Proposal Penelitian
Click here to load reader
-
Upload
widya-isra -
Category
Documents
-
view
52 -
download
1
description
Transcript of Proposal Penelitian
PROPOSAL PENELITIAN
”Pengaruh Jumlah Kredit yang Diberikan dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah metode penelitian)
Disusun Oleh :
Sumayya Syahidah (109200234)
Hotniasari Sinaga (109200212)
Ristika Tri Wijayanti (110200102)
INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
AKUNTANSI
2011/2012
A. JUDUL PENELITIAN : Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat
Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha untuk memperoleh
laba/keuntungan yang maksimal, yaitu baik yang berasal dari kegiatan operasionalnya maupun
kegiatan non operasional pada perusahaan yang bersangkutan. Begitu pula bagi setiap
perusahaan perbankan, keuntungan/laba juga merupakan hal yang mutlak untuk diperoleh, yaitu
agar dapat mempertahankan kontinuitas operasional perusahaan atau dalam istilah akuntansi
disebut dengan going concern. Melihat kondisi satu dasawarsa belakangan yang ada, perusahaan
perbankan khususnya yang berada di Indonesia mengalami perkembangan bisnis yang sangat
pesat, yaitu baik dari segi volume usaha, mobilisasi dana dari masyarakat maupun tingkat
profitabilitas yang diperoleh. Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang
mampu dihasilkan oleh perusahaan dalam satu atau setiap priode. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan aspek yang mencerminkan kemampuan setiap
perusahaan untuk menghasilkan laba, dimana perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah perusahaan perbankan. Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa keuntungan yang
diperoleh setiap perusahaan akan sangat mempengaruhi kontinuitas perusahaan yang
bersangkutan, yaitu baik pada masa sekarang sekarang maupun di masa-masa yang akan datang.
Perusahaan akan memperoleh laba jika jumlah pendapatan/penghasilan yang diterima nilainya
lebih besar dibandingkan dengan besarnya pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan. Penghasilan
bank dapat berasal dari hasil penerimaan bunga kredit yang diberikan, agio saham, jasa di bidang
keuangan dan lain-lain.
Keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan perbankan sebagian besar berasal dari
bunga pinjaman yang diterima setiap bank, yaitu sebagai hasil dari diberikannya sejumlah kredit
kepada para nasabahnya atau para debitur. Oleh karena itu, kredit merupakan hal yang sangat
penting dalam kegiatan operasional setiap perusahaan perbankan. Kredit adalah aset yang
menghasilkan pendapatan bunga, maka porsi kredit dalam aset perbankan sangatlah dominan
jumlahnya. Penting dan strategisnya masalah kredit dalam perusahaan perbankan, menyebabkan
pengelolaan kredit menjadi sangatlah vital. Dengan adanya kondisi seperti ini, pihak manajemen
sangatlah perlu untuk membangun suatu strategi bisnis yang handal, yaitu terutama untuk hal
yang berkenaan dengan pemberian kredit kepada para nasabahnya. Jenis-jenis dari kredit yang
disalurkan oleh bank antara lain dapat berupa, kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit
konsumsi. Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini merupakan pendapatan utama dari
perusahaan perbankan. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan, maka semakin besar pula
pendapatan bunga yang akan diperoleh setiap perusahaan. Peningkatan pendapatan ini nantinya
juga akan mempengaruhi jumlah laba yang akan diperoleh perusahaan. Laba yang diperoleh
perusahaan, sebagian akan dibagikan kepada pemegang saham yaitu dalam bentuk deviden dan
sebagian lagi akan dimasukkan kedalam laba ditahan, yaitu sebagai tambahan modal perusahaan
untuk priode selanjutnya, jadi secara keseluruhan tentu saja laba perusahaan juga akan
mempengaruhi besarnya modal perusahaan.
Likuiditas suatu perusahaan perbankan mencerminkan bahwa perusahaan yang
bersangkutan mampu memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya dengan sejumlah alat-alat
likuid yang dimiliki perusahaan tersebut. Ataupun dengan kata lain, suatu bank dapat dikatakan
likuid apabila bank yang bersangkutan tersebut dapat membayar semua hutang-hutangnya
terutama simpanan giro, tabungan dan deposito pada saat ditagih oleh para nasabah penyimpan
dana serta dapat pula memenuhi semua permohonan kredit dari calon debitur yang layak untuk
dibiayai. Rasio likuiditas bagi setiap perusahaan idealnya adalah sebesar 200%, dan apabila rasio
likuiditas nilainya kurang dari 200% maka dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar
nilainya turun maka jumlah aktiva lancar tidak cukup untuk dapat menutupi kewajiban jangka
pendeknya, dimana hal ini yang sering disebut dengan kondisi illikuid, sedangkan apabila jumlah
aktiva lancar nilainya terlalu besar , maka akan berdampak timbulnya dana yang mengganggur
yang disebut dengan munculnya idle fund. Oleh sebab itu, secara keseluruhan hal-hal tersebut
akan mempengaruhi jalannya kegiatan operasional perusahaan. Untuk menjamin likuiditas bank,
pada tahun 2004 Bank Indonesia (BI) menetapkan persentase Giro Wajib Minimum (GWM)
yang disesuaikan dengan besarnya DPK (Dana Pihak Ketiga) yang dihimpun setiap bank. GWM
merupakan sejumlah dana yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro
pada BI. Besarnya GWM yang ditetapkan oleh BI adalah sebesar 5% dari DPK.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai seberapa besar pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas terhadap
profitabilitas perbankan dengan objek penelitian bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada priode 2006, 2007 dan 2008 dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk
skripsi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
Apakah jumlah kredit yang diterima oleh perbankan dapat mempengaruhi
profitabilitasnya ?
Apakah tingkat likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas suatu perbankan di
BEI ?
Apakah jumlah kredit dan tingkat likuiditas yang tinggi dapat mengahsilkan
profit yang baik bagi suatu perbankan ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ukuran profitabilitas bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share
(EPS), Earning Before Interest and tax (EBIT), loan to deposits ratio, Return On Investment
(ROI), Return On Equity (ROE), dan rasio likuiditas lainnya.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah kredit terhadap profit suatu perbankan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana likuiditas suatu perbankan mempengaruhi profitnya.
3. Untuk mengetahui apakah jumlah kredit yang banyak serta keadaan perbankan yang likuid
dapat menghasilkan profit yang menguntungkan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai perbandingan
kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional antara lain :
1. Bagi Bank dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan
kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan dalam peniliaian
kreditnya.
2. Bagi investor, dapat dijadikan catatan untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasinya.
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan acuan untuk menilai likuiditas serta
pengaruhnya terhadap profitabilitas suatu perbankan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian dan Fungsi kredit
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11, kredit merupakan
“penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
keberadaan kredit di dalam kehidupan perekonomian memiliki fungsi sebagai berikut
(Kasmir, 2002:97) :
a. Meningkatkan daya guna uang,
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
c. Meningkatkan daya guna barang
d. Meningkatkan peredaran barang.
e. Salah satu alat stabilitas ekonomi.
f. Meningkatkan kegairahan berusaha
g. Meningkatkan pemerataan pendapat
h. Meningkatkan hubungan internasional
2.2 Jenis-Jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi (Kasmir, 2002:99) anatara
lain :
a) Dilihat dari segi kegunaan
1. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,
2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya.
b) Dilihat dari tujuan kredit
1. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau
produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau
jasa,
2. Kredit Konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.
Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,
karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan
usaha,
3. Kredit Perdagangan, kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya
untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut.
c) Dilihat dari segi jangka waktu
1. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk
keperluan modal kerja
2. Kredit Jangka Menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara
satu tahun sampai dengan tiga tahun,
3. Kredit Jangka Panjang, kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.
Kredit jangka panjang memiliki masa pengembalian antara tiga sampai lima
tahun.
d) Dilihat Dari Segi Jaminan
1. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan,
jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud,
2. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau
orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
2.3 Unsur-Unsur Kredit
Di dalam suatu kredit terdapat unsur-unsur (Jusuf, 2003:6), yaitu :
Pemberian kredit atau kreditur yaitu bank,
Penerima Kredit yaitu debitur. Penerima kredit ini bisa merupakan
perorangan atau perusahaan (badan usaha)
Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu oleh bank
Perjanjian kredit yang merupakan aturan main dari hubungan ini,
Jangka waktu yaitu masa pengembalian kredit, dan
Bunga atas kredit yang dinikmati pihak kreditur
2.4 Likuiditas
2.4.1 Pengertian Likuiditas
Penulis mengutip pengertian Likuiditas dari (Hanafi, 2003:77). kemampuan suatu
perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan. (Kasmir, 2002:48) Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank
yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan
tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
permohonan kredit yang memang layak untuk dibiayai.
2.4.2 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar
lainnya dengan kewajiban lancar.
2.4.2.1 Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi dua bagian
rasio yang membandingkan sumber-sumber kas dengan total hutang lancer
rasio yang membandingkan arus kas terhadap besarnya hutang lancer
Rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban lancarnya.
Rumus untuk menghitung current ratio :
current ratio =
2.5 Profitabilitas
2.5.1 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan kemampuan dari setiap
perusahaan untuk menghasilkan laba. Performa manajerial dari setiap perusahaan akan
dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi
ataupun maksimal.
2.5.2 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari
likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi. Rasio profitabilitas dari
setiap perusahaan, dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu, dengan mempergunakan
ROA, ROE, NIM, dan ROI.
Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Menurut Drs.
Mamduh M. Hanafi, MBA dan Drs. Abdul Halim, MBA.Akt (2000:179), rasio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ROE =
Return on Equity (ROI)
Menurut Mulyadi (1993:441), Return on Equity (ROI) merupakan perbandingan
laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Rumus untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut :
ROI =
2.6 Kerangka Konseptual
Jumlah kredit yang diberikan, tentunya akan menghasilkan pendapatan bunga kredit
bagi setiap perusahaan perbankan, jadi dengan kata lain apabila jumlah kredit yang
diberikan nilainya mengalami kenaikan, maka pendapatan bunga kredit nilainya juga
akan semakin besar, dan pada akhirnya profitabilitas yang akan dicapai juga semakin
besar nilainya. Tingkat likuiditas yang dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
Loan to Deposit Ratio, biasanya digunakan para nasabah. khususnya, sebagai suatu
indikator untuk menilai kemampuan setiap perusahaan perbankan dalam memenuhi
seluruh kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan harta lancar yang dimiliki
oleh perusahaan yang bersangkutan, dimana dalam hal ini jika tingkat likuiditas dari
suatu perusahaan bagus/tinggi, tentunya para nasabah akan semakin percaya untuk
mempergunakan jasa-jasa di bidang keuangan yang disediakan oleh perusahaan itu
sendiri, sehingga dengan naiknya intensitas dari penggunaan jasa-jasa keuangan yang
disediakan oleh setiap bank inilah, tentunya akan menentukan tingkat profitabilitas yang
akan diperoleh nantinya.
Kredit (X1)
Profitabilitas (Y)
Profitabilitas (Y)
Likuiditas (X2)
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang masih harus
dibuktikan kebenarannya secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. jumlah kredit yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas
perusahaan
2. Tingkat likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan
3. jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas berpengaruh secara simultan
terhadap profitabilitas perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui keterkaitan erat antara dua variabel atau lebih (kausalitas)
(Sugiyono, 2007:11).
2. Operasionalisasi Variabel
Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. Kredit yang diberikan, yaitu dana/uang yang diberikan bank kepada para debitur
dalam bentuk pinjaman, yang didalamnya mengandung bunga dan waktu jatuh
temponya,
2. Likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan (Hanafi, 2003:77).
Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan mempergunakan Loan to Deposit Ratio,
dan
3. Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh
mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas bisnis yang ada.
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan mempergunakan Return On Total
asset (ROA).
3. Tahapan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Menentukan sampel penelitian
2. Menghitung variabel-variabel yang digunakan dalam perbandingan kinerja
keuangan bank yang meliputi:
ROE =
ROI =
current ratio =
NoKegiatan
Minggu :
1 2345
1 Penyusunan Proposal
2 Penentuan Sampel
3 Pengumpulan Data
4 Analisis Data
5 Pembuatan Draf Laporan
6 Seminar Laporan
7 Penyempurnaan Laporan
8 Penggandaan Laporan
4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan akhir tahun dari perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
akhir tahun dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2006, 2007 dan 2008 yang berjumlah 31 perusahaan perbankan. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel
anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:78).
Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2006, 2007 dan 2008,
2. Perusahaan perbankan tersebut tidak mengalami delisting selama priode
pengamatan,
3. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan pada tahun
2006, 2007 dan 2008, dan
4. Perusahaan perbankan tersebut memiliki laba positif selama masa priode
pengamatan.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 20 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2006, 2007 dan 2008..
5. Tekhnik Analisis Data
Data dianalisis dengan analisis regresi berganda dan analisis regresi sederhana. Uji
statistik dilakukan dengan t-test dan f-test (ANOVA), dimana terlebih dahulu melakukan uji
asumsi klasik sebelum melakukan uji statistik. T-tes digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel terikat secara parsial, sedangkan uji-f digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Berikut
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini :
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel
penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data
berdistribusi normal digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji
statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
secara normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2 tailed) 0,609 > 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat
disimpulkan penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel
semua variabel independen memiliki VIF 1,042 atau VIF<10. Selain itu nilai toleransi
untuk setiap variabel independen adalah 0,959 yaitu lebih besar dari 0,1 ( tolerance >
0,1). Dengan demikian disimpulkan tidak ada gejala multikolinearitas dalam model
regresi ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual
suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati
pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi
heteroskesdastisitas
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,880. Jika
D-W dibandingkan pada P = 0,05, N = 60 dan K = 2 didapatkan sebagai berikut : dl =
1,51 dan du = 1,65. Oleh karena D-W hitung du < D-W < 4-du, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi dan model regresi memenuhi syarat asumsi klasik
tentang autokorelasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Mamduh M, 2003. Manajemen Keuangan, BPFE Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P, 2001. Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta.
Hermawan, Asep, 2003. Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis, LPFE
Universitas Trisakti, Jakarta.
Mulyadi.2001.Akuntansi Manajemen.Jakarta:Salemba Empat
Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja, 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi
Moneter. FEUI, Jakarta.
Munawir, S, 1997. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketujuh, Liberty,
Yogyakarta.
Revisi makalah
1. Diskripsi Tugas
2. Latar belakang di revisi kembali,untuk dapat menekankan alasan kenapa kita
meneliti.
3. Rumusan masalah.
4. Kerangka Pemikiran.
5. Format Hipotesis.
6. Desain penelitian dilengkapi.
7. Tekhnik analisi data.