Proposal Kelapa Saw It

51
Apoteker Angkatan I 2008/2009 STUDI KELAYAKAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KELOMPOK 5: AGUS SUPRIANTO, S. Farm (0821015036) YULIANA ARSIL, S. Farm (0821015005) HESTI EFFENDI, S. Farm (0821015014) FELCA ROSIANA, S. Farm (0821015025) AIDIL FITRIWANTI, S. Farm (0821015037) BETARIA SUSANTI, S. Farm (0821015049) IKA SETYANA BEZA, S. Farm (0821015060)

Transcript of Proposal Kelapa Saw It

Page 1: Proposal Kelapa Saw It

Apo

teke

r A

ngka

tan

I 200

8/20

09

STU

DI K

ELAY

AK

AN

PER

KEB

UN

AN

KEL

APA

SA

WIT

PERKEBUNAN “SAWIT TANPA NAMA”Kec. Batang Cenaku, Kab. Indragiri Hulu, Riau

KELOMPOK 5:AGUS SUPRIANTO, S. Farm (0821015036)

YULIANA ARSIL, S. Farm (0821015005)

HESTI EFFENDI, S. Farm (0821015014)

FELCA ROSIANA, S. Farm (0821015025)

AIDIL FITRIWANTI, S. Farm (0821015037)

BETARIA SUSANTI, S. Farm (0821015049)

IKA SETYANA BEZA, S. Farm (0821015060)

Page 2: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

BAB I

PENDAHULUAN

Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis, Jack) berasal dari Afrika. Dalam

bahasa Inggris tanaman ini dikenal dengan nama “oil palm”. Tanaman kelapa

sawit menyukai tanah yang subur dan tempat terbuka. Bunga dan buahnya berupa

tandan, serta memiliki cabang yang banyak. Buahnya kecil yang berwarna merah

kehitaman setelah masak. Daging buahnya pun padat, daging dan kulit buahnya

mengandung banyak minyak. Tanaman kelapa sawit memiliki bentuk menyerupai

pohon kelapa dan pohon kelapa sawit dapat mencapai tinggi sampai 24 meter.

Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan dapat tumbuh subur didaerah

tropis. Tanaman ini mulai berbuah sekitar umur 5-6 tahun, tetapi beberapa jenis

hasil persilangan dapat berbuah setelah berumur 36 bulan atau sekitar 3 tahun.

Kelapa sawit bisa menghasilkan buah sampai umur 60 tahun. Hasil buah perpohon

setiap panen bisa mencapai 5- 60 kg.

Di Indonesia tanaman kelapa sawit sudah dikenal sebelum perang dunia

kedua. Tanaman kelapa sawit ini menjadi suatu komoditas perkebunan yang

dibudidayakan baik oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Cerahnya

prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia

telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal

perkebunan kelapa sawit. Selama 14 tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan

luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 2,35 juta ha, yaitu dari 606.780 ha

pada tahun 1986 menjadi hampir 3 juta ha pada tahun 1999.

Dalam segi ekonomi tanaman kelapa sawit memiliki peran yang cukup

penting, karena hampir semua bagian pohon kelapa sawit dapat dijadikan bahan

baku industri. Hasil utama pohon kelapa sawit adalah buah kelapa sawit. Dari

buah kelapa sawit dapat diperoleh minyak untuk bahan baku industri pangan

maupun non pangan. Buah kelapa sawit juga menghasilkan sabut untuk industri

bubur kertas (pulp), atau dibakar sebagai energi yang bisa dimanfaatkan untuk

menggerakkan mesin di pabrik pengolahan kelapa sawitnya sendiri. Begitu juga

sludge atau lumpur endapan sisa bahan olah, yang diperoleh dari ampas setelah

minyak sawit diambil, masih dapat digunakan untuk bahan baku industri pupuk

1

Page 3: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

atau dijadikan pakan ternak. Minyak sawit juga dapat digunakan sebagai bahan

utama biodiesel atau bahan bakar nabati pengganti minyak solar.

Permintaan yang besar di masa yang akan datang berdampak pada perluasan

penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran. Untuk

menggantikan 2% kebutuhan solar nasional, akan diperlukan 720.000 kilo liter

biodiesel. Untuk keperluan tersebut akan dibutuhkan lahan perkebunan seluas

200.000 hektar.

Selain itu, pemerintah khususnya propinsi RIAU sangat melirik

pemanfaatan dari lahan tidur untuk dikembangkan menjadi perkebunan kelapa

sawit, maka kerja sama dengan pihak swasta (PT) dapat dihasilkan kebun KKPA

(Kebun Kelapa sawit Penduduk Asli) yang telah memiliki PKS (Pabrik Kelapa

Sawit) sendiri.

Dari manfaat yang besar dan permintaan kelapa sawit yang terus meningkat

serta banyaknya lahan tidur yang masih bisa dikembangkan, maka kami melihat

peluang yang menjanjikan, sehingga kami memutuskan untuk melakukan usaha

yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, yang bernama “Sawit Tanpa

Nama”.

2

Page 4: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Visi usaha

Menjadikan usaha menguntungkan melalui penghasilan TBS (Tandan

Buah Segar) yang maksimal.

2.2 Misi usaha

Melakukan perawatan pohon kelapa sawit sesuai standar sehingga TBS

yang dihasilkan memenuhi syarat.

2.3 Tujuan Penyusunan Studi Kelayakan Usaha

Tujuan penyusunan studi kelayakan usaha ini adalah menganalisa

semua aspek yang berhubungan dengan perkebunan kelapa sawit sehingga

dapat diketahui apakah investasi perkebunan kelapa sawit akan

menguntungkan atau merugikan. Penyusunan ini merupakan dasar dalam

pengendalian usaha dan panduan dalam melaksanakan aktivitas usaha.

3

Page 5: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

BAB III

ANALISA SWOT

3.1 Kekuatan (Strength)

Berada di lokasi yang strategis sebab sudah dibangun PKS (Pabrik

Kelapa Sawit ) tidak jauh dari lokasi.

Lokasi tidak jauh dari jalan akses diharapkan akan mempermudah

pengangkutan TBS.

Adanya perkebunan kelapa sawit disekitar lokasi sehingga dapat

mengurangi hama dan perusakan oleh babi hutan.

Tenaga harian lepas mudah didapatkan dari masyarakat sekitar lokasi.

Pohon kelapa sawit merupakan tanaman yang mudah tumbuh.

3.2 Kelemahan (Weakness)

Kesulitan dalam memprediksi harga sawit.

Memerlukan investasi yang cukup besar sebelum menghasilkan.

Harga pupuk yang relatif mahal.

3.3 Peluang (Opportunities)

Permintaan CPO dunia yang terus meningkat.

Tidak perlu mempromosikan untuk menjual TBS karena dapat langsung

diantar ke PKS (Pabrik Kelapa Sawit).

Hasil panen berkelanjutan hingga 25 tahun.

3.4 Ancaman (Treath)

Perawatan yang tidak maksimal memungkinkan pohon tidak tumbuh.

Kualitas TBS yang rendah akan menurunkan penghasilan.

BAB IV

4

Page 6: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

MANAJEMEN PEMASARAN

4.1 Segmentasi

Daerah sekitar merupakan sentra perkebunan kelapa sawit dan industri

pengolahan sawit.

4.2 Targeting

Pabrik pengolahan kelapa sawit yang mudah dijangkau dari daerah

perkebunan.

4.3 Analisa Pesaing

Pesaing dalam usaha tidak mempengaruhi pendapatan, kalau TBS yang

dihasilkan bagus berarti hasilnya juga besar.

BAB V

5

Page 7: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

STRATEGI PEMASARAN BARANG

5.1 Product

Barang yang dijual adalah Tandan Buah Segar (TBS) yang mempunyai

Buah Janjang Rata-rata (BJR) diatas 2,5 kg/tandan.

5.2 Place

Lokasi ini terletak dekat KKPA (Kebun Kelapa Sawit Penduduk Asli)

dan inti (milik perusahaan), disekitar lokasi ini telah dilakukan penanaman

sehingga akan lebih mudah untuk pengangkutan buah.

5.3 Process atau daerah pemasaran

Daerah pemasaran adalah PKS di sekitar lokasi perkebunan kelapa

sawit.

5.4 Price

Harga TBS tergantung dari harga CPO dunia dan kondisi pasar. Harga

pada saat ini adalah 1200/kg.

BAB VI

6

Page 8: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

ASPEK TEKNIS DAN OPERASIONAL

6.1 Gambaran Usaha

Usaha ini bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang akan

menghasilkan TBS.

6.2 Lokasi Tempat Usaha

Lokasi tempat usaha perkebunan kelapa sawit adalah di Kecamatan

Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Indonesia. Alasan

pemilihan lokasi:

Lokasi terletak di kawasan perkebunan kelapa sawit.

Dekat dengan pabrik kelapa sawit, sehingga mudah dalam transportasi.

Jalan akses transportasi sudah tersedia.

Harga tanah yang relatif terjangkau.

Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga SDM mudah didapat.

7

Page 9: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Gambar lokasi tanah

6.3 Tata Letak (Lay Out)

Luas satu hektar yaitu 100 x 100 m², dengan standar untuk 1 hektar

adalah 130 bibit kelapa sawit yang sudah siap tanam. Dalam usaha ini, lahan

yang digunakan seluas 20 Ha.

6.4 Pengelolaan

A. Pembukaan Lahan

8

Page 10: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

dan petunjuk yang disarankan.

Pembukaan lahan harus dilakukan dengan teknik dan tata cara yang

benar (tanpa melakukan pembakaran). Tujuan pembukaan lahan yang benar

adalah untuk menghindari kebakaran lahan dan hutan, menghindari polusi

udara akibat asap, dan menyediakan bahan organik untuk memperbaiki

struktur kesuburan tanah.

Tahapan untuk pembukaan lahan adalah sebagai berikut : menebang,

membabat rintisan, mengimas, merancek, membuat pancang kepala dan

membersihkan jalur. Pembuatan saluran drainase, penanaman tanaman

penutup tanah (cover crop), dan pembuatan jalan transportasi.

Dalam pembukaan perkebunan ini, tanah yang dibeli masih hutan

dengan harga Rp. 8.500.000./ha, biaya penebangan dan pembersihan lahan

secara borongan dengan biaya Rp. 3.000.000./ha.

B. Pembelian Bibit

9

Page 11: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Pembelian bibit dilakukan pada produsen pembibitan, dengan harga

Rp.20.000 per pokok sudah siap tanam. Jenis bibit yang digunakan adalah

sofindo yang berkualitas dan seragam.

C. Pemancangan

Persiapan penanaman dilakukan dengan membuat petak-petak barisan

tempat lokasi tanaman yang akan ditanam. Pembuatan ini biasa disebut

dengan mengajir atau memancang. Sebelum mengajir biasanya dibuat blok-

blok dan jalan rintisan. Kepadatan tanaman biasanya 130 tanaman per ha

pada jarak 9 m x 9 m x 9 m dengan sistem segitiga. Pemancangan ini

membutuhkan waktu selama 1 (satu) hari kerja dimulai dari jam 6:00 s/d

16:00 dengan upah Rp.50.000,/ha.

D. Penanaman

Penanaman di lapangan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan

atau pada bulan Oktober sampai Februari.

Tahapan pekerjaan penanaman adalah sebagai berikut:

Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan satu minggu sebelum

penanaman. Pembuatan lubang tanam lebih dari satu minggu akan

10

Page 12: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

memungkinkan tertimbunnya kembali sebagian lubang yang sudah

digali dengan tanah yang berada di sekitar galian lubang itu sendiri. Hal

ini dapat mengurangi produktivitas tenaga kerja penanaman bibit,

karena tenaga kerja harus mengulang kembali penggalian lubang yang

telah tertimbun. Begitu pula sebaliknya, penggalian lubang tanam yang

terlalu cepat atau kurang dari satu minggu juga tidak dianjurkan karena

semakin kecil persiapan untuk mengontrol kebenaran ukuran dan posisi

lubang.

Umur dan Tinggi Bibit

Bibit tanaman terlebih dahulu diseleksi sebelum dipindahkan terutama

dari segi umur dan tinggi bibit. Penyeleksian bibit dimaksudkan agar

bibit yang akan ditanam merupakan bibit yang tahan terhadap hama dan

penyakit, serta memiliki produktivitas yang tinggi. Umur bibit yang

akan ditanam di lapangan tidak sama di semua tempat. Hal ini

disebabkan oleh iklim yang mempengaruhinya. Pemindahan bibit pada

umur yang tidak tepat dapat menyebabkan kematian. Bibit dengan umur

12 - 14 bulan adalah yang terbaik untuk dipindahkan. Bibit yang

berumur kurang dari 6 bulan tidak tahan terhadap hama dan penyakit.

Sebaliknya, jika melebihi akan menambah biaya penanaman dan waktu

tanam. Walaupun umurnya sama, tinggi bibit di pembibitan tidak

seragam. Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 - 180 cm. Bibit yang

tingginya kurang dari ukuran yang dianjurkan akan menurunkan

produksi, sedangkan yang terlalu tinggi, produksinya tidak lebih tinggi

dibandingkan tanaman yang berasal dari bibit yang dianjurkan.

Waktu Tanam

Penanaman pada awal musim hujan adalah yang paling tepat karena

persediaan air sangat berperan dalam menjaga pertumbuhan bibit

tanaman yang baru dipindahkan. Penanaman yang dilakukan pada

musim kemarau dapat menyebabkan kematian dan memerlukan biaya

yang lebih karena perlu persediaan air. Minimum 10 hari setelah

penanaman diharapkan dapat turun hujan secara berturut-turut. Di

11

Page 13: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Indonesia, saat terbaik untuk melakukan penanaman adalah pada bulan

Oktober atau November.

Teknik Penanaman

Cara Penanaman

a. Lubang yang telah disiapkan.

b. Lepaskan plastik polybag dan masukkan bibit.

c. Timbun bibit dengan galian atas tanah, padatkan.

Dalam radius 1,5 m disekitar titik tanam harus dibersihkan gulma atau

tanaman pengganggu. Penanaman ini dapat dilakukan dengan cara

borongan, harga borongan untuk saat ini adalah Rp.5.000/btg.

E. Perawatan/Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah tanaman

yang baru ditanam dari bibit sampai berumur 30-36 bulan. Selama masa

TBM dipelukan beberapa jenis pekerjaan yang secara teratur harus

dilaksanakan, yaitu konsolidasi tanaman dengan selalu menjaga tanaman

agar tidak goyah dan tetap berdiri tegak, penyisipan tanaman yang mati atau

kurang subur, pemupukan, persiapan sarana panen dan pemeliharaan jalan.

Saat pemeliharaan biasanya dilakukan juga seleksi tanaman untuk memilih

tanaman yang berkualitas baik.

Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) adalah tanaman yang sudah

menghasilkan berumur 4 tahun. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi

12

Page 14: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan TM meliputi

pengendalian tanaman liar yang menggangu (gulma), pemangkasan pelepah,

pemupukan dan pemeliharaan jalan rintisan.

F. Pemupukan

Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM)

adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif.  Sedangkan pemupukan

pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah. 

Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan

dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk

secara merata di dalam piringan.  Jenis pupuk yang digunakan pada TBM

berupa pupuk Urea, MOP, TSP dan Kieserite. Pemupukan pada TM

meliputi pupuk Urea, MOP, TSP, Kieserite dan Borate. Dosis pupuk yang

diaplikasikan pada TBM dan TM dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Dosis pemupukan tanaman kelapa sawit belum   menghasilkan

(TBM).

Umur tanaman

(bulan)

Jenis dan Dosis Pupuk (kg/pohon)

Urea MOP TSP Kieserite Borate

0-12 0,5 0,5 0,5 0,25 -

13

Page 15: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

13-24 0,75 0,75 0,75 0,5 -

25-36 0,75 0,75 0,75 0,5 -

37-48 1 1 1 0,75 -

49-60 1,2 1,2 1,2 1 0,25

61-72 1,4 1,4 1,4 1 0,25

73-90 1,4 1,4 1,4 1 0,25

G. Pemanenan

Tanaman kelapa sawit sudah dapat berbuah produktif setelah umur 3

tahun. Puncak produksi terbaik adalah setelah umur 5 (lima) tahun. Saat itu,

jumlah tandan yang dapat dipanen sudah mencapai lebih dari 60%, atau

berat rata-rata tandan sudah lebih dari 3 kilogram. Pada umur 5 tahun,

pohon kelapa sawit dapat berbuah sepanjang tahun.

Pemanenan sawit

H. Pengangkutan

Pengangkutan tandan buah segar (TBS) menuju pabrik biasanya

menggunakan truk. Untuk menghasilkan persentase perolehan minyak

14

Page 16: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

(rendemen) yang baik, buah segar yang baru dipetik harus segera dikirim ke

pabrik. Oleh karena itu, kegiatan pengiriman buah segar dari kebun ke

pabrik dilakukan siang dan malam.

BAB VII

ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

15

Page 17: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

7.1 Aktivitas yang Dilakukan

Aktivitas yang dilakukan dalam usaha perkebunan kelapa sawit mulai

dari awal pembukaan lahan sampai mendapatkan hasil hingga didapatkan

keuntungan.

7.2 Struktur organisasi

Untuk menjalankan usaha perkebunan ini, dibutuhkan banyak tenaga

kerja sehingga perlu suatu manejemen organisasi dalam upaya pengaturan

kerja. Hanya ada manajemen tunggal (single management) atau kebijakan

seseorang (one man policy). Bagan sederhanannya dapat digambarkan

sebagai berikut :

Pemilik

Pelaksana

Pekerja

7.3 Job Descriptions

Uraian pekerjaan dalam usaha perkebunan kelapa sawit ini sebagai berikut:

1. Nama Jabatan :Pemilik Usaha.

Hubungan organisasi :Dengan pelaksana dan pekerja.

Ringkasan pekerjaan :Pembuat kebijakan tertinggi dan pengendali

usaha.

Tugas dan tanggung jawab:

a. Membuat perencanaan strategi dan kebijakan yang menyangkut

operasional perkebunan sawit.

16

Page 18: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

b. Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja.

c. Menjamin operasional perkebunan kelapa sawit secara hukum.

d. Melakukan kontrol secara keseluruhan atas operasional perkebunan

kelapa sawit.

e. Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum

berkaitan dengan finansial.

f. Bertanggung jawab dalam memajukan usaha.

g. Menangani hubungan eksternal seperti halnya kerja sama dengan

pabrik kelapa sawit, pemerintah, dan pihak-pihak luar yang secara

langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi usaha

perkebunan.

2. Nama Jabatan : Pelaksana.

Hubungan organisasi : Dengan pemilik dan pekerja.

Ringkasan pekerjaan : Pengawasan kerja.

Tugas dan tanggung jawab:

a. Menjalankan segala tugas yang diberikan oleh pemilik untuk

melakukan kegiatan perkebunan.

b. Bertanggung jawab terhadap hal-hal yang menyangkut pelaksanaan

usaha perkebunan baik untuk kebutuhan sehari-hari ataupun yang

tidak terjadwal.

c. Memastikan jumlah setiap penjualan kelapa sawit.

d. Mengorganisir seluruh pekerjaan dalam usaha perkebunan.

e. Memastikan semua prosedur dan standar serta kebijakan yang

diturunkan dari pemilik telah dijalankan secara efektif oleh seluruh

pekerja.

3. Nama Jabatan : Pekerja

Hubungan organisasi : Dengan pelaksana.

17

Page 19: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Ringkasan pekerjaan :Melaksanakan semua aktivitas dalam

perkebunan.

Tugas dan tanggung jawab:

a. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap segala kegiatan

yang diturunkan oleh pemilik kepada pelaksana.

b. Mengikuti semua petunjuk dan garis besar kebijakan serta prosedur

dalam melaksanakan semua kegiatan perkebunan.

BAB VIII

ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS

18

Page 20: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

8.1 Bentuk Badan Usaha yang Dipilih

Badan usaha ini berbentuk perseorangan (PO). Usaha ini memiliki satu

kebun dengan manajemen yang dipegang oleh pemilik. Segala keputusan,

meskipun masalah kecil, harus diputuskan oleh pemilik. Pendelegasian

wewenang tidak ada dan semua karyawan bersifat pembantu biasa (bekerja

menunggu instruksi dari pemilik). Pemilik perusahaan memegang

kekuasaan penuh dan bawahan tidak pernah dimintai pendapat.

8.2 Perizinan dan Surat-menyurat

Pengurusan surat-surat dalam usaha ini:

1. Pengurusan sertifikat.

Pengurusan sertifikat dilakukan oleh pemilik kepada pemerintah

setempat yang selanjutnya akan diurus ke tingkat selanjutnya sampai ke

Kabupaten setempat. Sertifikat ini adalah surat keterangan hak milik

yang disahkan oleh pemerintah sehingga tanah yang dimiliki legal atau

resmi.

2. Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Perkebunan (STD-B)

Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 26/Permentan/OT.140/2/2007

tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, bahwa usaha

perkebunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha budidaya tanaman

perkebunan dan usaha industri pengolahan hasil perkebunan.

Perusahaan perkebunan yang melakukan kegiatan usaha perkebunan

dengan luas kurang dari 25 ha wajib didaftar oleh Bupati/Walikota dan

akan mendapatkan Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Perkebunan

(STD-B) dari Bupati/Walikota. Jika luas lahan perkebunan yang

dikelola lebih dari 25 ha, perusahaan pengelola wajib memiliki Izin

Usaha Perkebunan atau IUP–B.

3. Surat Jual Beli Tanah.

19

Page 21: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Surat yang menerangkan penjual dan pembeli melakukan transaksi jual

beli tanah yang diketahui oleh pemerintah setempat dan saksi-saksi.

4. Surat Pengantar Buah.

Surat pengantar buah didapat dari PKS melalui perantara, surat ini

digunakan saat mengantar TBS ke PKS.

BAB IX

20

Page 22: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

ASPEK ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN

9.1 Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan diartikan sebagai perubahan kondisi maupun

fungsi dari suatu komponen lingkungan hidup akibat keberlangsungan suatu

komponen kegiatan. Perhatian khusus tentu perlu diberikan terhadap

dampak-dampak yang menyebabkan perubahan berarti.

Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang dapat

berpengaruh terhadap dampak antara lain adalah pada pembukaan lahan,

lokasi dan luas lahan perkebunan kelapa sawit. Sedangkan rona lingkungan

yang turut terpengaruh antara lain adalah kondisi ekosistem, hidrologi dan

sikap penduduk yang tinggal di wilayah sekitar perkebunan.

Pada umumnya dampak yang ditimbulkan oleh usaha perkebunan

kelapa sawit berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kuantitas air,

penyebaran hama dan perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan

pestisida. Selain itu, sering pula muncul potensi konflik sosial dan

munculnya penyebaran penyakit tanaman endemik.

Dampak lingkungan suatu kegiatan perlu dikenali sejak dini. Keputusan

layak-tidaknya suatu kegiatan untuk direalisasikan harus

mempertimbangkan berbagai dampak lingkungan yang mungkin muncul.

Potensi dampak negatif dalam usaha ini dapat diatasi dengan baik, sehingga

kegiatan ini dapat direalisasikan.

9.2 Upaya Pengelolaan Dampak

Ada 4 pendekatan yang perlu dilakukan untuk mengelola seluruh

potensi dampak lingkungan baik dari segi pengembangan dan

pengoperasian perkebunan kelapa sawit. Pendekatan tersebut diharapkan

dapat mengeliminasi beberapa potensi dampak, sebagian lagi hanya akan

bersifat mengurangi dan mengendalikan potensi dampak yang lain.

Pendekatan lainnya mungkin dapat memaksimalkan dampak positif yang

ditimbulkan. Tolok ukur dampak dapat diukur dengan menggunakan

pendekatan batas ambang yang diperbolehkan. Tentunya sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

21

Page 23: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

1. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi yang dimaksud adalah meletakkan rencana lokasi

perkebunan pada daerah yang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah

(RTRW) dan rencana makro (roadmap Departemen Pertanian) sehingga

tidak perlu lagi dilakukan konversi lahan. Dampak yang terjadi akan

sulit dikelola, misalnya seperti wilayah masyarakat asli (tanah

ulayat/adat), kawasan hutan habitat flora dan fauna yang dilindungi UU,

lahan dengan kemiringan terjal, dan kawasan yang memiliki sumber

daya air untuk wilayah sekitarnya. Kawasan seperti itu dilindungi

dalam UU sebagai kawasan konservasi atau kawasan lindung dan

sebaiknya dihindari dalam pemilihan lokasi perkebunan. Pemilihan

lokasi perkebunan ini sudah tepat.

2. Pendekatan Kesepakatan dengan Masyarakat

Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dapat menjadi contoh

yang baik untuk menunjukkan manfaat positif. Model lain dari

kesepakatan yang dicapai dengan masyarakat adalah melalui kemitraan.

Selain sebagai tenaga kerja, masyarakat setempat dapat bermitra dengan

perusahaan kebun kelapa sawit. Dalam hal ini masyarakat dapat

membangun dan mengelola kebunnya sendiri. Sementara itu perusahaan

membantu masyarakat membangun perkebunan dan membeli hasil dari

perkebunan milik masyarakat.

3. Pendekatan Kesepakatan Sosial

Pendekatan sosial sebaiknya dilakukan melalui pertemuan tatap-muka

dan dialog langsung dengan penduduk. Ada baiknya beberapa wakil

penduduk dilibatkan dalam perencanaan sejak awal. Untuk memberikan

masukan berkaitan dengan status lahan, kepemilikan lahan, harga jual

lahan, pencarian tenaga kerja, dan sebagainya.

4. Perbaikan Desain

22

Page 24: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Pendekatan perbaikan desain (rancang bangun) terutama berkaitan

dengan tata letak kebun, dan budidaya. Pendekatan perbaikan tataletak

kebun, misalnya, mengatur jalur jalan (jalan utama, jalan produksi, dan

jalan kontrol) sesuai topografi lahan.

BAB X

23

Page 25: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

ASPEK KEUANGAN

10.1 Perkiraan Waktu Kerja

Lokasi perkebunan berada di Kec. Batang Cenaku kab. Indragiri Hulu

seluas 20 ha.

10.2 Perkiraan Biaya operasional

a. Perkiraan Biaya Untuk 1 Ha Lahan

1. Pembukaan Lahan

No Uraian Satuan Ha Harga/satuan Jumlah (Rp)1 Beli tanah dan SKT Ha 1 8.500.000 8.500.000

2. Penebangan dan pembersihan lahan

Ha 1 3.000.000 3.000.000

3. Bibit Btg 136 20.000 2.720.0004. Pancang Ha 1 50.000 500005. Tanam Btg 130 5.000 650000

Total 14.920.000

2. TBM 1 (Tanaman Belum Menghasilkan pada tahun 1 yaitu umur 0-12

bulan)

No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Konsolidasi Ha 1 1 36.000 36.0002. Pembersihan (babat) Ha 1 1 1.000.000 1.000.0003. Pemupukan

1. Pupuk Urea A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Urea (dosis= 0,5 kg/btg)

Kg 65 2 6.000 780.000

2. Pupuk MOP A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. MOP (d=0,5 kg/btg) Kg 65 2 6.000 780.000

24

Kegiatan TahunWaktu awal proyek 2009Pembukaan lahan 2009Awal penanaman 2010Awal pemanenan 2013

Page 26: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

3. Pupuk TSP A. Tenaga HK 0,45 2 36.000 32.400 B. TSP(d=0,5 kg/btg) Kg 65 2 15.000 1.950.000 4. Pupuk Kieserite A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Kieserite (d=0,25kg/btg)

Kg 32.5 2 1.700 110.500

Total 1.208.700 4.829.300

3. TBM 2 (Tanaman Belum Menghasilkan pada tahun 2 yaitu umur 13-24

bulan)

No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 2 70.000 140.000

2. Semprot piringan dan pasar pikul

 

A.      Tenaga HK 0,75 2 36.000 54.000B.      Round’up L 0,975 2 75.000 146.250

3. Pemupukan 1. Pupuk Urea A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Urea (dosis= 0,75 kg/btg)

Kg 97,5 2 6.000 1.170.000

2. Pupuk MOP A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. MOP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 6.000 1.170.000 3. Pupuk TSP A. Tenaga HK 0,45 2 36.000 32.400 B. TSP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 15.000 2.925.000 4. Pupuk Kieserite A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Kieserite (d=0,5 kg/btg) Kg 65 2 1.700 221.000 Total 353.700 5.999.050

4. TBM 3 (Tanaman Belum Menghasilkan pada tahun 3 yaitu umur 25-36

bulan)

25

Page 27: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 1 70.000 70.000

2. Semprot piringan dan pasar pikul

 

A.      Tenaga HK 0,75 1 36.000 27.000B.      Round’up L 0,975 1 75.000 73.125

3. Pemupukan 1. Pupuk Urea A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Urea (dosis= 0,75 kg/btg)

Kg 97,5 2 6.000 1.170.000

2. Pupuk MOP A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. MOP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 6.000 1.170.000 3. Pupuk TSP A. Tenaga HK 0,45 2 36.000 32.400 B. TSP (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 15.000 2.925.000 4. Pupuk Kieserite A. Tenaga HK 0,65 2 36.000 46.800 B. Kieserite (d=0,5 kg/btg)

Kg 65 2 1.700 221.000

4. Kastrasi HK 1 1 36.000 36.000     

Total 5.864.925

5. 5. TM 1 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 1 yaitu umur 37-48 bulan)

6.

No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 1 73.500 73.500

2. Semprot piringan dan pasar pikul

a. Tenaga HK 0,75 1 37.800 28.350 b. Round’up L 0,975 1 78.750 76.781

3. Pemupukan 1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Urea (dosis= 1 kg/btg) Kg 130 2 6.300 1.638.000

2. Pupuk MOP

26

Page 28: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. MOP (d=1 kg/btg) Kg 130 2 6.300 1.638.000

3. Pupuk TSP a. Tenaga HK 0,45 2 37.800 34.020 b. TSP (d=1 kg/btg) Kg 130 2 15.750 4.095.000 4. Pupuk Kieserite a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Kieserite (d=0,75 kg/btg) Kg 97,5 2 1.785 348.075 Total 8.079.146

7. TM 2 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 2 yaitu umur 49-60 bulan)

No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Babat gawangan Ha 1 1 73.500 73.500

2. Semprot piringan dan pasar pikul

a. Tenaga HK 0,75 1 37.800 28.350 b. Round’up L 0,975 1 78.750 76.781

3. Pemupukan 1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140b. Urea (dosis= 1,2 kg/btg) Kg 156 2 6.300 1.965.600 2. Pupuk MOP a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140b. MOP (d=1,2 kg/btg) Kg 156 2 6.300 1.965.600 3. Pupuk TSP a. Tenaga HK 0,45 2 37.800 34.020 b. TSP (d=1,2 kg/btg) Kg 156 2 15.750 4.914.000 4. Pupuk Kieserite a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Kieserite (d=1 kg/btg) Kg 130 2 1.785 464.100 5. Pupuk borate a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Borate (0,25 kg/btg) Kg 32,5 2 9.975 648.375

27

Page 29: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Total 10.366.886

8. TM 3 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 3 yaitu umur 61 - 72 bulan)

No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)

1. Pemupukan 1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140

2. b. Urea (dosis= 1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.300 2.293.200 2. Pupuk MOP a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. MOP (d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.300 2.293.200 3. Pupuk TSP a. Tenaga HK 0,45 2 37.800 34.020 b. TSP (d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 15.750 5.733.000 4. Pupuk Kieserite a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Kieserite (d=1 kg/btg) Kg 130 2 1.785 464.100 5. Pupuk borate a. Tenaga HK 0,65 2 37.800 49.140 b. Borate (0,25 kg/btg) Kg 32,5 2 9.975 648.375 Total 11.662.455

8. TM 4 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 4 yaitu umur 72 - 84 bulan)

No Uraian Satuan Jumlah Rotasi Harga/satuan Jumlah (Rp)1. Pemupukan

1. Pupuk Urea a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. Urea(dosis= 1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.615 2.407.860

28

Page 30: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

02. Pupuk MOP 0 a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. MOP(d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 6.615 2.407.860 03. Pupuk TSP 0 a. Tenaga HK 0,45 2 39.690 35.721 b. TSP(d=1,4 kg/btg) Kg 182 2 16.538 6.019.650 04. Pupuk Kieserite 0 a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. Kieserite(d=1 kg/btg) Kg 130 2 1.874 487.240 05. Pupuk borate 0 a. Tenaga HK 0,65 2 39.690 51.597 b. Borate (0,25 kg/btg) Kg 32,5 2 10.474 680.794 Total 12.245.513

9. TM 5 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 5 yaitu umur 84 - 96 bulan)

Sama dengan biaya tahun TM 4 = Rp 12.245.513

10. TM 6 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 6 yaitu umur 96 - 108 bulan)

Sama dengan TM 5 = Rp 12.245.513

11. TM 7 (Tanaman Menghasilkan pada tahun 7 yaitu umur 108 - 120 bulan)

Kenaikan 5 % dari TM 6 = Rp 12.857.788,65

b. Perkiraan Biaya Penanaman Dan Perawatan (20 ha)

Tahun Anggaran biaya Jumlah (Rp)2009 Tanah pembukaan lahan 298.400.0002010 TBM 1 (0-12 bulan) 96.586.0002011 TBM 2 (12-24 bulan) 119.981.000

29

Page 31: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

2012 TBM 3 (24-36 bulan) 117.298.5002013 TM 1 161.582.9202014 TM 2 207.337.7202015 TM 3 233.249.1002016 TM 4 244.910.2602017 TM 5 244.910.2602018 TM 6 244.910.2602019 TM 7 257.155.773 Total 2.226.321.793

c. Biaya Manajemen

PosisiJumlah personil

Jumlah bulan

Gaji/bulan (Rp)

Gaji/tahun (Rp)

Pelaksana lapangan

1 131.100.000 14.300.000

Asumsi kenaikan 5% /thn.

d. Biaya ATK = Rp. 200.000/thn.

Asumsi kenaikan 2 %/thn.

e. Biaya lain – lain = Rp. 3.600.000/thn.

Asumsi kenaikan 2 %/thn.

f. Timbangan dan keranjang

Harga = Rp 575.000.

30

Page 32: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

g. Biaya Operasional

- biaya pemanenen

- biaya transportasi ke PKS (muat TBS, sewa mobil)

TM ke- (tahun)

Produksi TBS/thn (ton) Biaya pemanenan Harga muat TBS Sewa mobil Total harga (7%)

1 ha 20 ha Rp 80/kgAsumsi

kenaikan 7%/thn

Rp. 13/kgAsumsi

kenaikan 7%/thn

Rp. 205/kgAsumsi

kenaikan 7%/thn

Total biaya panen

1 (2013) 9 180 14.400.000 14.400.000 2.340.000 2.340.000 36.900.000 36.900.000 53.640.0002 (2014) 15 300 24.000.000 25.680.000 3.900.000 4.173.000 61.500.000 65.805.000 95.658.0003 (2015) 18 360 28.800.000 30.816.000 4.680.000 5.007.600 73.800.000 78.966.000 114.789.6004 (2016) 21 420 33.600.000 35.952.000 5.460.000 5.842.200 86.100.000 92.127.000 133.921.2005 (2017) 26 520 41.600.000 44.512.000 6.760.000 7.233.200 106.600.000 114.062.000 165.807.2006 2018) 29 580 46.400.000 49.648.000 7.540.000 8.067.800 118.900.000 127.223.000 184.938.8007 (2019) 31 620 49.600.000 53.072.000 8.060.000 8.624.200 127.100.000 135.997.000 197.693.200

Total 738 2.980 238.400.000 254.080.000 38.740.000 41.288.000 610.900.000 651.080.000 946.448.000

31

Page 33: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

B. Penerimaan

1. Pemanenan

TM ke-Produksi TBS/thn (ton) Harga /kg

(Rp)Jumlah (Rp) Asumsi kenaikan

harga 7 % (Rp)1 ha 20 ha

1 (2013) 9 180 1570 282.600.000 282.600.0002 (2014) 15 300 1570 471.000.000 503.970.0003 (2015) 18 360 1570 565.200.000 604.764.0004 (2016) 21 420 1570 659.400.000 705.558.0005 (2017) 26 520 1570 816.400.000 873.548.0006 2018) 29 580 1570 910.600.000 974.342.0007 (2019) 31 620 1570 973.400.000 1.041.538.000

Total 2.980 4.678.600.000 4.986.320.000

32

Page 34: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

D. Fix cost tahunan

No Kegiatan

Biaya pemeliharaan (Rp)2009 2010 (TBM 1) 2011 (TBM 2) 2012 (TBM 3) 2013 (TM 1) 2014 (TM 2) 2015 (TM 3) 2016 (TM 4) 2017 (TM 5) 2018 (TM 6) 2019 (TM 7)

1. Pembelian & Pembukaan lahan

298.400.000 - - - - - - - - - -

2. Pemeliharaan - 96.586.000 119.981.000 117.298.500 161.582.920 207.337.720 233.249.100 244.910.260 244.910.260 244.910.260 257.155.773

3. Gaji karywan (5%) 14.300.000 15.015.000 15.765.750 16.554.038 17.381.739 18.250.826 19.163.368 20.121.536 21.127.613 22.183.993 23.293.193

4. ATK (2 %) 200.000 204.000 208.080 212.242 216.486 220.816 225.232 229.737 233.800 238.800 243.576

5. Pemanenan - - - - 53.640.000 95.658.000 114.789.600 133.921.200 165.807.200 184.938.800 197.693.200

6. Lain –lain (2%) 3.600.000 3.672.000 3.745.440 3.820.349 3.896.756 3.974.691 4.054.185 4.135.268 4.217.974 4.302.333 4.388.380

7. Timbangan dan keranjang 575.000

Total 317.075.000 115.477.000 139.700.270 137.885.128 236.717.902 325.442.053 371.481.485 403.318.002 436.296.847 456.574.187 482.774.122

E. Cash flow

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Penjualan   - - - 282.600.000 503.970.000 604.764.000 705.558.000 873.548.000 974.342.000 1.041.538.000

Biaya 317.075.000 115.477.000 139.700.270 137.885.128 236.717.902 325.442.053 371.481.485 403.318.002 436.296.847 456.574.187 482.774.122

Profit margin

-317.075.000 -115.477.000 -139.700.270 -137.885.128 45.882.098 178.527.947 233.282.515 302.239.998 437.251.153 517.767.813 558.763.878

33

Page 35: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

F. Pay Back Periode (PBP)

Tahun Net benefitDiscount factor

(7%)Present value Kumulatif value

0 - - 317.075.000

1 - 0,934 - 432.552.000

2 - 0,873 572.252.270

3 - 0,816 710.137.398

4 45.882.098 0,763 35.008.041 675.129.357

5 178.527.947 0,713 127.290.426 547.838.931

6 233.282.515 0,666 155.366.155 392.472.776

7 302.239.998 0,623 188.295.519 204.177.257

8 437.251.153 0,582 254.480.171 -50.302.914

9 517.767.813 0,544 281.665.690 -331.968.605

10 558.763.878 0,508 283.852.050 -615.820.654,89

Jadi PBP tahun ke-8 , bulan ke-1

G. Internal Rate Of Return (IRR)

Tahun Net benefitDiscount

factor (7%)

Present value Kumulatif valueDiscount

factor (9%)

Present value Kumulatif value

0 - - 317.075.000 - - 317.075.000

1 - 0,934 - 432.552.000 0,917 - 432.552.000

2 - 0,873 572.252.270 0,842 - 572.252.270

3 - 0,816 710.137.398 0,772 - 710.137.398

4 45.882.098 0,763 35.008.041 675.129.357 0,708 32484525,68 677.652.872

5 178.527.947 0,713 127.290.426 547.838.931 0,65 116043165,3 561.609.707

6 233.282.515 0,666 155.366.155 392.472.776 0,596 139036379 422.573.328

7 302.239.998 0,623 188.295.519 204.177.257 0,547 165325279,1 257.248.049

8 437.251.153 0,582 254.480.171 -50.302.914 0,502 219500079 37.747.970

9 517.767.813 0,544 281.665.690 -331.968.605 0,46 238173194,1 -200.425.224

10 558.763.878 0,508 283.852.050 -615.820.654,89 0,422 235798356,5 -436.223.581

34

Page 36: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Kesimpulan : investasi layak untuk dilakukan karena nilai IRR lebih besar dari

bunga bank

BAB XI

KESIMPULAN

35

Page 37: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

Berdasarkan uraian dan analisa studi kelayakan yang telah dijabarkan pada bab -

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Segi pasar, permintaan terhadap kelapa sawit terus meningkat. Dimana harga tiap kg

sawit pertahunnya tergantung dari harga CPO dunia. Barang yang kami jual adalah

tandan buah segar (TBS) dengan berat janjang rata-rata 2,5 kg yang telah memenuhi

persyaratan dalam segi penjualan.

2. Segi perekonomian, pembukaan lahan perkebunan sawit kami ini dapat membantu

peningkatan devisa negara .

3. Segi hukum, kami memiliki izin yang kuat dan diakui oleh hukum sebagai

perkebunan yang dipegang pemilik, yang memegang kekuasaan penuh dan bawahan

tidak pernah dimintai pendapat.

4. Segi produk, kelapa sawit yang kami hasilkan memenuhi persyaratan yang terstandar,

mulai dari pembelian bibit, penanaman, pemeliharaan sampai menghasilkan tandan

buah segar.

5. Segi lokasi, lokasi yang kami gunakan letaknya cukup strategis karena terletak di

kawasan perkebunan kelapa sawit, dekat dengan pabrik pengolahan kelapa sawit,

jalan akses transportasi sudah tersedia, dan dekat dengan pemukiman penduduk yang

memungkinkan SDM mudah didapat serta harga tanah yang relatif terjangkau.

6. Segi manajemen SDM, kami memperkerjakan pekerja yang telah memiliki latar

belakang dan pengalaman dibidang perkebunan kelapa sawit di lokasi perkebunan.

7. Segi dampak lingkungan, dampak negatif dari usaha perkebunan ini dapat diatasi

dengan baik.

8. Segi finansial, biaya-biaya, kewajiban-kewajiban, dan harta yang digunakan balance

dengan modal yang ada.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka kami berkeyakinan bahwa usaha

perkebunan “Sawit Tanpa Nama” yang berlokasi di Kecamatan Batang Cenaku,

Kabupaten Indragiri hulu, Riau akan berkembang dengan baik. Demikian studi kelayakan

36

Page 38: Proposal Kelapa Saw It

Studi Kelayakan Kelapa Sawit

ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan aktivitas perkebunan sehari-hari

dan dapat dilaksanakan dengan baik.

37