Proposal Penelitian
-
Upload
fitrya-chiequza -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of Proposal Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep l ingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Berdsarkan
sifatnya sampah dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Sampah organik (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos;
2. Sampah anorganik (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah
anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol
dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton (Anonim A, 2013).
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang
paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan
briket biomassa.
1
Solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di distilasi setelah
bensin dan minyak tanah dari minyak mentah pada temperatur 200oC sampai
340oC (Lesmana, 2011).
Ada beberapa cara pengolahan sampah, baik itu organic maupun anorganik.
Misalnya jenis sampah organic ini dapat digunakan dalam pembuatan kompos
maupun bahan bakar organic, misalnya briket yang dapat terbuat dari dedaunana
dan batang kayu yang biasanya tersedia banyak dalam areal pembuangan sampah.
Sedangkan bahan plastic dapat digunakan untuk penggunaan kembali ataupun
dirubah menjadi bahan bakar. Dan hal inilah yang akan dibahas dalam makalah
ini, yaitu proses pembuatan alat destilasi sederhana berbahan dasar sampah plastic
dengan penggunaan bahan bakar briket yang terbuat dari sampah organic. Sampah
yang digunakan ini adalah sampah yang banyak yang terdapat di lingkungan
Universitas Lampung yang mengganggu keseimbangan lingkungan dan
mengganggu keindahan daerah kampus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penanggulangan sampah plastik dan dedaunan yang ada di
lingkungan unila
2. Bagaimana pembutan alat sederhana untuk pengolahan sampah plastik dan
dedaunan
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mengurangi tumpukan sampah yang ada di lingkungan Unila dengan
memanfaatkan sampah plastik dan dedaunan. Dengan pembuatan bahan bakar
minyak dari sampah plastik dan Briket dari sampah organik dengan menggunakan
alat sederhana.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 SAMPAH
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
2.2 JENIS-JENIS SAMPAH
Berdasarkan Sumbernya
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan
Berdasarkan Sifatnya
Sampah Organik - dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos;
Berdasarkan beberapa data analisis yang telah dilakukan peneliti, kandungan
kimia yang terdapat di dalam sampah sisa tanaman (Sulistyo P., 2003) adalah
sebagai berikut :
3
Tabel 1. Persentase Kandungan Zat Dalam Sampah Organik
Kandungan Persentase
Air 10 – 60 %
Senyawa Organik 15 – 35 %
Nitrogen 0,4 – 1,2 %
Fosfor 0,2 – 0,6 %
Kalium 0,8 – 1,5 %
Kapur 4 – 7 %
Karbon 12 – 17 %
Gambar 1. Sampah Organik di TPA Universitas Lampung
Sampah Anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah
4
anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol
dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton;
Berdasarkan Bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan
sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah
tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi
lagi menjadi:
1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh
proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian
dan lain-lain.
Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon
paper, thermo coal dan lain-lain.
5
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industr (dikenal juga dengan sebutan limbah),
misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi untuk mencegah sampah cair adalah
pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke
selokan.
Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur
ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
Sampah Manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
6
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna
barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah.
Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah
sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah
yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
Limbah Nuklir/Radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat
yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan (Anonim B, 2013).
2.3 PLASTIK
7
Gambar 2. Sampah Plastik (sumber : wakuwwakuw.com)
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni
plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic
dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain,
sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali.
Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam
bentuk thermoplastic. Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan
pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat
sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan
limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur
ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah
tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang
berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau
ember. Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan
oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik
dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu
sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi
dan sebagainya (kendali, 2012).
8
Gambar 3. Tumpukan Sampah Anorganik di TPA Universitas Lampung
Gambar 4. Bentuk Rumus Bangun Plastik (sumber : www.chemistry.org)
Struktur dasar penyusun kimia plastik merupakan ikatan kovalen yaitu ikatan
antar atom dengan cara berbagi elektron,diantara dua unsur atom ikatan ini dapat
terdiri dari berbagai elektron, plastik merupakan bagian dari molekul
hydrocarbon,zat yang penyusun dasarnya merupakan zat carbon dan
hydrogen.contoh dari ikatan kovalen yaitu : ikatan tunggal C-C , dan ikatan ganda
C=C atau ikatan rangkap 3C carbon memiliki kemampuan membentuk ikatan
seperti rantai yang panjang seperti oktane :CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-
CH2-CH3, plastik memiliki struktur atau komposisi yang sederhana adalah PE
(poly ethelen) ,umumnya susunan molekul PE terdiri dari 1000 atom
carbon,molekul dari plastik sering disebut makro molekul karena ukuran nya
sangat besar di lihat dari atom carbon yang menyusun nya untuk
menyederhanakan struktur kimia dari makro molekul maka di gunakan
penyingkatan.
Bagian terkecil dari rantai carbon yang panjang di sebut mer atau monomer
sering di rumuskan seperti berikut : -[CH2-CH2] n- , di mana n merupakan
jumlah atau derajat dari polimerisasi , polimer berarti penggabungan dari beberapa
monomer dan akhirnya menjadi satu dan membentuk polimer , sekarang ini
terdapat ribuan jenis plastik tetapi pada dasarnya atom-atom penyusun plastik
9
adalah Carbon (C) dan Hidrogen (H),dan beberapa tambahan atom Oxigen (O),
Nitrogen(N) , Clour (CL), Flour (F) dan belerang (S). homopolimer kimia paling
dasar dari plastik disebut dengan homopolomer karena hanya terdiri dari satu
struktur dasar contonya :-[CH2-CH-x]n- , jika x adalah hydrogen maka bahan
tersebut adalah poly etehelen (PE) , tetapi jika x adalah clour (cl) maka bahan
tersebut adalah poly vinyl cloride (PVC) bisa juga zat atom hydrogen (H) di ganti
dengan atom-atom tertentu menjadi sebagai berikut : -[CH2-CX-Y]n-
Penyusun molekul dari plastik , plastik memiliki dua jenis atau tipe dalam
menyusun molekul nya yaitu : amorphous dan kristal , susunan molekul dari
plastik amorphous cenderung tidak beraturan,plastik amourphous biasanya bening
atau tidak transparan selama tidak ada filler atau campuran lain , contoh jenis
plastik ini adalah alkirik, susunan molekul dari plastik kristal adalah teratur,
keteraturan ini dapat di buat dengan cara pendinginan yang relativ lama plsatik
kristal cenderung tidak transparan , pada umumnya plastik merupakan campuran
dari ke dua tipe ini bagian luar dari plastik cenderung amorphous , karena proses
pendinginan bagian luar lebih cepat, sementara bagian dalam cenderung
berbentuk kristal karena memerlukan waktu yang relativ lama agar menjadi dingin
(Limbah Plastik, 2012).
2.4 BRIKET
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan
sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang
paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan
briket biomassa.
Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut
Pertanian Bogor. Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian
karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket,
terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan
penggunaan bahan bakar fosil (Anonim C, 2013).
10
Gambar 5. Briket (sumber : www.tokopedia.com)
2.5 PIROLISIS
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan
tanpa atau reaktan lain kecuali kemungkinan uap air dimana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Proses pirolisis
merupakan tahap awal dari rangkaian proses yang terjadi dalam proses gasifikasi
dan melibatkan proses kimia dan fisik yang kompleks dimana suatu perubahan
dalam kondisi operasi berpengaruh pada proses secara keseluruhan.
11
Gambar 6. Alat Pirolisis (sumber : www.kimia.undip.ac.id)
Pirolisis (juga disebut termalisis) dekomposisi termal (panas) dari bahan organik,
seperti pada waktu batubara dipanaskan lebih dari 300 °C tanpa udara atmosfer.
Pada reaksi kimia pirolisis biomasa, terdapat tiga faktor yang berpengaruh.
1) Bahan baku : komposisi kimia, kadar air.
2) Reaktor : vertical – shaft / batch reactor, rotating tubular / fluidized
– bed reactor.
3) Kondisi operasi : suhu pirolisis, waktu pirolisis (waktu tinggal).
Seiring waktu reaksi dan suhu dinaikkan, komposisi dari produk pirolisis
berkembang menjadi komponen yang lebih stabil. Dekomposisi bahan organik
dijabarkan sebagai berikut.
100 – 200 °C : Pengeringan dengan pemanasan, dehidrasi.
250 °C : Hilangnya cairan dan karbon dioksida. Evolusi hidrogen.
340 °C : Putusnya rantai karbon makromolekul.
380 °C : Tahap pirolisis, pengayaan karbon.
400 °C : Pecahnya rantai C-O dan C-H.
400 – 600 °C. Konversi komponen organik cair dalam hal ini untuk menghasilkan
produk pirolisis cair (tar). 600 °C. Pemecahan komponen organik cair untuk
menghasilkan komponen yang stabil (gas, hidrokarbon rantai pendek) senyawa
aromatik (senyawa bensen) >600 °C. Pemanasan aromatis menghasilkan bensen
dan aromatik titik didih tinggi.
Proses pirolisis dapat dibagi menjadi beberapa fase dimana menjadi pedoman
kesuksesan prosesnya.
1) Fase pengeringan.
2) Fase pirolisis.
3) Fase evolusi gas.
12
Pada suhu 200 °C pengeringan fisik disertai produksi uap air, jika yang
dimasukkan bahan biomasa yang basah maka perlu disertakan atau
dimasukkan steam (uap air panas) ke dalam reaktor, Pirolisis terjadi pada suhu
200 – 500 °C. struktur makromolekul pecah menjadi gas, komponen organik cair,
karbon padat. Evolusi gas terjadi pada 500 – 1200 °C, produk hasil pirolisis
diturunkan lebih lanjut, karbon padat dan produk organik cair menghasilkan gas
yang stabil. Hidrokarbon besar molekul besar dipecah menjadi metana dan karbon
padat. Metana direaksikan dengan uap air dikonversi menjadi karbon monoksida
dan hidrogen. Karbon padat direksikan dengan uap air atau karbon dioksida
dikonversi menjadi karbon monoksida dan hidrogen.
Reaksi kimia peruraian selulosa pada biomasa.
3(C6H10O5) --------- 8H2O + C6H8O + 3CO2 + CH4 + H2 + 8C
Reaksi utama yang terjadi pada fase evolusi gas dijabarkan sebagai berikut.
CnHm---------------- xCH4 + y H2 + zC
CH4 + H2O CO + 3H2
C + H2O CO + H2
C + CO2 2CO
Tabel 3. Reaksi kimia peruraian selulosa
Reaksi Produk
C6H10O5 + panas CH4 + 2CO + 3H2O + 3C
C6H10O5 6C + 5H2O(g) Karbon
C6H10O5 0.8 C6H8O + 1.8 H2O(g) + 1.2 CO2 Oli residu
C6H10O5 2C2H4 + 2CO2 + H2O(g) Etilen
(Masramdhani, 2010)
Selain itu terdapat pula pirolisis yang menggunakan katalis. Katalis ini digunakan
unutk memurnikan produk dari impuritisnya. Yaitu dengan produk cair hasil
pirolisis diberi proses katalitik reforming untuk menghasilkan minyak dengan
angka oktan yang lebih tinggi.
13
Pada proses reforming ini digunakan katalis dengan promot katalis NiO dan
support katalis γ – Al2 O3 . (Fajrin dkk, 2013).
Berikut adalah gambar skematik proses pirolisis
Gambar 7. Gambar Skema Proses Pembuatan Bahan Bakar Minyak Dari Plastik
(sumber : www.apkabardunia.com).
2.6 KONDENSASI dan KONDENSOR
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud bend a ke wujud yang
lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap
didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi
(yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap
disebut kondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap
menjadi cairan disebut kondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin
atau penukar panasyang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan
14
yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang
sangat besar.
kondensasi
Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan
merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air
yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi.
Jika gas polutan yang panas berkontak dengan media pendingin (air atau udara),
maka terjadi transfer panas dari gas panas ke medium pendingin, temperatur uap
gas akan turun, maka energi kinetik molekul gas akan berkurang sehingga
molekul-molekul gas akan bergerak saling berdekatan (Gaya van der Waals) yang
akan menyebabkan gas terkondensasi menjadi liquid. Kondisi aktual dimana
molekul gas akan terkondensasi tergantung kepada sifat fisik dan kimia dari
molekul gas tersebut mencapai (sama dengan) tekanan uapnya. Ada tiga cara
untuk menurunkan tekanan uap parsial gas yaitu :
(1) dengan cara meningkat tekanan gas sehingga tekanan parsial gas tersebut
mencapai tekanan uap gas,
(2) gas didinginkan sampai tekanan parsial gas tersebut mencapai tekanan uapnya,
(3) gabungan kedua cara di atas, yaitu dengan cara meningkatkan tekanan gas
kondensor
Kondensor berfungsi menurunkan temperatur gas dengan cara dilewatkan pada
media pendingin air atau udara. Transfer panas terjadi dari gas panas ke media
pendingin, dengan demikian proses kondensasi dapat disebut proses transfer panas
atau pertukaran panas.mendinginkannya. Ketiga proses tersebut di atas
diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.
15
(Boedisantoso, 2011).
2.7 PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian dalam pengubahan limbah plastic menjadi minyak pelumas telah
dibuktikan oleh Stephen J. Miller bersama rekan-rekannya (2005) dalam publikasi
penelitiannya pada jurnal American Chemical Society. Pada penelitian tersebu,
Miller memanaskan plastic polietilen menggunakan metode pirolisi dengan
penggunaan suhu tinggi (800 oC – 1000o) ini ramah lingkungan karena
menghasilkan gas CO2 dan H2O. Selain gas, ketika dipanaskan polietilen juga
membentuk suatu senyawa hidrokarbon cair mulai dari C1 hingga C4 serta
senyawa rantai panjang seperti paraffin dan olefin yang memiliki bentuk mirip
wax(lilin) (Ermawati, 2011).
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Pembuatan alat pengolah sampah ini dilakukan di Jl. Soekarno Hatta 18,
Kota Sepang Jaya, Bandarlampung agar tidak terkendala waktu dan jarak
tempuh untuk menuju lokasi pembuatan alat. Kegiatan direncanakan akan
dilaksanakan pada rentan waktu Juni hingga Agustus 2014.
3.2 Bahan dan alat
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
sampah plastik dan daun. Peralatan yang digunakan, yaitu :
1. Peralatan pembuat briket :
Pembuat briket yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Drum (untuk pembakaran)
b. Sekop
c. Ember
d. Tongkat Kayu
e. Wadah (baskom/panci)
f. Cetakan Briket (Pipa PVC atau bambu)
g. Lesung (penumbuk)
h. Anglo (cetakan briket)
i. Sampah Organik (Daun)
2. Peralatan pembuat bahan bakar
Pembuat bahan bakar yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Tabung gas
b. Pipa penyambung
c. Briket sampah yang telah dibuat
d. Wadah penampung hasil uap kondensasi
e. Kondensor
f. Sampah Anorganik (Plastik)
17
3.3 Metode Penelitian
1. Alur Pelaksanaan Penelitian
2. Persiapan pembuatan briket
Pertama-tama sipakan sampah yang akan diolah terdiri dari sampah
palstik dan sampah daun. Sampah daun akan diolah menjadi briket
dan akan digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan tangki
pirolisis sedangkan untuk sampah plastik akan diolah menjadi bahan
bakar cair.
18
3. Prosedur penelitian
Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu : (1) Membuat briket
dari sampah organik (daun), (2) Plastik yang sudah dicacah, (3)
Menampung hasil penguapan dari kondensor di wadah yang telah
ditentukan.
Tahap 1: Membuat briket dari sampah organik (daun)
a. Siapkan drum (untuk proses pembakaran/pengarangan sampah
organik)
b. Sampah organik (misal daun kering) dimasukkan ke dalam drum
dan dibakar.
Penyalaan awal dapat dilakukan dengan menggunakan minyak.
Selanjutnya, setelah api menyala, sampah dapat dimasukkan ke
dalam drum pembakaran sedikit demi sedikit agar nyala api tidak
padam.
c. Selama proses pembakaran harus dijaga agar tidak ada udara yang
keluar masuk drum secara leluasa. Jika udara dapat keluar masuk
drum maka pembakaran tidak akan menghasilkan arang melainkan
abu.
d. Bila proses pengarangan sudah selesai, api bisa dimatikan.
e. Siapkan penumbuk, misalnya lesung, kemudian arang yang
tersedia ditumbuk halus hingga menjadi bubuk arang. Selanjunya
kumpulkan bubuk arang tersebut pada suatu tempat misalnya
ember.
f. Siapkan lem kanji dan encerkan dengan air panas.
g. Campurkan kanji tersebut dengan bubuk arang sehingga menjadi
adonan yang lengket. Selanjutnya, adonan diaduk agar semua
bahan tercampur rata dan cukup lengket.
h. Siapkan cetakan briket. Bisa dibuat dari pipa PVC /bambu / cukup
dikepal dengan tangan.
i. Setelah cetakan siap, masukkan adonan yang ke dalamnya dengan
cara dipadatkan, setelah padat dan berbentuk, keluarkan dari
cetakan.
19
j. Jemur briket yang masih basah dibawah sinar matahari sampai
benar-benar kering
Langkah-langkah Pengoperasian Briket Sampah Organik
a. Siapkankan anglo, masukan briket kedalam anglo sesuai
kapasitas anglo.
b. Tambahkan briket yang telah direndam dalam minyak
tanah,letakkan di atasnya
c. Sulut briket yang basah minyak tanah, biarkan menyala dan
merambat ke bawah.
d. Untuk mempercepat nyala diperlukan pengipasan dari bagian
atas
Tahap 2: Plastik yang sudah dicacah
Setelah sampah plastik dikumpulkan, lalu dicacah supaya proses
pencairannya cepat dan efisien.
Tahap 3: Menampung hasil penguapan dari kondensor di wadah
yang telah ditentukan
a. Limbah plastik bekas, seperti gelas dan botol plastic, kantong
plastic, dan semua yang berbahan dasar plastikdimasukkan ke
dalam tangki pirolisis.
b. Limbah plastic dipanaskan di dalam tangki pirolisis untuk
menghasilkan uap polimer. Polimer terbentuk dari rantai
hidrokarbon yang juga berasal dari minyak bumi.
c. Dua kondensor ditaruh diatas tangki pirolisis dimana pada
kondensor 1 untuk uap hidrokarbon yang berat sedangkan pada
kondensor 2 untuk uap hidrokarbon yang ringan.
d. Setelah uap hasil kondensasi tersebut mencair, lalu ditampung ke
dalam wadah yang berbeda.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim A. 2013. Mengenal Sampah Plastik dan Penangannya. Diperoleh dari :
http://olahsampah.com/. Diakses pada tanggal 22 April 2014 pukul 12.30
WIB.
Anonim B. 2013. Sampah. Diperoleh dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah.
Diakses pada tanggal 22 April 2014 pada pukul 12.30 WIB.
Anonim C. 2013. Cara Membuat Briket. Diperoleh dari :
id.wikipedia.org/wiki/Briket. Diakses pada tanggal 22 April 2014 pukul
12.32 WIB.
Kendali.. 2012. Pengolahan Limbah Plastik Dengan Metode Daur Ulang
(Recycle) . Diperoleh dari : http://www.kendali.com/. Diakses pada
tanggal 22 April 2014 pukul 13.00 WIB.
Lesmana, Faizal. 2011. Bahan Bakar Solar dan Pembakaran Motor.
Diperoleh dari : http://zallesmana.blogspot.com/p/bahan-bakar-solar-dan-
pembakaran-motor.html. Diakses pada tanggal 22 April 2014 pukul
13.00 WIB.
Limbah Plastik. 2012. Struktur Kimia Plastik. Diperoleh dari :
http://limbahplastic.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 April 2014
pada pukul 14.00 WIB.
Boedisantoso, Rachmat. 2011. Kondensasi. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
November.
Ermawati, Rahyani. 2011. Konversi Limbah Plastik Sebagai Sumber Energi
Alternatif. Jakarta : Balai Besar Kimia dan Kemasan Kementrian
Perindustrian.
21
Jadwal Kegiatan
NO. KEGIATAN PERANCANGANMinggu ke-
1-2 3-4 5 6-8 9-10 11-13
1 Studi literatur.
2
Pengumpulan informasi dan
survey mengenai alat dan bahan
yang berkaitan dengan percobaan.
3 Pengadaan alat dan bahan.
4 Proses pembuatan briket
5Proses pembuatan sampel bio-
plastik.
6 Proses pembuatan BBM cair
7 Penulisan Laporan Akhir
Biaya
Rincian Alat dan Bahan Unit Satuan Harga Satuan Total
Alat
Sewa Alat Las Listrik 1 Unit Rp. 500.000 Rp. 500.000
Sewa Gerenda Listrik Tangan 1 Unit Rp. 120.000 Rp. 120.000
Tang 2 Unit Rp. 35.000 Rp. 70.000
Sarung Tangan 3 Pasang Rp. 25.000 Rp. 75.000
Bahan
Tangki Bekas gas LPG 3Kg 1 Buah Rp. 150.000 Rp. 150.000
Pipa Besi Kecil 2 Meter Rp. 28.000 Rp. 56.000
Pipa Besi Besar 1 Meter Rp. 35.000 Rp. 35.000
22
Wadah (Ember) 3 Buah Rp. 15.000 Rp. 45.000
Plat besi 7 Kg Rp. 35.000 Rp. 245.000
Pipa PVC 4 ½ in 1 Batang Rp. 180.000 Rp. 180.000
Baut dan Mur 1,5 inchi 1 Batang Rp. 40.000 Rp. 40.000
Total Rp. 1.516.000
30% untuk duit calo(upah bantu2)
10% untuk biaya oprasi
23
LAMPIRAN
24
Lampiran 1. Alat Pembuat Briket Dari Sampah Organik
25
Lampiran 2. Desain Alat Destilasi Sederhana Pengubah Sampah Plastik Menjadi
Solar Dengan Bahan Bakar Briket Berbahan Dasar Limbah Organik Dan Plastik
26