Proposal Peminjaman Laboratorium - Mila

download Proposal Peminjaman Laboratorium - Mila

of 35

description

JSA peminjaman laboratorium

Transcript of Proposal Peminjaman Laboratorium - Mila

PROPOSAL PEMINJAMAN LABORATORIUM

Nanoenkapsulasi Ekstrak Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus) dengan Metode Gelasi Ionik untuk Sediaan Obat Antihiperkolesterolemia

Peneliti:Fransiska Milaniati Pratiwi

Dosen Pembimbing:1. Dr. Tania Surya Utami, S.T., M.T.2. Ir. Rita Arbianti, M.Si.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIADEPOK 2014BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangSeiring dengan perkembangan zaman saat ini, banyak hal yang merubah segala aspek kehidupan yang ada pada dunia ini. Hal ini termasuk adanya perubahan yang terjadi pada manusia, diantaranya adalah perubahan pola makan dan pola aktivitas. Diet yang tidak seimbang disertai kurangnya aktivitas fisik dan berolahraga menyebabkan kelebihan asupan energi dalam tubuh dan akan ditimbun menjadi jaringan lemak. Faktor tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia dalam tubuh manusia (Garnadi, 2012). Peningkatan kadar kolestrol dalam darah (hiperkolesterolemia) dan pada akhirnya akan menimbulkan penyakit - penyakit kronis lainnya (Polychronopoulos et al., 2005). Hiperkolesterolemia sangat populer hampir di seluruh dunia dengan jumlah penderita yang semakin meningkat setiap tahunnya dan Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Cina. Hiperkolesterolemia telah menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia termasuk Indonesia (WHO, 2012). Saat ini, sekitar 70% masyarakat Indonesia mempunyai kadar kolesterol tinggi berpotensi menimbulkan penyakit berbahaya seperti kanker, jantung, dan stroke (HCO, 2009). Tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan faktor utama resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penyakit kardiovaskuler ini menjadi penyebab utama kematian sekitar 30% penduduk di negara berkembang. Dalam kondisi normal, kolesterol turut mendukung kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Misalnya sebagai bahan pembentuk dinding sel, membuat asam empedu untuk mengemulsikan lemak, untuk membuat vitamin D serta berperan sebagai bahan pembuat hormon - hormon seks dan kortikosteroid atau hormon yang dapat mempengaruhi volume dan tekanan darah, kadar gula darah, otot, serta kekebalan tubuh (Hembing, 2008). Untuk mempertahankan kadar profil lipid dalam batas normal, banyak digunakan obat-obatan, antara lain statin, ezentimibe, koletiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol. Namun terkadang obat tersebut menimbulkan efek samping pada tubuh. Misalkan statin yang dapat menimbulkan lemah dan racun pada otot (Rozner & Garti, 2006). Selain itu penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu lama membutuhkan biaya yang cukup tinggi, untuk itu diperlukan pencarian bahan alam yang aman dan tersedia melimpah di Indonesia. Indonesia merupakan negara megabiodiversitas terbesar di dunia dan juga dikenal sebagai gudangnya tanaman obat. Sampai sejauh ini tanaman yang paling banyak digunakan untuk mengatasi hiperkolesterolemia adalah jati belanda, asam jawa, kemuning, tempuyung. Keji Beling (Strobilanthes crispus) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Secara tradisional, tanaman ini banyak digunakan sebagai bahan antidiabetes, diuretik, analitik dan laksatif (Perry & Metzger 1980). Secara tradisional, daun keji beling digunakan untuk menurunkan kolesterol dengan memakan tiga lembar daun keji beling mentah yang segar sebagai lalapan setiap hari secara teratur (LIPI, 2009). Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ekstrak daun S.crispus mengandung senyawa fitosterol seperti ergosterol, -sitosterol, stigmasterol (Wahyuni, 2013 dan Afrizal, 2008). Senyawa golongan sterol dapat bekerja untuk menyerap kolesterol dan mengurangi tingkat kolesterol dalam serum darah (Kamal-Eldin&Moazzami, 2009).Untuk mendapatkan ekstrak tanaman keji beling maka perlu dilakukan ekstraksi. Ekstraksi fitosterol dilakukan dengan menggunakan energi gelombang mikro atau MAE (Microwave Assisted Extraction) yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode lainnya terutama dalam penggunaan pelarut dan waktu reaksi yang lebih singkat (Mandal et al., 2007). Ekstrak kasar dari tanaman ini akan diuji aktifitas antihiperkolesterolnya dengan mekanisme inhibisi enzim HMG-KoA Reduktase . Enzim tersebut yang berperan dalam sintesis kolesterol dalam hati. Sehingga untuk mencapai organ hati dengan aman maka dibutuhkan penyalutan zat aktif. sulit menyebar dalam darah (Hermanus, 2012). Enkapsulasi dengan menggunakan nanopartikel menyebabkan ekstrak mudah menyebar dalam darah dan lebih akurat dalam mencapai sel target (Poulain & Nakace, 1998). Pengurangan atau pengecilan ukuran partikel akan meningkatkan luas permukaan yang menyebabkan kelarutannya meningkat. Penyalutan dan pembuatan nanopartikel akan dilakukan dengan metode gelasi ionik berbahan kitosan dan STPP. Metode yang digunakan untuk pembuatan nanopartikel dalam penelitian ini adalah dengan pengaduk magnet dan metode pengeringan dilakukan dengan metode freeze drying. Dengan demikian, diharapkan peningkatan kinerja obat yang baik dapat dicapai dengan pembuatan nanopartikel ekstrak Keji Beling untuk sediaan obat antihiperkolesterolemia dan kitosan sebagai bahan penyalut mendukung aktifitas antihiperkolesterol yang dimiliki oleh ekstrak.Untuk melaksanakan penelitian tersebut, peneliti membutuhkan fasilitas baik berupa lokasi untuk melaksanakan penelitian, peralatan serta bahan-bahan yang akan disebutkan secara lebih terperinci pada bab berikutnya. Sebagai lokasi pelaksanaan penelitian, peneliti memilih untuk melaksanakan penelitian di Laboratorium Kimia Dasar, Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia dikarenakan status penelitian yang melanjutkan penelitian sebelumnya yang juga berlokasi di laboratorium yang sama sehingga alat dan bahan yang dibutuhkan telah tersedia. Alat yang dibutuhkan dan telah tersedia di Laboratorium Kimia Dasar adalah diantaranya yaitu: sieve analyzer, Micrwave Assisted Extraction (MAE), magnetic stirrer untuk pembuatan nanopartikel, gelas beaker dan peralatan kimia yang lainnya untuk membuat reagen dan pelarut.Sementara untuk bahan yang dibutuhkan dan telah tersedia di Laboratorium Kimia Dasar diantaranya yaitu: NaOH, akuades, asam klorida, asam asetat, asam asetat anidrade. Bahan yang lainnya akan dibeli di luar laboratorium atau dari laboratorium bioproses. Sedangkan untuk uji aktifitas tidak dapat dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar, diantaranya menggunakan spektroskopi UV sehingga harus dilakukan di laboratorium bioproses. Untuk tahap analisis lainnya seperti uji SEM dan PSA akan dilakukan di luar laboratorium Departemen Teknik Kimia karena fasiltas yang belum ada. Untuk alat-alat karakterisasi yang belum tersedia di Departemen Teknik Kimia UI, peneliti akan memanfaatkan jasa karakterisasi dari instansi lain yang menyediakan jasa karakterisasi tersebut

1.2. Tujuan PenelitianTujuannya dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan produk nanopartikel keji beling yang dienkapsulasi oleh kitosan sebagai sediaan obat antihiperkolesterolemia2. Mengetahui besarnya daya inhbisi enzim HMG KoA reduktase pada ekstrak murni dan ekstrak yang ternanoenkapsulasi3. Mengetahui presentase kandungan zat aktif dalam ekstrak kasar Keji Beling4. Mengetahui efisiensi penyalutan ekstrak keji beling oleh kitosan5. Mengetahui loading capacity dari kitosan sebagai enkapsulator6. Mengetahui ukuran nanopartikel yang terbentuk dan karakteristik morfologi hasil penyalutan ekstrak dengan kitosan. 1.3. Waktu dan Tempat PenelitianTempat: Laboratorium Kimia Dasar, Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, DepokWaktu: Januari Mei 2014

BAB IIMETODOLOGI PENELITIAN2.1. Diagram Alir PenelitianPREPARASI SAMPEL Mengeringkan daun selama 14 hari Menghancurkan daun dengan blender Mengayak daun dengan sieve analyzer berukuran 50 mesh hingga diperoleh diameter serbuk daun 0,25 mm

EKSTRAKSI ETANOL Metode ekstraksi MAE pada temperature 60oC Menggunakan pelarut etanol Rasio sampel terhadap pelarut 1 : 20 (g/ml) Waktu ekstraksi adalah 15 menit Pemisahan pelarut dengan rotary evaporator

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EKSTRAK Dengan metode gelasi ionik (pengecilan ukuran dengan pengaduk magnetik) Pembuatan larutan penyalut dengan melarutkan kitosan dalam asam asetat sehingga terbentuk konsentrasi 1%, STTP 1,5% dan tween 80 0,1% Sampel hasil pengaduk magnetik dikeringkan dengan pengeringan freeze drying

ANALISA

Analisis ukuran & morfologi partikel Perhitungan Efisiensi Proses dan Loading CapacityUji aktivitas penghambatan enzim HMG-KoA RedutaseAnalisis Fitokimia Ekstrak dan Nanopartikel

Gambar 2. 1. Diagram Alir PenelitianPERHITUNGAN DAN PEMBAHASANPERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Dasar Proses Kimia Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok. Penelitian bersifat eksperimental di laboratorium. Secara garis besar, penelitian ini meliputi ekstraksi dari daun kejibeling dengan menggunakan alat MAE, analisis fitokimia, analisis aktivitas antihiperkolesterolemia berdasarkan kemampuan sampel untuk menginhibisi enzim HMG-CoA reductase, perhitungan efisiensi proses penyalutan, perhitungan loading capacity, dan analisis ukuran partikel penyalutan. Rancangan penelitian dirangkum pada diagram alir berikut ini (Gambar 2.1.) Penelitian yang akan dilakukan dalam laboratorium Kimia Dasar adalah preparasi simplisia, ekstraksi dan pembuatan nanopartikel serta reagen untuk uji aktifitas2.2. Variabel Bebas dan Variabel TerikatVariabel dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol dengan rincian sebagai berikut :Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi :1. Waktu pengambilan data2. Konsentrasi Ekstrak dan NanopartikelVariabel terikat dalam penelitian ini meliputi :1. Aktifitas antihiperkolesterolemia dari produk2. Nanopartikel yang terbentukVariabel Kontrol dalam penelitian ini adalah :1. Suhu2. Ph2.2. Peralatan dan Bahan2.2.1. PeralatanPeralatan yang digunakan dalam penelitian ini beserta kegunaannya dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2. 1. Jenis Peralatan yang DipergunakanNo.Nama AlatFungsi

1.Gelas KimiaTempat untuk membuat larutan

2. Kaca ArlojiWadah untuk menimbang

2. Spatula stainless steelUntuk membanti mengambil bahan

4.Neraca MassaMenimbang sampel, ekstrak dan bahan lainnya yang dipergunakan

5.Batang PengadukAlat untuk mengaduk

6.BlenderMenghancurkan daun keji beling

7.Lemari pendingin (Refrigerator)Penyimpanan bahan dan enzim

8.SpektrofotometerUntuk mengukur absorbansi pada uji aktifitas antihiperkolesterolemia

9.CuvvetteSebagai wadah saat dilakukan pengukuran absorbansi

6.Sieve analyzerMengayak sampel daun keji beling

7.MAE (Microwave Assited Exctraction)Mengekstraksi daun keji beling

8.Rotary EvaporatorMenguapkan pelarut (tidak terdapat pada Laboratorium Kimia Dasar)

9.Kertas SaringMenyaring Sampel

10.Alumunium foilMenutup sampel supaya terlindung dari kontaminan

11.Magnet StirrerUntuk mengaduk

12.SpektrofotometerUntuk mengukur absorbandi pada uji aktivitas antihiperkolesterol (tidak terdapat pada Laboratorium Kimia Dasar)

12.Gelas UkurAlat untuk mengukur larutan

14.Pipet TetesUntuk memindahkan larutan

15.TermometerAlat ukur temperatur

16.pH meterAlat ukur pH

17.MikropipetAlat untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil

18.Botol SampelWadah untuk meletakkan sampel untuk penyimpanan maupun perisapan

19.CorongAlat untuk menuangkan laruan agar tidak tumpah dan membantu proses penyaringan

21.Tabung ReaksiWadah untuk meletakkan sampel atau larutan uji

22.Penangas AirDigunakan untuk memanasakan air maupun sampel pada saat uji inhibisi enzim

22. Particle Size AnalyzerAlat yang digunakan untuk menentukan distribusi partikel yang dihasilkan (tidak terdapat pada Laboratorium Kimia Dasar)

24.Freeze DryerMengeringkan nanopartikel kejibeling dengan menjadikannya dalam bentuk serbuk (tidak terdapat pada Laboratorium Kimia Dasar)

25.SEMUntuk karakterisasi nanopartikel yang terbentuk (tidak terdapat pada Laboratorium Kimia Dasar)

2.2.2. BahanBahan yang dipergunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.2.Tabel 2. 2. Bahan yang Dipergunakan untuk PenelitianNo.BahanFungsi

1.Daun Keji BelingSimplisia

2.Etanol 70%Pelarut ekstraksi daun keji beling

2.AquadesDigunakan sebagai pelarut dalam beberapa proses

4.NaOHUntuk adjusting pH

5.HClUntuk adjusting pH

6.KitosanSebagai Penyalut

7.STPPCross linker

8.Tween 80Sebagai emulsifier

9.Asam AsetatBahan pelarut kitosan

10.Mg dan HClUntuk pewarna uji kandungan flavonoid

11Reagen Liebermann Burchard ( asam asetat anhidrat, asam sulfat, etanol )Sebagai reagen pewarna uji fitosterol

10. Kit assay HMG-KoA reduktase (HMG-KoA reduktase, buffer assay 1x, NADPH, HMG-KoA, pravastin dan akuabides)Uji inhibisi aktivitas antihiperkolesterol

2.4. Prosedur PenelitianProsedur penelitian yang akan dilakukan pada Laboratorium Kimia Dasar akan dijelaskan dibawah ini.2.4.1.PreparasiSebelum melakukan ekstraksi, tahap preparasi awal perlu dilakukan yaitu dengan cara pengeringan dan penghancuran / penggilingan daun. Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan kadar air dalam daun. Kadar air pada daun yang rendah menghasilkan simplisia yang lebih tahan lama dan tidak mudah rusak. Penghancuran atau penggilingan daun bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel dan menghancurkan dinding sel daun sehingga solvent dapat menjangkau solute yang lebih baik karena luas permukaan kontak yang baik. Langkah langkah untuk melakukan preparasi sampel adalah :1. Mengambil sampel daun Strobilanthes crispus2. Mengeringkan daun pada temperatur ruang selama 14 hari3. Menghancurkan daun dengan blender sampai berbentuk serbuk, kemudia megayaknya dengan sieve analyzer. Dari hasil penyaringan diperoleh sampel dengan ukuran diameter yang seraga yaitu seitar 0,2 mm4. Menyimpan sampel dalam tempat tertutup pada temperatur ruang. 2.4.2. Ekstraksi Prosedur ekstraksi pada percobaan ini mengacu pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan MAE (Microwave Assisted Extraction) yang dilakukan oleh Rita Wahyuni, 2012. Pelarut yang digunakan adalah n-heksana sesuai dengan penelitian sebelumnya, n-heksana teknis digunakan karena merupakan pelarut yang sudah digunakan dalam beberapa penelitian untuk mengekstraksi fitosterol dari berbaga macam tumbuhan (Wahyuni, 2013 dan Marliyati et al., 2005). Ekstraksi dengan metode gelombang mikro (MAE) lebih efisien dan lebih efektif dibandingkan dengan metode ekstraksi lainya karena selama pemanasan menggunakan gelombang mikro terdapat tekanan yang dapat memecah struktur sel dan dapat membuang struktur jaringan lebih berpori sehingga pelarut dapat masuk ke dalam jaringan dan mengekstrak senyawa aktif (Srivastava dan Malviya, 2011). Rasio bahan yang akan diekstrak dengan pelarut n-heksana adalah 1:20 (g/ml) dengan temperatur 60oC. Hal ini disebabkan oleh rasio tersebut merupakan rasio yang menghasilkan ekstrak yang paling optimm dalam proses ekstraksi menggunakan metode MAE. Dari variasi waktu yang telah diuji cobakan sebelumnya yaitu 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit, waktu ekstraksi tertinggi yang dilihat berdasarkan berat akhir filtrat ekstrak kasar yang diperoleh dengan waktu 15 menit dengan %filtrat ekstrak sebesar 33,92% (Wahyuni, 2013). Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk ekstraksi ini sebagai berikut:1. Menyiapkan sampel yang telah dipreparasi sebelumnya.2. Melarutkan sampel di dalam n-heksana dengan rasio sampel terhadap pelarut adalah 1:20 (g/ml). 3. Memasukkan campuran bahan ke dalam labu erlenmeyer. 4. Menyusun alat sesuai prosedur persiapan alat seperti pada Gambar 2.1.5. Mengatur temperatur oven 60oC .6. Mengatur waktu ekstraksi 15 menit.7. Mendinginkan hasil ekstrak hingga mencapai temperatur ruang.8. Menguapkan pelarut dari hasil ekstrak dengan rotary evaporator. 9. Menyimpan ekstrak yang diperoleh di dalam botol/wadah yang tertutup rapat.

Gambar 2. 2. Peralatan ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro (Hadi wibowo, 2010)2.4.2. Pembuatan Nanopartikel dari Ekstrak Keji BelingPembuatan nanopartikel dilakukan dengan metode gelasi ionik dengan perlakuan pengecilan ukuran menggunakan pengaduk magnetik. Metode pembuatan nanopartikel ini mengikuti metode yang dilakukan oleh Hermanus (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Hermanus (2012) ialah untuk mendapatkan komposisi yang tepat antara kitosan dan STPP serta metode yang tepat untuk pembuatan nanopartikel ini. Hermanus (2012) menunjukkan bahwa komposisi terbaik antara STPP dengan kitosan adalah dengan perbandingan 1% : 1%. Prosedur pembuatan nanopartikel akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Melarutkan 4 gram kitosan dalam 400 mL asam asetat 1% sehingga diperoleh konsentrasi kitosan 1%2. Mengaduk larutan dengan pengaduk magnetik pada kecepatan 1000 rpm selama 60 menit. 3. Menambahkan 200 L Tween 80 0,1% sambil mengaduk dengan pengaduk magnetik selama 30 menit pada kecepatan 100 rpm4. Melakukan sentrifugasi terhadap larutan campuran sebelumnya untuk memisahkan nanopartikel (endapan) dari supernatannya.5. Mengeringkan endapan dengan alat freeze dryer dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (dilakukan diluar laboratorium Departemen Teknik Kimia):a. Menurunkan suhu sampai -40oC dengan laju penurunan suhu sebesar -2oCb. Mengubah tekanan P1 sebesar 10 Pa dan Tshelf sebesar -20oCc. Menunggu selama 24 jam sampai proses sublimisasi selesai (Sugiharto, 2012)4 g kitosan + 400 mL asam asetat 1%

Diaduk dengan pengaduk magnetik (1000 rpm, 60 menit)

+200L Twen 80 0,1%

Diaduk dengan pengaduk magnetik (1000 rpm, 30 menit)

+200 mL STPP 1,5%

Diaduk dengan pengaduk magnetik (1000 rpm, 30 menit)

+4mL ekstrak 5%

Diaduk dengan pengaduk magnetik (1000 rpm, 15 menit)

Campuran setelah pengadukan disentrifugasi untuk memisahkan nanopartikel dari supernatan

Endapan Supernatan

Freeze drying untuk dijadikan serbuk nanopartikel

Gambar 2. 3. Alur Prosedur Pembuatan Nanopartikel2.4.3. Pembuatan Reagen untuk Analisis Fitokimia EkstrakAnalisis fitokimia yang terdapat didalam ekstrak dan supernatan digunakan untuk menganalisa dan mengkuantifikasi jumlah kadar massa dari golongan fitosterol dan flavonoid. Kedua zat ini yang paling populer memiliki aktifitas antihiperkolesterolemia. Analisis fitokimia menggunakan sepktrofotofotometer UV-Vis. Prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut ( Yuli, 2008) :1. Menyiapkan larutan standar dengan larutan standar flavonoid rutin dan -sitosterol sebagai standar phytosterol2. Menyiapkan sampel ekstrak yang akan diuji dengan metode pewarnaan karena terdapat banyak komponen di dalam crude extract. a. Pewarnaan flavonoid (interaksi asam klorida dan magnesium) Menambahkan air secukupnya pada sampel ekstrak daun keji beling dan memansakan selama 5 menit Menambahkan serbuk Mg 0,2 mL HCl pekat dan beberapa tetes amil alkohol dan mengocoknya. Flavonoid ditandai dengan terbentuknya warna merah cokelat (Umar, 2008)b. Pewarnaan sterol Mensuspensikan kembali sampel ekstrak dalam 20 mL etanol 70% dan volume di adjust sampai 50 mL dengan solvent yang sama. Memindahkan larutan yang baru kedalam 10 mL tabung volumetric Menambahkan reagen LB sebanyak 2 mL dan mendiamkan selama 5 menit sebelum dilakukan pengukuran absorbansi pada spektroskopi UV-vis. Adanya fitosterol ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi hijau atau biru (Larissa, 2013).Pembuatan reagen LB dengan cara menambahkan 5 ml asam asetat anhidrat dan 5 ml asam asetat secara hati hati ke dalam 50 mL etanol absolute saat dingin dalam es (Wagner, 2001).3. Membuat variasi konsentrasi larutan standar dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 mg.L-1 masing masing dibuat 25 mL dalam pelarut metanol dari larutan standard induk 1000 mg/L-1, konsentrasi 0 mg.L-1 adalah konsentrasi blanko metanol murni4. Melakukan optimasi panjang gelombang maksimum dengan salah satu larutan standar rutin dan melakukan pengukuran absorbansi lanjutan yang dilakukan di Laboratorium Bioproses

BAB III ANALISIS BAHAYA DAN RESIKO3.1. Etanol 70% food gradeSinonim:Etil alkohol, 70%Rumus Molekul: C2H5OHSifat Fisika Kimia:Berat Molekul46,7 gr/mol

WujudCairan tak berwarna

AromaBerbau ringan, agak membuat tenang, mirip minuman anggur

KelarutanLarut dalam air

Titik Didih78,4 0C

Specific Gravity0,79

Data Stabilitas dan Reaktivitas :Produk stabil, reaktif terhadap api Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Sangat berbahaya jika terjadi kontak ke mata ( iritasi, merusak kornea), kontak kulit (iritasi, sianosis ekstremitas), dan terhirup.Pertolongan Pertama:Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Kontak Kulit:Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Langkah Perlawanan terhadap Api:Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespirator3.2. Natrium HidroksidaSinonim: Soda kaustikRumus Molekul: NaOHSifat Fisika Kimia:

Berat Molekul40 gr/mol

WujudPadatan Berwarna putih

AromaTidak Berbau

KelarutanLarut dalam air

Titik Didih1388 0C

Specific Gravity2.13

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Produk ini stabilSangat reaktif dengan logam. Reaktif dengan oksidator, mengurangi agen, asam, alkali, kelembaban.Pembuangan Limbah:Tidak TersediaPotensi Bahaya:Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan,dari terhirup.Pertolongan Pertama:Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Kontak Kulit:Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Tertelan:Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar orang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.Langkah Perlawanan terhadap Api:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespirator3.3. Asam Klorida Sinonim: Hyrdrochloric acidRumus Molekul: HClSifat Fisika Kimia:

Berat Molekul36,5 gr/mol

WujudCairan berwarna bening sampai kuning terang

AromaTajam (Irittant)

KelarutanLarut dalam air dan dietil ether

Titik Didih108,58oC

Specific Gravity1,1 1,19

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Produk ini stabilSangat reaktif dengan logam. Reaktif dengan oksidator, mengurangi agen, asam, alkali, kelembaban.Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi, permeator), kontak mata (iritan, korosif), tertelan,dan terhirup. Pertolongan Pertama:Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Kontak Kulit:Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Tertelan:Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar orang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.Langkah Perlawanan terhadap Api:Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespiratory3.4. Kitosan Rumus Molekul: (C6H11O4)nSifat Fisika Kimia:Berat MolekulN/A

WujudPadatan serbuk berwarna putih

AromaTidak Berbau

KelarutanTidak larut dalam air namun larut dalam asam

Titik Didih1388 0C

Specific Gravity1,4

Data Stabilitas dan Reaktivitas :Produk stabilPembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), tertelan, dan terhirup (iritasi paru paru).Pertolongan Pertama:Kontak KulitDalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.InhalasiJika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis dengan segera.TertelanJangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar orang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.Langkah Perlawanan terhadap Api :Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan :Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespirator3.5. Sodium tripolifosfatSinonim: Pentasodium triphosphat, polygonRumus Molekul: Na5P3O10Sifat Fisika Kimia:

Berat Molekul367,864 gr/mol

WujudBubuk berwarna putih

AromaTidak Berbau

KelarutanLarut dalam air

Titik Didih-

Specific Gravity-

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Produk ini stabilSangat reaktif dengan logam. Reaktif dengan oksidator, mengurangi agen, asam, alkali, kelembaban.Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Sangat berbahaya jika terjadi kontak dengan mata (iritan), kulit (iritan), tertelan,dan terhirup. Pertolongan Pertama:Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Kontak Kulit:Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh cuci dengan air yang banyak. Secara perlahandan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan air mengalir dan sabun non-abrasif. Sangat berhati-hati untuk membersihkan lipatan, celah-celah, lipatan dan pangkal paha. Air dingin dapat digunakan. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg melunakkan. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis.Apabila terjadi iritasi kulit maka basuk dengan sabun desinfektan dan oles kulit yang terkontaminasi dengan krim antibakteri. Kemudian carilah bantuan medisInhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit bernapas, mengelola oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan mulut ke mulut resusitasi. Tertelan:Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada bawah sadar orang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.Langkah Perlawanan terhadap Api:Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespiratory3.6. Tween 80Sinonim : Polisorbat 80Rumus Molekul: C64H124O26Sifat Fisika Kimia:

Berat Molekul1310 gr/mol

WujudCairan kental berwarna kuning

AromaAroma khas

KelarutanLarut dalam air

Titik Didih100oC

Specific Gravity1,08

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Produk ini stabilSangat reaktif dengan logam. Reaktif dengan oksidator, mengurangi agen, asam, alkali, kelembaban.Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Sangat berbahaya jika terjadi kontak dengan mata (iritan), kulit (iritan), tertelan,dan terhirup. Pertolongan Pertama:Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Kontak Kulit:Bilas kulit dengan banyak air selama 15 menit minimal dan melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi yang parah atau berlanjut. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Tertelan:Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut di bawah sadar seseorang. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Ketika sudah sadar, berikan 2 4 cangkir susu atau air.Langkah Perlawanan terhadap Api:Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespiratory3.7. Asam asetatSinonim: Asam etanoat, asam cukaRumus Molekul: CH3COOHSifat Fisika Kimia:

Berat Molekul60.05 gr/mol

WujudCairan tak berwarna

AromaBerbau menyengat

KelarutanLarut dalam air

Titik Didih118.1 0C

Specific Gravity1.05

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Stabil; kondisi yang harus dihindari yaitu panas, sumber pengapian dan logam; ketidaksesuaian bahan dengan oksidator, alkali kuat, logam, amina, sianida, sulfida, asam kromat, asam nitrat, hidrogen peroksida dan karbonat.Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan.Pertolongan Pertama:Mata:Jika terkena mata segera siram dengan air bersih. Dan hubungi petugas medis segera.Kulit:Jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15 menit. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Terhirup:Jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih. Jika pingsan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.Tertelan:Diusahakan untuk tidak memuntahkannya kecuali bila diarahkan oleh petugas medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.Langkah Perlawanan terhadap Api:Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespirator3.8. MagnesiumRumus Molekul: MgSifat Fisika Kimia:

Berat Molekul12 gr/mol

WujudPadat

AromaTidak Berbau

KelarutanTidak larut dalam air, tapi larut dalam garam amonium dan hidrogen florida

Titik Didih1091 0C

Specific Gravity1.74

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Stabil; kondisi yang harus dihindari yaitu panas, sumber pengapian dan logam; ketidaksesuaian bahan dengan oksidator, alkali kuat, logam, amina, sianida, sulfida, asam kromat, asam nitrat, hidrogen peroksida dan karbonat.Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Menyebabkan iritasi pada mata, kulit, pencernaan dan saluran pernapasan.Pertolongan Pertama:Mata:Jika terkena mata segera siram dengan air bersih. Dan hubungi petugas medis segera.Kulit:Jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15 menit. Olesi kulit yang teritasi dengan krim dan kemudian ditutup. Dapatkan perawatan medis dengan segera apabila iritasi berlanjut.Terhirup:Jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih. Jika pingsan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.Tertelan:Diusahakan untuk tidak memuntahkannya kecuali bila diarahkan oleh petugas medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.Langkah Perlawanan terhadap Api:Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespiratoy3.9. Asam asetat anhidratSinonim : acethyl acetate, acetyl oxide, acetic oxideRumus Molekul: C4H6O3Sifat Fisika Kimia:

Berat Molekul102,09 gr/mol

WujudCair tidak berwarna

AromaBau kuat

KelarutanLarut dalam air

Titik Didih139,80C

Specific Gravity1.08

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Stabil; kondisi yang harus dihindari yaitu panas, sumber pengapian dan logam; ketidaksesuaian bahan dengan oksidator, alkali kuat, logam, amina, sianida, sulfida, asam kromat, asam nitrat, hidrogen peroksida dan karbonat.Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Berbahaya apabila terjadi kontak bahan dengan mata (iritant), kulit (iritan dan korosif, permeator), pencernaan dan saluran pernapasan.Pertolongan Pertama:Mata:Jika terkena mata lepaskan kontak lensa apabila menggunakan. Segera siram dengan air bersih selama 15 menit minimal. Dan hubungi petugas medis segera.Kulit:Jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15 menit. Olesi kulit yang teritasi dengan krim dan kemudian ditutup. Dapatkan perawatan medis dengan segera apabila iritasi berlanjut. Apabila terjadi kontak dengan kulit yang sangat serius maka cuci menggunakan sabun desinfektan dan oleskan krim antibakterial.Terhirup:Jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih. Jika pingsan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.Tertelan:Diusahakan untuk tidak memuntahkannya kecuali bila diarahkan oleh petugas medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.Langkah Perlawanan terhadap Api:Jika terjadi kebakaran kecil, gunakan bubuk kimia kering, jika terjadi kebakaran besar, gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespiratoy3.10. Asam sulfatSinonim: Hidrogen SulfatRumus Molekul: H2SO4Sifat Fisika Kimia:

Berat Molekul98 gr/mol

WujudLarutan tak berwarna

AromaTak berbau

KelarutanLarut dalam air dan etil alkohol

Titik Didih3370C

Specific Gravity1.84

Data Stabilitas dan Reaktivitas:Stabilitas: Stabil Kondisi yang harus dihindari: Temperatur yang tinggi Bahan yang harus dihindari:Air, logam, senyawa organik, basa. Pembuangan Limbah:Limbah dibuang berdasarkan regulasi yang ditentukan oleh Negara dan kementerian lingkungan hidup setempat.Potensi Bahaya:Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan.Pertolongan Pertama:Kontak dengan Kulit: Cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis.Kontak dengan Mata: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup sesekali. Mencari Bantuan Medis.Terhirup: Hapus untuk udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara spontan. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.Langkah Perlawanan terhadap Api:Semua jenis pemadam dapat digunakan untuk memadamkan api. Gunakan pakaian pelindung dan alat bantu pernapasan.Penyimpanan:Disimpan di tempat tertutup yang sejuk dan kering dengan ventilasi udara yang baik. Jauhkan dari sumber panas ataupun sumber api lainnya.Alat Pelindung Diri di Laboratorium:Kacamata PelindungJas LaboratoriumSarung TanganRespirator

BAB 4LIMBAHLimbah yang dihasilkan dari penelitian ini merupakan limbah cair larutan adalah sisa sisa serbuk daun pada proses ekstraksi pengambilan zat aktif dari daun tersebut, etanol sisa sisa supernatan dari proses sentrifugasi pembuatan nanopartikel, limbah sampel sisa uji aktifitas dan limbah dari zat zat yang masih menempel di alat. Limbah sisa serbuk pada proses ekstraksi bisa jadi bahaya apabila tidak dibuang sesuai pada tempatnya karena dikhawatirkan terdapat campuran etanol sebagai pelarut didalamnya. Sedangkan limbah supernatan dan sampel sisa serta zat zat lain yang masih menempel dalam alat tidak boleh langsung begitu saja dibuang dibadan air. Sehingga alternatif dalam pencegahan pencemaran dalam penelitian ini adalah setiap sisa sisa larutan akan dibuang pada wadah yang sudah disediakan dan untuk air pembilasan alat pertama untuk menghilangkan bekas harus dibuang pada wadah khusus pula. Dengan demikian, dalam penelitian ini tidak menimbulkan pencemaran dan tidak membahayakan lingkungan.

PENUTUPSaya menyatakan bahwa saya telah membaca, mengetahui, dan memahami, serta akan menjalankan Aturan Keselamatan Kerja di Laboratorium, serta Tata Tertib Penelitian yang ada di Laboratorium Bioproses.Depok, Januari 2014Pemohon,

Fransiska Milaniati Pratiwi1006661254

Mengetahui dan menyetujui,

Dr. Ir. Tania Surya Utami, S.T., M.T.Pembimbing Penelitian

Ir. Rita Arbianti, M.SiKepala Laboratorium Bioproses

DAFTAR PUSTAKAbdah, Asmah, Taufiq, Patimah. (2004). Floq Cyctometry Analysis on The Effects of Stigmasterol on The Breast Cancer Cell Lines. Malays J Clin Biochem 4, 64 - 68.Afrizal. (2008). AnalyticalL, Bioactivity AND Stability Studies on Strobilanthes crispus L. Bremek and Sonchus Arvensis L. Extracts. Penang: Universitas Sains Malaysia.al, K. P. (2007). Chitosan-based nanoparticles for medical applications-stability in physiological environments. J. European Cells and Material, 13:3-4.CoJ., K. (1991). Nanoparticle-based drug delivery systems. J Control, 16:169- 76.Couvreur P, Dubernet C, Puisieux F. (1995). Controlled drug delivery with nanoparticles: current possibilities and future trends. Eur J Pharm, 41:2 - 13.Endrini. (2003). Chemical Constituents and Biological Activies of Lawsonia inermis and Strobilanthes crispus. Bintulu: UPM.Fadzelly. (2006). Eddects of Strobilanthes crispus Tea Aqueous Extracts on Glucose and Streptozocin-Induced Hyperglycemic Rats. Plant Foods for Human Nutrition, 7 - 12.Hembing. (2008). Ramuan Herbal Penurun Kolesterol. Jakarta: Pustaka Bunda.Hermanus, D. N. (2012). Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Kulit Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King.) Sebagai Bahan Suplemen Antihiperkolesterolemia. Bogor: IPB.Ismail M. et al. (2000). Chemical composition and antioxidant activity of Strobilanthes crispus leaf extract. J. Nutr. Biochem. 11, 536 - 542.Lusianawati. (2013). Aktivitas Ekstrak dan Nanopartikel Ekstrak Kulit Kayu Mahoni Sebagai Inhibitor Enzim HMG-KoA Reduktase. Bogor: IPB.Mohanraj VJ, Chen Y. (2006). Nanoparticles-A review. J PharmaceutRes, 5:561-573.N., Setiowati. (2011). Penentuan kodisi optimum pembentukan Nanopartikel ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan) sebagai antijerawat [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.Nelson DL, Cox MM. (Lehninger Principles o Biochemistry). 2008. New York: W.H. Freeman and Company.Nurraihana. (2013). Phytochemistry, pharmacology and toxicology properties of Strobilanthes crispus. International Food Research Journal, 20(5): 2045-2056.Rahmania, D. (2011). Karakterisasi nano kitosan cangkang udang vanamei dengan metode gelasi ionik [skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauta, Institut Pertanian BogorSilverman. (2004). Organic Chemistry of Drug Design and Drug Action. Burlington: Elsevier Academic Pr.Singhvi SM, Pan HY, Morrison RA, Willard DA. (1990). Disposition of pravastatin sodium, a tissue-seletive HMG-CoA reductase inhibitor, in healty subjects. Br J Clin Pharmacol 29, 239 - 243.Soshana Rozner, Nissim Gart. (2006). The activity and absorbtion relationship of cholesterol and phytosterols. Colloids and Surfaces, 436 - 456.Wahyuni, R. (2013). Isolasi dan Uji In Vitro Senyawa Fitosterol Seabagi Penurun Kadar Kolesterol dari Ekstrak Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus). Depok: Universitas Indonesia.Wang T, Turhan M, Gunasekaram S. (2004). Selected properties of pH-sensitive biodegradable choitosan-poly (vinyl alcohol) hydrogel. Polym Int 53, 911 - 918.