Proposal MAGANG

20
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan eksplorasi pada setiap kegiatan penambangan merupakan hal yang pasti dilakukan. Pada eksplorasi bijih emas pemboran mempunyai peranan yang sangat penting, dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengambil dan mendapatkan sebagian dari batuan penyusun kerak bumi yang disebut core. Untuk mendapatkan core yang sempurna, ada banyak faktor yang harus diperhatikan mulai dari keahlian operator, pemilihan alat, metode pemboran, Formasi batuan yang dihadapi dan lumpur pemboran yang digunakan. Namun kegiatan pemboran tidak selamanya berjalan dengan lancar sebagaimana direncanakan. Ada kalanya dijumpai berbagai masalah yang menghambat lajunya pemboran serta tidak didapatnya core yang sempurna. Sehinngga perlu dilakukan analisa terhadap kendala – kendala yang menghambat laju pemboran dan penyebab tidak didapatnya core yang sempurna. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa sistem kerja pemboran eksplorasi dan kendala - kendala yang dihadapi pada saat pemboran. 1

description

Proposal Magang

Transcript of Proposal MAGANG

Page 1: Proposal MAGANG

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan eksplorasi pada setiap kegiatan penambangan merupakan hal yang pasti

dilakukan. Pada eksplorasi bijih emas pemboran mempunyai peranan yang sangat

penting, dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengambil dan mendapatkan

sebagian dari batuan penyusun kerak bumi yang disebut core. Untuk mendapatkan

core yang sempurna, ada banyak faktor yang harus diperhatikan mulai dari

keahlian operator, pemilihan alat, metode pemboran, Formasi batuan yang

dihadapi dan lumpur pemboran yang digunakan. Namun kegiatan pemboran tidak

selamanya berjalan dengan lancar sebagaimana direncanakan. Ada kalanya

dijumpai berbagai masalah yang menghambat lajunya pemboran serta tidak

didapatnya core yang sempurna. Sehinngga perlu dilakukan analisa terhadap

kendala – kendala yang menghambat laju pemboran dan penyebab tidak

didapatnya core yang sempurna.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa sistem kerja pemboran

eksplorasi dan kendala - kendala yang dihadapi pada saat pemboran.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi terjadinya kendala – kendala

pada saat pemboran sehingga diperoleh core yang baik dan efisiensi waktu yang

tinggi.

1.3 Permasalahan.

Dalam kegiatan penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai

jenis batuan, pemilihan tipe mesin bor, peralatan pemboran, dan sistem sirkulasi

yang digunakan sehingga hasil pemboran dapat optimum dengan kendala –

kendala pemboran dapat dikurangi.

1

Page 2: Proposal MAGANG

1.4 Batasan Masalah

Karena diketahui adanya pengaruh jenis batuan, pemilihan alat bor, peralatan

pemboran dan sistem sirkulasi yang digunakan pada proses Pemboran eksplorasi

yang dilakukan oleh perusahaan, maka analisa hanya mencakup jenis batuan

batuan, pemilihan alat bor, peralatan pemboran dan sistem sirkulasi.

1.5 Metode Penelitian

Metoda penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan metode primer (langsung)

dan metode sekunder (tidak langsung)

Metode Primer mencakup kegiatan pemboran yang dilakukan di lapangan

dan pengambilan data di lapangan.

Metode sekunder yaitu dengan studi literatur atau jurnal – jurnal ilmiah

yang berhubungan dengan judul.

Sehingga dari kedua metode ini didapat kendala – kendala pada saat

pemboran eksplorasi dan penanganan serta cara mengurangi terjadinya

kendala yang terjadi dilapangan pada saat pemboran.

1.6 Rencana Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus

2009. penelitian akan dilakukan lebih kurang 2 (dua) bulan.

Bulan Juli Agustus

Minggu I II III IV I II III IV

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengambilan Data

Analisis Data

Interprestasi Data

Penyusunan Laporan

2

Page 3: Proposal MAGANG

2. DASAR TEORI

2.1 Pemboran Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi pada setiap kegiatan penambangan merupakan hal yang pasti

dilakukan. Eksplorasi merupakan Kegiatan untuk mengetahui keberadaan

endapan bahan galian dengan menggunakan metode tertentu serta untuk

mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan, kemudian untuk

mengetahui sebaran bahan galian ke arah dalam dan bentuknya dan mengetahui

besaran dan nilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan). Salah satu

metode yang dilakukan adalah kegiatan pemboran. Kegiatan pemboran pada

eksplorasi emas cenderung dilakukan pada terakhir pada eksplorasi detail, dimana

kegiatan ini bertujuan untuk mengambil dan mendapatkan sebagian dari batuan

penyusun kerak bumi yang disebut core. Pada core biasanya dianalisa kandungan

mineralnya, sifat kimia, dan sifat fisiknya.

Gambar. 1 Diagram alir kegiatan pertambangan

3

STUDI PENDAHULUAN

PROSPEKSI

EKSPLORASI

EKSPLORASI REGIONALo Pemetaan geologi o Sampling batuano Stream sedimento Dan lain – lain.

EKSPLORASI DETAILo Pemboran eksplorasio Parit Ujio Sumur ujio Dan lain - lain

DEVELOPMENT

EKSPLOITASI

Page 4: Proposal MAGANG

2.1.1 Coring dan Fungsinya

1. Core

Core adalah sebagian kecil dari kerak bumi yang diambil dengan menggunakan

proses pemboran inti yang mungkin mengandung mineral – mineral berharga.

Dimana core ini diperlukan dalam kegiatan eksplorasi sebagai pemberi informasi

kemana kira – kira arah penyebaran mineral – mineral berharga seperti emas,

seberapa kadar emasnya, formasi batuan bawah permukaan dan kedalaman emas

ditemukan.

2. Fungsi Coring

Kegiatan coring memiliki peranan yang sangat penting pada eksplorasi pemboran

emas karena dengan hanya dengan mengambil dan menganalisa core akan didapat

data – data bawah permukaan. Adapun fungsi coring adalah:

o Memberikan informasi mengenai batubara.

o Dapat mewakili kedalaman endapan batubara.

o Dapat menggambarkan bentuk formasi batuan bawah permukaan

o Untuk mengetahui arah sebaran dari endapan batubara.

o Membantu proses analisa data dalam perhitungan jumlah cadangan

o Memberikan gambaran rancangan sistem penambangan jika nantinya

ekonomis dan layak untuk ditambang.

2.1.2 Tahapan Pemboran

Sebelum melakukan pemboran diperlukan beberapa persiapan – persiapan

sehingga kegiatan tidak langsung pada proses coring. Beberapa tahapan kegiatan

pemboran meliputi:

1. Tahapan Persiapan (preparation) kegiatan ini terdiri atas

o Pembuatan bak pengendap, bak penampung serta, saluran sirkulasinya.

o Pengaturan mesin dan pompa.

4

Page 5: Proposal MAGANG

o Pemasangan balok landasan maupun papan untuk saluran sirkulasi dan

landasan mesin.

o Pemasangan menara (rig)

2. Pemboran, hingga kedalaman tertentu (yang dibutuhkan) dengan dimeter

lubang bor yang ditentukan pula. Tahapan ini dilakukan untuk pemboran

coring ataupun non coring yaitu:

o Core yang didapat disimpan dalam corebox

o Cutting/sludge disimpan dalam kantong sampel dan selanjutnya untuk

dianalisa.

2.2 Peralatan Pemboran.

Beberapa peralatan inti yang diperelukan pada kegiatan pemboran eksplorasi

yaitu:

`Gambar 2. Bagian – bagian Alat Pemboran

5

Page 6: Proposal MAGANG

1. Mesin Bor

Beberapa hal yang diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan alat bor

yang digunakan adalah:

o Jenis mekanisme pemboran yang dilakukan.

o Penyesuaian tipe/model mesin terhadap kedalaman pemboran.

o Diameter lubang bor yang direncanakan.

o Beban maximum yang dapat dikerjakan mesin bor.

o Hoisting capasity

o Sliding stroke.

o Kemampuan rotasi per satuan waktu.

o Dimensi pemboran.

o Berat mesin bor.

o Power Unit.

6

Page 7: Proposal MAGANG

Gambar 3. Bor Putar dan Bor Tumbuk

Mesin bor putar merupakan jenis yang mempunyai mekanisme yang paling

sedaerhana. Untuk memecah batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya

mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran pada

batuan yng keras, maka rangkaian stang bor dapat ditambahi beban pemberat

(drill collar).

2. Pompa / Kompressor.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pompa / kompressor yang

akan digunakan adalah:

o Tipe acting piston

o Diameter piston

o Discharge piston

o Working pressure

o Power

o Dimensi

o Berat

o Rencana kedalaman dan diameter pemboran.

o Viscositas dan jenis lumpur bor.

Pada tahapan pemboran, pompa mud berfungsi sebagai sumber tenaga untuk

mensirkulasikan fluida.

3. Stang Bor.

Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian dalam ujung –

ujungnya terdapat ulir sebagai penghubung antara dua buah stang bor digunakan

dubl neppel.

Fungsi utama dari stang bor adalah:

o Menghubungkan kelli terhadap drill collar dan mata bor didasar lubang

bor.

o Memberikan panjang rangjkaian pipa bor, sehingga dapat menembus

formasi yang lebih dalam.

7

Page 8: Proposal MAGANG

o Memungkinkan naik turunnya mata bor.

o Meneruskan aliran lumpur bor dari swivel kemata bor.

Kriteria jyang harus diperhatikan dalam pemilihan ukuran dari stang bor meliputi:

o Kedalaman pemboran.

o Diameter lubang bor.

o Kekerasan batuan.

o Metode sirkulasi fluida.

4. Core Barrel

Objek dari pemboran ini diperlukan untuk analisa laboraturium, oleh karena itu

perolehan inti bor harus diperhatikan dengan cermat. Seandainya terdapat core

yang hilang atau hancur pada saat pengangkatan kepermukaan, maka analisis

menjadi kurang akurat.

Salah satu cara untuk memperoleh persen recovery yang tinggi yaitu dengan

memperhatikan kelayakan core barrel yang digunakan. Core barrel dengan bentuk

yang beragam biasanya berupa tabung yang berfungsi untuk:

o Tipe core barrel membungkus sampel inti.

o Memotong sampel inti.

o Mengangkat sampel inti

o Menarik kembali sampel inti dari lubang bor.

4. Mata bor.

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan

khususnya sebagai alat pembuat lubang. Gaya yang bekerja pada bit agar sitem

kerja sesuai dengan yang diharapkan. Secara garis besar sistem kerja mata bor

terbagi menjadi dua macam yaitu gaya dorong dan gaya putar. Keefektifan

penetrasi yang dilakukan dalam pemboran tergantung pada kedua gaya ini.

Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan mata bor adalah.

o Ukuran dan bentuk mata bor.

o Ukuran gigi mata bor.

o Berat mata bor.

8

Page 9: Proposal MAGANG

o Konfigurasi pelurusan air.

Kelima faktor ini merupakan variabel yang harus disesuaikan dengan beberapa

kondisi lapangan diantaranya, struktur geologi, kualitas batuan, model pemboran

dan kedalaman.

Jenis – jenis mata bor:

o Mata bor putar

o Mata bor tumbuk

o Mata bor auger

o Mata bor intan

5. Peralatan Pelengkap

a. Alat untuk menaikkan dan menurunkan:

o Water Swivel

o Hoisting sater swivel

o Hoisting plug ( hoisting swivel)

o Hoisting rock socket

o Rod holder

o Snacht block

o Traveling block

o Crown block

o Lawering iron

o Come along

9

CROWN BLOCK

DRAWWORK

TRAVELLING BLOCK

DERRICK

Page 10: Proposal MAGANG

Gambar 4. Hoisting Systemb. Peralatan pancing

o Rod coupling tap

o Rod insite tap – rod outside tap

o Casing tap – core barrel tap

o Rod brand

o Knocking block

o Drive hammer with chain

o Pipe pulling jack

c. Menara

Terdapat dua tipe menara yang biasa digunakan dalam pemboran yaitu:

o Derriks, digunakan untuk pemboran tegak.

o Tripod, digunakan untuk pemboran miring.

d. Peralatan teknis

o Parmelee wrench

o Pipe wrench

o Super tong

10

Page 11: Proposal MAGANG

Gambar 5.menara

2.3 Mud and Sistem sirkulasi

Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan (liquid) dari beberapa

komponen yang terdiri dari air (tawar atau asin, minyak, clay, bahan – bahan

kimia, gas, udara, busa, maupun detergen.

Komposisi lumpur pemboran mempunyai dua karakter sesuai dengan beratnya

yaitu:

o Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran maka akan semakin laju

penembusannya.

o Semakin kental dan berat lumpur pemboran maka akan semakin mudah

untuk mengontrol kondisi bawah permukaan, seperti masuknya fluida

formasi.

Sistem sirkulasi pada operasi poemboran terdiri dari empat sub komponen utama

yaitu :

o Water base mud

Paling umum digunakan karena murah, mudah penggunaannya

membentuk filter cake untuk melindungi gugurnya dinding lubang bor.

o Oil base mud

Digunakan pada pemboran dalam formasi shale dan sebagainya lumpur

bor ini lebih mahal tetapi akan mengurangi terjadinya korosi pada

rangkaian pipa bor.

o Air of gas – base mud

Menghasilkan laju pemboran yang lebih besar karena menggunakan

kompresor kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

11

Page 12: Proposal MAGANG

Gambar 6. Na Bentonit Lumpur Pemboran

2.4 Kendala – kendala Pemboran

1. Kendala Teknis

Hambatan (hole Problem) dalam pemboran ini dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tidak sempurnanya core yang didapat

Idealnya core yang dip[eroleh pada pemboran berbentuk sempurna dan tidak

mengalami kehilangan. Tapi kenyataannya, hal ini sulit diperoleh bentuk – bentuk

core yang mungkin diperoleh dilapangan berupa.

o Core terpotong menyerupai spiral yang diakibatkan ganguan pada bit.

o Perubahan mendadak pada diameter core yang diakibatkan oleh pergantian

bit setelah menembus batuan induk.

o Core berbentuk ulir yang diakinatkan bit yang terlalu besar.

o Core Blocking, yang diakibatkan karena adanya displasment fragment

batuan sepanjang bidang belahan.

12

Page 13: Proposal MAGANG

b. Caving / Shale Problem

Keadaan seperti ini diartikan bahwa pemboran menembus lapisan shale. Menjaga

shale agar lebih stabil, tidak runtuh atau longsor merupakan suatu masalah. Tidak

ada suatu cara yang pasti yang dapat diterapkan untuk semua keadaan. Untuk

mengurangi masalah ini maka biasanya pemboran dilaksanakan dengan memakai

drilling practise yang baik karena runtuhan atau shale problem ini bisa terjadi

akan dapat menimbulkan masalah baru seperti:

o Lubang bor membesar

o Masalah pembersihan lubang bor

o Pipa bor terjepit

o Bridges dan fit – up

o Kebutuhan lumpur bor bertambah

c. Hilangnya lumpur bor (loss circulation)

Akibat menembus formasi yang tidak terkonsolidasi pada bagian permukaan atau

adanya rekahan pada batuan yang menyebabkan fluida bor mengalir dengan bebas

kedalam formasi yang tidak terbatas. Pemboran dilanjutkan tanpa sirkulasi dan

menambah kekentalan lumpur bor sehingga kecepatan mengalir fluida dapat

dikurangi. Ditinjau dari segi formasinya, loss circulation disebabkan oleh:

o Goarseley permeabel formation terjadi pada pasir dan gravel.

o Hilang lumpur kedalam reef, gravel atau gua – gua sudah di duga

sebelumnya gua – gua sering terdapat pada limestone dsn dolomit.

o Fissure, fracture, fault, keadaan ini diakibatkan oleh celah – celah atau

rekahan dalam formasi.

d. Pipa terjepit

Kendala pipa terjepit merupakan masalah yang sering terjadi dalam pemboran.

Berdasarkan jenis dan sebab jepitan kendala ini dibedakan atas 3 sebab utama

yaitu:

o Caving sloughing

Diakibatkan oleh pemboran yang menembus formasi yang tidak stabil dan

mudah runtuh terutama shale.

13

Page 14: Proposal MAGANG

o Key seat

Terjadi pada pemboran miring, hal ini terjadi karena gesekan rangkaian

stang bor dengan dinding lubang bor bagian atas. Biasanya jepitan terjadi

pada waktu mencabut stang bor.

o Differential pressure sticking

Jepitan jenis ini terjadi apabila formasi forous dan permeabel lumpur

terlalu berat sehingga tekanan formasi naik, lumpur kurang stabil.

2. Kendala non teknis

Banyak kendala non teknis yang sering dujumpai pada saat proses pemboran

dilapangan. Keberadaan hal ini biasanya sangat mempengaruhi kemajuan proses

pemboran.

Beberapa kendala tersebut adalah :

o Lokasi base camp harus benar – benar aman terutama pada daerah

hutan.

o Letak titik pemboran harus terletak pada lokasi atau daerah yang bebas

dari kepemilikan, seperti tanah/daerah sengketa, daerah – daerah yang

dilindungi dll.

o Proses kegiatan pemboran diusahakan tidak mengganggu kondisi

lingkungan setempat terutama bila terletak pada daerah pemukiman.

o Kondisi kasehatan cruw bor.

14

Page 15: Proposal MAGANG

DAFTAR BACAAN

Anggyana, Komang, 1999, “Pemboran Eksplorasi Dan Penampang Lubang Bor”

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, ITB,

Bandung.

Koesoemadinata, ”Geologi Eksplorasi“ Institut Teknologi Bandung , ITB,

Bandung

Mudhofir ST, H.A 1985, Perencanaan dan operasi pipa pemboran, Pusdiklat

migas Cepu.

Mudhofir ST, H.A, Ciculating system, Pusdiklat migas Cepu.

Smith service drillco group, Inc 2001, Drilling assembly handbook, Houston

Texas

15