Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

23
PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG KONSEP SEHAT JIWA DI POSYANDU FLAMBOYAN 5 BANDUNGREJO Oleh : Alvin Rois Azwarsyah 105070207111007 Yananda Maulina 105070200111007 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

jiwa

Transcript of Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

Page 1: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG

KONSEP SEHAT JIWA

DI POSYANDU FLAMBOYAN 5 BANDUNGREJO

Oleh :

Alvin Rois Azwarsyah 105070207111007

Yananda Maulina 105070200111007

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

KONSEP SEHAT JIWA

DI POSYANDU FLAMBOYAN 5 BANDUNGREJO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa

di Desa Bantur, Kab. Malang

Oleh :

Alvin Rois Azwarsyah

Yananda Maulina

Telah diperiksa kelengkapannya pada :

Hari :

Tanggal :

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

( Ns. Retno Lestari S.Kep, MN ) ( Ns. Soebagijono, S.Kep, M.MKes )

NIP. 198009142005022001 NIP. 1968109 1999003 1003

Page 3: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah

kesehatan utama di negara-negara maju, modern dan industri. Keempat masalah

kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan

kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang

menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti

ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan

menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif dan tidak efisien (Hawari,

2001).

Skizofrenia adalah bahwa penderita skizofrenia umumnya pikirannya tidak konsisten

demikian juga perilakunya. Jadi mereka ini tidak konsisten, tidak rasional dan tidak pasti

(LumbanTobing, 2007). Seseorang dikatakan terkena skizofrenia apabila tidak mampu

lagi berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, di rumah, di sekolah atau

kampus, di tempat kerja dan di lingkungan sosialnya. Seseorang yang menderita

gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan berfungsi secara optimal dalam

kehidupannya sehari-hari (Hawari, 2001).

Skizofrenia bisa terjadi pada siapa saja. Seringkali pasien Skizofrenia digambarkan

sebagai individu yang bodoh, aneh, dan berbahaya (Irmansyah, 2006). Sebagai

konsekuensi kepercayaan tersebut, banyak pasien Skizofrenia tidak dibawa berobat ke

dokter (psikiater) melainkan disembunyikan, kalaupun akan dibawa berobat, mereka

tidak dibawa ke dokter melainkan dibawa ke orang pintar. Untuk menghilangkan stigma

pada keluarga dan masyarakat terhadap gangguan jiwa Skizofrenia ini, maka berbagai

upaya penyuluhan dan sosialisasi Skizofrenia perlu diberikan (Hawari, 2007).

II. Tujuan

Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang

konsep gangguan jiwa dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan khusus

Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu:

1. Mengetahui pengertian kesehatan jiwa

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa

Page 4: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

3. Mengetahui definisi gangguan jiwa

4. Mengetahui penyebab gangguan jiwa

5. Mengetahui tanda gejala gangguan jiwa

6. Mengetahui jenis gangguan jiwa

7. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan ketika menemui seseorang dengan

gangguan jiwa

III. Sasaran

Ibu-ibu yang mengikuti kegiatan posyandu balita di Flamboyan 5 Desa Bandungrejo

Kecamatan Bantur

IV. Tempat dan waktu

Tempat : Posyandu Flamboyan 5 Desa Bandung Rejo Kecamatan Bantur.

Waktu : 09.00 – 09.35 WIB

V. Pengorganisasian

Tanggal : 10 Juli 2015

Pukul Kegiatan

5 menit Orientasi, perkenalan, dan kontrak kegiatan

5 menit Validasi kondisi klien (Pre test dan pengukuran

tingkat kecemasan)

15 menit Penjelasan mengenai sehat jiwa

5 menit Diskusi tanya jawab

4 menit Post test

1 menit Terminasi

VI. Media

Leaflet (terlampir)

VII. Materi (terlampir)

Page 5: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Kesehatan Jiwa

Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23

tahun 1992 tentang kesehatan). Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah

suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas

dari penyakit atau kecacatan. Dari dua defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan

sosial yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang

memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres yang

terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas.

Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau

bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas

hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1996 tentang

kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,

intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan

secara selaras dengan keadaan orang lain. Selain dengan itu pakar lain

mengemukakan bahwa kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera

(mental wellbeing) yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian

yang utuh dan kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan

manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan

sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang

lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang

lain (Sumiati dkk, 2009).

Gangguan kesehatan jiwa bukan seperti penyakit lain yang bisa datang secara tiba-

tiba tetapi lebih kearah permasalahan yang terakumulasi dan belum dapat diadaptasi

atau terpecahkan. Dengan demikian akibat pasti atau sebab yang melatar belakangi

timbulnya suatu gangguan. Pengetahuan dan pengalaman yang cukup dapat

membantu seseorang untuk menangkap adanya gejala-gejala tersebut. Semakin dini

kita menemukan adanya gangguan maka akan semakin mudah penanganannya.

Dengan demikian deteksi dini masalah kesehatan jiwa anak usia sekolah dasar sangat

membantu mencegah timbulnya masalah yang lebih berat.

Page 6: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

Masalah kesehatan jiwa yang sifatnya ringan dapat dilakukan penanganan di

sekolah oleh guru atau kerjasama antara guru dan orang tua anak karena penyebab

permasalahan dapat berkaitan dengan masalah dalam keluarga yang tidak ingin

dibicarakan oleh orang tua, mungkin pula anak mempunyai masalah dengan teman

(Noviana, 2010).

Lingkup masalah kesehatan jiwa yang dihadapi individu sangat kompleks sehingga

perlu penanganan oleh suatu program kesehatan jiwa yang bersifat kompleks pula.

Masalah-masalah kesehatan jiwa dapat meliputi: 1) perubahan fungsi jiwa sehingga

menimbulkan penderitaan pada individu (distres) dan atau hambatan dalam

melaksanakan fungsi sosialnya; 2) masalah psikososial yang diartikan sebagai setiap

perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis maupun sosial yang

memberi pengaruh timbal balik dan dianggap mempunyai pengaruh cukup besar.

Sebagai faktor penyebab timbulnya berbagai gangguan jiwa.

Psikososial yang dapat berupa masalah perkembangan manusia yang harmonis,

peningkatan kualitas hidup, upaya-upaya kesehatan jiwa diperlukan untuk mengatasi

masalah tersebut yang meliputi upaya primer, sekunder dan tersier yang ditujukan untuk

meningkatkan taraf kesehatan jiwa manusia agar dapat hidup lebih sehat, harmonis, dan

produktif (Dalami, 2010)

Seorang yang sehat mental dapat: (WHO)

1. Menyesuaikan diri secara konstruktif dengan kenyataan

2. Memperoleh kepuasan dalam usaha/perjuangan hidup

3. Lebih puas memberi daripada menerima

4. Bebas dari kecemasan/ketegangan

5. Berhubungan dengan orang lain tolong menolong, saling memuaskan

6. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran

7. Mengarahkan rasa bermusuhan penyelesaian kreatif dan konstruktif

8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar

Kepribadian yang berintegrasi baik (skinner):

• Menerima diri sendiri

• Diterima oleh orang lain

• Efisien dalam pekerjaan/studi

• Bebas dari konflik dalam diri sendiri

Page 7: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

Perilaku manusia :

- Perilaku manusia dipengaruhi oleh stimulus dari dalam maupun dari luar individu.

- Stimulus dari dalam terkait dengan kondisi jiwa seseorang mempengaruhi

perilakunya.

- Perilaku yang “normal” menunjukkan perkembangan individu yang optimal sesuai

dengan kesejahteraan dan kemajuan kelompok dalam jangka panjang

Normal dan abnormal :

- Abnormal menyimpang dari normal

- Patokan normal untuk fisik/soma lebih mudah

- Patokan normal untuk perilaku agak sulit

Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merasa senang terhadap dirinya serta

Mampu menghadapi situasi

Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup

Puas dengan kehidupannya sehari-hari

Mempunyai harga diri yang wajar

Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan

2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta

Mampu mencintai orang lain

Mempunyai hubungan pribadi yang tetap

Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda

Merasa bagian dari suatu kelompok

Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah"

dirinya

3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta

Menetapkan tujuan hidup yang realistis

Mampu mengambil keputusan

Mampu menerima tanggungjawab

Mampu merancang masa depan

Dapat menerima ide dan pengalaman baru

Puas dengan pekerjaannya

Page 8: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa pada Anak Usia Sekolah

Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa pada anak usia sekolah menurut

Depkes RI (2001, dalam Noviana, 2010) antara lain:

1. Guru

Perilaku guru menunjukan suatu pengaruh yang besar dan kuat terhadap iklim atau

suasana sekolah, baik sosial maupun emosional. Keberhasilan guru dalam mengajar

dan mendidik, khususnya dapat membantu perkembangan kepribadian anak.

2. Teman sebaya

Sehari-hari anak bergaul dengan teman sekolah atau teman di luar sekolah. Orang

tua dan guru harus mengetahui kelompok teman bermain anak baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Di rumah anak berada dalam “dunia dewasa”, yang penuh

dengan norma dan nilai yang harus dipatuhi, sedangkan di luar rumah anak dalam

“dunia usia sebaya”, yang penuh dengan kebebasan.

3. Kondisi fisik sekolah

Anak tidak akan tenang belajar, apabila sekolah terletak di dekat pasar,

perkampungan yang padat, dekat pabrik, atau disekitar tempat hiburan. Keadaan

semacam ini sangat berpengaruh terhadap perilaku anak.

4. Kurikulum

Kurikulum sekolah merupakan pedoman proses pembelajaran yang sangat penting.

Undang-undang No. 2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990

sudah menggariskan jenis dan muatan kurikulum, khususnya kurikulum nasional

yang cukup fleksibel menampung keperluan khusus setempat dalam bentuk muatan

lokal.

5. Proses pembelajaran

Suasana sekolah yang menantang dan merangsang belajar, akan menentukan iklim

sekolah. Hal ini tergantung pada kemampuan guru mengajar, serta tata tertib yang

berlaku di sekolah. Sekolah terasa nyaman dan menarik, sehingga anak senang

berada di sekolah dan guru pun bergairah dalam mengajar.

6. Keluarga

Keluarga merupakan faktor pembentuk kepribadian anak secara dini yang pertama

dan utama. Orang tua yang bersifat otoriter, tidak sabar, mudah marah, selalu

mengatakan “tidak”, selalu melarang, sering memukul, akan sangat berpengaruh

buruk terhadap perkembangan kepribadian anak

Page 9: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

C. Gangguan Jiwa

1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi

jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,

proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa

ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart &

Sundeen, 1998).

Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama,

maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan

pribadi. Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah

mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh

gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan

atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan

penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat

pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).

1. Penyebab Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala yangmenonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur

kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan

sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994). Biasanya tidak

terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai

unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah

gangguan badan ataupun jiwa.

Faktor keturunan, kelainan otak baik sejak dalam kandungan, saat lahir

maupun akibat kecelakaan serta kelainan/sakit fisik yang mempengaruhi fungsi

otak, Kepribadian yang rapuh, Daya tahan kejiwaan yang rendah serta pola asuh

yang tidak baik, Lingkungan & situasi kehidupan sosial yang tidak pernah

menenteramkan serta adat istiadat dan kebiasaan yang tidak sehat. Orang yang

beresiko/ rawan terkena Gangguan jiwa:

a) Individu yang kehilangan anggota tubuh

b) Individu yang kehilangan/perpisahan dengan orang dicintai

c) Individu yang kehilangan pekerjaan, harta benda, tempat tinggal, sekolah

Page 10: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

d) Keluarga dengan penyakit kronis : TBC, hipertensi, diabetes, penyakit

jantung, ginjal dan reumatik

e) Keluarga dengan ibu hamil atau ibu melahirkan

2. Tanda Gangguan Jiwa

3. Ciri orang gangguan jiwa

Marah-marah tanpa sebab

Mengamuk

Mengurung diri

Tidak mengenali orang

Bicara kacau

Bicara/tertawa sendiri

Tidak mampu merawat diri

4. Macam-Macam Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik

dari unsur psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi Maslim,

1998): Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan

gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan

somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan

faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental,

gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan

onset masa kanak dan remaja.

a. Skizofrenia.

Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan

disorganisasi personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk

psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian

pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang

(Maramis,1994).Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas,

sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara

3P Perubahan Perasaan

Perubahan Perilaku

Perubahan Pikiran

Page 11: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan.

Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati

biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak ” cacat ” (Ingram et al.,1995).

b. Depresi

Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan

alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola

tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak

berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998).Depresi juga dapat diartikan

sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai

dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna,

putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 1997).Depresi adalah suatu perasaan sedih

dan yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan

pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000). Depresi

adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa

bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup

menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah,

harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai

kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari

situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa

ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan

menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang

menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat

dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan

berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap banyak

stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa

penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai

pulih (Atkinson, 2000).

c. Kecemasan

Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh

setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang

dihadapi sebaik-baiknya, Maslim (1991).Suatu keadaan seseorang merasa khawatir

dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins

1993).Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak

Skizofrenia Tanda psikotik3P

Page 12: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

dikenali.Intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai

tingkat berat.Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan

kedalam empat tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan

kecemasan panik.

d. Gangguan Kepribadian

Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia) dan

gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi

tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa

dan gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau

tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian paranoid,

kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif,

kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian

astenik, kepribadian antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.

(Maslim,1998).

e. Gangguan Mental Organik

Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh

gangguan fungsi jaringan otak (Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak ini

dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang

terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan

dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang

menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang

terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit

yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih

menunjukkan kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada

pembagian akut dan menahun.

f. Gangguan Psikosomatik

Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah

(Maramis, 1994).Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan

sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang

dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan

dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi

faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.

g. Retardasi Mental

Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau

tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama

Page 13: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara

menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial

(Maslim,1998).

h. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja.

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai

dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat (Maramis,

1994).Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan

dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari

lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi. Diketahui

bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat

diturunkan dari orang tua kepada anaknya.Pada gangguan otak seperti trauma

kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian.Faktor

lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan

oleh karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku

itu dapat dipengaruhi atau dicegah.

C. Yang harus dilakukan ketika menemukan pasien jiwa

1. Melaporkan kepada kader

2. Melaporkan kepada tenaga kesehatan

3. Tenaga kesehatan atau kader akan melaporkan kepada pihak yang

bertanggungjawab terhadap pasien gangguan jiwa

4. Jangan melakukan stigma pada orang tersebut.

D. Cara Mengelola Perasaan dan Bantuan untuk orng yang Sudah Terkena Gangguan

Jiwa

Kenali perasaan anda; seperti marah, takut, sedih, iri, cemas, senang dll pada

setiap situasi.

Coba untuk mengerti apa yang menyebabkan perasaan tersebut.

Perhatikan apa yang anda lakukan terhadap diri sendiri maupun orang lain

ketika timbul perasaan tidak enak tersebut.

Ketahuilah kemampuan anda & keterbatasan anda dalam menghadapi situasi

tersebut.

Kenalilah cara anda dalam mengatasi perasaan & masalah tersebut; apakah

berhasil atau tidak.

Tanyakan pada diri sendiri : Mengapa saya marah? Kepada siapa saya

Page 14: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

marah? Apa yang biasa saya lakukan ketika marah? Apa saja yang dapat saya

lakukan untuk mengatasi rasa marah?

Pelajari cara baru yang dapat memuaskan & memenuhi kebutuhan, dalam

mengatasi perasaan tak enak tersebut, tanpa merugikan diri sendiri maupun

orang lain.

Rencanakan cara yang positif untuk mengatasi perasaan ini, selangkah demi

selangkah.

Lakukan rencana tersebut bila hasilnya tidak memuaskan, cari cara lain.

Page 15: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R. (2003). Perawatan Nyeri. Jakarta :EGC

Mansjoer, Arif.2001. Kapita selekta kedokteran. Jakarta. Media Aeskulapius: FKUI

Stuart, Sunden. 1998. Keperawatan jiwa Edisi III . Jakarta : EGC

Page 16: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

Lampiran 2

PRE & POST TEST

1. Bagaimana seseorang dapat disebut sebagai sehat jiwa?

a. Sehat secara fisik

b. Sehat secara fisik, mental, dan sosial.

c. Penganiayaan fisik dan mental

2. Yang merupakan ciri-ciri dari orang sehat jiwa adalah...

a. Merasa senang terhadap dirinya dan merasa nyaman berhubungan dengan orang

lain.

b. Mampu memenuhi tuntutan hidup orang banyak

c. Merasa nyaman dengan menarik diri dari lingkungan

3. Yang merupakan definisi dari gangguan jiwa adalah...

a. Kondisi seseorang yang stres

b. Perilaku seseorang yang berubah

c. Terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi.

4. Yang tidak termasuk jenis gangguan jiwa adalah...

a. Skizofrenia

b. Senyum sendiri

c. Depresi

5. Berikut ini yang dilakukan ketika bertemu dengan orang gangguan jiwa adalah...

a. Mengolok-ngolok dan menertai

b. Membiarkan dan lari

c. Menghubungi kader atau tenaga kesehatan.

Page 17: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS KEDOKTERAN

Jalan Veteran Malang – 65145Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192 – Fax (62)(0341) 564755

e-mail: [email protected] http:fk.ub.ac.id

JAWA TIMUR - INDONESIA

DAFTAR HADIR PENYULUHAN

“KONSEP SEHAT JIWA”

Hari/ Tanggal :

Waktu :

Lokasi :

NO. NAMA PESERTA TANDA TANGAN

Page 18: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS KEDOKTERAN

Jalan Veteran Malang – 65145Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192 – Fax (62)(0341) 564755

e-mail: [email protected] http:fk.ub.ac.id

JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

Nama Kegiatan : Penyuluhan konsep sehat jiwa

Hari/Tanggal : Jumat, 10 Juli 2015

Pukul : 09.00 – 09.35 WIB

Tempat : Posyandu Flamboyan 5 Desa Bandung Rejo

Pengisi Acara : Alvin Roiz A dan Yananda M

Jumlah Peserta : 15 orang

Kronologis Acara : 1. Pembukaan

2. Doa

3. Perkenalan

4. Materi

5. Tanya Jawab

6. Kesimpulan

Pertanyaan : 1. Bagaimana seseorang dapat disebut sebagai sehat jiwa?

2. Bagaimana ciri-ciri orang sehat jiwa

3. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa?

4. Penyebab gangguan jiwa

5. Ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa

Evaluasi : 1. Peserta antusias mengikuti penyuluhan

2. seluruh peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai

Saran :

Page 19: Proposal Kegiatan Penyuluhan Tentang Jiwa Sehat

Bantur, 27 Januari 2015

Ketua Kelompok

Yananda Maulina

NIM. 105070200111007