Proposal Pelatihan Kader Posyandu

download Proposal Pelatihan Kader Posyandu

of 26

description

Proposal Pelatihan Kader Posyandu

Transcript of Proposal Pelatihan Kader Posyandu

TUGAS PKG LANJUT

PROPOSAL PELATIHAN KADERPENGISIAN KMS BALITA

(Untuk melengkapi tugas mata kuliah PKG Lanjut di semester IV)

Oleh:

Kelompok II

Made Sulang Aryawan(002)

Luh Wy. Ricka Putri A.(027)

Dewa Putu Handika Gautama(005)

Komang Indah Satya Dewi(030)

Ida Ayu Widiastuti

(008)

Gusti Ayu Made Ratih M. (033)

Dwi Antari

(011)

Nyoman Kusuma Wardhani(036)

Kadek Rendra Prastia

(014)

Ni Nyoman Mia Anggreni(039)

Wayan Riska Pratiwi

(017)

Ni Luh Wayan Putri Cahyani(042)

Debby Santika Gunawan(020)

Gusti Ari Sunia Dewi

(045)

Ratih Adnyani

(023)

Ratih Puspa dewi

(048)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN GIZI

DENPASAR

2015

I. PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan dalam membina masyarakat agar mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam bentuk peran serta. Hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan pengertian kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat, yang berarti bahwa masyarakat berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kesehatan. Secara operasional, ditingkat desa atau kelurahan, upaya untuk menurunkan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran salah satunya dilakukan melalui Posyandu.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan. Posyandu sebagai suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu yang merupakan kegiatan oleh dan untuk masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat, terutama para ibu dalam menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak.

Posyandu pada masa orde baru, yang berfungsi sebagai pelayanan informasi kesehatan ibu dan anak, dinilai sangat efektif dalam menurunkan angka kematian bayi di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, angka kematian bayi pada tahun 2009 adalah 44/1000 angka kelahiran hidup. Pada awal tahun 1990, peran dan fungsi posyandu sangat terlihat dan bergerak. Posyandu bukan sekedar tempat menimbang berat badan balita, namun juga pelayanan gizi dan pemeriksaan ibu hamil.

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, sehingga masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan dan memanfaatkan posyandu sebaik-baiknya. Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pemanfaatan posyandu. Upaya meningkatkan peran serta masyarakat antara lain melalui sistem pengkaderan. Peran serta kader dalam upaya peningkatan status gizi balita merupakan hal yang sangat penting guna mendukung program pemerintah untuk mengatasi agar gizi buruk pada anak tidak bertambah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan revitalisasi posyandu.

Dalam melaksanakan tugasnya, kader kesehatan sebelumnya akan diberikan pelatihan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan peningkatan status gizi balita. Pelatihan ini biasanya diadakan dua kali dalam setahun. Pelatihan yang didapatkan oleh kader berhubungan dengan peran kader sesuai dengan sistem 5 meja yang terdapat di dalam posyandu. Kader harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang status gizi balita dan bagaimana cara meningkatkan status gizi balita pada keadaan gizi buruk. Namun, sering sekali pelatihan diberikan pada kader yang sama atau dengan kata lain kader-kader yang sering mengikuti pelatihan yang selalu diikutkan kembali dalam pelatihan, sehingga kader-kader lain tidak mendapat kesempatan. Hal inilah yang memicu kurangnya peran serta kader setiap posyandu diadakan. Kurangnya ilmu dan minimnya pengalaman adalah pemicu utama kurang aktifnya peran kader kesehatan. Pemicu lainnya adalah kesibukan para kader dalam urusan rumah tangganya.

Kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan, menyebabkan kader kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada petugas kesehatan dan puskesmas. Oleh karena itulah, pada saat posyandu dilaksanakan, peran kader sering sekali tidak berjalan sebagaimana mestinya. Padahal upaya penanggulangan status gizi buruk memerlukan upaya yang tepat, cepat dan menyeluruh. II. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para kader posyandu dapat melaksanakan kegiatan pengisian KMS dengan benar.2. Tujuan Khusus a. Kader dapat melakukan pengisian dan membaca Kartu Menuju Sehat (KMS).

b. Kader mengetahui cara memantau pertumbuhan balita berdasarkan catatan KMS balita.c. Kader dapat melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita.d. Kader dapat memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan.III. PESERTA PELATIHANPeserta pelatihan adalah Kader-kader yang ada di posyandu Banjar Kertajiwa.IV. PELATIH ATAU NARASUMBERPelatih atau narasumber yang akan melatih peserta pelatihan adalah Ahli gizi merangkap dosen Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar atas nama Ir. Desak Putu Sukraniti, M.Kes dan Ni Made Dewantari, SKM, M.For. V. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN

(Rencana Pelaksanaan Kegiatan Terlampir)Waktu

: Jumat, 29 Mei 2015Pukul

: 08.00 11.00 WITA

Tempat : Balai Banjar Kertajiwa, Biaung, Kertalangu

Alamat : Jalan Biaung Asri, Denpasar TimurRencana Pelaksanaan Kegiatan: (Terlampir)VI. MATERI PELATIHANA. Pengertian KMSKartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.

KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.B. Manfaat KMSManfaat KMS-Balita adalah:

Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi: pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan. Semua kolom isian diiisi dengan benar.

Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan.

Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS.

KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.C. Cara memantau pertumbuhan BalitaPertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).a) Balita naik berat badannya bila:

Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya

Gambar a. Indikator KMS bila balita naik berat badannyab) Balita tidak naik berat badannya bila: Garis pertumbuhan-nya turun, atau Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya

Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannyac) Berat badan balita dibawah garis merah:Artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar c. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merahd) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar d. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabile) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Gambar e. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulanf) Balita sehat, jika: Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.D. Cara Pengisian KMS-BalitaSelain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul, yaitu :

1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak.

2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir.

3. Kesalahan menimbang.

4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik.

5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan.

6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak.

7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan dapat mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS.

Pada Penimbangan PertamaPada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan Langkah ketiga.

Langkah pertama: Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada di posyandu.

Langkah kedua: Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita.1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar.

2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali.3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS.

4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila perempuan.5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak yang meninggal).6. Kolom Tanggal lahir diisi bulan dan tahun lahir anak. *)7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.Catatan *)

Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut.

Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak sesuai jawaban ibu.

Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya dan catat. Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak (dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.

Langkah ketiga: Mengisi kolom bulan lahir.Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua kolom bulan secara berurutan. Misalnya: Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya.

Langkah keempat: Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita.Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan). Contoh: Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat.Langkah kelima: Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan. Misal:

Anak tidak mau makan Anak sakit panas Anak diare Anak diberi nasi tim Ibu meninggal Ayah di-PHK Anak dikirim ke Puskesmas

Langkah keenam: Mengisi kolom pemberian imunisasi.

Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan.Langkah ketujuh: Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada setiap bulan Februari dan Agustus.

Langkah kedelapan: Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif.Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4. Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi dengan tanda kurang (-) Pada Penimbangan Kedua dan Seterusnya1. Lakukan langkah keempat

Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.

2. Lakukan langkah kelima

Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.

Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam. Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari atau Agustus), maka jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh. Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah kedelapan. E. Tindakan Berdasarakan Catatan Dalam KMSBerdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-Balita.

Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah grafik.

Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah:

Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi seimbang. Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu.

Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya.

Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan.

Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan tersebut dicatat dalam KMS-Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tIdak naik atau di bawah garis merah (BGM). Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut:

1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi..

2. Jika garis pertumbuhan tidak naik :a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya.b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain.c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan lain.

3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain

a. Jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-Pemulihan).

b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati jika ada penyakit penyerta. F. Nasehat Makan Bayi dan Anak Sesuai Hasil PenimbanganKonseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur anak, yaitu 0- 4 bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24 bulan ke atas.

BAYI UMUR 0 4 BULAN

1. Berat badan bayi naik Beri pujian kepada Ibu. Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam. Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T) Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu. Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah ibu. Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 5 kali lebih sering dari biasanya. Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding sebelum hamil dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping jumlah yang biasa diminumnya sehari-hari. Apabila ada jamu yang manjur untuk melan-carkan ASI, anjurkan ibu meminumnya.3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T) Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan. Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu. Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak dari biasanya. Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas. 4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.5. Bayi dibawah garis merah (BGM) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.

BAYI UMUR 4 6 BULAN

1. Berat badan bayi naik Beri pujian kepada ibu.

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang maupun malam).

Beri Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan.

Pemberian MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi. MP-ASI adalah Makanan Pendamping ASI dan bukan Makanan Pengganti ASI, dan dapat berupa: bubur tim lumat ditambah hati ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau dan tambahkan sedikit santan/minyak2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T) Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu.

Konsultasikan dengan petugas kesehtan/puskesmas.

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang maupun malam). Beri MP-ASI 3 kali sehari, tiap kali 1 piring sedang. Pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T) Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan. Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu, dengan memberikan kepada anak MP-ASI 3 x sehari, tiap kali satu piring sedang. Kalau sudah dilaksanakan, berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak dari bulan lalu. Jika anak sakit, segera rujuk ke puskesmas4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.5. Bayi di bawah garis merah (BGM) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.

BAYI UMUR 6 12 BULAN

1. Berat badan bayi naik Beri pujian kepada ibu. Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak. Berikan nasi lunak ditambah telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging / wortel / bayam / kacang hijau dan sedikit santan/minyak.

Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari.

2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T) Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan dengan petugas kesehatan. Berikan ASI sesuai keinginan anak. Berikan MP-ASI 5 kali sehari satu piring sedang. Berikan 2 kali nasi dengan lauk-pauk yang dihaluskan.3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T) Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan. Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu. Jika sudah dilaksanakan, disamping makanan sehari-hari, anak perlu diberi tambahan penganan atau kudapan. Jika masih sakit, konsultasikan dengan petugas kesehatan.

4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.5. Berat badan bayi dibawah garis merah (BGM) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.ANAK UMUR 12 24 BULAN

1. Berat badan naik Berikan ASI sesuai keinginan anak.

Anak sudah bisa diberi makanan orang dewasa.

Berikan makanan dewasa tersebut 3 x sehari.

Berikan juga makanan selingan 2 x sehari di antara waktu makan seperti bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dsb. 2. Berat badan anak satu bulan tidak naik (1T) Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas kesehatan. Berikan ASI sesuai keinginan anak. Berikan makanan orang dewasa 5 kali sehari.

3. Berat badan anak dua bulan berturut0turut tidak naik (2T) Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan. Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu. Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, perbaiki nafsu makan anak dengan jalan mengganti-ganti hidangannya. Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.5. Berat badan anak dibawah garis merah Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.ANAK UMUR 24 BULAN KEATAS

1. Berat badan anak naik Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari.

Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, biskuit. Pemberian makanan selingan dilakukan antara waktu makan makanan pokok.2. Berat badan anal satu bulan tidak naik (1T) Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas kesehatan. Berikan makanan setengah bagian dari jumlah yang dimakan ayahnya.3. Berat badan anak dua bulan berturut-turut tidak naik (2T) Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan. Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu. Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, usahakan sekali dalam sehari anak makan bersama anak-anak lainnya. Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas.4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.5. Berat badan anak di bawah garis merah (BGM) Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya. Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/RumahG. Nasehat Perkembangan Anak1. Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian kemampuan perkembangan yang harus dicapai semua anak pada rentang umur yang ada (misalnya pada umur 3 - 6 bulan anak dapat mengangkat kepala dengan tegak, pada posisi telungkup).2. Yang harus dianjurkan oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai berikut:a. Umum:Ibu yang baik adalah ibu yang:

Merasa percaya diri sebagai ibu.

Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan perasaan.

Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri bermain dengan anaknya.

Memperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada anaknya.b. Khusus Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS, ibu harus diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut. Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.

VII. METODE PELATIHAN

Metode pelatihan pada pelatihan kader dalam pencatatan KMS yang digunkan adalah ceramah, diskusi, dan simulasi. Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Metode diskusi adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. Materi tentang KMS beserta cara pengisian KMS akan disampaikan secara ceramah oleh narasumber dan didalam diskusi akan di praktekan secara langsung pengisian dari KMS tersebut. Simulasi adalah suatu kegiatan dan proses yang dikondisikan sama dengan keadaan aslinya.VIII. PROSES PELATIHAN KADERa. Persiapan

Adapun persiapan dalam proses pelatihan kader ini adalah :

Menyiapkan tempat pelatihan.

Menyiapkan kader yang akan dilatih

Menyiapkan pelatih yang terlatih dan mampu

Menyiapkan alat bantu, media, dan metode yang akan digunakan.

Menyiapkan materi yang akan dibawakan pada saat pelatihan kader.

Menyiapkan transportasi.

Menyiapkan snack untuk konsumsi.b. Pelaksanaan

Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader

NoKegiatan Pelatihan KaderKegiatan PelatihKegiatan KaderWaktuMedia

1.Kegiatan awal1. Administrasi1. Administrasi10 menitForm absen

2. Pembagian Snack2. Pembagian Snack2 menitPPT

3. Mempersilahkan dan memberi salam3. Menjawab salam1 menit

4. Memperkenalkan diri4. Menyimak dan mendengarkan3 menit

5. Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan5. Mendengar dan menyimak

6. Menggali permasalahan6. Menjawab pertanyaan dan memberi informasi3 menit

7. Menyimpulkan permasalahan sementara7. Mendengar dan menyimak8 menit

8. Melakukan pretest dengan menguji keterampilan kader dalam mengisi KMS.8. Mengisi KMS sesuai kasus yang diberikan.8 menitKMS

2.Kegiatan inti1. Menjelaskan materi penyuluhan yang meliputi :a. Pengertian KMS

b. Manfaat KMS

c. Cara memantau pertumbuhan balita

d. Cara pengisian KMS balita

e. Tindakan berdasarkan catatan dalam KMS

f. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil penimbangang. Nasehat perkembangan anak1. Menyimak dan memperhatikan20 menitPPT dan fotocopy materi

2. Melakukan simulasi (pretest) pengisian KMS dengan kasus-kasus yang telah dipersiapkan oleh pelatih dengan alat peraga asli KMS.2. Mengisi KMS15 menitKMS

3. Melakukan evaluasi mengenai simulasi3. Menyimak dan memperhatikan3 menit

4. Memberi kesempatan kader bertanya4. Bertanya2 menit

5. Menyimpulkan5. Menyimak dan memperhatikan3 menit

3.Penutup1. Memberikan ucapan terima kasih dan salam penutup1. Mendengar dan menjawab2 menitPPT

c. Evaluasi

Yang akan dievaluasi pada pelatihan kader ini adalah keterampilan kader dalam mengisi KMS. Cara evaluasinya adalah mengecek langsung hasil pengisian KMS kader pada saat simulasi dan langsung memberikan arahan. IX. Alat BantuAdapun alat bantu yang digunakan dalam proses perencanaan pelatihan kader ini adalah :

KMS

Soft copy materi

Power Point mengenai maateri pelatihan kader

Laptop

LCDX. SUSUNAN KEPANITIAAN

(terlampir)

XI. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

(terlampir)

XII. PENUTUP

Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperlukan dan tidak hanya bermanfaat bagi balita, tetapi juga bagi ibu-ibu, dan staf kesehatan. Dengan KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita dengan baik., Dengan dilaksanakannya pelatihan pengisian KMS, kader diharapkan dapat lebih tau mana yang benar tentang bagaimana cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi dan membaca KMS balita dengan benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan.DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Terdapat pada: http://re-shanez.blogspot.com/2009/03/pengisian-kms.html Diakses pada tanggal: 25 Mei 2015.

Anonim. Terdapat pada: http://www.slideshare.net/Sukistinah/metode-promosi-kesehatan Diakses pada tanggal: 25 Mei 2015.

Tersedia pada : http://www.academia.edu/9347479/Modul_Pelatihan_Posyandu diakses pada tanggal 25 Mei 2015Tersedia pada : http://www.academia.edu/9983979/Pedoman_pelatihan_kader_posyanduPresentation_Transcript diakses pada tanggal 25 Mei 2015Tersedia pada : https://gizimu.wordpress.com/download/pelatihan-kader-posyandu-2/ diakses pada tanggal 25 Mei 2015

Lampiran

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN KADER

DI BANJAR KERTAJIWA, BIAUNG TANGGAL 29 MEI 2015

NoKegiatanTanggal

22/5/15524/5/15525/05/15526/5/1528/5/1529/05/1530/05/15

1Memberitahukan rencana pelatihan kepada klian banjar

2Membentuk organisasi pelaksanaX

3Menyiapkan tempat pelatihanXXX

4Menyiapkan alatXXXX

5Mengundang peserta/sasaranX

6Menyiapkan susunan acaraXX

7Melaksanakan pelatihanX

8Melakukan evaluasiX

9Membuat laporanX

Lampiran

SUSUNAN KEPANITIAAN

Pelindung

: Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar

Penasehat

: Tim Dosen Mata Kuliah PKG II

Penanggung Jawab: Ir. Desak Putu Sukraniti, M.Kes.

Ketua

: I Made Sulang Aryawan

Sekretaris

: Komang Indah Satya Dewi

Bendahara

: Ni Wayan Riska Pratiwi

Seksi-Seksi

1. Sie Acara

Koordinator

: Ida Ayu Widiastuti

Anggota

: Ni Nyoman Mia Anggreni

2. Sie Demontrasi

:

Koordinator

: Wayan Putri CahyaniAnggota

: Kadek dwi antari3. Sie Dokumentasi

Koordinator

: Nyoman Kusuma WardhaniAnggota

: Luh Wy. Ricka Putri Artajaya4. Sie Humas

Koordinator

: Debby Santika Gunawan5. Sie Perlengkapan

Koordinator

: Kadek Rendra Prastya

Anggota

: Gusti Ari Sunia Dewi6. Sie Kerohanian

Koordinator

: Ni Wayan Ratih Puspa Dewi

7. Sie Kebersihan dan Keamanan

Koordinator

: Dewa Putu Handika Gautama

8. Sie Konsumsi

Koordinator

: Putu Ayu Ratih Adnyani

Anggota

: Gusti Ayu Made Ratih MulianiLampiran

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

PENGISIAN KMS

1. Sie Sekretariata. Biaya print dan foto copy proposal

Rp. 100.000

2. Sie Demontrasi

a. Biaya print dan foto copy KMS

Rp. 30.000

3. Sie Dokumentasi

a. Biaya cetak foto : 20 lembar @1500

Rp. 30.000

4. Sie Humas

a. Biaya Print dan Foto Copy

Rp. 50.000

5. Sie Perlengkapan

a. Meja : 5 buah @10.000

Rp. 50.000

b. Kursi : 50 buah @1.000

Rp. 50.000c. Timbangan anak : 1 buah

Rp. 400.000d. Spanduk: 2 buah @50.000

Rp. 100.000

e. Banner: 1 buah @90.000

Rp. 90.000

f. Leaflet : 100 lembar @150

Rp. 15.000

g. Poster : 3 lembar @10.000

Rp. 30.000

6. Sie Rohani

a. Pejati: 3 buah @50.000

Rp. 150.000

b. Canang: 1 bungkus @12.000

Rp. 12.000

c. Dupa: 1 bungkus @10.000

Rp. 10.000

d. Rarapan: 1 bungkus @10.000

Rp. 10.000

e. Sesari

Rp. 50.000

7. Sie Kebersihan dan Keamanan

a. Sapu : 2 buah @4.000

Rp. 8.000

b. Serok : 1 buah @3.000

Rp. 3.000

c. Tempat Sampah : 2 buah @ 5.000

Rp. 10.000

d. Polybag: 10 buah @1500

Rp. 15.000

8. Sie Konsumsi

a. Snack : 25 kotak

Rp. 150.000

b. Nasi Kotak : 25 kotak @10.000

Rp. 250.000

c. Aqua : 2 dus @24.000

Rp. 48.000

-----------------

TOTAL :Rp.1.661.000