Proposal Judul Tugas Acc
-
Upload
teuku-nicky-juangga -
Category
Documents
-
view
655 -
download
5
Transcript of Proposal Judul Tugas Acc
PROPOSAL JUDUL TUGAS AKHIR
A. JUDUL TUGAS AKHIR
Pengontrolan Kecepatan Kipas Fantilasi Secara Otomatis Dengan Sensor
Suhu Berbasis Mikrokontroller AT89S52
B. JENIS TUGAS AKHIR
MODUL
C. LATAR BELAKANG
Suhu pada suatu ruangan amat berpengaruh pada kenyamanan orang yang ada
di dalamnya. Bila suhu suatu ruangan terlalu tinggi maka akan mengganggu
kenyamanan orang yang ada di dalamnya. Pengaturan suhu ruangan di perkantoran
biasanya menggunakan AC. Tetapi untuk keperluan rumah tangga, biaya pengadaan
AC amat mahal, terutama untuk biaya listrik. Maka kebanyakan masyarakat
menggunakan kipas angin. [2]
Untuk menggunakan kipas angin kita harus mengatur kecepatan kipas angin
tersebut bila suhu ruangan meningkat, dan harus mengatur kembali kecepatan kipas
angin bila suhu ruangan terlalu rendah. Tetapi dengan menggunakan alat ini kita tidak
perlu mengatur lagi kecepatan kipas angin setiap waktu, karena alat ini akan otomatis
mengubah kecepatan putar kipas angin pada suhu ruangan tertentu.
Maka ketika sensor mendeteksi bahwa suhu ruangan sudah mencapai suhu
tertinggi maka kipas angin akan menyala kencang hingga suhu turun. Setelah
mencapai suhu yang ditetepkan untuk mematikan kipas angin, maka otomatis kipas
akan mati.
D. PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah yang harus dihadapi, yaitu bagaimana merancang sebuah sistem
yang dapat melakukan perubahan kecepatan kipas angin secara otomatis dengan
berdasarkan suhu pada ruangan.
E. BATASAN MASALAH
Permasalahan pada proposal ini hanya dibatasi pada bagaimana suhu dapat
dideteksi oleh sensor dari suhu minimum 20oc hingga suhu maksimum 35oc dan
mengubah kecepatan kipas angin. Serta cara kerja alat yang dibuat, dan kemampuan
sistem ini untuk mempertahankan kecepatan kipas angin sesuai suhu ruangan yang
diinginkan.
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang pengontrolan kipas angin
otomatis yang bisa mengatasi perubahan kecepatan kipas angin apabila suhu dalam
ruangan menurun dan meningkat. Manfaat dari proyek akhir ini adalah diharapkan
dengan adanya pengontrolan kecepatan kipas angin otomatis ini bisa mempermudah
manusia dalam beraktifitas.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sensor Suhu
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat
dikalibrasikan langsung, dalam LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature
sensor seperti pada gambar 1.[3]
Gambar 1, LM 35 basic temperature sensor[3]
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear berpadanan
dengan perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis
suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti
bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC
LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena
ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang.
Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya
sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah.
IC LM 35 dapat dialiri arus 60 m A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan
sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. [3]
Gambar 2, Rangkaian pengukur suhu. [3]
LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek,
karena selain harganya cukup murah, linearitasnya juga lumayan bagus. LM35 tidak
membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ± ¼ °C pada temperatur
ruangan dan ± ¾ °C pada kisaran -55 °C to +150 °C. LM35 dimaksudkan untuk
beroperasi pada -55 °C hingga +150 °C, sedangkan LM35C pada -40 °C hingga +110
°C, dan LM35D pada kisran 0-100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan
paket TO-220. Sensor LM35 umunya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C
(300mV pada 30 °C). [3]
Gambar 3, Bentuk Fisik LM 35 [3]
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu
menjadi besaran elektri tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahwa setiap
kenaikan 1°C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas maksimal
keluaran sensor adalah 1,5V pada suhu 150°C. [3]
Pada perancangan kita tentukan keluaran ADC mencapai full scale pada saat
suhu 100°C, sehingga tegangan keluaran tranduser (10mV/°C x 100°C) = 1V.
Pengukuran secara langsung saat suhu ruang, keluaran LM35 adalah 0,3V (300mV).
Tegangan ini diolah dengan mengunakan rangkaian pengkondisi sinyal agar sesuai
dangan tahapan masukan ADC. LM35 memiliki kelibihan – kelebihan sebagai
berikut: [3]
1. Di kalibrasi langsung dalam celsius
2. Memiliki faktor skala linear + 10.0 mV/°C
3. Memiliki ketetapan 0,5°C pada suhu 25°C
4. Jangkauan maksimal suhu antara -55°C sampai 150°C
5. Cocok untuk applikasi jarak jauh
6. Harganya cukup murah
7. Bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30Volt
8. Memiliki arus drain kurang dari 60 uAmp
9. Pemanasan sendiri yang lambat ( low self-heating)
10. 0,08˚C diudara diam
11. Ketidak linearanya hanya sekitar ±¼°C
12. Memiliki Impedansi keluaran yang kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1
mAmp.
Sensor suhu tipe LM35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat yang
tegangan keluarannya linear dalam satuan celcius. Jadi LM35 memilik kelebihan
dibandingkan sensor temperatur linear dalam satuan kelvin, karena tidak memerlukan
pembagian dengan konstanta tegangan yang besar dan keluarannya untuk
mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM35 memiliki impedansi
keluaran yang rendah, keluaran yang linear, dan sifat ketepatan dalam pengujian
membuat proses interface untuk membaca atau mengotrol sirkuit lebuh mudah. Pin
V+ dari LM35 dihubungkan kecatu daya, pin GND dihubungkan ke Ground dan pin
Vout- yang menghasilkan tegangan analog hasil pengindera suhu dihubungkan ke vin
(+) dan ADC 0804. [3]
2. ADC (Analog Digital Converter) 0804
Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang
untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital. IC ADC 0804
dianggap dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC jenis ini
bekerja secara cermat dengan menambahkan sedikit komponen sesuai dengan
spesifikasi yang harus diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat suatu
masukan tegangan. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini
adalah tegangan maksimum yang dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian
pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu eksternal ADC, tipe keluaran, ketepatan dan
waktu konversinya. Beberapa karakteristik penting ADC : [1]
Resolusi.
Merupakan spesifikasi terpenting untuk ADC, yaitu jumlah langkah dari sinyal
skala penuh yang dapat dibagi, dan juga ukuran dari langkah-langkah. Boleh juga
dinyatakan dalam jumlah bit yang ada dalam satu kata (digital word), ukuran LSB
(langkah terkecil) sebagai persen dari skala penuh atau dapat juga LSB dalam mV
(untuk skala penuh yang diberikan). Untuk ADC 0804 resolusinya adalah 8 bit. [1]
Akurasi.
Adalah jumlah dari semua kesalahan, misalnya kesalahan non linieritas, skala
penuh, skala nol dll. Dapat juga menyatakan perbedaan antara tegangan input
analog secara teoritis yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu kode biner
tertentu terhadap tegangan input nyata yang menghasilkan tegangan kode biner
tersebut. [1]
Waktu konversi.
Waktu yang dibutuhkan untuk mendigitalkan setiap sampel atau yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu konversi. Waktu konversi yang dibutuhkan untuk
ADC0804 adalah 100 s. [1]
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog
menjadi sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa digunakan
dalam perancangan adalah jenis successive approximation convertion atau
pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak
tergantung pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah. Dalam
Gambar 4 memperlihatkan diagram blok ADC tersebut. [1]
Gambar 4. Diagram Blok ADC. [1]
Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset
kemudian diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan.
Dengan rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock, dan
keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR. [1]
Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal
selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data
digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran digital
akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru. [1]
IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-), sehingga dapat
menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin) sama dengan
selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin masukan yaitu
Vin= Vin (+) – Vin (-). Kalau masukan analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini
harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-) digroundkan. Untuk operasi
normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam
hal ini jangkauan masukan analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh),
karena IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan sama dengan [1]
(menyatakan jumlah bit keluaran biner IC analog to digital converter) [1]
IC ADC 0804 memiliki generator clock intenal yang harus diaktifkan dengan
menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK OUT dan CLK IN
serta sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi
clock yang diperoleh di pin CLK OUT sama dengan : [1]
Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang
dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804 memilik 8 keluaran digital sehingga dapat
langsung dihubungkan dengan saluran data mikrokomputer. Masukan (chip select,
aktif rendah) digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika tinggi, ADC
0804 tidak aktif (disable) dan semua keluaranberada dalam keadaanimpedansi tinggi.
[1]
Masukan (write atau start convertion) digunakan untuk memulai proses
konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan keluaran (interrupt
atauend of convertion) menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan
berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0. [1]
2.1 Mode Operasi ADC 0804
A. Mode Opersi Kontinyu
Agar ADC 0804 dapat dioperasikan pada mode operasi kontinyu (proses
membaca terus menerus dan tanpa proses operasi jabat tangan), maka penyemat CS
dan RD ditanahkan, sedangkan penyemat WR dan INTR tidak dihubungkan
kemanapun. Prinsip kerja operasi kontinyu ini yaitu ADC akan memulai konversi
ketika INTR kembali tidak aktif (logika ‘1’). Setelah proses konversi selesai, INTR
akan aktif (logika ‘0’). Untuk memulai konversi pertama kali WR harus ditanahkan
terlebih dahulu, hal ini digunakan untuk mereset SAR. Namun pada konversi
berikutnya untuk mereset SAR dapat menggunakan sinyal INTR saat aktif (logika
‘0’) dan mulai konversi saat tidak aktif (logika ‘1’). [1]
Ketika selesai konversi data hasil konversi akan dikeluarkan secara langsung
dari buffer untuk dibaca karena RD ditanahkan. Saat sinyal INTR aktif, sinyal ini
digunakan untuk me-reset SAR. Saat INTR kembali tidak aktif (logika ‘1’) proses
konversi dimulai kembali. [1]
3. Arsitektur dan Blok Diagram Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroler AT89S52 dibangun berdasarkan arsitektur seperti
ditunjukkan gambar 5. Seluruh bagian yang digambar pada gambar tersebut saling
berhubungan melalui internal bus 8 bit menelusuri bagian serpih. Bus tersebut
kemudian dihubungkan ke luar melalui input output port apabila memori atau
expansi diperlukan. [7]
Unit pengolah pusat (CPU) terdiri atas dua bagian, yaitu unit pengendali
control unit (CU), serta unit aritmatika dan logika (ALU). Fungsi utama unit
pengendali ini adalah mengambil, mengkode, dan melaksanakan urutan intruksi
sebuah program yang tersimpan dalam memori, unit pengendali juga berfungsi
untuk mengatur urutan operasi seluruh sistem. Unit pengendali atau CPU juga
menghasilkan dan mengatur sinyal pengendali yang diperlukan untuk
menyerempakkan operasi, juga aliran intruksi program. Aliran informasi pada bus
data dan bus alamat juga diatur oleh unit ini. [7]
Gambar 5, Blok Diagram Mikrokontroler AT89S52. [7]
3.1 Konfigurasi PIN
Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 pin dengan catu daya
tunggal 5 Volt. Ke-40 pin tersebut digambarkan dalam gambar 6 : [7]
Gambar 6, Konfigurasi PIN Mikrokontroler AT89S52. [7]
Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin (kaki) yang
ada pada mikrokontroler AT89S52 : [7]
Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi dari tiap-tiap pin (kaki) yang
ada pada mikrokontroler AT89S52. [7]
a. Pin 1 samapi 8 (Port 1) merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidirectional) yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose)
b. Pin 9 merupakan pin reset, reset aktif jika mendapat catuan tinggi.
c. Pin 10 sampai 17 (Port 3) adalah port paralel 8 bit dua arah yang memiliki
fungsi pengganti sebagai berikut : [7]
- P3.0 (10) : RXD (port serial penerima data)
- P3.1 (11) : TXD (port serial pengirim data)
- P3.2 (12) : INT0 (input interupsi eksternal 0, aktif low)
- P3.3 (13) : INT1 (input interupsi eksternal 1, aktif low)
- P3.4 (14) : T0 (eksternal input timer / counter 0)
- P3.5 (15) : T1 (eksternal input timer / counter 1)
- P3.6 (16) : WR (write, aktif low) sinyal kontrol penulisan data dari port 0
ke memori data dan input-output eksternal.
- P3.7 (17) : RD (read, aktif low) sinyal kontrol pembacaan memori data
input-output eksternal ke port 0
- Pin 18 sebagai XTAL 2, keluaran osilator yang terhubung pada kristal
- Pin 19 sebagai XTAL 1, masukan ke osilator berpenguatan tinggi,
terhubung pada kristal
- Pin 20 sebagai Vss, terhubung ke 0 atau ground pada rangkaian
- Pin 21 sampai 28 (Port 2) adalah port paralel 8 bit dua arah. Port ini
mengirim byte alamat, bila pengaksesan dilakukan pada memori eksternal
- Pin 29 sebagai PSEN (Program Store enable) adalah sinyal yang
digunakan untuk membaca, memindahkan program memori eksternal
(ROM/EPROM) ke mikrokontroler (aktif low)
- Pin 30 sebagai ALE (Address Latch Enable) untuk menahan alamat bawah
selama mengakses memori eksternal.
- Pin 31 sebagai EA (External Access) untuk memilih memori yang akan
digunakan, memori program internal (EA = Vcc) atau memori program
eksternal 1 (EA = Vss), juga berfungsi sebagai VPP (programming supply
voltage) pada saat memprogram internal flash memori pada
mikrokontroler. [7]
- Pin 32 samapi 39 (port 0) merupakan port paralel 8 bit dua arah. Berfungsi
sebagai alamat bawah yang dimultipleks dengan data untuk mengakses
program dan data memori eksternal.
- Pin 40 sebagai Vcc terhubung ke +5 V sebagai catu daya untuk
mikrokontroler. [7]
Organisasi Memori
Semua serpih tunggal dalam keluarga MCS-51 memiliki pembagian ruang
alamat untuk program dan data. Pemisahan memori program dan memori data
memperbolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit. Sekalipun
demikian, alamat data memori 16 bit dapat dihasilkan melalui register DPTR (Data
Point Register). Memori program hanya bisa dibaca tidak bisa ditulis karena
disimpan dalam EPROM. Dalam hal ini EPROM yang tersedia di dalam serpih
tunggal AT89S52 sebesar 8 Kbyte. [7]
Gambar 7, Organisasi Memori Mikrokontroler AT89S52 [7]
Memori Program
Pada EPROM 8 Kbyte, jika EA (External Access) bernilai tinggi, maka
program akan menempati alamat 0000 H sampai 0FFF H secara internal. Jika EA
bernilai rendah maka program akan menempati alamat 1000 H sampai FFFF H ke
program eksternal. [7]
Memori Data
Memori data internal dipetakan seperti pada gambar di bawah ini
Ruang memorinya dibagi menjadi tiga blok yaitu bagian 128 bawah, 128 atas,
dan ruang SFR (Special Function Register). [7]
Gambar 8, Peta Memori Data Internal [7]
Bagian RAM 128 byte bawah dipetakan menjadi 32 byte bawah
dikelompokkan menjadi 4 bank dan 8 register (R0 sampai R7). Pada bagian 16
byte berikutnya, di atas bank-bank register, membentuk suatu blok ruang memori
yang bisa teralamati per bit (bit addressable). Alamat-alamat bit ini adalah 00 H
hingga 7F H. Semua byte yang berada di dalam 128 bawah dapat diakses baik
secara langsung maupun tidak langsung. Bagian 128 atas hanya dapat diakses
dengan pengalamatan tidak langsung. Bagian 128 atas dari RAM hanya ada di
dalam piranti yang memiliki RAM 256 byte. [7]
4. Thyristor
Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang
berdasarkan pada struktur PNPN. Komponen ini memiliki kestabilan dalam dua
keadaan yaitu on dan off serta memiliki umpan-balik regenerasi internal. Thyristor
memiliki kemampuan untuk mensaklar arus searah (DC) yaitu jenis SCR. [4]
4.1 Silicon Controlled Rectifier (SCR)
SCR merupakan jenis thyristor yang terkenal dan paling tua, komponen
ini tersedia dalam rating arus antara 0,25 hingga ratusan amper, serta rating
tegangan hingga 5000 volt. Struktur dan simbol dari SCR dapat digambarkan seperti
pada Gambar 9. [4]
Gambar 9, Penggambaran struktur dan simbol dari SCR. [4]
Sedangkan jika didekati dengan struktur transistor, maka struktur SCR dapat
digambarkan seperti pada Gambar 10 [4]
Gambar 10, Struktur SCR jika didekati dengan struktur transistor. [4]
Kondisi awal dari SCR adalah dalam kondisi OFF (A dan K tidak
tersambung). Salah satu cara untuk meng-ON kan (menyambungkan antara A dan
K) adalah dengan memberikan tegangan picu terhadap G (gate). Sekali SCR
tersambung maka SCR akan terjaga dalam kondisi ON (dapat dilihat pada struktur
transistor Gambar 10). Untuk mematikan sambungan A-K, maka yang perlu
dilakukan adalah dengan memberikan tegangan balik pada A-K-nya, atau dengan
menghubungkan G ke K. Gambar 11 adalah karakteristik volt-amper SCR dan
skema aplikasi dasar dari SCR. [4]
Gambar 11, Karakteristik dan skema aplikasi SCR.[4]
5. LCD (Liquid Cristal Display)
LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik.
Dipasaran tampilan LCD sudah tersedia dalam bentuk modul yaitu tampilan LCD
beserta rangkaian pendukungnya termasuk ROM dll. LCD mempunyai pin data,
kontrol catu daya, dan pengatur kontras tampilan. [5]
Gambar 12, Penampilan LCD [5]
Pin No
Name Function Description
1 Vss Power GND2 Vdd Power +5V3 Vee Contrast Adj. (-2) 0 – 5 V4 RS Command Register Select5 R/W Command Read/Write6 E Command Enable (Strobe)7 D0 I/O DATA LSB8 D1 I/O Data9 D2 I/O Data
10 D3 I/O Data11 D4 I/O Data12 D5 I/O Data13 D6 I/O Data14 D7 I/O Data MSB
Tabel 1. Konfigurasi Pin Dari LCD 2x16 M1632. [5]
Gambar 13. Rangkaian LCD. [5]
Fungsi dari pin-pin pada rangkaian LCD yaitu: [5]
Pin data dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti
mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan
jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan
yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.
Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis
data, sedangkan high baca data.
Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini
dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke
ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.
LCD telah dilengkapi dengan mikrokontroler HD44780 yang berfungsi sebagai
pengendali. LCD ini juga mempunyai CGROM (Character Generator Read Only
Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM
(Display Data Random Access Memory). [5]
6. Perangkat Lunak
Perangkat Lunak (software) merupakan suatu program yang dibuat oleh
pembuat program untuk menjalankan perangkat keras. Perangkat Lunak adalah
program yang berisi kumpulan instruksi untuk melakukan proses pengolahan data.
Software sebagai penghubung antara manusia sebagai pengguna dengan perangkat
keras komputer, berfungsi menerjemahkan bahasa manusia ke dalam bahasa mesin
sehingga perangkat keras memahami keinginan pengguna dan menjalankan instruksi
yang diberikan dan selanjutnya memberikan hasil yang diinginkan oleh manusia
tersebut. [6]
Perangkat lunak berfungsi untuk : [6]
1. Mengidentifikasi program
2. Menyiapkan aplikasi program sehingga tata kerja seluruh perangkat
terkontrol.
3. Mengatur dan membuat pekerjaan lebih efisien.
6.1 Macam-macam Perangkat Lunak
Perangkat lunak terbagi menjadi 4 macam, yaitu : [6]
1. Sistem Operasi (Operating System),
2. Program Aplikasi (Application Programs),
3. Bahasa Pemrograman (Programming Language),
4. Program Bantu (Utility)
6.2 Sistem Operasi (Operating System)
Sistem Operasi yaitu program yang berfungsi untuk mengendalikan sistem
kerja yang mendasar sehingga mengatur kerja media input, output, tabel
pengkodean, memori, penjadwalan prosesor, dan lain-lain. Sistem operasi
berfungsi sebagai penghubung antara manusia dengan perangkat keras dan
perangkat lunak yang akan digunakan. Adapun fungsi utama sistem operasi
adalah : [6]
Menyimpan program dan aksesnya
Membagi tugas di dalam CPU
Mengalokasikan tugas-tugas penting
Merekam sumber-sumber data
Mengatur memori sistem termasuk penyimpanan, menghapus dan
mendapatkan data
Memeriksa kesalahan sistem
Multitugas pada OS/2″, Windows ’95″, Windows ’98″, Windows NT”,
/2000/XP
Memelihara keamanan sistem, khusus pada jaringan yang membutuhkan
kata sandi (password) dan penggunaan ID
Contoh Sistem Operasi, misalnya : Disk operating System (DOS), Microsoft
Windows, Linux, dan Unix. [6]
6.3 Program Aplikasi (Aplication Programs)
Program Aplikasi adalah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk
kebutuhan tertentu, misalnya program pengolah kata, mengelola lembar kerja,
program presentasi, design grafis, dan lain-lain. [6]
6.4 Bahasa Pemrograman (Programming Language)
Perangkat lunak bahasa yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan
instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke bahasa mesin dengan
aturan atau prosedur tertentu, agar diterima oleh komputer. [6]
Ada 3 level bahasa pemrograman, yaitu : [6]
Bahasa tingkat rendah (low level language)
Bahasa ini disebut juga bahasa mesin (assembler), dimana pengkodean bahasanya
menggunakan kode angka 0 dan 1.
Bahasa tingkat tinggi (high level language)
Bahasa ini termasuk dalam bahasa pemrograman yang mudah dipelajari oleh
pengguna komputer karena menggunakan bahasa Inggris. Contohnya : BASIC,
COBOL, PASCAL, FORTRAN. [6]
Bahasa generasi keempat (4 GL)
Bahasa pemrograman 4 GL (Fourth Generation Language) merupakan bahasa yang
berorientasi pada objek yang disebut Object Oriented Programming (OOP). Contoh
software ini adalah : Visual Basic, Delphi, Visual C++. [6]
6.5 Program Bantu (Utility)
Perangkat Lunak merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai aplikasi
pembantu dalam kegiatan yang ada hubungannya dengan komputer, misalnya
memformat disket, mengopi data, mengkompres file, dan lain-lain. [6]
H. METODELOGI
1. Rancangan Blok Diagram
Pada sistem kerja pengaturan kecepatan kipas angin otomatis ditunjukkan
seperti pada blok diagram, gambar 13 :
Dimana pada saat pengguna menghidupkan kipas angin, sensor suhu LM35 membaca
suhu pada ruangan, kemudian hasil yang di deteksi oleh sensor suhu ini di lanjutkan
ke penguat sehingga ADC 0804 bisa membaca hasil dari sensor ini, dan di ubah dari
analog ke digital, yang kemudian dikirimkan ke mikrokontroller AT89S52,
perintahnya yang pertama ditampilkan di lcd 16x2 selanjutnya, perintah yang kedua
untuk mengatur kecepatan motor, sesuai suhu pada ruangan.
KIPAS IIKIPAS I
ADC 0804LM 35
DRIVER SENSOR
AT89S52
LCD
DRIVER SPEED
Gambar 13, Diagram Blok
2. Perancangan Diagram Alir Sistem Kerja Sensor Suhu
Pada sistem kerja pengaturan kecepatan kipas angin ini ditunjukkan seperti
pada alur diagram berikut ini. Dimana sensor suhu akan mendeteksi suhu ruangan
terus menerus sehingga fungsi ”STOP” pada diagram alir tidak digunakan kecuali
kipas angin dimatikan dengan cara di putuskan tegangan. Hal ini menunjukkan bahwa
sensor bekerja terus – menerus menunggu perintah dan mengerjakannya selama
sensor suhu memiliki supply tegangan. Berikut diagram alirnya.
Start
Inisialisasi Sensor
Baca Sensor Suhu Ruangan
S ≥ 350 190 >S<250280 >S< 350
Kecepatan Tinggi Kecepatan Menengah Kecepatan Kecil
OFF
Power OFF
Stop
2. Digram Alir
T T
Y Y Y
3. Metodelogi
Dalam menunjang keberhasilan pada penyelesaian proyek akhir ini memiliki
metode-metode untuk mempercepat kerja. Metode yang digunakan dalam
menyelesaikan proyek akhir ini yaitu:
1. Pengumpulan Data
Pada tahap ini yaitu proses pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
pengontrolan kecepatan kipas angin otomatis, tahap pengambilan data tersebut
bisa didapat dengan membaca buku, jurnal ilmiah, searching internet, dan lain-
lain.
2. Perencanaan Sistem
Tahap ini mahasiswa menceritakan tentang sistem proyek akhir, yaitu sistem
pengontrolan kecepatan kipas angin secara otomatis dengan menggunakan sensor
suhu.
3. Perancangan Sistem Hardware
Pada tahap ini merupakan tahap dari pada pembuatan hardware berupa
rangkaian elektronik yang dapat berfungsi secara otomatis untuk menjaga
kestabilan suhu ruangan, dan peletakan, sensor, LCD dan lain-lain.
4. Implementasi dan Pengambilan Data
Pada tahap ini menjelaskan sistem kerja dari pada pengontrolan kecepatan
kipas angin secara otomatis dari kecepatan putar kipas angin kencang, menengah
hingga mati.
5. Pengambilan kesimpulan dan Analisa
Dalam tahap ini adalah pengujian atau percobaan dan analisa untuk
perangkat-perangkat pada pengontrolan kecepatan kipas angin secara otomatis.
8.3 Kerangka Proposal
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang penelitian
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
Bab II DASAR TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sensor Suhu
2.2.2 ADC 0804
2.2.3 Mikrokontroller
2.2.4 Thyristor
2.2.5 Perangkat Lunak
Bab III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN MODUL
3.1 Diskripsi Alat
3.2 Block diagram sistem
3.3 Perancangan perangkat keras
3.3.1 Perancangan Sensor suhu
3.3.2 Perancangan Rangkaian ADC 0804
3.3.3 Perancangan Mikrokontroller
3.3.4 Perancangan Rangkaian Thyristor
3.4 Perancang Perangkat Lunak Mikrokontroller
Bab IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
4.1 Pengujian Sensor Suhu
4.2 Pengujian Rangkaian ADC 0804
4.3 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller
4.4 Pengujian Rangkaian Thyristor
4.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
8.3 JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan
penyusunan laporan
No URAIAN KEGIATANWaktu (Bulan Dan Tahun)
I II III IV V VI
1Pembuatan Proposal
2 Persiapan Infrastruktur
3 Perancangan Sistem
4 Pembuatan Sistem
5 Pengujian Sistem/ Kalibrasi
6 Analisa Data
7Pembuatan Laporan Dan Sidang
8 Revisi Dan Jilid Laporan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Labotaturium Elektronika, Teknik Elektro Universitas Brawijaya, 15 Januari 2012, from http://elka.ub.ac.id/praktikum/tak/tak.php?page=4
[2] Prayitno. H, (2006). Kipas Angin Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89c51 Dengan Sensor Suhu LM35, 16 Januari 2012, from http://library.gunadarma.ac.id/repository/files/135317/21101654/abstraksi.pdf
[3] Universitas Sumatera, BAB II, Landasan Teori, 16 Januari 2012, from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25239/3/Chapter%20II.pdf
[4] TrenSain, 17 Januari 2012, from http://trensains.com/thyristor.htm
[5] Teori dasar Mikrokontroler, 24 Januari 2012, from http://grahacendikia.files.wordpress.com/2009/04/mikrokontrl.pdf
[6] Blog Yanti164, (2008), Perangkat Lunak Komputer, 24 Januari 2012, from http://yanti164.wordpress.com/2008/08/19/perangkat-lunak-komputer/
[7] Widodo Budiarto, 2005, Perancangan Sistem Dan Aplikasi Mikrokotroller, Jakarta : Elex Media Komputindo