Proposal KP AYU (All)

download Proposal KP AYU (All)

of 30

description

kp

Transcript of Proposal KP AYU (All)

26

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBerbicara masalah sistem perencanaan pendidikan, maka dalam suatu pembangunan sektor pendidikan adalah pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara profesional untuk mengambil prakarsa dalam merumuskan rencana pendidikan secara partisipatif serta koordinatif dengan memberdayakan segenap potensi sumber daya perencanaan yang dimiliki. Sumber daya perencanaan dimaksud antara lain meliputi keberadaan unit perencanaan pada struktur organisasi dinas pendidikan, kualifikasi tenaga perencana, mekanisme penyusunan dan pemanfaatan data, maupun mekanisme kerja dan dukungan sumber daya keuangan. Begitu pula dengan Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahragayang merupakan suatu lembaga teknis edukatif yang perlu mengacu pada makna tersebut di atas, dimana dinas ini secara langsung bertanggung jawab dalam masalah pendidikan di daerahnya, sehingga dituntutuntuk mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pendidikan secara lebih profesional, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.Dimana suatu gedung perkantoran yang nyaman bagi para penghuninya, juga akan memberikan nilai tambah dalam melaksanakan tugas-tugas kantor. Sehingga tujuan kantor pun dapat terlaksana dengan baik. Kenyamanan tersebut dapat diperoleh dengan salah satunya karena faktorkeindahan, kebersihan, lokasi kantoryang strategis, maupun penataan bangunan gedung yang baik serta kantor dapat mewakili nama dari suatu lembaga tersebut. Oleh sebab itu, karenanya kapasitas gedung perkantoran yang lama sudah tidak layak dan kurang representatif lagi. Maka dari itu perlunyapembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) kota Palembang dengan dipindahkan lokasi ke Jalan Srijaya Km 5 yang mana kantor lama terletak di Jalan Dr. Wahidin No.3 Kota Palembang.Dalam pembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembang, pertama-tama sekali yang dilakukan dan dilaksanakan adalah pekerjaan persiapan, yang terdiri dari pembersihan lahan, pembangunan direksi keet, dan penentuan titik pemancangan. Pekerjaan selanjutnya yang dilakukan adalah pekerjaan pondasi atau struktur bawah, dan dilanjutkan pekerjaan struktur atas.Pembangunan pondasi sangat besar fungsinya padaproyek konstruksi. Secara umum pondasi didefinisikan sebagai bangunan bawah tanah yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang bekerja pada bangunan ke tanah disekitarnya.Bentuk dan struktur tanah memberikan peranan penting dalam suatu pekerjaan konstruksi yang harus dicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah berbeda-beda. Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam pekerjaan kontruksi, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan beban yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi menyalurkan tegangan-tegangan yang terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban konstruksi tersebut.Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung pada jenis struktur atas, apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup baik biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya jenis pondasi dalam adalah pilihan yang tepat.Secara umum permasalahan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal. Dipilihya pembahasan mengenai tinjauan pelaksanaan dan perhitungan pondasi tiang pancang dan pile cap pada proyekpembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan olahraga kota Palembangkarena penulis ingin lebih mengetahui dan memahami daya dukung tiang pancang dan pile cap yang dipakai dalam proyek tersebut, apakah telah sesuai dengan tingkat keamanan yang telah ditentukan. Selain itu juga penulis dapat membandingkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan realisasi di lapangan.

1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang dibahas dalam laporan kerja praktek ini adalah bagaimana prosedur pelaksanaan pekerjaan pemancangan berdasarkan pelaksanaan di lapangan dan bagaimana analisis perhitungan daya dukung tiang pancang serta perhitungan pile cap.

1.3 Maksud dan Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan laporan ini adalah mengidentifikasi prosedur dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan pemancangan dan pekerjaan pile cap serta menganalisa perhitungan daya dukung tiang pancang dan pile cap pada proyek pembangunan gedeng baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembang.

1.4 Metode Pangumpulan DataPengumpulan data dalam penulisan laporan kerja praktek ini dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :a. Data Primer(1) Melakukan tinjauan secara rutin dan langsung pada proyek pembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembang.(2) Melakukan wawancara dan konsultasi pada pihak pengawas lapangan dari kontraktor, dan konsultan pengawas.b. Data Sekunder(1) Data-data yang diambil dari rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.(2) Mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas baik itu dari buku-buku referensi, jurnal maupun situs internet.(3) Data parameter tanah.

1.5 Ruang Lingkup PeninjauanPenulisan laporan kerja praktek ini dibatasi pada tinjauan pelaksanaan dan perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang dan perhitungan pile cap pada proyek pembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembang.

1.6 Sistematika PenulisanSistematika penulisan yang dipergunakan untuk mempermudah dalam penyusunan laporan kerja praktek ini adalah :

Bab I. PENDAHULUANPada bab ini dibahas mengenai latar belakang proyek pembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembangdisertai maksud dan tujuan, metode pengumpulan data, ruang lingkup penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II. GAMBARAN UMUM PROYEKPada bab ini dibahas tentang uraian umum data proyek, pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, struktur organisasi proyek, serta jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Bab III. LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang pondasi tiang pancang dan pile cap, jenis-jenis pondasi tiang pancang, kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal dan kapasitas daya dukung tiang pancang kelompok, membahas beberapa tipe pile cap, pekerjaan pile cap serta perhitungannya.5

4

II. GAMBARAN UMUM PROYEK2.1.Uraian Umum ProyekProyek Pembangunan gedung baru Kantor Dinas pendidikan, Pemuda, dan olahraga kota Palembang terletak di Jalan Srijaya Km 5 Palembang, Sumatera Selatan. Bentuk bangunan secara garis besar terdiri dari 3 lantai dengan luas lahan proyek 5698,5 m2, sedangkan luas gedung itu sendiri 1525 m2.

2.2Data-Data Proyek 2.1.1Data Umum ProyekAdapun data umum dari proyek ini antara lain:Nama Pekerjaan: Proyek Pembangunan Gedung Baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota PalembangLokasi Proyek: Jalan Srijaya Km 5 PalembangPemilik Proyek: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan OlahragaNomor Kontrak: 134/ppk-fs/disdikpora/v/2015Nilai Kontrak: Rp. 14.304.222.000,-Sifat Kontrak: Termin PriceSumber Dana: APBD tahun 2015Waktu Pelaksanaan: 238 hari kalenderKonsultan Pengawas: CV. Cita & CitraKonsultan Perencana: CV. Sasanan Citra MandiriKontraktor Pelaksana: PT. Ladang Makmur

2.1.2 Data Teknis ProyekData Teknis untuk konstruksi bangunan adalah sebagai berikut:a. Jumlah Lantai: 3 lantaib. Tinggi bangunan : Lantai 1: 4,8 m Lantai 2: 4,48 m Lantai 3: 4,8 mc. Luas Bangunan: 1525 m2d. Jumlah Titik Tiang Pancang: 199 buahe. Kedalaman Pancang: 8 mf. Alat Pemancang: Jack-in Pileg. PondasiTiang Pancang Beton(1) Bentuk Penampang: Persegi (square)(2) Dimensi Pancang : 250 mm x 250 mm(3) Panjang: 6 m(4) Mutu Beton: K-300h. Pilecap(1) Pilecap Type 1Panjang: 540 mmLebar: 540 mmTinggi: 540 mmMutu Beton Pilecap: K-300(2) Pile cap Type 2Panjang: 1150 mmLebar: 500 mmTinggi: 500 mmMutu Beton Pilecap: K-300(3) Pile cap Type 3Panjang: 1400 mmLebar: 1400 mmTinggi: 500 mmMutu Beton Pilecap: K-300(4) Pile cap Type 4Panjang: 1400 mmLebar: 1400 mmTinggi: 500 mmMutu Beton Pilecap: K-300(5) Pile cap Type 5Panjang: 1350 mmLebar: 1800 mmTinggi: 520 mmMutu Beton Pilecap: K-300

(6) Pile cap Type 6Panjang: 2000 mmLebar: 1400 mmTinggi: 570 mmMutu Beton Pilecap: K-300(7) Pile cap Type 7Panjang: 2000 mmLebar: 2000 mmTinggi: 1000 mmMutu Beton Pilecap: K-300(8) Pile cap Type 8Panjang: 2000 mmLebar: 2000 mmTinggi: 2000 mmMutu Beton Pilecap: K-300

2.3Peta Lokasi ProyekSebagaimana diketahui bahwa proyek ini terletak di Jalan Srijaya Km 5 Kota Palembang, Sumatera Selatan. Pada gambar 2.1 dibawah ini dapat dilihat peta lokasi Proyek Pembangunan Gedung Baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Palembang :

Sumber: www.googlemaps.comGambar 2.1 Peta lokasi pelaksanaan proyek disunting dari google maps

2.4Struktur Organisasi ProyekDalam suatu proyek diperlukan suatu sistem koordinasi yang efektif dan efisien, yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan terjaminnya pelaksanaan suatu proyek.Struktur suatu organisasi juga merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan suatu proyek, dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara pengelolaan suatu kegiatan yang memiliki tujuan tertentu. Secara umum, pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunangedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembang adalah sebagai berikut :

KontraktorPT. Ladang MakmurOwnerDISDIKPORAKonsultan PerencanaCV. Sasanan Citra MandiriKonsultan PengawasCV. Cita & Citra

Keterangan :: hubungan fungsional: hubungan kontraktual

Gambar 2.3 Struktur organisasi Proyek PembangunanGedung Baru KantorDinasPendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembang

Gambar 2.2 Struktur organisasi kontraktor pelaksana PT. Ladang Makmur padaProyek Pembangunan Gedung Baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kota Palembang

2.5 Syarat-syarat Pelaksanaan KerjaGambar-gambar perencanaan pada proyek ini dibuat oleh konsultan perencana proyek. Setelah perencanaan selesai dikerjakan, maka dapat diketahui berapa banyak anggaran pengeluaran yang harus dikeluarkan.

2.6 Jadwal Pelaksanaan ProyekJadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) merupakan suatu acuan proyek agar tidak terjadi overlapping (menumpuknya pekerjaan dalam suatu waktu), dan juga menghindari keterlambatan pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Pelasanaan pekerjaan pondasi tiang pancang serta pekerjaan srtuktur pile cap dilaksanakan pada bulan Agustus 2015.

III.DASAR TEORI3.1Manajemen Proyek Konstruksi3.1.1 Manajemen ProyekManajemen proyek terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan proyek.Manajemen merupakan keahlian manusia untuk menganalisa, merencanakan, memotivasi, menilai, dan mengawasi sumber daya manusia secara efektif untuk mencapai suatu tujuan (Alma, 2001). Forlet dalam Wijayanti (2008) mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan menurut Stoner dalam Wijayanti (2008) manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan proyek adalah suatu usaha yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Dipohusodo, 1996). Menurut Husen (2009) proyek merupakan gabungan dari sumber-sumber daya yang terdiri dari manusia, material, peralatan, dan modal yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu.Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek adalah penerapan keahlian manusia untuk menganalisa, merencanakan, mengarahkan, dan mengatur sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan, dan modal yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi untuk mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu yang telah tertentu.

3.1.2 Proyek KonstuksiProyek konstruksi adalah suatu proyek yang berkaitan dengan upaya membangun suatu bangunan infrastruktur, yang umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur (Dipohusodo, 1996).Dalam suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harusdiperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006).Pada umumnya, mutukonstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuaidengan perencanaan.Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadipembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan.Dengan demikian, seringkali efisiensi dan efektivitas kerja yangdiharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan kehilangannilai kompetitif dan peluang.Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu unik, membutuhkan sumber daya, dan membutuhkan organisasi (Ervianto, 2005).Proyek konstruksi dikatakan unik kerena tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis.Proyek konstruksi membutuhkan sumber daya yang berupa pekerja (men), uang (money), mesin (manchines), metode(methods) dan bahan (materials).Dalam proyek konstruksi dibutuhkan organisasi karena terdapatberagam tujuan yangmelibatkan sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, dan kepribadian yang bervariasi.Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada proyek konstruksi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek.Kegiatan rutin adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan terus menerus dan berulang dalam waktu yang lama, sedangkan kegiatan proyek adalah rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek dengan jangka waktu yang relatif pasti.Oleh karena itu, suatu kegiatan proyek mempunyai awal dan akhir yang jelas serta hasil kegiatan yang bersifat unik (Ervianto, 2005).

3.1.3 Struktur Organisasi ProyekStruktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi dimana dengan kerangka kerja tersebutpekerjaan dapat dikelompokkan dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007).Struktur organisasi menggambarkan tipe organisasi, departemen organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004).Dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan fungsi, posisi, menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan, serta memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup.Menurut Stoner (1996) secara umumstruktur organisasidapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:a. Struktur Organisasi Berdasarkan FungsiStruktur organisasi ini menggabungkan semua orang yang terlibat dalam suatu kegiatan atau beberapa kegiatan terkait menjadi satu bagian.Sebagai contoh sebuah organisasi dibagi berdasarkan fungsi bila mempunyai bagian-bagian produksi, pemasaran, dan penjualan yang secara terpisah.Struktur organisasi ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:(1) Cocok bagi lingkungan stabil.(2) Menunjang pengembangan keahlian.(3) Memberi kesempatan bagi para spesialis.(4) Hanya memerlukan koordinasi minimal.(5) Hanya memerlukan keperluan antar pribadi yang kecil.Namun struktur organisasi berdasarkan fungsi memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :(1) Pada organisasi yang besar, tanggapan lebih lambat diterima.(2) Menyebabkan terjadinya kemacetan karena pelaksanaan tugas yang berurutan.(3) Tidak merangsang inovasi, perspektif yang sempit.(4) Dapat menimbulkan konflik mengenai prioritas produk.(5) Tidak menunjang pengembangan manajer umum.(6) Mengatur rasa tanggung jawab atas kelancaran kerja secara keseluruhan.

b. Struktur Organisasi Berdasarkan ProdukStruktur organisasi berdasarkan produk adalah strukur organisasi yang mengumpulkan semua yang terlibat dalam produksi dan pemasaran dari sebuah produk atau kelompok produk yang terkait dan berhubungan dengan tipe pelanggan tertentu dalam satu unit kerja.Struktur organisasi berdasarkan produk mempunyai kelebihan-kelebihan diataraya cocok untuk perubahan yang cepat, memungkinkan adanya mutu produk yang tinggi, memungkinkan konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas, kejelasan tanggung jawab,memungkinkan pemrosesan tugas-tugas ganda secara palarel, memudahkan pelatihan manajer umum. Namun struktur organisasi ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah menyebabkan terjadinya pertikaian untuk alokasi sumber daya, tidak mendukung koordinasi aktivitas antar berbagai divisi, mengabaikan prioritas jangka panjang, memungkinkan terjadinya penurunan kecakapan,dan menimbulkan konflik antara tugas divisi dengan prioritas perusahaan.

c. Struktur Organisasi MatriksPada organisasi terapat dua jenis struktur yang berjalan secara serempak, yaitu bagian fungsional permanen dan anggota tim. Bagian fungsional permanen memiliki wewenang atas pelaksanaan standardprofesional unit mereka, sementara tim-tim proyek diciptakan untuk menjalankan program-program khusus. Anggota tim diambil dari berbagai bagian fungsional, dan melapor kepada manajer proyek, yang bertanggungjawab atas kerja tim. Struktur organisasi matriks mempunyai kelebihan yaitu, memberikan kemudahan kepada organisasi, merangsang kerja sama dan disiplin, melibatkan dan memotivasi anggota untuk bekerja lebih maksimal, mengembangkan keterampilan anggota, dan memungkinkan para pakar dialihkan di setiap bidang yang memerlukannya.Selain itu terdapat beberapa kelemahan dalam struktur organisasi matriks diantaranya adalah risiko timbulnya perasaan anarki, mendorong terjadinya persaingan kekuasaan, dapat menimbulkan lebih banyak diskusi dari pada tindakan, dan penerapannya memerlukan biaya besar.

3.1.4 Pihak yang Terlibat dalam Proyek KonsturksiMenurut Ervianto (2005) pihak-pihak yang terlibat di dalam proses pembangunan proyek secara umum adalah sebagai berikut:a. Pemilik Proyek (Owner)Pemilik proyek adalah perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah yang memiliki sumber dana untuk membuat suatu bangunan dan menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan agar dapat dibuatkannya rancangan struktur dan rencana anggaran biayanya.Tugas dan kewajiban pemilik proyek antara lain menyediakan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaanpembangunan, mengangkat kontraktor yang lulus dari tender atau pelelangan, menyetujui atau menolak suatu pekerjaan, menunjuk project manager, konsultan perencana serta konsultan pengawas, dan menghentikan sebagian atau seluruh pekerjaan bila terjadikesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan.

b. Konsultan PerencanaAhli-ahli bangunan yang menerima pekerjaan dari pemilik proyek pada umumnya adalah tenaga-tenaga yang dipimpin oleh arsitek atau insinyur yang dalam hal ini disebut sebagai penasehat atau konsultan perencana. Konsultan perencana memiliki tugas dan kewajiban antara lain adalah membuat perencanaan lengkap, meliputi gambar bestek, rencana kerja, perencanaan struktur, serta perhitungannya, menghitung anggaran biaya pelaksaan proyek secara keseluruhan, memberi jawaban dan penjelasan kepada kontraktor bila ada yang kurang jelas dari perencanaan yang telah dibuat, memberi saran, usulan dan pertimbangan kepada owner maupun kontraktor tentang pelaksanaan proyek, dan membuat revisi atas perencanaan sebelumnya, jika ada perencanaan proyek yang tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.

c. Konsultan PengawasKonsultan pengawas adalah perorangan, beberapa orang,badan hukum atau instansi yang ditunjuk dan diberi tugas oleh pemilikproyek untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan dilapangan.Pengawasan dan pengontrolan dilakukan agar hasil kerja sesuai dengan perjanjian pada saat pemberianpenjelasan pelelangan (aanwijzing).Adanya pengawasan diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapatberjalan dengan lancar dan memperoleh hasil sesuai perencanaan yangdiharapkan.Ervianto (2002) mejelaskan bahwa dalam mengawasipelaksanaan pekerjaan, pengawas mempunyai tugas dan tanggung jawab yaitu, mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, agar berjalan sesuai dengan perencanaan, memeriksa setiap material yang dipakai dalam proyek, serta mengawasi serta menguji setiap mutu bahan yang dipakai dalam proyek, membuat suatu laporan bila terjadi kesalahan pelaksanaan di lapangan.Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada pelaksana proyek (kontraktor) jika dirasakan perlu, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama didalam Rencana Kerja dan Syaratsyarat. Konsultan pengawas juga mempunyai wewenang diantaranya menegur pihak pelaksana pekerjaaan apabila terdapat penyimpangan terhadap kontrak kerja, menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan, memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek, selain itu konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing pelaksana proyek, dan melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan.d. Kontraktor Kontraktor adalah orang bertanggung jawab atas implementasi fisik proyek (Soeharto, 1995).Kontraktor juga didefinisikan sebagai suatu firma bisnis yang telah mempunyai kontrak dengan pemilik proyek untuk melakukan proses konstruksi pada suatu proyek (Clough, 1981). Kontraktor memiliki hak dan kewajiban diantaranya adalah melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa, membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa, menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat, membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan, dan menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai ketetapan yang berlaku.

3.1.5 Tahapan Pelaksanaan Proyek KontruksiDalam pelaksanaan proyek konstruksi ada beberapa tahapan dan proses yang akan dilaksanakan.Tahap-tahap pelaksanaan dalam suatu proyek konstruksi tersebut adalah:a. Tahap Perencanaan dan Penyusunan JadwalMelaksanakan suatu proyek adalah proses merubah masukan-masukan yang berupa kegiatan dan sumber daya menjadi keluaran seperti yang sudah ditentukan di dalam kerangka logis. Perencanaan masukan-masukan yang diperlukan secara terinci sangat menentukan kelancaran pelaksanaan proyek.Banyak terjadi kelambatan dalam pelaksanaan, pembiayaan melampaui batas anggaran, dan masalah-masalah lainnya timbul oleh karena tim proyek tidak berhasil menyiapkan perencanaan masukan secara terinci sedemikian sehingga seluruh kegiatan proyek dapat dijadwalkan, dimonitor, dan dikendalikan (Dipohusodo,1996). Pada tahap perencanaan dan penjadwalan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :(1) Perkiraan BiayaPerkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan biaya yangdiperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek ataupun proyek keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan terinci perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan dengan waktu (timephased).Menurut National Estimating Society-USA perkiraan biaya adalah seni memperkirakan (the art of approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang berdasarkan informasi yang tersedia.

(2) Jadwal PelaksanaanPada prosedur penjadwalan diasumsikan bahwa durasi kegiatan dianggap diketahui dengan pasti. Dalam kenyataannya, prosedur penjadwalan melalui proses dinamakan estimasi (estimasi durasi maupun estimasi biaya). Ciri utama dari estimasi adalah mengandung unsur ketidakpastian.Hal ini sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi, yaitu tingkat resiko yang tinggi terhadap setiap perubahan yang terjadi, baik perubahan sistem politik, cuaca, ketergantungan pihak lain, dan lain sebagainya.

b. Tahap Pengendalian Proyek Konstruksi(1) Definisi PengendalianPengendalian dalam suatu proyek konstruksi diperlukan untuk menjaga kesesuaian antaraperencanaan dan pelaksanaan.Tiap pekerjaan yang dilaksanakan harus benar-benar diperiksa oleh pengawas lapangan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum.Dengan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap kegiatan-kegiatan yang ada, maka dapat dihindari keterlambatan jadwal yang mengakibatkan pembengkakan biaya.

(2) Proses PengendalianProses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran. Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai.Informasi hasil pemantauan ini berguna sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil pemantauan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan perencanaan (Ervianto, 2005).

(3) Faktor Pendukung Proses PengendalianMutu suatu pengendalian tidak terlepas dari mutu informasi yang diperoleh. Jika informasi yang diperoleh pengawas di lapangan dapat mewakili kondisi yang sebenarnya maka solusi yang diambil akan lebih mengena sasaran. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pengendalian dan sistem informasi berlangsung dengan baik, yaitu ketepatan waktu, akses antar tingkat, perbandingan data terhadap informasi, data dan informasi yang dapat dipercaya, serta obyektifitas data (Ervianto, 2004).

c. Tahap Penyediaan Sumber DayaSumber daya yang digunakan selama proyek konstruksi adalah material,machines, manusi, methods, dan uang. Penggunaan material dalam proses konstruksi secara efektif tergantung dari desain yang dikehendaki dari suatu bangunan. Penghematan material dapat dilakukan pada tahappenyediaan, handling, dan proses selama waktu konstruksi. Pemilihan alatyang tepat dan efektif akan mempengaruhi kecepatan proses konstruksi,pemindahan atau distribusi material dengan cepat, baik arah horizontalmaupun vertikal. Pekerja adalah salah satu sumber daya yang sangat sulitdilakukan pengontrolannya, upah yang diberi sangat bervariasi tergantungkecakapan masing-masing pekerja, karena tidak ada satu pekerja yang samakarakteristiknya.

d. Tahap Kontrol dan Evaluasi PekerjaanPengawasan dan pelaporan adalah alat-alat yang diperlukan untuk pengendalian dan pengawasan proyek.Pengawasan dapat diartikan sebagai mengamati dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan pokok dan hasil pekerjaan.Pelaporan berarti memberikan informasi kepada seseorang tentang kemajuan, masalah-masalah dan kemungkinan-kemungkinan di kemudian hari.Sedangkan Pengendalian cenderung berarti mengambil tindakan yang perlu pada saat yang tepat.

3.1.6 Metode Penjadwalan ProyekDalam perencanaan proyek seorang pengambil keputusan dihadapkan pada pilihan dalam menetapkan sumber daya yang tepat. Salah satu bagian perencanaan adalah penjadwalan (scheduling), di mana penjadwalan ini merupakan gambaran dari suatu prosespenyelesaian dan pengendalian proyek. Dalam penjadwalan ini akantampak uraianpekerjaan, durasi atau waktu penyelesaian setiap pekerjaan, waktu mulai dan akhir setiappekerjaan dan hubungan ketergantungan antara masing-masing kegiatan.Pada umumnya penjadwalan proyek dikerjakan oleh konsultan perencana dankemudian dikoordinasikan dengan kontraktor dan pemilik (owner) dengan ketentuan yangtelah disepakati dalam kontrak. Dengan demikian, maka penjadwalan waktu setiap kegiatan proyek perlu diatur secara efisien dan seoptimal mungkin sehingga tidak akan terjadi keterlambatan penjadwalan waktu, maka kontraktor membuat pengelolaan penjadwalan proyek sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi yang direncanakan dan kondisi di lapangan pada waktu pelaksanaan, serta mudah untuk dimonitoring pada setiap waktu. Untuk penjadwalan waktu pengerjaan proyek, terdapat metode yang biasa digunakan diantaranya adalah metode bar chart, metode kurva S, dan metode Network Diagram.

3.1.7 Jenis Kontrak dalam Proyek KonstruksiMenurut Asiyanto (2005) secara umum kontrak konstruksi dapat dibagi menjadi dua jenis kontrak jika dilihat dari cara perhitungan, yaitu kontrak dengan harga tetap (fixed price contract) dan kontrak dengan harga satuan tidak tetap (prime cost contract).Kontrak harga tetap (fixed price contract) adalah total harga seluruh pekerjaan atau harga satuan tiap pekerjaan yang telah ditetapkan dari awal. Apabila terjadi penyimpangan atas harga yang telah disepakati maka akan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya. Kontrak ini dibagi menjadi dua jenis yaitu lump sum contract dan unit price contract.Menurut Asiyanto (2004) lump sum contract adalah jenis kontrak dimana kontaktor melaksanakan semua pekerjaan yang ditawarkan oleh pemilik pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati sebelumnya.Sedangkan unit price contract merupakan jenis kontrak dimana kontaktor setuju untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan quantity yang dikerjakan selama masa konstruksi sesuai dengan persyaratan yang telah dibuat.Selain kontrak harga tetap terdapat pula kontrak harga satuan tidak tetap. Kontrak ini terbagi menjadi lima jenis, yaitu cost plus fixed percentagei, cost plus fixed fee, cost plus variable percent, target estimate, dan guaranteed maximum cost.

3.2Pondasi3.2.1 Gambaran Umum PondasiPondasi adalah bagian struktur paling bawah dari suatu bangunan yang tertanam di dalam lapisan tanah yang kuat dan stabil (solid) serta berfungsi sebagai penopang bangunan (Budi, 2011). Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti : tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan level melebihi yang diijinkan.Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis pondasi, antara lain:(1) Fungsi bangunan atas (upper structure).(2) Keadaan tanah pendukung.(3) Beban konstruksi di atasnya.(4) Batasan batasan kontruksi dan keadaan di sekelilingnya.(5) Waktu dan biaya pengerjaan.

3.2.2 Jenis Jenis Pondasia. Pondasi DangkalPondasi Dangkal terdiri dari:(1) Pondasi Setempat(2) Pondasi Kombinasi(3) Pondasi Jalur(4) Pondasi Rakitb. Pondasi DalamPondasi Dalam terdiri dari ;(1) Pondasi Tiang Bor (bor pile)(2) Pondasi Tiang Pancang (3) Pondasi Sumuran

3.2.3Pondasi Tiang PancangSistem pondasi tiang pancang merupakan sistem yang paling seringdigunakan pada proyek bangunan sipil khususnya di Indonesia dibandingkan dengan sistem lain. Hali ini dikarenakan Indonesia merupakan daerah topis yang memiliki kelembaban tinggi dengan pelapukan yang besar dan memiliki lapisan tanah yang relatif tebal dibandingkan dengan negara-negara non-tropis.Pondasi tiang pancang dipergunakan untuk pondasi suatu bangunan apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau apabila tanah keras yang mempunyai daya dukung cukup untuk memikul berat bangunan dan beban letaknya sangat dalam.Selain itu pondasi tiang pancang dapat juga digunakan jika kita menginginkan keamanan yang lebih terjamin bagi bangunan, walaupun tanah yang baik tidak begitu dalam letaknya misalnya untuk jembatan besar, gedung bertingkat banyak, menara dan sebagainya termasuk juga kalau ada bahaya pengerusan tanah dasar dibawah pondasi oleh arus air.Pondasi tiang pancang melayani pelimpahan beban dari atas kepala sekelompok tiang pancang di bawahnya, yang kemudian diteruskan kepada tanah pendukung melalui gesekan permukaan atau tumpuan ujung tiang. Tiang pancang umumnya digunakan (Bowles, 1993):a. Untuk membawa beban-beban konstruksi di atas tanah, ke dalam atau melalui sebuah lapisan tanah.b. Untuk menahan gaya desakan ke atas, atau gaya guling seperti untuk telapak ruangan bawah tanah di bawah bidang batas jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.c. Memampatkan endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang ini dapat ditarik kemudian.d. Mengontrol penurunan bila kaki-kaki yang terbesar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasarkan oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.e. Membuat tanah di bawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitude getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.f. Sebagai faktor keamanan tambahan di bawah tumpuan jembatan atau tiang, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.g. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban di atas permukaan air melalui air dan ke dalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh baik oleh beban vertikal dan tekuk maupun beban lateral.Pada umumnya tiang pancang dipancangkan tegak lurus ke dalam tanah.Akan tetapi, apabila tiang pancang diperlukan untuk menahan gaya-gaya horisontal maka tiang pancang dapat dipancangkan miring (batter pile).Sudut-sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang pancang tergantung dari alat pancang yang digunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya. Tiang pancang sebagai pondasi dapat dianggap sebagai tanah yang diperkuat oleh tulangan sehingga dapat meningkatkan daya dukungnya dan merubah kekakuan perubahan bentuknya, hampir sama dengan beton yang diperkuat oleh baja pada struktur bertulang dan beton pratekan.

3.2.4Jenis- Jenis Pondasi TiangPenggolongan tiang pancang dibagi menjadi empat, yaitu :a. Penggolongan berdasarkan bahanb. Penggolongan berdasarkan pemindahan bebanc. Penggolongan berdasarkan teknik pemancangand. Penggolongan berdasarkan cara pengerjaan

3.2.5 Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang a. Kapasitas Dukung Satu Tiang Metode StatisUntuk menentukan kapasitas dukung satu tiang digunakan metode pendekatan analitis dari hasil pengujian karakteristik fisik dan mekanik tanah di laboratorium dan kemudian didekati dengan formula klasik dan metode empiris dengan mengandalkan hail pengujian lapangan. Adapun metode-metode tersebuat adalah metode statik yaitu hasil interpretasi dari diagram penetrasi yang didapat dari hasil penetrometer, metode dinamis yaitu menggunakan rumus pancang, dan hasil uji beban langsung.Kekuatan bahan tiang pancang juga harus diperhatikan dalam mendesain suatu pondasi tiang pancang. Kekuatan bahan tiang harus disesuaikan dengan keadaan tanah di proyek tersebut serta beban yang akan dipukul tiang pancang tersebut.Rumus yang digunakan untuk menghitung kekuatan bahan tiang pancang adalah :. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . ............ (3.1)

Keterangan :Ptiang= Kekuatan yang diizinkan pada tiang pancang= Tegangan tekan bahan tiang= Tegangan tekan izin bahan Atiang= Luas penampang tiang pancang

(1) Mengunakan Formula Statis Analisis Penentuan Daya Dukung Tiang Pancang dengan metode ini berdasarkan data hasil pengujian tanah di laboratorium.Pengujian di laboratorium berupa uji Triaxial.Hasil yang diperoleh dari pengujian Laboratorium ini ialah Kohesi(C) dan Sudut Geser Tanah ().Terdapan beberapa rumus yang mengacu pada metode ini diantaranya adalah :1. Menurut Terzaghi Berikut ini adalah rumus kapasitas dukung tiang menurut Terzaghi:

Qu = (Ap(1,3C .Nc+Nq+.B.N.a)+(ad.Cu.As) . .. . . . . . . . . ............( 3.2)2. Menurut MayerhofBerikut ini adalah rumus kapasitas dukung tiang menurut Mayerhof :

Qu = (Ap(C .N`c+n.Nq)+(As.Xm.N) . . . . . . . .. . . . . . . . . . ............ . .( 3.3)3. Menurut TomlinsonDi bawah ini adalah rumus untuk mencari daya dukung tiang pancang menurut Tomlinson :

Qu = (Ap(C .Nc+Nq)+(.Cn.As+0,5Ktan()As) .............. . .. . . . . . (3.4)Keterangan : Qu= Kapasitas Dukung TiangAp=Luas Penampang Tiang (m2)As=Luas Selimut Tiang (m2)C= Kohesi pada tanah(kg/m2)Nc,Nq,N=Faktor Daya Dukunga = Faktor Penampang = Faktor AdhesiK = Koefisien Tekanan Tanah Lateral= Sudut Geser Efektif antara Tanah dan Tiang Pancang = Berat Volume TanahUntuk mempermudah perhitungan, terdapat tabel yang menyajikan hubungan nilai sudut geser tanah (, dan nilai faktor daya dukung tanah yang terdiri dari Nc,Nq, dan N. Hubungan nilai sudut geser tanah , Nc,Nq, dan N ditunjukkan pada tabel 3.1Tabel 3.1 NilaiNc,Nq,N, degreeNcNqN

57,31,60,5

109,62,71,2

1512,94,42,5

2017,77,45,0

2552,612,79,7

3037,222,519,7

3452,636,536,0

3557,841,442,4

4095,781,3100,4

45172,3173,3297,5

48258,3287,9780,1

50347,5415,11153,2

(Sumber : Hardiyatmo, 1996)

(2) Mengunakan Formula Statis Empiris Perbedaan metode statis analisis dan statis empiris terletak pada korelasi yang digunakan. Pada metode analisis, korelasi yang digunakan adalah hasil dari penyelidikan laboratorium sedangkan analisis empiris menguunakan korelasi berupa hasil pembacaan penetrasi dari suatu alat penetrometer. Alat penetrometer yang biasa digunakan pada metode statis empiris yaitu Cone Penetration Testyang biasa dikenal dengan istilah CPT atau Standard Penetration Testyang biasa dikenal dengan istilah SPT. Metode statis empiris yang paling dikenal adalah metode yang dikembangkan oleh Meyerhof (1956) baik untuk SPT maupun CPT.Rumus yang digunakan adalah :1. Kapasitas Dukung Tiang dari Pengujian Sondir (Cone Penetration Test)Kapasitas daya dukung tiang dapat dihitung dengan menggunakan rumus Meyerhof (1956):.. .. .. .. .... .. .. .. .... .. .. .. ...( 3.5)Keterangan:QAll=Daya dukung tiang tunggal (kg)NK=Nilai konus rata-rata pada ujung tiang (kg/cm2)A=Luas penampang tiang (cm2)O=Keliling tiang (cm)JHP=Jumlah hambatan pelekat rata-rata (Kg/cm)3 & 5= Faktor Keamanan

2. Kapasitas Dukung Tiang dari Pengujian SPTMeyerhof menggunakan dua rumus, yaitu:a.Tiang berpenampang bundar. . . . . . . . . .. .. .. .. .... .. . .. (3.6)b. Tiang berpenampang H atau I. . . . . . . . . . . . .. . . . . ... .. .. (3.7)Sedangkan untuk korelasi nilai N tanah pasir halus terendam air, yaitu: N = 15 + (N 15) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . ... .. .. .(3.8)Keterangan:Pu=daya dukung maksimum (ton)=nilai standar penetrasi pada ujung tiang=nilai rata-rata standar penetrasi sepanjang tiang=luas penampang ujung tiang (m2)=luas selimut tiang (m2)N=N yang terukur di lapangan

b. Kapasitas Daya Dukung Kelompok Tiang(1) Jarak antara tiang dalam kelompokBerdasarkan perhitungan daya dukung tanah oleh Dirjen Bina Marga Departemen Kimpraswil disyaratkan jarak antar tiangadalah :S > 2,5 DS > 3,0 D

Keterangan :S= Jarak masing-masing tiang dalam kelompokD = Diameter Besi

(2) Efisiensi kelompok tiangFeld (1943) mengusulkan metoda kaidah ibu jari untuk menghitung efisiensi, dengan mereduksi kapasitas tiang pancang 1/16 untuk setiap tiang pancang yang berdekatan. Berikut persamaan tersebut :

. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. .. .. (3.9) Keterangan :

= efisiensi kelompok tiang

=jumlah baris tiang

=jumlah tiang dalam satu baris

=arc tan (d/s) dalam derajats=jarak antar tiang (as ke as)d=diameter tiang

(3) Kapasitas Dukung Tiang KelompokPada umumnya tiang digunakan dalam bentuk kelompok untuk meneruskan beban struktural ke tanah.Sebuah kepala tiang atau pilecap dibuat hingga meliputi seluruh tiang. Oleh sebab itu, rumus kapasitas dukung tiang kelompok sebagai berikut (Sardjono, 1987) :Qg = QALL x x n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ... ..(3.10)Keterangan :Qg=Daya dukung kelompok tiangQALL=Daya dukung tiang tunggal dalam kelompok=Faktor efisiensin= Jumlah tiang dalam satu baris

3.3 Pile Cap3.3.1 Gambaran Umum Pile CapPilecap adalah merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menerima beban dari kolom yang kemudian diteruskan ke tiang pancang dan untuk menyatukan kelompok tiang pancang .Dalam perhitungan-perhitungan Pile Cap dianggap atau dibuat kaku sempurna sehingga : Bila beban-beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang tersebut menimbulkan penurunan maka setelah penurunan bidang pile cap tetap akan merupakan bidang datar. Gaya-gaya yang bekerja pada tiang berbanding lurus dengan penurunan tiang-tiang tersebut.

3.3.2 Jenis-JenisPile CapMeskipun pada tiang berdiameter besar sering digunakan pondasi tiang tunggal untuk memikul beban struktur atasnya, tetapi pada lazimnya akan dipikul oleh kelompok tiang atau pile cap. Tetapi dalam hal pengelompokan tiang baik pada ujung maupun keliling tiang, akan terjadi overleping daerah beban kerja struktur. Berikut ini adalah gambar dari beberapa tipepile cap :

(Sumber :www.sipilusm.com)Gambar 3.3 Jenis-jenis pilecap

3.3.3 Perhitungan Tulangan Pile CapDi atas pondasi tiang, terutama jika menggunakan kelompok tiang diberi pengikat yang diberi nama pilecap. Tulangan pilecap ini diperhitungkan dengan memperhatikan tegangan geser. Adapun tahap-tahap perhitungannya yaitu:

Intensitas beban rencana .. . . . . . . . . . . . .. . . .. .... . . ... . (3.11)

Hitung jarak pelimpahan geser dari kolom ke pilecap (B)

B = lebar kolom + (1/2 d).2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. .... .. ..(3.12)

Gaya geser terfaktor yang bekerja pada penampang adalah :

Vu = Pu (A-B) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . .. .... .. . (3.13)

Kuat geser adalah :

Vc = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .... .. .. (3.14)

Vn = Vc / = Vc / 0,8Bila Vc>Vn maka pilecap memenuhi persyaratan geser.

Kemudian dilanjutkan dengan mencari berat sendiri dari pilecap yaitu volume ukuran pilecap.Setelah didapat beban sendiri pilecap dicari beban per tiang pancang :Beban per tiang pancang = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .(3.15)

Beban merata pilecap (q) = lebarpilecap x tinggi pilecap x . . . . . . .. . (3.16)

Pada rencana pile cap dicari momen maksimum sebagai nilai Mu, yang dilanjutkan dengan mencari jarak dari serat tepi tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik (d). Rumus titik berat tulangan tarik (d) dapat dirumuskan sebagai berikut:

d = h ( h selimut beton + tulangan sengkang+ tulangan utama). . . .. ..(3.17)

Momen maksimum digunakan untuk mencari k

. . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .(3.18)

. . . .. ... . . . .. ... . . . .. ... . . . .. ... . . . .. ... . . . ..(3.19)

. . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . . (3.20)

. . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. . (3.21)min maks

Kemudian dicari luas tulangan dengan rumus

. . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . .. .... . . . (3.22)As = diambil 30 % dari tulangan utama. . . .. .... . . .. .... . . .. ... (3.23)Dari luas tulangan yang didapat akan diperoleh rencana tulangan melalui tabel hubungan antara luas penampang tulangan dengan diameter tulangan.Keterangan:

= Momen terfaktor pada penampang pilecap

= Lebar pilecap

= Tinggi efektif pilecap

= Tegangan leleh baja

= Kuat tekan beton

= Rasio penulangan

= Luas penampang tulangan baja tarikAs= Luas penampang baja tekan

IV.RENCANA TINJAUAN PELAKSANAANProyek pembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kotaPalembangdimulai sejak mei 2015 sampai dengan desember 2015. Adapun perencanaan pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang dan konstruksi tulangan pile cap antara lain :

4.1 Pekerjaan PendahuluanPelaksanaan suatu proyek memerlukan sistematis kerja yang baik agar proyek dapat terlaksanaan secara efektif dan efisien.Tahapan awal dari suatu proyek adalah pekerjaan persiapan.Pekerjaan persiapan meliputi pendahuluan, antara lain :1. Rencana kerja (time schedule)2. Penyelidikan tanah3. Pembersihan lokasi4. Pengukuran dan pemasangan Bouwplank5. Pembuatan bedeng kerja dan Direksi Keet

4.2 Pelaksanaan PemancanganSetelah pekerjaan persiapan selesai, maka dilakukan tahap selanjutnya dari pembangunan yaitu pekerjaan pondasi. Pada proyek pembangunan gedung baru Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga kotaPalembang ini direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang.1. Penentuan letak titik pancang1. Persiapan pemancangan1. Pemancangan tiang1. Penghentian pemancangan tiang1. Pemotongan tiang pancang

0. Pelaksanaan Pekerjaan PilecapSetelah selesai pekerjaan pondasi dan tiang pancang, maka dapat dilanjutkan dengan pekerjaan pilecap.4. Pengukuran dan pemasangan bowplank4. Penggalian4. Pemotongan tiang4. Pembuatan bekisting dan lantai kerja4. Pembesian pile cap4. Pengecoran pile cap

1. RENCANA TINJAUAN PERHITUNGANPada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan daya dukung tiang pancang dan pile cap. Perhitungan-perhitungan yang akan dilakukan meliputi :

5.1Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang Berdasarkan Pengujian Sondir 5.1.1 Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal 5.1.2 Perhitungan Daya Dukung Tiang Kelompok5.2Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang5.3 Perhitungan Pilecap5.2.1 Data-Data Teknis Pile cap5.2.2 Perhitungan Tulangan Pile cap5.4Pembahasan