Proposal KP Sigit Gindang
-
Upload
irwin-jaya -
Category
Documents
-
view
86 -
download
2
description
Transcript of Proposal KP Sigit Gindang
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
I. LATAR BELAKANG
Kerja praktek merupakan mata kuliah yang wajib diambil sebagai
persyaratan untuk menyelesaikan studi pada suatu perguruan tinggi, dimana
dalam kegiatan ini kita dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan di lapangan yang
sebenarnya.
Adapun pelaksanaan kerja praktek (KP) tersebut dilakukan pada
perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang sesuai atau relevan
dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam hal ini bidang usaha
Pertambangan. Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan praktek tersebut
adalah perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia
memberikan pengalaman ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada
mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek. Sesuai dengan alasan inilah
yang menjadi dasar praktikan memilih tempat kegiatan kerja praktek pada
PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia.
Dunia pertambangan di Kalimantan Selatan sudah berkembang pesat
teutama untuk pertambangan batubara. Banyak pihak perusahaan
menggunakan metode – metode pembongkaran yang mereka pakai guna
mengekspoitasi sumber daya mineral seperti batubara. Pembongkaran
overburden tidak semua batuan bisa digali dengan metode free digging dan
ripping, hal ini dikarenakan tingkat kekerasan batuan yang berbeda – beda,
sehingga perlu diterapkan metode peledakan untuk batuan yang memiki
tingkat kekerasan yang tinggi. Tujuan peledakan itu sendiri adalah untuk
menghancurkan batuan yang semula berdimensi besar menjadi berdimensi
kecil sehingga mudah dalam pembongkaran dan pengangkutannya. Dalam
perencanaan yang matang dari seorang ahli sangat menentukan dalam
keberhasilan suatu kegiatan peledakan mulai dari rancangan geometri
peledakan sampai pada perangkaian dan kegiatan peledakan itu sendiri
harus direncanakan dengan baik.
Adapun judul dari kerja praktek yang ingin kami ajukan yaitu :
Kegiatan Peledakan dalam Aktifitas Pembongkaran Overburden di PT.
Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia di desa
Padangpanjang, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan
Selatan.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dari Kerja Praktek yang dilaksanakan pada PT.
Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia ini adalah :
1. Mengenal secara umum tentang dunia pertambangan, khususnya di
bidang teknik peledakan pada penambangan batubara.
2. Mempraktikkan secara langsung teori yang didapatkan dari bangku
kuliah secara langsung di lapangan sehingga dapat mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil peledakan di lapangan, serta belajar
bekerja dengan target yang diinginkan oleh dunia industri.
Tujuan dari kegiatan Kerja Praktek yang dilaksanakan pada PT.
Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia ini adalah :
1. Mengetahui geometri peledakan yang digunakan di PT. Bukit Makmur
Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia.
2. Membandingkan geometri peledakan yang digunakan PT. Bukit
Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia dengan geometri
peledakan secara teoritis dengan menggunakan metode C.J. Konya.
3. Membandingkan efisiensi bahan peledak dari geometri peledakan yang
digunakan oleh PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro
Indonesia dengan geometri peledakan menurut C.J. Konya.
4. Mengetahui volume pembongkaran hasil kegiatan peledakan dan
melakukan evaluasi berdasarkan hasil perhitungan.
III. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada tiga, yaitu :
1. Observasi (Pengamatan)
Metode ini dilakukan dengan mengamati kondisi dan kegiatan di
lapangan, kemudian dilakukan pengumpulan data yang terkait.
2. Metode Interview (Wawancara)
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator lapangan
yang menangani kegiatan peledakan pada PT. Bukit Makmur Mandiri
Utama Job Site PT. Adaro Indonesia.
3. Metode Pustaka
Metode ini dilakukan dengan studi literatur yang menyangkut PT. Bukit
Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia dan kegiatan
peledakan.
IV. BATASAN MASALAH
Dalam kegiatan kerja praktek ini masalah yang dipelajari dan
dibahas yaitu mengamati perbandingan geometri peledakan pada PT. Bukit
Makmur Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia dengan geometri
peledakan menurut metode C.J. Konya secara teoritis.
V. DASAR TEORI
Tujuan peledakan adalah untuk mengkonversi batu dari satu bagian
padat bahan geologi menjadi beberapa potongan kecil sehingga dapat digali
oleh peralatan yang tersedia. Untuk mengerjakan ini ada dua faktor utama
untuk dipertimbangkan, yaitu fragmentasi dan gerakan atau lemparan.
Kedua harus sesuai dengan kebutuhan perancangan. Peledakan tambang
bawah tanah, misalnya, membutuhkan fragmentasi lebih besar dari
permukaan peledakan karena ukuran alat yang dapat digunakan dan
kesulitan akses. Jika fragmentasi terlalu besar, peralatan tersebut tidak akan
mampu menggali batu, dan jika fragmentasi adalah terlalu kecil,
mengerjakan peledakan lebih dari yang diperlukan dan karena biaya lebih
tinggi dari yang seharusnya. Jika terlalu banyak pergerakan batu, mungkin
ada kerusakan pada bangunan sekitar atau bahkan cedera personil
(Hemphill, 1981).
Banyak cara untuk membongkar dan memberai lapisan batuan,
namun hal itu tergantung mudah atau tidaknya lapisan batuan itu untuk
digali dan diberai, mulai dari peralatan non mekanik (konvensional) seperti
cangkul dan sekop, sampai peralatan mekanik seperti backhoe, shovel,
dragline, bulldozer-ripper, dll. Jika peralatan-peralatan tersebut sudah tidak
mampu membongkar dan memberainya maka lapisan batuan tersebut harus
dibongkar dengan menggunakan cara peledakan, dengan catatan kegiatan
peledakan jika dilakukan masih bernilai ekonomis bagi perusahaan.
Tabel 1Urutan Pembongkaran Material Berdasarkan Kuat Tekan Batuan
MetodeKuat Tekan (Ucs)
(Mpa)Alat
Free Digging 1 - 10 Shovel, Back Hoe, BWE
Ripping 10 - 25 Ripper
Rock Cutting 10 – 50 Rock Cutter
Blasting > 25 Pemboran Peledakan
Sumber: Modul Perkuliahan Teknik Peledakan, Teknik Pertambangan FT UNLAM, 2004
Tabel 2Klasifikasi Pembongkaran Material Berdasarkan Bentuk Energi Yang
Digunakan (Hartman, 1987)
Bentuk Energi Yang Digunakan
Metode Agen Atau Mesin
Kimia BlastingHigh Explosive, Blasting
Agent, Liquid Oxygen (Lox), Black Powder
Mekanik
Pneumatic
RippingImpact
Tekanan Udara Atau Carbon Dioxide Cylinder
Ripper Blade, Dozer Blade
Hydraulic Impact Hammer, Drop Ball
FluidaMining (Soil)Mining (Rock)
Hydraulicking (Monitor)Hydraulic Jet
Elektris Pancaran Atau Arus Listrik Mesin ElektrofrakSumber: Introductory Mining Engineering, United State of America
Dalam suatu operasi peledakan batuan, kegiatan pemboran
merupakan pekerjaan awal yang pertama kali dilakukan dengan tujuan
untuk membuat sejumlah lubang ledak dengan geometri dan pola yang
sudah ditentukan sesuai dengan massa batuan yang ingin diberai
(dibongkar), yang selanjutnya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak
untuk diledakkan.
Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang
diinginkan maka perlu suatu perencanaan ledakan dengan memperhatikan
besaran-besaran geometri ledakan, yaitu : diameter dan kedalaman lubang
ledak, burden, spasi, tinggi jenjang, stemming, dan subdrilling.
Istilah-istilah dalam geometri peledakan :
1. B = Burden
Burden (B), adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak dengan bidang
bebas (free face) atau jarak tegak lurus antar baris.
Andersen Formula :
B = √dL
dimana :
B = burden, ft
d = diameter lubang bor, in
L = kedalaman lubang bor, ft
2. S = Spasi
Spasi (S), adalah jarak di antara lubang ledak dalam satu baris.
3. T = Penyumbat (Stemming)
Stemming (T), adalah kolom material penutup lubang ledak di atas
kolom isian bahan peledak yang berfungsi untuk mengungkung gas hasil
peledakan.
4. L = Kedalaman kolom lubang ledak
Kedalaman lubang ledak (L), adalah panjang kolom ledak dari
permukaan lubang sampai ke dasar lubang ledak.
5. H = Tinggi jenjang
Tinggi Jenjang (H), adalah jarak vertikal antara permukaan lubang ledak
sampai lantai jenjang.
6. PC = Isian utama (Powder Column)
Powder Column (PC), adalah tinggi kolom pada lubang ledak yang diisi
dengan bahan peledak.
7. J = Subdrilling
Subdrilling (J), adalah panjang lubang ledak yang berada di bawah garis
lantai jenjang yang berfungsi untuk membuat lantai jenjang relatif rata
setelah penggalian.
Gambar 1. Geometri Peledakan
Dalam merancang suatu peledakan mencakup seluruh prosedur
perhitungan dan gambar dalam menentukan :
1. Geometri peledakan
2. Pola pemboran dan peledakan
3. Kebutuhan bahan peledak dan perlegkapannya
4. Produksi peledakan
5. Penanganan pasca produksi
Pola pemboran yang dipergunakan didalam tambang terbuka dapat
dibagi 3 bagian besar :
1. Pola Empat Persegi
2. Pola Empat Persegi Panjang
3. Pola Zig-Zag (staggered)
Pola peledakan dibuat untuk mengatur waktu tunda peledakan
dengan variasi nomor tunda pada detonator. Fungsi pola peledakan:
1. Mengarahkan lemparan hasil ledakan
2. Mengurangi tingkat getaran dan flyrock
3. Memperbaiki fragmentasi
Tipe-tipe pola peledakan, yaitu sebagai berikut :
1. Pola flat face, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang sama untuk
tiap deret lubang ledak
2. Pola V-cut atau box cut, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang
diatur sedemikian rupa arahnya menyerupai huruf V. Variasi dari pola
ini diterapkan untuk membuka lubang terowongan yang disebut dengan
pola burn cut.
3. Pola echelon, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang diterapkan
apabila terdapat dua bidang bebas.
Untuk merancang suatu peledakan haruslah memperhitungkan
beberapa masukan. Adapun masukan tersebut digolongkan ke dalam :
1. Faktor rancangan yang dapat dikendalikan, seperti geometri pemboran,
geometri peledakan serta bahan peledak dan perlengkapannya.
2. Fakor rancangan yang tidak dapat dikendalikan, seperti geologi, sifat dan
kekuatan batuan, diskontinuitas batuan, kondisi cuaca dan air.
Geometri peledakan menurut Konya :
1. Burden (B)
Persamaan yang digunakan yaitu (Hemphil, 1981) :
Keterangan :
B = burden (ft)
de = diameter bahan peledak (inci)
e = berat jenis bahan peledak (gr/cc)
r = berat jenis batuan (ton/m3)
2. Spacing (S)
Spasi ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan dan
kemungkinannya adalah:
a. Serentak tiap baris lubang ledak (instantaneous single-row blastholes)
;
b. Berurutan dalam tiap baris lubang ledak (sequenced single-row
blastholes)
;
3. Subdrilling (J)
Adapun persamaan untuk mencari jarak subdrilling menurut Konya
adalah :
J = 0,3 B
4. Stemming (T)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung jarak stemming adalah :
a. Batuan massif, T = B
b. Batuan berlapis, T = 0,7B
5. Tinggi jenjang (H)
Tinggi jenjang (H) ditentukan oleh H/B (Stifness Ratio). Nilai Stifness
Ratio yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda terhadap
fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah. Berikut adalah tabel
Stifness Ratio dan pengaruhnya terhadap hasil ledakan.
6. Diameter lubang ledak (D)
Diameter lubang ledak dapat ditentukan dengan menerapkan Rule of
Five, yaitu ketinggian jenjang (dalam feet) lima kali diameter lubang
ledaknya (dalam inci).
7. Kedalaman lubang ledak (L)
Berdasarkan gambar geometri bahan peledak, kedalaman lubang ledak
dapat dirumuskan dengan :
L = H + J
Keterangan : H = tinggi jenjang (m)
J = sub drilling (m)
8. Loading Density (Densitas Pemuatan)
Loading density merupakan jumlah bahan peledak yang dibutuhkan
setiap satu meter kedalaman lubang ledak. Loading density dapat
ditentukan menggunakan rumus :
de = 0,34 x SGe x De2
Keterangan :de = loading density (lb handak/ft kolom isian)
SGe = berat jenis bahan peledak (gr/cc)
De = diameter bahan peledak (inch)
Banyaknya bahan peledak yang dipergunakan dalam setiap lubang
digunakan rumus :
E = Pc x de x N, dan Pc = L – T
Keterangan : E = jumlah bahan peledak (lb)
Pc = tinggi kolom isian (ft)
De = loading density (lb/ft)
N = jumlah lubang ledak
Untuk meledakkan material diperlukan bahan peledak. Bahan
peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan
sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk
padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan,
gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis
sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas
disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000C.
Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa
mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850
MPa ( 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang
ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Cepat rambat
berkisar antara 2500 - 7500 meter per sekon (m/s).
Adapun karakteristik bahan peledak adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan suatu bahan peledak tergantung pada campuran kimiawi yang
mampu menghasilkan energi panas ketika terjadi inisiasi.
2. Kecepatan Detonasi
Merupakan laju rambatan gelombang detonasi sepanjang bahan peledak
dengan satuan millimeter per sekon (m/s) atau feet per second (fps).
Makin tinggi kecepatan rambat gelombang ledak suatu bahan peledak,
makin kuat bahan peledak tersebut.
3. Tekanan Detonasi
Adalah tekanan yang terjadi disepanjang zona reaksi peledakan hingga
terbentuk reaksi kimia seimbang sampai ujung bahan peledak yang
disebut sebagai bidang chapman-jouguet (C-J Plane).
4. Densitas
Secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per
volume. Densitas dapat dinyatakan dalam 3 (tiga) cara :
a. Berat per unit volume
b. Loading density (berat bahan peledak per
unit panjang isian, lb/ft).
c. Catridge Count, banyaknya catridge atau
batang bahan peledak.
5. Sensitifitas
Adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan inisiasi bahan
peledak atau ukuran minimal booster yang diperlukan. Sifat sensitif
bahan peledak bervariasi tergantung pada komposisi kimia bahan
peledak, diameter, temperatur, dan tekanan.
6. Ketahanan Terhadap Air
Adalah ukuran kemampuan suatu bahan peledak untuk melawan air
disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi.
7. Kestabilan Kimia (Chemical Stability)
Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap
mempertahankan sensitivitas selama dalam penyimpanan di dalam
gedung dengan kondisi tertentu.
8. Karakteristik Gas ( Fumes Characteristics)
Detonasi bahan peledak dan menghasilkan fume, yaitu gas-gas, baik
yang tidak beracun (non-toxic) maupun yang mengandung racun
(toxic).
Tabel 3Klasifikasi Bahan Peledak Menurut Anon (1977)
Jenis Reaksi Contoh
Bahan peledak lemah
(low explosive)Deflagrate (terbakar) black powder
Bahan peledak kuat
(high explosive)Detonate (meledak) NG, TNT, PETN
Blasting agent Detonate (meledak) ANFO, slurry, emulsi
Sumber: Introductory Mining Engineering, United State of America
Perlengkapan peledakan adalah bahan pelengkap yang habis pakai
dalam sekali peledakan. Peralatan peledakan adalah alat bantu peledakan
yang dapat dipakai berulang-ulang dalam kegiatan peledakan, secara umum
terdiri atas alat pemicu peledakan, serta alat pencampur dan pengisi.
Berikut ini perlengkapan serta peralatan yang digunakan pada suatu
kegiatan peledakan :
1. Sumbu Api (Safety Fuse)
Perlengkapan : plain detonator, safety fuse dan penyambung sumbu api.
Peralatan : crimper, lead splitter/fuse lighter.
2. Sumbu Ledak (Detonating Cord)
Perlengkapan : detonating cord, detonating relay connectors dan
initiator (detonator).
Peralatan : blasting machine/exploder, blasting ohm meter (BOM),
lead wire.
3. Electric Detonator
Perlengkapan : detonator listrik, connecting wire.
Peralatan : blasting machine/exploder, blasting ohm meter (BOM), lead
wire, circuit tester (volt meter).
4. Non Elektric Detonator (Nonel)
Perlengkapan : detonator non elektrik (nonel), sumbu nonel (nonel tube),
MS-connector.
Peralatan : shotgun/shotfirer, “J” hook, circuit tester (volt meter).
(Lilik, 2004).
VI. METODE KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Dalam pelaksanaan kerja praktek saya akan menggunakan metode
peledakan yang dipakai di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT.
Adaro Indonesia dengan menggunakan peralatan yang ada atau tersedia di
perusahaan.
Dalam kegiatan praktek diperlukan pengambilan data, data yang
diperlukan berupa data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari
hasil pengamatan langsung di lapangan. Khususnya mengenai tata laksana
kegiatan peledakan dan cara-cara melakukan peledakan serta data yang
diperoleh dari hasil peledakan khususnya dalam hal praktiknya. Data
sekunder diperoleh dari perusahaan terkait berupa kondisi geologi, letak
topografi dan lain-lain.
Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kegitan ini serta data yang
diperoleh dari hasil pengamatan dan bahan-bahan yang dikumpulkan,
kemudian dikelompokan untuk selanjutnya disusun untuk dibuat laporan.
VII. WAKTU PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Kegiatan kerja praktek ini kami usulkan/ajukan dilaksanakan selama
30 hari (1 bulan), di mulai dari tanggal 18 Februari 2013 sampai tanggal 18
Maret 2013. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan Kerja Praktek
minggu ke -
1 2 3 4Orientasi Lapangan Pengambilan Data Pembuatan Laporan
Presentasi
VIII. TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Kegiatan kerja praktek ini bertempat di wilayah PT. Bukit Makmur
Mandiri Utama Job Site PT. Adaro Indonesia di desa Padangpanjang,
Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
IX. PENUTUP
Demikian proposal kerja praktek ini kami buat dengan tema yang
diusulkan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat
menerima dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek.
Mengenai topik tidak menutup kemungkinan usulan dari perusahaan. Atas
perhatian pihak perusahaan kami ucapakan terima kasih.