Proposal Penelitian

9

Click here to load reader

description

proposal

Transcript of Proposal Penelitian

Page 1: Proposal Penelitian

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS TINDAK TUTUR EVALUATIF GURU KELAS VII SMP LABORATORIUM UM

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi utama dan dengan bahasa manusia mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Proses pemikiran sangat ditentukan oleh kemampuan berbahasa melalui ungkapan bahasa, pikiran, perasaan, dan penalaran seseorang yang dapat dirangsang dan dilatih. Bahasa memungkinkan dapat membangun kebudayaan serta menguasai ilmu pengetahuan dan dengan demikian meningkatkan mutu kehidupannya. Bahasa juga dapat mempengaruhi arah perilaku manusia.

Pragmatik adalah kajian mengenai bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi. Pendapat ini menekankan penggunaan bahasa di dalam komunikasi. Jika dibandingkan dengan pendapatnya terdahulu, pendapat ini tidak bertentangan karena memang pragmatik membahas penggunaan bahasa. Hanya saja ia memang mengeksplisitkan bahwa pragmatik itu kajian bahasa secara eksternal sedangkan tata bahasa adalah kajian bahasa secara internal.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa luas bahasa ogan yang mempengaruhi bahasa Indonesia. Maka dilakukan penelitian penyajian tindak tutur bahasa ogan. Adapun judul penelitian ini sangat erat sekali hubungannya dengan peneliti yang dalam hal ini penulis sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia. Dengan demikian peneliti merumuskan judul penelitian ini yakni analisis tindak tutur bahasa ogan masyarakat tutur Kelurahan Talang Jawa Rt 11 Rw 04 Kecamatan Baturaja Barat Berdasarkan kajian Prakmatik.

B. Rumusan Masalah

Page 2: Proposal Penelitian

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. Bagaimana tindak tutur bahasa ogan masyarakat Tutur Kelurahan Talang Jawa RT 11 RW 04 Kecamatan Baturaja Barat berdasarkan kajian Prakmatik

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang bagaimana pemakaian bahasa ogan berdasarkan kajian prakmatik masyarakat tutur Kelurahan Talang jawa RT 11 RW 04 Kecamatan Baturaja Barat.

D. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai Analisis Tindak Tutur Bahasa Ogan Masyarakat Tutur Kelurahan Talang Jawa RT 11 RW 04 Kecamatan Baturaja Barat.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian lain, bagi pengajaran bahasa, bagi pembaca dan bagi peneliti sendiri. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian yang sama tentang tindak tutur bahasa ogan pada masa yang akan datang. Bagi pengajaran bahasa dan sastra, diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam menambah materi mengenai bahasa daerah. Bagi pembaca, dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah ilmu dan meningkatkan minat dan kreatifitas tentang pemakaian bahasa. Bagi peneliti sendiri hasil penelitian dapat menjadi sumber pengetahuan dalam bahasa daerah khususnya bahasa ogan. Bagi peneliti lain, untuk dijadikan bekal atau sumbangan informasi untuk melakukan penelitian sejenis yang akan datang.

E. Landasan Teori

1. Pengertian Pragmatik

Pragmatik adalah bidang linguistik yang mengkaji hubungan timbal balik antara fungsi dan bentuk tuturan. Didalam batasan yang sederhana itu, secara implicit tercakup penggunaan bahasa, komunikasi, konteks, penafsiran. (Gunarwan, 1994:5).

Pengertian Pragmatik menurut Gunarwan (1994) pengertian prakmatik adalah (1) pragmatik adalah kajian mengenai hubungan diantara tanda (lambang) dan penafsirannya, (2) pragmatik adalah kajian mengenai penggunaan bahasa, (3) pragmatik adalah kajian bahasa dari perspektif fungsi dalam arti bahwa kajian ini mencoba menjelaskan aspek-aspek stuktur linguistis dengan mengacu pada pengaruh-pengaruh dan sebab-sebab nonlinguistik, (4) prakmatik adalah kajian mengenai hubungan-hubungan antara bahasa dan konteks, (5) prakmatik berkaitan mengenai aspek-aspek makna ujaran yang tidak dijelaskan dengan mengacuh langsung pada persyaratan kebenaran (truth Condition) dan kalimat yang diujarkan, (6) prakmatik adalah kajian tentang hubungan-hubungan antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar-dasar dari penjelasan tentang pemahaman bahasa, (7) prakmatik adalah kajian mengenai kemampuan penggunaan

Page 3: Proposal Penelitian

bahasa untuk menyesuaikan kalimat dengan konteks sehingga kalimat itu patut (diujarkan), (8) prakmatik adalah kajian tentang deiksis (paling tidak sebgian ), implikatur, peranggapan, tindak tutur, dan aspek-aspek struktur wacana. Sedangkan pengertian pragmatik menurut penulis adalah ilmu yang membahas tentang tindak tutur bahasa.

2. Tindak Tutur

Tindak tutur merupakan hal penting di dalam kajian pragmatik. Mengujarkan sebuah tuturan tertentu dapat dipandang sebagai melakukan tindakan (mempengaruhi, menyuruh), disamping memang mengungkapkan atau mengujarkan tuturan itu. Kegiatan melakukan ujaran itulah yang merupakan tindak tutur atau tindak ujar, atas dasar sejumlah kriteria ada beberapa jenis tindak tutur yaitu

Tindak Tutur Konstatif adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji-benar atau salah dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia (Gunarwan 1994:43). Contohnya “Semarang ibu kota Jawa tengah.”

Tindak Tutur Performatif menurut Gunarwan adalah tuturan yang merupakan tindakan melakukan sesuatu dengan membuat tuturan itu.. contohnya “ Saya berjanji akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.”

Lokusi atau lengkapnya tindak social adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk mernyatakan sesuatu. Lokusi semata-mata merupakan tindak tutur atau tindak bertutur yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan menggunakan makna kata itu di dalam kamus dan makna kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya (Gunarwan 1994:45). Contohnya “ saya lapar.”

Ilokusi adalah tindakan melakukan sesuatu (Austin 1962:99-100, Gunarwan 1994:46) untuk mempermudah identifikasi ada beberapa verba yang menandai tindak tutur ilokusi. Beberapa verba itu antara lain melaporkan, mengumumkan, bertanya, menyarankan, berterima kasih, mengusulkan, mengakui, mengucapkan selamat, berjanji, mendesak, dan sebagainya (Leech 1983). Contohnya adalah “ Jalan macet.”

Tindak tutur Perlokusi adalah tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh. Ada beberapa verba yang dapat menandai tindak perlokusi. Beberapa verba itu antara lain membujuk,menipu, mesndornong,membuat jengkel, menakut-nakuti, menyenangkan, melegakan, mempermalukan, menarik perhatian, dan sebagainya (Leech 1983). Contohnya adalah “Ada hantu.”

Tindak tutur Representatiftindak tutur konstatif, performatif, lokusi, ilokusi, adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Termaksud kedalam tuturan ini adalah tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan,, memberikan, kesaksian, berspekulasi dan sebagainya. Contohnya “ Sebentar lagi hujan.”

Page 4: Proposal Penelitian

Tindak Tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan didalam tuturan itu. Tuturan memaksa,, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba, menantang. Contohnya “Tolong belikan rokok di warung itu.”

Tindak Tutur Ekspresif atau Evaluatif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang dimaksudkan didalam tuturan itu (Fraser 1978) menyebutkan tindak tutur ekspresif dengan istilah evaluatif. Tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, menyanjung. Contonya “Jawabanmu bagus sekali.”

Tindak Tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan didalam tuturannya. Berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan, kesanggupan, berkaul. Contohnya “Besok saya akan datang kerumah bapak.”

Tindak Tutur Deklarasi atau Isbati adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Fraser 1978 menyebutkan jenis tindak tutur ini dengan istilah establishive atau isbati. Tuturan-tuturan dengan maksud maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni, memaafkan. Contohnya “saya tidak jadi dating kerumahmu besok.”

Tindak Tutur Langsung adalah tindak tutur yang masing-masing diujarkan untuk menyatakan suatu informasi, menanyakan sesuatu, dan memerintahkan mitra tutur melakukan sesuatu. Kesesuaian anatara modus tuturan dan fungsinya secara konvensional inilah yang merupakan tindak tutur langsung. Contohnya “tolong, buka pintu!”

Tindak Tutur Tidak Langsung adalah jika deklaratif digunakan untuk bertanya atau memerintah atau tuturan yang bermodus lain yang digunakan secara tidak konvensional, tuturan itu disebut tuturan tidak langsung. Contohnya “Tolong, buka pintu!”

Tindak Tutur Harfiah adalah tindak tutur yang dimaksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunya. Tuturan imperative, “Makan Hati!” yang diujarkan seorng ibu kepada anaknya yang sedang makan dan di atas meja tersedia rending hati.

Tindak Tutur tidak harfiah adalah tindak tutur yang dimaksudnya tidak sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tuturan, “orang itu tinggi hati”, ucapan penutur kepada seseorang yang tidak mudah mau bergaul.

Tindak tutur atau tindak ujar dalam bahasa Inggrisnya speech act merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik. Karena sifatnya yang sentral, itulah tindak tutur bersifat pokok dalam pragmatik. Pentingnya dan sentranya itu tanpak dalam peranannya bagi analisis topic pragmatic lain. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topic-topik pragmatic lain seperti praanggapan, perikutan, implikator percakapan, prinsif kerjasama, prinsip kesantunan. Kajian pragmatik yang tidak mendasarkan analisisnya pada tindak tutur bukanlah kajian pragmatik dalam arti yang sebenarnya, tanpa perhitungan tindak tutur kajian prakmatik masih berada dipersimpangan.

Page 5: Proposal Penelitian

Menurut Leech (1983) berpendapat “bahwa sebuah tindak tutur hendaknya mempertimbangkan lima aspek situasi yang mencakupi, (1) penutur dan mitra tutur, (2) konteks tutur, (3) tujuan tuturan, (4) tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, (5) tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktifitas.

F. Metodelogi Penelitian

1. Popolasi penelitian

Keseluruhan dari objek penelitian. Apabila seorang ingin meneliti semua yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan penelitian populasi “(Arikunto, 1992:102). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sementara adalah seluruh warga masyarakat yang ada dikelurahan talang jawa RT. 11 Rw 04 Kecamatan Baturaja Barat yang berjumlah 320 orang. Jumlah laki-laki 122 sedangkan jumlah perempuan 198 orang.

2. Sampel

“Sampel adalah sebagian bagian dari populasi yang diteliti (Arikunto,1992: 104) berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa sampel adalah sebagian dari objek yang diteliti, yaitu tindak tutur bahasa kelurahan talang jawa RT !! RW 04 kecamatan baturaja barat untuk menentukan jumlah sampel penelitian ini, peneliti berpedoman pada pendapat arikunto (1992:107) untuk sekedar ancang-ancang apabila subjeknya kurang dari 100, maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Jadi tindak tutur masyarakat talang jawa RT 11 RW 04 kelurahan talang jawa yang menjadi sampel berjumlah 320 X 15 % = 48 orang, untuk menentukan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling. “ini diberi nama demikian karena didalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur dan subjek-subjek dalam populasi hingga dianggap sama (Arikunto, 1992:107) tetapi untuk lebih mudah dalam proses penelitian maka peneliti menjadikan sampel adalah adalah masyarakat yang berumur 20 tahun ke atas dan peneliti memberikan hak yang sama kepada subjek untuk dijadikan sampel.

G. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode cakap dan metode simak. Metode cakap yang dilakukan peneliti berupa percakapan antara peneliti dengan informan yang mengandung arti mengenai analisis tindak tutur bahasa ogan dan metode simak yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dengan jalan menyimak penggunaan bahasa ogan masyarakat tutur di daerah Kelurahan Talang Jawa RT 11 RW 04 Kelurahan Talang Jawa Kecamatan Baturaja Barat

Page 6: Proposal Penelitian

2. Teknik Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu :

- Teknik cakap semuka

Pada pelaksanaan teknik ini peneliti langsung mendatangi daerah penelitian dan melakukan percakapan. Percakapan yang dilakukakan bersumber pada pancingan yang berupa daftar pertanyaan dengan para informan yang digunakan untuk mengetahui analisis tindak tutur bahasa ogan masyarakat tutur Kelurahan Talang Jawa RT 11 RW 04 Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu.

- Teknik sadap

Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak, dimaksudkan pada hakikat penyimakan diwujudkan pada hakikat penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam arti peneliti dalam upaya mendapatkan data melakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan. Dan perlu dikemukakan bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dilakukan menyangkut penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan melakukan penyadapan penggunaan bahasa maka peneliti dapat mengetahui tindak tutur bahasa ogan masyarakat tutur Kelurahan Talang Jawa kecamatan Baturaja Barat baik secara lisan maupun secara tertulis.

H. Langkah kerja/ Jadwal penelitian

Jadwal penelitian ini dilakukan mulai dari awal bulan Maret 2011 sampai akhir Maret 2011, atau biasa dikatakan penelitian ini dilakukan selama sebulan

Daftar Pustaka

M.S. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang. Hak Cipta