PROPOSAL-kel 5 prisma

22
PROPOSAL PEMBUATAN ALAT PERAGA BILAH-BILAH VOLUME PRISMA SEGI ENAM Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Workshop Pembelajaran Matematika 2009/2010 Dosen Pengampu : Achmad Bukhoiri, S. Pd, M. Pd. Disusun oleh : Kelompok V kelas 5 B 1. Fika Triyaningsih (08310061) 2. Ginanjar Priyo Adhi Wibowo (08310062) 3. Heri Kiswanto (08310063) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

Transcript of PROPOSAL-kel 5 prisma

Page 1: PROPOSAL-kel 5 prisma

PROPOSAL

PEMBUATAN ALAT PERAGA

BILAH-BILAH VOLUME PRISMA SEGI ENAM

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Workshop Pembelajaran Matematika 2009/2010

Dosen Pengampu : Achmad Bukhoiri, S. Pd, M. Pd.

Disusun oleh :

Kelompok V kelas 5 B

1. Fika Triyaningsih (08310061)

2. Ginanjar Priyo Adhi Wibowo (08310062)

3. Heri Kiswanto (08310063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

2010

Page 2: PROPOSAL-kel 5 prisma

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya selaku Dosen Pengampu mata kuliah Workshop Pembelajaran

Matematika dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang

Kelompok : V ( lima )

Kelas : 5 B

Anggota : 1. Fika Triyangingsih (08310061)

2. Ginanjar Priyo Adhi W. (08310062)

3. Heri Kiswanto (08310063)

Fakultas : FP MIPA

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Proposal : Bilah-Bilah Volume Prisma Segienam

Pada hari ini menyatakan bahwa proposal yang telah disusun tersebut

diatas telah selesai dan siap dilanjutkan.

Semarang,…..Oktober 2010

Dosen Pengampu

Achmad Buchori, S.Pd, M.Pd.

2

Page 3: PROPOSAL-kel 5 prisma

A. Nama Alat Peraga

Nama alat peraga yang kami ajukan untuk tugas mata kuliah workshop ini

adalah “Bilah-Bilah Volume Prisma Segi Enam”.

B. Materi

Alat peraga “Bilah-Bilah Volume Prisma Segi Enam” digunakan untuk

mendemonstrasikan pembuktian rumus untuk volume bangun ruang prisma.

C. Kelas

Materi mengenai volume bangun ruang prisma diajarkan pada kurikulum

SMP di kelas VIII semester 2.

D. Kajian Teori

1. Psikologi anak

Perkembangan siswa Sekolah Menengah Pertama yang memasuki masa puber

sangat beraneka ragam keanekaragaman tersebut menjadi tantangan guru untuk

lebih memahami perkembangan siswa didiknya. Menurut Vigotsky dan Brunner

(1983) psikologi anak pada masa sekolah SMP biasanya anak itu cenderung

mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi sosial dan pelajaran

dengan orang dewasa atau guru. Asalkan guru tersebut menjembatani arti dengan

bahasa dan tanda atau simbol, kemudian anak itu tumbuh kearah pemikiran -

pemikiran verbal.

2. Teori Belajar

a. Teori Belajar Brunner.

Brunner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau

mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali

peristiwa atau benda tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental

tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau dikenalnya. Menurut Brunner,

hal-hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga

tahapan, yaitu :

3

Page 4: PROPOSAL-kel 5 prisma

1. Tahap Enaktif atau tahap kegiatan.

Tahap pertama anak belajar konsep adalah hubungan dengan benda-

benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini

anak masih bergerak refleks dan coba-coba, belum harmonis. Ia

memanipulasikan, menyusun, menjejerkan, mengotak atik, dan bentuk-

bentuk gerak lainnya (serupa dengan tahap sensori motor dari Peaget).

2. Tahap Ikonik atau tahap gambar bayangan.

Pada tahap ini anak telah mengubah , menandai, dan menyimpan

peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain

anak dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam

pikirannya tentang benda atau peristiwa yang telah dialami atau

dikenalnya dengan tahap enaktif, walaupun peristiwa itu telah berlalu atau

benda real itu tidak ada lagi berada di hadapannya (Tahap Pra Operasional

dari Peaget).

3. Tahap Simbolik

Pada tahap ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut

dalam bentuk simbul dan bahasa. Apabila ia berjumpa dengan simbul,

maka bayangan mental yang ditandai oleh simbul itu akan dapat

dikenalnya kembali. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbul-

simbul dan menjelaskan dengan bahasanya (serupa dengan tahap operasi

konkret dan formal dari Peaget).

b. Teori Belajar Dienes.

Dienes mengemukakan bahwa konsep-konsep matematika itu akan lebih

berhasil dipelajari bila melalui tahapan tertentu seperti halnya perkembangan

mental Peaget, bahwa mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir

berkembang berkelanjutan. Tahapan belajar menurut Dienes itu ada enam tahapan

secara berurutan, yaitu seperti berikut :

1. Tahap Bermain Bebas.

Pada tahap ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan

menggunakan benda-benda matematika konkret.

2. Tahap Bermain.

4

Page 5: PROPOSAL-kel 5 prisma

Pada tahap ini anak-anak bermain dengan menggunakan aturan yang

terdapat dalam suatu konsep tertentu, dengan permainan, siswa diajak

untuk mulai mengenal dan memikirkan struktur-struktur matematika.

3. Tahap Penelaahan Kesamaan Sifat.

Pada tahap ini siswa diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat

kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.

4. Tahap Representasi.

Pada tahap ini siswa mulai membuat pernyataan atau representasi tentang

sifat-sifat atau kesamaan suatu konsep matematika yang diperoleh pada

tahap penelaahan kesamaan sifat, representasi ini dapat berupa gambar,

diagram, atau verbal (dengan kata-kata atau ucapan).

5. Tahap Simbolisasi.

Pada tahap ke-5 ini, siswa perlu menciptakan simbol matematika atau

rumusan verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang

representasinya sudah diketahuinya pada tahap ke-4.

6. Tahap Formalisasi.

Pada tahap ini merupakan tahap yang terakhir dari belajar konsep menurut

Dienes. Pada tahap ini siswa belajar mengorganisasi.

3. Alat peraga

Alat peraga adalah saluran komunikasi atau perantara yng digunakan untuk

membawa atau menyampaikan suatu pesan guna mencapai tujuan pengajaran .

Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk

menunjang proses belajar mengajar pada siswa. Alat peraga sangat dibutuhkan,

karena siswa Sekolah Menengah Pertama masih berfikir secara semi real. Mereka

lebih mudah memahami pelajaran yang menggunakan alat peraga daripada tanpa

menggunakan alat peraga.

Berikut ini akan dijelaskan macam-macam alat peraga dan kriteria pemakaian

alat peraga sebagai berikut (Soekanto : 1993).

5

Page 6: PROPOSAL-kel 5 prisma

1. Macam-macam alat peraga.

Ditinjau dari segi wujudnya alat peraga matematika dapat dikelompokkan

menjadi :

a. Alat peraga benda asli

Alat peraga benda asli adalah benda asli yang digunakan sebagai alat

peraga seperti : Buah, bola, pohon, kubus dari kayu dan sebagainya.

b. Alat peraga tiruan

Alat peraga tiruan adalah benda bukan asli yng digunakan sebagai alat

peraga seperti : gambar, tiruan jantung manusia dari balon dan selang

plastik dan sebagainya.

2. Sifat-sifat alat peraga.

Dasar proses belajar adalah pengalaman dan proses belajar yang efektif serta

permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkret dan langsung. Namun

pengalaman yang demikian tidak selalu dapat diberikan kepada siswa, harus

dirancang sedemikian rupa untuk dapat memilih pengganti pengalaman tadi

dengan media pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah penyajian proses

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

Pemakaian alat peraga dalam proses pembelajaran akan mengkomunikasikan

gagasan yang bersifat konkret, di samping juga membantu siswa

mengintegrasikan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dengan demikian

diharapkan alat peraga dapat memperlancar proses belajar siswa serta

mempercepat pemahaman dan memperkuat daya ingat di dalam diri siswa.

Selain itu alat peraga diharapkan menarik perhatian dan membangkitkan

minat serta motivasi siswa dalam belajar. Dengan demikian pemakaian alat peraga

akan sangat mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran yang diberikan

kepada siswa-siswa. Unsur metode dan alat juga merupakan unsur yang tidak

dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk

mengantarkan bahan pengajaran agar sampai kepada tujuan. Sifat-sifat atau fungsi

alat peraga adalah sebagai berikut :

a. Membantu meningkatkan persepsi.

b. Membantu meningkatkan transfer belajar.

6

Page 7: PROPOSAL-kel 5 prisma

c. Membantu meningkatkan pemahaman.

d. Memberikan penguatan atau pengetahuan tentang hasil yang diperoleh.

3. Volume Bangun Ruang Prisma

Gambar bentuk-bentuk prisma

Volume prisma = luas alas x tinggi atau V = L t

E. Latar Belakang

Mengajar dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan suatu sistem

lingkungan belajar supaya proses belajar dapat berlangsung. Sebagai bagian dari

masukan instrumental dalam proses pembelajaran, sarana pendidikan dalam hal

ini alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan dalam hal-hal

tertentu akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Maka

manfaat alat peraga dalam keseluruhan sistem lingkungan belajar harus

mendapatkan perhatian para pendidik/pengajar secara baik.

Bila menengok dalam proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Pertama

hendaklah menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan,

dinamis namun terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk tujuan

tersebut diperlukan strategi metode serta media yang tepat sehingga menunjang

keefektifan proses pembelajaran.

Matematika adalah salah satu ilmu dasar (Basic Science) yang cukup

berkembang pesat saat ini. Baik menyangkut materi sebagai penunjang ilmu-ilmu

yang lain maupun kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

penguasaan konsep matematika secara baik sejak dini perlu ditanamkan sehingga

konsep-konsep dasar matematika bukan hanya lebih dapat mengeksplorasi siswa

7

Page 8: PROPOSAL-kel 5 prisma

untuk menemukan konsep tersebut tetapi juga dapat diterapkan dengan tepat

dalam kehidupan sehari-hari.

Diantara cabang matematika geometri menempati posisi yang paling

memperihatinkan. Kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar geometri terjadi mulai

tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Kesulitan belajar ini

menyebabkan pemahaman terhadap konsep-konsep geometriyang pada akhirnya

menghambat proses belajar geometri selanjutnya. Dari sudut pandang psikologi

geometri merupakan penyajian abstraksi pengalaman visual dan spasial missal

bidang, pola, pengukuran, dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang

matematika geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan

masalah misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vector dan

transformasiGeometri juga merupakan sarana untuk mempelajari struktur

matematika (Burger&Culpepper 1993 :40).

Perlu kita ketahui bersama tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa

memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya menjadi

pemecah masalah yang baik dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat

bernalar secara matematik (Bobango 1992 : 148) Sedangkan Budiarto (2000 :

439) menyatakan tujuan geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan

berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, untuk menunjangmateri yang

lain dan dapat membaca serta menginterprestasikan argument-argumen

matematik.

Sedemikian pentingnya pembelajaran geometri membutuhkan perhatian

khusus karena dampak-dampak yang sangat positif terhadap siswa. Salah satu

bagian dari geometri yaitu mengenai bangun ruang yang dikenalkan pelbagai

bangun ruang seperti balok, kubus, prisma, limas, dan lain-lain. Pada

pembelajaran ini pula dicari luas dan volume bangun ruang dimana perlu

penekanan untuk fasilitas ilustrasi bukan sekedar abstraksi, yang pada hal ini kami

titik beratkan dalam mencari volume bangun ruang prisma. Oleh karena itu,

pembelajaran mencari volume bangun ruang ini perlu kiranya digunakan alat

peraga untuk mempermudah pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Salah

8

Page 9: PROPOSAL-kel 5 prisma

satu alat peraga yang bisa dimaksud untuk mencari volume prisma adalah “Bilah-

Bilah Volume Prisma Segienam”

F. Permasalahan

Dari latar belakang diatas dapat diambil permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pembuatan alat peraga “Bilah-Bilah Volume Prisma

Segienam” ?

2. Bagaimanakah pemakaian alat peraga “Bilah-Bilah Volume Prisma

Segienam” untuk mencari volume prisma?

G. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusun tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan proses pembuatan alat peraga “Bilah-Bilah Volume Prisma

Segienam”.

2. Mendeskripsikan penggunaan alat peraga “Bilah-Bilah Volume Prisma

Segienam” untuk mencari volume prisma dalam proses belajar mengajar.

H. Manfaat

Manfaat pembuatan alat peraga ini antara lain :

1. Mempermudah guru mendemostrasikan materi dalam proses belajar

mengajar.

2. Membantu meningkatkan persepsi.

3. Membantu meningkatkan transfer belajar.

4. Membantu meningkatkan pemahaman tentang konsep pencarian rumus

volume prisma.

5. Memberikan penguatan atau pengetahuan tentang rumus volume prisma yang

diperoleh.

9

Page 10: PROPOSAL-kel 5 prisma

I. Desain Alat Peraga

13,5 cm

87,6 cm

Pandangan Atas engsel Bilah prisma terbelah

30 cm

Pandangan Bawah

13,5 cm

14,6 cm 30 cm

10

Page 11: PROPOSAL-kel 5 prisma

Bilah prisma yang terbelah

J. Alat dan Bahan

Adapun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat alat peraga ini antara

lain :

1. Gergaji

2. Pasah

3. Pisau

4. Palu

5. Ampelas

6. Tang

7. Spidol

8. Karton

9. Penggaris

Sedangkan bahan untuk membuat alat ini antara lain :

1. Kayu

2. Paku

3. Lem kayu

4. Dempul

5. Cat

11

Page 12: PROPOSAL-kel 5 prisma

6. Engsel

7. Thinner

8. Kuas

K. Langkah-Langkah Pembuatan

Langkah- langkah pembuatan terbagi menjadi tiga tahap sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pembuatan alat peraga.

b. Memastikan kelaikan alat dan bahan dalam pembuatan alat peraga.

c. Membuat contoh prisma dengan membuatnya melalui karton.

d. Mengukur dan menggambar pola jaring bangun ruang prisma pada

kayu yang hendak dipotong.

2. Tahap Pembuatan

a. Memotong pola-pola jaring bangun ruang prisma pada kayu ukuran 25

x 20 x 500 cm menjadi rusuk-rusuk prisma.

b. Merangkai rusuk-rusuk tersebut menjadi rangkaian rusuk prisma

dengan lem kayu serta paku (tunggu sejenak hingga lem benar-benar

kering).

c. Memotong triplek menjadi bagian sisi-sisi prisma.

d. Dengan menggunakan lem kayu serta paku meyusun masing-masing

bilah prisma segienam.

e. Setelah tersusun semua bilah-bilah segienam, periksa kembali

ketepatan bilah-bilah prisma yang dibuat, bila terdapat sesuatu yang

kurang maka perbaikilah.

3. Tahap Finishing

a. Secara dirasa cukup baik bilah-bilah tersebut, mencari bagian-bagian

mana saja yang masih perlu dipoles dengan menggunakan dempul.

b. Setelah dempul mengeras, menghaluskan masing-masing sisi dengan

menggunakan ampelas.

c. Memasang engsel pada semua bilah prisma kecuali bilah prisma yang

terbelah.

12

Page 13: PROPOSAL-kel 5 prisma

d. Melakukan pengecatan terhadap alat peraga.

L. Langkah-Langkah Pemakaian

1. Lepaskan satu bilah prisma segienam terbelah menjadi dua dari rangkaian

alat peraga.

2. Pertama kita akan membuktikan volume prisma tegak segitiga. Lihat

gambar! Jika balok pada Gambar 1(i) dipotong tegak sepanjang salah satu

bidang diagonalnya, maka akan terbentuk dua prisma segitiga seperti

Gambar 1(ii). Kedua prisma segitiga pada Gambar 1(ii) dapat digabungkan

kembali sehingga terbentuk sebuah prisma segitiga seperti Gambar 1(iii).

Dengan demikian, prisma pada Gambar 1 (iii) dan balok pada Gambar 1

(i) memiliki volume yang sama, luas alas yang sama, dan tinggi yang sama

pula, sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut.

Volume Prisma segitiga = volume balok

= luas alas balok x tinggi balok

= luas alas prisma x tinggi prisma

Volume prisma segitiga = luas alas x tinggi

Atau V = L t

3. Untuk membuktikan rumus prisma diatas tidak hanya berlaku pada prisma

beralas segitiga, kita lakukan percobaan berikutnya dengan meyatukan

13

Page 14: PROPOSAL-kel 5 prisma

kembali bilah yang telah dilepas tadi sehingga terbentuk kembali prisma

beralas segienam.

Untuk menentukan volume prisma yang alasnya bukan berbentuk segitiga,

dapat dilakukan dengan cara membagi prisma tersebut menjadi beberapa

prisma segitiga seperti pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2(i) adalah prisma segienam beraturan.

4. Bongkar Prisma segienam tadi sehingga akan terbentang jajaran enam

prisma tegak segitiga yang sama dan sebangun seperti ditunjukkan pada

Gambar 2(ii) dan 2(iii), sehingga

Volume Prisma Segienam = 6 x volume prisma segitiga

= 6 x luas segitiga alas x tinggi

= (6 x luas segitiga alas) x tinggi

= luas segienam x tinggi

= luas alas x tinggi

Oleh karena setiap prisma segi banyak dapat dibagi menjadi beberapa

buah prisma segitiga, maka dapat disimpulkan bahwa untuk setiap prisma

berlaku :

Volume prisma = luas alas x tinggi atau V = L t

M. Estimasi Biaya

Bahan alat peraga

1. Kayu triplek 250 x 125 x 0,5 [email protected],00 Rp. 46.000,00

14

Page 15: PROPOSAL-kel 5 prisma

2. Kayu 2,5 x 2 x 600 [email protected],00 Rp. 12.000,00

3. Paku Rp. 4.000,00

4. Lem kayu Rp. 9.000,00

5. Dempul Rp. 12.500,00

6. Cat 2 kaleng (2 warna) @ Rp.10.000,00 Rp. 20.000,00

7. Thinner Rp. 8.500,00

8. Kuas Rp. 5.000,00

9. Ampelas Rp. 5.000,00

10. Spidol dan karton Rp. 3.000,00

11. Engsel 8 pcs @Rp. 4.000,00 Rp. 24.000,00

12. Transportasi Rp. 5.000,00 +

Jumlah total biaya Rp. 162.000,00

N. Daftar Pustaka

Adinawan, M. Cholik, dkk. 2000. Matematika Untuk SLTP Kelas 3. Jakarta :

Erlangga.

Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung : UPI Press.

http://www.aryabudi.co.cc/2010/04/volume-prisma.html

http://www.ahmadrizal.wordpress.com/2008/08/06/pembelajaran-geometri/

15

Page 16: PROPOSAL-kel 5 prisma

16