Proposal Penelitian

22
7/21/2019 Proposal Penelitian http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 1/22 Proposal penelitian BAB I PENDAHULUAN  1. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Sekolah Dasar mencakup beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan antaranya adalah Matematika. Matematika menjadi matapelajaran yang diajarkan dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Akan tetapi untuk seorang anak tunagrahita mata pelajaran Matematika menjadi pelajaran sulit. Menurut oseph Payne dalam Mathematics !or young "hild# $"%M &$ational "ouncil o! %eaching Mathematics'# Ia menulis( ) Sebenarnya tak seorangpun mampu mengajarkan matematika kepada siswanya. *uru e!ekti! itu ialah orang yang bisa memberi rangsangan kepada siswa untuk belajar matematika. Penelitian pendidikan memperlihatkan bukti bahwa siswa belajar matematika dengan baik ketika mereka membangun sendiri pengertian tentang matematika. %ingkat pengetahuan anak adalah unik# keunikan ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang belum ingat# hampir tahu# hampir mengerti# mengerti dan mampu memecahkan masalah dan bahkan ada yang sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari+hari. Dan sangat diperlukan bagia anak tunagrahita agar mampu dalam berakti!itas dikehidupan sehari+ hari tanpa tergantung dengan orang lain. Dalam proses belajar guru merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan belajar siswa supaya mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan pelajaran. Disamping itu seorang guru di dalam kegiatan pembelajaran dituntut kemampuannya untuk menciptakan kegiatan  belajar mengajar yang e!ekti! dan e!isien. ,erkaitan dengan itu# Sardiman &-/(10' menyatakan ( )Ada 0 tingkat pro!esional guru dalam bidang kependidikan yaitu( 1'. capable+personal# artinya guru dapat diharapkan memiliki pengetahuan# kecakapan# dan keterampilan serta sikap yang lebih mantab sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara e!ekti!2 -' guru sebagai ino3ator# artinya memiliki pengetahuan dan kecakapan dan serta sikap yang tepat terhadap suara pembaharuan2 0' guru sebagai de3eloper# artinya guru harus dihadapi dalam sektor pendidikan. Sebagai salah unsur dalam pembelajaran# Matematika merupakan salah satu materi pelajaran yang diajarkan disekolah. $amun selama ini matematika bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi# matematika bagaikan pelajaran yang menakutkan.  $ilai matematika selalu lebih rendah daripada pelajaran yang lain. namun# pelajaran matematika sangat penting bagi anak tuna grahita meskipu terbatas pada bilangan tertentu. dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika diperlukan  pelayanan khusus sesuai dengan kondisi siswa. pada proses belajar mengajar matematika selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung# juga diperlukan pendukung yang lain yaitu ( alat pelajaran yang memadai# penggunaan metode yang tepat# serta situasi dan kondisi lingkungan yang menunjang. Anak tunagrahita merupakan salah satu anak luar biasa yang kemampuan intelektualnya dibawah rata+rata dan memiliki kelemahan dalam berpikir dan bernalar. akibat dari kelemahan tersebut anak tuna grahita ringan memiliki kemampuan belajar dan beradaptasi sosial yang berada dibawah rata+rata. anak tunagrahita ringan juga mengalami masalah dalam  bidang akademik khususnya menulis# membaca dan berhitung. mereka secara !isik tampak seperti anak normal pada umumnya. oleh karena itu agak sukar membedakan secara !isik antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal. secara !isik anak tunagrahita ringan tidak memiliki hambatan. Masalah utama yang dihadapi oleh anak tunagrahita ringan terletak pada masalah mental dan  psikis yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual yang dibawah rata+rata# kemampuan 1

description

Proposal Penelitian

Transcript of Proposal Penelitian

Page 1: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 1/22

Proposal penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

 

1. A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar mencakup beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaranyang wajib diajarkan antaranya adalah Matematika. Matematika menjadi matapelajaran yang

diajarkan dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Akan tetapi untuk seorang anak tunagrahita

mata pelajaran Matematika menjadi pelajaran sulit.

Menurut oseph Payne dalam Mathematics !or young "hild# $"%M &$ational "ouncil o!

%eaching Mathematics'# Ia menulis( ) Sebenarnya tak seorangpun mampu mengajarkan

matematika kepada siswanya. *uru e!ekti! itu ialah orang yang bisa memberi rangsangan

kepada siswa untuk belajar matematika. Penelitian pendidikan memperlihatkan bukti bahwa

siswa belajar matematika dengan baik ketika mereka membangun sendiri pengertian tentang

matematika. %ingkat pengetahuan anak adalah unik# keunikan ini ditunjukkan dengan adanya

siswa yang belum ingat# hampir tahu# hampir mengerti# mengerti dan mampu memecahkan

masalah dan bahkan ada yang sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari+hari. Dansangat diperlukan bagia anak tunagrahita agar mampu dalam berakti!itas dikehidupan sehari+

hari tanpa tergantung dengan orang lain.

Dalam proses belajar guru merupakan salah satu komponen penentu keberhasilan belajar

siswa supaya mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan pelajaran. Disamping itu seorang

guru di dalam kegiatan pembelajaran dituntut kemampuannya untuk menciptakan kegiatan

 belajar mengajar yang e!ekti! dan e!isien. ,erkaitan dengan itu# Sardiman &-/(10'

menyatakan (

)Ada 0 tingkat pro!esional guru dalam bidang kependidikan yaitu( 1'. capable+personal#

artinya guru dapat diharapkan memiliki pengetahuan# kecakapan# dan keterampilan serta

sikap yang lebih mantab sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara e!ekti!2

-' guru sebagai ino3ator# artinya memiliki pengetahuan dan kecakapan dan serta sikap yang

tepat terhadap suara pembaharuan2 0' guru sebagai de3eloper# artinya guru harus dihadapi

dalam sektor pendidikan.

Sebagai salah unsur dalam pembelajaran# Matematika merupakan salah satu materi pelajaran

yang diajarkan disekolah. $amun selama ini matematika bagi siswa pada umumnya

merupakan pelajaran yang tidak disenangi# matematika bagaikan pelajaran yang menakutkan.

 $ilai matematika selalu lebih rendah daripada pelajaran yang lain. namun# pelajaran

matematika sangat penting bagi anak tuna grahita meskipu terbatas pada bilangan tertentu.

dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika diperlukan

 pelayanan khusus sesuai dengan kondisi siswa. pada proses belajar mengajar matematika

selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung# juga diperlukan pendukung yang lainyaitu ( alat pelajaran yang memadai# penggunaan metode yang tepat# serta situasi dan kondisi

lingkungan yang menunjang.

Anak tunagrahita merupakan salah satu anak luar biasa yang kemampuan intelektualnya

dibawah rata+rata dan memiliki kelemahan dalam berpikir dan bernalar. akibat dari

kelemahan tersebut anak tuna grahita ringan memiliki kemampuan belajar dan beradaptasi

sosial yang berada dibawah rata+rata. anak tunagrahita ringan juga mengalami masalah dalam

 bidang akademik khususnya menulis# membaca dan berhitung. mereka secara !isik tampak

seperti anak normal pada umumnya. oleh karena itu agak sukar membedakan secara !isik

antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal. secara !isik anak tunagrahita ringan tidak 

memiliki hambatan.

Masalah utama yang dihadapi oleh anak tunagrahita ringan terletak pada masalah mental dan psikis yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual yang dibawah rata+rata# kemampuan

1

Page 2: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 2/22

 ber!ikir rendah# perhatian dan daya ingatannya lemah # sukar berpikir abstrak# maupun

tanggapan yang cenderung konkret 3isual dan mudah bosan. hal tersebut ditunjukkan

misalnya dalam materi mengenal bilangan.

Pemberian materi dengan melibatkan keakti!an siswa pada saat belajar yang sesuai dengan

materi pengajaran khususnya mata pelajaran Matematika salah satu alternati! untuk

meningkatkan hasil belajar Matematika.alasan diambilnya model pembelajaran konstrukti3istik dan dihubungkan dengan pemahaman

karena pada dasarnya semua siswa mampu mengembangkan pemahamannya terhadap operasi

 penjumlahan. sesuai pendapat ,utterworth dalam Paul *innis# 4 gen+gen kita terdir dari

suatu set instruksi untuk membangun otak matematik dan inilah mengapa# tanpa diajar#

manusia dilahirkan untuk berhitung.516

Pemahaman yang kurang dari anak tunagrahita# berdasarkan hasil belajar matematika tentang

 penjumlahan# terbukti dari prosentasi ketuntasan belajar anak pada materi ini hanya mencapai

nilai rata+rata /# dalam satu kelas.

,erdasarkan pengamatan dilapangan dapat disimpulkan bahwa# pemahaman yang urang pada

kompetensi penjumlahan pada bilangan idi 7elas V S8, "empaka Putih ini disebabkan

karena guru tidak emmusatkan masalah sebagai perhatian pada pembelajaran menggunakanalat peraga dan masih menggunakan cara mencontoh langkah+langkah saja.

*uru memberi pengajaran mencontohkan langkah untuk menjelaskan cara menjawab

 permasalahan# sehingga saat proses belajar mereka belum mampu membicarakan dan

menjelaskan jalan berpikir# tidak mengerti penjumlahan dua angka dengan satu angka dan

dua angka dengan dua angka. 8atar belakang lainnya adalah tidak adanya keterlibatan akti!

dari siswa untuk membangun cara berpikir kreati!. Sehingga mereka tidak mengerti konsep

 penjumlahan dalam memecahkan masalah

Sebenarnya tidak ada kata tidak untuk melaksanakan model pembelajaran konstrukti3istik

memerlukan model pembelajaran ini untuk membuka pikiran atas apa yang mereka sedang

 pikirkan pada alam pikiran mereka. *uru membukahal tersebut dengan menerapkan cara

kerja kelompok dilengkapi dengan permainan bebas akti! melalui benda+benda konkret untuk 

mampu berhitung menjumlah.

,erdasarkan uraian diatas# peneliti tertarik mengaankat model pembelajaran konstrukti3istik

karena model pembelajaran ini memperhatikan perbedaan siswa sebagai indi3idu. Model

 pembelajaran ini tidak terlalu menekankan hasil yang bagus tetapi menekankan proses

sebagai hal bertahap mencapai pengertian dan pembelajaran.

 

1. B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

,erdasarkan latar belakang masalah # teridenti!ikasi !okus+!okus penelitian guna

meningkatkan kemampuan berhitung penjumlahan secara optimal (

1. ,agaimana melakukan penjumlahan dua angka dengan satu angka dan dua angka.-. ,agaimana mengajarkan memecahkan masalah penjumlahan dalam soal cerita.

0. ,agaimana memusatkan masalah dengan menggunakan alat peraga.

9. ,agaimana mengajarkan penjumlahan dengan menggunakan metode pembelajaran

konstrukti3istik:

 

1. C. Pe!atasan Fokus Penelitian

Mengingat banyaknya permasalahan yang telah diidenti!ikasikan di atas# peneliti tidak akan

mengkaji seluruh permasalahan dalam penelitian ini# penelitian yang peneliti laksanakan

hanya terbatas pada kajian tentang upaya meningkatkan kemampuan penjumlahan dengan

metode pembelajaran konstrukti3istik.

 

2

Page 3: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 3/22

D. Peruusan Masalah Penelitian

Dengan mencermati apa yang telah diuraikan pada latar belakang masalah# maka perumusan

 permasalahan dalam penelitian ini adalah ( ;,agaimanakah dengan menggunakan metode

 pembelajaran kontruksti3istik dapat meningkatkan pemahaman operasi penjumlahan siswa:)

 

E. Manfaat Penelitian<asil penelitian ini berman!aat sebagai bahan masukan bagi (

1. ". #is$a

,agi sisiwa hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pada operasi

 penjumlahan dalam pembelajaran matematika dan meningkatkan kemampuan berhitung

dalam kehidupan sehari+hari.

 

1. %. &uru

Dapat dijadikan sebagai salah satu upaya meningkatkan kompetensi pedagogik dan

 pro!esional dalam pembelajaran matematika di kelas bagi siswa tunagrahita.

 

1. '. PenelitiDapat dijadikan sebagai masukan dan bekal untuk berperan agar memberikan kontribusi

 positi! terhadap keberhasilan belajar siswa..

 

516 Paul *innis# %rik dan %aktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di

7elas &akarta( Indeks# -='# p.1>

BAB II

ACUAN (E)*I(I+ DAN +E*AN&+A BE*FI+I* 

 

1. A. A,uan (eoritik dan Fokus -ang diteliti

-. ". Hakekat Peahaan

a. Pengertian Peahaan

Pemahaman adalah kemampuanuntuk membaca dan memahami gambaran# laporan# table#

diagram# arahan dan peraturan &?ikipedia'. Sedangkan menurut ?inkel# pemahaman adalah

kemampuan menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.516  Adanya kemampuan

ini dapat dilihat dalam kemampuan menguraikan isi pokok dari suatu bahasan# kemampuan

mengubah suatu data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain# seperti

rumusan matematika dalam bentuk kata+kata.

Anderson dalam <Asanah menggunakan istilah &mengerti' understand sebagai padanan kata

 pemahaman. @nderstand adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran

dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan# tulisan maupun gra!ik.5-6 7ata kerjayang sering disepadankan dengan kata pemahaman adalah menginterpretasikan# memberi

contoh# mengklasi!ikasi# menyimpulkan# membandingkan dan menjelaskan.506 

Menginterpretasikan adalah kemampuan mengubah sajian in!ormasi dari suatu bentuk ke

 bentuk yang lain. Memberi contoh adalah kemampuan memberikan contoh khusus dari

suatu konsep atau prinsip. 7lasi!ikasi adalah kemampuan untuk meilah contoh dan yang

 bukan contoh dari suatu konsep atau prinsip. Menyimpulkan adalah kemampuan untuk

menyusun pernyataan tunggal yang mewakili suatu in!ormasi. Membandingkan adalah

kemampuan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek.

Menjelaskan adalah kemampuan merumuskan dan menggunakan model sebab akibat sebuah

system. Siswa yang memiliki kemampuan menjelaskan dapat menggunakan hubungan sebab

akibat antar bagian dalam suatu system.

3

Page 4: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 4/22

Menurut ,enyamin ,loom dalah *innis# pemahaman diuraikan sebagai menyusun ulang

kara# mengubahm merangkum# menjelaskan# mende!inisikan# mena!sirkan# mnyusun ulang

kalimat# mempara+phrase# mengubah urutan# memahami# mengonsep dan menghitung.596 

Proses terjadinya pemahaman karena adanya kemampuan menjabarkan sesuatu materi ke

materi lain. Pemahaman ini misalnya# ia dapat menjelaskan angka ke dalam narasi. Siswa

dapat mena!sirkan sesuatu melalui pernyataan dengan kalimat sendiri.Paul ,urden dan Da3id M ,yrd berpendapat bahwa pemahaman atau comprehension

adalah understand !act and principles# interpret 3erbal material# interpret charts and graphs#

translate 3erbal material to math !ormulas estimate !uture conseBuences# imlied date justi!ies

methods and procedures.56

Arti dari kalimat di atas adalah memahami !akta dan prinsip# mena!sirkan bahan perkataan#

mena!sirkan bagan dan gra!ik# menterjemahkan materi perkataan menjadi rumusan

matematika# memperkirakan konsekuensi pada masa yang akan dating# mena!sirkan data

sesuai cara dan prosedur 

Adapun menurut "aine dalam *innis# bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk

memahami materi dengan cara menamainya dan menguasai atau sense.5/6 7emampuan

menamai adalah mengeri pada permukaan saja berartu secara dalam.,erdasarkan uraian di atas# dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk

emerikan label atau didalam operasionalnya menamai bilangan# kemampuan mena!sirkan

 bilangan sebagai menguasai bilangan# kemampuan mencontohkan sebagai menjumlah suatu

 bilangan# kemampuan menggolongkan sebagai menulis nama dan lambang bilangan#

kemampuan menyimpulkan sebagai mengubah konsep.

 

1. %. Hakikat Penulahan

a. Pengertian Penulahan

Penjumlahan merupakan bagian ddari pembelajaran matematika. penjumlahan adalah susatu

cara pendek untuk menghitung. Menurut Akbar Sutawijaya# dkk penjumlahan merupakan

anggota gabungan dua himpunan yang terpisah. Artinya menggabungkan dua atau beberapa

himpunan. Sementara menurut Muchtar A. 7arim mengatakan bahwa operasi penjumlahan

dasarnya merupakan suatu aturan yang mengaitkan setipa pasangan bilangan cacah dengan

 bilangan cacah lainnya. Penjumlahan bilangan bulat merupakan penggabungan bilangan+

 bilangan yang terdiri dari bilangan asli# nol dan semua lawan dari bilangan asli. Simbol untuk 

operasi penjumlahan adalah tanda plus & C '.

Membicarakan pengertian operasi penjumlahan berawal dari cara siswa berhitung menurut

kemampuan mereka yang unik# sebagaimana yang dikatakan oleh "lements dan kawan+

kawan sebagai berikut. %here are three how+to+count principles. According astable+order

 principle# the number names that child uses must be arranged in stable# or repeatable two

 processes+ 5artitioning and labeling. %he cardinal principle states that the !inal numeral hasspecial signi!icance+ it represents the how many ness o! the set as a whole. Arti dari kutipan

dia atsa adalah peneliti terdahulu sudah memastikan bawha setiap anak kecil telah

mempunyai cara berhitung mereka secara unik# sejak taman kanak+kanak. "ara berhitung

tertentu yang unik yang telah dimiliki beragam caranya bahkan sejak mereka di %aman

7anak+ 7anak. Adapun cara berhitung yang dimaksud adalah sebagai berikut( cara pertama#

menunjukkan objek satu persatu dengan mebilang objek tersebut menggunakan bilangan dari

terkecil secara satu persatu sampai objek tersebut selesai dihitung# proses ini dinamakan

stable+order+prinsiple atau menghitung berurutan stabil. "ara menghitung berurut misalnya

menamakan benda yang pertama disebut dengan satu# yang kedua dengan dua dan seterusnya.

"ara kedua# membilang dari titik bilangan yang telah ia ketahui dan menyebutkan secara satu

 persatu# di mulai setelah bilangan yang ia ketahui sampai bilangan dan objek itu selesaidihitung. Penjumlahan seperti =C9E4 bagi siswa yang menghitung memisah dimulai setelah

4

Page 5: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 5/22

 bilangan delapan dan menghitung satu eprsatu dengan keempat jarinya# bilangan empatnya

dimulai dengan F# 1# 11# 1-. ,ilangan terakhir adalah bilangan yang menunjukakan berapa

 jumlah benda yang dihitung disebut dengan cara berhitung the one+one principle.

"ara berhitung ketiga# yang disebut denga cardinal principle# artinya mereka menghitung

langsung dengan bilangan yang diketahui misalnya 0C9E4 mereka telah mengetahui secara

mental banhwa symbol 0 diartikan dengan banyak benda yang berjumlah tiga secara otomatismereka melihat symbol dengan tanda C sebagai menambah dan symbol lainnya sengan

 banyak benda lainnya yang digabung dan jumlahnya adalah berepa banyak benda yang

dihitung.

Selama mempelajari penjumlahan sebenarnya siswa berusaha untuk menggabungkan benda+

 benda yang dihitungnya. menghitung cara menggabungkan bagi siswa dihitung dengan

hitungan berurut dari awal benda yang ada sampai benda itu habis dihitung satu persatu. "ara

seperti ini sering kali mereka lakukan langsung dengan jari mereka sendiri.

Secara konkret# benda+benda yang dapat dipegang dan dilihat serta dipindahkan sperti kubus

yang terhubung dan lainnya# dapat dihitung dengan cara menghitung menggabung ini. Siswa

akan terlihat menjumlah sesuai dengan kemampuan mreka masing+masing

,erdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah penggabungandari beberapa benda atau bilangan dari jumlah adalah satu operasi hitung bilangan.

 

1. '. Hakekat (una &rahita 

1. a. Pengertian Anak (una grahita

  7eadaan setiap manusia berbeda satu dengan yang lain# masing+masing memiliki

keunikan. kelemahan dan kelebihan dimiliki setiap anak# masing+masing anak terlahir dalam

keadaan yang berbeda# demikian juga dalam hal kemampuan berpikir. Anak yang mengalami

kelemahan atau kelainan dalam berpikir secara umum sering disebut dengan anak dibawah

normal atau tunagrahita. Anak tunagrahita adalah merupakan indi3idu yang utuh dan unik.

,anyak de!inisi atau pengertian yang dapat menjelaskan tentang anak dengan gangguan

intelektual atau tunagrahita# para ahli mende!inisikan anak dengan gangguan intelektual

menurut bidang mereka masing+masing. para dokter biasanya mende!inisikan kea rah medis

yaitu oenyakit# lain lagi untuk para guru yang lebih mende!inisikan kearah kondisi

intelegensi.

%unagrahita adalah kata lain dari retardasi mental &mental redarsation'. arti har!iahnya adalah

dari kata tuna yaitu merugi sedangka grahita adalah pikiran# ditandai oleh cirri utamanya

adalah kelemahan dalam ber!ikir dan bernalar. akibat dari kelemahan tersebut anak

tunagrahita memilki kemampuan belajar dan adaptasi sosialnya berada dibawah rata+rata.

tunagrahita menjelaskan tentang kondisi anak yang kecerdasannya dibawah rata+rata yang

ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi social.

Para ilmuwan telah mengalami kesulitan untuk menemukan suatu de!inisi yang memuaskantentang anak tunagrahita atau anak retardasi mental berbagai 3ariable. pada tahun 1F/1

American Assosiation on Mental De!iciency &AAMD'# mende!inisikan retardasi mental

sebagai kelainan yang &1' meliputi !ungsi intelektual umum dibawah rata+rata &suba3erage'#

yaitu IG =9 kebawah berdasarkan tes indi3idual# &-' muncul sebelum usia 1/ tahun dan

&menunjukkan hambatan dalam perilaku adapti!'. keriga criteria tersebut harus ditemukan

sebelum seseorang anak dinyatakan sebagai anak tunagrahita atau retardasi mental.

Menurut apan 8eague !or the Mentally etarded &1FF-(p.--' yang dimaksud dengan

retardsai mental adalah !ungsi intelektualnya lamban yaitu IG > kebawah berdasarkan tes

intelegensi baku# kekurangan dalam perilaku adapti! dan terjadi pada masa perkembangan#

yaitu antara konsep hingga usia 1= tahun. ,aik de!inisi yang dikemukakan oleh apan 8eague

!or the Mentally etarded mengandung persamaan tetapi juga perbedaan. persamaannyaadalah &1' IG berada dibawah rata+rata secara nyata# &-' adanya kekurangan dalam perilaku

5

Page 6: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 6/22

adapti! dan &0' terjadi pada masa perkembangan. perbedaan pada batas atas skor IG anak

tunagrahita dan batas usia perkembangan. jika menurut apan 8eague !or the Mentally

etarded anak yang memiliki IG > sudah dinyatakan sebagai anak tunagrahita maka

menurut AAMD anak yang memiliki IG =9 kebawah yang sudah disebut tunagrahita.

Menurut pendapat ?arner didalam buku terapi okupasi untuk anak berkebutuhan khusus

karangan Sujarwanto# anak dengan gangguan intelektual atau retardasi mental adalah anakyang mengalami keterlambatan atau kelambatan perkembangan mental. Anak yang

mengalami gangguan intelektual mempelejari berbagai hal yang lebih lambat dari pada

 berbagai hal lebih lambat daripada anak+anak lain sebayanya. anak mungkin terlambat mulai

 bergerak# tersenyum# menunjukkan minat pada berbagai hal atau benda# menggunakan

tangannya# duduk# berjalan# berbicara dan mengerti. Atau mungkin memiliki kemampuan+

kemampuan itu lebih cepat# tetapi lebih lambat dalam hal+hal lain.

Hungsi intelektual dibawah normal yang dimaksud adalah menunjukkan secara essensial pada

kelambanan kemampuan anak dalam memproses in!ormasi yang diterima. hal tersebut dapat

dilihat secara nyata dengan melakukan tes intelegensi secara indi3idual. ingatan anak dengan

gangguan intelektual kurang e!isien dank arena itu ada yang mengatakan sebagai anak yang

lemah ingatan. kemampuan untuk menuangkan ide sangat terbatas# begitu jugakemampuannya dalam menggunakan in!ormasi untuk bernalar# menghitung atau meramal

kemungkinan dan menge3aluasi suatu keadaan.

<ambatan penyesuaian perilaku adapti! yang dialami oleh anak dengan gangguan intelektual

adalah kurang mampu melakukan perkerjaan+pekerjaannya sesuai dengan umurnya. Anak

dengan gangguan intelektual hanya mampu melakukan pekerjaan seperti yang dapat

dilakukan oleh anak usia dibawahnya. Dengan keterbatasan tersebut maka anak dengan

gangguan intelektual mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

kepadanya. hal tersebut memang belum bisa diukur secara !ormal namun bisa dilihat dari

 pengalaman dilapangan.

*angguan intelektual biasanya pada masa perkembangan anak hingga usia remaja.

dimani!estasikan dalam periode perkembangan berarti bahwa gangguan tersebut harus dapat

diobser3asi selama masa kanak+kanak. adanya gejala sakit mental atau dis!ungsi otak yang

muncul pada masa dewasa tidak dapat digolongkan ke dalam gangguan intelektual atau

tunagrahita. terdapat perbedaan antara gangguan intelektual dengan sakit mental atau sakit

 jiwa. gangguan intelektual adalah ketidakmampuan untuk memecahkan persoalan yang

disebabkan oleh kecerdasan yang kurang berkembang dan kemampuan adapti!nya terhambat#

sedangkan sakit mental atau sakit jiwa merupakan kegagalan dalam membina kepribadian.

adi menurut beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari anak

gangguan intelektual adalah mereka yang mengalami kondisi !ungsi intelektual berada

dibawah rata+rata anak normal seusianya berdasarkan tes indi3idu sehingga mengalami

hambatan dalam adaptasi tingkah laku dan asosiasi lingkungan yang terjadi sejak masa perkembangan sampai usia remaja.

Menurut beberapa pendapat para ahli tentang pengertian tunagrahita dapat kita ambil

kesimpulan bahwa# anak tunagrahita adalah anak yang memiliki !ungsi intelektual umum

dibawah rata+rata IG =9# muncul sebelum usia 1= tahun# menunjukkan hambatan dalam

 perilaku adapti! 

 

1. !. +lasifikasi anak tunagrahita

7lasi!ikasi diperlukan untuk memudahkan pemberian bantuan atau pelayanan kepada anak

tunagrahita. tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki

 perkembangan intelegensi yang terlambat. setiap klasi!ikasi selalu diukur dengan tingkat IG

mereka# yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu tunagrahita ringan# tunagrahita sedang dantunagrahita berat.

6

Page 7: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 7/22

7lasi!ikasi anak gangguan intelektual menurut DSM IV yang dikutip oleh DSM IV yang

dikutip oleh Sri Suwartinahyaitu(

1. retardasi mental ringan atau mild Mental retardation kategori ini ducable(

a' IG -+/> & sJd >'

7arakteristik(

1' %idak memperlihatkan kelainan !isik -' Agak mengalami keterlambatan dalam belajar bahasa

0' terdapat gangguan area sensori motor baru mengembangkan kemampuan social dan

komunikasi selama masa preschool + tahun

9' Kmampu mandiri

' Mengalami kesulitan dalam sekolah

/' sedikit rendahnya proses penyesuaian diri dari anak normal.

 

-. etardasi Mental sedang atau Moderate Mental etardation kategori %rainable(

a' IG 0/+1 &Stan!ord+,inet' &0+9 sJd +'

Pada masa ini anak dapat diajarkan lewat program training keterapilan social dan

okupasional. pekerjaan yang dapat mereka lakukan ketika dewasa bersi!at semi skill# dibawah pengawasan.

7arakteristik(

1' %ermasuk mampu latih untuk beberapa keterampilan tertentu

-' %erkadang menampakan kelainan !isik berupa gejala bawaan

0' 8ambat dalam pengembangan pemahaman penggunaan bahasa

9' 7eterampilan merawat diri dan motorik terlambat

' Ada yang agresi! dan sikap bermusuh terhadap yang belum kenal.

 

0. etardasi Mental ,erat atau Se3ere Mental etardation# terjadi selama masa kanak+kanak

 berlangsung

a' IG -+0 &Stan!ord+,inet' &IG -+- sJd 0+9'

7arakteristik(

1' Menunjukkan banyak masalah

-' %erkadang masih ada yang bisa komunikasi# tetapi ada juga yang sama sekali tidak bisa

 berkomunikasi.

0' Mengalami gangguan bicara

9' Daya motorik berat

' %idak mampu mengurus diri sendiri

/' Menunjukkan kerusakan perkembangan susunan sara! pusat

>' Anak dapat dilatih berbicara didalam skill perawatan diri dasar# yang akan membuat anak

sedikit kemampuan akademik sederhana# berhitung dan membaca.='Anak pada kondisi ini mengalami kecacatan yang cukup membutuhkan perawaran khusus.

 

9. etardasi Mental Sangat ,erat atau Pro!ound Mental etardation

a' IG dibawah - &Stan!ord+,inet'

7arakteristik(

1' Menampakkan kelainan !isik yang nyata

-' memperlihatkan kelainan otak 

0' Mengalami gangguan serius pada !ungsi psikomotorik 

9' Penyesuaian diri sangat kurang

' Selalu butuh pengawasan dan bantuan

/' Pemahaman dan penggunaan bahasa yang sangat terbatas>' Mempunyai sedikit sekali kemampuan merawat diri

7

Page 8: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 8/22

=' ngompol S.M 8umbantobing# Anak dengan Mental terbelakang &akarta ( H7@I# 1FF=' h.

adi dalam klasi!ikasi tunagrahita dapat dibedakan berdasarkan kemampuan akademik dan

sosialisasinya. Semakin rendah kemampuannya semakin terbatas pula kemampuan yang

dimiliki.

7lasi!ikasi anak tunagrahita oleh *rossman seperti dikutip 7irk dan *allagher berdasarkan

tingkat intelegensi dengan menggunakan skala wecshler yaitu( etardasi mental ringan &MildMental etardation' IG +F# etardasi mental sedang &Moderate Mental etardation' IG

9+9# etardasi Mental ,erat &Se3ere Mental etardation' IG -+0F# etardasi mental

sangat berat &Pro!ound Mental etardation IG -9 kebawah'. 7lasi!ikasi tersebut

menunjukkan !ungsi intelektual secara nyata dibawah rata+rata. adi seseorang dikatakan

anak gangguan intelektual jika intelegensinya kurang dari > skala ?echsler.

Pengklasi!ikasian anak tunagrahita yang sudah lama dikenal ialah Debil untuk yang ringan#

Imbesil untuk yang sedang dan idiot untuk yang berate dan sangat berat. Pengelompokan

anak tunagrahita yang digunakan oelh kalangan pendidik di Amerika ialah ducable Mentally

etarded# %rainable Mentally etarded dan %otallyJ "ustodial Dependent yang diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia ( Mampu didik# Mampu latih dan mampu rawat.

7lasi!ikasi runagrahita menurut DSM IV &American Psikiatrik Association# ?ashington#1FF9' sebagai berikut (

 

a. %unagrahita ringan

Mereka yang termasuk dalam kelompok retardasi yang dapat dididik &educable'. Pada usia

 prasekolah &+ tahun' mereka dapat mengembangkan kecakapan social dan komunikati!#

mempunyai sedikit dalam bidang sensorimotor dan sering tidak dapat dibedakan dari anak

yang tanpa retardasi mental# sampai pada usia yang lebih lanjut. Pada usia remaja# mereka

dapat memperoleh kecakapan akademik sampai kira+kira tingkat / &kelas / SD'

 b. %unagrahita sedang

Mereka yang termasuk dalam kelompok retardasi dapat dilatih &trainable'. Mereka dapat

memperoleh man!aat dari latihan kecakapan social dan okupasional namun mungkin tidak

dapat melampaui pendidikan akademik lebih dari tingkat - &kelas - SD'

c. %unagrahita berat dan sangat berat

Anak yang tergolong dalam kelompok ini pada umumnya hamper memiliki kemampuan

untuk dilatih mengurus diri sendiri# melakukan sosialisasi dan bekerja. Sepanjang hidupnya

mereka akan selalu tergantung pada bantuan dan perawatan orang lain. &SM 8umbantobing#

Anak dengan Mental terbelakang akarta( H7@I# 1FF= h.'. Pada pembatasan derajat

tunagrahita ini tergantung dari ukuran intelektual seseorang. Sehingga mempengaruhi

kemampuan yang dimiliki.

 

1. ,. Pen-e!a! (unagrahitaPengetahuan tentang penyebab retardasi mental atau tuna grahita dapat digunakan sebagai

landasan dalam melakukan usaha+usaha pre3enti!. ,erbagai penelitian menunjukkan bahwa

tuna grahita dapat disebabkan oleh berbagai !actor# yaitu(

1. *enetik  

-. Prenatal

0. Perinatal

9. Postnatal

. Haktor+!aktor sosio+kultural

 

1. Hactor *enetik 

Pada beberapa tahun sebelumnya kondisi+kondisi yang berkaitan dengan tuna grahita belumdiketahui orang. Penemuan di bidang biokimia dan genetic telah memberikan penjelasan

8

Page 9: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 9/22

tentang penyebab tunagrahita. %eknik khusus telah dikembangkan yang memungkinkan

dilakukanya studi jaringan kultur dan identi!ikasi beberapa kromosom. ,erikut ini

dikemukakan penyebab tuna grahita berupa(

a. 7erusakan biokimiawi yaitu para ahli biokimia telah mengidenti!ikasi sejumlah substansi

kimia yang dapat berpengaruh terhadap kondisi genetic abnormal misalnya materi kimia

 berupa karbohidrat# lemak dan asam amino. b. Abnormalitas 7romosomal paling umum ditemukan adalah sindroma down atau

sindromamongol. 7eadaan penyakit ini dikemukakan oleh 8Angdoa Down sekitar 1 tahun

yang lalu. Anak yang lahir dengan sindroma Down mengalami retardasi mental dan memiliki

IG - sampai / dengan mayoritas rentangan 0 sampai . Dalam tahun 1FF 8ejeune#

*autier dan %urpin &7irk dan *alagher# 1F>F( p.11=' menemukan bahwa pada anak dengan

sindroma Down memiliki 9> kromosom karena pasangan kromosom ke+-1 terdiri dari 0

kromosom atau triplet yang biasa yang disebut trisomi. Sampai decade terakhir diagnosis

sindroma Down memiliki berbagai kondisi patologik yang memungkinkan terjadinya

sindroma Down tidak hanya pada saat kelahirab tetapi juga sesudahnya. Perkembangan

teknik diagnosis baru yaitu amniocentesis &pemeriksaan cairan plasenta' telah membuka

kesempatan untuk mendiagnosis lebih dini. Dengan demikian resiko yang tinggi untukmemilki anak dengan sindroma Doen dapat dideteksi lebih dini dalam kehamilan.

 

1. Masa Prenatal

%erdapat beberapa kondisi tyang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio dan yang

menyebabkan kesalahan perkembangan system sara! serta menyebabkan retardasi mental.

Masalah+masalah tersebut menimbulkan pertanyaan+pertanyaan mengenai pengaruhnya

terhadap intelegensi anak+anak yang diturunkan yang disebabkan oleh keadaan nutrisi ibu#

 psikologis# dan lingkungan !isik. %idak ada jawaban yang uni3ersal kecuali beberapa kasus

seperti in!eksi rubella# !actor P.hesus &Ph'

 

1. Masa perinatal

Diagnosis kerusakan otak anak+anak sering berhubungan dengan kejadian+kejadian pada saat

kelahiran# yang kemudian diduga berhubungan dengan retardasi mental. Data tentang proses

kelahiran yang berhubungan dengan lamanya kelahiran dan kesulitan kelahiran# penggunaak

alat kedokteran# lahir sungsang dan penyebab+penyebab lain mungkib dapat menuntun

seseorang untuk menegakkan diagnose umum dan kerusakan otak tanpa spesi!ikasi

kerusakan. Penyebab lain dari kerusakan otak adalah sesak napas yang disebabkan oleh

kekurangan oksigen dalam otak selama proses kelahiran

1. Masa Postnatal

7ekurangan nutrisi sering dianggap sebagai penyebab utama terjadi retardasi mental.

Malnutrisi pada seorang ibu yang sedang hamil dan menyebabkan prematuritas dan prematuritas dapat meningkatkan resiko kerusakan otak pada !etus. Seorang ibu yang miskin

akan mengalami kesulitan untuk menyediakan pemeliharaan kesehatan yang cukup sehingga

meningkatkan angka kematian bayi dan komplikasi kelahiran yang dapat meningkatkan

 jumlah anak retardasi mental. <al ini dapat dilihat banyaknya anak+anak retardasi mental

yang berasal dari keluarga miskin daripada yang berasal dari keluarga mampu.

1. Penyebab Sosiokultural

Peran nyata dari lingkungan dalam perkembangan kemampuan intelektual masih belum dapat

dipahami secara jelas# tetapi para psikologis dan pendidik umumnya mempercanyai bahwa

lingkungan social budaya berpengaruh terhadap kemampuan intelektual yang dikemukakan

oleh Itard.

 

9

Page 10: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 10/22

1. d. Pengertian (unagrahita sedang

Anak tunagrahita sedang merupakan salah satu tingkatan dari ketunagrahitaan. Anak

tunagrahita sedang disebut juga Imbesil. 7elompok ini memiliki IG 0/+1 &Stan!ord+,inet'#

IG 1+0/ pada skala ,iner dan 9+9 menurut skala ?eshcler &?IS"'. Anak terbelakang

mental sedang bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih > tahun# diri sendiri

dari bahaya seperti menghindari kebakaran# berjalan di jalan raya# berlindung dari hujan#memakai baju sendiri# dan sebagainya.

Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat berjalan secara akademik seperti

 belajar menulis# membaca# dan berhitung walaupun mereka# masih dapat menulis secara

sosial# misalnya menulis namanya sendiri# alamat rumahnya# dll. Masih dapat dididik

mengurus diri# seperti mandi# berkapaian# makan# minum# mengerjakan pengerjaan rumah

tangga sederhana seperti menyapu# membersihkan perabot rumah tangga# dan sebagainya.

Dalam kehidupan sehari+hari anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan yang terus

menerus. Mereka juga masih dapat bekerja di tempat kerja yang terlindung.

Pada dasarnya tidak ada satu anak pun yang memiliki karakteristik atau ciri yang sama persis

dengan anak yang lainnya. ,egitu pula halnya dengan anak tunagrahita# terdapat beberapa

ciri yang membedakan mereka dengan anak yang lainnya# karakteristik anak tunagrahita yangakan dikemukakan pada bagian ini merupakan karakteristik yang pada umumnya tampak

 pada anak tunagrahita sedang sebagaimana digambarkan oleh Astati&-1(>'.

a. Segi !isik 

7eadaan !isik tunagrahita sedang tidak sebaik penyandang tunagrahita ringan. Mereka

mengalami kurang keseimbangan# kurang koordinasi gerak sehingga ada diantara mereka

yang mengalami keterbatasan dalam bergerak.

 b. Segi 7ecerdasan

7elompok ini mencapai kecerdasan yang sama dengan anak normal yang berusia > atau =

tahun. Sehubungan dengan ini .P. Mandey L hon ?iles &1FF ( 90' menyatakan bahwa (

%unagrahita sedang walaupun sudah dewasa dapat mencapai umur kecerdasan yang sama

dengan anak normal usia > tahun.

c. Segi ,icara

7emampuan bicaranya sangat kurang# akan tetapi masih dapat mengutarakan keinginannya

walaupun dalam mengucapkan kata+kata tidak jelas# menghilangkan salah satu !onem dalam

satu kata# menambah !oen dalam kata# atau mengucapkan kata mengerti lainnya.

d. Segi sosialisasi

Mereka dapat bergaul dengan tetangga terdekatnya# teman+temannya dengan orang+orang di

sekitar dengan baik# mereka tidak dapat bepergian jauh. Mereka masih dapat menyebut

namanya# alamatnya walaupun tidak kesempurnaan anak normal

e. Segi Pekerjaan

Dalam hal pekerjaan# mereka dapat mengerjakan hal+hal yang si!atnya sederhana dan rutin.Mereka ini bekerja dengan pengawasan.

Mengacu pada keterangan di atas# bisa disimpulkan bahwa karakteristik anak tunagrahita

sedang memiliki perbedaan dengan anak normal sehingga lemah dalam segi !isik dan

motorik# kurang mampu menarik kesimpulan dari yang dibicarakannya# sulit ber!ikir abstrak#

cenderung menarik diri# kurang percaya diri dan dapat melakukan pekerjaan yang si!atnya

sederhana.

 

B. Disain / Disain Alternatif Inter0ensi (indakan 1ang Di Pilih

". Hakekat Model Pe!elaaran +onstrukti0istik 

a. Pengertian +onstrukti0istik 

Secara bahasa# construct berarti membangun# menumbuhkan atau membuat orangmengerjakan hal membangun. Arti lainnya sesuatu yang membawa pembangunan dari orang

10

Page 11: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 11/22

yang melakukannya. Menurut Piaget dalam situs internet# belajar konstrukti3istik merupakan

struktur+struktur kogniti! dalam interaksinnya dengan lingkungan. Interaksi dengan

lingkungan menjadi bantuan pembentuk struktur kogniti!nya# dengan ini subjek menyusun

 pengertian realitasnya.

Piaget dalam eys berpendapat bahwa "onstructi3ism is !ocus on indi3idual cogniti3e

de3elopment trough co+construsted learning en3ironments with national# decontetualiNedthinking as he goal o! de3elopment. 7onstrukti3istik ber!okus pada perkembangan kognisi

indi3idu lewat lingkungan belajar yang bersi!at membantu proses konstrukti! disesuaikan

dengan pemikiran dan tujuan pengembangan#

7onstruksi pengetahuan menurut Dienes dalam eys adalah( Student create &construct' new

mathematical knowledge by re!lecting on their physical and mental actions. %hey obser3e

relationships# recogniNe patteens# and make generaliNations and abstraction as they integrate

nee knowledge into their eisting mental structure artinya bahwa siswa mencipta atau

membangun pengetahuan matematika baru mereka dengan merenungkan perbuatan mental

dan jasmani mereka. Siswa+siswi itu mengamati hubungan+hubungan# mengenal pola+pola

dan membuat kesamaan umum dan abstraksi pada saat mereka menyatukan pengetahuan ke

dalam struktur mental yang sudah ada.Menurut oyce dan kawan+kawan# model belajar yang berhasil untuk menanamkan

 pegetahuan yang bertahan lama adalah pengetahuan yang didapat dari siswa dengan cara

yang paling mereka inginkan.

Menurut Abbot and yan dalam *innis( 7onstrukti3istik berpegang bahwa belajar pada

dasarnya akti!. seseorang yang mempelajari sesuatu yang baru membawa ke pengalaman

dirinya. pengalaman itu membawa pengetahuan dan pola mental.

,erdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas# belajar konstrukti3istik adalah akti! menyusun

 pengetahuan dan pengalaman konkret# melakukan akti!itas kolaborati! dalam kelompok

 pembelajaran dibantu guru menyediakan benda konkret.

 

!. +arakteristik Pe!elaaran +onstrukti0istik 

7elas yang menggunakan pembelajaran konstrukti3istik# memiliki gagasan+gagasan yang

dilontarkan siswa terungkap secara jelas dan eksplisit# gagasan+gagasan ini awalnya tidak

terlalu benar menurut konsep pembelajaran yang sedang diajarkan# tetapi dengan cara guru

melontarkan dorongan dan menciptakan kondisi supaya gagasan ini diperbaiki lewat

 pemahamannya sendiri akan menjadi gagasan yang berkonsep benar.

Pengalaman yang di alami oleh siswa# pada pembelajaran konstruti3istik# berusaha

dihubungkan sendiri dengan gagasan yang dimilikinya. %ahapan+tahapan pikiran yang

tadinya tidak jelas bagi dirinya akan menjadi jelas karena ia berusaha meluruskannya

 pemahamannya sendiri. Pada prosesnya siswa mencoba gagasannya dimengerti orang sepertii

 ia mengerti pengetahuan baru itu# sehingga karakteristik kelas konstruti3istik adalah tidakada satu jawaban benar 

7arakter mengajar konstrukti3istik adalah menata lingkungan agar siswa termoti3asi

megggai makna. pihak siswa akan memperoleh pengetahuan yang berbeda tergantung

 pengalaman# biasanya makna yang ditemukan bersi!at unik dan indi3idualis. Seperti biasanya

siswa mengalami tahapan mengkode pengetahuan# menyimpannya datau storage dan setelah

itu retrie3e atau mengmanggil kembali# pada saat menyimpannya terjadi asimilasi dan

akomodasi. Asimilasi adalah proses kogniti! dimana seseorang menyatikan persepsi dan

konsep dalam pola yang sudah ada dalam pikirannya. Akomodasi adalah penyesuaian

kogniti! seseorang untuk menerima pengetahuan baru dalam pola di otak 

7arakteristik model pembalajran ini menurut pusat kurikulum pendidikan dan kebudayaan

adalah belajar sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman daninteraksi dengan lingkungan. 7arakteristik lainnya addalah siswa akti!# siswa bisa jadi

11

Page 12: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 12/22

 bekerja sendiri atau berkelompokk. *uru berperan sebagai !asilitator dalam menyiapkan

kondisi yang kolaborati!.

7esimpulan dari uraian tentang karakter belajar kontruti! adalah belajar yang mendorong

interaksi siswa satu ke lain# belajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan dan belajar

memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas dengan bantuan alat peraga. ,ekerja

kolaborati! dalam bagian kelopok# belajar dengan guru sebagai !asilitator di kelas. ,elajardengan guru sebagai mediator antara siswa dalam mengoperasionalkan benda konkret untuk

menuju kepada pemahaman operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah#

516 %atang# ; %aksonomi ,loom Versi ,aru)# dari

http(JJwww.tatangmanguny.wordpress.comJtaksonomi+bloom+3ersi+baru# diakses pada

tanggal 1/ september -1-# p.1

5-6 <asanah# <asanahworld.wordpress.comJ teori+belajar+kogniti!# diakses pada tanggal -

September -1-# p.1

506 Ibid# p.1

596 Paul *innis# %rik dan %aktik Mengajar Strategi Mningkatkan Pencapaian Pengajaran di

kelas &akarta( Indeks# -='# p./056 Paul . ,urden and Da3id M ,yrd# Methods !or !!ecti3e %eaching &,oston( Allyn and

,acon# 1FF='# p.1>

5/6 *innis# op.cit# p.-1

BAB III

ME()DEL)&I PENELI(IAN

 

1. A. (uuan Penelitian

Penelitian tindakan yang dilakuikan ini bertujuan untuk meningkatkan Pemahaman

 penjumlahan pada anak tunagrahita melalui metode pembelajaran kontrukti3istik kelas V di

S8, "empaka Putih.

 

1. B. (epat Dan 2aktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di S8, "empaka Putih# waktu penelitian dilaksanakan pada tahun

-1- dengan lama penelitian selama.

 

1. C. Metode dan Desain Inter0ensi (indakan

-. ". Metode Inter0ensi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas

&P%7' penelitian tindakan kelas &classroom action reserch' merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas 516. Penelitian

ini dapat memperbaiki e!ekti3itas dan e!esiensi praktik pembelajaran suatu pokok bahasantertentu pada suatu mata pelajaran melalui beberapa siklus sampai sesuai dengan target

keberhasilan. Penelitian ini digunakan oleh guru di kelas &sekolah' tempat mengajar dengan

 penekanan pada penyempurnaan atau peningkatkan proses pembelajaran.

Sesuai dengan penelitian "arr dan 7emmis yang dikutip oleh Siswojo <ardjodipuro#

mengatakan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas &P%7' adalah suatu bentuk diri

yang dilakukan oleh para partisipan &guru# siswa# kepala sekolah' dalam situasi sosial

&termasuk pendidikan' untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran5-6. <al+hal ini berarti

 behawa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya memperbaiki pola kegiatan prose

 belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui

 bantuan rekan kerja untuk mencari solusi pemecahan masalah di kelas secara tepat. Dalam

 prosesnya pihak+pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain# dilengkapi dengan!akta+!akta dan mengembangkan kemampuan analisis.

12

Page 13: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 13/22

 %. Desain inter0ensi tindakan

Dasar inter3ensi tindakan dalam penelitian ini menggunakan siklus model 8ewin. Adapun

 prosedur kerja dalam penelitian ini mengikuti 8ewin seperti dikutip ?ina Sanjaya# inter3ensi

dapa dasarnya merupakan siklus yang meliputi &a' perencanaan# &b' tindakan# &c' obser3asi#

&d' re!leksi.506

Secara skematis siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut( 

Model Penelitian %Indakan 7elas dari 7urt 8win

Perencanaan

 

e!leksi %indakan

 

Obser3asi

&a!ar "

#iklus Penelitian (indakan +elas enurut 2ina #ana-a dari +urt Le$in 

1. D. #u!ek atau Partisipan dala Penelitian

Subjek yang terlibat dalam penelitian adalah > orang siswa siswi kelas V tahun -1-

 penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti. Partisipan dalam penelitian ini adalah teman

sejawat yang merupakan guru kelas yang berperan sebagai obse3er peneliti.

1. E. Peran dan Proses Penelitian dala Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melakukan perencanaan setiap

siklus yang akan dilakukan dan membuat laporan setelah mengadakan penelitian# peneliti

melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap proses pembelajaran matematika di kelas V

S8, "epmpaka Putih# akarta Pusat# khususnya pembelajaran penjumlahan. <asih dari

 pengamatan awal itu akan dijadikan dasar bagi peneliti untuk membuat rencana tindakan

 pada siklus pertama dengan bantuan beberapa pihak yang terlibat dilapangan.

Adapun posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Peneliti melaksanakan

tindakan langsung berdasarkan rencana pemebelajaran dan berusaha sebanyak mungkin

mengumpulkan data sesuai dengan !okus penelitian. Selain itu# penelitian juga berperan

membuat laporan dari apa yang dilaksanakan dengan membantu oleh obser yang akan

memberikan saran atau komentar+komentar. Dengan keterlibatan peneliti secara langsung

diharapkan data yang diperoleh lebih akurat..

 

1. F. (ahapan Inter0ensi (indakan

-. a. Peran,anaan (indakan 3planning4Pada tahapan ini hal+hal yang dilakukan(

a' membuat satuan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan di kelas. Pmberian

tindakan kegiatan pada kegiatan pembelajaran matematika. Satuan perencanaan disusun

 berdasarkan tujuan# kegiatan media dan alat pengumpul data yang terbagi dalam 9 kali

 pertemuan.

 b' Menyiapkan media yang sesuai dengan tindakan yang akan diberikan kepada anak 

c' menyiapkan alat pengumpul data berupa kamera dan lembar obser3asi

%abel

Satuan Perencanaan %indakan Siklus I

Materi( Operasi penjumlahan

%ujuan( Meningkatkan kemampuan beritung penjumlahan melaului metode pembelajarankontrukti3istik 

13

Page 14: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 14/22

Pertemuan %ujuan 7egiatan Media

Alat

 pengumpul

data

1

• Segi pemahaman(

1. Mengamati pemahaman

siswa terhadap pola bilangan

di dalam sepulh

 

•  Melakukan

 pembelajarandengan kartu

domino.

Seperti bintik+bintik di

dalam kartu dilihat apakah

siswa tersebut tipe

 berhitung(

• ,erurut# memisah

atau langsung tebak 

• menjumlah biangan

1 angka dengan 1

angka• mengemukan

 pendapat

•  berinteraksi dengan

siswa lain dan guru

• memusatkan

 perhatian pada

masalah yang

dibahsa

• mengerjakan 87S I

• *uru melakukan%anya jawab

• *uru sebagai

mediator 

• *uru sebagi

!asilitator 

• *uru meluruskan

konsep salah pada

siswa

• *uru mnyediakan

alat peraga konkret

7artu

domino

87S I

"atatan

langsung

-   • Mengamati

 penguasaan siswa

terhadap pola

 bilangan sampai

sepuluh

• Membangun

 penguasaan siswa

•  Melakukan

 pembelajaran dengan

 batang es krim• Melihat apakah

,atang

eskrim

87S II

"atatan

langsung

14

Page 15: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 15/22

siswa tersebut tiper

 berhitung( berurut#

memisah# menebak

atau menghitung

langsung

• mengemukakan

 pendapat

•  berinteraksi dengan

siswa lain dan guru

• memusatkan

 perhatian pada

masalah yang

dibahas

• menjumlahkan

 bilangan - angka

dengan 1 angka• mengerjakan 87SII

• *uru melakukan

%anya jawab

• *uru sebagai

mediator 

• *uru sebagi

!asilitator 

• *uru meluruskan

konsep salah pada

siswa• *uru mnyediakan

alat peraga konkret

0   • Membangun

 pemahaman siswa

terhadap

 penjumlahan

• melihat hasil

 perkembangan

 berpikir 

• segi konstrukti3istik • Mengamati

kemampuan guru

mengelaola

 pembelajaran

matematika beracuan

kontrukti3istik 

• Mengamati akti3itas

siswa danguru dalam

kegiatan

 pembelajaran

matematika sesuai

Sangkar

sepuluh

dan

kancing

87S III

"atatan

langsung

15

Page 16: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 16/22

Page 17: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 17/22

 beracuan konstrukti3istik 

 b. Mengamati akti3itas

siswa dan guru dalam

kegiatan pembelajaran

matematika sesuai model

 belajar konstrukti3istik 

 perhatian pada

masalah yang

dibahas

• Mengerjakan 87S

IV

• *uru melakukan

%anya jawab

• *uru sebagai

mediator 

• *uru sebagi

!asilitator 

• *uru meluruskan

konsep salah pada

siswa

• *uru mnyediakan

alat peraga konkret

 

1. !. (ahapan Pelaksanaan

,erikut ini dideskripsikan lebih lanjut mengenai satuan pelaksaan tindakan yang dijalankan

 pada siklus I sebagai berikut(

a4 Perteuan Pertaa

Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan tebak kartu domino seperti menebakkan

 jumlah titik didalam kartu# dilihat apakah siswa ini tipe menghitung( berurut# memisah. Siswa

didorong untuk berinteraksi dengan siswa lainnya dan dengan guru. Siswa didukung jika

 berpendapat dan bertanya diusahakan pemusatan perhatian pada kegiatan belajar. Melihat

kerja kolaborati! siswa dan memantau tugas guru sebagai !asilitator di kelas. 

!4 Perteuan +edua

Pertemuan kedua# melakukan penjumlahan dengn batang eskrim. Pada pertemuan kedua ini

 peneliti melihat apakah siswa tersebut mewakili tipe menghitung berurut# memisah#

mencongak dan mengerjakan 87S II. Siswa didorong untuk mengemukakan pertanyaan dan

 pendapat serta memusatkan diri pada masalah yang dibahas. Melihat kerja kolaborati! siswa

dan memantau tugas guru sebagai !asilitator di kelas

 

,4 Perteuan +etiga

Pertemuan ketiga# pembelajaran melaksanakan penggunaan sangkar sepuluh untuk

memahami penjumlahan sampai sepuluh# mengerjakan 87S III. Sebelumnya siswa didoronguntuk memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas saja# mendorong pernyataan dan

 pertanyaan# juga mendukung adanya interaksi antar siswa dan guru. Melihat kerja kolaborati!

siswa dan memantau tugas guru sebagai !asilitator di kelas.

 

d4 Perteuan +eepat

Pertemuan keempat pembelajaran menggunakan kubus terhubung untuk memahami

 penjumlahan di atas sepuluh# meletakkan kubus satuan dengan memecahnya dan blok batang

sebagai satuan sepuluh kubus sesuai dengan nilai tempat# mengerjakan 87S IV. Siswa

didorong untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat jjuga mendorong terjadinya interaksi

siswa dan siswa lainnya juga siswa dengan guru. Pada penggunaan kubus yang terhubung

diusahakan siswa memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas saja dan menemukan pemahaman penjumlahan

17

Page 18: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 18/22

 

1. ,. Pengaatan tindakan

Obser3ing atau pendekatan pengamatan tindakan yang digunakan adalah obser3asi peer atau

 pengematan sejawat yakni obser3asi terhadap pengajaran seseorang terhadap orang lain.

Obser3asi dilakukan terhadap proses model pembelajaran konstrukti3istik berlangsung. <al

ini dilakukan agar data bersi!at objekti!. 

1. d. *efleksi tindakan

Setelah dilakukan perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan serta melakukan

 pengamatannya# peneliti mengadakan re!leksi tindakan untuk menganalisis !actor penyebab

tidak tercapainya tindakan sesuai dengan harapan. Apabila belum terjadi peningkatan yang

signi!ikan pada siklus pertama maka dilakukan tindak lanjut di siklus kedua untuk mencari

 peningkatan yang lebih signi!ikan.

Haktor+!aktor ini dapat berupa aspek+aspek yang terkait dengan tindakan maupun aspek lain

yang memunculkan masalah baru. e!leksi adalah tindakan berisikan perbandingan

 pemahaman di siklus I dengan siklus II.

 

1. &. Hasil Inter0ensi (indakan -ang Diharapkan

Perubahan yang diharapkan diantaranya kemampuan siswa yang meningkat dari tidak bisa

menjadi bisa pada saat melakukan penjumlahan. Dengan cara mendekatkan belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran konstrukti3istik dikatakan berhasil jika(

1. ika kemampuan operasi penjumlahan berhasil jika > dari jumlah siswa memperoleh

skor lebih atau sama dengan > dalam hal melakukan penjumlahan melalui metode

 pembelajaran kontrukti3istik sehingga msiswa menunjukkan skor minimal >.

-. <asil pengamatan penelitian dikatakan berhasil jika menunjukkan bahwa metode

 pembelajaran yang dikembangkan memenuhi criteria e!ekti!# karena kemampuan guru

mengelola pembelajaran matematika beracuan konstrukti3istik baik# persentase rata+rata

akti3itas siswa dalam tugas dan kegiatan pembelajaran matematika sesuai model mencapai

lebih dari =/ # hasil tes matematika siswa bernilai sama atau lebih dari 77M# guru dan

siswa memberikan respon positi! terhadap pembelajaran menggunakan model

konstrukti3istik.

 

1. H. Data dan #u!er Data

1. Data

Menurut Arikunto# data adalah hasil pencatatan peneliti# baik yang berupa !akta maupun

angka596 Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam penelitian tindakan

terdapat dua akti!itas yang dilakukan secara terus menerus. %indakan ini ada dua macam yaitudata pemantau tindakan dan data penelitian. data pemantau tindakan merupakan data yang

digunakan untuk mengontrol kesesuaian pelaksanaan tindakan dan rencana.

Sementara data penelitian adalah data tentang 3ariable penelitian yaitu kemampuan siswa

dalam operasi penjumlahan. Data ini digunakan untuk keperluan analisis data penelitian

sehingga diperoleh gambaran peningkatan kemampuan operasi penjumlahan pada siswa.

 

-. Sumber data

Menurut Suharsimi Arikunto# sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh56 Sumber

data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data pemantau tindakan dan sumber

data penelitian. Sumber data pemantau tindakan dalam penelitian adalah kegiatan Metode

Pembelajarna 7ontrukti3istik yang dilakukan di kelas V S8, "empaka Putih# akarta Pusat.Adapun sumber data penelitian adalah kemampuan siswa terhadap operasi penjumlahan.

18

Page 19: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 19/22

1. I. Instruen Pengupulan Data

Penelitian ini melibatkan data penelitian dan data pemantau tindakan. Instrumen ini bertujuan

untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan penjumlahan dengan metode

 pembelajaran 7ontrukti3istik.

1. ". Instruen Pengupulan Data Penelitian

-. a. Definisi +onseptual

7emampuan penjumlahan matematika adalah pemahaman seseorang untuk melakukan

 penjumlahan yang melibatkan penamaan# penguasaan bilangan dan pengertian dan penjelasan

konsep# mengubah konsep dari symbol ke narasi# mengubah konsep penjumlahan biasa ke

 penjumlahan berdasarkan bilangan dasar sepuluh.

 

!. Definisi )perasional

Pemahaman terhadap operasi penjumlahan adalah skor kemampuan pemahaman siswa yang

didapat melalui lembar tes berisikan - pertanyaan tentang kemampuan pemahaman operasi penjumlahan seluruh indikatornya. Indikator tersebut adalah &"-.1' mena!sirkan2 &"-.-'

mencontohkan2 &"-.0' menggolongkan2 &"-.9' menyimpulkan2 &"-.' membandingkan2

&"-./' menjelaskan.

Dari indicator ini dikaitkan dengan dimensi penamaan# penguasaan bilangan# pengubahan

konsep dari notasi ke narasi biaasa kepada penjumlahan berdasarkan sepuluh. ,utir

 perntanyaan berjenis pilihan ganda dan diberi skor 1 jika benar dan skor jika salah.

 

,. +isi5kisi Instruen penelitian

IIntrumen Pemahaman operasi penjumlahan terhadap bilangan cacah disusun dalam bentuk

tes pemahaman operasi penjumlahan dan seluruh indikatornya.

Adapun kisi+kisi instrument pemahaman operasi penjumlahan terhadap bilangan cacah adalah

sebagai berikut(

7isi+kisi Intrumen Penelitian

 $

oDimensi

 $omor butir soalumla

h

"-.1

Mena!sir 

kan

"-.-

Mencontoh

kan

"-.0

Menggolong

kan

"-.9

Menyimpul

kan

"-.

Membandin

gkan

"-./

Menjelas

kan

 

1

Penamaa

n bilangan 1#- 0#/ 9

-

Penguas

aan

 bilangan

> 1# - 19 F /

0

Penjelas

an

konsep

  = 9

9

Mengub

ah

konsep

1> 1/ 10 1F 1=

  @M8A 9 9 0 - - -

19

Page 20: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 20/22

<

 

7isi+kisi instrument pemahaman terhadap opersi penjumlahan perlu dijabarkan kembali

melalui tata letak pertanyaan pada tes pemahaman terhapadap operasi penjumlahan pada

 bilangan cacah

 

%. Instruen Peantau (indakan

a. Definisi +onseptual

  Model pembelajaran konstrukti3istik adalah upaya pembelajaran mendorong interaksi

siswa satu ke siswa lain# belajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan dan belajar

memusatkan pada masalah yang dibahas dengan bantuan alat peraga dan belajar dengan guru

sebagai !asilitator dan mediator di kelas

 

!. Definisi )perasional

Model pembelajaran konstrukti3istik adalah skor yang diperoleh guru dan siswa setelah

 pengamat melakukan pengamatan tentang penerapan model pembelajaran konstrukti3istikyang disusun berdasarkan skala 8ikert.5/6 Skala disusun berupa pernyataan yang dimiliki 9

alternati! jawaban dengan criteria sebagai berikut( diberi skor 1 jika menunjukkan kurang#

skor - jika menunjukkan sukup# skor 0 jika menunjukkan baik dan skor 9 jika menunjukkan

 baik sekali.

Dimensi tentang model pembelajaran konstrukti3istik yaitu( &1' mendorong interaksi siswa

satu ke siswa lain# &-' belajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan# &0' belajar

memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas dengan menggunakan alat peraga# &9'

siswa bekerja kolaborati! dalam belajar.

 

c. 7isi+kisi Instrumen Pembelajaran 7onstrukti3istik 

Instrumen pemantau tindakan guru disusun dalam bentuk skala 8ikert.5>6 &1' diberi skor 1 jika kurang# &-' diberi skor - jika menunjukkan cukup# &0' diberi skor 0 jika menunjukkan

 baik dan &9' diberi skor 9 jika menunjukkan baik sekali.

Adapun kisi+kisi instrument pemantauan tindakan siswa dalam model pembelajaran

konstrukti3istik sebagai berikut(

7isi+kisi Instrumen Pemantauan %indakan Siswa dalam Model Pembelajaran 7onstrukti3istik 

 $o. Dimensiumlah butir

 pernyataan

 $o.

,utir 

1. Mendorong interaksi siswa satu ke siswa lain - 1#-

-. ,elajar akti! menyampaikan pendapat dan pertanyaan - 0#9

0.,elajar memusatkan perhatian pada masalah yang dibahas

dengan menggunakan alat peraga1

9. Siswa bekerja kolaborati! dalam kelompok 1 /

  umlah / /

 

Adapun kisi+kisi instrument pemantauan tindakan guru pada penelitian ini adalah sebagai

 berikut(

7isi+kisi Instrumen Pemantauan %Indakan *uru dalam Model pembelajaran 7onstrukti3istik 

 $o. Dimensiumlah butir

 pernyataan

 $o.

 butir 

20

Page 21: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 21/22

1.*uru ber!ungsi sebagai mediator dengan menyediakan

 benda konkret- ># =

-. *uru ber!ungsi sebagai !asilitator - F# 1

  umlah 9 9

 

1. 6. (eknik Pengupulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran# yang di dalamnya mencakup

(

1. Proses

%eknik pengumpulan data selama proses pembelajaran berupa (

1. Obser3asi melalui pengamatan langsung secara sistematis mengenai permasalahan

yang diteliti kemudian dibuat catatan.

-. 8embar pengamatan yang berbentuk checklist.

0. "atatan lapangan# yang berisi catatan kekurangan yang harus di perbaiki dan

kelebihan yang harus dipertahankan penelitian.

9. Dokumentasi berupa !oto+!oto selama penelitian.

. Aspek e3aluasi yaitu kemampuan pemahaman siswa melakukan operasi penjumlahan

 pada saat penelitian berlangsung.

a. Pengamatan terhadap guru mengajar dengan model pembelajaran konstrukti3istik 

 b.Pengamatan terhadap proses siswa melakukan operasi penjumlahan

c. Instrumen tes tertulis operasi penjumlahan terhadap bilangan

 

1. +. (eknik Peeriksaan Data

@ntuk menguji keabsahan data dilakukan triangulasi yaitu mengecek melalui berbagaisumber dengan membandingkan apa yang dilakukan peneliti pada saat pembelajarna

 berlangsung dengan pendapat pengamat. Adapun sebelum penelitian dilakukan peneliti#

 peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan teman sejawat dan ahli dibidang pembelajaran

matematika ini. Dalam penelitian ini pemeriksaan dilakukan oleh para dosen pembimbing#

sementara pengecekan dilakukan dengan dokumentasi !oto penelitian

 

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

". Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penjumlahan terhadap bilangan#

maka teknik yang digunakan dalam menganalisa data adalah perhitungan prosentase

 pemahaman operasi penjumlahan melalui model pembelajaran konstrukti3istik untukmengetahui hasil sesudah dilakukan penelitian serta perhitungan persentase kemampuan guru

menerapkan model pembelajaran konstrukti3istik dalam proses pembelajaran. Analisis data

dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data# paparan data dan penyimpulan hasil analisis.

umus menghitung persentase kemampuan dan pemantauan model pembelajaran

konstrukti3istik operasi penjumlahan sebagai berikut(

 

P 7 8 9 ":: ;

  n

 

keterangan( P E Persentase

E jumlah skor pengamatan

21

Page 22: Proposal Penelitian

7/21/2019 Proposal Penelitian

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-56d9bb01457f4 22/22

nE banyak butir pernyataan

ika dalam penelitian tindakan siklus pertama belum berhasil# akan diteruskan ke tindakan

kedua dan seterusnya sampai tampak bahwa model pembelajaran konstrukti3istik dapat

meningkatkan kemampuan terhadap operasi penjumlahan pada bilangan

 

%. Interpretasi Hasil Analisis Data

Data hasil pengamatan terhadap operasi penjumlahan pada bilangan dikatakan berhasil jika

sudah mencapai > dari indicator yang ditentukan# akan tetapi jika belum mencapai >

maka peneliti dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Data hasil pemantau untuk guru dan sis dikatakan berhasil jika sudah mencapai minimal >

dari indicator yang ditentukan dan jika belum berhasil maka penelitian dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

516 Qaenal ABib# Penelitian Tindakan Kelas, &akarta2 Rrama ?idya# -/'# h 10

5-6 amal Mamur Asmani# Penelitian Tindakan Kelas# &ogjakarta2 8aksana# -11'# h 09506506 ?ina Sanjaya# Penelitian %Indakan 7elas & akarta# 7encana# -F'# p.9F

 

596 Suharsimi Arikunto# Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek &akarta( ineka "ipta

--'# p.F/

56 Ibid# p.1>

5/6 Djaali dan Pudji Mulyono# Pengukuran Dalam ,idang Pendidikan &akarta( *rasindo#

-='# p.-=

5>6 Ibid# p.-=

22