Proposal Metpen

28
RANCANGAN PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF MENGULAS METODE ECONOMIC VALUE ADDED SEBAGAI PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN: Studi Kasus pada PT. HM Sampoerna, Tbk. DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR DALAM MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DIAJUKAN OLEH DEA EF TARUL NUR FAJRIN NIM: 041211333084 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA

description

Tentang Ulasan Metode Economic Value Added dalam Mengukur Kinerja Perusahaan

Transcript of Proposal Metpen

RANCANGAN PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIFMENGULAS METODE ECONOMIC VALUE ADDED SEBAGAI PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN: Studi Kasus pada PT. HM Sampoerna, Tbk.DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR DALAM MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

DIAJUKAN OLEHDEA EF TARUL NUR FAJRINNIM: 041211333084

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA2015

A. Latar BelakangDalam masa pertumbuhan ekonomi saat ini, banyak sekali usaha bisnis yang tumbuh berkembang, atau bahkan perusahaan yang sudah ada kini semakin melebarkan pangsa pasarnya. Hal itu akan mendorong manajemen perusahaan untuk terus melakukan suatu inovasi dan strategi yang jitu untuk mencapai tujuannya, dan jika tujuan itu telah tercapai, maka prestasi tersebut akan menjadi acuan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Di era modernisasi saat ini, perusahaan tidak lagi dituntut untuk terus meningkatkan laba saja, karena hal demikian hanyalah ditujukan untuk pemilik perusahaan saja. Seharusnya, perusahaan juga dituntut untuk terus melanjutkan kelangsungan hidupnya (going concern) dengan cara memperbaiki ataupun mmeningkatkan kinerja manajemen yang juga akan berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian, nilai perusahaan yang tercermin dalam nilai saham yang beredar di pasar modal akan semakin baik dan terus berkembang.Pada dasarnya, laporan keuangan adalah cerminan dari kinerja perusahaan itu sendiri, pengukuran kinerja akan menjadi suatu kebutuhkan perusahaan sekaligus untuk mengevaluasi hasil kerjanya, sehingga manajemen akan tahu apa yang harus dilakukan kemudian. Kinerja keuangan perusahaan akan menjadi acuan atau tolok ukur bagi stakeholder yang tercermin dari berbagai macam rasio keuangan, Tetapi dibalik kerja rasio keuangan, terdapat adanya kekurangan, khususnya dalam perhitungan disisi pihak pemberi dana (dalam hal ini investor, kreditur, dan pemegang saham).Saat ini banyak sekali cara maupun konsep dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Terlebih lagi bagaimana cara menginterpretasikan kinerja keuangan tersebut, sehingga menghasilkan informasi yang dapat membantu pihak manajemen. Pengaruh dari konsep tersebut terhadap pengukuran kinerja keuangan perusahaan, telah menjadi perhatian yang cukup besar bagi manajemen. Namun selama ini, dalam mengukur kerja manajemen, jarang ditemukan yang menggunakan pendekatan atau metode nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan.Dengan adanya keterbatasan fungsi dari rasio keuangan, yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka muncullah konsep metode Economic Value Added (EVA) atau yang lebih dikenal dengan Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI). Perhitungan EVA ini dilandasi dengan konsep bahwa pengukuran laba perusahaan harus mempertimbangkan nilai yang diharapkan oleh pemberi dana, serta karyawan, dan manajer perusahaan. Jadi, dalam mengukur kinerja perusahaan, metode EVA mampu menutupi keterbatasan dari rasio-rasio keuangan tersebut, sehingga kedua alat ukur ini dapat saling melengkapi dan membantu dalam proses perhitungan kinerja keuangan perusahaan.Umumnya, pada perusahaan yang go public, nilai saham yang beredar di pasar modal akan berkaitan dengan nilai perusahaan. hal tersebut juga akan berdampak pada pengukuran kinerja perusahaan. Sebab, jika terjadi kesalahan dalam penetapan tujuan dan proses dalam penilaian kinerja, maka akan berpengaruh juga pada pemberian imbalan atas kerja dan prestasi yang telah tercapai. Dalam hal ini, PT. HM Sampoerna adalah perusahaan rokok go public terbesar di Indonesia yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini secara resmi diakuisisi oleh perusahaan rokok terbesar di dunia, yang berada di Amerika Serikat, Philip Morris International pada tahun 2005.Akuisisi atas HM Sampoerna yang dilakukan oleh Philip Morris International melalui cabang perusahaan yang ada di Indonesia, Philip Morris Indonesia, telah membuat kinerja HM Sampoerna kian meningkat, yang dihitung berdasarkan metode Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI/EVA). Walaupun sebelum diakuisis, kinerja keuangan HM Sampoerna sudah menunjukkan hasil yang memuaskan terlihat dari pangsa pasar rokok di Indonesia saat itu, HM Sampoerna adalah perusahaan rokok terbesar dalam produksi dan penjualan, serta menjadi perusahaan yang melakukan inovasi terlebih dulu, dengan produknya yang dikenal masyarakat, A Mild, rokok putih yang rendah tar rendah nikotin (LTLN). Namun, dibalik kesuksesan tersebut, ada juga kompetitor dari HM Sampoerna yang juga unggul dalam hal produksi rokok, yakni Gudang Garam dan Djarum.Dari segi finansial, HM Sampoerna telah menghasilkan laba bersih yang kenaikannya mencapai hampir 20% per tahun. Hal ini juga yang nantinya akan berdampak pada nilai saham di pasar modal dan juga berpengaruh pada pembagian dividen kepada investor. Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis mengangkat topik Mengulas Metode Economic Value Added sebagai Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi kasus pada PT. HM Sampoerna, Tbk.)B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian yang sudah dijelaskan oleh peneliti, maka dapat dibuat rumusa masalah sebagai berikut: Bagaimanakah cara kerja metode Economic Value Added dalam mengukur kinerja keuangan PT. HM Sampoerna?C. Tujuan PenelitianBerdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah dapat memberikan gambaran dan wawasan baru tentang cara kerja metode Economic Value Added dalam mengukur kinerja keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk., dan dapat memberikan ulasan apakah metode EVA ini sudah mampu memberikan hasil dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.D. Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:1. Bagi peneliti, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah bertambahnya wawasan peneliti tentang metode Economic Value Added dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.2. Bagi perusahaan HM Sampoerna, penelitian ini mungkin juga akan membantu dalam pengulasan metode Economic Value Added yang lebih mendalam, serta nantinya juga akan berpengaruh pada keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan dari hasil perhitungan kinerja keuangan perusahaan menggunakan metode EVA ini.3. Bagi pembaca atau pengamat lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang baik dan menjadi referensi dalam menulis karya tulis atau artikel dengan topik yang lebih menarik dan pembahasan yang lebih mendalam.E. Landasan TeoriDalam penelitian ini, peneliti membahas tentang bagaimana cara kerja dari metode Economic Value Added sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan. hal ini juga yang melandasi penulis untuk berpikir mandiri, apa itu Economic Value Added? Menurut penulis, metode ini adalah sebuah konsep perhitungan dimana perusahaan melibatkan nilai pendapatan setelah pajak, prosentase biaya modal, serta total pengeluaran untuk modal karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut. Secara garis besar, metode Economic Value Added ini menilai bagaimana kinerja keuangan perusahaan disajikan dan bagaimana evaluasi selanjutnya terkait dengan hasil perhitungan dengan metode ini.(Puspitawati, 2011) memberikan gambaran tentang metode EVA bahwa: EVA ini termasuk inovasi yang penting, karena metode ini tidak hanya menyajikan rumusan konsep kinerja keuangan modern, tetapi juga implikasi yang update, dan dari metode ini telah memberikan bantuan untuk para manajer agar lebih memahami tujuan keuangan dan mempermudah mereka untuk mencapai tujuan, dengan memberikan akses bagi manajer untuk lebih memahami aspek keuangan, sehingga nantinya akan terbentuk pola piker yang sistematis dan strategis bagi pengambilan keputusan.Di sisi lain, menurut pendapat (Singgih, 2008), Economic Value Added adalah metode dimana biaya modal diperhitungkan untuk menggantikan resiko perusahaan, yang diyakini akan menjadi metode yang tepat untuk mengukur nilai perusahaan. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan metode EVA mengukur secara lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemberi dana/pemegang saham. Oleh karena itu, jika para manajer perusahaan mampu memaksimalkan dan memberikan kesejahteraan kepada pemberi dana/pemegang saham, maka dapat dipastikan manajer tersebut telah menitikberatkan perhitungannya dengan menngunakan metode Economic Value Added.Dalam penelitianya, (Sharma & Kumar, 2010) menjelaskan bahwa Dalam perusahaan, EVA hanya untuk mengukur tingkat pengembalian tambahan dimana investasi didapat atas dasar tingkat pengembalian pasar. Dalam istilah sederhana, dapat dinyatakan bahwa EVA ini mengukur profitabilitas bersih biaya modal. Maka peneliti beranggapan bahwa konsep ini lebih menekankan pada penentuan dari besaran biaya modal, sehingga metode EVA ini lebih diunggulkan dalam memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dibandingkan dengan pendekatan akuntansi lainnya dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.Seperti juga yang telah dijelaskan oleh (Utomo, 1999) dalam jurnalnya, bahwa suatu perusahaan dalam membuat rencana, penganggaran modal, penilaian kinerja dan insentif untuk kompensasi, yang keseluruhan menggunakan metode Economic Value Added sebagai pedomannya, karena hal ini sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perusahaan, sehingga tidak boleh dilewatkan dalam menyusun strategi perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan kinerja keuangan perusahaan didasari dengan keputusan-keputusan manajemen terkait dengan informasi yang berguna bagi perhitungan EVA.Adapun jurnal penelitian milik (Fitrianto, 2009), yang menyebutkan bahwa Nilai ekonomis perusahaan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari besaran dari nilai Economic Value Added (EVA) yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan menginginkan nilai dari EVA itu sendiri dapat meningkat setiap periode, sebab EVA dijadikan acuan yang fundamental dari tingkat pengembalian modal (return on capital).Ada juga literatur yang dikarang oleh (Mowen, Hansen, & Heitger, 2014) dalam bukunya yang berjudul Cornerstones: Managerial Accounting. Mowen dan rekan menuliskan bahwa pada dasarnya, metode EVA adalah sisa pendapatan dengan tingkat pengembalian minimum sama dengan biaya modal yang aktual untuk perusahaan (untuk alasan lainnya, ada pula yang bertentangan dengan hal tersebut). Menurut Mowen dan rekan, EVA adalah pendapatan setelah pajak dikurangkan dengan biaya modal aktual. Metode EVA juga dapat dirumuskan sebagai berikut:

EVA = After-Tax Operating Income (Actual Percentage Cost of Capital Total Capital Employed)

Dari landasan teori yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan teori bahwa sebenarnya metode Economic Value Added ini sudah begitu melekat dalam kegiatan pengukuran kinerja keuangan perusahaan, sehingga penting juga untuk dijadikan acuan dalam penyusunan strategi perusahaan untuk kedepannya. Adanya metode Economic Value Added ini menurut peneliti tidak dimaksudkan untuk menggantikan informasi yang ada pada laporan laba rugi, tetapi metode ini hanyalah sebagai jembatan untuk membantu perusahaan menganalisis tambahan informasi keuangan yang berguna bagi pihak pemberi dana. Dengan demikian, tidak akan mengurangi fungsi dari penyajian laporan keuangan, yakni menyajikan informasi yang akurat bagi pengguna informasi laporan keuangan, seperti investor, kreditur, pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, dan pihak-pihak lainnya.F. Penelitian TerdahuluDalam penelitian ini, ada juga penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, dan dijadikan referensi oleh penulis. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Ray, 2012) yang meneliti tentang bagaimana penilaiannya terhadap keefektifan metode Economic Value Added, yang menjadi konsep dalam pengukuran kinerja bisnis atau perusahaan. Ray juga menganalisis gagasan metode Economic Value Added yang juga mendapat daya tarik di India, serta menguji apakah metode ini adalah metode yang baik atau tidak dalam mengukur kinerja perusahaan. Namun, dalam penelitiannya, Ray berpendapat bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam menerapkan metode ini untuk memastikan bahwa pengukuran dampak ekonomi harus dilakukan tepat serta tidak meciptakan distorsi waktu.Selanjutnya, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Mardiani dkk. (Mardiani, Topowijono, & NP, 2012) yang melakukan studi kasus pada PT. HM Sampoerna, yang menggunakan analisis rasio keuangan dan konsep EVA kemudian memberikan hasil penelitiannya, bahwa pada perhitungan rasio keuangan, terlihat rasio likuditas HM Sampoerna masih belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, namun kinerja keuangan HM Sampoerna yang paling dominan ditunjukkan oleh rasio aktivitas, leverage, profitabilitas dan pasar terlihat memiliki kinerja yang cukup baik. Sedangkan Mardiani menyatakan bahwa hasil perhitungan jika menggunakan metode EVA menunjukkan kondisi kinerja keuangan yang baik dengan EVA yang bernilai positif dari periode tahun 2009-2011. Hal ini berarti perusahaan mampu menambah nilai ekonomis bagi perusahaan dan mampu memenuhi harapan investor dan pemegang saham.Lalu, penelitian yang lainnya dilakukan oleh (Maditinos, evi, & Theriou, 2006) yang difokuskan pada keyakinan terhadap metode EVA jika dibandingkan dengan pendekatan pengukuran kinerja yang lain terkait dengan pengembalian saham. Penelitian yang dilakukan oleh Maditinos dan rekan ini menggunakan pooled-time-series pada perusahaan yang terdaftar di ASE selama periode 1995-2001 untuk menguji apakah EVA yang berkaitan dengan EPS (Earning Per Share) lebih kuat dibandingkan dengan pengembalian saham (stock return). Hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa pengembalian saham lebih kuat/tinggi kaitannya dengan EPS (Earning Per Share) daripada EVA. Namun, pengujian pada informasi tambahan memberikan bukti bahwa EVA memiliki tambahan kekuatan dalam menjelaskan pengembalian saham daripada EPS (Earning Per Share).Ada juga penelitian yang dilakukan oleh (Worthington & West, 2001) yang memuat berbagai survey sehingga menghasilkan secara ringkas dasar-dasar konseptual metode EVA dan analisis empiris yang cenderung sedikit pada nilai tambah pengukuran kinerja. Selanjutnya (Zdenk, 2011) juga melakukan penelitian tentang seberapa besar pengaruh metode EVA terhadap siklus perusahaan dan pasar modal. Menurut Zdenk, penelitia itu dilakukan karena muncul asumsi bahwa dalam kondisi untuk mengembangkan metode EVA akan berubah-ubah dan bergantung pada fase yang sesungguhnya, yaitu siklus perusahaan dan pasar modal. Studi yang dilakukan Zdenk menemukan bahwa penyebaran tertinggi akan dicapai oleh perusahaan yang berada dalam fase dimana terjadinya ekspansi dan juga fase ekspansi pasar. Sebaliknya, penyebaran terendah cenderung negatif akan dialami perusahaan yang mengalami fase kegagalan.Dengan adanya landasan dan penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan oleh peneliti, maka dapat mengembangkan teori dan membandingan antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya, bahwa dalam mengukur suatu nilai tambah ekonomis untuk tiap perusahaan, maka harus melibatkan beberapa poin pendukung yaitu adanya tambahan modal yang didapat perusahaan melalui investor, kreditur, dan pemegang saham. Sehingga peneliti dapat mengembangkan topik baru, yakni penulis akan mengulas metode Economic Value Added sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.G. Desain PenelitianDesain penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif, dengan menitikberatkan pengulasan pada metode Economi Value Added sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dengan melakukan studi kasus pada PT. HM Sampoerna. Seperti yang sudah dijelaskan oleh (Bungin, 2009) bahwa metode deskriptif kualitatif ini pada umumnya dilakukan pada penelitian yang menggunakan studi kasus. Sehingga dalam penelitian ini kemungkinan data yang diperoleh akan semakin mendalam, sebab peneliti langsung terjun ke lapangan dan mendapatkan data informasi langsung dari objek penelitian.H. Lokasi PenelitianLokasi penelitian adalah PT. HM Sampoerna, Tbk. yang berkedudukan di Kawasan Rungkut Industri, Jalan Rungkut Industri Raya No.14-18, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur 60252, IndonesiaI. Objek PenelitianDalam hal ini, objek penelitian yang diambil adalah kemampuan metode Economic Value Added sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan, dalam hal ini PT HM Sampoerna. Berikut adalah indikator metode EVA diharapkan perusahaan akan mendapatkan nilai EVA yang baik, yaitu:1. Bila EVA > 0, terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja keuangan perusahaan baik.2. Bila EVA = 0, menunjukan posisi impas perusahaan.3. Bila EVA < 0, berarti total biaya modal perusahaan lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja keuangan perusahaan tersebut tidak baik.J. Informan PenelitianInforman yang ditunjuk oleh peneliti adalah manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang lebih akurat.K. Data yang Dibutuhkan untuk PenelitianData-data yang dibutuhkan oleh peneliti adalah: Laporan keuangan perusahaan PT. HM Sampoerna selama periode 2010-2012. Mengapa peneliti menggambil laporan keuangan sebagai data penelitian? Karena peneliti beranggapan bahwa laporan keuangan yang dibuat perusahaan tiap periode secara keseluruhan memuat berbagai informasi keuangan yang mendukung peneliti untuk menganalisis serta menginterpretasikan hasil penelitiannya. Data hasil wawancara dengan manajemen perusahaan sebagai informan perusahaan. Mengapa peneliti memilih manajemen perusahaan sebagai informan? Karena peneliti berpendapat bahwa manajemen perusahaan pasti mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan, dan bagaimana menghadapi permasalahan yang muncul karena adanya penurunan kinerja keuangan perusahaan, serta manajemen dapat dengan baik menganalisis penyebab dan memberikan solusi yang tepat.L. Metode Pengumpulan DataMetode yang akan digunakan peneliti adalah: Metode dokumentasi, dengan mengumpulkan dan menganalisis laporan keuangan HM Sampoerna dari periode 2010-2012. Peneliti memilih metode dokumentasi karena peneliti membutuhkan dokumen-dokumen tersebut untuk dikumpulkan dan kemudian dianalisis serta diinterpretasikan. Metode wawancara yang akan dilakukan dengan manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang lebih akurat. Peneliti juga memilih metode wawancara karena metode ini melibatkan anggota perusahaan sebagai informan, sehingga mendukung penelitian ini berjalan dengan baik, dan memang seharusnya penelitian kualitatif lebih banyak terjun ke lapangan. Peneliti dan informan nantinya akan membahas bagaimana cara kerja metode EVA ini dan kemudian mengulas bagaimana metode ini dapat menghasilkan pengukuran atas kinerja keuangan perusahaan, serta bagaimana manajemen menginterpretasikan hasil pengukuran tersebut. Wawancara akan dilakukan di lokasi penelitian. Langkah-langkah yang akan ditempuh untuk melaksanakan wawancara ini adalah: Menetapkan tujuan wawancara dengan informan Menyusun daftar pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang diangkat oleh peneliti dalam mengulas metode Economic Value Added. Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dengan informan. Memulai melakukan wawancara. Mereview hasil wawancara kepada informan terkait topik yang telah dibahas. Memasukkan ke dalam catatan pengumpulan data. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil wawancara bersama dengan informan.

M. Metode Analisis DataPeneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif-kualitatif, dimana peneliti menjelaskan secara detail bagaimana data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini akan sejalan dengan konsep-konsep teori yang telah dipaparkan oleh peneliti sebelumnya. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena metode deskriptif-kualitatif sebagian besar penelitiannya akan menghasilkan analisis berupa gambaran yang lebih jelas dan memberikan makna atas suatu objek penelitian. Menurut (Bungin, 2009) dalam bukunya, menjelaskan bahwa metode analisis data tersebut, selain digunakan sebagai alat analisis terhadap subjek penelitian, juga menganalisis konteks-konteks sosial budaya yang ada dalam fenomena dan peristiwa sosial yang dapat dialami oleh subjek penelitian.Sub-bab ini digunakan oleh penulis agar dapat mengetahui dan menjalankan tahapan-tahapan analisis data yang harus dilakukan pada penelitiannya. Data penelitian yang dibutuhkan, yakni laporan keuangan HM Sampoerna dan data hasil wawancara langsung dengan manajemen perusahaan, akan dapat membantu penulis dalam menganalisis dan membandingkannya dengan landasan teori, penelitian terdahulu, dan kepustakaan lainnya. Dengan demikian, penulis dapat menarik kesimpulan yang mendasar dan menyeluruh dari penelitiannya.N. Rencana Analisa dan InterpretasiRencana analisa yang ingin dijalankan oleh peneliti adalah melakukan analisis data yang telah diperoleh peneliti berupa laporan keuangan tahunan PT. HM Sampoerna serta menghubungkannya dengan hasil wawancara bersama informan, yakni manajemen perusahaan. dalam hal ini, peneliti akan memberikan gambaran umum serta memberikan ulasan mengenai bagaimana cara kerja metode Economic Value Added tersebut dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, sehingga setiap bagian dari kegiatan perusahaan operasional, pendanaan, dan investasi perusahaan berpengaruh pada cara kerja metode EVA ini. Peneliti juga akan menganalisis bagaimana metode EVA ini juga digunakan sebagai tolok ukur dalam merencanakan strategi perusahaan untuk periode mendatang. Kemudian, peneliti akan membandingkan antara ulasan informan pada saat wawancara dengan landasan teori (matching-concept) serta penelitian-penelitian terdahulu yang telah dipaparkan sebelumnya oleh peneliti. Alasan peneliti menggunakan matching-concept dalam menginterpretasikan hasil analisis, karena dengan menggunakan konsep ini maka peneliti dapat membandingkan semua data-data yang telah terkumpul, baik dari dokumentasi maupun wawancara dengan informan, dengan semua penjelasan mengenai konsep teori dan penelitian terdahulu. Sehingga peneliti dapat memberikan analisis dan menginterpretasikan semuanya secara garis besar sebelum penelitian.

DAFTAR PUSTAKABungin, B. (2009). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.Fitrianto, R. (2009). Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Economic Value Added. Universitas Gunadharma. Maditinos, D. I., evi, ., & Theriou, G. N. (2006). The Introduction of Economic Value Added (EVA) in the Corporate World. Paper presented at the International Conference: Innovation, Entrepreneurship, and Competitiveness in Balkan and Black Sea Countries, Kavala, Greece. Mardiani, M., Topowijono, & NP, M. G. W. E. (2012). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Rasio Keuangan dan Konsep EVA (Economic Value Added): Studi pada PT HM Sampoerna). Universitas Brawijaya. Mowen, M. M., Hansen, D. R., & Heitger, D. L. (2014). Cornerstones of Managerial Accounting (Fifth ed.): South-Western Cengage Learning.Puspitawati, L. (2011). Economic Value Added (EVA): Konsep Baru untuk Mengukur Laba Ekonomi Suatu Perusahaan. Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol. 8, No. 1. Ray, S. (2012). Efficacy of Economic Value Added Concept in Business Perofrmance Measurement. World Science Publisher, Vol. 2, No. 2. Sharma, A. K., & Kumar, S. (2010). Economic Value Added (EVA) - Literature Review and Relevant Issues. International Journal of Economics and Finance, Vol. 2, No. 2. Singgih, M. L. (2008). Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Economic Value Added. ITS Surabaya. Utomo, L. L. (1999). Economic Value Added sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1. Worthington, A. C., & West, T. (2001). Economic Value Added: A Review of the Theoretical and Empirical Literature. Asian Review of Accounting. Zdenk, K. (2011). Economic Value Added as a Dependence on the Corporate and Market-life Cycle. Journal of Competitiveness(2/2011).