Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

28
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan keridhoannya, kami bisa membuat suatu gagasan usaha yang Insya Allah akan bermanfaat bagi kami sebagai pemilik usaha, dan umumnya masyarakat. Payung Sejati ialah nama yang kami buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di bidang produksi jamur tiram. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, yang sangat berperan dalam penyusunan proposal ini. Pringsewu, 15 – Mei – 2013 Penyusun

description

semoga bisa jadi bahan acuan untuk wirausaha anda

Transcript of Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

Page 1: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

keridhoannya, kami bisa membuat suatu gagasan usaha yang Insya Allah akan

bermanfaat bagi kami sebagai pemilik usaha, dan umumnya masyarakat. Payung

Sejati ialah nama yang kami buat untuk kegiatan usaha ini, yang begerak di

bidang produksi jamur tiram.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung,

memberi saran, dan masukan–masukannya untuk kelancaran usaha ini. Khususnya

kepada dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan, yang sangat berperan dalam

penyusunan proposal ini.

Pringsewu, 15 – Mei – 2013

Penyusun

Page 2: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BAB I

PENDAHULUAN

Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta

keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka

dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta

konsultasi, penulis menyusun proposal pengembangan usaha jamur tiram ini.

Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya

serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak

begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan

prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana

operasional usaha.

Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih

tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan

diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada

tahun 1988, dan pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat

sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang semula

merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani

jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya,

beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan

memiliki badan hukum.

Page 3: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

Sekilas Tentang Jamur Tiram.

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang

sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang

khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung

protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak

46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin

atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P,

Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging

ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun

karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap

sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa

depan.

Selain itu juga jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan yaitu :

dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. Memiliki kandungan serat

mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan. Antitumor,

antioksidan dan lain lain.

Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram

merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik

yang sederhana. Selain itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi,

sehingga produksi jamur tiram mutlak diperlukan dalam skala besar.

Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak

Page 4: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur

tiram adalah 20° – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %.

A. Latar Belakang

Pemilihan bentuk usaha budidaya jamur tiram ini dilatarbelakangi oleh :

Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar

jamur tiram yang telah jelas serta permintaan pasar yang selalu tinggi

memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur

tiram.

Merupakan salah satu jenis usaha yang memiliki tingkat kerumitan

sederhana dan membutuhkan modal yang terjangkau.

Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat

dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang

dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti

serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri

tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.

Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur

tiram.

Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam

memasuki dunia bisnis.

B. Visi

Menjadi industri budidaya jamur tiram yang dapat bersaing, menghasilkan

produk dengan kualitas baik serta memenuhi kebutuhan jamur tiram dalam

negeri khususnya daerah Lampung sekitarnya dan Indonesia pada

umumnya.

Page 5: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

C. Misi

Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur

berkualitas baik.

Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui

pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan

pelayanan konsumen.

Membuka pelatihan budidaya jamur tiram kepada masyarakat secara

luas.

Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat

sekitar Bandung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Page 6: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BAB II

ANALISIS PASAR

A. Deskripsi Produk

Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :

Menghasilkan berbagai jenis jamur tiram yang berkualitas baik.

B. Prospek Pasar

Budidaya jamur tiram di Kecamatan Pringsewu telah memiliki pasar yang

jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki hubungan dengan

pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari petani

dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman

sayuran lainnya.

1. Dari hasil analisis pemesanan yang dilakukan oleh para pedagang

jamur terhadap petani jamur tiram sangat jelas terlihat prospek yang

sangat baik, petani jamur tiram hanya mampu memnuhi permintaan

pasar sekitar 75 % dari 1,25 ton/hari yang dibutuhkan , dengan

begitu petani sangat besar kemungkinan untuk membesarkan

usahanya untuk memenuhi permintaan pasar.

2. Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk

tujuan kesehatan.

3. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari

beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

Page 7: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

C. Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar

Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’

sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan

pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan

beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar.

Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan

pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya

pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya

cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram masih minim dan masih sangat

dibutuhkan.

Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi

adalah pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari

ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling

utama penurunan harga jual.

D. Target Pasar

Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar

domestik, ‘traditional market’, dan ‘house need’.

Produk jamur segar yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :

1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan

dikirim ke berbagai wilayah di Lanpung dan sekitarnya.

2. Pasar Terminal Pringsewu dan sekitarnya. Sebagai gambaran,

permintaan pasar induk seperti pasar Pringsewu, pasar Baru

Page 8: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

3. Pringsewu, pasar Sukoharjo permintaan atas produk jamur tiram ini

sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam

proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.

4. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan

dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta

sarana dan prasarana telah memadai.

E. Proyeksi Pengembangan Usaha

Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar

ekonomi, namun usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam

salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan

budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil

awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan

mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap Industri Kecil Awal

Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri

padat karya yang kuat dan kokoh.

Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan

hasil budidaya jamur.

Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.

Penambahan tenaga kerja.

Pencarian investor (guna penambahan modal usaha yang di

orientasikan perkembangan perusahaan).

Page 9: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju

berdirinya industri kecil yang kokoh.

2. Tahap Industri Kecil Lanjut.

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal.

Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah

dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan

untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini

diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja

kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R &

D dan administrasi. Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan

menuju berdirinya industri menengah yang mampu menghasilkan

jamur tiram hingga 75 % kebutuhan pasar.

3. Tahap Industri Menengah Nasional.

Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri

kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi

distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor.

Tahap ini diharapkan dapat menyerap menyerap tenaga kerja lebih

banyak.

Page 10: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BAB III

FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG

Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang

belum sukses seperti halnya usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut

kami akan menghambat dan sangat mendukung dalam menjalankan

usaha ini.

A. Faktor penghambat tersebut diantaranya :

1. Banyaknya usaha yang sama.

2. Harga bahan baku yang tidak stabil.

Tapi kami sudah merencanakan untuk memecahkan masalah

faktor penghambat tersebut diantaranya yaitu dengan berhati–hati

dalam mengelola setiap anggaran dana yang akan dikeluarkan.

Sedangkan untuk mengatasi faktor yang kedua, yakni harga bahan

baku tidak stabil, kami menyiasatinya dengan membeli bahan

baku langsung kepada petani setempat agar memperoleh harga

yang lebih murah.

B. Faktor Pendukung Usaha Ini Diantaranya :

1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai.

2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau.

3. Merupakan salah satu bagian produk yang banyak dibutuhkan oleh

masyarakat.

Page 11: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BAB IV

ANALISIS OPERASIONAL

A. Lokasi Produksi

Lokasi usaha terletak Satria Kuncup Pringsewu Utara Kabupaten

Pringsewu.

B. Kapasitas Produksi

Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 3750 baglog. Panen

dilakukan setelah 2 minggu penanaman jamur tiram dan panen dilakukan 3

kali dalam 1 minggu penanaman tersebut hanya mampu memenuhi 75 %

kebutuhan pasar.

C. Proses Produksi

Proses produksi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut.

D. Investasi Yang Dibutuhkan.

Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar 70 juta rupiah. Investasi

diperoleh dari uang yang terkumpul pada setiap pendiri usaha.

E. Rancangan Produksi

Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung

dan kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia

sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional

usaha.

Page 12: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

F. Profil dan Struktur Kepengurusan.

Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap

industri rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap.

Susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut :

Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas

mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager

Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi

bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke

konsumen tanpa masalah.

Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi.

Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab

terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan

pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.

Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melakukan

analisis keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada

pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada

investor. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam

melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.

Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri

menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan

penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi

produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga

mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan

Page 13: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan

ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.

Page 14: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BAB V

ANALISIS KEUANGAN

A. Analisis Modal Yang Di Butuhkan (Skala Produksi 3750 log)

1. Modal tetap

Lahan (10 m x 7 m) = Rp. 25.000.000

2. Biaya Penyusutan

Biaya pembuatan Gubuk = Rp. 10.000.000

3. Modal kerja (Biaya operasional)

a. Bahan baku untuk 3750 log

Biaya 3750 baglog = Rp. 7.500.000

b. Gaji pegawai

Jumlah total per musim = Rp.3.000.000

c. Operasional = Rp. 500.000

4. Total Modal = Modal tetap + modal Penyusutan + Modal Kerja

= Rp. 25.000.000 + Rp. 10.000.000 + Rp. 11.000.000

= Rp. 46.000.000

B. Modal Yang Terkumpul

Diperoleh dari 3 orang pendiri Usaha :

3 orang x Rp. 10.000.000 = Rp. 30.000.000

Page 15: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

C. Tambahan Modal Yang Dibutuhkan

Total Modal – Modal Yang Terkumpul = Rp. 46.000.000 -

Rp. 30.000.000

= Rp. 16.000.000

D. Perhitungan Pendapatan

1. Pendapatan kotor

Produksi jamur (kegagalan 20%) = (3750 x 20%)log x 0,25 kg

= 750 kg

750 kg x 7000 = Rp. 5.250.000/hari

2. Biaya Produksi 1 kali penanaman = Biaya bahan baku + Biaya

Pekerja + operasional

= Rp. 7.500.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 500.000

= Rp. 11.000.000

3. Pendapatan bersih (Net Profit) = pendapatan kotor – biaya

produksi

= Rp. (5.250.000 x 7) – Rp. 11.000.000

= Rp.25.750.000

4. Break Event Point

BEP Produksi = Total biaya produksi / harga satuan

= 11.000.000 / 7000

= 1571,4 kg

Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga

tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 1571,4

kg

Page 16: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi

= 11.000.000 / 3750

= Rp. 2933,33

Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak

mengalami kerugian bila harga jual Rp. 2933,33 per kilo

5. Benefit Cost Ratio

BC Ratio = Rp. 25.750.000/ Rp. 11.000.000

= 2,34

Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha

pembibitan bibit jamur adalah 2,34 di atas total biaya.

6. Masa Pengembalian Modal

dengan penghasilan bersih sebanyak Rp. 25.750.000 dalam setiap

1 kali penanaman jamur dihitung modal usaha dapat diperkirakan

akan kembali pada 2 kali penanaman jamur tiram dengan waktu

kurang lebih 1 bulan 1 minggu.

7. Pembagian keuntungan

Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai

berikut:

Kepentingan sosial : 5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%)

profit

Pengembangan usaha : 25 % profit

Pengelola : 20 % profit

Dividen investor : 50 % profit (20% profit share ; 30%

pengembalian modal)

Page 17: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BAB VI

ANALISIS MANAJEMEN

A. Manajemen Pengelolaan

Dalam kurun waktu tahun 2013 sampai dengan 2014 difokuskan pada

pemantapan produksi. Maksudnya adalah membuat usaha perdagangan

jamur tiram tersebut menjadi dikenal dan tersosialisasi dengan baik

untuk seluruh lapisan masayarakat, bahwasannya jamur tiram yang

dikembangkan ternyata dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Sumber daya manusia yang dikelola dalam pembudidayaan jamur

tiram juga masih sangat minim pengetahuannya. Sehingga perlu sekali

pemahaman dengan cara pembelajaran terlebih dahulu. Hal ini

dilakukan dengan beberapa cara, misalnya studi banding, mengikuti

pelatihan, ataupun studi literatur dari berbagai media cetak maupun

elektronik, baik lokal maupun internasional. Kebanyakan karyawan

juga berasal dari daerah sekitar lokasi usaha, dengan kondisi yang

cukup minim untuk kualifikasinya, sehingga banyak sebagai tenaga

kasar pada bagian produksi.

Pada awal usaha ini memang tidak memiliki manejemen yang baik,

apalagi tentang keuangan. Pembukuan masih sangat sederhana, bahkan

bisa dikatakan tidak ada. Baru dirintis pembukuan sederhana pada

awal tahun 2012. Tetap dikemas secara sederhana namun minimal bisa

Page 18: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

mulai dipilah tentang pembukuan keluarga dan usaha itu sendiri.

Strategi marketing juga dilakukan melalui blog-blog di internet dan

Home page berupa Website resmi dan khusus tentang Profil usaha dan

marketingnya. Bahkan yang sudah berjalan adalah konsultasi

mengenai budi daya jamur melalui email yang sudah berjalan sejak

tahun 2000.

Pemasaran sudah mengalami inovasi yang lebih luas. Segementasi

pasar dan target juga sudah berkembang jauh. Jangkauan pasar bukan

hanya ditingkat lokal, bahkan sudah mencapai seluruh nusantara.

Untuk penjualan sudah mencapai luar pulau, diantaranya, Medan,

Palembang, Lampung, Jambi, Batam, Banjarmasin, Samarinda,

Palangkaraya, Sampit, Tenggarong, Makasar, Ambon, Nusa Tenggara

Timur, dan Bali.

Manajerial masih dilakukan secara sederhana, namun sudah lebih

terkonsep dan penuh strategi, sedangkan pendataan, administrasi dan

keuangan sudah terkomputerisasi. Sehingga untuk keuangan sudah

lebih tertata rapi dan terpilah antara keuangan keluarga dan usaha.

Sedangkan legalitas usaha berubah nama dan lebih difokuskan pada

perdagangan Jamur Tiram dan agrobisnis.

Page 19: Proposal Kewirausahaan Budi Daya Jamur Tiram

BAB VII

PENUTUP

A. Antisipasi Masa Depan

Sebagai wirausahawan yang baik, kami tidak akan membiarkan usaha

ini berjalan secara mendatar. Kami akan terus mencoba memperbaiki

kualitas pekerjaan kami, agar para peminat dan konsumen puas atas

kue yang kami buat. Karena apabila kualitas jamur tiram kami tidak

kami tingkatkan kemungkinan besar usaha ini tidak akan maju, dan

terancam bangkrut.

B. Kesimpulan

Menurut kami usaha ini dapat berkembang dan akan mencapai

keberhasilan. Kami sangat yakin bahwa usaha ini akan maju dan terus

berkembang karena dilakukan oleh orang–orang yang mempunyai

kualitas dalam menjalankan setiap pekerjaan. Kami sadar bahwa usaha

ini tak akan langsung berkembang pesat tapi kami akan terus berjuang

untuk terus menjalankan dan mengembangkan usaha ini.

C. Saran

Demikian proposal pengembangan usaha jamur tiram ini penulis

susun. Dari hasil analisis penulis mengenai peluang pemasaran,

operasional, dan keuangan, penulis optimis bahwa budidaya jamur

tiram ini layak dan berpotensi tinggi untuk dikembangkan.