Proposal kuu

32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap lembaga, organisasi ataupun kelompok manusia memiliki aturan atau tata tertib, begitu juga dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Tata tertib sekolah diperlukan agar siswa baik secara individu maupun secara kelompok, dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Proses pembelajaran di sekolah akan berjalan dengan baik apabila setiap komponen pendidikan, khususnya siswa mematuhi tata tertib yang berlaku di sekolah. Tata tertib siswa merupakan salah satu aspek pendidikan yang penting artinya dalam usaha membina dan memupuk kedisiplinan siswa. Siswa di katakan disiplin apabila mereka telah mengikuti tata tertib yang ada. Kedisiplinan siswa akan sangat bermanfaat bagi perkembangan kemampuan siswa baik kemampuan keilmuan maupun kemampuan dalam tindakan serta tanggung jawab dalam tindakannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soetopo (2001 : 18) yang mengatakan: “disiplin siswa mempunyai dua macam tujuan yaitu (1) membantu siswa agar mampu berdiri sendiri dan (2) membantu siswa agar mengatasi, mencegah timbulnya problem-problem disiplin agar mau berusaha menciptakan situasi yang

Transcript of Proposal kuu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap lembaga, organisasi ataupun kelompok manusia memiliki aturan atau tata

tertib, begitu juga dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Tata tertib sekolah

diperlukan agar siswa baik secara individu maupun secara kelompok, dapat mengikuti

pelajaran di sekolah dengan baik. Proses pembelajaran di sekolah akan berjalan

dengan baik apabila setiap komponen pendidikan, khususnya siswa mematuhi tata

tertib yang berlaku di sekolah.

Tata tertib siswa merupakan salah satu aspek pendidikan yang penting artinya

dalam usaha membina dan memupuk kedisiplinan siswa. Siswa di katakan disiplin

apabila mereka telah mengikuti tata tertib yang ada. Kedisiplinan siswa akan sangat

bermanfaat bagi perkembangan kemampuan siswa baik kemampuan keilmuan

maupun kemampuan dalam tindakan serta tanggung jawab dalam tindakannya. Hal

ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soetopo (2001 : 18) yang

mengatakan: “disiplin siswa mempunyai dua macam tujuan yaitu (1) membantu siswa

agar mampu berdiri sendiri dan (2) membantu siswa agar mengatasi, mencegah

timbulnya problem-problem disiplin agar mau berusaha menciptakan situasi yang

2

baik dalam kegiatan belajar mengajar, dimana mereka mentaati segala peraturan yang

telah ditetapkan.”

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa disiplin siswa sangat berarti dalam

memberikan bantuan kepada siswa agar senantiasa mentaati segala peraturan yang

ditetapkan di sekolah, sehingga pada gilirannya mereka akan mampu berdiri sendiri.

Salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif

adalah terciptanya kesadaran siswa mentaati peraturan yang ditetapkan dan berlaku di

sekolah, namun demikian kadang kala sekolah masih mendapat gangguan, hambatan

ataupun tantangan yang bersumber dari luar pendidikan maupun dalam lingkungan

pendidikan dapat berupa manusia, kendaraan, sarana komunikasi yang mengglobal,

budaya suasana politik, gangguan alam dan sebagainya. Gangguan dari dalam berupa

individu-individu tertentu yang bertindak dan berbuat mempengaruhi komponen

pendidikan kearah yang negatif, misalnya salah satu siswa mengajak membolos dapat

mempengaruhi komponen pendidikan yang lain.

Sehubungan dengan kedisiplinan di atas konsep Islam dijelaskan bahwa disiplin

itu sangat penting dalam kehidupan manusia sebagaimana tersebut dalam Al-qur’an.

3

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati

supaya mentaati kebenaran, nasehat-menasehati supaya menepati kesabaran” (Q.S

Al-Ashar/103: 1-3) (Departemen Agama RI, 2006 : 601).

Ayat diatas menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat menggunakan waktu

dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi, dengan demikian perlu

untuk menegakkan kedisiplinan.

Demikian juga seharusnya bagi proses pendidikan sebagaimana ditegaskan dalam

Tap MPR Nomor II/1993 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah: “Untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri,

maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin (Tap MPR Nomor II/MPR/1993).

Dari pernyataan di atas jelaslah bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional

adalah berdisiplin. Disiplin itu berkaitan erat dengan sikap mental dan perilaku

seseorang yang dipengaruhi oleh faktor internal seperti faktor jasmaniah, psikologis

dan kelelahan. Disisi lain prilaku seseorang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

eksternal seperti faktor guru, orang tua dan masyarakat. Dalam proses pendidikan

agar pembelajaran itu berlangsung secara efekif dan efesien salah satu faktor yang

4

menunjang keberhasilan itu adalah dengan adanya sikap disiplin, khususnya

kedisiplinan siswa dalam belajar baik di sekolah, di rumah maupun di perpustakaan.

Untuk menegakkan sikap disiplin belajar di sekolah perlu ditunjang oleh

seperangkat aturan atau ketentuan yang mengikat, baik guru maupun siswa. Ketaatan

atau kepatuhan siswa menjalankan tata tertib dalam belajar tidak akan terasa

memberatkan bila dilaksanakan dengan kesadaran akan kepentingan dan manfaatnya,

kemauan dan kesedihannya mematuhi disiplin.

Disiplin itu datang dari dalam diri siswa itu sendiri, akan tetapi dalam keadaan

diri seseorang belum memiliki kesadaran untuk mematuhi tata tertib, yang sering

memberatkan atau tidak mengetahui manfaat dan kegunaannya, maka perlu tindakan

memaksa dari luar atau dari orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan

mewujudkan sikap disiplin.

Berdasarkan pengamatan semantara di sekolah SD 09 KEPAHIANG, tingkat

kedisiplinan siswa masih dianggap rendah. Hal ini terbukti jika guru tidak mengajar

di kelas maka siswanya sering kali ribut, terkadang ada beberapa siswa yang tidak

mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru, dan bahkan ada siswa yang

membolos sekolah. Disisi lain kondisi latar belakang siswa beraneka ragam, maka

untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan suatu penelitian yang cermat

sehingga akan diketahui data yang empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kedisiplinan belajar siswa.

5

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik menjadikan

penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar dalam

bidang studi Pendidikan Agama Islam di SD 09 KEPAHIANG.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis

mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut;

1. Kurangnya minat belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

2. Kurangnya kemampuan guru untuk mendisain pembelajaran Agama Islam agar

menjadi lebih menarik perhatian siswa.

3. Kurangnya kesadaran siswa dalam menerapkan nilai Agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Kurangnya kemauan siswa dalam beribadah kepada Allah swt sebagai wujud dari

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dari empat masalah di atas peneliti memfokuskan diri hanya pada masalah

kurangnya minat belajar siswa yang mempengaruhi bagian dari kedisiplinan belajar.

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Faktor apakah yang mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa dalam bidang

studi Pendidikan Agama Islam di SD 09 KEPAHIANG?

b. Bagaimana tingkat kedisiplinan belajar siswa dalam Pendidikan Agama Islam

di SD 09 KEPAHIANG?

D. Batasan Masalah

Penelitian ini akan penulis laksanakan di SD 09 KEPAHIANG. Adapun yang

akan menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar, meliputu:

a. Faktor internal yaitu faktor jasmanish, psikologis, dan faktor kelelahan.

b. Faktor eksternal yaitu faktor keluarga, faktor sekolah atau guru dan faktor

lingkungan.

b. Kedisiplinan belajar siswa yaitu:

a. Keaktifan siswa hadir dalam mengikuti pelajaran Agama

b. Ketepatan waktu belajar sesuai dengan jadwal.

c. Keaktifan dan keseriusan siswa dalam belajar

d. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru agama.

7

e. Memelihara ketertiban dan keamanan dalam belajar.

f. Kehadiran di sekolah sesuai dengan jadwal masuk sekolah.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa

dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam di SD 09 KEPAHIANG.

b. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan belajar siswa dalam Pendidikan

Agama Islam di SD 09 KEPAHIANG.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang berguna antara

lain:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam membentuk kedisiplin belajar siswa

dalam Pendidikan Agama Islam di SD 09 KEPAHIANG.

2. Sebagai umpan balik bagi guru dalam menentukan langkah-langkah baru untuk

meningkatkan kedisiplinan belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama

Islam di SD 09 KEPAHIANG.

3 .Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD 09 KEPAHIANG.

8

4. memberikan gambaran suatu hasil pengajaran khususnya Pendidikan Agama

Islam di SD 09 KEPAHIANG.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika merupakan isi yang ada didalam penelitian yang akan dilakukan.

Adapun sistematika Skipsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang

berkaitan dengan definisi konsep, definisi operasi, indikator, hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian,

tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, penyajian data, analisis data,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Disiplin

Menurut Suharsimi (2003 :114) “disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan

dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan di mana aturan

tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar.

Sedangkan menurut Mulyasa (2009:191) disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika

orang-orang yang tergabung dalam suatu system tunduk pada peraturan-peraturan

yang ada dengan senang hati. Dalam Dictionary of education (1973: 186)

dikemukakan bahwa discipline (school) adalah the maintenance of conditions

conducive to the efficient achievement of the school’s functions.

Berdasarkan definisi tersebut, disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan

tertib keadaan tertib, ketika guru, kepala sekolah dan staf, serta peserta didik yang

tergabung dalam sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan

senag hati.

Atas dasar komitmen (kesepakatan) yang telah dibuat bersama, maka apabila

seseornag atau sekelompk orang melanggar atau berbuat sesuatu diluar komitmen

tersebut berarti dia tidak konsekuen, dengan kata lain dia tidak disiplin. Sebagai

contoh konkret dapat ditemukan disini misalnya sekelompok orang (organisasi) telah

10

menetapkan jam sekolah 07.30 WIB dan pulang pada pukul 12.45 WIB maka jika ada

siswa yang tidak mematuhi jam tersebut, berarti dia tidak disiplin waktu.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kedisiplinan

belajar siswa adalah tingkat kepatuhan seseorang terhadap peraturan-peraturan yang

berlaku didukung oleh guru dan stafnya.

B. Pengartian Disiplin Belajar

Disiplin yang dikaitkan dengan belajar dapat diartikan bahwa disiplin yang

dimaksud adalah disiplin belajar. Berdasarkan definisi disiplin sebelumnya, disiplin

belajar dapat diartikan sebagai pengendalian diri siswa terhadap bentuk-bentuk aturan

baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh siswa yang

bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai pelajar.

Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi imbuan Ke-an.

Menurut Prijadaminto (2004 : 5-6) “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai

ketaatan pada Tuhan, Keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh ilmu”.

Menurut Slameto (2010: 67) “Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin

baik di sekolah, di rumah, dan di perpustakaan”. Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah pengendalian diri mahasiswa terhadap

11

bentuk-bentuk aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh

mahasiswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan

tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar, baik disiplin di rumah maupun di

kampus dengan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses

belajarnya.

C. Dampak Kedisiplinan Belajar bagi Sekolah

Sekolah merupakan organisasi sebagai wadah kerja sama sekelompok orang

untuk mencapai tujuan (Dipdikbud, 2009:14). Sekolah sebagai organisasi kerjasama

bermakna sekolah merupakan suatu lembaga yang mempunyai dimensi-dimensi

manajerial fungsional dan sosial. Sedangkan sekolah wadah kerjasama bermakna

bahwa “sekolah merupakan tempat dimana proses pendidikan terjadi untuk mencapai

suatu tujuan yaitu membantu siswa untuk mencapai tingkat kedewasaan”.

Sebagai lembaga pendidikan sekolah memiliki tugas dan fungsi edukatif yang

mempunyai dimendi mendidik, mengajar danmelath atau dengan kata lainsekolah

merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar dan melatih. Oleh karena itu

perluadanya siswa dengan siswa itu sendiri, dengan demikianakan mencapai tujuan

pendidikan yang diharapkan.

Disiplin dan kepatuhan terhadap tatat tertib sekolah, yang dilaksanakan

mempunyai dampak secara langsung pada kualitas dan hasil pelaksnaan belajar

mengajar disekolah.

12

Untuk melaksanakan tata tertib sekolah perlu adanya kesadaran dan kepatuhan

setiap siswa. Adapun tata tertib tersebut adalah sebagai berikut:

1. Siswa harus hadir setiap hari sekolah yaitu jam 07.30-12.45

2. Siswa yang tidak hadir harus meminta izin kepada wali kelas dengan

diketahui oleh wali atau orang tua murid.

3. Siswa harus memakai pakaian seragam pada hari-hari yang telah ditentukan.

4. Siswa tidak boleh membawa senjata api dan senjata tajam.

5. Siswa wajib mengikuti pelajaran semuanya setiap hari.

6. Siswa harus menjaga kebersihan, kemananan, kerapian, keindahan dan

kedisiplinan kelas.

7. Bagi siswa yang melanggar tata tertib kelas, siswa akan beri hukuman yang

sesuai dengan kesalahannya.

Dalam pelaksanaan tata tertib berdasarkan uraian diatas faktor guru memegang

peranan penting dan strategis. Guru dalam fungsinya sebagai pendidik, pembimbing,

pengajar dan motivator bagi siswa, pada dasarnya merupakan suatu faktor eksternal.

Seorang guru yang benar-benar memainkan peranannya sebagai motivator belajar

menurut Slameto akan menimbulkan 4 hal dalam proses belajar mengajar di sekolah :

1. Membangkitkan dorongan kepada siswa apa yang dapat dilakukan untuk

belajar.

2. Memberikan kejelasan kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir

pelajaran.

13

3. Memberikan rangsangan kepada siswa untuk berprestasi yang lebih baik di

kemudian hari

4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik (Slameto, 2010:101).

D. Usaha-Usaha Membentuk Disiplin Belajar Siswa

Untuk membentuk para siswa menjadi siswa-siswi yang berdisiplin yang baik,

tidaklahcukup dengan diberikan tata tertib sekolahsaja akan tetapi perlu adanya usaha

atau cara lain untuk meningkatkan usaha belajar pada siswa tersebut, sehingga usaha

itu membuat siswa sadar akan pentingnya disiplin belajar, khususnya ketika belajar

disekolah. Sebagaimana Ny. Roestiyah N.K. mengelompokkan usaha-usaha lain

tersebut yaitu :

a. Usaha umum artinya dapat dijalankan setiap saat tidak tergantung tempat dan

waktu, sebagai berikut:

1. Contoh pendidik/ tauladan

2. Kebiasaan

3. Pengajaran/ penerangan/ penjelasan

4. Permainan

5. Pekerjaan

6. Pemberian tugas

7. Pengawasan

8. Kontrol terus menerus

14

b. Usaha-usaha yang menyenangkan sebagai tanggapan terhadap prestasi yang

baik, seperti:

1. Penghargaan berupa kata-kata pujian

2. Hadiah yaitu berupa benda atau angka-angka

c. Usaha-usaha yang tidak menyenangkan, berupa:

1. Perintah

2. Peringatan/ ancaman

3. Larangan

4. Kecaman

5. Hukuman (Roestiyah, 1989:56).

Untuk memperoleh gambaran yang jelas, berikut ini penulis paparkan usaha-

usaha membentuk disiplin belajar siswa secara umum sebagai berikut:

a. Contoh teladan dari guru

Contoh dari guru sangat dibutuhkan untuk mendorong siswa bersikao

disiplin. Bila para guru selalu mentaati peraturan sekolah kemungkinan besar

para siswa akan mentaati peraturan sekolah tersebut, atau sebaliknya bila guru

tidak disiplin kemungkinan besa tidak akan disiplin. Oleh sebab itu sebelum

guru mendisiplin siswanya maka seharusnya para guru mendisiplinkan dirinya

sendiri. Hal ini sesuai dengan keinginan N.A Amentembun yang

mengungkapkan bahwa “Sebab salah satu kriteria kepemimpinanseseorang

15

guru adalah kemampuannya dalam membina disiplin kelasnya (NA

Amentimbun, 1990:96).

b. Kebiasaan

Membiasakan siswa untuk mentaati tata tertib sekolah secara terus

menerusakan menyebabkan parasiswa dengan sendirinya terlatih disiplin

belajar di kelas, sehingga dapat menciptakan suasana belajar di kelas tertib

dan aman karena “disiplin kelas adalah keadaan tertib di mana guru dan murid

tergabung dalam suatu kelas tunduk pada tata tertib yang telah ditetapkan

dengan denang hati”.

c. Pengajaran/ penerangan/ penjelasan

Di sekolah setiap pengajaran mempunyai nilai baik dan nilai praktis

maupun nilai formal.menurut Ny. Roestiyah, N.K nilai aformal dari

pengajaran yaitu :

1. Melatih pengamatan

2. Berfikir kritis

3. Melatih pantasi

4. Melatih ingatan

5. Melatih perasaan

6. Melatih kemauan (Roestiyah, 1989:59).

16

Sehingga latihan yang diperoleh diharapkan siswa dapat membentuk disiplin

belajar yang baik serta kepribadian yang mantap.

d. Kontrol

Tertib sekolah tidak dapat berjalan sebagaimana diharapakan tanpa adanya

kontrol yang terus menerus, dengan kontrol dapatdiketahui apakah siswa melanggar

tata tertib sekolah atau tidak, maka apabila ada yang melanggar dapat diberi

peringatan atau teguran bila perlu diberi hukuman.

Adapun tujuan diadakan kontrol terus menerus adalahs sebagai berikut:

1. dapat menjalankan tata tertib yang baik

2. dapat memperbaiki yang kurang baik

3. dapat mengaktifkan atau meningkatkan semangat yang malas.

e. Penghargaan

Penghargaan mempunyai nilai yang positif karena dapat memberikan dorongan

kepada siswa sehingga para siswa mau berbuat sesuatu, akan tetapi perlu diingat

bahwa memberikan hadiah yang berlebihan akan mengakibatkan siswa menjadi

manja.

f. Hukuman

Hukuman adalah tindakan yang paling akhir diambil apabila teguran dan

peringatan belum mampu untuk mencegah anak melakukan pelanggaran-pelanggaran,

17

maka dalam hal ini kita berikan hukuman atau strap kepada siswa. Mengenai

hukuman yang diberikan kepada siswa oleh seseorang guru tersebut yangbersifat

pedagogis.

Di samping usaha-usaha tersebut masih banyak usaha-usaha untuk meningkatkan

disiplin belajar siswa sebagimana dijelaskan diatas.

E. Factor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Siswa

Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan perilaku baik

pengetahuan, sikap dan tingkah laku kea rah kemajuan. Belajar sebagai proses atau

aktivitas diisyaratkan oleh banyak faktor. Terdapat banyak sekali faktor – faktor yang

mempengaruhi belajar.

Slameto (2010: 54) mengklasifikasikan factor-faktor yang mempengaruhi belajar

menjadi dua yaitu factor intern dan factor ekstern. Factor intern adalah factor yang

ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan factor ekstern adalah factor

yang ada di luar individu. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan sebagai berikut:

a) Faktor Internal

Slameto membagi faktor yang dapat dipengaruhi belajar ada tiga macam yaitu

“jasmaniah, psikologis, dan kelelahan”. Faktor jasmaniah antara lainialah kesehatan

fisik atau cacat tubuh. Proses belajar seorang sangat tergantung dengan kesehatannya,

18

dia tidak belajar dengan baik jika kesehatannya terganggu, cepat lelah, mudah pusing,

kurang gairah dan lelah daya ingatannya.

Sedangkan faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, bakat, minat dan motif,

kematangan dan kesiapan. Adapun faktor keelahan dapat dibedakan atas dua macam

yaitu kelelahan jasmani dan rohani, keduanya dapat mempengaruhi belajar.

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat

mempengaruhi belajar. Faktor ini adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.

Faktor keluarga ini antara lain ialah cara dan sikap orang tua terhadap anak, atau

sikap anak terhadap orang tuanya. Hubungan antara keluarga, suasana rumah tangga

dan keadaan ekonomis erta tingkat kesibukan keluarga.

Adapun faktor sekolah meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

dan siswa, siswa dengan siswa, dan lain sebagainya.

F. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Di dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum

setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain Pendidikan

agama. Dan dalam penjelasanya dinyatakan bahwa Pendidikan Agama merupakan

usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadaap Tuhna Yang Maha Esa

19

sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan

antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama

Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,

menghayati, dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama

lain dalam hubunganan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakatun untuk

mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2004:75-76).

G. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam

Di dalam GBPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum 1999, tujuan

PAI tersebut lebih dipersingkat lagi yaitu: “agar siswa memahami, menghayati,

meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

beriman, bertakwa, kepada Allah Swt dan berakhlak mulia”. Rumusan tujuan PAI ini

mengandung pengertian bahwa proses Pendidikan Agama Islam yang dilalui dan

dialami oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yaitu pengetahuan dan

pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

agama Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yaitu terjadinya proses

internalisasi ajaran dan nilai yang terkandung dalam diri siswa, dalam arti menghayati

dan menyakininya (Muhaimin, 2004:78-79).

20

Fungsi Pendidikan Agama Islam, antara lain untuk membimbing dan

mengarahkan manusia agar mampu mengemban amanah dari Allah Swt, yaitu

menjalankan tugas-tugas hidupnya dimuka bumi baik sebagai abdullah (hamba Allah

yang harus tunduk dan taat atas segala aturan kehendaknya dan mengabdi hanya

kepadanya), maupun sebagai khalifah di bumi yang menyangkut tugas kekhalifahan

terhadap diri sendiri, dalam keluarga/rumah tangga, terhadap masyarakat dan

kekhalifahan terhadap alam.

H. Kerangk Berfikir

Disiplin belajar merupakan komponen pokok dalam pencapaian tujuan

pendidikan dan pengajaran terutama bagi seorang siswa yang sedang mengalami

kegiatan belajar. Sedangkan faktor yang mempengaruhi dari belajar siswa sangat

berpengaruh bagi perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Oleh karena itu didalam proses belajar mengajar perlu adanya disiplin belajar yang

tinggi karena tanpa adanya disiplin maka proses belajar mengajar tidak akan tercapai

dengan baik.

Dengan demikian jika seseorang siswa memiliki disiplin belajar yang tinggi

maka siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat

menghasilkan prestasi belajar yang baik, maka disiplin belajar dirumah erat

hubungannya dengan kedisiplinan belajar disekolahnya seperti digambarkan sebagai

berikut;

21

t

Tingkat kedisiplinan [Y] Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar

siswa

Siswa [X]

Keterangan;

Y=Tingkat kedisiplinan

X=factor-faktor yang melatarbelakangi belajar siswa

=Pengaruh pelaksanaan agama islam terhdap siswa

I. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah kesimpulan sementara yang sebenarnya masih

memerlukan pembuktian, Hipotesis bertujuan mengarahkan kesimpulan yang akan

diambil dalam pelaksanaan penelitian, hipotesis yang digunakan terdiri dari dua

macam yaitu Hipotesis –Nol (Ho), maksudnya adalah hipotesis yang mengarah pada

kesimpulan yang sebanding antara variabel yang digunakan dan hipotesis alternatif

22

(Ha) yang mengarah pada kesimpulan yang berbanding terbalik antara variabel yang

digunakan.

Dalam penelitian ini Hipotesisnya sebagai berikut :

Ho : Adanya pengaruh antara tingkat kedisiplinan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam bidang Pendidikan Agama Islam pada siswa SD 09

KEPAHIANG

Ha : Tidak ada pengaruh yang signitifikan antara tingkat kedisplinan dan faktor-

faktor yang mempengaruhi dalam bidang Pendidikan Agama Islam pada

siswa SD 09 KEPAHIANG.

23

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif dan

korelasional. Metode kuantitatif adalah metode yang dilakukan untuk mengumpulkan

data yang bersifat kuantitatif, seperti angket, kuestionaire tertutup, dan interview

terstruktur.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek (Sugiono, 2009: 17).

Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh siswa SD 09 KEPAHIANG, yang

terdiri dari kelas I, II, dan III.

24

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambildari populasi itu.

Untuk menentukan sampel diambil 20% dari jumlah populasi. Menurut Winarno

Surakhmad yang menyatakan bahwa untuk populasi 100 hingga 1000 dapat diambil

15% hingga 50% dari populasinya (Winarso Surahmad, 1982 :100).

Dengan dasar inilah penulis ambil sampel sebanyak 20% yang dianggap

mewakili populasi, penulis mengambil dari kelas I, II dan III secara random.

C. Definisi Operasional Variabel

Suatu pengertian yang menjelaskan tentang variable (factor tidak tetap) yakni

objek yang sedang diteliti dalam bentuk yang nyata dan spesifik, “Devinisi

operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar (variabel X) di ukur

melalui angket :

1. Faktor interen yaitu : faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan.

25

2. Faktor eksternal yaitu: faktor keluarga, guru dan lingkungan.

b. Kedisiplinan belajar siswa(Variabel Y) di ukur melalui angket, observasi,

wawancara dan documentasi:

Indikator-indikatornya:

1. Keaktipan siswa hadir dalam mengikuti pelajaran pendidikan Agama

Islam.

2. Kedisiplinan waktu belajar.

3. Keaktifan dan keseriusan siswa dalam belajar.

4. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru agama.

5. Memelihara kemananan dan ketertiban.

6. Tidak pernah bolos

D. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sehubungan dengan alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

angket, maka sebelum angket disebarkan terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahui

apakah angket yang digunakan sudah memenuhi syarat atau belum. Untuk itu

diperlukan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji validitas

Menurut scarvia B. Anderson dikutip oleh Suharsimi, mengatakan “ bahwa

sebuah tes dikatakan valid apabila tersebut mengukur apa yang di ukur.” .

26

Untuk menganalisa tingkat validitas item angket yang digunakan dalam

penelitian ini penulis menggunakan analisa statistic dengan teknis korelasi product

moment dengan rumus program SPSS versi 16:

r x y =

Keterangan :

r x y = Angkat indeks korelasi product moment “r”.

xy = jumlah hasil perkalian antaraskor x dan skor y.

x2 = jumlah seluruh x2

y2 = jumlah seluruh y2

(Sugiono, statistic untuk penelitian, Bandung : Alfabeta,2004)

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas angket ini menggunakan internal consistency dilakukan

dengan cara mencoba instrument cukup sekali saja, kemudian hasil analisis dapat

digunakan untuk memprediksi reliabilitas intrumen pengujian reliabilitas instrument

dilakukan dengan rumus korelasi teknik belah dua dari Spearmen Brown.

27

Rumus Spermen Brown ;

r1 1 =

Keterangan :

r1 1 = Reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belajan pertama dan belahan kedua.

E. Tenik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiono,2007:308).

Tenik pengumpulan data yang peneliti gunakan antara lain: angket, observasi,

wawancara, documentasi. Angket digunakan untuk mengumpulkan data pada variable

X berupa factor internal dan factor eksternal yang mempengaruhi kedisiplinan belajar

siswa.

a. Angket

Angket atau kuesioner pada penelitian ini tunjukkan kepada siswa

kelas I, II dan III SD 09 KEPAHIANG, pada penelitian ini angket disusun

28

dalam bentuk angket tertutup yang disusun dengan skala Likert yaitu

responden tidak diberikan kesempatan menjawab diluar jawaban yang ada

diangket dan masing-masing item mempunyai skor yang berbeda sebagai

berikut :

Sugiono (2009: 135).

a. Jawaban A = sangat setuju

b. Jawaban B = setuju

c. Jawaban C = Netral

d. Jawaban D = tidak setuju

e. Jawaban E = sangat tidak setuju

Lay Out Angket

Tabel 3

Nilai

Kedisiplinan

belajar siswa

(variabel Y )

Kedisiplian

belajar

siswa

1. Keaktifan siswa hadir

2. Kedisiplinan waktu belajar

3. Keaktifan dan keseeriusan

siswa dalam belajar

1

2

4

29

4. Melaksanakan tugas yang

diberikan guru agama

5. Melaksanakan keamanan dan

ketertiban

6. Tidak pernah bolos

9

13

14

Faktor-faktor

yang

mempengarhi

kedisiplinan

belajar (variabel

X)

Faktor-

faktor yang

mempengar

uhi

kedispilinan

belajar

siswa

1. Faktor intern : Jasmani,

psikologis, kelelahan

2. Faktor eksternal : faktor

keluarga, guru, lingkunngan

1-3

1-4

Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kedisiplinan yang ditujukan kepada siswa sebagai sampel penelitian.

30

b. Observasi

Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiono (2009:203)

menyatakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang prilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu

besar.

c. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah mendasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan

dan keyakinan pribadi.

Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa, kepada guru di

tanyakan tentang pelaksanakan tugas yang diberikan oleh guru agama,

memelihara keamanan dan ketertiban, dan tentang tidak pernah bolosnya

siswa.

31

d. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang nilai raport mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan mencakup analisis deskriptif terhadap dua

variable diatas. Setelah data disajikan dalam bentuk tabel maka data di

interprestasikan dengan analisa pemahaman, untuk mengukur frekuensi jawaban

responden, penulis menggunakan rumus prosentase yaitu :

%100N

f P

Keterangan :

P = Angka Prosentase

f = Frekuensi yang di cari

iN = Number of casses (jumlah frekuensi) (Anas Sudijono, 2010 :40).

Untuk mengetahui tingkat penguasaan data angket dianalisis secara kuantitatif

dengan persentase. Penetapan patokan tingkat kedisiplinan belajar bidang Pendidikan

Agama Islam dengan perhitungan persentase seperti tampak dalam table di bawah ini

:

32

Interval persentase

tingkat kedisiplinan

Nilai ubah skala lima Keterangan

0 – 4 E – A

85 % - 100 % 4 A Baik sekali

75 % - 84 % 3 B Biak

60 % - 74 % 2 C Cukup

40 % - 54 % 1 D Kurang

0 % - 39 % 0 E Gagal

( Purwanto, 1992: 103 )

Selanjutnya dilakukan analisis korelasional pada data variable (X dan Y) di atas

dengan korelasi product moment. Rumus korelasi yang digunakan adalah dengan

menggunakan program SPSS versi 16.