Proposal KP Sigit Gindang

20
PROPOSAL KERJA PRAKTEK I. LATAR BELAKANG Kerja praktek merupakan mata kuliah yang wajib diambil sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi pada suatu perguruan tinggi, dimana dalam kegiatan ini kita dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan di lapangan yang sebenarnya. Adapun pelaksanaan kerja praktek (KP) tersebut dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang sesuai atau relevan dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang usaha Pertambangan. Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktek tersebut adalah perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek. Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar praktikan memilih tempat kegiatan kerja praktek pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia. Dunia pertambangan di Kalimantan Selatan sudah berkembang pesat teutama untuk pertambangan batubara. Banyak pihak perusahaan menggunakan

description

proposal

Transcript of Proposal KP Sigit Gindang

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

I. LATAR BELAKANG

Kerja praktek merupakan mata kuliah yang wajib diambil sebagai

persyaratan untuk menyelesaikan studi pada suatu perguruan tinggi, dimana

dalam kegiatan ini kita dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan di lapangan yang

sebenarnya.

Adapun pelaksanaan kerja praktek (KP) tersebut dilakukan pada

perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang sesuai atau relevan

dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang usaha

Pertambangan. Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktek tersebut

adalah perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia

memberikan pengalaman ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada

mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek. Sesuai dengan alasan inilah

yang menjadi dasar praktikan memilih tempat kegiatan kerja praktek pada

PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia.

Dunia pertambangan di Kalimantan Selatan sudah berkembang pesat

teutama untuk pertambangan batubara. Banyak pihak perusahaan

menggunakan metode – metode pembongkaran yang mereka pakai guna

mengekspoitasi sumber daya mineral seperti batubara. Pembongkaran

overburden tidak semua batuan bisa digali dengan metode free digging dan

ripping, hal ini dikarenakan tingkat kekerasan batuan yang berbeda – beda,

sehingga perlu diterapkan metode peledakan untuk batuan yang memiki

tingkat kekerasan yang tinggi. Tujuan peledakan itu sendiri adalah untuk

menghancurkan batuan yang semula berdimensi besar menjadi berdimensi

kecil sehingga mudah dalam pembongkaran dan pengangkutannya. Dalam

perencanaan yang matang dari seorang ahli sangat menentukan dalam

keberhasilan suatu kegiatan peledakan mulai dari rancangan geometri

peledakan sampai pada perangkaian dan kegiatan peledakan itu sendiri

harus direncanakan dengan baik.

Adapun judul dari kerja praktek yang ingin kami ajukan yaitu :

Kegiatan Peledakan dalam Aktifitas Pembongkaran Overburden di PT.

Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia di desa

Padangpanjang, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan

Selatan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dari Kerja Praktek yang dilaksanakan pada PT.

Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia ini adalah :

1. Mengenal secara umum tentang dunia pertambangan, khususnya di

bidang teknik peledakan pada penambangan batubara.

2. Mempraktikkan secara langsung teori yang didapatkan dari bangku

kuliah secara langsung di lapangan sehingga dapat mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil peledakan di lapangan, serta belajar

bekerja dengan target yang diinginkan oleh dunia industri.

Tujuan dari kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan pada PT.

Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia ini adalah :

1. Mengetahui geometri peledakan yang digunakan di PT. Bukit Makmur

Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia.

2. Membandingkan geometri peledakan yang digunakan PT. Bukit

Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia dengan geometri

peledakan secara teoritis dengan menggunakan metode C.J. Konya.

3. Membandingkan efisiensi bahan peledak dari geometri peledakan yang

digunakan oleh PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro

Indonesia dengan geometri peledakan menurut C.J. Konya.

4. Mengetahui volume pembongkaran hasil kegiatan peledakan dan

melakukan evaluasi berdasarkan hasil perhitungan.

III. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada tiga, yaitu :

1. Observasi (Pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan mengamati kondisi dan kegiatan di

lapangan, kemudian dilakukan pengumpulan data yang terkait.

2. Metode Interview (Wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator lapangan

yang menangani kegiatan peledakan pada PT. Bukit Makmur Mandiri

Utama Job Site PT. Adaro Indonesia.

3. Metode Pustaka

Metode ini dilakukan dengan studi literatur yang menyangkut PT. Bukit

Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia dan kegiatan

peledakan.

IV. BATASAN MASALAH

Dalam kegiatan kerja praktek ini masalah yang dipelajari dan

dibahas yaitu mengamati perbandingan geometri peledakan pada PT. Bukit

Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia dengan geometri

peledakan menurut metode C.J. Konya secara teoritis.

V. DASAR TEORI

Tujuan peledakan adalah untuk mengkonversi batu dari satu bagian

padat bahan geologi menjadi beberapa potongan kecil sehingga dapat digali

oleh peralatan yang tersedia. Untuk mengerjakan ini ada dua faktor utama

untuk dipertimbangkan, yaitu fragmentasi dan gerakan atau lemparan.

Kedua harus sesuai dengan kebutuhan perancangan. Peledakan tambang

bawah tanah, misalnya, membutuhkan fragmentasi lebih besar dari

permukaan peledakan karena ukuran alat yang dapat digunakan dan

kesulitan akses. Jika fragmentasi terlalu besar, peralatan tersebut tidak akan

mampu menggali batu, dan jika fragmentasi adalah terlalu kecil,

mengerjakan peledakan lebih dari yang diperlukan dan karena biaya lebih

tinggi dari yang seharusnya. Jika terlalu banyak pergerakan batu, mungkin

ada kerusakan pada bangunan sekitar atau bahkan cedera personil

(Hemphill, 1981).

Banyak cara untuk membongkar dan memberai lapisan batuan,

namun hal itu tergantung mudah atau tidaknya lapisan batuan itu untuk

digali dan diberai, mulai dari peralatan non mekanik (konvensional) seperti

cangkul dan sekop, sampai peralatan mekanik seperti backhoe, shovel,

dragline, bulldozer-ripper, dll. Jika peralatan-peralatan tersebut sudah tidak

mampu membongkar dan memberainya maka lapisan batuan tersebut harus

dibongkar dengan menggunakan cara peledakan, dengan catatan kegiatan

peledakan jika dilakukan masih bernilai ekonomis bagi perusahaan.

Tabel 1Urutan Pembongkaran Material Berdasarkan Kuat Tekan Batuan

MetodeKuat Tekan (Ucs)

(Mpa)Alat

Free Digging 1 - 10 Shovel, Back Hoe, BWE

Ripping 10 - 25 Ripper

Rock Cutting 10 – 50 Rock Cutter

Blasting > 25 Pemboran Peledakan

Sumber: Modul Perkuliahan Teknik Peledakan, Teknik Pertambangan FT UNLAM, 2004

Tabel 2Klasifikasi Pembongkaran Material Berdasarkan Bentuk Energi Yang

Digunakan (Hartman, 1987)

Bentuk Energi Yang Digunakan

Metode Agen Atau Mesin

Kimia BlastingHigh Explosive, Blasting

Agent, Liquid Oxygen (Lox), Black Powder

Mekanik

Pneumatic

RippingImpact

Tekanan Udara Atau Carbon Dioxide Cylinder

Ripper Blade, Dozer Blade

Hydraulic Impact Hammer, Drop Ball

FluidaMining (Soil)Mining (Rock)

Hydraulicking (Monitor)Hydraulic Jet

Elektris Pancaran Atau Arus Listrik Mesin ElektrofrakSumber: Introductory Mining Engineering, United State of America

Dalam suatu operasi peledakan batuan, kegiatan pemboran

merupakan pekerjaan awal yang pertama kali dilakukan dengan tujuan

untuk membuat sejumlah lubang ledak dengan geometri dan pola yang

sudah ditentukan sesuai dengan massa batuan yang ingin diberai

(dibongkar), yang selanjutnya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak

untuk diledakkan.

Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang

diinginkan maka perlu suatu perencanaan ledakan dengan memperhatikan

besaran-besaran geometri ledakan, yaitu : diameter dan kedalaman lubang

ledak, burden, spasi, tinggi jenjang, stemming, dan subdrilling.

Istilah-istilah dalam geometri peledakan :

1. B = Burden

Burden (B), adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak dengan bidang

bebas (free face) atau jarak tegak lurus antar baris.

Andersen Formula :

B = √dL

dimana :

B = burden, ft

d = diameter lubang bor, in

L = kedalaman lubang bor, ft

2. S = Spasi

Spasi (S), adalah jarak di antara lubang ledak dalam satu baris.

3. T = Penyumbat (Stemming)

Stemming (T), adalah kolom material penutup lubang ledak di atas

kolom isian bahan peledak yang berfungsi untuk mengungkung gas hasil

peledakan.

4. L = Kedalaman kolom lubang ledak

Kedalaman lubang ledak (L), adalah panjang kolom ledak dari

permukaan lubang sampai ke dasar lubang ledak.

5. H = Tinggi jenjang

Tinggi Jenjang (H), adalah jarak vertikal antara permukaan lubang ledak

sampai lantai jenjang.

6. PC = Isian utama (Powder Column)

Powder Column (PC), adalah tinggi kolom pada lubang ledak yang diisi

dengan bahan peledak.

7. J = Subdrilling

Subdrilling (J), adalah panjang lubang ledak yang berada di bawah garis

lantai jenjang yang berfungsi untuk membuat lantai jenjang relatif rata

setelah penggalian.

Gambar 1. Geometri Peledakan

Dalam merancang suatu peledakan mencakup seluruh prosedur

perhitungan dan gambar dalam menentukan :

1. Geometri peledakan

2. Pola pemboran dan peledakan

3. Kebutuhan bahan peledak dan perlegkapannya

4. Produksi peledakan

5. Penanganan pasca produksi

Pola pemboran yang dipergunakan didalam tambang terbuka dapat

dibagi 3 bagian besar :

1. Pola Empat Persegi

2. Pola Empat Persegi Panjang

3. Pola Zig-Zag (staggered)

Pola peledakan dibuat untuk mengatur waktu tunda peledakan

dengan variasi nomor tunda pada detonator. Fungsi pola peledakan:

1. Mengarahkan lemparan hasil ledakan

2. Mengurangi tingkat getaran dan flyrock

3. Memperbaiki fragmentasi

Tipe-tipe pola peledakan, yaitu sebagai berikut :

1. Pola flat face, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang sama untuk

tiap deret lubang ledak

2. Pola V-cut atau box cut, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang

diatur sedemikian rupa arahnya menyerupai huruf V. Variasi dari pola

ini diterapkan untuk membuka lubang terowongan yang disebut dengan

pola burn cut.

3. Pola echelon, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang diterapkan

apabila terdapat dua bidang bebas.

Untuk merancang suatu peledakan haruslah memperhitungkan

beberapa masukan. Adapun masukan tersebut digolongkan ke dalam :

1. Faktor rancangan yang dapat dikendalikan, seperti geometri pemboran,

geometri peledakan serta bahan peledak dan perlengkapannya.

2. Fakor rancangan yang tidak dapat dikendalikan, seperti geologi, sifat dan

kekuatan batuan, diskontinuitas batuan, kondisi cuaca dan air.

Geometri peledakan menurut Konya :

1. Burden (B)

Persamaan yang digunakan yaitu (Hemphil, 1981) :

Keterangan :

B = burden (ft)

de = diameter bahan peledak (inci)

e = berat jenis bahan peledak (gr/cc)

r = berat jenis batuan (ton/m3)

2. Spacing (S)

Spasi ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan dan

kemungkinannya adalah:

a. Serentak tiap baris lubang ledak (instantaneous single-row blastholes)

;

b. Berurutan dalam tiap baris lubang ledak (sequenced single-row

blastholes)

;

3. Subdrilling (J)

Adapun persamaan untuk mencari jarak subdrilling menurut Konya

adalah :

J = 0,3 B

4. Stemming (T)

Persamaan yang digunakan untuk menghitung jarak stemming adalah :

a. Batuan massif, T = B

b. Batuan berlapis, T = 0,7B

5. Tinggi jenjang (H)

Tinggi jenjang (H) ditentukan oleh H/B (Stifness Ratio). Nilai Stifness

Ratio yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda terhadap

fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah. Berikut adalah tabel

Stifness Ratio dan pengaruhnya terhadap hasil ledakan.

6. Diameter lubang ledak (D)

Diameter lubang ledak dapat ditentukan dengan menerapkan Rule of

Five, yaitu ketinggian jenjang (dalam feet) lima kali diameter lubang

ledaknya (dalam inci).

7. Kedalaman lubang ledak (L)

Berdasarkan gambar geometri bahan peledak, kedalaman lubang ledak

dapat dirumuskan dengan :

L = H + J

Keterangan : H = tinggi jenjang (m)

J = sub drilling (m)

8. Loading Density (Densitas Pemuatan)

Loading density merupakan jumlah bahan peledak yang dibutuhkan

setiap satu meter kedalaman lubang ledak. Loading density dapat

ditentukan menggunakan rumus :

de = 0,34 x SGe x De2

Keterangan :de = loading density (lb handak/ft kolom isian)

SGe = berat jenis bahan peledak (gr/cc)

De = diameter bahan peledak (inch)

Banyaknya bahan peledak yang dipergunakan dalam setiap lubang

digunakan rumus :

E = Pc x de x N, dan Pc = L – T

Keterangan : E = jumlah bahan peledak (lb)

Pc = tinggi kolom isian (ft)

De = loading density (lb/ft)

N = jumlah lubang ledak

Untuk meledakkan material diperlukan bahan peledak. Bahan

peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan

sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk

padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan,

gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis

sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas

disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.

Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000C.

Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa

mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850

MPa ( 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang

ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Cepat rambat

berkisar antara 2500 - 7500 meter per sekon (m/s).

Adapun karakteristik bahan peledak adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan suatu bahan peledak tergantung pada campuran kimiawi yang

mampu menghasilkan energi panas ketika terjadi inisiasi.

2. Kecepatan Detonasi

Merupakan laju rambatan gelombang detonasi sepanjang bahan peledak

dengan satuan millimeter per sekon (m/s) atau feet per second (fps).

Makin tinggi kecepatan rambat gelombang ledak suatu bahan peledak,

makin kuat bahan peledak tersebut.

3. Tekanan Detonasi

Adalah tekanan yang terjadi disepanjang zona reaksi peledakan hingga

terbentuk reaksi kimia seimbang sampai ujung bahan peledak yang

disebut sebagai bidang chapman-jouguet (C-J Plane).

4. Densitas

Secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per

volume. Densitas dapat dinyatakan dalam 3 (tiga) cara :

a. Berat per unit volume

b. Loading density (berat bahan peledak per

unit panjang isian, lb/ft).

c. Catridge Count, banyaknya catridge atau

batang bahan peledak.

5. Sensitifitas

Adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan inisiasi bahan

peledak atau ukuran minimal booster yang diperlukan. Sifat sensitif

bahan peledak bervariasi tergantung pada komposisi kimia bahan

peledak, diameter, temperatur, dan tekanan.

6. Ketahanan Terhadap Air

Adalah ukuran kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan air

disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi.

7. Kestabilan Kimia (Chemical Stability)

Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap

mempertahankan sensitivitas selama dalam penyimpanan di dalam

gedung dengan kondisi tertentu.

8. Karakteristik Gas ( Fumes Characteristics)

Detonasi bahan peledak dan menghasilkan fume, yaitu gas-gas, baik

yang tidak beracun (non-toxic) maupun yang mengandung racun

(toxic).

Tabel 3Klasifikasi Bahan Peledak Menurut Anon (1977)

Jenis Reaksi Contoh

Bahan peledak lemah

(low explosive)Deflagrate (terbakar) black powder

Bahan peledak kuat

(high explosive)Detonate (meledak) NG, TNT, PETN

Blasting agent Detonate (meledak) ANFO, slurry, emulsi

Sumber: Introductory Mining Engineering, United State of America

Perlengkapan peledakan adalah bahan pelengkap yang habis pakai

dalam sekali peledakan. Peralatan peledakan adalah alat bantu peledakan

yang dapat dipakai berulang-ulang dalam kegiatan peledakan, secara umum

terdiri atas alat pemicu peledakan, serta alat pencampur dan pengisi.

Berikut ini perlengkapan serta peralatan yang digunakan pada suatu

kegiatan peledakan :

1. Sumbu Api (Safety Fuse)

Perlengkapan : plain detonator, safety fuse dan penyambung sumbu api.

Peralatan : crimper, lead splitter/fuse lighter.

2. Sumbu Ledak (Detonating Cord)

Perlengkapan : detonating cord, detonating relay connectors dan

initiator (detonator).

Peralatan : blasting machine/exploder, blasting ohm meter (BOM),

lead wire.

3. Electric Detonator

Perlengkapan : detonator listrik, connecting wire.

Peralatan : blasting machine/exploder, blasting ohm meter (BOM), lead

wire, circuit tester (volt meter).

4. Non Elektric Detonator (Nonel)

Perlengkapan : detonator non elektrik (nonel), sumbu nonel (nonel tube),

MS-connector.

Peralatan : shotgun/shotfirer, “J” hook, circuit tester (volt meter).

(Lilik, 2004).

VI. METODE KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Dalam pelaksanaan kerja praktek saya akan menggunakan metode

peledakan yang dipakai di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT.

Adaro Indonesia dengan menggunakan peralatan yang ada atau tersedia di

perusahaan.

Dalam kegiatan praktek diperlukan pengambilan data, data yang

diperlukan berupa data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari

hasil pengamatan langsung di lapangan. Khususnya mengenai tata laksana

kegiatan peledakan dan cara-cara melakukan peledakan serta data yang

diperoleh dari hasil peledakan khususnya dalam hal praktiknya. Data

sekunder diperoleh dari perusahaan terkait berupa kondisi geologi, letak

topografi dan lain-lain.

Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kegitan ini serta data yang

diperoleh dari hasil pengamatan dan bahan-bahan yang dikumpulkan,

kemudian dikelompokan untuk selanjutnya disusun untuk dibuat laporan.

VII. WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Kegiatan kerja praktek ini kami usulkan/ajukan dilaksanakan selama

30 hari (1 bulan), di mulai dari tanggal 18 Februari 2013 sampai tanggal 18

Maret 2013. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan Kerja Praktek

minggu ke -

1 2 3 4Orientasi Lapangan                                            Pengambilan Data                                                        Pembuatan Laporan                                                        

Presentasi                                                        

VIII. TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Kegiatan kerja praktek ini bertempat di wilayah PT. Bukit Makmur

Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia di desa Padangpanjang,

Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

IX. PENUTUP

Demikian proposal kerja praktek ini kami buat dengan tema yang

diusulkan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat

menerima dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.

Mengenai topik tidak menutup kemungkinan usulan dari perusahaan. Atas

perhatian pihak perusahaan kami ucapakan terima kasih.