Proposal Penelitian

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ – organ serta menghasilkan energi. Sedangkan status gizi diartikan sebagai keadaan gizi seseorang yang diukur atau dinilai pada satu waktu. Penilaian atau pengukuran terhadap status gizi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu cara penilaian atau pengukuran status gizi adalah secara antoprometri yaitu penilaian status gizi berdaqsarkan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Penilaian status gizi ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi status gizi. Ada beberapa klasifikasi umum yang digunakan, diantaranya klasifikasi WHO dengan indikator yang digunakan, meliputi BB/TB, BB/U, dan TB/U. 21 Gizi buruk adalah suatu keadaan yang terjadi ketika bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak cukup mengandung nutrisi (zat gizi) sesuai dengan yang diperlukan oloeh tubuh. Di negara miskin dan berkembang, gizi buruk merupakan faktor penting yang berperan yang berkontribusi ke dalam keasdaan sakit dan kematian. Secara umum gizi buruk 1

description

proposal bayangan

Transcript of Proposal Penelitian

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGGizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ organ serta menghasilkan energi. Sedangkan status gizi diartikan sebagai keadaan gizi seseorang yang diukur atau dinilai pada satu waktu. Penilaian atau pengukuran terhadap status gizi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu cara penilaian atau pengukuran status gizi adalah secara antoprometri yaitu penilaian status gizi berdaqsarkan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Penilaian status gizi ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi status gizi. Ada beberapa klasifikasi umum yang digunakan, diantaranya klasifikasi WHO dengan indikator yang digunakan, meliputi BB/TB, BB/U, dan TB/U.21

Gizi buruk adalah suatu keadaan yang terjadi ketika bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak cukup mengandung nutrisi (zat gizi) sesuai dengan yang diperlukan oloeh tubuh. Di negara miskin dan berkembang, gizi buruk merupakan faktor penting yang berperan yang berkontribusi ke dalam keasdaan sakit dan kematian. Secara umum gizi buruk disebabkan karena asupan makanan yang tidak mencukupi dan penyakit infeksi. Terdapat dua kelompok utama nutrisi (zat gizi) yaitu makronutrien dan mikronutrien. Termasuk didalamnya adalah vitamin dan mineral (Malnutrition, Internasional Institute for Population Sciences, 2000).27

Gizi buruk tidak hanya dihubungkan dengan kekurangan energi dan protein, tetapi juga kekurangan mineral (seperti besi, zinc, dan iodium) dan vitamin (seperti vitamin A), dan biasanya juga dihubungkan dengan kekurangan asam lemak essensial. Salah satu penilaian status gizi buruk berdasarkan klasifikasi status gizi WHO adalah dengan menggunakan indikator TB/U. Istilah gizi buruk dengan indikator TB/U dikenal sebagai stunting (gizi buruk kronis). Pembagian klasifikasi stunting meliputi rendah jika prevalensi stunting di antara anak di bawah 5 tahun < 20 %, sedang jika prevalensi stunting 20-29 %, tinggi jika prevalensi stunting 30-39 %, dan sangat tinggi jika prevalensi stunting 40 %. Stunting yang terjadi pada anak-anak menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik dan mental.23

Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Ada tiga faktor utama penyebab stunting yaitu asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air), riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), dan riwayat penyakit. Secara garis besar penyebab stunting dapat dikelompokkan kedalam 3 tingkatan yaitu tingkat masyarakat, rumah tangga (keluarga), dan individu. Pada tingkat masyarakat, sistem ekonomi; sistem pendidikan; sistem kesehatan; dan sistem sanitasi dan air bersih menjadi faktor penyebab kejadian stunting. Pada tingkat rumah tangga (keluarga), kualitas dan kuantitas makanan yang tidak memadai; tingkat pendapatan; jumlah dan struktur anggota keluarga; pola asuh makan anak yang tidak memadai; pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai; dan sanitasi dan air bersih tidak memadai menjadi faktor penyebab stunting, dimana faktor-faktor ini terjadi akibat faktor pada tingkat masyarakat. Faktor penyebab yang terjadi di tingkat rumah tangga akan mempengaruhi keadaan individu yaitu anak berumur dibawah 5 tahun dalam hal asupan makanan menjadi tidak seimbang; berat badan lahir rendah (BBLR); dan status kesehatan yang buruk.23

Meskipun kematian akibat kekurangan gizi di Amerika Serikat jarang terjadi, di negara berkembang, lebih dari 50% dari 10 juta kematian setiap tahun yang baik secara langsung maupun tidak langsung sekunder kekurangan gizi pada anak-anak muda dari 5 tahun.25

Di Asia, angka kejadian stunting tinggi yaitu sekitar 36 % dengan prevalensi kejadian tertinggi berada di kawasan Asia Selatan. Di Asia Selatan, setengah dari jumlah total anak di bawah 5 tahun mengalami stunted, dimana sekitar 61 juta dari jumlah total anak di bawah 5 tahun yang mengalami stunted terjadi di India.22

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2007 dan 2010) kejadian Stunting pada balita di Indonesia masih sangat tinggi, yaitu 36.8% (18.8% sangat pendek dan 18.0% pendek) pada tahun 2007 dan 35.6% (18.5% sangat pendek dan 17.1% pendek) pada tahun 2010 atau lebih dari sepertiga balita di Indonesia.

Mengacu pada Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, sasaran pembangunan pangan dan gizi pada tahun 2015 yaitu menurunkan prevalensi gizi kurang balita menjadi 15,5% dan prevalensi balita pendek menjadi 32%, artinya sampai tahun 2015 kita masih harus menurunkan 3,6%. Walaupun secara nasional belum mencapai target prevalensi balita pendek, namun sudah ada 11 propinsi yang sudah berhasil mencapai target yaitu Jambi (30,2%), Bangka Belitung (29,0%), Bengkulu (31,6%), Kepulauan Riau (26,9%), DKI Jakarta (26,6%), DI. Yogyakarta (22,5%), Bali (29,3%), Kalimantan Timur (29,1%), Sulawesi Utara (27,8%), Maluku Utara (29,4%) dan Papua (28,3%). 10 kabupaten/kota yang mempunyai prevalensi Balita Pendek dan Sangat Pendek terendah adalah Sarmi (16,7%), Wajo (18,6%), KotaMojokerto (19,0%), Kota Tanjung Pinang (19,3%), Kota Batam ( 20,2%), Kampar (20,4%), Kota Jakarta Selatan (20,9%), Kota Madiun (21,0%), Kota Bekasi (21,5%),dan Luwu Timur (21,7%).

1.2. RUMUSAN MASALAH1. Apa saja faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia di bawah 5 tahun?

1.3. TUJUAN PENELITIAN1.3.1Tujuan UmumUntuk meningkatkan status gizi balita yang mengalami stunting dengan cara mengenal faktor risiko yang terkait

1.3.2Tujuan Khusus1. Mengetahui faktor usia anak yang terkait dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun2. Mengetahui faktor jenis kelamin anak yang terkait dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun3. Mengetahui faktor penyakit Diare kronis yang terkait dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun4. Mengetahui imunisasi yang terkait dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun5. Mengetahui faktor Bayi Berat Lahir Rendah yang terkait dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun6. Mengetahui faktor Asupan makanan (energi dan protein) yang terkait dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun7. Mengetahui pendapatan rumah tangga yang terkait dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun

1.3.3 Manfaat Penelitian1. Manfaat bagi Masyarakat : Meningkatkan kesadaran masyarakat akan faktor-faktor risiko stunting pada anak usia di bawah 5 tahun2. Manfaat bagi Peneliti : Sebagai sumber penelitian yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian sejenis di masa mendatang

1.4. HIPOTESIS PENELITIANHipotesis dalam penelitian sebagai berikut :1. Terdapat hubungan antara usia anak dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun2. Terdapat hubungan antara jenis kelamin anak dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun3. Terdapat hubungan antara penyakit Diare kronis dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun4. Terdapat hubungan antara imunisasi dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun5. Terdapat hubungan antara Bayi Berat Lahir Rendah dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun6. Terdapat hubungan antara Asupan makanan (energi dan protein) dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun7. Terdapat hubungan antara pendapatan rumah tangga dengan kejadian stunting pada anak di bawah usia 5 tahun1.5 . RUANG LINGKUP PENELITIAN1.5.1Ruang Lingkup TempatPuskesmas kelurahan Tomang1.5.2 Ruang Lingkup WaktuRuang lingkup waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Mei 2014

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Gizi2.1.1 Definisi GiziGizi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang makanan, zat gizi yang terdapat dalam makanan, unsur kimia lainnya, serta efek makanan terhadap kesehatan. Sedangkan zat gizi diartikan sebagai unsur kimia yang digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, zat gizi, dan pemeliharaan tubuh agar tetap sehat.1,2

2.1.2 Zat Gizi atau nutrisiTidak semua zat gizi (nutrisi) yang diperlukan oleh tubuh dapat disediakan melalui makanan, ada sebagian dari zat gizi (nutrisi) yang dibuat oleh tubuh itu sendiri. Dikenal zat gizi (nutrisi) essensial dan zat gizi (nutrisi) non-essensial Perbedaan kedua tipe zat gizi (nutrisi) ini adalah pada sumber zat gizi (nutrisi). Nutrisi essensial didapat dari makanan sedangkan nutrisi non-essensial tidak didapat dari makanan, dengan kata lain nutrisi non-essensial terdapat dalam makanan dan digunakan oleh tubuh tetapi bukan merupakan bagian dari makanan.Yang termasuk kedalam nutrisi essensial adalah karbohidrat, protein, lemak,vitamin, mineral, dan air. Dan yang termasuk kedalam nutrisi non-essensial seperti kolesterol, kreatinin, dan glukosa. Nutrisi essensial dikelompokkan lagi menjadi makronutrien dan mikronutrien.1MakronutrienMakronutrien merupakan nutrisi atau zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar, berguna dalam menyediakan kalori atau energi bagi tubuh yang digunakan oleh tubuh untuk proses pertumbuhan, metabolisme, dan menjalankan fungsi tubuh lainnya. Terdapat tiga jenis makronutrien yaitu karbohidrat, protein,dan lemak.1 KarbohidratKarbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Yang termasuk kedalam monosakarida adalah glukosa ( dikenal juga dengan sebutan gula darah atau dekstrosa), fruktosa, dan galaktosa. Disakarida dibentuk dari dua molekul monosakarida, termasuk didalamnya adalah sukrosa (gabungan dari glukosa dan fruktosa), maltosa (gabungan 2 molekul glukosa), dan laktosa (gabungan glukosa dan galaktosa). Polisakarida dikenal sebagai karbohidrat kompleks karena dibentuk oleh struktur kimiawi yang lebih kompleks dibandingkan dengan karbohidrat sederhana, terdiri dari zat tepung atau kanji, glikogen, dan serat. Semua jenis karbohidrat ini kecuali serat memberikan kalori sebesar 4 kalori per gram. Karbohidrat merupakan makronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah paling besar dibandingkan dengan makronutrien lainnya. Menurut Dietary reference Intakes yang dikeluarkan oleh USDA, 45-55 % kebutuhan kalori berasal dari karbohidrat. Karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh, melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi, membantu metabolisme lemak dan protein, penyerapan kalsium, pencernaan (memperlancar defekasi), dan detoksifikasi zat-zat toksik tertentu bila berada di hati.1,3,4 ProteinProtein dapat digunakan oleh tubuh sebagai penghasil energi, dimana protein memberikan kalori sebesar 4 kalori per gram. Namun protein sebagai penghasil energi ini bukan merupakan fungsi yang utama dari protein. Fungsi utama dari protein adalah dalam membangun jaringan seperti otot, tulang, enzim, dan sel darah merah. Protein dibentuk dari rantai asam amino. Asam amino diklasifikasikan menjadi asam amino essensial dan non essensial. Asam amino essensial merupakan asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, hanya dapat dihasilkan melalui makanan. Yang termasuk kedalam asam amino essensial yaitu histidine, isoleucine, leucine, lysine, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Sedangkan asam amino nonessensial merupakan asam amino yang dapat di sintesis oleh tubuh dan tidak dihasilkan dari makanan, terdiri dari alanin, aspargin, asam aspartat, asam glutamik, glutamine, glisin, hidroksiprolin, hidroksilysin, prolin, dan serin.1,2 Lemak Lemak adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Lemak dikenal juga dengan sebutan lipid. Semua lemak merupakan kombinasi dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang berasal dari sumber makanan hewani. Lemak jenuh ini lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan dengan lemak tak jenuh karena lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dan low-density lipoprotein (LDL) dalam darah. Lemak tak jenuh banyak ditemukan didalam minyak sayur. Ada dua jenis lemak tak jenuh yaitu monounsaturated fats (contohnya minyak olive dan minyak canola) dan polyunsaturated fats (contohnya ikan, bunga matahari, jagung, dan minyak yang berasal dari kacang kedelai). Meskipun lemak tak jenuh ini dapat menurunkan kadar kolesterol darah, namun lemak tak jenuh ini banyak menghasilkan kalori sehingga konsumsi lemak tak jenuh ini juga harus dibatasi.5Mikronutrien

Mikronutrien adalah nutrisi atau zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, zat gizi ini memungkinkan tubuh untuk memproduksi enzim, hormon, dan zat kimia lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Termasuk didalamnya adalah vitamin dan mineral.VitaminVitamin merupakan senyawa organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Hingga saat ini telah ditemukan sebanyak 13 jenis vitamin yang diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam air atau larut dalam lemak. Karakteristik yang utama dari vitamin yaitu merupakan zat organik yang hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk metabolisme tubuh dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh, harus dihasilkan melalui makanan .1,2MineralMineral merupakan elemen anorganik yang banyak terdapat di alam, diklasifikasikan menjadi mineral mayor dan mineral minor. Perbedaan dari kedua jenis mineral ini adalah dalam jumlah asupan sehari-hari. Mineral mayor diperlukan tubuh lebih dari 100 mg per hari sedangkan mineral minor diperlukantubuh kurang dari 100 mg per hari. Yang termasuk kedalam mineral mayor adalah kalsium, magnesium, fosfor, potassium (kalium), sodium (natrium), dan klorida. Sedangkan yang termasuk mineral minor adalah kromiun, copper, iodium, besi, fluoride, mangan, selenium, dan seng (zinc). Iodium adalah elemen yang diperlukan dalam memproduksi hormon tiroid. Iodium tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga kebutuhan iodium harus dipenuhi melalui makanan. Jika didalam tubuh tidak cukup terdapat iodin, maka hormon tiroid tidak dapat diproduksi. Kekurangan iodium dapat mengakibatkan goiter, hipotiroid, dan retardasi mental pada bayi dan anak-anak dengan ibu mengalami defisiensi iodine selama kehamilan .6

2.1.2 Status GiziStatus gizi diartikan sebagai keadaan gizi seseorang yang diukur atau dinilai pada satu waktu. Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Komponen penilaian status gizi meliputi asupan pangan, pemeriksaan biokimiawi, pemeriksaan klinis dan riwayat mengenai kesehatan, pemeriksaan antropometris, dan data psikososial. Anamnesis tentang asupan pangan merupakan tahap penilaian status gizi yang paling sulit. Komponen anamnesis asupan pangan mencakup ingatan pangan 24 jam, kuesioner frekuensi pangan, riwayat pangan, catatan pangan, pengamatan, dan konsumsi pangan keluarga.a. Ingatan pangan 24 jam diartikan sebagai kegiatan mengingat kembali dan mencatat jumlah serta jenis pangan dan minuman yang telah dikonsumsi selama 24 jam. Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang paling banyak dan paling mudah digunakan.b. Kuesioner frekuensi pangan (Food frequency Questionnaire/FFQ). Tujuan mengisi FFQ adalah melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam. Data yang didapat dengan FFQ merupakan data frekuensi yakni beberapa kali sehari, seminggu, atau sebulan. Pada umumnya FFQ digunakan untuk meranking orang berdasarkan besaran asupan zat gizi, tetapi tidak dirancang untuk memperkirakan asupan secara absolut. Kelemahan cara ini adalah tidak dapat menghasilkan data kuantitatif tentang asupan pangan karena pangan yang disantap tidak diukur dan pengisian kuesioner hanya mengandalkan ingatan.c. Riwayat pangan (dietary history). Dengan cara ini data yang diperoleh akan lebih lengkap. Keterangan yang didapat melalui metode ini adalah keadaan ekonomi, kegiatan fisik, latar belakang etnis dan budaya, pola makan dan kehidupan rumah tangga, nafsu makan, kesehatan gigi dan mulut, alergi makanan dan makanan yang tidak disukai, keadaan saluran pencernaan, penyakit menahun, obat yang digunakan, perubahan berat badan, serta masalah pangan dan gizi. Metode riwayat pangan ini merupakan penerapan ketiga komponen anamnesis asupan pangan yaitu ingatan pangan 24 jam, kuesioner frekuensi pangan, dan catatan pangan.

d. Catatan pangan (food records). Catatan pangan harus rinci termasuk bagaimana cara makanan dipersiapkan dan dimasak.e. Pengamatan. Pengamatan langsung terhadap apa yang dimakan merupakan cara yang paling tepat, meskipun membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih tinggi. Cara ini cocok diterapkan pada pasien rawat inap di rumah sakit.f. Konsumsi pangan keluarga. Cara ini meliputi kunjungan keluarga secara berkala dengan mencatat jumlah, serta jenis bahan makanan yang dibeli dan mencatat lamanya bahan tersebut habis. Cara ini lazim digunakan dalam penelitian survei.Pemeriksaan antropometris merupakan pemeriksaan yang berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Parameter pemeriksaan antropometris meliputi umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, dan jaringan lunak. Cara pemaparan indikator antropometris meliputi persentase, persentil, dan z-skor atau simpangan baku terhadap nilai median acuan. Sedangkan indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indeks antropometri ini berguna dalam pengklasifikasian status gizi.21Dalam menentukan klasifikasi status gizi diperlukan ukuran baku atau reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS yaitu penggolongan status gizi berdasarkan indikator BB/TB, BB/U, dan TB/U.21

2.2 Stunting2.2.1 Definisi StuntingStunting atau malnutrisi kronik merupakan bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan. Definisi lain menyebutkan bahwa pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Kategori status gizi berdasarkan indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) anak umur 0-60 bulan dibagi menjadi sangat pendek, pendek norma tinggi. Sangat pendek jika Z-score < -3 SD, pendek jika Z-score -3 SD sampai dengan -2 SD normal jika Z-score -2 SD sampai dengan 2 SD dan tinggi jika Z-score > 2 SD. Seorang anak yang mengalami kekerdilan (stunted) sering terlihat seperti anak dengan tinggi badan yang normal, namun sebenarnya mereka lebih pendek dari ukuran tinggi badan normal untuk anak seusianya. Berdasarkan ukuran tinggi badan, seorang anak dikatakan stunted jika tinggi badan menurut umur kurang dari -2 z score berdasarkan referensi internasional WHO-NCHS. Stunting menggambarkan kegagalan pertumbuhan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, dan dihubungkan dengan penurunan kapasitas fisik dan psikis, penurunan pertumbuhan fisik, dan pencapaian di bidang pendidikan rendah.23,242.2.2 EpidemiologiSatu dari tiga anak di Negara berkembang dan miskin mengalami stunted, dengan jumlah kejadian tertinggi berada di kawasan Asia Selatan yang mencapai 46 % disusul dengan kawasan Afrika sebesar 38 %, sedangkan secara keseluruhan angka kejadian stunted di Negara miskin dan berkembang mencapai 32 %. Stunting ini disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama dan frekuensi menderita penyakit infeksi. Akibat dari stunting ini meliputi perkembangan motorik yang lambat, mengurangi fungsi kognitif, dan menurunkan daya berpikir.8 Di Indonesia, diperkirakan 7,8 juta anak berusia dibawah 5 tahun mengalami stunting, data ini berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF dan memposisikan Indonesia masuk kedalam 5 besar negara dengan jumlah anak di bawah 5 tahun yang mengalami stunting tinggi. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan angka kejadian stunting secara nasional sebesar 36,7 % yang berarti 1 dari 3 anak d ibawah 5 tahun mengalami stunted. Meskipun telah terjadi penurunan angka kejadian stunting pada Riskesdas 2010 menjadi 35,7 %, namun di beberapa Provinsi di Indonesia terutama di kawasan timur Indonesia menunjukkan peningkatan angka kejadian stunting.24

2.2.3 Penyebab StuntingPendidikan IbuPenelitian mengenai hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting yang dilakukan di Kenya memberikan hasil bahwa anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang berpendidikan beresiko lebih kecil untuk mengalami malnutrisi yang dimanifestasikan sebagai wasting atau stunting daripada anak- anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak berpendidikan. Hasil yang sama juga diperlihatkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Mesir, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, resiko anak yang dilahirkan stunted semakin kecil. Glewwe (1999) menjelaskan mengenai mekanisme hubungan antara pendidikan ibu dengan kesehatan anak. Glewwe berpendapat bahwa mekanisme hubungan pendidikan ibu dengan kesehatan anak terdiri dari tiga yaitu pengetahuan tentang kesehatan, pendidikan formal yang diperoleh ibu dapat memberikan pengetahuan atau informasi yang berhubungan dengan kesehatan; kemampuan melek huruf dan angka yang diperoleh dari pendidikan formal memberikan kemampuan kepada ibu dalam membaca masalah kesehatan yang dialami oleh anak dan melakukan perawatan; dan pajanan terhadap kehidupan modern, pendidikan formal menjadikan ibu lebih dapat menerima pengobatan modern. Dalam masyarakat dimana proporsi ibu berpendidikan tinggi, memungkinkan untuk menyediakan sanitasi yang lebih baik, pelayanan kesehatan dan saling berbagi pengetahuan, informasi mengenai kesehatan. Grossman dan Kaestner (1997) juga mengatakan bahwa ibu yang berpendidikan akan lebih mudah menerima dan memproses informasi kesehatan dibandingkan dengan ibu yang tidek berpendidikan18,19,20

Usia AnakMenurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), umur adalah lama waktu hidup seja seseorang dilahirkan. Umur merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan jumlah asupan yang dikonsumsi anak, sehingga makanan yang dikonsumsi anak akan sesuai dengan usianya , tidak kekurangan dan kelebihan karena apabila anak mengkonsumsi makanan kurang dari jumlah yang seharusnya secara akumulatif, anak tersebut bisa menjadi terlalu kurus atau bahkan sampai mengalami kekurangan energy protein (KEP), sementara apabila terlalu berlebihan, anak akan menjadi kegemukan bahkan ada yang sampai mengalami obesitas. Semakin bertambah umur, kebturuhan zat gizi seseorang relatif lebih rendah tiap kilogram berat badannya.21,25,277

Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor internal yang menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi seseorang dimana laki-laki lebih banyak membutuhkan energy dan protein dibandingkan dengan perempuan karena diasumsikan anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan perempuan.27ImunisasiImunisasi merupakan suatu proses yang menjadikan seseorang kebal atau dapat melawan terhadap penyakit infeksi. Pemberian imunisasi biasanya dalam bentuk vaksin. Vaksin merangsang tubuh untuk membentuk sistem kekebalan yang digunakan untuk melawan infeksi atau penyakit. Ketika tubuh kita diberi vaksin atau imunisasi, tubuh akan terpajan oleh virus atau bakteri yang sudah dilemahkan atau dimatikan dalam jumlah yang sedikit dan aman. Kemudian sistem kekebalan tubuh akan mengingat virus atau bakteri yang telah dimasukkan dan melawan infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri tersebut ketikamenyerang tubuh kita di kemudian hari .13,28Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)Berat bayi lahir rendah (BBLR) diartikan sebagai berat bayi ketika lahir kurang dari 2500 gram dengan batas atas 2499 gram. (WHO). Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR terutama yang berkaitan dengan ibu selama masa kehamilan. Berat badan ibu kurang dari 50 kg, keluarga yang tidak harmonis termasuk didalamnya adalah kekerasan dalam rumah tangga dan tidak adanya. dukungan dari keluarga selama masa kehamilan, gizi ibu buruk terutama selama masa kehamilan, kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7 kg, infeksi kronik, tekanan darah tinggi selama kehamilan, kadar gula darah ibu tinggi selama kehamilan, merokok, alcohol, dan genetic merupakan beberapa faktor penyebab bayi yang dilahirkan BBLR.17,29Asupan Makanan (Konsumsi Energi dan Protein)Asupan makanan berkaitan dengan kandungan nutrisi (zat gizi) yang terkandung didalam makanan yang dimakan. Dikenal dua jenis nutrisi yaitu makronutrisi dan mikronutrisi. Makronutrisi merupakan nutrisi yang menyediakan kalori atau energi, diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme, dan fungsi tubuh lainnya. Makronutrisi ini diperlukan tubuh dalam jumlah yang besar, terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Nutrisi (zat gizi) merupakan bagian yang penting dari kesehatan dan pertumbuhan. Nutrisi yang baik berhubungan dengan peningkatan kesehatan bayi, anak-anak, dan ibu, sistem kekebalan yang kuat, kehamilan dan kelahiran yang aman, resiko rendah terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit jantung, dan umur yang lebih panjang.11,29,30Tanpa nutrisi yang baik akan mempercepat terjadinya stunting selama usia 6-18 bulan, ketika seorang anak berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan perkembangan otak hampir mencapai 90 % dari ukuran otak ketika anak tersebut dewasa. Periode-periode ini merupakan periode dimana mulai diperkenalkannya makanan pendamping ASI.15,30Pendapatan Rumah TanggaPendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.31Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tanggaselama jangka waktu tertentu. (Samuelson dan Nordhaus, 2002).32 Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi.32

Tinggi badan/Panjang Badan menurut umurTinggi badan memberikan gambaran pertumbuhan tulang yang sejalan dengan pertambahan umur. Berbeda dengan berat badan, maka tinggi badan tidak banyak terpengaruh oleh keadaan yang mendadak. Tinggi badan pada suatu waktu merupakan hasil pertumbuhan secara komulatif semenjak lahir, dan karena itu memberikan gambaran riwayat status gizi masa lalu. Indeks TB/U juga sangat tergantung pada ketepatan umur.35 Ukuran Tinggi Badan digunakan untuk anak umur diatas 24bulan yang diukur berdiri. Bila anak berumur lebih dari 24 bulan diukur terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm. Sedangkan Panjang badan digunakan untuk anak umur 0- 24 bulan yang diukur terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur berdiri maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7 cm. Menurut WHO (Z score) bila Tinggi badan atau panjang badan menurut umur +3 SD

NominalCDC. 2000.26

Pendidikan ibuStatus pendidikan formal tertinggiyang telah ditamatkan oleh ibu responden

Ijazah ibuMenggabungkan beberapa jenjang pendidikan yang setara ke dalam satu kelompok

Rendah = di bawah SMA

Sedang = SMA ke atasNominal

Ritkesdas 2010.29

VariabelDefinisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala UkurReferensi

Pendapatan rumah tanggaBiaya yang digunakan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan, baik yang berasal dari pemberian, pembelian, maupun produksi sendiri dibagi dengan jumlah seluruh rumah tangga dalam rumah tangga tersebutKuesionerWawancarapendapatan rendah 2.200.000NominalPergub Prov DKI Jakarta No. 189 Tahun 2012.7

VariabelDefinisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala UkurReferensi

UmurUsia atau lama waktu hidup respondendihitung dalam bulan sejak lahir sampai ulang bulan terakhirAkta Kelahiran

wawancara0 = 12 - 36 bulan1 = 37 - 59 bulan

NominalRitkesdas 2010.29

Jenis KelaminIdentitas yang dibedakan secara fisik berdasarkan organ genitalia eksternal

Akta KelahiranWawancara

0 = perempuan1 = laki lakiNominal

Ritkesdas 2010. 29

Imunisasi dasarPemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan, meliputi hepatitis B, BCG, polio, DPT, dan campakKMSImunisasi dasar diukur terhadap responden yang berumur 9 bulan ke atas dengan memperhatikan apakah responden menerima kelima jenis imunisasi dasartidak menerima imunisasi dasarmenerima imunisasi dasarNominalIDAI 2013.14

VariabelDefinisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala UkurReferensi

Asupan Makanan Energi Total Jumlah konsumsi energi total darimakanan dalam kkal/hari kemudiandibandingkan dengan angka kecukupan energi yang dianjurkan menurut umur.Kuesioner

wawancara

0 = Cukup, konsumsi energi 80% AKG1 = Kurang, konsumsi energi< 80% AKG(WNPG, 2004)NominalRitkesdas 2010. 29

Berat Bayi Lahir RendahBerat Bayi saat Lahir kurang dari 2500 gramKMS dan kuesionerMelihat KMS dan wawancara BBLR tidak BBLRNominal WHO 2013.32

BAB IVMETODE PENELITIAN

4.1JENIS PENELITIANPenelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010. Desain yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan desain Riskesdas 2010 yaitu cross sectional. Variabel independen dan dependen diukur pada saat bersamaan pada waktu Riskesdas berlangsung.

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN4.2.1Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Puskesmas Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan.4.2.2Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan sejak bulan November 2013 Desember 2013.

4.3 INSTRUMEN PENELITIAN

No.INSTRUMENFUNGSI INSTRUMENRUJUKAN

1. Timbangan DacinUntuk mengetahui berat badanCDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

2. Stature meter Untuk mengetahui tinggi badan CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

3. KMSUntuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasarIDAI. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Available from: http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Jadwal_Imunisasi_IDAI2011.pdf . Accessed on: September, 26th 2013.

BAB VDAFTAR PUSTAKA

1. Brown JE. Nutrition through the life cycle (2nd ed). USA : Wadsworth,2002.2. Whortington-Roberts BS, William SR. Nutrition throughtout the life cycle (4th ed). Singapore : McGraw-Hill,2000.3. Hutagalung H.Karbohidrat. 2004. Available at : http://Library.usu.ac.id/download/fk/gizi-halomoan4. McKinley Health Center. Macronutrients : the importance of carbohydrate, protein and fat. 2008. Available at : http://www.mckinley.illinois.edu/handouts.macronutriens.htm5. Mayoclinic.Dietary fats : know which types to choose.2011. Available at : http://www.mayoclinic.com/health/fat/NU002626. American Thyroid Association.Iodine Deficiency. 2011. Available at: http://www.thyroid.org/patients/patient_brochures/iodine_deficiency.html7. Arisman. Gizi dalam daur kehidupan : buku ajar ilmu gizi , ed. 2. Jakarta : EGC, 2008.8. UNICEF. Progress for Children.2007. Available at : http://www.unicef.org/publications/files/Progress_For_Children_No_6_Revised.pdf9. Water and Sanitation Program -East Asia and The Pasific. Buku Penuntun Opsi Sanitasi yang terjangkau untuk daerah spesifik. Available at : http://www.wsp.org/wsp/sites/wsp.org/files/publications/wsp10. WHO. 10 facts on Sanitation. 2011. Available at : http://www.who.int/features/factfiles/sanitation/en/index.html11. WHO. Nutritions : Complementary feeding.2011. available at : http://www.who.int/nutrition/topics/complementary feeding/en/index.html12. UNICEF. Complementary Feeding. 2008. Available at : http://www.unicef.org/nutrition/index_24826.html13. Immunizations-general overview.2010. Available at : http://health.nytimes.com/health/guides/specialtopic/immunizations-general-overview/overview.html14. UNICEF. Low birthweight : country, regional, and global estimate.2004. Available at: http://www.unicef.org/publications/files/low_birthweight_from_EY.pdf15. Children at Risk of stunting and wasting. Available at : http://www.dairyglobalnutrition.org/content.cfm?ItemNumber=8837416. Depkes RI.Sistem Kesehatan Nasional. 2004. Available at : http://www.depkes.go.id/downloads/SKN+.PDF17. Reyes L,Manalich R. Long term consequences of low birth weight.2005. Available at: http://www.nature.com/ki/journal/v68/n97s/pdf/4496408a.pdf18. Abuya AA,Kimani KJ,Elijah OO. Influence of maternal educationon child health in Kenya.2010. Available at : http://paa2010.princeton.edu/download.aspx?submissionId=10018219. Frost MB, Forste R, Haas DW.Maternal education and child nutritional status in Bolivai : finding links. Social science and Medicine,60,395-407.2005. Available at : http://www.hawaii.edu/hivandaids/Maternal_Educations_and_Child_Nutritional_Status_in_Bolivia_Finding_the_Links.pdf20. Shrestha SS, Findeis JL. Maternal human capital and childhood and stunting in Nepal.2007.Available at : http://ageconsearch.umn.edu/bitsream/9723/1/sp07sh02.pdf21. Supriasa DN ,Bakri B,Fajar I.Penilaian Status Gizi.Jakarta : Buku Kedokteran,2001.22. UNICEF, WFP,WHO.Asia-Pacific Regional Workshop on the reduction of Stunting Through Improvement of Complementary Feeding and Maternal Nutrition.2010.Available at : http://www.unicef.org/eapro/WorkshopReport_ReductionOfStunting_2010-06-07_FINAL.pdf23. UNICEF. Improving Child Nutrition.2013. Available at : http://www.unicef.org/media/files/nutrition_report_2013.pdf24. UNICEF INDONESIA. Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak.2012. Available at : http://www.unicef.org/indonesia/id/A6_-_B_Ringkasan_Kajian_Gizi.pdf25. Medscape. Malnutrition. Author: Harohalli R Shashidhar; Chief Editor: Jatinder Bhatia, MBBS.2013. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/985140-overview#aw2aab6b2b5aa26. Dinkes DIY. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta: Dinas Kesehatan,2008.27. Muljati S, dkk. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Underweight pada usia anak 24-59 bulan di Nanggroe Aceh Darussalam Analisis data surkesda NAD 2006. Bogor : Puslitbang Gizi Bogor,2008.28. Hartriyanti, Triyanti. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta :Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM-UI,2009.29. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,2003.

30. Zein U.Diare Infeksius pada Dewasa.2004. Available at : http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar4.pdf

31. Wiryani NGP C, Wibawa D N. Pendekatan Diagnostik dan Terapi Diare Kronis. 2007. Available at : http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/viewFile/3815/2811

32. Universitas Sumatera Utara. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha Industri kecil.2011. Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16789/4/Chapter%20II.pdf

33. Kurniawan AS.TuberkulosisParu.2009.Available at: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved=0CFcQFjAG&url=http%3A%2F%2Flontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F124275-S-5793-Rancangan%2520cetak-Literatur.pdf&ei=WN2nUvCyIcG4rAf67IAg&usg=AFQjCNG4SpPKg3xgd2Sz4s8XTqFN01xqoQ&sig2=WzH1nGDyQzMVJ2wM2LgeMw34. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.2010. Available at : http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/11/buku-sk-antropometri-2010.pdf35. Institut Pertanian bogor. Status Gizi dan pengukurannya. 2011. Available at : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53715/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4