata cara permohonan Pas Kecil, kegunaan dari Pas
Kecil, masa berlaku Pas Kecil dan lain sebagainya sehingga nelayan kecil pemilik
49
kapal menjadi paham bahwa Pas Kecil merupakan dokumen kapal yang penting
untuk dibuat dan dimiliki. Dengan pelaksanaan sosialisasi yang berkelanjutan tentang
pentingnya Pas Kecil sebagai kelengkapan dokumen kapal bagi nelayan kecil pemilik
kapal, diharapkan semua nelayan kecil pemilik kapal di wilayah Kabupaten
Lamongan bisa memiliki dokumen kapal.
REFERENSI
Barnes, James G., (2003).Secrets Of Customer Relationship Management, ANDI, Yogyakarta
Batinggi, Ahmad (1999). Manajerial Pelayanan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka.
Denhardt Janet V. and Denhardt, Robert B. 2007. The New Public Service
Hutasoit, 2011. Pelayanan Publik Teori dan Aplikasi. Jakarta: MagnaScript Publishing.
Kotler, Philip. 1997. Marketing Management “Analysis, Planning, Implementation and
Control”(9 thed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Lupiyoadi , Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa . Jakarta : PT. Salemba Empat.
Miles, A. Michael Huberman dan Johnny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook Edisi Ketiga. Sage Publications: Inc.
Moenir, 2006. Manajemen Pelayanan Umum Indonesia.Bumi Aksara. Jakarta
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Nawawi, H, Handari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada
Universitas Press
Oliver, Richard l, 1997. Satisfaction: A Behavioral Perpective On The Consumer , The
McGraw-Hill Companise, Inc : New York.
Ratminto , Winarsih. 2007. Manajemen Pelayanan. Jakarta: Pustaka Pelajar
Rosdakarya.. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja
RosdakaryA
Syafi’I, Inu Kencana, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka cipta
Soeprapto, Riyadi. R. (2006). The The Capacity Building For Local Government Toward Good
Governance
Tjiptono, Fandy, 2005, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Wilkie, William L. 1994. Customer Behavior (Third Edition). New York. Jhon Wiley & Sons,
Inc, s.
Zeithaml, V.A.A and Bitner M.J. 2000. Service Marketing. McGraw Hill International Editio