Proposal Penelitian
-
Upload
restu-maharany-arumningtyas -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of Proposal Penelitian
![Page 1: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/1.jpg)
1
![Page 2: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/2.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data di RSCM tahun 2009, prevalensi keterlambatan perkembangan anak
mencapai 10-15%. Oleh karena itu, saat ini berbagai metode untuk deteksi dini guna mengetahui
keterlambatan perkembangan anak telah dibuat. Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak
sangat berguna agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh
kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. (Soetjiningsih, 1995).
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Global Strategy for Infant and Young Child
Feeding dari WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan, yaitu
memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan
hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai
24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. (Almatsier,
2001; LINKAGE, 2004).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu MP-ASI
yang merupakan hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan MP-ASI pabrikan (commercial
complementary food) dan MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal
(home-made baby food) (Depkes RI. 2006).
Usia 6-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga
kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan
apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang
optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai
kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu
1
![Page 3: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/3.jpg)
2
tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. (Almatsier, 2001;
Scrimshaw, 2003).
Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, penulis ingin membuktikan adakah hubungan
pemberian jenis MP-ASI tertentu dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
Apakah terdapat hubungan antara jenis MP-ASI dominan dengan perkembangan anak usia 6 – 24
bulan?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berhubungan dengan MP-ASI telah banyak dilakukan, diantaranya adalah :
1. Penelitian yang dilakukan Nurhayati (2011) yang berjudul “Hubungan Jumlah Asupan MP-ASI
dengan Perkembangan Bayi Usia 6-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lendah II Kabupaten
Kulon Progo Yogyakarta”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan
rancangan cross sectional.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah judul, tempat penelitian, dan
variabel penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan Risky Eka Sakti, Veni Hadji, Siti Nur Rochimiwati (2013) yang
berjudul “ Hubungan Pola Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi Anak Usia 6-23 Bulan di
Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2013”. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah judul, tempat penelitian, dan
variabel penelitian.
2
![Page 4: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/4.jpg)
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan jenis asupan makanan
pendamping ASI yang dominan dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan.
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini bermanfaat untuk mendorong masyarakat, klinisi, dan pihak yang terkait untuk
lebih memperhatikan jenis asupan makanan pendamping ASI dalam hal perkembangan, sehingga
tumbuh kembang anak dapat optimal.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI yang dominan dengan
perkembangan anak usia 6-24 bulan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI yang dominan dengan
perkembangan anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24 bulan.
b. Mengetahui kandungan makronutrien dan mikronutrien pada MP-ASI
c. Mengetahui cara melakukan Tes Denver II untuk menilai perkembangan pada anak usia 6 –
24 bulan.
BAB II
LANDASAN TEORI
3
![Page 5: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/5.jpg)
4
A. Tinjauan Pustaka
1. Makanan Pendamping ASI
a. Definisi
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan tambahan yang diberikan
selain ASI (WHO, 2000). Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah bayi berusia 6
bulan sampai bayi berusia 24 bulan. (Krisnatuti dan Yenrina, 2008).
b. Jenis MP-ASI
1) MP-ASI Lokal
Pada tahun 2005, UNICEF menganjurkan untuk memberikan MP-ASI yang berasal
dari bahan lokal jika kondisi memungkinkan. (Depkes RI, 2006).
Tabel 4. Keuntungan dan Kerugian MP-ASI Lokal
Keuntungan Kerugian
1. Meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan ibu dalam membuat MP-ASI
1. Lebih sulit dalam menentukan kebutuhan
nutrisi yang sesuai dalam penyajian.
2. Memiliki kendali penuh atas apa yang
akan dimakan oleh anak.
2. Waktu penyajian yang lebih lama
3. Membantu dalam hal pengenalan bahan
makanan
3. Harus lebih cermat dalam hal kebersihan
dan cara memasak bahan makanan.
4. Menanamkan kebiasaan makan yang sehat
sejak dini.
5. Makanan buatan sendiri lebih variatif.
6. Makanan buatan sendiri lebih bergizi dan
bebas zat-zat aditif.
7. Lebih murah dan mudah
8. Makanan buatan sendiri jauh lebih lezat
dari makanan instan
(Depkes RI, 2006)
4
![Page 6: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/6.jpg)
5
2) MP-ASI Pabrikan
MP-ASI pabrikan sering dikenal dengan sebutan MP-ASI komersial. MP ASI
komersial dibuat di pabrik untuk anak berumur di bawah 3 tahun. (Hayati, 2009).
a) Keuntungan dan kelemahan
Tabel 5. Keuntungan dan Kelemahan MP-ASI Pabrikan
Keuntungan Kelemahan
1. Cepat dan mudah disajikan 1. Harga relatif mahal
2. Bersih dan aman (jika belum kadaluarsa
dan masih utuh dalam kemasan).
2. Banyak makanan bayi komersial dibuat
untuk bayi berumur 4 bulan. Padahal usia
ini terlalu dini dan dapat mengganggu
produksi ASI dan kerugian lain.
3. Umumnya disukai bayi 3. Relatif berbahaya jika disajikan dengan air
dingin. Bila air terkontaminasi
4. Beberapa makanan komersial mengandung
cukup energi dan zat gizi yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan anak.
4. Makanan bayi komersial terkadang tidak
ada di pasaran
(Albar, 2004)
2. Perkembangan
a. Definisi
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-
sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkemabang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
5
![Page 7: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/7.jpg)
6
intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih,
1995)
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
1) Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Termasuk ke dalam faktor genetik ini antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal maupun patologik, ras, dan jenis kelamin. (Soetjiningsih, 1995)
2) Faktor Hormonal
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah : hormon
pertumbuhan, hormon tiroid, hormon seks, insulin, IGF (insulin-like growth factors), dan
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. (Soetjiningsih, 1995)
3) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan bagi tercapai tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya.
a) Faktor lingkungan pra-natal, di antaranya adalah nutrisi ibu selama kehamilan, mekanis,
toksin atau zat kimia, endokrin, infeksi, radiasi, stres, dan imunitas.
b) Faktor lingkungan post-natal terdiri dari lingkungan biologis, faktor fisik, dan faktor
psikososial.
(Soetjiningsih. 1995)
c. Penilaian Perkembangan Anak
Frankerburg, dkk. (2009) melalui DDST (Denver Development Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak
balita, yaitu :
1) Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial)
6
![Page 8: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/8.jpg)
7
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi
dengan lingkungan. Pada awal kehidupannya, anak sangat tergantung kepada orang lain.
Dalam hal memenuhi kebutuhannya sesuai dengan bertambahnya umur, ketergantungan
anak makin berkurang, akan tetapi tidak dapat sama sekali terlepas dari masyarakat.
(Soetjiningsih, 1995)
2) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. (Soetjiningsih, 1995)
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara mengikuti perintah, dan
berbicara spontan. (Soetjiningsih, 1995). Bahasa merupakan alat komunikasi yang
mengandung pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk tertentu, sehingga
mempunyai arti tertentu pula. Ada empat hal penting yang harus dikuasai anak dan
mempengaruhi kelancaran bicara, yaitu : mengerti apa yang dibicarakan orang lain,
perbendaharaan kata, menyusun kalimat dengan kata-kata yang dikenal dan menyebutkan
nama orang atau benda. (Satoto, 2003)
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya dengan tenaga
yang lebih karena dilakukan oleh otot-otot yang besar. (Soetjiningsih, 1995)
7
![Page 9: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/9.jpg)
8
B. Landasan Teori
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor genetik, faktor hormonal,
dan faktor lingkungan. Ketiganya saling terkait dan menujang tercapainya tumbuh kembang anak
yang optimal.
Penilaian perkembangan anak dapat dilakukan dengan berbagai tes, contohnya tes Denver II.
Tes Denver II bertujuan untuk mendeteksi penyimpangan perkembangan pada anak berusia kurang
dari 6 tahun dan berisi 125 tugas perkembangan yang terbagi dalam 4 sektor perkembangan, yaitu
personal sosial, adaptif motor halus, bahasa, dan motorik kasar. (IDAI. 2006)
Pemilihan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan dikarenakan berbagai faktor, salah
satunya adalah usia 6-24 bulan termasuk periode emas tumbuh kembang anak. Dapat dikatakan
periode emas karena pada masa itu sel-sel tubuh bertumbuh paling pesat, terutama sel-sel otak yang
nantinya akan berpengaruh pada perkembangan anak. Maka usia 6-24 bulan bukan hanya periode
emas tumbuh kembang anak, melainkan dapat menjadi periode kritis apabila asupan gizi tidak
adekuat.
Kandungan nutrien (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain sebagainya)
dalam MP-ASI, baik itu MP-ASI lokal maupun MP-ASI pabrikan bermacam-macam bentuk dan
fungsinya. Secara umum, nutrien tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Makronutrien
dan mikronutrien berpengaruh terhadap maturitas otak dan pembentukan jaringan-jaringan tubuh saat
masih ada di dalam kandungan sampai bayi terlahir dan bertumbuh kembang. Apabila asupan MP-
ASI tidak adekuat maka akan berpengaruh pada perkembangan otak anak, sehingga nantinya akan
mempengaruhi perkembangan anak.
8
![Page 10: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/10.jpg)
9
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Terdapat hubungan positif antara jenis makanan pendamping ASI dominan dengan perkembangan
anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24 bulan
9
Penilaian Perkembangan anak
MP-ASI Pabrikan MP-ASI Lokal
Kandungan dan komposisi gizi jelas terukur Depkes
Kandungan dan komposisi gizi tidak jelas terukur Depkes
Analisis frekuensi
MP-ASI Pabrikan dominan MP-ASI Lokal dominan
Penilaian Perkembangan anak
Faktor genetik
Faktor hormonal
Faktor lingkungan
Suspek Keterlambatan
Normal Suspek Keterlambatan
Makanan Pendamping ASI untuk anak usia 6-24 bulan
Normal
![Page 11: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/11.jpg)
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis rancangan penelitian : penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional
2. Tempat pelaksanaan : sejumlah posyandu di wilayah Puskesmas Kasihan I, Bantul
3. Periode penelitian : November-Desember 2014
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak usia 6 – 24 bulan di Puskesmas Kasihan I dengan kriteria :
1. Kriteria inklusi
a. Bayi usia 6 – 24 bulan dengan riwayat pemberian ASI eksklusif.
b. Bayi usia 6 – 24 bulan dengan keadaan sehat.
c. Bersedia dilakukan Tes Denver II
2. Kriteria eklusi
a. Memiliki riwayat berat badan lahir rendah.
b. Memiliki riwayat kelainan bawaan (alergi, asma, kelainan kongenital).
c. Memiliki riwayat kelahiran prematur
d. Memiliki cacat fisik maupun mental.
C. Instrumen Penelitian
1. Kuisioner food frequency dan 3 day diet recall
Kedua kuesioner tersebut digunakan untuk menentukan frekuensi jenis makanan pendamping
ASI yang dominan.
2. Kuesioner 24 hour recall
Kuesioner 24 hour recall bermanfaat untuk mengetahui jumlah kalori yang diberikan pada anak
setiap hari.
3. Formulir Tes Denver II
10
![Page 12: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/12.jpg)
11
Formulir Tes Denver II digunakan untuk menilai perkembangan anak.
4. Alat peraga
a. Gulungan benang wol warna merah (diameter 10 cm)
b. Kerincingan dengan gagang kecil
c. Boneka kecil dengan botol susu
d. Cangkir plastik kecil dengan pegangan
e. 10 buah kubus ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm, warna merah, hijau, biru, putih, dan
kuning, masing-masing 2 buah
f. Botol bening kecil dengan tutup berdiameter ± 1,5 cm
g. Manik-manik atau kismis
h. Lonceng kecil bergagang
i. Bola tenis
j. Pensil merah
k. Kertas kosong
(Frankenburg, 2009)
5. Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS untuk mengetahui usia, status imunisasi, dan riwayat kelahiran.
D. Bahan atau Materi Penelitian
1. Ukuran Sampel
Pengambilan sampel diambil secara purposive random sampling.
Jumlah sampel=
Keterangan :
11
n1 = n2 = Zα2 . p . q
d2
![Page 13: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/13.jpg)
12
1. p = Perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada populasi (0.15).
2. q = 1 – p (0.85)
3. Zα = Nilai statistik Zα pada kurva normal standart pada
tingkat kemaknaan (1.96)
4. d = Presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi
proporsi populasi (0.1)
5. n1 = Sampel yang mendapat asupan MP-ASI lokal
6. n2 = Sampel yang mendapat asupan MP-ASI pabrikan
n1 = n2 = (1.96)2 x 0.10 x 0.90
(0.1)2
= 34,5744 ≈ 35
(Murti, 2003)
2. Teknik Sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive random sampling.
Dari populasi sumber diambil secara acak menggunakan tabel random, dan dilanjutkan dengan
memperhatikan ada atau tidaknya anak yang tergolong kriteria eksklusi pada penelitian ini.
E. Prosedur Penelitian
1. Peneliti datang ke puskesmas dan melakukan pendataan jumlah balita usia 6 – 24 bulan di
Puskesmas Sibela Surakarta
2. Peneliti menentukan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian
3. Peneliti meminta kesediaan subjek penelitian dengan mengutarakan manfaat yang dapat
diperoleh dari penelitian ini.
12
![Page 14: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/14.jpg)
13
4. Peneliti melakukan analisis KMS untuk mengetahui usia, riwayat imunisasi, dan riwayat
kelahiran.
5. Peneliti mengukur berat badan dan tinggi badan subjek penelitian.
6. Peneliti melakukan Tes Denver II untuk menilai perkembangan anak.
a. Cara pengukuran
Sebelumnya umur anak perlu ditentukan lebih dahulu dengan menggunakan patokan
30 hari untuk 1 bulan, 12 bulan untuk 1 tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15
hari maka dibulatkan ke bawah, dan bila lebih dari 15 hari maka dibulatkan ke atas.
Tes Denver II ini dapat dilakukan secara mudah dan cepat (15 sampai 20 menit),
dapat diandalkan, dan menunjukkan validitas yang tinggi. Tugas yang perlu diperiksa pada
setiap kali skrining hanya berkisar antara 25-30 tugas dari keseluruhan tugas yang ada
berjumlah 125 tugas. Tiap kali diberi tugas ditentukan apakah lulus (Passed = P), gagal
(Fail = F), anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tugas (No opportunity =
N.O.), ataukah anak menolak melakukan tes perkembangan. (Refusal = R). Kemudian
ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir. Setelah itu dihitung berapa yang P, berapa yang F, selanjutnya
dinilai bagaimana perkembangan anak tersebut. (Frankenburg, 2009)
b. Penilaian Perkembangan Individual
1) Penilaian item ”Lebih”/Advanced
Bila anak lulus pada item tes yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan
perkembangan anak lebih pada tes tersebut, karena anak lulus pada tes dimana
kebanyakan anak tidak lulus sampai umurnya lebih tua. Bagian ini tidak perlu
diperhatikan untuk tujuan interpretasi keseluruhan tes. (Frankenburg, 2009)
2) Penilaian item ”Normal”
Item individual yang gagal atau ditolak, tidak perlu menunjukkan satu keterlambatan
dalam perkembangan. Sebagai contoh, bila anak gagal/menolak melakukan suatu item
13
![Page 15: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/15.jpg)
14
tes di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan anak normal. Hal ini dikarenakan
anak yang berumur lebih muda dari umur dimana hanya 25% anak-anak pada sampel
dapat melakukan item ini, sehingga anak tidak diharapkan lulus sampai umurnya lebih
tua. Bagian ini tidak perlu diperhatikan untuk tujuan interpretasi keseluruhan tes.
(Frankenburg, 2009)
3) Penilaian item ”Peringatan”/Caution = C
Satu Caution (C) pada item individual perlu diperhatikan saat menginterpretasi hasil tes.
Bila anak “Fail/Gagal” (F) atau “Refusal/Menolak” (R) melakukan item tes dimana
garis umur terletak pada atau antara 75% sampai 90% maka diskor dengan C. Ini
menunjukkan lebih dari 75% anak-anak pada sampel standar dapat lulus pada umur
lebih muda dibandingkan usia anak yang sedang dites. (Frankenburg, 2009)
4) Penilaian item ”Keterlambatan”/Delayed = D
Item individual yang terlambat perlu diperhatikan saat menginterpretasikan tes. Item
dinilai terlambat bila anak gagal atau menolak melakukan item tes yang terletak jelas
berada di sebelah kiri garis umur. Hal ini disebabkan anak telah gagal atau menolak
pada item tes dimana 90% anak-anak pada sampel standar dapat lewat pada umur lebih
muda. Keterlambatan item diberi warna pada tepi akhir kotak. (Frankenburg, 2009)
5) Penilaian item ”Tidak ada kesempatan”/No opportunity = NO
Item tes yang berdasarkan laporan orangtua dimana anak tidak ada kesempatan untuk
melakukannya. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.
(Frankenburg, 2009)
c. Interpretasi Tes Denver II
1) Normal
Bila tidak ada ”Delays” dan atau paling banyak satu ”Caution”
2) Suspek keterlambatan
Bila ada ≥ 2 ”Caution” dan atau ≥ 1 ”Delays”
14
![Page 16: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/16.jpg)
15
3) Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada ≥ 1 item di sebelah kiri garis umur atau menolak ≥ 1 item
yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%.
7. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui jenis MP-ASI yang dominan diberikan.
Wawancara dilakukan dengan metode frekuensi makanan (food frequency) untuk mengetahui
frekuensi jenis asupan MP-ASI yang dominan dan 24 hours recall yang bertujuan mengetahui
jumlah asupan dalam makanan pendamping ASI.
a. Metode frekuensi makanan
1) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada
kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2) Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama
bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode
tertentu pula. (Supriasa et al., 2002)
b. 24 hours recall
1) Masing-masing kelompok menyiapkan bahan makanan, misal: bahan makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah-buahan.
2) Lakukan penimbangan terhadap masing-masing bahan makanan untuk setiap ukuran
rumah tangga yang dipakai.
3) Catat hasil penimbangan dalam suatu daftar ukuran rumah tangga. (Supriasa et al.,
2002)
8. Peneliti mencatat semua data yang didapatkan.
F. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas : Jenis asupan MP-ASI dominan
b. Variabel Terikat : Perkembangan anak usia 6-24 bulan
15
![Page 17: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/17.jpg)
16
c. Variabel Luar
1) Variabel luar terkendali : Usia
2) Variabel luar tidak terkendali : Kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan
orang tua, pekerjaan orang tua
2. Definisi Operasional Variabel
a. Jenis Asupan MP-ASI Dominan
Yang dimaksud jenis asupan MP-ASI dominan adalah pemberian makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi pada bayi atau anak usia 6-24 bulan yang dapat diolah di rumah
tangga (MP-ASI lokal) maupun buatan pabrik (MP-ASI pabrikan) dengan cut off point
dalam penelitian ini adalah 75%. MP-ASI pabrikan terbatas pada MP-ASI yang diproduksi
oleh pabrik-pabrik yang telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan RI. Penilaian
frekuensi MP-ASI yang dominan menggunakan kuesioner food frequency dan 3 day diet
recall, sedangkan penghitungan kalori dengan kuesioner 24 hour recall.
Skala data : Nominal
b. Perkembangan Anak Usia 6-24 Bulan
Yang dimaksud dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan adalah bertambahnya
kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan pada anak usia 6-24
bulan. Perkembangan diukur dengan cara pemeriksaan 4 aspek yang meliputi : tingkah laku
sosial, gerakan motorik halus, bahasa, dan gerakan motorik kasar. Penilaian perkembangan
anak usia 6-24 bulan dibagi menjadi dua, yaitu perkembangan normal dan suspek
keterlambatan. Alat ukur yang digunakan adalah formulir tes Denver II.
Skala data : Nominal
G. Analisis Hasil
Analisis data statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
16
![Page 18: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/18.jpg)
17
1. Uji Chi Kuadrat untuk mengetahui hubungan jenis asupan makanan pendamping ASI dengan
perkembangan anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24 bulan.
2. Penghitungan Odds Ratio (OR) untuk mengetahui seberapa kuat hubungan jenis asupan
makanan pendamping ASI dan perkembangan anak usia 6 – 12 bulan dan pada anak usia 13 – 24
bulan. (Murti, 2010).
H. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Pelaksanaan
Oktober November Desember Januari Februari Maret
1. Pengajuan
judul
2. Survey awal
3. Penyelesaian
dan
Bimbingan
proposal dari
BAB I s/d IV
4. Sidang dan
Revisi
Proposal
6. Penelitian
7. Penyelesaian
dan
Bimbingan
Skripsi
17
![Page 19: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/19.jpg)
18
8. Sidang Skripsi
18
![Page 20: Proposal Penelitian](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082613/55cf92ad550346f57b98a364/html5/thumbnails/20.jpg)
19
DAFTAR PUSTAKA
Albar H. 2004. Makanan Pendamping ASI. Cermin Dunia Kedokteran. pp : 51 – 3
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia, pp: 26-85
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal Tahun 2006. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. pp : 1-4
Frankenburg, W.K. 1990. Denver II Screening Manual. Colorado : Denver Developmental Centre
Ismail, D. 2000. Kebutuhan Anak untuk Mencapai Tumbuh Kembang Optimal. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Krisnatuti D., Yenrina R., 2001. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta : Puspa Swara, pp :
Murti, B. 2005. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik dalam Ilmu-ilmu Kesehatan. Jakarta : Gramedia
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, pp : 1-32
Soetjiningsih. 2006. Skrining Tumbuh Kembang Di Berbagai Tingkat Pelayanan Kesehatan. Disampaikan pada Simposium dan Pelatihan Deteksi Dini dan Intervensi Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. Malang, 13-14 Mei 2006/
19