Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

47
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklamsia diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu preeklamsia ringan, sedang dan berat. Alur asuhan preeklamsia telah ditetapkan dan semua unit rumah bersalin menyediakan panduan untuk perawatan preeklamsia. Biasanya semakin awal tanda dan gejala preeklamsia muncul semakin berat manifestasi penyakitnya dan wanita dapat mengalami preeklamsia berat pada usia kehamilan cukup bulan atau bahkan dimasa pascanatal. Oleh sebab itu, dalam merawat wanita preeklamsia seorang tenaga kesehatan harus selalu waspada pada perubahan kondisi wanita hamil (Bothamley dkk, 2012). Menurut Organisasi kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menduduki peringkat keenam dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. AKI di Indonesia pada tahun 2007 adalah 248/100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2011 AKI adalah 252 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai 2011 (Depkes RI, 2008). Menurut data dari Provinsi Sulawesi Utara (2010), Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan oleh PEB berjumlah 150 / 100.000 kelahiran hidup atau 0,15% dari jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak 16.052. Berdasarkan data yang diperoleh melalui studi pendahuluan dengan menggunakan buku register Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang Bolaang Mongondow (2012) terdapat kejadian

description

Kebidanan

Transcript of Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

Page 1: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklamsia diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu preeklamsia ringan, sedang dan berat. Alur asuhan preeklamsia

telah ditetapkan dan semua unit rumah bersalin menyediakan panduan untuk perawatan preeklamsia. Biasanya semakin

awal tanda dan gejala preeklamsia muncul semakin berat manifestasi penyakitnya dan wanita dapat mengalami

preeklamsia berat pada usia kehamilan cukup bulan atau bahkan dimasa pascanatal. Oleh sebab itu, dalam merawat

wanita preeklamsia seorang tenaga kesehatan harus selalu waspada pada perubahan kondisi wanita hamil (Bothamley dkk,

2012). Menurut Organisasi kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa angka kematian

ibu (AKI) di Indonesia menduduki peringkat keenam dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. AKI di Indonesia

pada tahun 2007 adalah 248/100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2011 AKI adalah 252 kematian per 100.000

kelahiran hidup. AKI mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai 2011 (Depkes RI, 2008).

Menurut data dari Provinsi Sulawesi Utara (2010), Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan oleh PEB berjumlah

150 / 100.000 kelahiran hidup atau 0,15% dari jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak 16.052. Berdasarkan data yang

diperoleh melalui studi pendahuluan dengan menggunakan buku register Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah

Datoe Binangkang Bolaang Mongondow (2012) terdapat kejadian preeklampsia periode Januari s/d Desember 2012

yaitu sebesar 82 kasus (0,078%) dari jumlah 1046 ibu hamil yang dirawat. Berarti dalam setiap bulan terdapat rata-rata 8

orang ibu hamil dan bersalin yang dirawat dengan kasus preeklampsia. Hal ini menunjukkan tingginya angka kejadian

Preeklampsia di Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang Bolaang Mongondow ( Profil Kamar Bersalin Rumah

Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang Bolaang Mongondow, 2012).

Salah satu penyebab terjadinya preeklamsia Berat pada ibu hamil di RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang

Mongondow disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai tanda – tanda kehamilan, usia kehamilan yang terlalu

muda atau terlalu tua, pendidikan yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah juga aspek medis dan salah satunya

juga Preeklamsia sangat berpengaruh dalam meningkatkan angka kematian ibu melahirkan. Penyakit ini diklasifikasikan

sebagai hipertensi yang diinduksikan oleh kehamilan.

Page 2: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

2

Dampak jangka panjang yang terladi pada ibu hamil dengan Preeklamsia Berat yaitu meningkatnya mortalitas ibu

hamil, hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari register RSUDB Bolaang Mongondow (2012), yaitu Preeklampsia

berat 1 orang (0,00096%) dan Eklampsia 1 orang (0,00096%) dari jumlah 1046 ibu hamil yang dirawat. sedangkan

dampak jangka pendek pada ibu hamil dengan Preeklampsia adalah morbilitas, hal ini berdasarkan data yang diperoleh

dari register RSUDB Bolaang Mongondow (2012), yaitu Preeklampsia ringan berjumlah 9 orang (0,0086%),

preeklampsia berat berjumlah 73 orang (0,076%), dan eklampsia berjumlah 15 orang (0,014%) dari jumlah 1046 ibu

hamil yang dirawat.

Solusi yang perlu di terapkan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh Preeklamsia berat pada ibu hamil yaitu

dengan pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin, mencari tanda-tanda preeklamsia sangat penting dalam usaha

pencegahan preeklamsia berat dan eklamsia dan mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau minimal di dampingi

oleh Bidan dan pelayanan obstetric sedekat mungkin kepada semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2009).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penerapan manajemen asuhan kebidanan

pada klien dengan Preeklampsia berat di Ruang Bersalin RSUD Datoe Binangkang Bolaang Mongondow.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data pada latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan

Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Preeklamsia Berat Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum

Daerah Datoe Binangkang Bolaang Mongondow?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklampsia berat dengan

pendekatan Manajemen Kebidanan.

2. Tujuan Khusus

Dapat melakukan pengumpulan data yang diperlukan pada kasus ibu bersalin dengan preeklampsia berat untuk :

Page 3: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

3

a. Mengidentifikasi pengumpulan data pada ibu bersalin dengan preeklampsia berat di Ruang Bersalin RSUD Datoe

Binangkang Bolaang Mongondow.

b. Mengidentifikasi interpretasi data pada ibu bersalin dengan preeklamsia berat di Ruang Bersalin RSUD Datoe

Binangkang Bolaang Mongondow.

c. Mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah potensial pada ibu hamil dengan preeklampsi berat di ruang

bersalin RSUD Datoe Binangkang Bolaang Mongondow.

d. Meidentifikasi kebutuhan untuk memerlukan penanganan segera pada preeklamsia berat di Ruang Bersalin RSUD

Datoe Binangkang Bolaang Mongondow.

e. Mengidentifikasi asuhan kebidanan yang menyeluruh pada preeklamsia berat di Ruang Bersalin RSUD Datoe

Binangkang Bolaang Mongondow.

f. Mengidentifikasi rencana asuhan kebidanan dengan preeklamsia berat di Ruang Bersalin RSUD Datoe

Binangkang Bolaang Mongondow.

g. Mengidentifikasi hasil pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsia berat di

Ruang Bersalin RSUD Datoe Binangkang Bolaang Mongondow.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Institusi pendidikan

Sebagai bahan ilmiah atau bahan bacaan untuk penulis berikutnya.

b. Peneliti

Untuk menambah wawasan, pengetahuan serta penanganan segera pada ibu hamil dengan preeklamsia berat, serta

sebagai bahan bacaan referensi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Instansi penelitian

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada instansi terkait dalam

meningkatkan kualitas pelayanan.

Page 4: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

4

b. Responden

Dapat memperluas wawasan keilmuan dan menjadi sarana pengembangan diri melalui penulisan manajemen

asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia berat dan merupakan pengalaman berharga bagi

responden.

Page 5: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Persalinan

1. Pengertian

a. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan dan atau dapat

hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan / kekuatan

sendiri (Sulistyawati, 2010).

b. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan adalah proses membuka dan

menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban

didorong keluar melalui jalan lahir.

c. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin.

2. Tahapan persalinan

Silistyawati (2010) menyatakan tahapan persalinan terdiri atas :

a. Kala I (satu) persalinan

Kala I persalinan dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase,

fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai10 cm.

Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

b. Kala II (dua) persalinan

Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2

jam pada primi dan 1 jam pada multi.

c. Kala III (tiga) persalinan

Page 6: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

6

Kala III persalinan dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit.

d. Kala IV (empat) persalinan

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Sulistyawati (2010) menuliskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, terdiri atas :

a. Faktor power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-

otot perut, kontraksi diagfragma dan dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan sempurna.

b. Faktor pasangger (penumpang )

Faktor lain yang berpengaruhi terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak, presentasi,

bagian terbawah, dan posisi janin.

c. Faktor passage (jalan lahir)

Passage atau jalan lahir dibagi menjadi bagian keras panggul yaitu tulang panggul dan jalan lahir lunak yaitu

bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan

menutupi sebelah bawah.

C. Konsep Dasar Preeklamsia Berat

1. Pengertian

a. Preeklamsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110

mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih ( Sujiati dkk, 2009).

b. Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 150/110 mmHg

atau lebih ditandai proteinuria dan / atau udema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Pudiastuti, 2012).

c. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang

dan/atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. (Anonim, 2012)

Page 7: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

7

d. Preeklampsia adalah kelainan multisystem spesifik pada kehamilan yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan

proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan proteinuria

meningkat secara bermakna atau terdapat tanda-tanda kerusakan organ (termasuk gangguan pertumbuhan janin).

(Anonim, 2012).

2. Patofisiologi

Patofisiologi preeklamsia merupakan suatu disfungsi/ kerusakan sel endotel vaskuler secara menyeluruh dengan

penyebab multifaktor, seperti: imunologi, genetik, nutrisi (misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi.

Kemudian berlanjut dengan gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan vasokonstriktor

(terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitivitas terhadap vasokonstriktor

agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah

dideteksi pada umur kehamilan 18-20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat

diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteiuria.

Awalnya adalah defisiensi invasi sel-sel trofoblas atas arteri spiralis pada plasenta yang dimediasi/ dipengaruhi

proses imunologis, dan hal ini mengakibatkan gangguan perfusi unit fetoplasental. (Anonim, 2012).

3. Manifestasi klinis

      Kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tanda-tanda:

a. Desakan darah sistolik ≥160 mmHg, diastolik ≥110 mmHg. Desakan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil

sudah dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring.

b. Protein urine ≥5 gram/ 24jam atau kualitatif 4+ (++++).

c. Oliguri jumlah produksi urine 500 cc / 24jam atau disertai kenaikan

kadar kreatinin darah.

d. Adanya gejala-gejala eklamsia impending: gangguan visus, gangguan serebral, nyeri epigastrium, hiper refleksia.

e. Adanya sindroma HELLP (Hemolysis Elevated Liver enzyme Low Platelet). (Anonim, 2012).

4. Pelaksanaan

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat berat selama perawatan maka

perawatan dibagi :

Page 8: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

8

a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau ditrminasi ditambah pengobatan medicinal.

b. Perawatan konservatif yaitu tetap dipertahankan ditambah pengobatan medicinal.

1) Perawatan aktif

Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal assessment

(NST & USG).

Indikasi

a) Ibu

Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan

terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan medikasiterjadi kenaikandesakan darah atau setelah 24

jam perawatan medisial, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan).

b) Janin

Hasil fetal assessment jelek (NST & USG) dan adanya tanda IUGR

c) Adanya “HELLP syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar, trombositopenia). (Pudiastuti,

2012).

d) Kehamilan late preterm (≥34 minggu estimasi berat janin ≥2000g). (Anonim, 2012).

2) Pengobatan medisinal

a) Segera rawat inap

b) Tirah baring miring ke satu sisi

c) Infus RL yang mengandung 5% dekstrose dengan 60-125cc/ jam

d) Pemberian anti kejang MgSO4

Dosis awal:

a) MgSO4 20% 4gram iv

b) MgSO4 50% 10gram im

c) Pada bokong kanan/kiri masing-masing 5gram

Dosis ulangan:

Page 9: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

9

MgSO4 50% 5gram iv diulangi setiap 6 jam setelah dosis awal s.d. 6 jam pasca persalinan

Syarat pemberian:

a) Refleks patella +

b) Respirasi >16 kali/menit

c) Urine sekurang-kurangnya 150cc/ 6jam

d) Harus selalu tersedia Calcium gluconas 1gram 10% (diberikan iv pelan-pelan pada intoksikasi MgSO4)

e) Antihipertensi dapat dipertimbangkan diberikan bila: sistole ≥180 mmHg – diastole ≥120 mmHg. Nifedipin

5-10mg tiap 8 jam atau Methyldopa 250mg tiap 8 jam.

3) Pengobatan obstetric

Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada tiap penderita dilakukan pemeriksaan “Non stress test”

a) Tindakan seksio sesar dikerjakan apabila:

“Non stress test” jelek, Penderita belum inpartu dengan skor pelvik jelek,  Kegagalan drip oxytocin.

b) Induksi dengan drip oxytocin dikerjakan apabila:

NST baik, Penderita belum inpartu dengan skor pelvik baik.

4) Perawatan Konservatif

Perawatan konservatif pada kehamilan prematur umur kehamilan 32 minggu terutama umur kehamilan

kurang dari 30 minggu memberikan prognosis buruk. Diperlukan lama perawatan konservatif sekitar 7-15

hari.

1. Indikasi

Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu (estimasi berat janin < 2000g, tanpa ada tanda-tanda

impending eklampsia).

2. Pengobatan

(1) Di kamar bersalin (selama 24 jam).

(2) Tirah baring.

Page 10: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

10

(3) Infus RL yang mengandung 5% dekstrose 60-125 cc/ jam 10gram MgSO4 50% im setiap 6 jam

s.d. 24 jam pasca

persalinan (kalau tidak ada kontra indikasi pemberian MgSO4).

(4) Diberikan antihipertensi. Nifedipin 5-10mg setiap 8 jam, dapat diberikan bersama-sama Methyldopa

250-500mg setiap 8 jam. Nifedipin dapat diberikan ulang sublingual 5-10mg dalam waktu 30 menit

pada keadaan tekanan sistolik ≥180 mmHg atau diastolik ≥110 mmHg (cukup 1 kali saja).

(5) Dilakukan pemeriksaan lab tertentu (fungsi hepar dan ginjal) dan produksi urine 24 jam.

(6) Konsultasi dengan bagian lain: Bagian mata, Bagian jantung, Bagian lain sesuai dengan indikasi.

(7) Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal di Ruang bersalin (setelah 24 jam masuk ruangan

bersalin).

(8) Obat-obat:

Roboransia: multivitamin

Aspirin dosis rendah 87,5mg sehari satu kali

Antihipertensi: Nifedipin 5-10mg setiap 8 jam, atau Methyldopa 250mg setiap 8 jam.

Penggunaan atenolol dan b-blocker dapat dipertimbangkan pada pemberian kombinasi

(9) Pemeriksaan Lab:

Hb, PCV, dan hapusan darah tepi, Asam urat darah, Trombosit, Fungsi ginjal/ hepar, Urine lengkap.

(Anonim, 2012).

5) Perawatan konservatif dianggap gagal apabila:

a. Ada tanda-tanda impending eklamsi.

b. Kenaikan progresif tekanan darah

c. Ada sindrom HELLP

d. Ada kelainan fungis ginjal

e. Penilaian kesejahteraan janin jelek. (Pudiastuti, 2012).

Page 11: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

11

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala – gejala preeklamsia berat selama perawatan maka

dilakukan perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisinal. Sedapat

mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan vital atau USG. (Sujiyatini dkk, 2009).

C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia Berat

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah merupakan proses pemecahan masalah yang dikemukakan oleh perawat – bidan

pada. (Purwandari. 2008). Manajemen kebidanan memperkenalkan suatu metode dengan pengorganisasian,

Pemikiran dan tindakan berurutan, logis dan menguntungkan baik bagi pasien maupun tenaga kesehatan (Varney,

1997).

2. Tujuan Asuhan Antenatal

Ada beberapa tujuan seorang bidan/dokter melakukan asuhan antenatal, antara lain:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma

seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara

normal.

3. Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu:

a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama yaitu sebelum miinggu ke-14

b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua yaitu sebelum minggu ke-28

c. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga yaitu antara 28-36 minggu satu

kali dan setelah 36 minggu satu kali kunjungan.

Page 12: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

12

4. Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “ 7 T ”

a. Timbang berat badan

b. Tensi (tekanan darah)

c. Tinggi fundus uteri

d. Imunisasi TT ( Tetanus Toksoid)

e. Tablet zat besi

f. Test PMS

g. Temu wicara

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat diberikan

oleh dukun bayi. (Bartini, 2012).

5. Langkah – langkah manajemen kebidanan (Varney, 1997)

a. Langkah I (Pertama) Tahap Pengumpulan Data

Pada langkah pertama ini semua informasi yang akurat dan lengkap

dikumpulkan dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan

melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.

Apabila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasi pada dokter dalam penatalaksanaan, bidan perlu

melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap Ini merupakan langkah awal yang akan menentukan

langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai kasus yang dihadapi akan menentukan proses intrepretasi

yang benar. Bidan harus mengkaji ulang data yang sudah dikumpulkan untuk menilai ketepatan, kelengkapan dan

keakuratan. Dalam masalah Preeklamsia Berat, meliputi :

1. Pengkajian (pengumpulan data dasar)

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk

mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang

akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. (Ambarwati dan wulandari, 2008).

a. Data Subjektif

1) Biodata yang mencakup identitas pasien, yaitu :

Page 13: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

13

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam

memberikan penamaan.

b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperi kurang dari 20 tahun, alat-alat

reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur terlalu muda kurang

dari 17 tahun dan umur terlalu tua lebih dari 35 tahun rentan sekali terjadi preeklampsia. (Morgan

dan Hamilton, 2009).

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien

dalam berdoa. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

d) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,

sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008).

e) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.

f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga

mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

g) Alamat

Ditanya untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

2) Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa kehamilan. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008). Dan pada pasien dengan preeklampsia berat keluhan utamanya adalah sakit kepala

berat, mengantuk, gangguan penglihatan, dan nyeri epigastrium. (Morgan dan Hamilton, 2009).

Page 14: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

14

3) Riwayat kesehatan:

a) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung,

DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa kehamilan. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008). Ibu yang menderita penyakit hipertensi vascular kronis atau penyakit ginjal maka

kemungkinan akan terjadi superimposed eklampsia atau eklampsia. (Morgan dan Hamilton, 2009).

b) Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini

yang ada hubungan dengan masa kehamilannya. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

Perkembangan preeklampsia terjadi setelah 20 minggu kehamilan. (Morgan dan Hamilton, 2009).

c) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien, yaitu apabila ada penyakit

keluarga yang menyertainya. (Ambarwati dan Wulandari, 2008). Adanya riwayat preeklampsia

dalam keluarga. (Morgan dan Hamilton, 2009). Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi

Preeklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita Preeklampsia. Kecenderungan meningkatnya

frekuensi Preeklampsia pada anak cucu ibu hamil dengan riwayat Preeklampsia dan bukan ipar

mereka. (Anonim, 2012)

d) Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah beberapa kali menikah, status menikah sah atau tidak, karena bila

melahirkan tanpa status yang jelas akan mempengaruhi masa kehamilan. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008).

4) Riwayat obstetric

a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus,

jumlah anak, cara persalian yang lalu, penolong persalian, keadaan nifas yang lalu. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008).

Page 15: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

15

b) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui, umur pertama menarche, siklus haid, lamanya haid, banyaknya haid,

teratur/tidak, keluhan saat haid, keputihan. Hari pertama haid terakhir (HPHT), Hari Perkiraan Lahir

(HPL). (Bartini, 2012). Preeklampsia berat terjadi pada usia kehamilan setelah 20 minggu. (Morgan

dan Hamilton, 2009).

5) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah

keluhan selama menggunakan kontrasepsi. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

6) Kehidupan sosial budaya

Untuk menganut pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau

merugikan pasien khususnya pada kehamialan. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

7) Data psikososial

Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap kehamilannya. Wanita mengalami banyak

perubahan emosi/psikologis selama kehamilan. Cukup sering ibu menunjukkan depresi ringan.

(Ambarwati dan Wulandari, 2008).

8) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :

a) Nutrisi

Mengambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan

pantangan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung garam, protein dan lemak dengan kadar

tinggi dapat mempengaruhi terjadinya preeklampsia. (Anonim, 2012).

b) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi: frekuensi, jumlah,

konsistensi, dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah. (Ambarwati

dan Wulandari, 2008). Keluarnya urine kurang dari 30 ml/jam atau kurang dari 500 ml/24 jam diebut

oliguria, ini merupakan tanda dan gejala preeklampsia. (Morgan dan Hamilton, 2009).

c) Istirahat

Page 16: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

16

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur

misalnya membaca, mendengarkan music atau mengkonsumsi obat tidur. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008). Pada pasien preeklamsia adanya frekuensi tidur yang berlebihan karena adanya

konvulsi. (Morgan dan Hamilton, 2009).

d) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah

genitalia.

b. Data Objektif

Dalam menghadapi masalah kehamilan dengan Preeklmpsia berat dari seorang klien, bidan harus

mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil.

1). Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum:

Pada preeklamsia berat Keadaan umum masih dalam keadaan cukup. (Anonim, 2012)

b) Kesadaran:

Pada preeklampsia berat kesadaran masih dalam Composmentis. (Anonim, 2012)

2) Tanda-tanda vital

Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008).

a) Tekanan darah

Pada preeklampsia berat tekanan darah 150/110 mmHg. (pudiastuti 2012).

b) Temperatur

Untuk mengetahui peningkatan suhu badan. Kenaikan suhu badan mencapai 38 derajat celcius

merupakan tanda-tanda infeksi. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

c) Nadi dan pernafasan

Page 17: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

17

Nadi berkisar antara 60-80x /menit dalam batas normal. Denyut nadi diatas 100x/menit

mengidentifikasikan adanya suatu infeksi. (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

d) Pernafasan dalam batas normal normal, yaitu sekitar 20-30x/menit. (Ambarwati dan Wulandari,

2008).

3) Pemeriksaan Khusus/Fisik (Head To Toe)

a) Kepala

Pada preeklampsia ibu merasakan nyeri kepala yang hebat. Tidak ada benjolan dikepala maupun

tanda kelainanan. (Pudiastuti, 2012).

b) Rambut

Untuk mengetahui warna rambut, rambut mudah dicabut

atau tidak, apakah kulit kepala berketombe

atau tidak. (Pudiastuti, 2012).

c) Hidung

Apakah terdapat polip, adanya tanda kelainan atau tidak, apakah fungsi penciuman baik. (Pudiastuti,

2012).

d) Telinga

Apakah simetris atau tidak terdapat serumen, adanya peradangan pada lubang telinga atau tidak dan

fungsi pendengaran baik atau tidak. (Pudiastuti, 2012).

e) Mulut dan gigi

Apakah ada kelainan congenital atau tidak seperti bibir sumbing, apakah ada caries pada gigi, fungsi

pengecapan baik atau tidak, apaka tidak ada pembesaran tonsil. (Pudiastuti, 2012).

f) Leher :

(a) Kelenjar thyroid : Apakah tidak terdapat pembesaran ataupun kelainan.

(b) Kelenjar getah bening : Apakah tidak ada pembesaran dan tanda kebiruan.

(c) Vena jugolaris : Apakah tidak adanya pembesaran. (Pudiastuti, 2012).

g) Dada/payudara :

Page 18: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

18

(a) Bentuk dada simetris atau tidak, pergerakan dada

apakah teratur atau tidak, dan apakah ada kelainan.

(b) Jantung

Untuk mengetahui apakah bunyi jantung normal, dan apakah tidak yterdengar murmur.

(c) Paru

Untuk mengetahui apakah bunyi paru normal, apakah tidak terdengar weezing atau ronchi.

(d) Payudara

Untuk mengetahui apakah pembesarannya normal simetris kiri dan kanan, apakah ada

hyperpigmentasi aerola mammae, putting susu menonjol atau ntidak, bersih atau kotor, apakah

tidak ada benjolan atau rasa nyeri, dan apakah sudah keluar colostrums atau tidak. (Pudiastuti,

2012).

(e) Punggung dan pinggang

Untuk mengetahui apakah bentuk tulang punggung lordosis, dan apakah ada nyeri pinggang.

(Pudiastuti, 2012).

(f) Ekstermitas atas dan bawah

Apakah bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, serta apakah tidak ada varices. (Pudiastuti,

2012). Pada preeklampsia terdapat Oedema tungkai atas dan bawah.(Anonim, 2012).

(g) Genitalia eksternal

Untuk mengatahui apakah ada oedema dan varices serta

keputihan yang disebabkan oleh jamur. (Pudiastuti, 2012).

(h) Abdomen :

(1) Pemeriksan inspeksi atau periksa pandang

Yaitu untuk mengetahui apakah pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, apakah tidak

ada bekas luka operasi maupun benjolan tanda kelainan. Serta strie gravidarum.(Anonim,

2012).

(2) Palpasi Leopold

Page 19: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

19

Adalah pemeriksaan obstetric secaran palpasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahui

pertumbuhan janin dengan menilai letak dan presentasi janin dalam kandungan.

(Purwandari., 2008).

a. Leopold I

Tujuan : Menentukan tinggi fundus uteri dan menentukan bagian janin yang berada di dasar

rahim. Bagian janin yang teraba difundus disimpulkan bokong apabila yang teraba bulat lunak

dan tidak melenting, dan apa bila yang teraba bulat dan melenting dan keras didimpulkan

kepala.

b. Leopold II

Tujuan : untuk mengetahui letak punggung janin dengan cara menilai bagian apa yang

berada disisi kanan dan kiri perut ibu.

c. Leopold III

Tujuan : Untuk mengetahui presentasi janin atau bagian terendah janin.

d. Leopold IV

Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana bagian terendah belum masuk panggul apabila kedua

ujung jari tangan pemeriksa saling menyatu disebut konvergen. Sedangkan jika kedua ujung

jari tangan pemeriksa tidak saling bertemu disebut konvergen, berarti bagian terendah janin

belum masuk panggul. (Bartini, 2012).

(3) Auskultasi Denyut Jantung Janin

Auskultasi Denyut jantung janin dilakukan untuk memantau kesejahteraan janin dalam

kandungan. Prasat ini sering dilakukan setelah palpasi abdominal. Setelah diketahui letak

janin, dapat diketahui punktum dimana denyut jantung janin dapat terdengar dengan jelas.

(Bartini, 2012).

4) Pemeriksaan laboratorium

Page 20: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

20

a) Darah : Asam urat dan SGOT meningkat pada preeklampsia, peningkatan hematokrit pada

preeklampsia disebabkan adanya hemokosentrasi, dan tronbosit yang rendah jumlahnya dapat

mengindikasikan adanya kerusakan vaskular.

b) Dipstik protein 3+ sampai 4+ menunjukkan temuan yang bermakna. (Morgan dan Hamilton, 2009).

b. Langkah II (kedua) Interpretasi data dasar

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang dikumpulkan.

Dalam langkah ini data yang dikumpulkan di interpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.

(Ambarwati dan Wulandari, 2008).

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan :

Diagnosa ibu : Gravida, Para, Abortus, Umur ibu, Usia kehamilan dalam minggu, belum inpartu/inpartu,

dengan preeklampsia berat.

Diagnosa bayi : janin, intra uterin, tunggal/gameli ,hidup/foetal death,

Presentasi terendah dari janin. (Anonim, 2012)

Data dasar meliputi :

a) Data subyetif

Pernyataan ini tentang jumlah kehamilan, persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu

tentang umur, Hari pertama haid terakhir, keterangan ibu tetang keluhannya. (Ambarwati dan

Wulandari, 2008).

b) Data Objektif

Hasil pemeriksaan melalui Inspeksi, Palpasi Leopold I,Leopold II, Leopold III, Leopold IV, dan

Auskultasi, hasil pemeriksaan Tanda tanda vital, hasil pemeriksaan protein urine (laboratorium).

(Pudiastuti, 2012).

2) Masalah

Permasalahan yang muncul yaitu kehamilan dengan preeklampsia berat.

Data dasar meliputi :

Page 21: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

21

a) Data subyektif

Data yang didapat dari hasil anamnesa pasien preeklampsia yaitu pasien mengeluh sakit kepala

yang hebat, penglihatan

kabur, dan nyeri epigastrium.

b) Data obyektif

Data yang didapat dari hasil pemeriksaan. Tekanan darah pada preeklampsia berat 150/110 mmHg,

Protein urine (+3), oedema ektermitas.

c. Langkah III (ke tiga) identifikasi diagnosa masalah atau masalah potensial Mengidentifikasi diagnose atau masalah

potensial yang mungkin akan terjadi. Pada langkah ini dididentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan.

Masalah Potensial : Pada ibu preeklampsia berat potensial terjadi eklampsia, Pada Bayi Berpotensi terjadi persalian

premature dan bayi lahir mati. (Morgan dan Hamilton, 2009).

d. Langkah IV (Keempat) Menetapkan Konsultasi dan Kolaborasi

Pada langkah ini untuk mengidentifikasi dan melakukan konsultasi atau melakukan penanganan bersama

sesuai kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan.

Penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal, tetapi selama hamil secara

terus menerus, pada waktu wanita tersebut dalam masalah persalinan.

Data baru dapat dikumpulkan dan evaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dan

harus bertindak segera untuk keselamatan klien. Dari data yang dikumpulkan dapat ditentukan situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara kondisi lain mungkin harus menunggu intervensi. Tindakan yang

dilakukan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi klien. Dalam rumusan ini yang mampu

dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau bersifat rujukan. Dapat dikaji kembali apabila tindakan segera

dibutuhkan.

Dalam Kasus Preeklamsia berat, yang harus dilakukan yaitu :

1) Melakukan Konsultasi dengan Klien sesuai kondisi klien

Page 22: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

22

2) Penatalaksanaan dalam kunjungan antenatal selama kehamilan secara terus – menerus

3) Untuk mengidentifikasi tindakan segera Klien dengan kasus Preeklamsia Berat.

e. Langkah V (Kelima) Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan dalam penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi

atau diantisipasi.Pada langkah ini, informasi yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Ambarwati dkk,2010).

Kaji kembali apakah asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien. Dalam kasus

Preeklamsia Berat, dapat dilakukan yaitu :

1) Kelanjutan dalam penatalaksanaan terhadap masalah Preeklamsia Berat

2) Memberikan konseling yang lebih baik pada klien

3) Asuahan yang dikembangkan harus rasional dan valid

4) Kaji kembali asuhan kesehatan terhadap klien Preeklamsia Berat

f. Langkah VI (Keenam) Pelaksanaan langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman

Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan dilangkah 5 dilaksanakan secara

efisien dan aman. Perencanaan ini dilakukan seluruh tim kesehatan atau sebagian klien. Kolaborasi sangat penting

dalam menangani klien yang mengalami komplikasi dan mampu mempertanggung jawabkan dalam

penatalaksanaan asuhan klien sesuai rencana asuhan. Penatalaksaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya

serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji kembali apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan. Dalam

kasus Preeklamsia Berat, yang dapat dilakukan yaitu :

1) Perencanaan kesehatan klien dengan Preeklamsia Berat

2) Melaksanakan kolaborasi klien yang mengalami komplikasi dengan klien Preeklamsia Berat

g. Langkah VII (Ketujuh) Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, meliputi apakah

pemenuhan kebutuhan sesuai diagnosa dan masalah. Rencana dianggap efektif jika memang benar efektif

pelaksanaannya. Proses penatalaksanaan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan sehingga perlu

mengulang kembali setiap asuhan yang efektif serta melakukan penyesuaian rencana.

Page 23: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

23

Langkah – langkah proses penatalaksanaan umum merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran

yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut

berlangsung dalam situasi klinis dan proses penatalaksanaan ini dievaluasi dalam bentuk tulisan. Dalam kasus

Preeklamsia Berat dapat dilakukan yaitu :

1) Melakukan evaluasi asuhan yang diberikan pada klien Preeklamsia Berat

2) Melakukan pengkajian secara lengkap

3) Melihat situasi klinis dalam proses penatalaksanaan ini dievaluasi dalam bentuk tulisan.

2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Untuk mengetahui asuhan yang telah dilakukan maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu :

S : subjektif (Langkah I)

menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis.

O : objektif (Langkah II dan III)

menggambarkan hasil pemeriksaan fisik klien, laboratorium dan uji diagnostik lain yang dimaksud dalam data

fokus untuk mendukung asuhan.

A : assessment (Langkah IV)

Menggambarkan hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan

objektif dalam suatu identifikasi.

P : plan (Langkah V, VI dan VII)

menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assessment (Varney, 1997)

Page 24: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

24

Page 25: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

25

BAB III

TINJAUAN KASUS

STUDI KASUS MANAGEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN

PREEKLAMPSIA BERAT DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DATOE BINANGKANG

BOLAANG MONGONDOW

Tanggal Pengkajian : Jam :

No. Register : Tempat :

I. PENGUMPULAN DATA

A. DATA SUBJEKTIF

1. BIODATA

Nama Klien : Nama Suami :

Umur : Umur :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :

Alamat : Alamat :

2. ALAMAT DATANG

Kunjungan Pertama : Kunjungan Ulang :

3. KELUHAN UTAMA

4. RIWAYAT KESEHATAN

a. Penyakit yang lalu :

1) Jantung :

2) Hipertensi :

Page 26: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

26

3) Diabetes Melitus :

4) Malaria :

5) Ginjal :

6) Asma :

7) Hepatitis :

8) Riwayat operasi abdomen/SC :

9) Alergi :

10) Penyakit paru-paru :

b. Penyakit Sekarang :

1) Anemia :

2) Alergi :

c. Keluarga :

1) Jantung :

2) Hipertensi :

3) Diabetes Melitus :

4) Malaria :

5) Ginjal :

6) Hepatitis :

7) Penyakit paru-paru :

5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

a. Kehamilan ini direncanakan/tidak :

b. Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan :

c. Pengambilan keputusan dalam keluarga :

d. Persiapan menjelang persalinan :

6. RIWAYAT BUDAYA

7. RIWAYAT OBSTETRI

Page 27: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

27

a. Riwayat Menstruasi :

HPHT : HPL :

Menarche : Teratur / Tidak :

Siklus : Keluhan :

Lama : Keputihan :

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

Tabel 1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

N

o

Tgl.Bl/ Thn

Persalinan

Usia

Kehamilan

Tempat

Persalinan

Jenis

Persalin

an

Penolog

Persalinan

Penyulit

Kehamilan JK BB PB

Sumber : Data Primer 2013

8. RIWAYAT KB

Tabel 2. Riwayat KB

No. Jenis Kontrasepsi Lama Keluhan

Sumber : Data Primer 2013

9. RIWAYAT PERKAWINAN

Menikah :

Lama :

Page 28: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

28

Usia Pertama Menikah :

10. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI

Tabel 3. Pola Kebisaan sehari-hari

No. Kebiasaan Sebelum Hamil Setelah Hamil

1. Nutrisi :

2. Eliminasi :

3. Istirahat :

4. Aktivitas :

5. Personal Hygiene :

6. Seksual

7. Kebiasaan Buruk :

Sumber : Data Primer 2013

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum :

b. Kesadaran :

c. Cara Berjalan :

d. Tanda – tanda vital :

1) Tekanan Darah :

2) Nadi :

Page 29: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

29

3) Suhu :

4) Respirasi :

e. Pengukuran :

1) Tinggi Badan :

2) Berat Badan :

3) Lingkar Lengan :

4) Lingkar Panggul :

2. Pemeriksaan Khusus / Fisik (Head To Toe )

a. Kepala

1) Rambut :

2) Muka :

Cloasma :

Oedema :

3) Mata :

Konjungtiva :

Sclera :

4) Hidung :

Polip :

Penciuman :

5) Telinga :

Serumen :

Pendengaran :

b. Mulut dan gigi :

c. Leher :

d. Dada/ Payudara :

Bentuk :

Page 30: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

30

Putting :

Areola :

Colostrum :

e. Abdomen

a) Inspeksi :

Pembesaran perut :

Linea :

Bekas luka operasi :

b) Palpasi

Leopold I :

Leopold II :

Leopold III :

Leopold IV :

Taksiran berat janin :

Kontraksi :

Auskultasi Denyut jantung janin (DJJ) :

frekuensi :

c) Perkusi :

a. Genitalia :

a) Varises :

b) Oedema :

1) Pembesaran kelenjar bartholini :

2) Pengeluaran pervaginam :

3) Bekas luka/jahitan perineum :

f. Anus :

g. Ekstremitas

Page 31: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

31

1) Atas

(a) Simetris/tidak :

(b) Oedema :

(c) Varises :

2) Pergerakan :

3) Bawah

(a) Simetris/tidak :

(b) Oedema :

(c) Varises :

h. Pergerakan :

i. Pemeriksaan Penunjang / Pemeriksaan Laboratorium:

1) Tanggal :

2) Hasil urine :

3) Hasil Hb :

1. MENGINDENTIFIKASI INTERPRESTASI DATA

Diagnosa :

Data Subjektif :

Data Objektif :

1) Keadaan umum :

2) Kesadaran :

3) Tekanan darah :

4) Nadi :

5) Respirasi :

6) Suhu badan :

7) Tinggi fundus uter :

8) Punggung bayi :

Page 32: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

32

9) Bagian terendah :

10) Detak jantung janin :

11) Oedema pada tungkai kiri dan kanan :

12) Pemeriksaan laboratorium :

2. MENGINDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Diagnosa Potensial :

Masalah Potensial :

Antisipasi Kebutuhan :

3. MENGINDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

4. INTERVENSI

5. IMPLEMENTASI

6. EVALUASI

7. SOAP

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Konsep dasar kehamilan. Johandree.blogspot.com. Templet athreal. Di akses tanggal 06 pebruari 2013. jam 14.05 wita.

Anonim, 2012. Jurnal preeklampsia dan eklampsia. Jbd.powered by blogspot.com. Di akses tanggal 06 pebruari 2013.jam 14.30wita.

Anonim, 2010. Preeklampsia berat. Medical Student’s.blog. Di akses tanggal 06 pebruari 2013.jam 15.00wita.

Ambarwati, R. dan Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuha Medika. Yogyakarta.

Bartini, I. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Nuha Medika.Yogyakarta.

Bothamley, J., Boyle, M. 2012. Patofisiologi dalam Kebidanan. EGC, Jakarta

Page 33: Proposal Management Askeb Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklampsia Berat Di Rsudb Bolmong

33

.Morgan, G. dan Hamilton, C.2009. Obstetri dan Ginekologi Jilid 2, EGC. Jakarta.

Pudiastuti., R.D,. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal Dan patologi. Nuha Medika. Yogyakarta.

Profil Kamar Bersalin RSUD Datoe Binangkang Bolaang Mongondow Induk., 2012.

Purwandari., A. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah & profesionalisme. EGC, Jakarta. Stikes Muhammadiyah Manado. 2013. Pedoman penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Sujiyatini,Mufdilah, M., Hidayat, A.2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Mulia Medika, Yogyakarta.

Saifuddin, B.A. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta