Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

26
Proposal Pelatihan Pembuatan Raport dengan menggunakan Softwere Raport Kurikulum 2013 untuk Guru Wali Kelas di SMK Negeri 2 Medan Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Diampu Oleh : Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS.Kons Dan Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd Disusun Oleh : Roman Prayuda NIM. 8146132054 KELAS A2W

description

tugas

Transcript of Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

Page 1: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

Proposal Pelatihan Pembuatan Raport dengan menggunakan Softwere Raport Kurikulum 2013

untuk Guru Wali Kelas di SMK Negeri 2 Medan

Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah

Manajemen Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Diampu Oleh :

Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS.Kons

Dan

Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd

Disusun Oleh :

Roman Prayuda

NIM. 8146132054

KELAS A2W

ADMINISTRASI PENDIDIKAN KEPENGAWASAN

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

Page 2: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada tahun pelajaran 2014/2015 semua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh

Indonesia akan melaksanakan Kurikulum 2013. Sebelum melaksanakan Kurikulum 2013,

sejumlah guru dari setiap sekolah diberikan pelatihan. Pada tahun 2013, implementasi

Kurikulum 2013 baru dilaksanakan pada 1.437 SMK di 295 Kabupaten/Kota. Sejumlah guru

pada 1.437 sekolah tersebut dilatih sebelum mulai melaksanakan Kurikulum 2013. Meskipun

telah memperoleh pelatihan, mereka masih memerlukan pendampingan di sekolah yang secara

langsung dapat membantu mereka melaksanakan Kurikulum 2013.

Pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberikan kepada 1.437 SMK di 295

kabupaten/kota pada tahun 2013 dirasakan sangat membantu sekolah. MemperhaPenggunaan

Softwerean bahwa selain pelatihan sekolah memerlukan dukungan dalam melaksanakan

Kurikulum 2013 dan mempertimbangkan bahwa pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013

yang diberikan pada tahun 2013 kepada 1.437 SMK di 295 kabupaten/kota terbukti sangat

membantu sekolah, maka pada tahun 2014 Direktorat Pembinaan SMK akan memberikan

pendampingan pelaksanaan kurikulum kepada semua SMK di seluruh wilayah Indonesia yang

berjumlah sekitar 36.565 sekolah baik negeri maupun swasta.(sesuai data kementrian )

Ada 3 Perbedaan mendasar dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dengan kurikulum

sebelumnya yaitu Pegeseran pada SKL(Standar Kompetensi Lulusan), Standar Proses

Pembelajaran, Penilaian Hasil Belajar. Untuk itu dalam hal ini perlu pendampingan yang

meyeluruh pada aspek 3 perubahan ini.

Dalam hal ini maka sangat diibutuhkan pendapingan yang salah satunya dalam proposal

ini akan di tiPenggunaan Softwere beratkan pada pendampingan sistem penilaian dalam

pembuatan raport menggunakan softwere raport kurikulum 2013 guna mengefektifkan dan

mengefisienkan kerja dalam pembuatan raport

B. ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN

Dalam pelatihan ini membahas tentang sesuatu yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa

program pelatihan merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan SDM pada

sebuah sekolah karena mempunyai nilai atau peran strategis, yakni terhadap keberhasilan

pelaksanaan sistem pembelajaran di satu sisi dan keberhasilan karier seorang guru di sisi yang

lain.

Page 3: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

Setiap sekolah selalu didorong untuk berpacu dalam kompetisi yang ketat,sehingga harus

selalu memelihara dan meningkatkan kompetensi utamanya. hal ini tentu saja untuk

mengimbangi kemajuan teknologi, dengan demikian maka salah satu cara yang diperlukan

adalah upaya untuk peningkatan kemampuan guru melalui sebuah program pelatihan.

Dalam analisis kebutuhan pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa sekolah

merasa yakin bahwa pelatihan merupakan jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi

dalam pelaksanaan kurikulum 2013? Bagaimana pelatihan bisa memberikan kontribusi terhadap

rencana strategic sekolah? Siapa saja yang menjadi target pelatihan? Pelatihan apa saja yang

pernah dilakukan dan apa hasilnya?

Dalam pelatihan-pelatihan yang pernah diberikan sebelumnya untuk para guru dari

berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sangat memberikan kontribusi yang

baik bagi para guru SMK N 2 Medan. Contohnya dalam pelaksanaan pembelajaran guru mulai

menggunakan sistem “student center” yang dijabarkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013.

Tetapi dalam pelaksanaan pembuatan raport di SMK N 2 Medan masih dilaksanakan oleh tim

kelompok kerja bagian kurikulum. Hal ini disebabkan oleh karena para guru wali kelas belum

menguasai softwere raport dalam pembuatan kurikulum 2013. Untuk itu lah dalam sangat

diperlukan pelatihan tentang pembuatan raport dengan menggunakan softwere raport kurikulum 2013

untuk guru wali kelas di smk negeri 2 medan

Secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu proses

pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi bidang-bidang atau faktor-faktor

apa saja yang ada di dalam sekolah yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai

dan produktivitas sekolah menjadi meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih guru

dalam membuat raport dengan menggunakan softwere agar pembuatan raport dalam sistem

penilaian dapat dilakukan oleh masing-masing guru walikelas.

C. DEFENISI RINGKAS

Pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau

setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara kinerja yang ada saat ini dengan kinerja

standard atau yang diharapkan dalam kurikulum 2013.

Pendampingan dalam kegiatan ini didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan

penguatan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberikan oleh pendamping kepada guru wali

kelas di SMK N 2 Medan dalam pembuatan report kurikulum 2013. Pembuatan raport yang

dimaksud akan menggunakan aplikasi softwere raport dengan format Microsoft Excel.

Page 4: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

D. PRINSIP

Fokus pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada tahun 2014 meliputi

pemantapan pengetahuan guru terhadap Kurikulum 2013 yang mencakup dalam pembuatan

raport yang sesuai dengan standar penilaian dan pengisian buku laporan hasil pencapaian

kompetensi (rapor) peserta didik.

E. TUJUAN

Tujuan khusus pendampingan pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah meningkatkan kemampuan

guru sehingga mampu dalam:

1. Menginput data siswa

2. Menginput data sekolah

3. Menginput nilai leger yang berfungsi sebagai DKN

4. Menyusun Deskripsi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam softwere

raport

Page 5: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

BAB II LANDASAN TEORI

A. DEFINISI PELATIHAN

Menurut Mathis (2002) , Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai

kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini

terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas.

Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan

dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang

ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang

bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai

kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.

Payaman Simanjuntak (2005) mendefinisikan pelatihan merupakan bagian dari investasi

SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan

demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang

disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk

membekali seseorang dengan keterampilan kerja.

Pelatihan didefinisikan oleh Ivancevich sebagai “usaha untuk meningkatkan kinerja

pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera”.

Selanjutnya, sehubungan dengan definisinya tersebut, Ivancevich (2008) mengemukakan

sejumlah butir penting yang diuraikan di bawah ini: Pelatihan (training) adalah “sebuah proses

sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha

meningkatkan kinerja organisasi”. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang

diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang

dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (kompetensi) yang

spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.

Pelatihan menurut Gary Dessler (2009) adalah Proses mengajarkan guru baru atau yang

ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”.

Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam

dunia kerja. Guru, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena

adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan

lain sebagainya.

Page 6: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

B. TUJUAN DAN MANFAAT PELATIHAN

Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi

5 area:

Untuk meningkatkan ketrampilan guru sesuai dengan perubahan teknologi.

Untuk mengurangi waktu belajar bagi guru baru agar menjadi kompeten.

Untuk membantu masalah operasional.

Untuk menyiapkan guru dalam promosi.

Untuk memberi orientasi guru untuk lebih mengenal organisasinya.

Menurut Procton dan Thornton (1983 : 4), menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah:

Untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasional-operasional sejak hari

pertama masuk kerja.

Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam sekolah dengan jalan

mengembangkan kebutuhan ketrampilan, pengetahuan dan sikap.

Manfaat yang diperoleh dari adanya suatu pelatihan yang diadakan seperti yang

dinyatakan oleh Flippo (1988:215), berikut ini yaitu :

Program-program pengembangan yang direncanakan akan memberikan manfaat kepada

orang berupa peningkatan produktifitas, peningkatan moral, pengurangan biaya, dan

stabilitas serta keluwesan (fleksibilitas) orang yang makin besar untuk menyesuaikan diri

dengan persyaratan-persyararatan eksternal yang berubah.

Program-program yang semacam itu juga akan membantu memenuhi kebutuhan

perorangan dalam mencari pekerjaan yang bermakna bagi karir seumur hidup.

Pelatihan berdampak luas terhadap pengolahan SDM karena adanya pengelolaan SDM

yang baik akan lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik bagi guru maupun bagi

sekolah.

Smith (1997) dalam Irianto (2001:6), menambahkan bahwa pelatihan memiliki peran

yang sangat penting bagi organisasi dan memberi kontribusi pada tiga permasalahan utama,

yaitu: Pelatihan dan pengembangan memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas tenaga

kerja. Pelatihan dan pengembangan dapat meningkatkan kualitas out put guru agar lebih terlatih

dimana tidak hanya lebih kompeten di pekerjaan, tetapi juga menyadari pentingnya nya

Page 7: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

organisasi serta tindakannya. Pelatihan dan pengembangan meningkatkan kemampuan

organisasi untuk mengatasi perubahan, keberhasilan pelaksanaan perubahan baik teknis (dalam

bentuk teknologi baru) organisasi bergantung pada keterampilan anggota organisasi.

C. FUNGSI PELATIHAN

Hamalik (2001:13) mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja

(performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat untuk mempersiapkan promosi

ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada

jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial.

Menurut Siagian (1998:184), pelatihan dapat membantu guru membuat keputusan yang

lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan

menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari

pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan

menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.

Keberhasilan suatu program pelatihan ditentukan oleh lima komponen menurut As’ad

(1987: 73) :

Sasaran pelatihan atau pengembangan : setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang

jelas yang bisa diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur supaya bisa

diketahui efektivitas dari pelatihan itu sendiri. Pelatih (TrainerJ: pelatih harus bisa mengajarkan

bahan-bahan pelatihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan memperoleh

pengetahuanketrampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

Bahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang telah ditetapkan. Setelah

bahan dari latihan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah menyusun metode latihan yang

tepat. Peserta merupakan komponen yang cukup penting, sebab keberhasilan suatu program

pelatihan tergantung juga pada pesertanya.

D. METODE PELATIHAN

Menurut Cherrington (1995:358), dikatakan bahwa metode dalam pelatihan dibagi

menjadi 2 yaitu on the job training dan off the job training. On the job training lebih banyak

digunakan dibandingkan dengan off the job training. Hal ini disebabkan karena metode on the

job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas secara cepat. Sedangkan metode off

the job training lebih cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang.

Page 8: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

a. On The Job Training, dibagi menjadi 6 macam yaitu:

1. Job instruclion training. Pelatihan ini memerlukan analisa kinerja pekerjaan secara teliti.

Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan

langkah-langkah pelaksanan pekerjaan.

2. Apprenticeship. Pelatihan ini mengarah pada proses penerimaan guru baru, yang bekerja

bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu.

Keefektifan pelatihan ini tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam

mengawasi proses pelatihan.

3. Internship dan assistantships. Pelatihan ini hampir sama dengan pelatihan apprenliceship

hanya saja pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan

formal yang lebih tinggi. Contoh internship training adalah cooperalive education

project, maksudnya adalah pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal di

sekolah yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti guru dalam

sekolah tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli.

4. Job rotation dan transfer adalah proses belajar yang biasanya untuk mengisi kekosongan

dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini terdapat 2 kerugian yaitu: peserta

pelatihan hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak mempunyai komitmen untuk

terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh. banyak waktu yang terbuang untuk

memberi orientasi pada perserta terhadap kondisi pekerjaan yang baru. Tetapi pelatihan

ini juga mempunyai keuntungan yaitu: jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli

maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai peiaksanaan dan

praktek dalam pekerjaan.

5. Junior boards dan committee assignment. merupakan alternatif pelatihan dengan

memindahkan perserta pelatihan kedalam komite untuk bertanggungjawab dalam

pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan perserta dalam anggota

eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam bennteraksi dengan eksekutif yang lain.

6. Couching dan counseling. Pelatihan ini merupakan aktifitas yang menharapkan timbal

balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara berlahan

bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat.

b. Off the job training, dibagi menjadi 13 macam:

Page 9: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

1. Vestibule training. Pelatihan dimana dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan

seperti tempat aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang

khusus.

2. Lecture merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada

sejumlah besar orang pada waktu bersamaan.

3. Independent self-study. Pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri

misalnya dengan membaca buku, majalah profesional, mengambil kursus pada

universitas lokal dan mengikuti pertemuan profesional.

4. Visual presentations. Pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau persentasi

dengan menggunakan slide.

5. Conferences dan discussion. Pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan pengambilan

keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan yang Iainnya.

6. Teleconferencing. Pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan perseta

dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.

7. Case studies. Pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk

menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.

8. Role playing. Pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu,

peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat

langsung.

9. Simulation. Pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau mirip

dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan

motor skill.

10. Programmed instruction merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya

menggunakan computer.

11. Computer-based training merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai

hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon

secara langsung selama proses belajar.

12. Laboratory training. Pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak

beraturan dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap satu

dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan dan

meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang lain maupun dalam

kelompok.

13. Programmed group exercise. Pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekerja sama

dalam memecahkan suatu permasalahan.

Page 10: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

E. MODEL-MODEL PELATIHAN

a. Model CCMD

`

1 = Scan Lingkungan : 2 = Analisis Kebutuhan : 3 = Rancangbagun Kurikulum : 4 =

Rancangbangun Evaluasi : 5 = Penyampaian Program : 6 = Evaluasi

Sumber: Soebagio Atmodiwirio, 2002, Manajemen Pelatihan, Jakarta Ardadizya Jaya, h 66

b. Model Critical Events

Model Critical Events.meliputi komponen a) menentukan kebutuhan organisasi, b)

spesifikasi pelaksanaan tugas, c) menentukan kebutuhan belajar peserta, d) menentukan tujuan,

e) menentukan kurikulum, f) memilih strategi pembelajaran, g) sumber belajar, h) melaksanakan

Diklat i) evaluasi (Subagyo h 61)

MODEL CRITICAL EVENTS

MENENTUKAN

MEMILIH STRATEGI MENENTUKAN TUJUAN

MENENTUKANSUMBER

SPESIFIKASIMELAKSANAKAN DIKLAT

MENENTUKAN

EVALUASI

DAN

BALIKAN

65

4

3

21

Page 11: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

Sumber: Soebagio Atmodiwirio, 2002, Manajemen Pelatihan, Jakarta Ardadizya Jaya, h 60

c. Model Scott dan George

Model Scott and George meliputi 4 tahap (phase) Tahap 1; Need Assesment, tahap 2;

Design, tahap 3; Implementation and tahap 4; Evaluation. Pada tahap 1 analisis kebutuhan;

mencakup analisis organisasi, tugas dan peserta. Tahap 2 mencakup disain diklat meliputi

tujuan, kesiapan peserta dan prinsip belajar yang digunakan. Tahap 3 mencakup mengenai

implementasi meliputi metode saat bekerja, metode di luar saat bekerja dan pengelolaan

pengembangan. Tahap 4 adalah evaluasi meliputi reaksi peserta, penguasaan materi dan

keterampilan, sikap dan perilaku, efektivitas dalam bekerja. Model Scott and George

digambarkan sebagai berikut.

SYSTEMS MODEL OF TRAINING

BY SCOTT SNELL AND GEORGE BOHLANDER

PHASE 3

IMPLEMENTATION

On-the-job methods Off-the-job methods Management

developmentPHASE 1

NEEDS ASSESSMENT

Organizations analysis Task analysis Person analysis

PHASE 2

DESIGN

Instructional objectives

Trainee readiness

PHASE 4

EVALUATION

Reactions Learning Behavior (transfer) Results

Page 12: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

Sumber: Scott Snell, and George Bohlander, 2007, Human Resource Management, US:

Thomson p. 284

F. ALASAN PENTINGNYA PELATIHAN

Menurut Hariandja (2002 : 168), ada beberapa alasan penting untuk mengadakan

pelatihan, yaitu:

1. Guru yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan

pekerjaan.

2. Perubahan – perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan – perubahan disini

meliputi perubahan – perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru

atau munculnya metode kerja baru. Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin

beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, sikap yang berbeda

yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap

pekerjaan.

3. Meningkatkan daya saing sekolah dan memperbaiki produktivitas. Saat ini daya saing

sekolah tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi

juga harus sumber daya manusia yang menjadi elemen paling penting untuk meningkatkan

daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang

langgeng.

4. Menyesuaikan dengan peraturan – peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan

pekerjaan yang dikeluarkan oleh pemerintah, untuk menjamin kualitas pembelajaran

Page 13: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

BAB III

PERENCANAAN PELAKSANAAN

A. Pelatihan Penggunaan Softwere Dasar

1. Alur Kegiatan Pelatihan Penggunaan Softwere Dasar

Pelatihan Penggunaan Softwere Dasar untuk guru-guru smk n 2 medan menggunakan

modul yang dikembangkan oleh tim kelompok kerja bagian kurikulum. dan dilaksanakan

secara klasikal.

2. Materi Pelatihan Penggunaan Softwere Dasar

Materi pelatihan penggunaan Softwere Dasar berdasarkan modul adalah:

1. Cara menginput data siswa

2. Cara menginput data sekolah

3. Cara menginput nilai leger yang berfungsi sebagai DKN

4. Cara Menyusun Deskripsi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam

softwere raport

5. Cata mencetak sampul raport

6. Cata mencetak raport halaman 1

7. Cata mencetak raport halaman 2

8. Cata mencetak raport halaman 3

9. Cata mencetak nilai raport

10. Cata mencetak Deskripsi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan

B. Struktur Program

No. Materi Pelatihan Alokasi

Page 14: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

Waktu

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Cara menginput data siswa

Cara menginput data sekolah

Cara menginput nilai leger yang berfungsi sebagai DKN

Cara Menyusun Deskripsi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan

dalam softwere raport

Cata mencetak sampul raport

Cata mencetak raport halaman 1

Cata mencetak raport halaman 2

Cata mencetak raport halaman 3

Cata mencetak nilai raport

Cata mencetak Deskripsi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan

2

2

2

4

2

2

2

2

2

4

Jumlah 24

C. Disain

1) Narasumber pelatihan Penggunaan Softwere dasar untuk guru yang merupakan unsur

Pengawas Dinas Pendidikan Kota Medan.

2) Peserta dalam pelatihan ini adalah guru smk n 2 medan yang telah mengikuti program

sebelumnya yaitu pelatihan dasar komputer dan pelatihan microsoft office

3) Model yang digunakan dalam pelatihan ini adalah Model Critical Events

4) Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah metode pelatihan On The Job

Training dengan Job instruction training

D. Rencana Anggaran Biaya

1. Sumber Biaya

Bantuan dana  Dinas Pendidikan Kota Medan          =  Rp  20.000.000,00

Rekapitulasi Biaya

1. Kegiatan Persiapan                                   =  Rp      300.000,00

2. Pelaksanaan Program dan Kegiatan         =  Rp  19.040.000,00

Page 15: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

3. Pemantauan dan Laporan Kegiatan          =  Rp       660.000,00

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Tempat Pelatihan

Kegiatan pelatihan penggunaan softwere dasar guru bertempat di SMK Negeri 2

Kota Medan.

2. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Pelatihan penggunaan softwere raport untuk guru dilaksanakan tanggal

12 – 14 Oktober 2015, mulai pukul 07.30 – 15.45.

Page 16: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport

BAB V

EVALUASI KEGIATAN

Proposal kegiatan peningkatan kompetensi guru ini diharapkan menjadi acuan bagi guru

smk n 2 medan Kota Medan dalam mengelola program maupun penggunaan dana bantu

an  yang diberikan pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Medan. Pada dasarnya tujuan

program ini dirancang untuk mendorong kinerja guru yang bertugas dalam meningkatkan

pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan tempat bertugas.

Diharapkan program ini secara bertahap dan pasti akan mendorong percepatan

pemerataan mutu pendidikan yang dapat memberikan kontribusi dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional dalam mewujudkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif.

Page 17: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport
Page 18: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport
Page 19: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport
Page 20: Proposal Pelatihan Pembuatan Raport Dengan Menggunakan Softwere Raport