Proposal Penelitian
-
Upload
lolydabrowndalz -
Category
Documents
-
view
267 -
download
18
description
Transcript of Proposal Penelitian
PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN PADA INDUSTRI JASA CATERING I-COOK di KOTA MALANG
Diajukan Oleh:
Lolytia Putri Permana
PROGRAM PASCA SARJANA
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi sekarang ini, menuntut perusahaan untuk meningkatkan
pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat telah mendorong
perusahaan untuk menghasilkan produk atau layanan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa puas dengan
apa yang telah mereka dapatkan dari perusahaan. Banyak cara yang dapat
dilakukan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
salah satunya yaitu dengan memberikan kesan/citra yang baik dalam hal produk
maupun pelayanan kepada konsumen.
Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus
diprioritaskan oleh perusahaan adalah kepuasan pelanggan agar dapat
bertahan, bersaing dan menguasai pasar. Pimpinan harus mengetahui hal-hal
apa saja yang dianggap penting oleh pelanggan dan berusaha menghasilkan
kinerja sebaik mungkin, sehingga dapat memuaskan pelanggannya (Istianto dan
Tyra, 2011). Kepuasan pelanggan juga merupakan salah satu hal yang penting
dalam sebuah pemasaran. Apabila pelanggan merasa puas akan suatu produk
dari suatu merek, maka yang umumnya terjadi pelanggan akan terus menerus
membeli dan menggunakannya (Achmad, 2008). Dalam hal ini juga tidak
menutup kemungkinan pelanggan akan memberitahukan orang lain mengenai
pengalamannya terhadap kualitas produk yang telah digunakannya. Sebaliknya,
jika pelanggan merasa tidak puas maka mereka cenderung akan beralih ke
merek lain.
Dewasa ini industri layanan atau industri jasa memegang peranan yang
sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Terdapat kecendrungan
bahwa pada sebagian besar negara di dunia telah terjadi peningkatan sektor
layanan pada GDP mereka untuk Benua Asia (China dan Indonesia). 33% GDP
negara dikuasai oleh sektor layanan. Sedangkan negara Hongkong
menyumbangkan 85% pendapatan domestiknya melalui sektor layanan (Kotler,
2003). Peningktatan ini disinyalir oleh Kotler (2003) antara lain disebabkan oleh
peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat, kesadaran masyarakat
akan pentingnya pelayanan, serta peningkatan jumlah pekerja wanita di bursa
tenaga kerja.
Keberhasilan usaha di bidang pelayanan makanan dan minuman ini
sangat ditentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran,
namun secara umum faktor yang paling mendasar adalah kualitas cita rasa
(taste) yang sesuai dengan selera masyarakat, pemilihan lokasi yang tepat,
disertai pelayanannya. Banyak restoran yang berhasil merambah ke berbagai
kota di Indonesia lebih menonjolkan cita rasa sebagai faktor utamanya.
Konsistensi cita rasa sangat penting karena restoran yang mempunyai jaringan
banyak harus menyajikan mutu cita rasa makanan yang sama (Istianto dan Tyra,
2008).
Jasa katering merupakan salah satu peluang usaha yang memiliki
prospek yang bagus. Di tengah era modern dimana orang-orang lebih sibuk,
lebih dinamis, dan cenderung mencari kemudahan serta efektifitas manajemen
waktu. Saat ini perusahaan, atau orang-orang lebih cenderung ingin lebih mudah
dalam melakukan berbagai acara, terutama yang berhubungan dengan
makanan. Katering merupakan salah satu bentuk usaha dari industri jasa
(Hospitality Industry), dimana produk utamanya adalah penjualan makanan dan
minuman dengan pelayanan jasa lainnya yang berorientasi pada kepuasan
konsumen (Griselda, 2007). Pada pengelolaan usahanya, katering menangani
penyediaan makanan dan minuman di tempat dimana produk usaha itu
diselenggarakan ( In-side catering) atau produk makanan dan minuman di bawa
ke luar tempat produksinya ( out-side catering). Penanganan tersebut mencakup
dua aspek yaitu aspek pertama berkaitan dengan penyediaan makanan dan
minuman yang memenuhi harapan konsumen seperti kualitas produk dilihat dari
sisi organoleptik dan visual, keamanan , kenyamanan, jumlah yang sesuai
dengan pesanan, ketepatan waktu, dan harga yang relatif terjangkau bagi
konsumennya. Aspek kedua berkaitan dengan penjualan makanan dan minuman
produk usaha catering (Wijarno, 2012).
I-Cook merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri jasa
katering. Berdiri dengan pusat berada di Kota Malang sejak 2009, kini I-Cook
sudah memiliki cabang di Kota Surabaya. I-Cook bisa dibilang sebagai pelopor
jasa katering makanan dalam bentuk setengah jadi, karena I-Cook menyediakan
makanan dalam bentuk paket yang belum dimasak. Paket makanan I-Cook terdiri
dari aneka sayuran, bumbu, dan bahan pelengkap yang dikemas menjadi satu
kesatuan dalam kemasan plastik dengan disertai cara memasak makanan
tersebut. Hal ini merupakan salah satu inovasi jasa katering dengan tujuan
membantu para ibu rumah tangga modern yang kurang memiliki cukup waktu
atau menginginkan cara yang praktis untuk memasak, namun menginginkan
hasil masakan yang tidak kalah dengan restoran terkemuka. Untuk menjaga
kelancaran usahanya, I-Cook harus tetap menjaga kepuasan konsumen
sehingga tetap membeli produknya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
dengan terus meningkatkan kualitas produk I-Cook. Dengan kualitas produk yang
selalu dapat memuaskan konsumen maka akan menjaga loyalitas mereka
terhadap I-Cook walaupun banyak katering dengan konsep yang sama
bemunculan di Kota Malang.
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kualitas layanan
terhadap kepuasan konsumen pada jasa katering I-Cook dengan asumsi bahwa
kualitas layanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda yang dapat digunakan
sebagai model pengujian sebab-akibat. Kelebihan uji regresi adalah
kemampuannya melakukan prediksi. Lewat Uji Regresi hendak dilihat bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian serta penjelasan yang telah dikemukakan pada latar
belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Apakah kualitas pelayanan jasa yang meliputi Tangible, Realibility,
Responsiveness, Assurance, dan Empathy berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan pada katering I-Cook di Kota Malang?
b. Variabel apa yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan
pada katering I-Cook di Kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan jasa
yang meliputi Tangible, Realibility, Responsiveness, Assurance, dan
Empath terhadap kepuasan pelanggan katering I-Cook di Kota Malang?
b. Untuk mengetahui variabel apa yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan pada katering I-Cook di Kota Malang?
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan solusi mengenai
penerapan kualitas layanan yang tepat sehingga mampu meningkatkan
kepuasan konsumen agar loyalitas mereka terhadap I-Cook tetap terjaga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, pemasaran adalah bagian
yang penting dari suatu perusahaan, karena menjadi landasan utama dan alat
mencapai strategi perusahaan, menetapkan kebijakan, serta mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien.
The American Marketing Association dalam Armstrong dan Kotler (2008)
mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu fungsi dari organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengantarkan
suatu nilai serta mengatur hubungan dengan para pelanggannya untuk
menghasilkan keuntungan bagi organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang digunakan
individu, rumah tangga ataupun organisasi untuk memperoleh kebutuhan dan
keinginan mereka dengan cara menciptakan dan memertukarkan produk dan
nilai dengan pihak lain (Kotler,2007). Hal ini diperkuat dengan definisi yang
dikemukakan oleh Armstrong dan Kotler (2008) yang menyatakan bahwa inti dari
pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan
sosial.
Definisi pemasaran diatas sejalan dengan tujuan dari pemasaran yaitu
mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau
jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya dapat menjual dirinya sendiri
(Kotller dan Keller, 2008).
2.2 Karakteristik Jasa
2.2.1 Pengertian Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu
sendiri mempunyai banyak arti dari mulai pelayanan personal (Personal Service)
sampai jasa sebagai suatu produk. Jasa merupakan setiap tindakan atau kinerja
yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin
saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik (Kotler,2007).
Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata
dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan, di mana interaksi antara pemberi jasa dan
penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut (Rangkuti,2004).
Jadi, pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan
atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.
2.2.2 Ciri- ciri Jasa
Produk jasa memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan barang (produk fisik), sebagai
berikut (Kotler, 2007) :
a. Intangibility (tidak berwujud). Artinya jasa tidak dapat dilihat, dicecap,
dirasakan, didengar, atau dicium sebelum dibeli oleh konsumen.
b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan). Artinya bahwa jasa tidak dapat
dipisahkan dari penyedianya, entah penyedianya itu manusia atau mesin.
c. Variability (bervariasi). Artinya bahwa mutu jasa tergantung pada siapa
yang menyediakan jasa di samping waktu, tempat, dan bagaimana
disediakan.
d. Perishability (tidak tahan lama). Artinya jasa tidak dapat disimpan untuk
dijual atau dipakai kemudian.
2.3. Kualitas Jasa atau Pelayanan
2.3.1 Pengertian Kualitas
Dalam situasi persaingan global yang semakin kompetitif, persoalan
kualitas produk menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan. Kemampuan
perusahaan untuk menyediakan produk berkualitas akan menjadi senjata untuk
memenangkan persaingan, karena dengan memberikan produk berkualitas,
kepuasan konsumen akan tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus
menentukan definisi yang tepat dan pemahaman yang akurat tentang kualitas
yang tepat.
Menurut American Society for Quality Control (dalam Kotler, 2007)
kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu
produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.
2.3.2. Pengertian Kualitas Jasa atau Pelayanan
Kualitas pelayanan (Service Quality) seperti yang dikatakan oleh
Singarimbun (2004) bahwa kualitas jasa didefinisikan sebagai penyampaian jasa
yang akan melebihi tingkat kepentingan konsumen. Definisi tersebut
menekankan pada kelebihan dari tingkat kepentingan konsumen sebagai inti dari
kualitas jasa.
Salah satu model kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam
riset pemasaran adalah model ServQual (Service Quality) seperti yang
dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry seperti yang dikutip oleh
Lopiyoadi (2001) dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor
jasa, reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan
telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas.
ServQual (Service Quality) dibangun atas adanya perbandingan dua
faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas pelayanan yang nyata mereka terima
(perceived service) dengan pelayanan yang sesungguhnya
diharapkan/diinginkan (expected service).
2.3.3 Dimensi Kualitas Jasa
Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang
merefleksikan persepsi konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari kinerja
layanan. Parasuraman et al, 1990 (dalam Kotler, 2007) menyimpulkan bahwa
ada lima dimensi ServQual (Service Quality) yang dipakai untuk mengukur
kualitas pelayanan,yaitu :
1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
oleh pemberi jasa.
2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya.
3. Responsiveness atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada
pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.
5. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya
memahami keinginan konsumen.
2.4. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis
dan manajemen. Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan
mengenai kepuasan dan kualitas jasa. Oleh karena itu, pelanggan memegang
peranan cukup penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun
pelayanan yang diberikan perusahaan.
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah
harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan pelanggan puas.
Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang (Kotler dan
Amstrong, 2008).
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan
yang ditinjau dan sisi pelanggan yaitu mengenai apa yang telah dirasakan
pelanggan atas pelayanan yang telah diberikan dibandingkan dengan apa yang
mereka inginkan. Mempertahankan pelanggan selalu lebih penting dilakukan
dibandingkan dengan menarik pelanggan baru. Kunci untuk mempertahankan
pelanggan adalah dengan memberikan kepuasan pelanggan yang tinggi.
Pelanggan yang merasa puas akan bersedia datang kembali mengulangi
pembeliannya dan merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli.
2.4.1 Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan.
Menurut Kuswadi (2004) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh
beberapa, yaitu :
a. Mutu produk atau jasa
Yaitu mengenai mutu produk atau jasa yang lebih bermutu dilihat dari
fisiknya.
b. Mutu pelayanan
Berbagai jenis pelayanan akan selalu dikritik oleh pelanggan, tetapi
bilacpelayanan memenuhi harapan pelanggan maka secara tidak
langsung pelayanan dikatakan bermutu.
c. Harga
Harga adalah hal yang paling sensitif untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Pelanggan akan cenderung memilih produk atau jasa yang
memberikan penawaran harga lebih rendah dari yang lain..
d. Waktu penyerahan
Maksudnya bahwa baik pendistribusian maupun penyerahan produk atau
jasa dari perusahaan bisa tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati.
e. Keamanan
Pelanggan akan merasa puas bila produk atau jasa yang digunakan ada
jaminan keamanannya yang tidak membahayakan pelanggan tersebut.
2.4.2 Mengukur Kepuasan Pelanggan
Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2006) ada empat
metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Sistem Keluhan dan Saran
Industri yang berwawasan pelanggan akan menyediakan formulir bagi
pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat berupa
kotak saran dan telepon pengaduan bagi pelanggan. Alur informasi ini
memberikan banyak gagasan baik dan industri dapat bergerak lebih cepat untuk
menyelesaikan masalah.
2. Survei Kepuasan Pelanggan
Industri tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran
kepuasan pelanggan. Industri yang responsive mengukur kepuasan pelanggan
dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan mengirimkan daftar
pertanyaan atau menelpon secara acak dari pelanggan untuk mengetahui
perasaan mereka terhadap berbagai kinerja industri. Selain itu ditanyakan
tentang kinerja industri saingannya.
3. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan)
Pelanggan bayangan adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi
pelanggan dan melaporkan titik-titik kuat maupn titik-titik lemah yang dialami
waktu membeli produk dari industri sendiri maupun industri saingannya. Selain
itu pelanggan bayangan melaporkan apakah wiraniaga tersebut menanganinya
dengan baik atau tidak.
4. Analisa Pelanggan yang Beralih
Industri dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau
berganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya (apakah harganya tinggi,
pelayanan kurang baik, produknya kurang dapat diandalkan dan seterusnya,
sehingga dapat diketahui tingkat kehilangan pelanggan).
2.5 Hipotesis
Berdasarkan masalah pokok penelitian dan tujuan yang ingin dicapai,
maka sebagai hipotesis adalah :
1. Diduga bahwa kualitas pelayanan jasa yang terdiri dari Tangible, Realibility,
Responsiveness, Assurance, dan Empathy memengaruhi kepuasan pelanggan
pada katering I-Cook di Kota Malang.
2. Diduga bahwa Realibility adalah variabel yang dominan berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan katering I-Cook di Kota Malang.
2.6 Penelitian Terdahulu
Tabel 1Penelitian Terdahulu
1 Nama Peneliti Rachmad Hidayat
Judul Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk
dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan dan
Loyalitas Nasabah Bank Mandiri
Masalah penelitian Apakah kualitas layanan, kualitas produk dan
nilai nasabah berpengaruh terhadap
kepuasan dan loyalitas nasabah Bank
Mandiri.
Hasil Penelitian Kualitas layanan berpengaruh langsung
terhadap kepuasan nasabah, kualitas produk
berpengaruh langsung terhadap kepuasan
nasabah, nilai bagi nasabah berpengaruh
langsung terhadap kepuasan nasabah,
kualitas layanan berpengaruh tidak langsung
terhadap loyalitas nasabah, kualitas produk
berpengaruh tidak langsung terhadap
loyalitas nasabah, nilai bagi nasabah
berpengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap loyalitas nasabah
Hubungan dengan Penelitian
Adanya variabel penelitian dan tujuan yang
sama yaitu mengukur pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan pelanggan.
2. Nama Peneliti John Hendra Istianto dan Maria Josephine
Tyra
Judul Analisis Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah
Makan Ketty Resto
Masalah penelitian Bagaimana pengaruh kualitas layanan
terhadap kepuasan pelanggan rumah makan
Ketty Resto?
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
secara keseluruhan variabel yaitu reliability,
responsiveness, assurance, emphaty, dan
tangibles berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pelanggan dan dalam
pelaksanaanya sudah terlaksana dengan
baik.
Hubungan dengan Penelitian
Adanya kesamaan variabel dan tujuan
penelitian yang sama.
3 Nama Peneliti Stefanus
Judul Analisa Kesenjangan Kualitas Pelayanan
dan Kepuasan Konsumen Pengunjung Plaza
Tunjungan Surabaya.
Katering I-Cook Kota Malang
Kualitas Pelayanan (X)
Kepuasan Pelanggan (Y)
Reliability(X1)
Responsivness(X2)
Assurance(X3)
Emphaty(X4)
Tangible(X5)
Masalah penelitian Apakah kualitas layanan, kualitas produk dan
nilai nasabah berpengaruh terhadap
kepuasan kepuasan konsumen pengunjung
Plaza Tunjungan Surabaya.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kinerja kualitas jasa pihak Plaza Tunjungan
Surabaya yang mempengaruhi kepuasan
konsumen belum dilaksanakan dengan baik
sehingga perlu penanganan lebih baik.
Hubungan dengan Penelitian
Adanya variabel penelitian dan tujuan yang
sama yaitu mengukur pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan pelanggan
2.7 Kerangka Pikir
Dari uraian di atas, selanjutnya disajikan kerangka pikir penelitian sebagai
berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian
pada katering I-Cook di Jalan Simpang Borobudur 32 Malang.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Sebagai pelengkap dalam pembahasan ini maka diperlukan adanya data
atau informasi baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Penulis
memperoleh data yang berhubungan dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
3.2.1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan pada perusahaan bersangkutan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan dengan cara:
1. Observasi
Yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan penulis dengan melakukan
pengamatan, baik secara berhadapan langsung maupun secara tidak langsung
seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab.
2. Wawancara
Yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai pihakpihak
yang bersangkutan dalam organisasi untuk memperoleh data yang berhubungan
dengan materi pembahasan.
3. Kuesioner
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan data atau menyebarkan
daftar kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon
atas daftar pertanyaan tersebut.
3.2.2 Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca beberapa buku literatur,
mengumpulkan dokumen, arsip, maupun catatan penting organisasi yang ada
hubungannya dengan permasalahan penulisan skripsi ini dan selanjutnya di olah
kembali.
3.3. Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam uraian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Kuantitatif
Adalah data yang diperoleh dari perusahaan yang dapat dibuktikan
dengan angka-angka yang akan diolah dan dianalisa sesuai dengan metode
analisis sehingga dapat terlihat hasilnya.
2. Data Kualitatif
Adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak
yang berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai
pembahasan.
3.3.2. Sumber Data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan dalam penulisan peneiltian
ini. Penulis memperoleh data yang bersumber dari :
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan panduan kuesioner
kepada responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan dokumen-
dokumen perusahaan dan dari industri terkait yang ada hubungannya dengan
pembahasan penulisan.
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003). Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah konsumen I-Cook di Kota
Malang yang berjumlah 200 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dan teknik yang digunakan yaitu Sampling Purposive yang
termasuk dalam Nonprobability Sampling. (Sugiyono, 2003 ). Pengambilan
sampel menggunakan teknik Random Sampling, yaitu pengambilan sampel
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Rumus Slovin sebagai berikut:
n= N
1+(Ne2 )
n= 200
1+(200x 0.12 )
n = 66,7
n = 67 orang
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi (dalam 1 bulan)
e = Nilai kritis (batas kenelitian) karena kesalahan dalam pengambilan
sampel populasi (10%)
3.5 Jabaran Variabel
Tabel 2Jabaran Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel
Penelitian
Definisi
Variabel
Sub Variabel Indikator Skala
KualitasJasa(Variabel X)
Kualitas Jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untukMemenuhi keingginanpelanggan. Tjiptono(2006:59)
Realibility(Keandalan) kemampuanperusahaan untukmemberikanpelayanan sesuai yangdijanjikan secaraakurat dan terpercaya.
1.Memberikan pelayanansesuai janji.2. Melakukan pelayananpada saat pertama.3. Keakuratan transaksi
Likert
Responsiveness(Ketanggapan yaitusuatu kemauan untukmembantu danmemberikanpelayanan yang cepat(responsif) dan tepatkepada pelanggan,dengan penyampaianinformasi yang jelas
1. Karyawan cepat tanggapterhadap jasa yangdibutuhkan pelanggan.2. Pelayanan yang tepat pada pelanggan.
Likert
Assurance (Jaminan) pengetahuan,kesopansantunan, dankemampuan parapegawai
1.Karyawan memberi tahukonsumen, apapelayanan yangdibutuhkan
Likert
perusahaanuntuk menumbuhkanrasa percaya parapelanggan kepadaperusahaan.
konsumendan akan dikerjakan.2. Perilaku karyawan yangmemberikan ketenanganbagi konsumen bahwatransaksi yangdilakukannya
terjamin.
Empathy (Empati)yaitu memberikanperhatian yang tulusdan bersifat individualatau pribadi yangdiberikan kepada parapelanggan denganberupaya memahamikeinginan
konsumen
1. Karyawan memahamikeperluan yang khususdari pelanggan.2. Perhatian dan kesabaran karyawan.
Likert
Tangible (BuktiFisik) yaitukemampuan suatuperusahaan dalammenunjukkaneksistensinya kepadapihak eksternal.Penampilan dankemampuan saranadan prasarana fisikperusahaan dankeadaan lingkungansekitarnya adalahbukti nyata daripelayanan yangdiberikan olehpemberi jasa.
1.Penampilan fisik dalam dan luar perusahaanperusahaan2.Penampilan produk 3.Penampilan karyawan
Likert
KepuasanPelanggan
Kepuasan Pelanggan
1. Produk baru yang
Likert
(Variabel Y) adalah perbedaanantara tingkatkepentingan dankinerja atau hasil yangdirasakan. Rangkuti(2004 : 56)
ditawarkan dapatmemenuhi kebutuhan2. Kualitas pelayanan yangdilakukan telahmemberikan
kepuasan
3.6. Pengukuran Instrumen Penelitian
Pengisian kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert yang terdiri
atas: sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Kelima
penilaian tersebut diberi bobot sebagai berikut :
1. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5.
2. Jawaban setuju diberi bobot 4.
3. Jawaban netral diberi bobot 3.
4. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2
5. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1.
Skala likert kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan
menambahkan bobot dari jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masing-
masing responden dapat dikelompokkan dalam kelas interval, dengan jumlah
kelas 5 intervalnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyono,2006):
Interval = nilai tertinggi – nilai terendah
Jumlah kelas
Interval = 335 – 67
5
Interval = 54
Dari skala tersebut skala distribusi terhadap jawaban responden adalah :
a. 67 – 121 = sangat tidak setuju
b. 122 – 175 = tidak setuju
c. 176 – 229 = netral
d. 230 – 283 = setuju
e. 284 – 335 = sangat setuju
3.7. Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan jasa katering I-Cook di Kota Malang dengan
menggunakan rumus regresi linear berganda yaitu (Sugiyono,2006) :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
di mana :
Y : Kepuasan Pelanggan terhadap pelayanan jasa katering I-Cook di Kota
Malang
X : Kualitas Pelayanan jasa katering I-Cook di Kota Malang
X1 : Realibility
X2 : Responsiveness
X3 : Assurance
X4 : Empathy
X5 : Tangible
a : Konstanta
b : Koefisien Korelasi
e : Error term
3.7.2. Uji F (Uji Serempak)
Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikan koefisien regresi variabel
independen secara serempak terhadap variabel dependen. Langkah-langkah
untuk melakukan uji F sebagai berikut:
1. Hipotesis
Ho = Kualitas pelayanan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Ha = Kualitas pelayanan secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
2. Tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (α = 5%).
1. Menentukan Fhitung berdasarkan output program SPSS 13 atau rumus.
2. Menentukan Ftabel
Menentukan Ftabel berdasarkan df 1 (jumlah variabel) dan df 2 (n-k-1) pada
tabel output kemudian mencari pada tabel F, atau dapat dicari pada program
Ms. Excel
3. Kriteria pengujian
Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
3.7.3. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan mengetahui apakah variabel independen secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-
langkah untuk melakukan uji t sebagai berikut :
1.Hipotesis
1) Ho1 = Variabel Reliability secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Ha1 = Variabel Reliability secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
2) Ho2 = Variabel Responsiveness secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Ha2 = Variabel Responsiveness secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
3) Ho3 = Variabel Assurance secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Ha3 = Variabel Assurance secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
4) Ho4 = Variabel Emphaty secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Ha4= Variabel Emphaty secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
5) Ho5 = Variabel Tangible secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Ha5 = Variabel Tangible secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
2. Tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (α = 5%). Jika
signifikansi thitung > 0.05, berarti Ho diterima atau Ha ditolak. Jika signifikansi
thitung < 0.05, berarti Ho ditolak atau Ha diterima.
1) Menentukan ttabel
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) = n-k-1
2) Kriteria pengujian
Ho diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
Ho ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, N. 2006. Jurnal : Analisis Simultan Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Grapari Telkomsel Di
Surakarta.
Griselda, A. 2007. Manajemen Katering. Erlangga. Jakarta.
Hidayat , R. 2009. Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai
Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri.
Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1
Istianto,J., Tyra,M. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Ketty Resto. Jurnal Ekonomi
Dan Informasi Akuntansi (Jenius) Vol. 1 No. 3 .
Tjiptono, F. Chandra, G. 2006. Manajemen Pelayanan Jasa. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Kotler,P., Amstrong. 2008. Dasar-Dasar Pemasaran. Gramedia. Jakarta
Kotler, P. 2003. Alih Bahasa : Hendra Teguh, Ronny Antonius Rusli, Penyunting
: Agus Hasan Pura Anggawijaya, Manajemen Pemasaran (Marketing
Management 9e), Edisi Indonesia Jilid Satu, Prehallindo, Jakarta.
Kotler,P. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 6. Erlangga. Jakarta.
Kuswadi, 2004, Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen
Keuangan.PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Lopiyoadi, 2001, Service Quality dalam Pemasaran, Edisi Kedua Jilik Empat,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Singarimbun, S. 2004. Meningkatkan Jumlah dan Mutu Pelanggan. PT. Damar
Mulia Pustaka Jakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Wijarno, S. 2012. Bisnis Jasa Katering Modern. Erlangga. Jakarta.
.