Proposal Methalist
-
Upload
revi-hidayat -
Category
Documents
-
view
18 -
download
6
description
Transcript of Proposal Methalist
A. JUDUL PENELITIAN : Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) Terhadap
Hasil Belajar Sains Siswa Kelas II SD
Methodist Pekanbaru Tahun Ajaran
2013/2014
B. PENELITI/NPM : NOVA ERAWATI/821758849
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pembentukan pribadi, pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi meliputi dua
sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka
yang sudah dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
Pembentukan pribadi mencakup pembentukan cipta, rasa, dan karsa. (kognitif,
afektif, dan psikomotorik) yang sejalan dengan pengernbangan fisik (Titrahardja
dan Sulo, 2005).
Banyak komponen yang yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan,
namun demikian tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas dilakukan dengan
memperbaiki setiap komponen secara serempak. Hal ini selain komponen-
komponen itu keberadaannya terpencar, juga sulit menentukan kadar
keterpengaruhan setiap komponen dalam belajar. Selanjutnya Purwanto
(2006:40), menjelaskan belajar adalah perubahan perilaku membuat hubungan
avatar stimulus dan respons, kemudian memperkuat dengan menghubungkan
secara berulang – ulang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dan
menghasilkan perubahan yang diinginkan atau disebut dengan hasil belajar peserta
didik.
Menurut Pupuh dan Sobry,(2011:5) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam intersaksi dengan lingkungan nya. Selanjutnya
Hamalaik (2010:73) menyatakan tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai
oleh siswa setelah berlangsung proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan serangkaian peristiwa yang kompleks
yang melibatkan beberapa komponen antara lain tujuan, peserta didik, pendidik,
bahan, metode, evaluasi, dan situasi. Hubungan ketujuh faktor tersebut saling
terkait dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas pendidikan (Djamarah,1994 :
10). Prestasi yang tinggi merupakan suatu hal yang diharapkan semua siswa, oleh
karena itu siswa akan berusaha semaksimal mungkin guna meraih prestasi yang
baik sesuai dengan kemampuannya. Namun upaya yang dilakukan siswa tidak
akan maksimal apabila tidak ada kesadaran yang tinggi dari dalam dirinya untuk
belajar.
Lebih lanjut Sudjana (2008:28), menyatakan bahwa hasil belajar dasarnya
mengantarkan peserta didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik
intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan ini
banyak bergantung pada proses belajar dan situasi yang ada disekitar individu.
Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru sains SD Methodist
Pekanbaru, diperoleh informasi yang menjadi permasalahan dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) seperti: kurang bervariasinya metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru, kurangnya minat siswa memperhatikan pelajaran dan
cenderung pasif, Sulit menimbulkan interaksi yang baik antara siswa dengan
siswa dan siswa dengan guru, dan banyaknya siswa yang tidak tuntas atau belum
memperoleh nilai sama atau diatas nilai KKM yaitu 76.
Salah satu solusi untuk memperbaiki hasil belajar siswa dapat dilakukan
melalui sebuah model pembelajaran yang mampu mempengaruhi pola interaksi
siswa dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar sains siswa yaitu model pembelajaran kooperatif NHT yaitu jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2010:82).
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belaajr Siswa Kelas II.C
SD Methodist Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014”.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Kurang bervariasinya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
2) Kurangnya minat siswa dalam memperhatikan pelajaran dan cenderung
pasif.
3) Sulit menimbulkan interaksi yang baik antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru.
4) Hasil belajar siswa masih ada yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang ditentukan yaitu 76. Ketuntasan klasikal hasil
belajar siswa baru mencapai 97%.
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, dalam penelitian ini penulis
membatasi masalah penelitian ini hanya pada "Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas II.C SD Methodist Pekanbaru”
4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah:
"Apakah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II.C SD Methodist
Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014”.
5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar sains siswa
kelas II.C SD Methodist Pekanbaru melalui penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together.
5.2. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat
kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1) Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau
masukan untuk menentukan strategi pembelajaran yang baik dalam
meningkatkan hash belajar atau kwalitas pendidikan di sekolah.
2) Bagi guru., sebagai bahan masukan agar model pembelajaran
kooperatif tipe numbered heads together yang di ajarkan bisa menjadi
altematif pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Bagi siswa, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
numbered heads together diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
4) Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dan sebagai bahan kajian
penelitian yang lebih lanjut dalam cakupan yang lebih luas.
6. Defenisi Istilah Judul
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan judul penelitian
ini, peneliti perlu memberikan penjelasan tentang beberapa istilah berikut:
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa belajar
bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama
lain saling membantu. Dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada semua
8. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika diterapkan
pembelejaran kooperatif tipe (NHT) Numbered Heads Together dapat
meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas II.C SD Methodist Pekanbaru Tahun
Ajaran 2013/2014
D. Metode Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kelas II.C SD Methodist
Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014
2. Metode dan Disain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, guna memperbaiki proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut Arikunto (2006:3),
Penelitian Tindakan Kelas memperbaiki proses belajar mengajar dikelas
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru atau peneliti karena
dilakukan oleh guru sendiri yang bersifat reflektif yang bertujun untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sains. Pada
penelitian ini digunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dengan menggunakan media. Desain PTK dapat dilihat pada gambar
berikut:
Pembelajaran Sains
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Permasalahan :1. Kurang bervariasi nya
metode pembelajaran2. Kurangnya minat siswa
dalam memperhatikan pelajaran dan cenderung pasif
3. Sulit menemukan interaksi yang baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru.
4. Banyaknya siswa yang tidak tuntas atau belum memperoleh nilai sama atau di atas nilai KKM yaitu76
Perencanaan Tindakan
Refleksi
Alternatif Pemecahan masalah:Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar sains siswa kelas II.C SD Methalist Pekanbaru Tahun Ajaran 2013 / 2014
Analisis Data Observasi
Terselesaikan
Permasalahan Belum Terselesaikan
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan II)
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi Analisis Data Observasi
Terselesaikan Permasalahan Belum
Terselesaikan
Siklus Selanjutnya
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Hasil Belajar sains dengan Penerapan Pembelaajaran Kooperatif tipe NHT (Dimodifikasi berdasarkan Elfis, 2010d)
Peningkatan Hasil Belajar
Siklus I
Siklus II
3. Prosedur Penelitian
Berikut diuraikan prosedur penelitian yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus pada penelitian ini:
1) Perencanaan
Tahap ini berkaitan dengan penetapan tindakan apa yang akan
dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang ada
2) Persiapan
a) Menentukan kelas penelitian yaitu kelas II.C SD Methodist
Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014.
b) Kelas tindakan diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together.
c) Menentukan jadwal dan jam pelajaran.
d) Menetapkan materi pembelajaran yang disajikan, yaitu sistem
pencernaan dan pernapasan.
e) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa: Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan LKPD, buku panduan siswa,
soal kuis beserta kunci, soal ujian siklus I dan siklus II.
f) Menentukan skor dasar individu, yang diambil dari ulangan harian.
3) Tahap Pelaksanaan
NO Sintak Pembelajaran Kooperatif Tipe NETGuru Siswa
1. Kegiatan awal (5 menit) Mengucapkan salam,
menyapa siswa dan mengabsen.
Motivasi dan apersepsi Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Mempersiapkan diri untuk mengikuti proses KBM.
Peserta didik meniawab pertanyaan dari guru.
Menulis tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
4) Refleksi
Dilakukan oleh peneliti untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
setelah diberikan perlakuan dan latihan serta tes. Untuk mengukur
tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa pada siklus awal yang
kemudian dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
5) Tahap Evaluasi Belajar
Evaluasi pembelajaran dilakukan pada ujian blok diakhir KD,
dengan instrumen tes. Pada siklus ke II dengan langkah yang sama
pada siklus I begitu selanjutnya.
6) Perancanaan Tindakan Lanjut
Bila hasilnya belum memuaskan, maka dilakukan tindakan
perbaikan untuk mengatasinya. Dengan kata lain bila masalah yang
diteliti belum tuntas, maka PTK harus dilanjutkan pada siklus II
dengan langkah yang sama pada siklus I dan seterusnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini akan diambil berupa skor
nilai yang diperoleh dari hasil tes yang akan dilakukan pada setiap akhir
pertemuan (kuis) dan pada setiap ujian blok terhadap siswa kelas II.C SD
Methodist Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014.
4.1. Perangkat Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran yang terdiri dari:
1) Standar Isi
Standar isi; yaitu struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2) Silabus
Rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
pelajaran/ tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran,
5. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa
Menurut Elfis (2010c), data yang dianalisis melalui dua kelompok
penilaian, yaitu: (a) Penilaian pencapaian hasil belajar pengetahuan,
pemahaman konsep (PPK) dan (b) Penilaian pencapaian hasil belajar kinerja
ilmiah (KI).
5.1. Pengolahan Data Hasil Belajar PPK
Menurut Elfis (2010c), nilai PPK didapatkan dari nilai pekerjaan
rumah (PR), nilai quiz tertulis (QT) dan ujian blok (UB). Masing-masing
nilai ini akan digabungkan dengan rumus sebagai berikut:
PPK = 20% x( rata-rata nilai PR) + 40% x (rata-rata nilai QT) + 40% x UB
6. Teknik Analisis Data Deskriptif
Pengolahan data dengan teknik analisis deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan hasil belajar sains siswa sesudah penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Menurut Elfis (2010d), analisis data pencapaian hasil
belajar sains siswa dilakukan dengan melihat (a) Daya serap, (b) Ketuntasan
individu, dan (c) ketuntasan klasikal. Analisis daya serap, ketuntasan individu,
dan ketuntasan klasikal didasarkan pada pencapaian hasil belajar siswa
melalui dua kelompok penilaian, yaitu penilaian pencapaian hasil belajar
pemahaman dan penerapan konsep (PPK) dan penilaian pencapaian hasil
belajar kinerja ilmiah (KI).
a) Daya serap
Untuk mengetahui daya serap siswa dari hasil belajar dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Daya serap = Jumlah skor yang diperoleh siswa x 100 Jumlah skor maksimum
Tabel 4. Interval dan Kategori Daya Serap Siswa
% Interval Kategori93-100 Sangat baik85-92 Baik77-84 Cukup≤ 76 Kurang
Sumber: Disesuaikan dengan KKM 76 mata pelajaran sains di Sekolah
b) Ketuntasan Individu Siswa
Berdasarkan kurikulum SD Methodist Pekanbaru yang telah ditetapkan
dalam Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran IPA bahwa
siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila telah mencapai nilai KKM yaitu
>76.
c) Ketuntasan Klasikal
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam Elfis
(2010c), suatu ketuntasan belajar jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa
tuntas belajar. Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
KK = JST x 100 JS
Keterangan:
KK = Persentase ketuntasan belajar klasikal
JST = Jumlah siswa yang tuntas
JS = Jumlah seluruh siswa
90 - 100 80 - 89 70 - 79 60 - 69 < 600
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Baik SekaliBaikCukupKurangKurang Sekali
Jum
lah
Sis
wa
Kelas Interval
Grafik Nilai