Proposal Kelapa Saw It
-
Upload
devysetyana -
Category
Documents
-
view
61 -
download
2
Transcript of Proposal Kelapa Saw It
Apo
teke
r A
ngka
tan
I 200
8/20
09
STU
DI K
ELAY
AK
AN
PER
KEB
UN
AN
KEL
APA
SA
WIT
PERKEBUNAN “SAWIT TANPA NAMA”Kec. Batang Cenaku, Kab. Indragiri Hulu, Riau
KELOMPOK 5:AGUS SUPRIANTO, S. Farm (0821015036)
YULIANA ARSIL, S. Farm (0821015005)
HESTI EFFENDI, S. Farm (0821015014)
FELCA ROSIANA, S. Farm (0821015025)
AIDIL FITRIWANTI, S. Farm (0821015037)
BETARIA SUSANTI, S. Farm (0821015049)
IKA SETYANA BEZA, S. Farm (0821015060)
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis, Jack) berasal dari Afrika. Dalam
bahasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama “oil palm”. Tanaman kelapa
sawit menyukai tanah yang subur dan tempat terbuka. Bunga dan buahnya berupa
tandan, serta memiliki cabang yang banyak. Buahnya kecil yang berwarna merah
kehitaman setelah masak. Daging buahnya pun padat, daging dan kulit buahnya
mengandung banyak minyak. Tanaman kelapa sawit memiliki bentuk menyerupai
pohon kelapa dan pohon kelapa sawit dapat mencapai tinggi sampai 24 meter.
Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan dapat tumbuh subur didaerah
tropis. Tanaman ini mulai berbuah sekitar umur 5-6 tahun, tetapi beberapa jenis
hasil persilangan dapat berbuah setelah berumur 36 bulan atau sekitar 3 tahun.
Kelapa sawit bisa menghasilkan buah sampai umur 60 tahun. Hasil buah perpohon
setiap panen bisa mencapai 5- 60 kg.
Di Indonesia tanaman kelapa sawit sudah dikenal sebelum perang dunia
kedua. Tanaman kelapa sawit ini menjadi suatu komoditas perkebunan yang
dibudidayakan baik oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Cerahnya
prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia
telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal
perkebunan kelapa sawit. Selama 14 tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan
luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 2,35 juta ha, yaitu dari 606.780 ha
pada tahun 1986 menjadi hampir 3 juta ha pada tahun 1999.
Dalam segi ekonomi tanaman kelapa sawit memiliki peran yang cukup
penting, karena hampir semua bagian pohon kelapa sawit dapat dijadikan bahan
baku industri. Hasil utama pohon kelapa sawit adalah buah kelapa sawit. Dari
buah kelapa sawit dapat diperoleh minyak untuk bahan baku industri pangan
maupun non pangan. Buah kelapa sawit juga menghasilkan sabut untuk industri
bubur kertas (pulp), atau dibakar sebagai energi yang bisa dimanfaatkan untuk
menggerakkan mesin di pabrik pengolahan kelapa sawitnya sendiri. Begitu juga
sludge atau lumpur endapan sisa bahan olah, yang diperoleh dari ampas setelah
minyak sawit diambil, masih dapat digunakan untuk bahan baku industri pupuk
1
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
atau dijadikan pakan ternak. Minyak sawit juga dapat digunakan sebagai bahan
utama biodiesel atau bahan bakar nabati pengganti minyak solar.
Permintaan yang besar di masa yang akan datang berdampak pada perluasan
penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran. Untuk
menggantikan 2% kebutuhan solar nasional, akan diperlukan 720.000 kilo liter
biodiesel. Untuk keperluan tersebut akan dibutuhkan lahan perkebunan seluas
200.000 hektar.
Selain itu, pemerintah khususnya propinsi RIAU sangat melirik
pemanfaatan dari lahan tidur untuk dikembangkan menjadi perkebunan kelapa
sawit, maka kerja sama dengan pihak swasta (PT) dapat dihasilkan kebun KKPA
(Kebun Kelapa sawit Penduduk Asli) yang telah memiliki PKS (Pabrik Kelapa
Sawit) sendiri.
Dari manfaat yang besar dan permintaan kelapa sawit yang terus meningkat
serta banyaknya lahan tidur yang masih bisa dikembangkan, maka kami melihat
peluang yang menjanjikan, sehingga kami memutuskan untuk melakukan usaha
yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, yang bernama “Sawit Tanpa
Nama”.
2
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Visi usaha
Menjadikan usaha menguntungkan melalui penghasilan TBS (Tandan
Buah Segar) yang maksimal.
2.2 Misi usaha
Melakukan perawatan pohon kelapa sawit sesuai standar sehingga TBS
yang dihasilkan memenuhi syarat.
2.3 Tujuan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha
Tujuan penyusunan studi kelayakan usaha ini adalah menganalisa
semua aspek yang berhubungan dengan perkebunan kelapa sawit sehingga
dapat diketahui apakah investasi perkebunan kelapa sawit akan
menguntungkan atau merugikan. Penyusunan ini merupakan dasar dalam
pengendalian usaha dan panduan dalam melaksanakan aktivitas usaha.
3
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
BAB III
ANALISA SWOT
3.1 Kekuatan (Strength)
Berada di lokasi yang strategis sebab sudah dibangun PKS (Pabrik
Kelapa Sawit ) tidak jauh dari lokasi.
Lokasi tidak jauh dari jalan akses diharapkan akan mempermudah
pengangkutan TBS.
Adanya perkebunan kelapa sawit disekitar lokasi sehingga dapat
mengurangi hama dan perusakan oleh babi hutan.
Tenaga harian lepas mudah didapatkan dari masyarakat sekitar lokasi.
Pohon kelapa sawit merupakan tanaman yang mudah tumbuh.
3.2 Kelemahan (Weakness)
Kesulitan dalam memprediksi harga sawit.
Memerlukan investasi yang cukup besar sebelum menghasilkan.
Harga pupuk yang relatif mahal.
3.3 Peluang (Opportunities)
Permintaan CPO dunia yang terus meningkat.
Tidak perlu mempromosikan untuk menjual TBS karena dapat langsung
diantar ke PKS (Pabrik Kelapa Sawit).
Hasil panen berkelanjutan hingga 25 tahun.
3.4 Ancaman (Treath)
Perawatan yang tidak maksimal memungkinkan pohon tidak tumbuh.
Kualitas TBS yang rendah akan menurunkan penghasilan.
BAB IV
4
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
MANAJEMEN PEMASARAN
4.1 Segmentasi
Daerah sekitar merupakan sentra perkebunan kelapa sawit dan industri
pengolahan sawit.
4.2 Targeting
Pabrik pengolahan kelapa sawit yang mudah dijangkau dari daerah
perkebunan.
4.3 Analisa Pesaing
Pesaing dalam usaha tidak mempengaruhi pendapatan, kalau TBS yang
dihasilkan bagus berarti hasilnya juga besar.
BAB V
5
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
STRATEGI PEMASARAN BARANG
5.1 Product
Barang yang dijual adalah Tandan Buah Segar (TBS) yang mempunyai
Buah Janjang Rata-rata (BJR) diatas 2,5 kg/tandan.
5.2 Place
Lokasi ini terletak dekat KKPA (Kebun Kelapa Sawit Penduduk Asli)
dan inti (milik perusahaan), disekitar lokasi ini telah dilakukan penanaman
sehingga akan lebih mudah untuk pengangkutan buah.
5.3 Process atau daerah pemasaran
Daerah pemasaran adalah PKS di sekitar lokasi perkebunan kelapa
sawit.
5.4 Price
Harga TBS tergantung dari harga CPO dunia dan kondisi pasar. Harga
pada saat ini adalah 1200/kg.
BAB VI
6
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
ASPEK TEKNIS DAN OPERASIONAL
6.1 Gambaran Usaha
Usaha ini bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang akan
menghasilkan TBS.
6.2 Lokasi Tempat Usaha
Lokasi tempat usaha perkebunan kelapa sawit adalah di Kecamatan
Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Indonesia. Alasan
pemilihan lokasi:
Lokasi terletak di kawasan perkebunan kelapa sawit.
Dekat dengan pabrik kelapa sawit, sehingga mudah dalam transportasi.
Jalan akses transportasi sudah tersedia.
Harga tanah yang relatif terjangkau.
Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga SDM mudah didapat.
7
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Gambar lokasi tanah
6.3 Tata Letak (Lay Out)
Luas satu hektar yaitu 100 x 100 m², dengan standar untuk 1 hektar
adalah 130 bibit kelapa sawit yang sudah siap tanam. Dalam usaha ini, lahan
yang digunakan seluas 20 Ha.
6.4 Pengelolaan
A. Pembukaan Lahan
8
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
dan petunjuk yang disarankan.
Pembukaan lahan harus dilakukan dengan teknik dan tata cara yang
benar (tanpa melakukan pembakaran). Tujuan pembukaan lahan yang benar
adalah untuk menghindari kebakaran lahan dan hutan, menghindari polusi
udara akibat asap, dan menyediakan bahan organik untuk memperbaiki
struktur kesuburan tanah.
Tahapan untuk pembukaan lahan adalah sebagai berikut : menebang,
membabat rintisan, mengimas, merancek, membuat pancang kepala dan
membersihkan jalur. Pembuatan saluran drainase, penanaman tanaman
penutup tanah (cover crop), dan pembuatan jalan transportasi.
Dalam pembukaan perkebunan ini, tanah yang dibeli masih hutan
dengan harga Rp. 8.500.000./ha, biaya penebangan dan pembersihan lahan
secara borongan dengan biaya Rp. 3.000.000./ha.
B. Pembelian Bibit
9
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Pembelian bibit dilakukan pada produsen pembibitan, dengan harga
Rp.20.000 per pokok sudah siap tanam. Jenis bibit yang digunakan adalah
sofindo yang berkualitas dan seragam.
C. Pemancangan
Persiapan penanaman dilakukan dengan membuat petak-petak barisan
tempat lokasi tanaman yang akan ditanam. Pembuatan ini biasa disebut
dengan mengajir atau memancang. Sebelum mengajir biasanya dibuat blok-
blok dan jalan rintisan. Kepadatan tanaman biasanya 130 tanaman per ha
pada jarak 9 m x 9 m x 9 m dengan sistem segitiga. Pemancangan ini
membutuhkan waktu selama 1 (satu) hari kerja dimulai dari jam 6:00 s/d
16:00 dengan upah Rp.50.000,/ha.
D. Penanaman
Penanaman di lapangan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan
atau pada bulan Oktober sampai Februari.
Tahapan pekerjaan penanaman adalah sebagai berikut:
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan satu minggu sebelum
penanaman. Pembuatan lubang tanam lebih dari satu minggu akan
10
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
memungkinkan tertimbunnya kembali sebagian lubang yang sudah
digali dengan tanah yang berada di sekitar galian lubang itu sendiri. Hal
ini dapat mengurangi produktivitas tenaga kerja penanaman bibit,
karena tenaga kerja harus mengulang kembali penggalian lubang yang
telah tertimbun. Begitu pula sebaliknya, penggalian lubang tanam yang
terlalu cepat atau kurang dari satu minggu juga tidak dianjurkan karena
semakin kecil persiapan untuk mengontrol kebenaran ukuran dan posisi
lubang.
Umur dan Tinggi Bibit
Bibit tanaman terlebih dahulu diseleksi sebelum dipindahkan terutama
dari segi umur dan tinggi bibit. Penyeleksian bibit dimaksudkan agar
bibit yang akan ditanam merupakan bibit yang tahan terhadap hama dan
penyakit, serta memiliki produktivitas yang tinggi. Umur bibit yang
akan ditanam di lapangan tidak sama di semua tempat. Hal ini
disebabkan oleh iklim yang mempengaruhinya. Pemindahan bibit pada
umur yang tidak tepat dapat menyebabkan kematian. Bibit dengan umur
12 - 14 bulan adalah yang terbaik untuk dipindahkan. Bibit yang
berumur kurang dari 6 bulan tidak tahan terhadap hama dan penyakit.
Sebaliknya, jika melebihi akan menambah biaya penanaman dan waktu
tanam. Walaupun umurnya sama, tinggi bibit di pembibitan tidak
seragam. Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 - 180 cm. Bibit yang
tingginya kurang dari ukuran yang dianjurkan akan menurunkan
produksi, sedangkan yang terlalu tinggi, produksinya tidak lebih tinggi
dibandingkan tanaman yang berasal dari bibit yang dianjurkan.
Waktu Tanam
Penanaman pada awal musim hujan adalah yang paling tepat karena
persediaan air sangat berperan dalam menjaga pertumbuhan bibit
tanaman yang baru dipindahkan. Penanaman yang dilakukan pada
musim kemarau dapat menyebabkan kematian dan memerlukan biaya
yang lebih karena perlu persediaan air. Minimum 10 hari setelah
penanaman diharapkan dapat turun hujan secara berturut-turut. Di
11
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Indonesia, saat terbaik untuk melakukan penanaman adalah pada bulan
Oktober atau November.
Teknik Penanaman
Cara Penanaman
a. Lubang yang telah disiapkan.
b. Lepaskan plastik polybag dan masukkan bibit.
c. Timbun bibit dengan galian atas tanah, padatkan.
Dalam radius 1,5 m disekitar titik tanam harus dibersihkan gulma atau
tanaman pengganggu. Penanaman ini dapat dilakukan dengan cara
borongan, harga borongan untuk saat ini adalah Rp.5.000/btg.
E. Perawatan/Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah tanaman
yang baru ditanam dari bibit sampai berumur 30-36 bulan. Selama masa
TBM dipelukan beberapa jenis pekerjaan yang secara teratur harus
dilaksanakan, yaitu konsolidasi tanaman dengan selalu menjaga tanaman
agar tidak goyah dan tetap berdiri tegak, penyisipan tanaman yang mati atau
kurang subur, pemupukan, persiapan sarana panen dan pemeliharaan jalan.
Saat pemeliharaan biasanya dilakukan juga seleksi tanaman untuk memilih
tanaman yang berkualitas baik.
Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) adalah tanaman yang sudah
menghasilkan berumur 4 tahun. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi
12
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan TM meliputi
pengendalian tanaman liar yang menggangu (gulma), pemangkasan pelepah,
pemupukan dan pemeliharaan jalan rintisan.
F. Pemupukan
Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Sedangkan pemupukan
pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah.
Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan
dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk
secara merata di dalam piringan. Jenis pupuk yang digunakan pada TBM
berupa pupuk Urea, MOP, TSP dan Kieserite. Pemupukan pada TM
meliputi pupuk Urea, MOP, TSP, Kieserite dan Borate. Dosis pupuk yang
diaplikasikan pada TBM dan TM dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Dosis pemupukan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
(TBM).
Umur tanaman
(bulan)
Jenis dan Dosis Pupuk (kg/pohon)
Urea MOP TSP Kieserite Borate
0-12 0,5 0,5 0,5 0,25 -
13
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
13-24 0,75 0,75 0,75 0,5 -
25-36 0,75 0,75 0,75 0,5 -
37-48 1 1 1 0,75 -
49-60 1,2 1,2 1,2 1 0,25
61-72 1,4 1,4 1,4 1 0,25
73-90 1,4 1,4 1,4 1 0,25
G. Pemanenan
Tanaman kelapa sawit sudah dapat berbuah produktif setelah umur 3
tahun. Puncak produksi terbaik adalah setelah umur 5 (lima) tahun. Saat itu,
jumlah tandan yang dapat dipanen sudah mencapai lebih dari 60%, atau
berat rata-rata tandan sudah lebih dari 3 kilogram. Pada umur 5 tahun,
pohon kelapa sawit dapat berbuah sepanjang tahun.
Pemanenan sawit
H. Pengangkutan
Pengangkutan tandan buah segar (TBS) menuju pabrik biasanya
menggunakan truk. Untuk menghasilkan persentase perolehan minyak
14
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
(rendemen) yang baik, buah segar yang baru dipetik harus segera dikirim ke
pabrik. Oleh karena itu, kegiatan pengiriman buah segar dari kebun ke
pabrik dilakukan siang dan malam.
BAB VII
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
15
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
7.1 Aktivitas yang Dilakukan
Aktivitas yang dilakukan dalam usaha perkebunan kelapa sawit mulai
dari awal pembukaan lahan sampai mendapatkan hasil hingga didapatkan
keuntungan.
7.2 Struktur organisasi
Untuk menjalankan usaha perkebunan ini, dibutuhkan banyak tenaga
kerja sehingga perlu suatu manejemen organisasi dalam upaya pengaturan
kerja. Hanya ada manajemen tunggal (single management) atau kebijakan
seseorang (one man policy). Bagan sederhanannya dapat digambarkan
sebagai berikut :
Pemilik
Pelaksana
Pekerja
7.3 Job Descriptions
Uraian pekerjaan dalam usaha perkebunan kelapa sawit ini sebagai berikut:
1. Nama Jabatan :Pemilik Usaha.
Hubungan organisasi :Dengan pelaksana dan pekerja.
Ringkasan pekerjaan :Pembuat kebijakan tertinggi dan pengendali
usaha.
Tugas dan tanggung jawab:
a. Membuat perencanaan strategi dan kebijakan yang menyangkut
operasional perkebunan sawit.
16
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
b. Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja.
c. Menjamin operasional perkebunan kelapa sawit secara hukum.
d. Melakukan kontrol secara keseluruhan atas operasional perkebunan
kelapa sawit.
e. Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum
berkaitan dengan finansial.
f. Bertanggung jawab dalam memajukan usaha.
g. Menangani hubungan eksternal seperti halnya kerja sama dengan
pabrik kelapa sawit, pemerintah, dan pihak-pihak luar yang secara
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi usaha
perkebunan.
2. Nama Jabatan : Pelaksana.
Hubungan organisasi : Dengan pemilik dan pekerja.
Ringkasan pekerjaan : Pengawasan kerja.
Tugas dan tanggung jawab:
a. Menjalankan segala tugas yang diberikan oleh pemilik untuk
melakukan kegiatan perkebunan.
b. Bertanggung jawab terhadap hal-hal yang menyangkut pelaksanaan
usaha perkebunan baik untuk kebutuhan sehari-hari ataupun yang
tidak terjadwal.
c. Memastikan jumlah setiap penjualan kelapa sawit.
d. Mengorganisir seluruh pekerjaan dalam usaha perkebunan.
e. Memastikan semua prosedur dan standar serta kebijakan yang
diturunkan dari pemilik telah dijalankan secara efektif oleh seluruh
pekerja.
3. Nama Jabatan : Pekerja
Hubungan organisasi : Dengan pelaksana.
17
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Ringkasan pekerjaan :Melaksanakan semua aktivitas dalam
perkebunan.
Tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap segala kegiatan
yang diturunkan oleh pemilik kepada pelaksana.
b. Mengikuti semua petunjuk dan garis besar kebijakan serta prosedur
dalam melaksanakan semua kegiatan perkebunan.
BAB VIII
ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS
18
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
8.1 Bentuk Badan Usaha yang Dipilih
Badan usaha ini berbentuk perseorangan (PO). Usaha ini memiliki satu
kebun dengan manajemen yang dipegang oleh pemilik. Segala keputusan,
meskipun masalah kecil, harus diputuskan oleh pemilik. Pendelegasian
wewenang tidak ada dan semua karyawan bersifat pembantu biasa (bekerja
menunggu instruksi dari pemilik). Pemilik perusahaan memegang
kekuasaan penuh dan bawahan tidak pernah dimintai pendapat.
8.2 Perizinan dan Surat-menyurat
Pengurusan surat-surat dalam usaha ini:
1. Pengurusan sertifikat.
Pengurusan sertifikat dilakukan oleh pemilik kepada pemerintah
setempat yang selanjutnya akan diurus ke tingkat selanjutnya sampai ke
Kabupaten setempat. Sertifikat ini adalah surat keterangan hak milik
yang disahkan oleh pemerintah sehingga tanah yang dimiliki legal atau
resmi.
2. Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Perkebunan (STD-B)
Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 26/Permentan/OT.140/2/2007
tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, bahwa usaha
perkebunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha budidaya tanaman
perkebunan dan usaha industri pengolahan hasil perkebunan.
Perusahaan perkebunan yang melakukan kegiatan usaha perkebunan
dengan luas kurang dari 25 ha wajib didaftar oleh Bupati/Walikota dan
akan mendapatkan Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Perkebunan
(STD-B) dari Bupati/Walikota. Jika luas lahan perkebunan yang
dikelola lebih dari 25 ha, perusahaan pengelola wajib memiliki Izin
Usaha Perkebunan atau IUP–B.
3. Surat Jual Beli Tanah.
19
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Surat yang menerangkan penjual dan pembeli melakukan transaksi jual
beli tanah yang diketahui oleh pemerintah setempat dan saksi-saksi.
4. Surat Pengantar Buah.
Surat pengantar buah didapat dari PKS melalui perantara, surat ini
digunakan saat mengantar TBS ke PKS.
BAB IX
20
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
ASPEK ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN
9.1 Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan diartikan sebagai perubahan kondisi maupun
fungsi dari suatu komponen lingkungan hidup akibat keberlangsungan suatu
komponen kegiatan. Perhatian khusus tentu perlu diberikan terhadap
dampak-dampak yang menyebabkan perubahan berarti.
Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang dapat
berpengaruh terhadap dampak antara lain adalah pada pembukaan lahan,
lokasi dan luas lahan perkebunan kelapa sawit. Sedangkan rona lingkungan
yang turut terpengaruh antara lain adalah kondisi ekosistem, hidrologi dan
sikap penduduk yang tinggal di wilayah sekitar perkebunan.
Pada umumnya dampak yang ditimbulkan oleh usaha perkebunan
kelapa sawit berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kuantitas air,
penyebaran hama dan perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan
pestisida. Selain itu, sering pula muncul potensi konflik sosial dan
munculnya penyebaran penyakit tanaman endemik.
Dampak lingkungan suatu kegiatan perlu dikenali sejak dini. Keputusan
layak-tidaknya suatu kegiatan untuk direalisasikan harus
mempertimbangkan berbagai dampak lingkungan yang mungkin muncul.
Potensi dampak negatif dalam usaha ini dapat diatasi dengan baik, sehingga
kegiatan ini dapat direalisasikan.
9.2 Upaya Pengelolaan Dampak
Ada 4 pendekatan yang perlu dilakukan untuk mengelola seluruh
potensi dampak lingkungan baik dari segi pengembangan dan
pengoperasian perkebunan kelapa sawit. Pendekatan tersebut diharapkan
dapat mengeliminasi beberapa potensi dampak, sebagian lagi hanya akan
bersifat mengurangi dan mengendalikan potensi dampak yang lain.
Pendekatan lainnya mungkin dapat memaksimalkan dampak positif yang
ditimbulkan. Tolok ukur dampak dapat diukur dengan menggunakan
pendekatan batas ambang yang diperbolehkan. Tentunya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
21
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
1. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi yang dimaksud adalah meletakkan rencana lokasi
perkebunan pada daerah yang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
(RTRW) dan rencana makro (roadmap Departemen Pertanian) sehingga
tidak perlu lagi dilakukan konversi lahan. Dampak yang terjadi akan
sulit dikelola, misalnya seperti wilayah masyarakat asli (tanah
ulayat/adat), kawasan hutan habitat flora dan fauna yang dilindungi UU,
lahan dengan kemiringan terjal, dan kawasan yang memiliki sumber
daya air untuk wilayah sekitarnya. Kawasan seperti itu dilindungi
dalam UU sebagai kawasan konservasi atau kawasan lindung dan
sebaiknya dihindari dalam pemilihan lokasi perkebunan. Pemilihan
lokasi perkebunan ini sudah tepat.
2. Pendekatan Kesepakatan dengan Masyarakat
Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dapat menjadi contoh
yang baik untuk menunjukkan manfaat positif. Model lain dari
kesepakatan yang dicapai dengan masyarakat adalah melalui kemitraan.
Selain sebagai tenaga kerja, masyarakat setempat dapat bermitra dengan
perusahaan kebun kelapa sawit. Dalam hal ini masyarakat dapat
membangun dan mengelola kebunnya sendiri. Sementara itu perusahaan
membantu masyarakat membangun perkebunan dan membeli hasil dari
perkebunan milik masyarakat.
3. Pendekatan Kesepakatan Sosial
Pendekatan sosial sebaiknya dilakukan melalui pertemuan tatap-muka
dan dialog langsung dengan penduduk. Ada baiknya beberapa wakil
penduduk dilibatkan dalam perencanaan sejak awal. Untuk memberikan
masukan berkaitan dengan status lahan, kepemilikan lahan, harga jual
lahan, pencarian tenaga kerja, dan sebagainya.
4. Perbaikan Desain
22
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Pendekatan perbaikan desain (rancang bangun) terutama berkaitan
dengan tata letak kebun, dan budidaya. Pendekatan perbaikan tataletak
kebun, misalnya, mengatur jalur jalan (jalan utama, jalan produksi, dan
jalan kontrol) sesuai topografi lahan.
BAB X
23
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
ASPEK KEUANGAN
10.1 Perkiraan Waktu Kerja
Lokasi perkebunan berada di Kec. Batang Cenaku kab. Indragiri Hulu
seluas 20 ha.
10.2 Perkiraan Biaya operasional
a. Perkiraan Biaya Untuk 1 Ha Lahan
1. Pembukaan Lahan
No Uraian Satuan Ha Harga/satuan Jumlah (Rp)1 Beli tanah dan SKT Ha 1 8.500.000 8.500.000
2. Penebangan dan pembersihan lahan
Ha 1 3.000.000 3.000.000
3. Bibit Btg 136 20.000 2.720.0004. Pancang Ha 1 50.000 500005. Tanam Btg 130 5.000 650000
Total 14.920.000
2. TBM 1 (Tanaman Belum Menghasilkan pada tahun 1 yaitu umur 0-12
bulan)
No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Konsolidasi Ha 1 1 36.000 36.0002. Pembersihan (babat) Ha 1 1 1.000.000 1.000.0003. Pemupukan
1. Pupuk Urea A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Urea (dosis= 0,5 kg/btg)
Kg 65 2 6.000 780.000
2. Pupuk MOP A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. MOP (d=0,5 kg/btg) Kg 65 2 6.000 780.000
24
Kegiatan TahunWaktu awal proyek 2009Pembukaan lahan 2009Awal penanaman 2010Awal pemanenan 2013
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
3. Pupuk TSP A. Tenaga HK 0,45 2 36.000 32.400 B. TSP(d=0,5 kg/btg) Kg 65 2 15.000 1.950.000 4. Pupuk Kieserite A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Kieserite (d=0,25kg/btg)
Kg 32.5 2 1.700 110.500
Total 1.208.700 4.829.300
3. TBM 2 (Tanaman Belum Menghasilkan pada tahun 2 yaitu umur 13-24
bulan)
No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 2 70.000 140.000
2. Semprot piringan dan pasar pikul
A. Tenaga HK 0,75 2 36.000 54.000B. Round’up L 0,975 2 75.000 146.250
3. Pemupukan 1. Pupuk Urea A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Urea (dosis= 0,75 kg/btg)
Kg 97,5 2 6.000 1.170.000
2. Pupuk MOP A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. MOP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 6.000 1.170.000 3. Pupuk TSP A. Tenaga HK 0,45 2 36.000 32.400 B. TSP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 15.000 2.925.000 4. Pupuk Kieserite A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Kieserite (d=0,5 kg/btg) Kg 65 2 1.700 221.000 Total 353.700 5.999.050
4. TBM 3 (Tanaman Belum Menghasilkan pada tahun 3 yaitu umur 25-36
bulan)
25
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 1 70.000 70.000
2. Semprot piringan dan pasar pikul
A. Tenaga HK 0,75 1 36.000 27.000B. Round’up L 0,975 1 75.000 73.125
3. Pemupukan 1. Pupuk Urea A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Urea (dosis= 0,75 kg/btg)
Kg 97,5 2 6.000 1.170.000
2. Pupuk MOP A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. MOP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 6.000 1.170.000 3. Pupuk TSP A. Tenaga HK 0,45 2 36.000 32.400 B. TSP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 15.000 2.925.000 4. Pupuk Kieserite A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Kieserite (d=0,5 kg/btg)
Kg 65 2 1.700 221.000
4. Kastrasi HK 1 1 36.000 36.000
Total 5.864.925
5. 5. TM 1 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 1 yaitu umur 37-48 bulan)
6.
No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 1 73.500 73.500
2. Semprot piringan dan pasar pikul
a. Tenaga HK 0,75 1 37.800 28.350 b. Round’up L 0,975 1 78.750 76.781
3. Pemupukan 1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Urea (dosis= 1 kg/btg) Kg 130 2 6.300 1.638.000
2. Pupuk MOP
26
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. MOP (d=1 kg/btg) Kg 130 2 6.300 1.638.000
3. Pupuk TSP a. Tenaga HK 0,45 2 37.800 34.020 b. TSP (d=1 kg/btg) Kg 130 2 15.750 4.095.000 4. Pupuk Kieserite a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Kieserite (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 1.785 348.075 Total 8.079.146
7. TM 2 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 2 yaitu umur 49-60 bulan)
No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 1 73.500 73.500
2. Semprot piringan dan pasar pikul
a. Tenaga HK 0,75 1 37.800 28.350 b. Round’up L 0,975 1 78.750 76.781
3. Pemupukan 1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140b. Urea (dosis= 1,2 kg/btg) Kg 156 2 6.300 1.965.600 2. Pupuk MOP a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140b. MOP (d=1,2 kg/btg) Kg 156 2 6.300 1.965.600 3. Pupuk TSP a. Tenaga HK 0,45 2 37.800 34.020 b. TSP (d=1,2 kg/btg) Kg 156 2 15.750 4.914.000 4. Pupuk Kieserite a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Kieserite (d=1 kg/btg) Kg 130 2 1.785 464.100 5. Pupuk borate a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Borate (0,25 kg/btg) Kg 32,5 2 9.975 648.375
27
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Total 10.366.886
8. TM 3 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 3 yaitu umur 61 - 72 bulan)
No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)
1. Pemupukan 1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140
2. b. Urea (dosis= 1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.300 2.293.200 2. Pupuk MOP a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. MOP (d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.300 2.293.200 3. Pupuk TSP a. Tenaga HK 0,45 2 37.800 34.020 b. TSP (d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 15.750 5.733.000 4. Pupuk Kieserite a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Kieserite (d=1 kg/btg) Kg 130 2 1.785 464.100 5. Pupuk borate a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Borate (0,25 kg/btg) Kg 32,5 2 9.975 648.375 Total 11.662.455
8. TM 4 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 4 yaitu umur 72 - 84 bulan)
No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Pemupukan
1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. Urea(dosis= 1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.615 2.407.860
28
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
02. Pupuk MOP 0 a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. MOP(d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.615 2.407.860 03. Pupuk TSP 0 a. Tenaga HK 0,45 2 39.690 35.721 b. TSP(d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 16.538 6.019.650 04. Pupuk Kieserite 0 a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. Kieserite(d=1 kg/btg) Kg 130 2 1.874 487.240 05. Pupuk borate 0 a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. Borate (0,25 kg/btg) Kg 32,5 2 10.474 680.794 Total 12.245.513
9. TM 5 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 5 yaitu umur 84 - 96 bulan)
Sama dengan biaya tahun TM 4 = Rp 12.245.513
10. TM 6 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 6 yaitu umur 96 - 108 bulan)
Sama dengan TM 5 = Rp 12.245.513
11. TM 7 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 7 yaitu umur 108 - 120 bulan)
Kenaikan 5 % dari TM 6 = Rp 12.857.788,65
b. Perkiraan Biaya Penanaman Dan Perawatan (20 ha)
Tahun Anggaran biaya Jumlah (Rp)2009 Tanah pembukaan lahan 298.400.0002010 TBM 1 (0-12 bulan) 96.586.0002011 TBM 2 (12-24 bulan) 119.981.000
29
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
2012 TBM 3 (24-36 bulan) 117.298.5002013 TM 1 161.582.9202014 TM 2 207.337.7202015 TM 3 233.249.1002016 TM 4 244.910.2602017 TM 5 244.910.2602018 TM 6 244.910.2602019 TM 7 257.155.773 Total 2.226.321.793
c. Biaya Manajemen
PosisiJumlah personil
Jumlah bulan
Gaji/bulan (Rp)
Gaji/tahun (Rp)
Pelaksana lapangan
1 131.100.000 14.300.000
Asumsi kenaikan 5% /thn.
d. Biaya ATK = Rp. 200.000/thn.
Asumsi kenaikan 2 %/thn.
e. Biaya lain – lain = Rp. 3.600.000/thn.
Asumsi kenaikan 2 %/thn.
f. Timbangan dan keranjang
Harga = Rp 575.000.
30
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
g. Biaya Operasional
- biaya pemanenen
- biaya transportasi ke PKS (muat TBS, sewa mobil)
TM ke- (tahun)
Produksi TBS/thn (ton) Biaya pemanenan Harga muat TBS Sewa mobil Total harga (7%)
1 ha 20 ha Rp 80/kgAsumsi
kenaikan 7%/thn
Rp. 13/kgAsumsi
kenaikan 7%/thn
Rp. 205/kgAsumsi
kenaikan 7%/thn
Total biaya panen
1 (2013) 9 180 14.400.000 14.400.000 2.340.000 2.340.000 36.900.000 36.900.000 53.640.0002 (2014) 15 300 24.000.000 25.680.000 3.900.000 4.173.000 61.500.000 65.805.000 95.658.0003 (2015) 18 360 28.800.000 30.816.000 4.680.000 5.007.600 73.800.000 78.966.000 114.789.6004 (2016) 21 420 33.600.000 35.952.000 5.460.000 5.842.200 86.100.000 92.127.000 133.921.2005 (2017) 26 520 41.600.000 44.512.000 6.760.000 7.233.200 106.600.000 114.062.000 165.807.2006 2018) 29 580 46.400.000 49.648.000 7.540.000 8.067.800 118.900.000 127.223.000 184.938.8007 (2019) 31 620 49.600.000 53.072.000 8.060.000 8.624.200 127.100.000 135.997.000 197.693.200
Total 738 2.980 238.400.000 254.080.000 38.740.000 41.288.000 610.900.000 651.080.000 946.448.000
31
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
B. Penerimaan
1. Pemanenan
TM ke-Produksi TBS/thn (ton) Harga /kg
(Rp)Jumlah (Rp) Asumsi kenaikan
harga 7 % (Rp)1 ha 20 ha
1 (2013) 9 180 1570 282.600.000 282.600.0002 (2014) 15 300 1570 471.000.000 503.970.0003 (2015) 18 360 1570 565.200.000 604.764.0004 (2016) 21 420 1570 659.400.000 705.558.0005 (2017) 26 520 1570 816.400.000 873.548.0006 2018) 29 580 1570 910.600.000 974.342.0007 (2019) 31 620 1570 973.400.000 1.041.538.000
Total 2.980 4.678.600.000 4.986.320.000
32
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
D. Fix cost tahunan
No Kegiatan
Biaya pemeliharaan (Rp)2009 2010 (TBM 1) 2011 (TBM 2) 2012 (TBM 3) 2013 (TM 1) 2014 (TM 2) 2015 (TM 3) 2016 (TM 4) 2017 (TM 5) 2018 (TM 6) 2019 (TM 7)
1. Pembelian & Pembukaan lahan
298.400.000 - - - - - - - - - -
2. Pemeliharaan - 96.586.000 119.981.000 117.298.500 161.582.920 207.337.720 233.249.100 244.910.260 244.910.260 244.910.260 257.155.773
3. Gaji karywan (5%) 14.300.000 15.015.000 15.765.750 16.554.038 17.381.739 18.250.826 19.163.368 20.121.536 21.127.613 22.183.993 23.293.193
4. ATK (2 %) 200.000 204.000 208.080 212.242 216.486 220.816 225.232 229.737 233.800 238.800 243.576
5. Pemanenan - - - - 53.640.000 95.658.000 114.789.600 133.921.200 165.807.200 184.938.800 197.693.200
6. Lain –lain (2%) 3.600.000 3.672.000 3.745.440 3.820.349 3.896.756 3.974.691 4.054.185 4.135.268 4.217.974 4.302.333 4.388.380
7. Timbangan dan keranjang 575.000
Total 317.075.000 115.477.000 139.700.270 137.885.128 236.717.902 325.442.053 371.481.485 403.318.002 436.296.847 456.574.187 482.774.122
E. Cash flow
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan - - - 282.600.000 503.970.000 604.764.000 705.558.000 873.548.000 974.342.000 1.041.538.000
Biaya 317.075.000 115.477.000 139.700.270 137.885.128 236.717.902 325.442.053 371.481.485 403.318.002 436.296.847 456.574.187 482.774.122
Profit margin
-317.075.000 -115.477.000 -139.700.270 -137.885.128 45.882.098 178.527.947 233.282.515 302.239.998 437.251.153 517.767.813 558.763.878
33
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
F. Pay Back Periode (PBP)
Tahun Net benefitDiscount factor
(7%)Present value Kumulatif value
0 - - 317.075.000
1 - 0,934 - 432.552.000
2 - 0,873 572.252.270
3 - 0,816 710.137.398
4 45.882.098 0,763 35.008.041 675.129.357
5 178.527.947 0,713 127.290.426 547.838.931
6 233.282.515 0,666 155.366.155 392.472.776
7 302.239.998 0,623 188.295.519 204.177.257
8 437.251.153 0,582 254.480.171 -50.302.914
9 517.767.813 0,544 281.665.690 -331.968.605
10 558.763.878 0,508 283.852.050 -615.820.654,89
Jadi PBP tahun ke-8 , bulan ke-1
G. Internal Rate Of Return (IRR)
Tahun Net benefitDiscount
factor (7%)
Present value Kumulatif valueDiscount
factor (9%)
Present value Kumulatif value
0 - - 317.075.000 - - 317.075.000
1 - 0,934 - 432.552.000 0,917 - 432.552.000
2 - 0,873 572.252.270 0,842 - 572.252.270
3 - 0,816 710.137.398 0,772 - 710.137.398
4 45.882.098 0,763 35.008.041 675.129.357 0,708 32484525,68 677.652.872
5 178.527.947 0,713 127.290.426 547.838.931 0,65 116043165,3 561.609.707
6 233.282.515 0,666 155.366.155 392.472.776 0,596 139036379 422.573.328
7 302.239.998 0,623 188.295.519 204.177.257 0,547 165325279,1 257.248.049
8 437.251.153 0,582 254.480.171 -50.302.914 0,502 219500079 37.747.970
9 517.767.813 0,544 281.665.690 -331.968.605 0,46 238173194,1 -200.425.224
10 558.763.878 0,508 283.852.050 -615.820.654,89 0,422 235798356,5 -436.223.581
34
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Kesimpulan : investasi layak untuk dilakukan karena nilai IRR lebih besar dari
bunga bank
BAB XI
KESIMPULAN
35
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
Berdasarkan uraian dan analisa studi kelayakan yang telah dijabarkan pada bab -
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Segi pasar, permintaan terhadap kelapa sawit terus meningkat. Dimana harga tiap kg
sawit pertahunnya tergantung dari harga CPO dunia. Barang yang kami jual adalah
tandan buah segar (TBS) dengan berat janjang rata-rata 2,5 kg yang telah memenuhi
persyaratan dalam segi penjualan.
2. Segi perekonomian, pembukaan lahan perkebunan sawit kami ini dapat membantu
peningkatan devisa negara .
3. Segi hukum, kami memiliki izin yang kuat dan diakui oleh hukum sebagai
perkebunan yang dipegang pemilik, yang memegang kekuasaan penuh dan bawahan
tidak pernah dimintai pendapat.
4. Segi produk, kelapa sawit yang kami hasilkan memenuhi persyaratan yang terstandar,
mulai dari pembelian bibit, penanaman, pemeliharaan sampai menghasilkan tandan
buah segar.
5. Segi lokasi, lokasi yang kami gunakan letaknya cukup strategis karena terletak di
kawasan perkebunan kelapa sawit, dekat dengan pabrik pengolahan kelapa sawit,
jalan akses transportasi sudah tersedia, dan dekat dengan pemukiman penduduk yang
memungkinkan SDM mudah didapat serta harga tanah yang relatif terjangkau.
6. Segi manajemen SDM, kami memperkerjakan pekerja yang telah memiliki latar
belakang dan pengalaman dibidang perkebunan kelapa sawit di lokasi perkebunan.
7. Segi dampak lingkungan, dampak negatif dari usaha perkebunan ini dapat diatasi
dengan baik.
8. Segi finansial, biaya-biaya, kewajiban-kewajiban, dan harta yang digunakan balance
dengan modal yang ada.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka kami berkeyakinan bahwa usaha
perkebunan “Sawit Tanpa Nama” yang berlokasi di Kecamatan Batang Cenaku,
Kabupaten Indragiri hulu, Riau akan berkembang dengan baik. Demikian studi kelayakan
36
Studi Kelayakan Kelapa Sawit
ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan aktivitas perkebunan sehari-hari
dan dapat dilaksanakan dengan baik.
37