PROPOSAL PENELITIAN

48
PROPOSAL PENELITIAN A. JUDUL: B. LATAR BELAKANG Dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai cita-cita bangsa Indonesia yakni mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah sangat diharapkan pada lembaga- lembaga pendidikan di Indonesia. Prestasi siswa dalam lembaga pendidikan pada umumnya, khususnya pada sekolah merupakan banyak tumpuan harapan bagi orang tua, siswa dan masyararakat untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan sifat pribadi sebagai bekal hidup dunia dan akhirat nanti. Pada hakekatnya pendidikan merupakan bimbingan, arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri disini memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Proses pendidikan terjadi jika terjalin pergaulan 1 KOMPETENSI GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SMP DAN MTS DI KECAMATAN SURALAGA LOMBOK TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

description

Kumpulan Skripsi Pendidikan

Transcript of PROPOSAL PENELITIAN

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN

A. JUDUL:

B. LATAR BELAKANG

Dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai cita-cita bangsa

Indonesia yakni mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa adalah sangat diharapkan pada lembaga-lembaga

pendidikan di Indonesia. Prestasi siswa dalam lembaga pendidikan pada

umumnya, khususnya pada sekolah merupakan banyak tumpuan harapan

bagi orang tua, siswa dan masyararakat untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan, sikap dan sifat pribadi sebagai bekal hidup dunia dan akhirat

nanti.

Pada hakekatnya pendidikan merupakan bimbingan, arahan dari

orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri

disini memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Proses pendidikan terjadi

jika terjalin pergaulan antara anak didik, sehingga pendidik mengetahui

gejala yang nampak pada raut muka anak didiknya (Zainal, 2007: 14).

Guru pengajar adalah salah satu tugasnya menyampaikan materi

kepada siswa, sementara siswa berhak sekaligus berkewajiban menerima

materi disampaikan oleh guru. Kegiatan belajar di Sekolah pada umumnya

terjadi manakalah ada interaksi secara langsung antara guru dan siswa.

Keberhasilan interaksi tersebut salah satu faktor, tergantung pada bahasa

1

KOMPETENSI GURU ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SMP DAN MTS DI KECAMATAN SURALAGA LOMBOK TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN

yang digunakan guru ketika proses belajar berlangsung. Makin pesatnya

perkembangan dari berbagai ilmu pengetahuan manusia di dunia ini, dan

makin bertambahnya kompleks masalah-masalah dalam kehidupan manusia

dan tata susunan masyarakat.

Bersamaan dengan itu kita lihat pula perkembangan usaha-usaha

manusia dalam bidang pendidikan dan persekolahan pada umumnya, baik

kuantitatif maupun kualitatif. Jumlah dan jenis sekolah makin banyak

beredar dan bermacam-macam, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat.Bahkan di dalam dunia pendidikan selalu terjadi usaha

pengembangan untuk meningkatkan mutu pendidikan, dengan program

pemerintah untuk standarisasi mutu pendidikan secara nasional, diperlukan

suatu evaluasi belajar secara nasional, menjadikan pihak siswa dan orang tua

berkeinginan agar anaknya berhasil dalam belajar.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya komponen

yang mendukung, yang salah satunya adalah guru yang profesional. Guru

sebagai kunci keberhasilan pendidikan, karena keberadaan guru sangat

berpengaruh terhadap semua sumber daya pendidikan yang ada. Berbagai

sumber daya pendidikan seperti, sarana dan prasarana, biaya, teknologi,

informasi, siswa dan orang tua siswa dapat berfungsi dengan baik apabila

guru memiliki kemampuan yang baik pula dalam menggunakan semua

sumber daya yang ada. Menurut Uzer Usman (2005: 15), guru profesional

adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

2

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN

dengan kemampuan maksimal. Sedangkan menurut Rice dan Bishoprick

(1971), guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri

dalam melaksanakan tugas sehari–hari (Bafadal, 2003: 5).

Seorang guru profesional harus memiliki beberapa kompetensi, yaitu

kompetensi intelektul, kompetensi fisik, kompetensi pribadi, kompetensi

sosial dan kompetensi spiritual (Tilaar, 2002: 338). Kualitas pendidikan akan

terwujud jika proses belajar mengajar di kelas berlangsung dengan baik,

dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar telah melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai evaluasi

pembelajaran secara terpadu. Kualitas guru dapat dilihat dari tiga indikator

yaitu: Kemampuan umum, persepsi terhadap profesi guru, dan Sikap sebagai

guru (Arikunto, 2006: 220). Menurut Indra Djati Sidi (2001), yang temasuk

dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah kemampuan guru dalam

mengelola proses belajar mengajar di kelas, dimana fungsi guru tidak

menjadi satu-satunya sumber belajar, tetapi beralih sebagai pelatih (coach),

pembimbing (counselor), dan manajer belajar (learning teacher) (Syaukani:

2002: 51).

Secara ideal guru yang diharapkan adalah guru yang memiliki

keberdayaan untuk mampu mewujudkan kinerja dalam melaksanakan fungsi

dan perannya secara profesional. Perwujudan tersebut terutama tercermin

melalui keunggulannya dalam mengajar, hubungan dengan siswa, hubungan

dengan sesama guru, hubungan dengan pihak lain, sikap dan ketrampilan

profesionalnya. Kenyataan dilapangan dan berdasarkan hasil survei

3

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN

pendahuluan di sekolah yang akan di jadikan objek penelitian, peneliti

menemukan data jumlah guru pengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial belum sesuai antara pendidikan dengan bidang pekerjaan.

Dari permasalahan yang terungkap diatas, maka peneliti menduga

berhasil atau tidaknya guru ditentukan oleh kompetensi guru dalam

menyampaikan materi pelajaran yang diajarkan pada peserta didiknya.

Kompetensi adalah sejumlah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang

dan digunakan untuk memecahkan permasalahan baik yang dialami diri

sendiri maupun di lingkungan. Sehingga dengan berfikir secara rasional ini

seorang guru akan mampu untuk bertindak secara terarah dan menghadapi

lingkungannya secara efektif.

Semakin berkopetensi seorang guru maka semakin tinggi pula

keberhasilan yang dicapai, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan latar

belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai

Kompetensi Guru Ilmu Pengetahuan Sosial Pada SMP dan MTS di

Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan judul dan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan

suatu permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kompetensi guru ilmu pengetahuan sosial pada SMP dan MTS

di Kecamatan Suralaga ?.

4

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN

2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan kompetensi

guru ilmu pengetahuan sosial pada SMP dan MTS di Kecamatan

Suralaga ?.

3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam

meningkatkan kompetensi guru pada SMP dan MTS di kecamatan

Suralaga ?.

D. BATASAN MASALAH

Suatu penelitian biasanya muncul berbagai masalah yang

membutuhkan pemecahan dan masalah tersebut menimbulkan kesulitan bagi

peneliti. Mengingat keadaan peneliti yang serba terba tas, maka perlu adanya

pembatasan masalah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian. Hal

ini penting agar masalah yang dikaji jelas dan dapat menggerakkan

perhatiannya dengan cepat.

Pembatasan masalah akan memudahkan peneliti dalam

pembahasannya, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan dengan tepat

dan hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini

masalah yang diteliti perlu dibatasi agar tidak meluas pembahasannya. Hal ini

disebabkan oleh karena kualitas penelitian tidak terletak pada keluasan

masalah yang diteliti, tetapi pada kedalaman pengkajian masalahnya. Untuk

memperjelas pemahaman tentang variabel -variabel yang terkait dalam

penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan untuk pembatasan

masalah yang ada yaitu :

1. Penelitian ini hanya dilaksanakan di SMP Islam Sa'adatuddarain NW

5

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN

Majuwet.

2. Penelitian ini terbatas pada guru IPS di SMP Islam Sa'adatuddarain NW

Majuwet.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada kompetensi guru mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial pada SMP dan MTS dikecamatan Suralaga.

E. TUJUAN PENELITIAN

Setiap sesuatu yang dilakukan apapun itu pasti mempunyai dan

menghendaki tujuan. Tidak terkecuali pada penelitian ini, bahwa tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Ingin mengetahui kompetensi guru ilmu pengetahuan sosial pada SMP dan

MTS di Kecamatan Suralaga.

2. Ingin mengetahui hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan

kompetensi guru ilmu pengetahuan sosial pada SMP dan MTS di

Kecamatan Suralaga.

3. Ingin mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi hamabatan

dalam meningkatkan kompetensi guru pada SMP dan MTS di

kecamatan Suralaga.

F. MANFAAT PENELITIAN

Adapun mamfaat dari penelitian ini adalah terbagi menjadi dua bagian

yaitu:

1. Mamfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak khazanah ilmu

pengetahuan terutama dalam pengembangan kompetensi guru pada

6

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada SMP dan MTS di

Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menarik minat peneliti lain untuk

mengadakan penelitin asfek-asfek yang belum terjangkau dalam

penelitian ini.

2. Mamfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan berkompetensinya guru dalam menyampaikan materi

pelajaran yang diajarkan maka siswa akan semakin termotivasi dalam

belajar khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan

umumnya mata pelajaran yang lain.

b. Bagi Guru

Agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih

efektif dan efesien dalam setiap pengajaran dan penyampaian setiap materi

yang diberikan sehingga dapat di capai prestasi yang optimal melalui

pelaksanaan supervisi kepala sekolah.

c. Bagi Sekolah

Untuk lebih meningkatkan kualitas sekolah atau madrasah, sebab

dengan adanya penelitian ini nantinya madrasah akan lebih memperhatikan

lagi tentang pentingnya kompetensi guru dalam melaksanakan kegiatan

proses belajar mengajar.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini nantinya diharafkan dapat memperluas

wawasan dan pengetahuan yang ada pada peneliti tentang kompetensi guru

7

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN

pada masing-masing mata pelajaran.

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Penegasan Pengertian Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari penafsiran

istilah-istilah yang beragam dan memberikan gambaran yang lebih jelas.

Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

a. Kompetensi

Kompensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung

jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan

tertentu (kurikulum, 2006: 30)

b. Guru

Guru adalah figur manusia yang mempunyai tugas dan tanggung

jawab dalam hal mengajar, mendidik, melatih, dan membimbing

dalam upaya menciptakan manusia-manusia yang memiliki bobot

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bagi dirinya merupakan

bekal yang sangt berharga dalam menjalankan kehidupan di muka

bumi ini (Rusyan, 2010: 20).

c. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bagian kurikulum sekolah

yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang

terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, georafi, sosiologi,

8

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN

antropologi, dan psikologi sosial (http.// massofa.wordpress.com /

2010 /12/09/pengertian IPS).

2. Landasan Teori

a. Teori Tentang Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Menurut Muslim(2010) Kompetensi merupakan perpaduan

dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Muslim,

2010: 144).

Sedangkan menurut Fink dan Cruncilton (1979) dalam

Muslim mengartikan bahwa kompetensi adalah penguasaan

terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Muslim, 2010: 155).

Dari kedua pendapat tersebut bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi adalah suatu penegetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-

perilaku yang kongnitif, afektif, dan psikomotorik dengan

sebaik-baiknya.

Hamalik (2010) menyatakan bahwa guru adalah pribadi

kunci dalam proses belajar mengajar, karena besar pengaruhnya

terhadap prilaku dan belajar para siswa, yang memiliki

kecenderungan meniru dan beridentifikasi (Hamalik, 2010: 196).

9

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN

Sedangkan Hamdani (2012) mengemukakan bahwa guru adalah

pelaksana pengajaran dan pelatihan serta bertanggung jawab

memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan belajar

mengajar (Hamdani, 2012: 43).

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa

guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada adak didik disekolah.

Kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung

jawab dan layak (Muhibbinsyah, 2000: 230).Sedangkan menurut

muslim menyatakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

bertanggung jawab dan layak (Muslim, 2010: 178).

2. Macam-macam kompetensi guru

Adlan mengemukakan bahwa kompetensi guru dibagi dalam

tiga bagian yaitu: (1) kompetensi kognitif, yaitu kemampuan

dalam bidang intelektual, seperti pengetahuan tentang belajar

mengajar, dan tingkah laku individu, (2) Kompetensi afektif,

yaitu kesiapan dan kemampuan guru dalam berbagai hal yang

berkaitan dengan tugas profesinya, seperti menghargai

pekerjaannya, mencintai mata pelajaran yang dibinanya, dan (3)

kompetensi perilaku, yaitu kemampuan dalam berperilaku,

seperti membimbing dan menilai (Adlan, 2000: 32).

10

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN

Sedangkan sudjana dalam hamdani mengumukakan empat

macam kompetensi guru yaitu a). Merencanakan program, b).

Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, c).

Menilai kemampuan proses belajar mengajar, d). Menguasai

bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau

mata pelajaran yang dipegangnya/dibinanya (Rusyan, 2010: 26).

3. Syarat-syara menjadi seorang guru

Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik

dan berhasil tentu saja diperlukan syarat-syarat yang harus

dimiliki oleh seorang guru.

Menurut Rusyan mengemukakan bahwa guru harus

memiliki tiga kemampuan diantaranya:

a. Bidang pengetahuan (knowledge), guru dituntut untuk

menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya, tata

cara penyampaian materi pelajaran, memahami bakat,

minat, kebutuhan, dan karakteristik siswa yang menjadi

anak didiknya berdasarkan potensi yang dimilikinya,

menguasai penggunaan alat-alat pelajaran, memiliki

pengetahuan mengenai sistem penilaian, administrasi

pendidikan dan memiliki pengetahuan tentang

kemasyarakatan.

b. Bidang keterampilan (skill), yaitu guru dituntut untuk

memiliki keterampilan yang berhubungan dengan ilmu

11

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN

yang diajarkannya, misalnya cara mengkomunkasikan

materi pelajaran kepada anak didik, memotivasi belajar

siswa, menggunakan metode pengajaran, membuat program

dan persiapan mengajar, serta administrasi sekolah/kelas

lainnya.

c. Bidang sikap (attidude), guru dituntut untuk memiliki

sikap-sikap positif mengenai berbagai hal yang berkaitan

dengan pendidikan sehingga ia menjadi anutan, panutan

dan teladan di mata anak-anak didiknya.

Sedangkan menurut gordon (1988) dalam Muslim

mengemukakan enam asfek atau ranah yang menjadi syarat oleh

seorang guru diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan (Knoledge) yaitu kesadaran dalam bidang

kongnitif, misalnya seorang guru mengetahui cara

melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana

melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai

dengan kebutuhannya.

b. Pemahaman (Understanding) yaitu kedalaman kongnitif,

dan efektif yang dimiliki individu. Misalnya seorang guru

yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki

pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi

peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secra

efektif dan efesien

12

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN

c. Kemampuan(skill): adalah sesuatu yang dimiliki oleh

individu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang

dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam

memilih,dan membuat alat peraga sederhana untuk

memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik

d. Nilai (value): adalah suatu setandar perilaku yang telah

diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri

seseorang. Misalnyastandar perilaku guru dalam

pembelajaran ( kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan

lain-lain:

e. Sikap (attitude): yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-

tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang

datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisisd ekonomi,

perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagaenya: dan

f. Minat (interst): adalah kecenderungan seseorang untuk

melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk

mempelajari atau melakukasn sesuatu (Muslim, 2010: 146).

4. Peran guru dalam proses belajar mengajar

Selanjutnya Rusyan (2000: 35-37) mengemukakan bahwa

peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi :

a. Guru Sebagai Informator, Fasilitator dan Mediator

Guru sebaga mediator maksudnya adalah guru harus

memberikan penjelasan tentang kegiatan belajar yang akan

dilaksanakan serta persiapan-persiapan yang harus dilakukan.

13

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN

Sedangkan guru Sebagai Fasilitator maksudnya adalah guru

harus memberi jalan kemudahan kepada siswa dalam

memecahkan suatu masalah pelajaran. Begitu pula guru

Sebagai Motivator maksudnya guru harus dapat atau mampu

membangkitkan minat belajar siswa.

b. Guru sebagai evaluator

Dalam proses belajar mengajar guru harus dapat menjadi

seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai

atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup

tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui

kegiatan evaluasi atau penilaian. Dengan penilaian, guru dapat

mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa

terhadap pelajaran, serta ketetapan atau keefektifan metode

mengajar.

c. Guru sebagai planner (perencana).

Sebagai planner artinya bahwa guru bertugas

merencanakan segala sesuatu sebelum kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan.

d. Guru sebagai pendiagnostik

Sebagai pendiagnostik maksudnya guru harus mengetahui

dan menganalisis segala atau masalah yang menjadi

penghambat kemajuan belajar siswa

14

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN

e. Guru sebagai konservator.

Maksudnya guru harus mampu memelihara nilai-nilai

yang menjadi warna kedewasaan anak, karena pada

hakikatnya pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak.

f. Guru sebagai inovator

Sebagai inovator guru harus bertindak sebagai pembaharu

diberbagai aspek yang berkaitan dengan tugas dan tanggung

jawabnya, minimal ia dapat memperbaharui kesalahan atau

kelemahan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti bahwa keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada

bagaimana proses belajar mengajar dapat berlangsung secara

efektif dan efisien. Belajar merupakan hal yang penting dan

utama dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan

pemahaman guru tentang belajar akan mempengaruhi cara guru

itu mengajar. Mengajar bukan sekedar penyampaian ilmu

pengetahuan, melainkan terjadinya interaksi manusiawi dengan

berbagai aspeknya yang cukup kompleks. Kedudukan guru yang

strategis ini kemudian diperlukan perwujudannya melalui kinerja

15

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN

guru. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar pada

hakekatnya peranan guru sesuai dengan tanggung jawab dan

tugasnya.

Rusyan mengemukakan bahwa seorang guru (pendidik), guru

mempunyai kewajiban di antaranya (1). Melaksanakan proses

belajara mengajar: (2) Mengelola administrasi kelas: (3).

Memelihara sarana dan prasarana belajar (4). Meningkatkan

kemampuan profesional guru: dan (5). Membina hubungan baik

sesama guru (Rusyan, 2000: 40). Sedang Sudjana membagi tugas

dan kewajiban guru dalam lima kategori, yakni (1). tanggungjawab

dalam pengajaran: (2) tanggungjawab dalam memberikan

bimbingan: (3). tanggung jawab mengembangkan kurikulum: (4).

tanggung jawab dalam mengembangkan prestasi: dan (5). tanggung

jawab dalam membina masyarakat (Sudjana, 2004: 15).

Bertolak dari analisis tugas-tugas guru baik sebagai pengajar,

pembimbing, maupun administrator di dalam kelas. Kompetensi guru

terdiri dari: (1) menguasai bahan pelajaran, (2) mengelola program

belajar mengajar (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media atau

sumber belajar, (5) menguasai landasan kependidikan, (6) mengelola

interaksi belajar mengajar, (7) menilai prestasi belajar, (8) mengenal

fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, (9) mengenal dan

menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (10) memahami dan

menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

16

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN

b. Study Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Cokrodikarjo mengemukakan bahwa IPS adalah

perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu

sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial

yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,

ekonomi, ilmu polotik dan ekologi manusia yang

dipormulasikan untuk tujuan intruksional dengan materi dan

tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari

(http/.massofa.wordpress.com/2010/12/09).

Senada dengan pendapat Barth di atas, Pusat Kurikulum

mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai integrasi dari

berbagai cabang ilmu IPS seperti sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan

cabang-cabang ilmu IPS seperti sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum dan budaya (Pusat Kurikulum, 2006: 5)

Dari kedua pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa

IPS merupakan studi terintegrasi dari ilmu IPS untuk

mengembangkan potensi kewarganegaraan yang

dikoordinasikan dalam program sekolah sebagai pembahasan

17

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN

sistematis yang dibangun dalam beberapa disiplin ilmu, seperti

antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum,

filsafat ilmu-ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi, dan juga

memuat isi dari humaniora dan ilmu-ilmu alam.

Dalam Kurikulum 2006, mata pelajaran IPS disebutkan

sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI sampai SMP/MTs. Mata pelajaran ini mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran

IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.

Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik disiapkan dan

diarahkan agar mampu menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang

cinta damai.

2. Tujuan Pembelajaran IPS

Sementara itu, fungsi pengajaran IPS di Sekolah Dasar dan

menengah adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai,

sikap, dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan peserta

didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat,

bangsa, dan negara Indonesia.

Misi utama pendidikan IPS adalah untuk membantu siswa

belajar tentang masyarakat dunia di mana mereka hidup dan

memperoleh jalan, untuk belajar menerima realitas sosial, dan

18

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN

untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan

untuk membantu mengasah pencerahan manusia (Numan

Sumantri, 2001).

Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (http://

massofa.wordpress.com/2010/12/09) yang harus dicapai

sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang

berguna dalam kehidupan masyarakat.

b. Membekali peserta didik dengan kemampuan

mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif

pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan

dimasyarakat.

c. Membekali peserta didik dengan kemampuan

berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan

dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.

d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental

yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup

yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan.

e. Membekali peserta didik dengan kemampuan

mengembangkan pengetahuan dan keilmuan ilmu

pengetahuan sosial sesuai dengan perkembangan

kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan

ilmu dan teknologi.

19

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN

Dalam kegiatan proses belajar dan mengajar pada bidang

Ilmu Pengetahuan Sosial pemerintah memberikan atau

merumuskan empat tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial yang harus disampaikan oleh seorang guru diataranya :

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

ketrampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat

lokal, nasional dan global.(BSNP, 2006: 159).

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Secara mendasar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala

tingkah laku dan kebutuhan serta pertimbangan bahwa manusia

dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial pada jenjang harus dibatasi sesuai dengan

kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup

pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang pendidikan

20

Page 21: PROPOSAL PENELITIAN

dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi.

Pada jenjang pendidikan pendidikan dasar, ruang lingkup

pengajara Ilmu Pengetahuan Sosial dibatasi sampai pada gejala

dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan

sejarah. Sedangkan pada jenjang pendidikan menengah

(SMP/MTS) ruang lingkup kajian diperluas meliputi geografi,

sejarah, ekonomi.

Selain itu Soehendro menjelaskan bahwa ruang lingkup

pembelajaran IPS pada jenjang SMP/MTS meliputi aspek-aspek

sebagai berikur:

a. Manusia, tempat dan lingkungan

b. Waktu, Keberlanjutan, dan perubahan

c. Sistem sosial dan budaya

d. Prilaku Ekonomi dan kesejahteraan (BSNP, 2006: 160)

H. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

prilaku yang diamati(Moleong, 2004: 11).

21

Page 22: PROPOSAL PENELITIAN

Dalam menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti hanya

mengharapkan apa adanya dari ucapan atau tulisan dari perilaku orang-

orang atau subyek-subyek yang diteliti.

Dalam memaparkan data dari temuan serta dalam membahas

skripsi ini penulis mengemukakannya secara deskriptif yaitu

menggambarkan dengan kata-kata semua data yang diproleh serta

diuraikan secara alamiah (apa adanya).

Adapun ciri penelitian yang dilakukuan dengan melakukan

pendekatan kualitatif menurut Moleong (2001: 65) adalah:

1. Melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu

keutuhan.

2. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain alat pengumpul data

utama.

3. Menggunakan model kualitatif.

4. Menggunakan analisis data secara induktif.

5. Lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang

berasal dari data.

6. Deskriptif.

7. Lebih banyak mementingkan dari segi proses dari pada hasil.

8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus.

9. Adanya keriteria khusus untuk keabsahan data.

10. Desain yang bersifat sementara.

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

22

Page 23: PROPOSAL PENELITIAN

Berdasarkan ciri-ciri pendekatan kualitatif diatas, maka dalam

penelitian ini peneliti mengkaji setiap pristiwa yaitu kompetensi guru Ilmu

Pengetahun Sosial pada SMP dan MTS di Kecamatan Suralaga Kabupaten

Lombok Timur.

2. Data Penelitian

a. Jenis dan Sumber Data

Menurut Arikunto yang dimaksud dengan sumber data adalah

subyek dimana data dapat diperoleh. Oleh karena itu dalam penelitian

ini peneliti menggunakan metode-metode observasi, wawancara dan

dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka yang menjadi sumber

data adalah :

1. Kepala Sekolah atau Madrasah untuk mendapatkan data tentang

pelaksanaan proses belajar mengajar.

2. Guru Ilmu Pengetahuan Sosial untuk mendapatkan data tentang

kompetensi guru dalam memegang mata pelajaran IPS

b. Teknik Pengumpulan data

Setiap penelitian baik yang bersifat rahasia ( tertutup ) untuk

kalangan yang sangat terbatas ataupun yang bersifat umum atau yang

dipublikasikan, selalu menggunakan metode dan alat pengumpulan

data yang tersusun dengan baik serta disesuaikan dengan tujuan

penelitian.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka alat pengumpul data

yang dipergunakan oleh peneliti adalah 3 macam metode yaitu:

23

Page 24: PROPOSAL PENELITIAN

1. Metode Observasi

Dalam buku metodologi penelitian dijelaskan bahwa

observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengobservasi atau mengamati secara sistematik gejala–

gejala yang diselidiki(Achmadi, 2003: 70 ). Pendapat lain

menyebutkan bahwa observasi adalah suatu alat sebagai aktiva

yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi

atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan

seluruh alat indra (Arikunto, 2006: 156 ).

Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan observasi adalah suatu metode

atau cara untuk mendapatkan data yang di inginkan melalui

pengamatan secara langsung terhadap suatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indra.

Observasi dapat dibagi atas pengamatan terbuka dan

pengamatan tertutup. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh

subyek, dan para subyek dengan suka rela memberikan

kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang

terjadi. Sebaliknya ada pengamatan tertutup dimana

pengamatannya beroprasi dan mengadakan pengamatan tanpa

24

Page 25: PROPOSAL PENELITIAN

diketahui oleh subyeknya (Moleong). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan pengamatan terbuka.

2. Metode Wawancara (Interview)

Interview sering juga disebut dengan wawancara atau

kusioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(Arikunto, 2006: 155 ).

Sedangkan menurut ahli lain menyatakan bahwa

interview adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara lansung informasi–informasi atau

keterangan–keterangan (Achmadi, 2003: 83).

Pada umumnya wawancara dapat dibedakan menjadi

dua macam yaitu wawancara bersetruktur dan wawancara tak

berstruktur (Moleong, 2001). Dalam penelitian ini penulis akan

menggunakan wawancara berstruktur yaitu wawancara yang

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah-masalah

pertanyaan yang diajukan.

Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang kompetensi guru pada SMP/MTS dalam meningkatkan

mutu belajar siswa pada mata pelajaran IPS, pelaksanaan proses

belajar mengajar dan semua hal yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian.

25

Page 26: PROPOSAL PENELITIAN

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari

data mengenai hal–hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231).

Ahli lain mengatakan bahwa dokumentasi artinya

barang–barang tertulis baik buku, majalah, dokumen, peraturan–

peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya

( Achmadi, 2003: 72 ).

Dari kedua pendapat ahli tersebut, maka yang dimaksud

dengan metode dokumentasi adalah cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dengan mencatat keterangan–keterangan yang

terdapat dalam dokumen–dokumen seperti raport, daftar nilai

( leger ) dan catatan khusus dari guru yang terkait dengan

masalah yang diteliti.

Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dengan

menggunakan metode ini adalah peneliti dapat mengetahui

informasi-informasi terdahulu melalui dokumen-dokumen atau

arsip-arsip yang tersimpan. Melalui dokumentasi ini diperoleh

data-data tentang hasil kinerja guru yang sudah lewat.

3. Analisis Data

Menganalisis data dalam penelitian merupakan langkah yang

sangat kritis dalam melakukan penelitian yang bersifat ilmiah, karena

26

Page 27: PROPOSAL PENELITIAN

dalam analis data itulah akan diperoleh arti dan makna dalam memecahkan

masalah-masalah yang akan diteliti. Data yang terkumpul selama peneliti

melakukan penelitian di analisis dan di interprestasikan secara mendetail,

teliti dan cermat untuk memperoleh kesimpulan yang lebih obyektif dari

suatu penelitian.

Mengingat penelitian ini hanya menampilkan data-data kualitatif

maka strategi pendekatannya menggunakan metode induktif, dimana

metode itu sendiri merupakan metode berfikir yang berangkat dari fakta-

fakta umum, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta-fakta

atau peristiwa-peristiwa yang kongkrit itu ditarik kesimpulan untuk

memperoleh makna yang bersifat khusus.

4. Pengujian Validasi dan Redibilitasi Data

Untuk menetapkan validasi dan kredibilitasi data diperlukan teknik

pemeriksaan, dan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah keriteria tertentu. Ada empat keriteria yang digunakan dalam

validasi dan kredibilitasi data yaitu:

a. Kredibilitas Data

Kredibiltas pada dasarnya menggantikan konsep validitas

internal dari nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan

inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya

dapat dicapai. selain itu kredibilitas juga mempertunjukkan derajat

kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan membuktikan oleh

peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti (Moleong, 2005).

27

Page 28: PROPOSAL PENELITIAN

Kreadibilitas diperlukan untuk mengukur tingkat kebenaran

suatu penelitian sehingga dapat dipercaya oleh pembaca dan dapat

diterima oleh orang-orang informan yang memberikan informasi

yang dikumpulkan.

Lincoln dan Guba ( Moleong, 2005) merekomendasikan tujuh

teknik yang perlu dilakukan dalam memenuhi kredibilitas, tetapi

dalam penelitian ini penulis merasa cukup dengan 3 teknik saja yaitu:

1. Triangulasi yaitu cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan

konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi

sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan

hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa

dengan triangulasi, peneliti dapat mericek temuannya dengan

jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau

teori.

2. Referential Adequacy Cheeks yaitu melacak semua kesesuaian

hasil analisis data, dimana semakin sesuai maka semakin

terpercaya hasil peneliannya.

3. Pengecekan sejawat yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan

jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki

pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti,

sehingga bersama mereka peneliti dapat merview persepsi,

pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.

28

Page 29: PROPOSAL PENELITIAN

b. Dependabilitas

Dependabilitas merupakan kriteria untuk penelitiaan kualitatif

apakah proses penelitian bermutu atau tidak. Cara untuk menetapkan

bahwa penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Proses penelitian

yang benar adalah dengan audit dependabilitas guna mengkaji

kegiatan yang dilakukan peneliti (Moleong, 2005).

Adapun cara yang dapat dilakukan dalam melakukan

dependabilitas ini adalah dengan memeriksa semua data dengan

tingkat ketelitian karena untuk memperoleh keyakinan terhadap apa

yang dilakukan selama dalam proses penelitian. Hal ini dapat

dilakukan oleh dosen pembimbing sebagai auditor independen untuk

melakukan review terhadap seluruh aktivitas penelitian.

c. Transferabiliy.

Transferability merupakan persoalan empiris bergantung pada

kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan

transferabiliy tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan

mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan

demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data

deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang

transferability (Moleong, 2005).

d. Komfirmabilitas.

Komfirmabilitas dilakukan untuk mengecek kebenaran data

yang diproleh melalui observasi dan wawancara serta data-data

29

Page 30: PROPOSAL PENELITIAN

pendukung yang lain. Hal ini dilakukan semata-mata ingin

mencocokkan keseluruhan data yang diperoleh. Untuk mengetahui

tingkat komfirmabilitas data peneliti melakukan triangulasi teori

dengan cara minta dosen pembimbing untuk melakukan pengecekan

berulang-ulang yang kemudian dicocokkan dengan teori-teori yang

ada dalam penelitian ini diharapkan dapat memenuhi standar

penelitian kualitatif yakni truth volue, consistency and naurally.

30

Page 31: PROPOSAL PENELITIAN

I.

31