Proposal Penelitian

28

description

proposal penelitiankuuuu

Transcript of Proposal Penelitian

Page 1: Proposal Penelitian

1

Page 2: Proposal Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data di RSCM tahun 2009, prevalensi keterlambatan perkembangan anak

mencapai 10-15%. Oleh karena itu, saat ini berbagai metode untuk deteksi dini guna mengetahui

keterlambatan perkembangan anak telah dibuat. Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak

sangat berguna agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh

kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. (Soetjiningsih, 1995).

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Global Strategy for Infant and Young Child

Feeding dari WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan, yaitu

memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan

hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6

bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai

24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. (Almatsier,

2001; LINKAGE, 2004).

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu MP-ASI

yang merupakan hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan MP-ASI pabrikan (commercial

complementary food) dan MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal

(home-made baby food) (Depkes RI. 2006).

Usia 6-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga

kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan

apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang

optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai

kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu

1

Page 3: Proposal Penelitian

2

tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. (Almatsier, 2001;

Scrimshaw, 2003).

Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, penulis ingin membuktikan adakah hubungan

pemberian jenis MP-ASI tertentu dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

Apakah terdapat hubungan antara jenis MP-ASI dominan dengan perkembangan anak usia 6 – 24

bulan?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan MP-ASI telah banyak dilakukan, diantaranya adalah :

1. Penelitian yang dilakukan Nurhayati (2011) yang berjudul “Hubungan Jumlah Asupan MP-ASI

dengan Perkembangan Bayi Usia 6-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lendah II Kabupaten

Kulon Progo Yogyakarta”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan

rancangan cross sectional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah judul, tempat penelitian, dan

variabel penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan Risky Eka Sakti, Veni Hadji, Siti Nur Rochimiwati (2013) yang

berjudul “ Hubungan Pola Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi Anak Usia 6-23 Bulan di

Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2013”. Jenis penelitian yang dilakukan

adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah judul, tempat penelitian, dan

variabel penelitian.

2

Page 4: Proposal Penelitian

3

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan jenis asupan makanan

pendamping ASI yang dominan dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini bermanfaat untuk mendorong masyarakat, klinisi, dan pihak yang terkait untuk

lebih memperhatikan jenis asupan makanan pendamping ASI dalam hal perkembangan, sehingga

tumbuh kembang anak dapat optimal.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI yang dominan dengan

perkembangan anak usia 6-24 bulan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI yang dominan dengan

perkembangan anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24 bulan.

b. Mengetahui kandungan makronutrien dan mikronutrien pada MP-ASI

c. Mengetahui cara melakukan Tes Denver II untuk menilai perkembangan pada anak usia 6 –

24 bulan.

BAB II

LANDASAN TEORI

3

Page 5: Proposal Penelitian

4

A. Tinjauan Pustaka

1. Makanan Pendamping ASI

a. Definisi

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan tambahan yang diberikan

selain ASI (WHO, 2000). Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah bayi berusia 6

bulan sampai bayi berusia 24 bulan. (Krisnatuti dan Yenrina, 2008).

b. Jenis MP-ASI

1) MP-ASI Lokal

Pada tahun 2005, UNICEF menganjurkan untuk memberikan MP-ASI yang berasal

dari bahan lokal jika kondisi memungkinkan. (Depkes RI, 2006).

Tabel 4. Keuntungan dan Kerugian MP-ASI Lokal

Keuntungan Kerugian

1. Meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan ibu dalam membuat MP-ASI

1. Lebih sulit dalam menentukan kebutuhan

nutrisi yang sesuai dalam penyajian.

2. Memiliki kendali penuh atas apa yang

akan dimakan oleh anak.

2. Waktu penyajian yang lebih lama

3. Membantu dalam hal pengenalan bahan

makanan

3. Harus lebih cermat dalam hal kebersihan

dan cara memasak bahan makanan.

4. Menanamkan kebiasaan makan yang sehat

sejak dini.

5. Makanan buatan sendiri lebih variatif.

6. Makanan buatan sendiri lebih bergizi dan

bebas zat-zat aditif.

7. Lebih murah dan mudah

8. Makanan buatan sendiri jauh lebih lezat

dari makanan instan

(Depkes RI, 2006)

4

Page 6: Proposal Penelitian

5

2) MP-ASI Pabrikan

MP-ASI pabrikan sering dikenal dengan sebutan MP-ASI komersial. MP ASI

komersial dibuat di pabrik untuk anak berumur di bawah 3 tahun. (Hayati, 2009).

a) Keuntungan dan kelemahan

Tabel 5. Keuntungan dan Kelemahan MP-ASI Pabrikan

Keuntungan Kelemahan

1. Cepat dan mudah disajikan 1. Harga relatif mahal

2. Bersih dan aman (jika belum kadaluarsa

dan masih utuh dalam kemasan).

2. Banyak makanan bayi komersial dibuat

untuk bayi berumur 4 bulan. Padahal usia

ini terlalu dini dan dapat mengganggu

produksi ASI dan kerugian lain.

3. Umumnya disukai bayi 3. Relatif berbahaya jika disajikan dengan air

dingin. Bila air terkontaminasi

4. Beberapa makanan komersial mengandung

cukup energi dan zat gizi yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan anak.

4. Makanan bayi komersial terkadang tidak

ada di pasaran

(Albar, 2004)

2. Perkembangan

a. Definisi

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-

sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkemabang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,

5

Page 7: Proposal Penelitian

6

intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih,

1995)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

1) Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Termasuk ke dalam faktor genetik ini antara lain adalah berbagai faktor

bawaan yang normal maupun patologik, ras, dan jenis kelamin. (Soetjiningsih, 1995)

2) Faktor Hormonal

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah : hormon

pertumbuhan, hormon tiroid, hormon seks, insulin, IGF (insulin-like growth factors), dan

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. (Soetjiningsih, 1995)

3) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan bagi tercapai tidaknya potensi

bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,

sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya.

a) Faktor lingkungan pra-natal, di antaranya adalah nutrisi ibu selama kehamilan, mekanis,

toksin atau zat kimia, endokrin, infeksi, radiasi, stres, dan imunitas.

b) Faktor lingkungan post-natal terdiri dari lingkungan biologis, faktor fisik, dan faktor

psikososial.

(Soetjiningsih. 1995)

c. Penilaian Perkembangan Anak

Frankerburg, dkk. (2009) melalui DDST (Denver Development Screening Test)

mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

balita, yaitu :

1) Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)

6

Page 8: Proposal Penelitian

7

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi

dengan lingkungan. Pada awal kehidupannya, anak sangat tergantung kepada orang lain.

Dalam hal memenuhi kebutuhannya sesuai dengan bertambahnya umur, ketergantungan

anak makin berkurang, akan tetapi tidak dapat sama sekali terlepas dari masyarakat.

(Soetjiningsih, 1995)

2) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil

tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. (Soetjiningsih, 1995)

3) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara mengikuti perintah, dan

berbicara spontan. (Soetjiningsih, 1995). Bahasa merupakan alat komunikasi yang

mengandung pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk tertentu, sehingga

mempunyai arti tertentu pula. Ada empat hal penting yang harus dikuasai anak dan

mempengaruhi kelancaran bicara, yaitu : mengerti apa yang dibicarakan orang lain,

perbendaharaan kata, menyusun kalimat dengan kata-kata yang dikenal dan menyebutkan

nama orang atau benda. (Satoto, 2003)

4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya dengan tenaga

yang lebih karena dilakukan oleh otot-otot yang besar. (Soetjiningsih, 1995)

7

Page 9: Proposal Penelitian

8

B. Landasan Teori

Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor genetik, faktor hormonal,

dan faktor lingkungan. Ketiganya saling terkait dan menujang tercapainya tumbuh kembang anak

yang optimal.

Penilaian perkembangan anak dapat dilakukan dengan berbagai tes, contohnya tes Denver II.

Tes Denver II bertujuan untuk mendeteksi penyimpangan perkembangan pada anak berusia kurang

dari 6 tahun dan berisi 125 tugas perkembangan yang terbagi dalam 4 sektor perkembangan, yaitu

personal sosial, adaptif motor halus, bahasa, dan motorik kasar. (IDAI. 2006)

Pemilihan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan dikarenakan berbagai faktor, salah

satunya adalah usia 6-24 bulan termasuk periode emas tumbuh kembang anak. Dapat dikatakan

periode emas karena pada masa itu sel-sel tubuh bertumbuh paling pesat, terutama sel-sel otak yang

nantinya akan berpengaruh pada perkembangan anak. Maka usia 6-24 bulan bukan hanya periode

emas tumbuh kembang anak, melainkan dapat menjadi periode kritis apabila asupan gizi tidak

adekuat.

Kandungan nutrien (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain sebagainya)

dalam MP-ASI, baik itu MP-ASI lokal maupun MP-ASI pabrikan bermacam-macam bentuk dan

fungsinya. Secara umum, nutrien tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Makronutrien

dan mikronutrien berpengaruh terhadap maturitas otak dan pembentukan jaringan-jaringan tubuh saat

masih ada di dalam kandungan sampai bayi terlahir dan bertumbuh kembang. Apabila asupan MP-

ASI tidak adekuat maka akan berpengaruh pada perkembangan otak anak, sehingga nantinya akan

mempengaruhi perkembangan anak.

8

Page 10: Proposal Penelitian

9

C. Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Terdapat hubungan positif antara jenis makanan pendamping ASI dominan dengan perkembangan

anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24 bulan

9

Penilaian Perkembangan anak

MP-ASI Pabrikan MP-ASI Lokal

Kandungan dan komposisi gizi jelas terukur Depkes

Kandungan dan komposisi gizi tidak jelas terukur Depkes

Analisis frekuensi

MP-ASI Pabrikan dominan MP-ASI Lokal dominan

Penilaian Perkembangan anak

Faktor genetik

Faktor hormonal

Faktor lingkungan

Suspek Keterlambatan

Normal Suspek Keterlambatan

Makanan Pendamping ASI untuk anak usia 6-24 bulan

Normal

Page 11: Proposal Penelitian

10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis rancangan penelitian : penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional

2. Tempat pelaksanaan : sejumlah posyandu di wilayah Puskesmas Kasihan I, Bantul

3. Periode penelitian : November-Desember 2014

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah anak usia 6 – 24 bulan di Puskesmas Kasihan I dengan kriteria :

1. Kriteria inklusi

a. Bayi usia 6 – 24 bulan dengan riwayat pemberian ASI eksklusif.

b. Bayi usia 6 – 24 bulan dengan keadaan sehat.

c. Bersedia dilakukan Tes Denver II

2. Kriteria eklusi

a. Memiliki riwayat berat badan lahir rendah.

b. Memiliki riwayat kelainan bawaan (alergi, asma, kelainan kongenital).

c. Memiliki riwayat kelahiran prematur

d. Memiliki cacat fisik maupun mental.

C. Instrumen Penelitian

1. Kuisioner food frequency dan 3 day diet recall

Kedua kuesioner tersebut digunakan untuk menentukan frekuensi jenis makanan pendamping

ASI yang dominan.

2. Kuesioner 24 hour recall

Kuesioner 24 hour recall bermanfaat untuk mengetahui jumlah kalori yang diberikan pada anak

setiap hari.

3. Formulir Tes Denver II

10

Page 12: Proposal Penelitian

11

Formulir Tes Denver II digunakan untuk menilai perkembangan anak.

4. Alat peraga

a. Gulungan benang wol warna merah (diameter 10 cm)

b. Kerincingan dengan gagang kecil

c. Boneka kecil dengan botol susu

d. Cangkir plastik kecil dengan pegangan

e. 10 buah kubus ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm, warna merah, hijau, biru, putih, dan

kuning, masing-masing 2 buah

f. Botol bening kecil dengan tutup berdiameter ± 1,5 cm

g. Manik-manik atau kismis

h. Lonceng kecil bergagang

i. Bola tenis

j. Pensil merah

k. Kertas kosong

(Frankenburg, 2009)

5. Kartu Menuju Sehat (KMS)

KMS untuk mengetahui usia, status imunisasi, dan riwayat kelahiran.

D. Bahan atau Materi Penelitian

1. Ukuran Sampel

Pengambilan sampel diambil secara purposive random sampling.

Jumlah sampel=

Keterangan :

11

n1 = n2 = Zα2 . p . q

d2

Page 13: Proposal Penelitian

12

1. p = Perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada populasi (0.15).

2. q = 1 – p (0.85)

3. Zα = Nilai statistik Zα pada kurva normal standart pada

tingkat kemaknaan (1.96)

4. d = Presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi

proporsi populasi (0.1)

5. n1 = Sampel yang mendapat asupan MP-ASI lokal

6. n2 = Sampel yang mendapat asupan MP-ASI pabrikan

n1 = n2 = (1.96)2 x 0.10 x 0.90

(0.1)2

= 34,5744 ≈ 35

(Murti, 2003)

2. Teknik Sampling

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive random sampling.

Dari populasi sumber diambil secara acak menggunakan tabel random, dan dilanjutkan dengan

memperhatikan ada atau tidaknya anak yang tergolong kriteria eksklusi pada penelitian ini.

E. Prosedur Penelitian

1. Peneliti datang ke puskesmas dan melakukan pendataan jumlah balita usia 6 – 24 bulan di

Puskesmas Sibela Surakarta

2. Peneliti menentukan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian

3. Peneliti meminta kesediaan subjek penelitian dengan mengutarakan manfaat yang dapat

diperoleh dari penelitian ini.

12

Page 14: Proposal Penelitian

13

4. Peneliti melakukan analisis KMS untuk mengetahui usia, riwayat imunisasi, dan riwayat

kelahiran.

5. Peneliti mengukur berat badan dan tinggi badan subjek penelitian.

6. Peneliti melakukan Tes Denver II untuk menilai perkembangan anak.

a. Cara pengukuran

Sebelumnya umur anak perlu ditentukan lebih dahulu dengan menggunakan patokan

30 hari untuk 1 bulan, 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15

hari maka dibulatkan ke bawah, dan bila lebih dari 15 hari maka dibulatkan ke atas.

Tes Denver II ini dapat dilakukan secara mudah dan cepat (15 sampai 20 menit),

dapat diandalkan, dan menunjukkan validitas yang tinggi. Tugas yang perlu diperiksa pada

setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas dari keseluruhan tugas yang ada

berjumlah 125 tugas. Tiap kali diberi tugas ditentukan apakah lulus (Passed = P), gagal

(Fail = F), anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tugas (No opportunity =

N.O.), ataukah anak menolak melakukan tes perkembangan. (Refusal = R). Kemudian

ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas

perkembangan pada formulir. Setelah itu dihitung berapa yang P, berapa yang F, selanjutnya

dinilai bagaimana perkembangan anak tersebut. (Frankenburg, 2009)

b. Penilaian Perkembangan Individual

1) Penilaian item ”Lebih”/Advanced

Bila anak lulus pada item tes yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan

perkembangan anak lebih pada tes tersebut, karena anak lulus pada tes dimana

kebanyakan anak tidak lulus sampai umurnya lebih tua. Bagian ini tidak perlu

diperhatikan untuk tujuan interpretasi keseluruhan tes. (Frankenburg, 2009)

2) Penilaian item ”Normal”

Item individual yang gagal atau ditolak, tidak perlu menunjukkan satu keterlambatan

dalam perkembangan. Sebagai contoh, bila anak gagal/menolak melakukan suatu item

13

Page 15: Proposal Penelitian

14

tes di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak normal. Hal ini dikarenakan

anak yang berumur lebih muda dari umur dimana hanya 25% anak-anak pada sampel

dapat melakukan item ini, sehingga anak tidak diharapkan lulus sampai umurnya lebih

tua. Bagian ini tidak perlu diperhatikan untuk tujuan interpretasi keseluruhan tes.

(Frankenburg, 2009)

3) Penilaian item ”Peringatan”/Caution = C

Satu Caution (C) pada item individual perlu diperhatikan saat menginterpretasi hasil tes.

Bila anak “Fail/Gagal” (F) atau “Refusal/Menolak” (R) melakukan item tes dimana

garis umur terletak pada atau antara 75% sampai 90% maka diskor dengan C. Ini

menunjukkan lebih dari 75% anak-anak pada sampel standar dapat lulus pada umur

lebih muda dibandingkan usia anak yang sedang dites. (Frankenburg, 2009)

4) Penilaian item ”Keterlambatan”/Delayed = D

Item individual yang terlambat perlu diperhatikan saat menginterpretasikan tes. Item

dinilai terlambat bila anak gagal atau menolak melakukan item tes yang terletak jelas

berada di sebelah kiri garis umur. Hal ini disebabkan anak telah gagal atau menolak

pada item tes dimana 90% anak-anak pada sampel standar dapat lewat pada umur lebih

muda. Keterlambatan item diberi warna pada tepi akhir kotak. (Frankenburg, 2009)

5) Penilaian item ”Tidak ada kesempatan”/No opportunity = NO

Item tes yang berdasarkan laporan orangtua dimana anak tidak ada kesempatan untuk

melakukannya. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.

(Frankenburg, 2009)

c. Interpretasi Tes Denver II

1) Normal

Bila tidak ada ”Delays” dan atau paling banyak satu ”Caution”

2) Suspek keterlambatan

Bila ada ≥ 2 ”Caution” dan atau ≥ 1 ”Delays”

14

Page 16: Proposal Penelitian

15

3) Tidak dapat diuji

Bila ada skor menolak pada ≥ 1 item di sebelah kiri garis umur atau menolak ≥ 1 item

yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%.

7. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui jenis MP-ASI yang dominan diberikan.

Wawancara dilakukan dengan metode frekuensi makanan (food frequency) untuk mengetahui

frekuensi jenis asupan MP-ASI yang dominan dan 24 hours recall yang bertujuan mengetahui

jumlah asupan dalam makanan pendamping ASI.

a. Metode frekuensi makanan

1) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada

kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.

2) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama

bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode

tertentu pula. (Supriasa et al., 2002)

b. 24 hours recall

1) Masing-masing kelompok menyiapkan bahan makanan, misal: bahan makanan pokok,

lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah-buahan.

2) Lakukan penimbangan terhadap masing-masing bahan makanan untuk setiap ukuran

rumah tangga yang dipakai.

3) Catat hasil penimbangan dalam suatu daftar ukuran rumah tangga. (Supriasa et al.,

2002)

8. Peneliti mencatat semua data yang didapatkan.

F. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas : Jenis asupan MP-ASI dominan

b. Variabel Terikat : Perkembangan anak usia 6-24 bulan

15

Page 17: Proposal Penelitian

16

c. Variabel Luar

1) Variabel luar terkendali : Usia

2) Variabel luar tidak terkendali : Kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan

orang tua, pekerjaan orang tua

2. Definisi Operasional Variabel

a. Jenis Asupan MP-ASI Dominan

Yang dimaksud jenis asupan MP-ASI dominan adalah pemberian makanan atau minuman

yang mengandung zat gizi pada bayi atau anak usia 6-24 bulan yang dapat diolah di rumah

tangga (MP-ASI lokal) maupun buatan pabrik (MP-ASI pabrikan) dengan cut off point

dalam penelitian ini adalah 75%. MP-ASI pabrikan terbatas pada MP-ASI yang diproduksi

oleh pabrik-pabrik yang telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan RI. Penilaian

frekuensi MP-ASI yang dominan menggunakan kuesioner food frequency dan 3 day diet

recall, sedangkan penghitungan kalori dengan kuesioner 24 hour recall.

Skala data : Nominal

b. Perkembangan Anak Usia 6-24 Bulan

Yang dimaksud dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan adalah bertambahnya

kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan pada anak usia 6-24

bulan. Perkembangan diukur dengan cara pemeriksaan 4 aspek yang meliputi : tingkah laku

sosial, gerakan motorik halus, bahasa, dan gerakan motorik kasar. Penilaian perkembangan

anak usia 6-24 bulan dibagi menjadi dua, yaitu perkembangan normal dan suspek

keterlambatan. Alat ukur yang digunakan adalah formulir tes Denver II.

Skala data : Nominal

G. Analisis Hasil

Analisis data statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

16

Page 18: Proposal Penelitian

17

1. Uji Chi Kuadrat untuk mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI dengan

perkembangan anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24 bulan.

2. Penghitungan Odds Ratio (OR) untuk mengetahui seberapa kuat hubungan jenis asupan

makanan pendamping ASI dan perkembangan anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24

bulan. (Murti, 2010).

H. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Pelaksanaan

Oktober November Desember Januari Februari Maret

1. Pengajuan

judul

2. Survey awal

3. Penyelesaian

dan

Bimbingan

proposal dari

BAB I s/d IV

4. Sidang dan

Revisi

Proposal

6. Penelitian

7. Penyelesaian

dan

Bimbingan

Skripsi

17

Page 19: Proposal Penelitian

18

8. Sidang Skripsi

18

Page 20: Proposal Penelitian

19

DAFTAR PUSTAKA

Albar H. 2004. Makanan Pendamping ASI. Cermin Dunia Kedokteran. pp : 51 – 3

Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia, pp: 26-85

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal Tahun 2006. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. pp : 1-4

Frankenburg, W.K. 1990. Denver II Screening Manual. Colorado : Denver Developmental Centre

Ismail, D. 2000. Kebutuhan Anak untuk Mencapai Tumbuh Kembang Optimal. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Krisnatuti D., Yenrina R., 2001. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta : Puspa Swara, pp :

Murti, B. 2005. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik dalam Ilmu-ilmu Kesehatan. Jakarta : Gramedia

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, pp : 1-32

Soetjiningsih. 2006. Skrining Tumbuh Kembang Di Berbagai Tingkat Pelayanan Kesehatan. Disampaikan pada Simposium dan Pelatihan Deteksi Dini dan Intervensi Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. Malang, 13-14 Mei 2006/

19