PROPOSAL OK SEKALI.doc

29
A. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam karunia Allah SWT yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian hidup dari kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Semua kegiatan kehidupan manusia dari kebutuhan pangan hingga pertumbuhan industri memerlukan air dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian air tidak hanya diperlukan sebagai bahan kebutuhan pokok untuk kehidupan tetapi juga diperlukan sebagai komoditi ekonomi (Isnugroho, 2002). Merujuk dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Riau tahun 2005-2025 bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih untuk domestik Provinsi Riau sebagaian besar masih mengandalkan air tanah dangkal melalui sumur gali (30%), air hujan (30%), sumur yang tidak terpelihara (20%), sungai dan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Masih bersumber dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Riau Tahun 2005-2025 bahwa kebutuhan air di Kabupaten Indragiri Hilir, Bengkalis dan Rokan Hilir sebagian tergantung air hujan, oleh karena air permukaan umumnya bersifat payau dan mengandung bahan organik dan zat besi yang tinggi (RPJP Provinsi Riau 2009). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bengkalis saat ini hanya mengandalkan air baku dari 1

Transcript of PROPOSAL OK SEKALI.doc

12

A. Latar BelakangAir merupakan sumberdaya alam karunia Allah SWT yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian hidup dari kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Semua kegiatan kehidupan manusia dari kebutuhan pangan hingga pertumbuhan industri memerlukan air dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian air tidak hanya diperlukan sebagai bahan kebutuhan pokok untuk kehidupan tetapi juga diperlukan sebagai komoditi ekonomi (Isnugroho, 2002).

Merujuk dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Riau tahun 2005-2025 bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih untuk domestik Provinsi Riau sebagaian besar masih mengandalkan air tanah dangkal melalui sumur gali (30%), air hujan (30%), sumur yang tidak terpelihara (20%), sungai dan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Masih bersumber dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Riau Tahun 2005-2025 bahwa kebutuhan air di Kabupaten Indragiri Hilir, Bengkalis dan Rokan Hilir sebagian tergantung air hujan, oleh karena air permukaan umumnya bersifat payau dan mengandung bahan organik dan zat besi yang tinggi (RPJP Provinsi Riau 2009).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bengkalis saat ini hanya mengandalkan air baku dari Waduk Wonosari seluas 4 hektar yang volume tampungannya belum memadai untuk menyuplai kebutuhan air minum Kota Bengkalis. PDAM sudah mengupayakan untuk membangun pipa pengambilan untuk mengalirkan air dari kanal perkebunan sawit PT Meskom di bagian Utara Kanal, tetapi upaya ini terkendala oleh kepemilikan lahan di alur rencana jaringan pipa. Kondisi kolam tampungan di Wonosari memang tidak optimal, terjadi pendangkalan (proses sedimentasi) rata rata kurang lebih berkisar 2 meter sehingga tidak bisa secara maksimal menampung air (DED Desain Air Baku di Kota Bengkalis 2012). Kanal PT. Meskom merupakan alternaltif sumber air yang dianggap dapat membantu untuk mencukupi kebutuhan air bagi masyarakat Kota Bengkalis. Di daerah kanal terdapat sejumlah saluran, pintu air, 5 zona wilayah area tata air, dan disekeliling saluran terdapat saluran utama yang menghubungkan saluran yang satu dengan saluran yang lainnya dan selanjutnya air kanal akan di alirkan ke waduk wonosari dan kemudian dari waduk langsung didistribusikan ke IPA untuk di olah menjadi air bersih, dan selanjutnya dapat didistribusikan ke masyarakat seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Peta Jaringan Kanal PT. MeskomSumber : AnonimB.Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa permasalahan, adapun permasalahan-permasalahannya adalah sebagai berikut;

1. Berapa besar perkiraan debit air yang dapat dimanfaatkan dari kanal PT. Meskom untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM Kota Bengkalis sampai dengan tahun 2025?

2. Berapa perkiraan persentase pelanggan PDAM Kota Bengkalis yang terlayani sampai dengan tahun 2025?3. Berapa besar kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM Kota Bengkalis sampai dengan tahun 2025?C.Tujuan dan Manfaat

Dalam penulisan tugas akhir ini terdapat beberapa tujuan, adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui perkiraan debit air baku yang dapat dimanfaatkan kanal PT. Meskom untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM Kota Bengkalis sampai dengan tahun 2025. 2. Untuk mengetahui perkiraan persentase pelanggan PDAM Kota Bengkalis yang terlayani sampai dengan tahun 2025.3. Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM Kota Bengkalis sampai dengan tahun 2025.Sedangkan manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk perencanaan PDAM di masa yang akan datang.2. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui kapasitas pompa yang digunakan oleh PDAM Kota bengkalis.3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan atau kebijakan dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi PDAM Kota Bengkalis.D.Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini dibatasi oleh beberapa batasan masalah, adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut;1. Penelitian ini dilakukan di daerah pelayanan PDAM Kota bengkalis.2. Perhitungan perkiraan debit air baku yang dapat dimanfaatkan dari sumber air kanal PT. Meskom sampai dengan tahun 2025.3. Perhitungan perkiraan kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM Kota Bengkalis sampai dengan tahun 2025.4. Perhitungan perkiraan persentase pelanggan PDAM Kota Bengkalis yang terlayani sampai dengan tahun 2025.E.Tinjauan Pustaka

E.1Pengertian Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan airminum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990). Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenuhi kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang, maka kebutuhannya akan air pun akan meningkat. (Unus S,1996). E.2Sumber Air Baku

Sumber air adalah keberadaan air sebagai air baku untuk air bersih bagi kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuhan dalam mempertahankan kehidupannya (Chatib 1994)Dengan memeperhatikan siklus hidrologi, ada beberapa jenis sumber air yang dapat digunakan yaitu air dari udara, air laut, air permukaan tanah dan air dari dalam tanah. Ke semua jenis sumber air tersebut dapat dikategorikan menjadi empat jenis sumber air yaitu air hujan, air permukaan, air tanah, dan mata air. Air sungai dan air tanah merupakan sumber air yang paling sering digunakan sebagai sumber air minum. Untuk itu pemilihan air baku sangat menentukan nilai ekonomis suatu sistem penyediaan air bersih.Untuk dapat menentukan sumber air yang tepat pada suatu daerah dimana sistem air bersih akan dibangun, perlu pemahaman tiga faktor yang biasa digunakan sebagai dasar pemilihan air baku, ketiga faktor tersebut yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dari aspek kuantitas dan kontinuitas, untuk menjamin suplai air yang cukup sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun pada saat pemakaian tinggi, dilakukan penyimpanan air dengan menyimpan kelebihan air selama pemakaian minimum. Sedangkan dari aspek kualitas, apabila sumber air tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk digunakan sebagai air minum, maka air baku tersebut perlu diolah sebelum ditransmisikan untuk kemudian di distribusikan kepada konsumen.Dalam sistem penyediaan air bersih, sumber air merupakan satu komponen yang mutlak harus ada, karena tanpa sumber air system penyedian air tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik masing-masing sumber air serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat membantu di dalam pemilihan air baku untuk suatu system penyediaan air bersih, serta mempermuda tahapan selanjutnya di salam pemilihan tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang memenuhi standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis. Secara umum sumber air adalah sebagai berikut : 1. Air permukaan

Air permukaan adalah air yang terdapat pada permukaan tanah. Pada perinsipnya air permukaan terbagi menjadi: a. Air Sungai

Air sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi dan tida meresap kedalam tanah akan mengalir secara grafitasi searah dengan kemiringan permukaan tanah mengalir melewati aliran sungai. Sebagai salah satu sumber air minum, air sungai harus mengalami pengolahan secara sempurna karena pada umumnya memiliki derajat pengotoran yang tinggi.b. Air Danau

Air danau adalah air permukaan ( berasal dari hujan atu air tanah yang keluar ke permukaan tanah ), terkumpul pada suatu tempat yang relative rendah/cekung. Termasuk kategori air rawa, air tendon, air waduk/dam.c. Air LautAir laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori yang bias dipilih sebagai sumber air baku untuk untuk air bersih atu air minum, karena memiliki kandungan garam (NaCl) yang cukup besar.2. Air TanahAir tanah adalah air yang berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan tanah/bumi dan meresap kedalam tanahdan mengisi rongga-rongga atau pori di dalam tanah.3. Air Tanah DangkalTerjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah lebih banyak mengandung zat kimia berupa garam-garam terlarut meskipun kelihatan jernih karna sudah melewati lapisan tanah yang masing-masing mempunyai unsur-unsur kimia tertentu. Meskipun lapisan tanah disini berfungsi sebagai sarinagn namun pengotoran juga masi terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat denagn muka tanah. Air tanah dangkal umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 50 meter.4. Air HujanAir hujan disebut juga dengan air angkasa. beberapa sifat kualitas dari air hujan adalah sebagai berikut :

a) Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral.

b) Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih.

c) Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2agresif, ataupun SO2. Adanya kosentrasi SO2yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain).

Dari segi kuantitas, air hujan bergantung pada besar kecilnya curah hujan. Sehingga air hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim. Pada musim kemarau kemungkinan air akan menurun karena tidak ada penambahan air hujan.E.3 Konsep Hidrologi

Hidrologi didefinisikan ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifat dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk hidup (Triatmodjo, 2008). Ilmu hidrologi lebih banyak didasarkan pada pengetahuan empiris daripada teoritis. Hal ini karena banyaknya parameter yang berpengaruh pada kondisi hidrologi di suatu daerah, seperti kondisi klimatologi (angin, suhu udara, kelembaman udara, penyinaran matahari), kondisi lahan (daerah aliransungai, DAS) seperti jenis tanah, tata guna lahan, kemiringan lahan, dan lain-lain.

Banyaknya parameter tersebut mengakibatkan analisis hidrologi sulit diselesaikan secara analitis. Di samping itu kondisi hidrologi juga sangat dinamis yang tergantung pada perubahan/kegiatan yang dilakukan oleh manusia, seperti perubahan tata guna lahan (penggundulan hutan, penghijauan, perubahan lahan sawah menjadi daerah pemukiman atau industri, perubahan hutan menjadi sawah atau fungsi lainnya), perubahan penutup permukaan tanah (dari tanah, rumput, atau pepohonan menjadi permukaan aspal atau beton), dsb (Triatmodjo, 2008).E.3.1 Analisa Curah Hujan Rata-rata

Analisa curah hujan rata-rata terbagi atas tiga metode, adapun metode-metodenya adalah sebagai berikut:

1. Metode Aljabar

Menurut Triatmodjo (2008), metode ini adalah yang paling sederhana untuk menghitung hujan rerata pada suatu daerah. Pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah stasiun. Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan biasanya adalah yang berada dalam DAS; tetapi stasiun di luar DAS yang masih berdekatan juga bisa diperhitungkan.

Metode rerata aljabar memberikan hasil yang baik apabila :

a) Stasiun hujan tersebar merata di DAS,

b) Distribusi hujan relatif merata pada seluruh DAS.

Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan oleh Rumus 2.1 berikut :

(3.1)

dengan :

= hujan rerata kawasan

P1, P2, Pn = hujan pada stasiun 1,2,...,n

n = jumlah stasiun

2. Metode Thiessen

Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata. Hitungan curah hujan rerata dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari setiap stasiun.Hujan rerata tersebut diberikan oleh Rumus 2.2 berikut.

(3.2) dengan :

= hujan rerata kawasan

P1, P2, Pn = hujan pada stasiun 1, 2, 3...,n

A1, A2, An = luas daerah yang mewakili stasiun 1, 2, 3,...n3. Metode Isohiet

Isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang sama. Pada metode isohiet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di antara dua garis isohiet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari kedua garis isohiet tersebut.

Hujan rerata tersebut diberikan oleh Rumus 2.3 berikut :

(3.3)

dengan :

= hujan rerata kawasan

I1, I2, In = garis isohiet ke 1, 2, 3...,n, n+1

A1, A2, An= luas daerah yang dibatasi oleh garis isohiet ke 1dan 2, 2 dan 3,...n dan n+1E.3.2 Neraca Air (Water Balance)Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya. (Nasir 1999).Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain:1. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpana dan pembagi air serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air. 2. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus air.3. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.

Model neraca air cukup banyak, namun model neraca air yang dibahas pada tugas akhir ini terdiri dari tiga model yaitu;

1. Model Neraca Air Umum. Model ini menggunakan data-data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan dari permukaan tanah atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman atau transpirasi, penggabungan keduanta dikenal sebagai evapotranspirasi).2. Model Neraca Air Lahan Model ini merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan data-data tanah terutama data kadar air pada Kapasitas Lapang (KL), kadar air tanah pada Titik Layu Permanen (TLP), dan Air Tersedia (WHC = Water Holding Capacity).

3. Model Neraca Air TanamanModel ini merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah, dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan adalah data koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air.E.4 Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum dan kebutuhan air untuk mengganti kebocoran, (Moegijantoro, 1995). Kebutuhan akan air dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, masak, mandi, mencuci pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik digunakan untuk kantor, tempat ibadah, niaga dan lain-lain, (Ariyanto, 2007).E.4.1 Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air domestik (domestic demand) adalah kebutuhan air untuk aktivitas sehari-hari seperti untuk minum, mandi, mencuci, dan sebagainya. Kebutuhan dasar domestik merupakan kebutuhan air bersih bagi penduduk lingkungan perumahan yang terbatas pada keperluan rumah tangga seperti mandi, minum, memasak, dan lain lain (Kementrian PU,Kebutuhan Air Hari Maksimum). Tingginya kebutuhan ini tergantung pada perilaku, status sosial dan juga kondisi iklim (BSN Raju, 1995).Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan pada tempat- tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari, seperti pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari. Analisis sektor domestik untuk masa mendatang dilaksanakan dengan dasar analisis pertumbuhan penduduk pada wilayah yang direncanakan ( Ditjen Cipta Karya, 2000 ). Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air domestik saat ini dan di masa yang akan datang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air perkapita. Kebutuhan air perkapita dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan kebiasaan atau tingkat kesejahteraan. Oleh karena itu, dalam memperkirakan besarnya kebutuhan air domestik perlu dibedakan antara kebutuhan air untuk penduduk daerah urban (perkotaan) dan daerah rural (perdesaan). Tabel 2.3 menyajikan standar kebutuhan air domestik menurut peraturan dari Departemen Cipta Karya.Tabel 2.3 Kriteria Perencanaan Air BersihURAIANKATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

>1.000.000500.000

s/d 1.000.000100.000

s/d 500.00020.000

s/d 100.000 500.00040

100.000 500.00035

< 100.00025

Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.F.Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan,kegiatan,dan prosedur yang digunakan oleh pelaku disiplin ilmu. Adapun metodologi penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah;F.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis, dapat dilihat pada gambar 1.2 di bawah ini:

Gambar 1.3 Peta Pulau BengkalisSumber : Anonim

F.2. Tahapan Studi

Tahapan studi yang di lakukan pada penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan adalah data sekunder dan data primer, adapun data-datanya adalah sebagai berikut:1. Data existing kanal PT. Meskom2. Data debit kanal PT. Meskom 3. Data jumlah pelanggan PDAM Kota Bengkalis4. Data kebutuhan air bagi pelanggan5. Data hujan Kota Bengkalis6. Perhitungan Debit air dari KanalKebutuhan air di dapat dihitung dengan menggunakan software Microsoft Excel untuk mendapatkan kebutuhan air.2. Analisa dan PembahasanAnalisa dilakukan berdasarkan data yang diperoleh, adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1. Menghitung debit kanal PT. Meskom yang dibutuhkan oleh PDAM Kota Bengkalis sampai dengan tahun 20252. Menghitung kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM Kota Bengkalis sampai dengan tahun 20253. Menghitung jumlah pelanggan PDAM Kota Bengkalis

Gambar 1.3 Bagan alir penelitianG. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.BAB II : Tinjauan Pustaka

Berisikan tinjauan pustaka, landasan teori dari penelitian.BAB III : Metodologi Penelitian

Berisi tata cara penelitian, bagan alir yang digunakan dalam penelitian serta waktu dan tempat penelitian.BAB IV : Hasil dan Pembahasan

Berisi hasil dari penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu dan tidak dipecah menjadi sub judul tersendiri.BAB V : Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran yang dapat diberikan untuk diteliti lebih lanjut.H. Jadwal Rencana Pelaksanaan Tugas AkhirPelaksanaan Tugas Akhir ini dijadwalkan berlangsung selama 5 (lima) bulan dengan lama masing-masing item kegiatan seperti disajikan pada Tabel 3 berikut ini.NoKegiatan Waktu

FebruariMaretAprilMei

1Pengumpulan data

2Studi Literature

3Seminar proposal

4Pengolahan dan analisa data

5Pembuatan laporan

6Seminar hasil

7Sidang

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1990. Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990BSN Raju, Water Supply and Wastewater Engineering, Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi, 1995Mugijantoro, 1992, Air Untuk Kehidupan Manusia, Majalah Air Minum, edisi No. 85 / th. XXV Oktober 2001Direktorat Jenderal Cipta Karya (2000), Petunjuk Teknis Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Jakarta.Kementrian Pekerjaan Umum 1996 , Kebutuhan Air Hari Maksimum

Mulai

Selesai

Kesimpulan

Perhitungan debit kanal sumber air baku

Perhitungan Persentase pelanggan

Perhitungan kebutuhan air bagi pelanggan

Perhitungan kebutuhan air bagi pelanggan

Apakah kebutuhan air tercukupi?

Selesai

Pengumpulan Data

Memaksimalkan sumber yang ada dengan cara menghemat

Perawatan sumber yang ada

Ya

Tidak

1

_1487112512.unknown

_1487112514.unknown

_1487112515.unknown

_1487112516.unknown

_1487112513.unknown

_1487112511.unknown