Proposal Judul Tugas Acc

46
PROPOSAL JUDUL TUGAS AKHIR A. JUDUL TUGAS AKHIR Pengontrolan Kecepatan Kipas Fantilasi Secara Otomatis Dengan Sensor Suhu Berbasis Mikrokontroller AT89S52 B. JENIS TUGAS AKHIR MODUL C. LATAR BELAKANG Suhu pada suatu ruangan amat berpengaruh pada kenyamanan orang yang ada di dalamnya. Bila suhu suatu ruangan terlalu tinggi maka akan mengganggu kenyamanan orang yang ada di dalamnya. Pengaturan suhu ruangan di perkantoran biasanya menggunakan AC. Tetapi untuk keperluan rumah tangga, biaya pengadaan AC amat mahal,

Transcript of Proposal Judul Tugas Acc

Page 1: Proposal Judul Tugas Acc

PROPOSAL JUDUL TUGAS AKHIR

A. JUDUL TUGAS AKHIR

Pengontrolan Kecepatan Kipas Fantilasi Secara Otomatis Dengan Sensor

Suhu Berbasis Mikrokontroller AT89S52

B. JENIS TUGAS AKHIR

MODUL

C. LATAR BELAKANG

Suhu pada suatu ruangan amat berpengaruh pada kenyamanan orang yang ada

di dalamnya. Bila suhu suatu ruangan terlalu tinggi maka akan mengganggu

kenyamanan orang yang ada di dalamnya. Pengaturan suhu ruangan di perkantoran

biasanya menggunakan AC. Tetapi untuk keperluan rumah tangga, biaya pengadaan

AC amat mahal, terutama untuk biaya listrik. Maka kebanyakan masyarakat

menggunakan kipas angin. [2]

Untuk menggunakan kipas angin kita harus mengatur kecepatan kipas angin

tersebut bila suhu ruangan meningkat, dan harus mengatur kembali kecepatan kipas

angin bila suhu ruangan terlalu rendah. Tetapi dengan menggunakan alat ini kita tidak

perlu mengatur lagi kecepatan kipas angin setiap waktu, karena alat ini akan otomatis

mengubah kecepatan putar kipas angin pada suhu ruangan tertentu.

Page 2: Proposal Judul Tugas Acc

Maka ketika sensor mendeteksi bahwa suhu ruangan sudah mencapai suhu

tertinggi maka kipas angin akan menyala kencang hingga suhu turun. Setelah

mencapai suhu yang ditetepkan untuk mematikan kipas angin, maka otomatis kipas

akan mati.

D. PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan masalah yang harus dihadapi, yaitu bagaimana merancang sebuah sistem

yang dapat melakukan perubahan kecepatan kipas angin secara otomatis dengan

berdasarkan suhu pada ruangan.

E. BATASAN MASALAH

Permasalahan pada proposal ini hanya dibatasi pada bagaimana suhu dapat

dideteksi oleh sensor dari suhu minimum 20oc hingga suhu maksimum 35oc dan

mengubah kecepatan kipas angin. Serta cara kerja alat yang dibuat, dan kemampuan

sistem ini untuk mempertahankan kecepatan kipas angin sesuai suhu ruangan yang

diinginkan.

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang pengontrolan kipas angin

otomatis yang bisa mengatasi perubahan kecepatan kipas angin apabila suhu dalam

ruangan menurun dan meningkat. Manfaat dari proyek akhir ini adalah diharapkan

Page 3: Proposal Judul Tugas Acc

dengan adanya pengontrolan kecepatan kipas angin otomatis ini bisa mempermudah

manusia dalam beraktifitas.

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sensor Suhu

Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat

dikalibrasikan langsung, dalam LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature

sensor seperti pada gambar 1.[3]

Gambar 1, LM 35 basic temperature sensor[3]

IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk

Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear berpadanan

dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis

suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti

bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC

LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena

Page 4: Proposal Judul Tugas Acc

ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang.

Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya

sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah.

IC LM 35 dapat dialiri arus 60 m A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan

sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. [3]

Gambar 2, Rangkaian pengukur suhu. [3]

LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek,

karena selain harganya cukup murah, linearitasnya juga lumayan bagus. LM35 tidak

membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ± ¼ °C pada temperatur

ruangan dan ± ¾ °C pada kisaran -55 °C to +150 °C. LM35 dimaksudkan untuk

beroperasi pada -55 °C hingga +150 °C, sedangkan LM35C pada -40 °C hingga +110

°C, dan LM35D pada kisran 0-100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan

paket TO-220. Sensor LM35 umunya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C

(300mV pada 30 °C). [3]

Page 5: Proposal Judul Tugas Acc

Gambar 3, Bentuk Fisik LM 35 [3]

Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu

menjadi besaran elektri tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahwa setiap

kenaikan 1°C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas maksimal

keluaran sensor adalah 1,5V pada suhu 150°C. [3]

Pada perancangan kita tentukan keluaran ADC mencapai full scale pada saat

suhu 100°C, sehingga tegangan keluaran tranduser (10mV/°C x 100°C) = 1V.

Pengukuran secara langsung saat suhu ruang, keluaran LM35 adalah 0,3V (300mV).

Tegangan ini diolah dengan mengunakan rangkaian pengkondisi sinyal agar sesuai

dangan tahapan masukan ADC. LM35 memiliki kelibihan – kelebihan sebagai

berikut: [3]

1. Di kalibrasi langsung dalam celsius

2. Memiliki faktor skala linear + 10.0 mV/°C

3. Memiliki ketetapan 0,5°C pada suhu 25°C

4. Jangkauan maksimal suhu antara -55°C sampai 150°C

5. Cocok untuk applikasi jarak jauh

6. Harganya cukup murah

Page 6: Proposal Judul Tugas Acc

7. Bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30Volt

8. Memiliki arus drain kurang dari 60 uAmp

9. Pemanasan sendiri yang lambat ( low self-heating)

10. 0,08˚C diudara diam

11. Ketidak linearanya hanya sekitar ±¼°C

12. Memiliki Impedansi keluaran yang kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1

mAmp.

Sensor suhu tipe LM35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat yang

tegangan keluarannya linear dalam satuan celcius. Jadi LM35 memilik kelebihan

dibandingkan sensor temperatur linear dalam satuan kelvin, karena tidak memerlukan

pembagian dengan konstanta tegangan yang besar dan keluarannya untuk

mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM35 memiliki impedansi

keluaran yang rendah, keluaran yang linear, dan sifat ketepatan dalam pengujian

membuat proses interface untuk membaca atau mengotrol sirkuit lebuh mudah. Pin

V+ dari LM35 dihubungkan kecatu daya, pin GND dihubungkan ke Ground dan pin

Vout- yang menghasilkan tegangan analog hasil pengindera suhu dihubungkan ke vin

(+) dan ADC 0804. [3]

2. ADC (Analog Digital Converter) 0804

Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang

untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital. IC ADC 0804

dianggap dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC jenis ini

Page 7: Proposal Judul Tugas Acc

bekerja secara cermat dengan menambahkan sedikit komponen sesuai dengan

spesifikasi yang harus diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat suatu

masukan tegangan. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini

adalah tegangan maksimum yang dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian

pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu eksternal ADC, tipe keluaran, ketepatan dan

waktu konversinya. Beberapa karakteristik penting ADC : [1]

Resolusi.

Merupakan spesifikasi terpenting untuk ADC, yaitu jumlah langkah dari sinyal

skala penuh yang dapat dibagi, dan juga ukuran dari langkah-langkah. Boleh juga

dinyatakan dalam jumlah bit yang ada dalam satu kata (digital word), ukuran LSB

(langkah terkecil) sebagai persen dari skala penuh atau dapat juga LSB dalam mV

(untuk skala penuh yang diberikan). Untuk ADC 0804 resolusinya adalah 8 bit. [1]

Akurasi.

Adalah jumlah dari semua kesalahan, misalnya kesalahan non linieritas, skala

penuh, skala nol dll. Dapat juga menyatakan perbedaan antara tegangan input

analog secara teoritis yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu kode biner

tertentu terhadap tegangan input nyata yang menghasilkan tegangan kode biner

tersebut. [1]

Waktu konversi.

Waktu yang dibutuhkan untuk mendigitalkan setiap sampel atau yang diperlukan

untuk menyelesaikan suatu konversi. Waktu konversi yang dibutuhkan untuk

ADC0804 adalah 100 s. [1]

Page 8: Proposal Judul Tugas Acc

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog

menjadi sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa digunakan

dalam perancangan adalah jenis successive approximation convertion atau

pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak

tergantung pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah. Dalam

Gambar 4 memperlihatkan diagram blok ADC tersebut. [1]

Gambar 4. Diagram Blok ADC. [1]

Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset

kemudian diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan.

Dengan rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock, dan

keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR. [1]

Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal

selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data

Page 9: Proposal Judul Tugas Acc

digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran digital

akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru. [1]

IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-), sehingga dapat

menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin) sama dengan

selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin masukan yaitu

Vin= Vin (+) – Vin (-). Kalau masukan analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini

harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-) digroundkan. Untuk operasi

normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam

hal ini jangkauan masukan analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh),

karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan sama dengan [1]

(menyatakan jumlah bit keluaran biner IC analog to digital converter) [1]

IC ADC 0804 memiliki generator clock intenal yang harus diaktifkan dengan

menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK OUT dan CLK IN

serta sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi

clock yang diperoleh di pin CLK OUT sama dengan : [1]

      

Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang

dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804 memilik 8 keluaran digital sehingga dapat

langsung dihubungkan dengan saluran data mikrokomputer. Masukan (chip select,

Page 10: Proposal Judul Tugas Acc

aktif rendah) digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika tinggi, ADC

0804 tidak aktif (disable) dan semua keluaranberada dalam keadaanimpedansi tinggi.

[1] 

Masukan (write atau start convertion) digunakan untuk memulai proses

konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan keluaran (interrupt

atauend of convertion) menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan

berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0. [1]

2.1 Mode Operasi ADC 0804

A. Mode Opersi Kontinyu

Agar ADC 0804 dapat dioperasikan pada mode operasi kontinyu (proses

membaca terus menerus dan tanpa proses operasi jabat tangan), maka penyemat CS

dan RD ditanahkan, sedangkan penyemat WR dan INTR tidak dihubungkan

kemanapun. Prinsip kerja operasi kontinyu ini yaitu ADC akan memulai konversi

ketika INTR kembali tidak aktif (logika ‘1’). Setelah proses konversi selesai, INTR

akan aktif (logika ‘0’). Untuk memulai konversi pertama kali WR harus ditanahkan

terlebih dahulu, hal ini digunakan untuk mereset SAR. Namun pada konversi

berikutnya untuk mereset SAR dapat menggunakan sinyal INTR saat aktif (logika

‘0’) dan mulai konversi saat tidak aktif (logika ‘1’). [1]

Ketika selesai konversi data hasil konversi akan dikeluarkan secara langsung

dari buffer untuk dibaca karena RD ditanahkan. Saat sinyal INTR aktif, sinyal ini

Page 11: Proposal Judul Tugas Acc

digunakan untuk me-reset SAR. Saat INTR kembali tidak aktif (logika ‘1’) proses

konversi dimulai kembali. [1]

3. Arsitektur dan Blok Diagram Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 dibangun berdasarkan arsitektur seperti

ditunjukkan gambar 5. Seluruh bagian yang digambar pada gambar tersebut saling

berhubungan melalui internal bus 8 bit menelusuri bagian serpih. Bus tersebut

kemudian dihubungkan ke luar melalui input output port apabila memori atau

expansi diperlukan. [7]

Unit pengolah pusat (CPU) terdiri atas dua bagian, yaitu unit pengendali

control unit (CU), serta unit aritmatika dan logika (ALU). Fungsi utama unit

pengendali ini adalah mengambil, mengkode, dan melaksanakan urutan intruksi

sebuah program yang tersimpan dalam memori, unit pengendali juga berfungsi

untuk mengatur urutan operasi seluruh sistem. Unit pengendali atau CPU juga

menghasilkan dan mengatur sinyal pengendali yang diperlukan untuk

menyerempakkan operasi, juga aliran intruksi program. Aliran informasi pada bus

data dan bus alamat juga diatur oleh unit ini. [7]

Page 12: Proposal Judul Tugas Acc

Gambar 5, Blok Diagram Mikrokontroler AT89S52. [7]

3.1 Konfigurasi PIN

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin dengan catu daya

tunggal 5 Volt. Ke-40 pin tersebut digambarkan dalam gambar 6 : [7]

Page 13: Proposal Judul Tugas Acc

Gambar 6, Konfigurasi PIN Mikrokontroler AT89S52. [7]

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin (kaki) yang

ada pada mikrokontroler AT89S52 : [7]

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin (kaki) yang

ada pada mikrokontroler AT89S52. [7]

a. Pin 1 samapi 8 (Port 1) merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidirectional) yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose)

b. Pin 9 merupakan pin reset, reset aktif jika mendapat catuan tinggi.

c. Pin 10 sampai 17 (Port 3) adalah port paralel 8 bit dua arah yang memiliki

fungsi pengganti sebagai berikut : [7]

- P3.0 (10) : RXD (port serial penerima data)

- P3.1 (11) : TXD (port serial pengirim data)

- P3.2 (12) : INT0 (input interupsi eksternal 0, aktif low)

Page 14: Proposal Judul Tugas Acc

- P3.3 (13) : INT1 (input interupsi eksternal 1, aktif low)

- P3.4 (14) : T0 (eksternal input timer / counter 0)

- P3.5 (15) : T1 (eksternal input timer / counter 1)

- P3.6 (16) : WR (write, aktif low) sinyal kontrol penulisan data dari port 0

ke memori data dan input-output eksternal.

- P3.7 (17) : RD (read, aktif low) sinyal kontrol pembacaan memori data

input-output eksternal ke port 0

- Pin 18 sebagai XTAL 2, keluaran osilator yang terhubung pada kristal

- Pin 19 sebagai XTAL 1, masukan ke osilator berpenguatan tinggi,

terhubung pada kristal

- Pin 20 sebagai Vss, terhubung ke 0 atau ground pada rangkaian

- Pin 21 sampai 28 (Port 2) adalah port paralel 8 bit dua arah. Port ini

mengirim byte alamat, bila pengaksesan dilakukan pada memori eksternal

- Pin 29 sebagai PSEN (Program Store enable) adalah sinyal yang

digunakan untuk membaca, memindahkan program memori eksternal

(ROM/EPROM) ke mikrokontroler (aktif low)

- Pin 30 sebagai ALE (Address Latch Enable) untuk menahan alamat bawah

selama mengakses memori eksternal.

- Pin 31 sebagai EA (External Access) untuk memilih memori yang akan

digunakan, memori program internal (EA = Vcc) atau memori program

eksternal 1 (EA = Vss), juga berfungsi sebagai VPP (programming supply

voltage) pada saat memprogram internal flash memori pada

Page 15: Proposal Judul Tugas Acc

mikrokontroler. [7]

- Pin 32 samapi 39 (port 0) merupakan port paralel 8 bit dua arah. Berfungsi

sebagai alamat bawah yang dimultipleks dengan data untuk mengakses

program dan data memori eksternal.

- Pin 40 sebagai Vcc terhubung ke +5 V sebagai catu daya untuk

mikrokontroler. [7]

Organisasi Memori

Semua serpih tunggal dalam keluarga MCS-51 memiliki pembagian ruang

alamat untuk program dan data. Pemisahan memori program dan memori data

memperbolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit. Sekalipun

demikian, alamat data memori 16 bit dapat dihasilkan melalui register DPTR (Data

Point Register). Memori program hanya bisa dibaca tidak bisa ditulis karena

disimpan dalam EPROM. Dalam hal ini EPROM yang tersedia di dalam serpih

tunggal AT89S52 sebesar 8 Kbyte. [7]

Page 16: Proposal Judul Tugas Acc

Gambar 7, Organisasi Memori Mikrokontroler AT89S52 [7]

Memori Program

Pada EPROM 8 Kbyte, jika EA (External Access) bernilai tinggi, maka

program akan menempati alamat 0000 H sampai 0FFF H secara internal. Jika EA

bernilai rendah maka program akan menempati alamat 1000 H sampai FFFF H ke

program eksternal. [7]

Memori Data

Memori data internal dipetakan seperti pada gambar di bawah ini

Ruang memorinya dibagi menjadi tiga blok yaitu bagian 128 bawah, 128 atas,

dan ruang SFR (Special Function Register). [7]

Page 17: Proposal Judul Tugas Acc

Gambar 8, Peta Memori Data Internal [7]

Bagian RAM 128 byte bawah dipetakan menjadi 32 byte bawah

dikelompokkan menjadi 4 bank dan 8 register (R0 sampai R7). Pada bagian 16

byte berikutnya, di atas bank-bank register, membentuk suatu blok ruang memori

yang bisa teralamati per bit (bit addressable). Alamat-alamat bit ini adalah 00 H

hingga 7F H. Semua byte yang berada di dalam 128 bawah dapat diakses baik

secara langsung maupun tidak langsung. Bagian 128 atas hanya dapat diakses

dengan pengalamatan tidak langsung. Bagian 128 atas dari RAM hanya ada di

dalam piranti yang memiliki RAM 256 byte. [7]

4. Thyristor

Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran  yang

berdasarkan pada struktur PNPN. Komponen ini memiliki kestabilan dalam dua

keadaan yaitu on dan off serta memiliki umpan-balik regenerasi internal. Thyristor

Page 18: Proposal Judul Tugas Acc

memiliki kemampuan untuk mensaklar arus searah (DC) yaitu jenis SCR. [4]

4.1 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

SCR merupakan jenis thyristor yang terkenal dan paling tua, komponen

ini tersedia dalam rating arus antara 0,25 hingga ratusan amper, serta rating

tegangan hingga 5000 volt. Struktur dan simbol dari SCR dapat digambarkan seperti

pada Gambar 9. [4]

 

Gambar 9, Penggambaran struktur dan simbol dari SCR. [4]

Sedangkan jika didekati dengan struktur transistor, maka struktur SCR dapat

digambarkan seperti pada   Gambar 10 [4]

 Gambar 10, Struktur SCR jika didekati dengan struktur transistor. [4]

Page 19: Proposal Judul Tugas Acc

Kondisi awal dari SCR adalah dalam kondisi OFF (A dan K tidak

tersambung). Salah satu cara untuk meng-ON kan (menyambungkan antara A dan

K) adalah dengan memberikan tegangan picu terhadap G (gate). Sekali SCR

tersambung maka SCR akan terjaga dalam kondisi ON (dapat dilihat pada struktur

transistor Gambar 10). Untuk mematikan sambungan A-K, maka yang perlu

dilakukan adalah dengan memberikan tegangan balik pada A-K-nya, atau dengan

menghubungkan G ke K. Gambar 11 adalah karakteristik volt-amper SCR dan

skema aplikasi dasar dari SCR. [4]

 

 

Gambar 11, Karakteristik dan skema aplikasi SCR.[4]

5. LCD (Liquid Cristal Display)

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang

berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik.

Dipasaran tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan LCD

beserta rangkaian pendukungnya termasuk ROM dll. LCD mempunyai pin data,

kontrol catu daya, dan pengatur kontras tampilan. [5]

Page 20: Proposal Judul Tugas Acc

Gambar 12, Penampilan LCD [5]

Pin No

Name Function Description

1 Vss Power GND2 Vdd Power +5V3 Vee Contrast Adj. (-2) 0 – 5 V4 RS Command Register Select5 R/W Command Read/Write6 E Command Enable (Strobe)7 D0 I/O DATA LSB8 D1 I/O Data9 D2 I/O Data

10 D3 I/O Data11 D4 I/O Data12 D5 I/O Data13 D6 I/O Data14 D7 I/O Data MSB

Tabel 1. Konfigurasi Pin Dari LCD 2x16 M1632. [5]

Gambar 13. Rangkaian LCD. [5]

Page 21: Proposal Judul Tugas Acc

Fungsi dari pin-pin pada rangkaian LCD yaitu: [5]

Pin data dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti

mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.

Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan

jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan

yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.

Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis

data, sedangkan high baca data.

Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini

dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke

ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.

LCD telah dilengkapi dengan mikrokontroler HD44780 yang berfungsi sebagai

pengendali. LCD ini juga mempunyai CGROM (Character Generator Read Only

Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM

(Display Data Random Access Memory). [5]

6. Perangkat Lunak

Perangkat Lunak (software) merupakan suatu program yang dibuat oleh

pembuat program untuk  menjalankan perangkat keras. Perangkat Lunak adalah

Page 22: Proposal Judul Tugas Acc

program yang berisi kumpulan instruksi untuk melakukan proses pengolahan data.

Software sebagai penghubung antara manusia sebagai pengguna dengan perangkat

keras komputer, berfungsi menerjemahkan bahasa manusia ke dalam bahasa mesin

sehingga perangkat keras memahami keinginan pengguna dan menjalankan instruksi

yang diberikan dan selanjutnya memberikan hasil yang diinginkan oleh manusia

tersebut. [6]

Perangkat lunak berfungsi untuk : [6]

1. Mengidentifikasi program

2. Menyiapkan aplikasi program sehingga tata kerja seluruh perangkat

terkontrol.

3. Mengatur dan membuat pekerjaan lebih efisien.

6.1 Macam-macam Perangkat Lunak

Perangkat lunak terbagi menjadi 4 macam, yaitu : [6]

1. Sistem Operasi (Operating System),

2. Program Aplikasi (Application Programs),

3. Bahasa Pemrograman (Programming Language),

4. Program Bantu (Utility)

Page 23: Proposal Judul Tugas Acc

6.2   Sistem Operasi (Operating System)

Sistem Operasi yaitu program yang berfungsi untuk mengendalikan sistem

kerja yang mendasar sehingga mengatur kerja media input, output, tabel

pengkodean, memori, penjadwalan prosesor, dan lain-lain. Sistem operasi

berfungsi sebagai penghubung antara manusia dengan perangkat keras dan

perangkat lunak yang akan digunakan. Adapun fungsi utama sistem operasi

adalah : [6]

Menyimpan program dan aksesnya

Membagi tugas di dalam CPU

Mengalokasikan tugas-tugas penting

Merekam sumber-sumber data

Mengatur memori sistem termasuk penyimpanan, menghapus dan

mendapatkan data

Memeriksa kesalahan sistem

Multitugas pada OS/2″, Windows ’95″, Windows ’98″, Windows NT”,

/2000/XP

Memelihara keamanan sistem,   khusus pada jaringan yang membutuhkan

kata sandi (password) dan penggunaan ID

Contoh Sistem Operasi, misalnya : Disk operating System (DOS), Microsoft

Windows, Linux, dan Unix. [6]

Page 24: Proposal Judul Tugas Acc

6.3  Program Aplikasi (Aplication Programs)

Program Aplikasi adalah  perangkat lunak yang dirancang khusus untuk

kebutuhan tertentu, misalnya program  pengolah kata, mengelola lembar kerja,

program presentasi, design grafis, dan lain-lain. [6]

6.4 Bahasa Pemrograman (Programming Language)

Perangkat lunak bahasa yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan

instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke bahasa mesin dengan

aturan atau prosedur tertentu, agar diterima oleh komputer. [6]

Ada 3 level bahasa pemrograman, yaitu : [6]

Bahasa tingkat rendah (low level language)

Bahasa ini disebut juga bahasa mesin (assembler), dimana pengkodean bahasanya

menggunakan kode angka 0 dan 1.

Bahasa tingkat tinggi (high level language)

Bahasa ini termasuk dalam bahasa pemrograman yang mudah dipelajari oleh

pengguna komputer karena menggunakan bahasa Inggris. Contohnya : BASIC,

COBOL, PASCAL, FORTRAN. [6]

Page 25: Proposal Judul Tugas Acc

Bahasa generasi keempat (4 GL)

Bahasa pemrograman 4 GL (Fourth Generation Language) merupakan bahasa yang

berorientasi   pada objek yang disebut Object Oriented Programming (OOP). Contoh

software ini adalah : Visual Basic, Delphi, Visual C++. [6]

6.5 Program Bantu (Utility)

Perangkat Lunak merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai aplikasi

pembantu dalam kegiatan yang ada hubungannya dengan komputer, misalnya

memformat disket, mengopi data, mengkompres file, dan lain-lain. [6]

H. METODELOGI

1. Rancangan Blok Diagram

Pada sistem kerja pengaturan kecepatan kipas angin otomatis ditunjukkan

seperti pada blok diagram, gambar 13 :

Dimana pada saat pengguna menghidupkan kipas angin, sensor suhu LM35 membaca

suhu pada ruangan, kemudian hasil yang di deteksi oleh sensor suhu ini di lanjutkan

ke penguat sehingga ADC 0804 bisa membaca hasil dari sensor ini, dan di ubah dari

analog ke digital, yang kemudian dikirimkan ke mikrokontroller AT89S52,

perintahnya yang pertama ditampilkan di lcd 16x2 selanjutnya, perintah yang kedua

untuk mengatur kecepatan motor, sesuai suhu pada ruangan.

Page 26: Proposal Judul Tugas Acc

KIPAS IIKIPAS I

ADC 0804LM 35

DRIVER SENSOR

AT89S52

LCD

DRIVER SPEED

Gambar 13, Diagram Blok

2. Perancangan Diagram Alir Sistem Kerja Sensor Suhu

Pada sistem kerja pengaturan kecepatan kipas angin ini ditunjukkan seperti

pada alur diagram berikut ini. Dimana sensor suhu akan mendeteksi suhu ruangan

terus menerus sehingga fungsi ”STOP” pada diagram alir tidak digunakan kecuali

kipas angin dimatikan dengan cara di putuskan tegangan. Hal ini menunjukkan bahwa

sensor bekerja terus – menerus menunggu perintah dan mengerjakannya selama

sensor suhu memiliki supply tegangan. Berikut diagram alirnya.

Page 27: Proposal Judul Tugas Acc

Start

Inisialisasi Sensor

Baca Sensor Suhu Ruangan

S ≥ 350 190 >S<250280 >S< 350

Kecepatan Tinggi Kecepatan Menengah Kecepatan Kecil

OFF

Power OFF

Stop

2. Digram Alir

T T

Y Y Y

Page 28: Proposal Judul Tugas Acc

3. Metodelogi

Dalam menunjang keberhasilan pada penyelesaian proyek akhir ini memiliki

metode-metode untuk mempercepat kerja. Metode yang digunakan dalam

menyelesaikan proyek akhir ini yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini yaitu proses pengumpulan data-data yang berkaitan dengan

pengontrolan kecepatan kipas angin otomatis, tahap pengambilan data tersebut

bisa didapat dengan membaca buku, jurnal ilmiah, searching internet, dan lain-

lain.

2. Perencanaan Sistem

Tahap ini mahasiswa menceritakan tentang sistem proyek akhir, yaitu sistem

pengontrolan kecepatan kipas angin secara otomatis dengan menggunakan sensor

suhu.

3. Perancangan Sistem Hardware

Pada tahap ini merupakan tahap dari pada pembuatan hardware berupa

rangkaian elektronik yang dapat berfungsi secara otomatis untuk menjaga

kestabilan suhu ruangan, dan peletakan, sensor, LCD dan lain-lain.

4. Implementasi dan Pengambilan Data

Pada tahap ini menjelaskan sistem kerja dari pada pengontrolan kecepatan

kipas angin secara otomatis dari kecepatan putar kipas angin kencang, menengah

hingga mati.

Page 29: Proposal Judul Tugas Acc

5. Pengambilan kesimpulan dan Analisa

Dalam tahap ini adalah pengujian atau percobaan dan analisa untuk

perangkat-perangkat pada pengontrolan kecepatan kipas angin secara otomatis.

8.3 Kerangka Proposal

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Sistematika Penulisan

Bab II DASAR TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sensor Suhu

2.2.2 ADC 0804

2.2.3 Mikrokontroller

2.2.4 Thyristor

2.2.5 Perangkat Lunak

Bab III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN MODUL

3.1 Diskripsi Alat

3.2 Block diagram sistem

3.3 Perancangan perangkat keras

Page 30: Proposal Judul Tugas Acc

3.3.1 Perancangan Sensor suhu

3.3.2 Perancangan Rangkaian ADC 0804

3.3.3 Perancangan Mikrokontroller

3.3.4 Perancangan Rangkaian Thyristor

3.4 Perancang Perangkat Lunak Mikrokontroller

Bab IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

4.1 Pengujian Sensor Suhu

4.2 Pengujian Rangkaian ADC 0804

4.3 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller

4.4 Pengujian Rangkaian Thyristor

4.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Page 31: Proposal Judul Tugas Acc

8.3 JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan

penyusunan laporan

No URAIAN KEGIATANWaktu (Bulan Dan Tahun)

I II III IV V VI

1Pembuatan Proposal

           

2 Persiapan Infrastruktur   

     

3 Perancangan Sistem            

4 Pembuatan Sistem

5 Pengujian Sistem/ Kalibrasi          

6 Analisa Data            

7Pembuatan Laporan Dan Sidang

        

 

8 Revisi Dan Jilid Laporan            

Page 32: Proposal Judul Tugas Acc

DAFTAR PUSTAKA

[1] Labotaturium Elektronika, Teknik Elektro Universitas Brawijaya, 15 Januari 2012, from http://elka.ub.ac.id/praktikum/tak/tak.php?page=4

[2] Prayitno. H, (2006). Kipas Angin Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89c51 Dengan Sensor Suhu LM35, 16 Januari 2012, from http://library.gunadarma.ac.id/repository/files/135317/21101654/abstraksi.pdf

[3] Universitas Sumatera, BAB II, Landasan Teori, 16 Januari 2012, from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25239/3/Chapter%20II.pdf

[4] TrenSain, 17 Januari 2012, from http://trensains.com/thyristor.htm

[5] Teori dasar Mikrokontroler, 24 Januari 2012, from http://grahacendikia.files.wordpress.com/2009/04/mikrokontrl.pdf

[6] Blog Yanti164, (2008), Perangkat Lunak Komputer, 24 Januari 2012, from http://yanti164.wordpress.com/2008/08/19/perangkat-lunak-komputer/

[7] Widodo Budiarto, 2005, Perancangan Sistem Dan Aplikasi Mikrokotroller, Jakarta : Elex Media Komputindo