Proposal Husnul Aini 09211173
-
Upload
annona-muricata-aeny -
Category
Documents
-
view
283 -
download
5
Transcript of Proposal Husnul Aini 09211173
PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN FERMENTASI URINE SAPI TERHADAP
PERTUMBUHAN STEK BATANG ALAMANDA (Allamanda cathartica)
DAN UPAYA PEMBUATAN BROWSUR DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana
(SI) Pendidikan Biologi
OLEH
HUSNUL AINI
NIM 09.211.173
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKURTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM
2012
YAYASAN PEMBINA IKIP MATARAM
IKIP MATARAM
JLN PEMUDA 59A MATARAM
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Skripsi Berjudul :Pengaruh Pemberian Fermentasi Urine Sapi Terhadap
Pertumbuhan Stek Batang Alamanda (Allamanda cathartica) dan Upaya
Pembuatan Browsur dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Disetujui untuk dikembangkan menjadi skripsi.
Mataram,………………..
DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II
(NOFI SULASTRI S.Pt M.Si) ( RIDWAN Sp M.Si )
NIK. NIK.
Mengetahui
Tanggal Penetapan : Dekan
Drs. Sumarjan, MSi
NIK. 335090906
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulisan proposal penelitian ini dapat diselesaikan.
Proposal penelitian ini berjudul : ‘Pengaruh Pemberian Fermentasi Urine
Sapi Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Alamanda (Allamanda cathartica) dan
Upaya Pembuatan Browsur dan Pengabdian Kepada Masyarakat” ini, disusun
sebagai salah satu syarat melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi
untuk menyelesaikan studi pada program Strata Satu (SI) di Fakultas Mipa IKIP
Mataram.
Proposal penelitian ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan pihak-pihak yang erat hubungannya dengan tulisan ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Sumarjan, M.Si., Selaku dekan Fakultas Mipa IKIP Mataram.
2. Ibu Nofi Sulastri S.Pt M.Si selaku dosen pembimbing I yang sangat berjasa
dalam membimbing penulisan proposal.
3. Bapak Ridwan Sp M.Si Selaku dosen pembimbing II yang juga sangat berjasa
dalam membimbing penulisan proposal ini.
4. Bapak Dosen dan Ibu Dosen yang telah membimbing penulis selama belajar
di IKIP Mataram.
5. Ayahku (H. Iswandi) dan Bundaku tercinta (Sariah) yang telah memberikan
dukungan semangat, material, dan do’a sehingga penyusun mampu
menyelesaikan proposal penelitian ini.
6. Saudara-saudaraku (kak Is, kak ida, dan adikku Eva), ponaanku tersayang
(ukis, dandi, riski) serta sahabat-sahabat dan pihak lain yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian proposal penelitian ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini
masih belum sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan tulisan selanjutnya.
Akhirnya Penyusun berharap semoga proposal penelitiaan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Mataram,…….. 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................
HALAMAN LOGO .........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
D. Manfaat penelitian .............................................................................. 3
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 4
F. Devinisi Oprasional ............................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. Deskripsi Teoritis ............................................................................... 6
B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 13
C. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 14
A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 14
B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 15
C. Instrument Penelitian ....................................................................... 15
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 19
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak
padat dan cair..................................................................................... 11
Table 2. jumlah unsure hara pada kotoran ternak…………………. 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. tanaman Alamanda (Allamanda cathartica)………………… 6
Gambar 2. biji Alamanda (Allamanda cathartica)……………………… 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman merupakan mahluk hidup yang dapat menghasilkan buah
yang dapat kita manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam
menyediakan gizi, vitamin serta segi keindahan (estetika) yang terkandung
terdapat pada morfologi tanaman tersebut. Tanaman dapat kita
kembangbiakan dari biji yang terdapat pada buah. Tetapi tanaman yang
bersal dari buah ini akan banyak menimbulkan sifat variasi yang akan tidak
sama dengan induknya.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah adalah perbanyakan
tanaman tanpa perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induknya
yang terjadi tanpa campur tangan manusia. Perbanyakan secara alami akan
menimbulkan variasi yang berbeda-beda untuk di jadikan tanaman yang
menghasilkan.
Untuk itu salah satu aternatif yang dapat menghasilkan tanaman yang
sifat ginetik sama dengan induknya yaitu menggunakan perbanyakan
tanaman secara vegetatif. Perbanyakan vegetatif buatan merupakan
perkembangbiakan tanaman tanpa melalui perkawinan. Proses perbanyakan
secara vegetative buatan melibatkan campur tangan manusia. Tanaman yang
biasa diperbanyak dengan cara vegetative buatan adalah tanaman yang
memiliki kambium.
Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman
secara vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong disalah satu bagiannya.
Stek batang merupakan perbanyakan tanaman yang menggunakan potongan
batang, cabang, atau ranting tanaman induknya.
Untuk dapat meningkatkan keberhasilan dalam memperbanyak
tanaman secara vegetatif seperti cangkok dan stek, dikembangkan hormone
yang dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman.
Sebelum abad ke-20, orang telah mengenal pemupukan dengan
rumput-rumputan dan jerami. Sekarang pemupukan telah umu dilakukan,
walaupun tidak senantiasa cukup dan dengan cara tradisional.pupuk yang
sering dipake adalah pupul kandang, abu dapur, dan sampah, baik dibakar
dahulu maupum tidak
Salah satu alternative untuk mempertahankan dan menungkatkan
kesuburuan tanah adalah dengan pemberian bahan organic seperti pupuk
kandang ke dalam tanah. Nilai pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh
kandungan nitrogen, asam fosfat, dan kalium. Namun, karena pupuk
kandang mengandung hamper semua unsure hara makro dan mikro yang
dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara
dalam tanah.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian fermentasi urin sapi terhadap pertumbuhan
stek batang Alamanda (Allamanda cathartica)?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian fermentasi Urine
Sapi Terhadap Pertumbuhan stek batang Alamanda (Allamanda cathartica)
D. Manfaat penelitian
Secara umum manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu manfaat teoritis dan praktis. Adapun manfaat tersebut adalah :
a. Manfaat Teoritis
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang pertumbuhan stek batang
Alamanda (Allamanda cathartica)
2. Manambah wawasan lebih luas tentang pengaruh pemberian urin sapi
terhadap pertumbuhan stek batang Alamanda (Allamanda cathartica).
b. Manfaat Praktis
1. Mendasari pengetahuan tentang hasil urin sapi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan stek batang Alamanda (Allamanda
cathartica).
2. Dapat diterapkan dalam dunia pendidikan, bahwa untuk mempercapat
pertumbuhan stek batang Alamanda (Allamanda cathartica), dapat
menggunakan urin sapi.
3. Dapat di jadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti yang mengambil populasi yang terlalu luas dengan kemampuan
yang terbatas akan menimbulkan hasil penelitian yang sulit untuk
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun ruang lingkup dalam
penelitian ini adlah sebagai berikut :
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pertumbuhan
stek batang Alamanda (Allamanda cathartica).
2. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian ini adalah pengaruh pemberian fermentasi urin
sapi terhadap pertumbuhan stek batang Alamanda (Allamanda cathartica).
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di Laboratorium Biologi FPMIPA IKIP
Mataram.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai pada bulan November 2012 sampai
Januari 2013.
F. Devinisi Oprasional
Dalam upaya mencapai kesamaan persepsi dengan masalah penelitian
ini perlu mendifinisikan agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam
menafsirkan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.
Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Urin Sapi adalah cairan dari proses pembuangan sisa metabolisme oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh sapi
melalui proses urinisasi.
2. Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan secara kuantitatif selama siklus
hidup tanaman yang bersifat irreversible. Bertambah besar ataupun
bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan
unsur-unsur struktur yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak
akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel.
3. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen).
4. Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Tanaman yang disetek, dipotong disalah satu bagiannya. Stek
batang merupakan perbanyakan tanaman yang menggunakan potongan
batang, cabang, atau ranting tanaman induknya.
5. Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai
bunga alamanda dan juga sering disebut sebagai bunga terompet emas,
bunga lonceng kuning, atau bunga buttercup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1) Stek Batang Alamanda, Urin sapi
a. Stek Batang Alamanda (Allamanda cathartica)
Menurut Universal Taxonomic Services. 2008. Klasifikasi tanaman ini
adalah :
Kerajaan : Plantae
Filum : Basidiomycota
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apocynales
Famili : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Spesies : Allamanda cathartica
Gambar 01 tanaman Alamanda (Allamanda cathartica)
Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai
bunga alamanda dan juga sering disebut sebagai bunga terompet emas,
bunga lonceng kuning, atau bunga buttercup (Botanic J Linn Soc
152(3):387-98). Bunga alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan
Selatan dan banyak ditemukan di Brazil di mana bunga ini umum
digunakan sebagai hiasan karena bentuknya yang indah. (Botanic J Linn
Soc 152(3):387-98)
Ciri-ciri
Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan
tinggi yang dapat mencapai 2 meter.( Thomas V, Dave Y. 1989.) Tanaman
ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). (Francis JK. 2002.
Allamanda cathartica L) Batangnya yang sudah tua akan berwarna cokelat
karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau.
Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan
yang kasar dengan panjang 6 hingga 16 cm. Selain itu daun alamanda pada
umumnya berkumpul sebanyak tiga atau empat helai. Bunga alamanda
berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter
5-7.5 cm. Tanaman ini memiliki bunga yang harum.
Habitat
Alamanda dapat ditemukan pada daerah sekitar sungai atau tempat terbuka
yang terkena banyak sinar matahari dengan hujan yang cukup dan
kelembaban tinggi sepanjang tahun. Tanaman ini tidak mampu tumbuh
pada tanah yang bergaram atau terlalu basa dan tanaman ini juga tidak
tahan suhu rendah. Suhu -1 °C dapat mematikan tanaman tersebut karena
tanaman ini sangat sensitif terhadap suhu dingin.( Francis JK. 2002.
Allamanda cathartica L)
Alamanda tumbuh dengan baik dan menghasilkan bunga pada intensitas
matahari penuh tanpa halangan. Jika diberi halangan maka produksi
bunganya menurun. Tanaman ini tumbuh baik dengan kondisi tanah
berpasir, kaya bahan organik, serta beraerasi baik. Secara keseluruhan,
alamanda adalah tanaman yang mudah tumbuh pada kondisi yang sesuai
sehingga pada beberapa daerah juga dipandang sebagai gulma.
Iklim yang tepat untuk pertumbuhan alamanda adalah daerah dengan iklim
tropis. Pada daerah dengan iklim tropis, alamanda dapat tumbuh hampir di
sebagian besar lingkungan dengan laju pertumbuhan yang cukup cepat. Di
habitat aslinya, alamanda hidup pada ketinggian 0-700 meter dari
permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 1000 hingga 2800 mm per tahun.
Karena pertumbuhannya yang cepat, alamanda umum digunakan sebagai
ornamen untuk menghias pagar dan tembok.
Reproduksi
Gambar 02 biji Alamanda (Allamanda cathartica)
Tanaman alamanda berbunga sepanjang tahun di banyak habitat. Tanaman
ini dapat berkembangbiak dengan biji, namun perbanyakan yang umum
dilakukan yaitu dengan stek batang. Hal ini disebabkan, beberapa varietas
hibrida sulit memunculkan kapsul biji. Alamanda tergolong tanaman yang
tumbuhnya cepat sehingga harus sering dilakukan pemangkasan untuk
menjaga penampilannya.
Manfaat
Bunga alamanda diketahui memiliki beberapa fungsi medis, salah satunya
dapat dipakai sebagai laksatif. Getah tanaman ini memiliki sifat
antibakteri. Bunga alamanda juga memiliki sifat antibiotik terhadap bakteri
Staphylococcus. Bunga tanaman ini juga umum dimanfaatkan sebagai obat
untuk mencegah komplikasi dari malaria dan pembengkakan limpa. Selain
itu, akarnya juga dapat digunakan untuk mencegah penyakit kuning(
Nayak S, Nalabothu P, Sandiford S, Bhogadi V, Adogwa A. 2006.).
b. Urin sapi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Upafamili : Bovinae
Genus : Bos
Spesies : Bos Sp.
Urine Sapi atau air kencing sapi adalah cairan dari proses pembuangan
sisa metabolisme oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh sapi melalui proses urinasi. Proses ini diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh.
Pada peternakan sapi, urin cukup mengganggu karena baunya yang
menyengat. Namun berdasarkan beberapa penelitian para ahli , urin sapi
ternyata memiliki banyak kegunaan sebagai berikut :
Anty ( 1987 ); Urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh
yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA.
Selain itu, urine sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan vegetatif tanaman jagung.
Phrimantoro (1995); Urine dengan baunya yang khas, dapat
mencegah datangnya berbagai hama tanaman. Oleh sebab itu urine sapi
juga dapat berfungsi sebagai pengendali hama tanaman.
Lingga ( 1991); Urine sapi mengandung zat hara yang cukup
lengkap (tabel 1)
Berbeda dengan pupuk buatan yang hanya mengandung satu nutrisi saja,
pupuk organik yang dibuat dari urine sapi mengandung nutrisi yang
beragam dan seimbang seperti yang dijelaskan dari hasil penelitian S.C.
Hsieh dan C.F. Hsieh.(1987) pada Tabel 2 berikut:
Untuk mengolah menjadi pupuk organic cair, urine sapi harus
difermentasi. Fermentasi adalah aktivitas mikroorganisme baik aerob
maupun anaerob yang mampu mengubah atau mentransformasikan
senyawa kimia ke subtrat organik (Rahman,1989).
Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab
fermentasi pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan
perubahan sifat bahan tersebut (Winarno,1990)
Salah satu teknologi fermentasi yang mudah digunakan adalah fermentasi
anaerob, dimana limbah kotoran sapi (padat dan cair) dikonversikan tidak
hanya dalam bentuk pupuk organik cair yang bagus tetapi juga dalam
bentuk biogas yang berenergi tinggi (Joo. Y.H,1990).
Prinsip dari fermentasi anaerob ini adalah penghancuran bahan limbah
organik oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi anaerob.
Penelitian tentang jenis bakteri untuk fermentasi anaerob telah dimulai
sejak tahun 1892 sampai sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu
bakteri fakultatif yang mengkonversi sellulola menjadi glukosa selama
proses dekomposisi awal dan bakteri obligate yang respon dalam proses
dekomposisi akhir dari bahan organik yang menghasilkan bahan yang
sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan.( Joo, 1990).
B. Kerangka Berpikir
Sapi merupakan ternak ruminansia besar yang mempunyai banyak
manfaat baik untuk manusia ataupun tumbuhan, seperti daging, susu, kulit,
tenaga dan kotoran. Selain itu urinenya juga bisa dimanfaatkan. Urine sapi bisa
di buat pupuk cair sebagai perangsang tumbuh untuk tanaman. Pembuatan
pupuk cair dari urine sapi ini sangatlah mudah dan tidak membutuhkan waktu
lama serta baik untuk tanaman dibandingkan dengan pupuk buatan pabrik.
Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cair ini juga mudah di dapat dan
biayanya relatif murah. Dengan adanya pembuatan pupuk cair ini masyarakat
diharapkan mau mencoba membuat dan memakainya.
Dalam penelitian ini yang dibahas tentang pengaruh pemberian urin sapi
terhadap pertumbuhan stek batang Alamanda (Allamanda cathartica).
C. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitu diduga ada pengaruh pemberian
urin sapi terhadap pertumbuhan stek batang Alamanda (Allamanda
cathartica).
BAB III
METODE PENELITIAN
F. Rancangan Penelitian
1) Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu jenis penelitian
yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap
kondisi yang ada.
2) Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dan kualitatif menggunakan metode eksperimen dengan
pengaruh pemberian urin sapi terhadap pertumbuhan stek batang
Alamanda (Allamanda cathartica).
3) Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) atau Fullyyrandomized desiqn yang dipergunakan bila
media dan bahan percobaan seragam dan dapat dianggap
seragam.(Kusrininggrum, 2008) percobaan ini terdiri dari dua factor
control air aquades dan perlakuan yaitu factor urin sapi dengan masing-
masing perlakuan diulang sebanyak empat kali ulangan sehingga
diperoleh 16 plot percobaan.
Perlakuan dalam penelitian ini adalah :
Air = Kontrol
US1 = Urin Sapi+Feses sapi
US2 = Urin Sapi+kunyit, temulawak dan jahe
US3 = Urin Sapi+tetes tebu atau bibit bakteri
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah urin sapi dan stek
batang Alamanda (Allamanda cathartica)
2. Sampel penelitian
Yang menjadi sampel penelitian disini adalah keseluruhan jumlah
stek batang Alamanda (Allamanda cathartica) yang tumbuh dalam polybag
yang sudah ditentukan dalam 1 kelompok.
H. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu alat ukur
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati
{(Sugiono,2009) dalam (Hardiansyah,2011).
Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah pedoman pengamatan.
1. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
No Nama alat Jumlah
1 Ember 1 buah
2 Pengaduk 1 buah
3 Saringan 1 buah
4 Botol Bekas 5 buah
5 Bakcer Glass 1 buah
6 Cerigen 1 buah
2. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Jumlah Satuan
1 Urine Sapi (Bison benasus L) 10 Liter
2 Lengkuas 2 Ons
3 Kunyit 2 Ons
5 Jahe 2 Ons
8 Tetes tebu/bibit bakteri 0.5 Liter
2. Langkah Kerja
a. Tahap Persiapan Tempat
penyiapan tempat penelitian yaitu didalam Laboratorium Biologi FPMIPA
IKIP Mataram dengan terlebih dahulu membersihkan barang-barang dan hal
yang sekiranya tidak diperlukan dalam penelitian, kemudian menjadikan
lokasi menjadi kondisi yang homogen.
b. Tahap persiapan bahan
1) Tahap Persiapan
a. Pengambilan Urin Sapi
pengambilan urin sapi yang digunakan sebagai pupuk cair murni pada
penelitian ini tidak dilakukan secara acak melainkan sudah ditentukan
yaitu menggunakan Urin sapi (Bos Sp) yang langsung diambil dari sapi
peternak.
b. Fermentasi urin sapi
urin sapi yang telah diambil di taruh dalam cerigen.
2. Tahapan Pelaksanaan
- pembuatan pupuk Urin sapi
Urin sapi yang akan di fermentasi dibagi menjadi beberapa bagian
diantaranya :
1. Urine sapi (Bos Sp.) di tampung dan dimasukkna ke dalam cerigen 1 dan di
tambah dengan kotoran (feses) sapi
2. Urine sapi (Bos Sp.) di tampung dan dimasukkna ke dalam cerigen dan di
tambah dengan Lengkuas, kunyit,jahe, yang ditumbuk sampai halus
kemudian dimasukkan ke dalam cerigen 2.
3. Urine sapi (Bos Sp.) di tampung dan dimasukkna ke dalam cerigen dan di
tambah dengan starter Sacharomyces cereviceae.
4. Fermentasi urine didiamkan selama 14 hari dan diaduk setiap setiap hari.
5. cerigen ditutup rapat.
6. Setelah 14 hari pupuk cair sudah jadi kemudian disaring dan dikemas.
7. urin sapi yang sudah di fermentasi siap untuk digunakan.
8. masukan batang Alamanda yang sudah ditentukan ke dalam polybag yang
sudah di isi dengan tanah.Uin sapi yang sudah difermantasi diaplikasikan ke
batang Alamanda dengan sistem pemberian air secara irigasi tetes.
3) Tahap pengamatan
Pengamatan dilakukan saat biji sudah terlihat daun pertamanya sampai
dengan pertumbuhannya besar ( dua bulan), kemudian dilanjutkan dengan
analisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan menggunakan Analisis Of
Varians (ANOVA).
3. Parameter Penelitian
Parameter yang akan diamati :
a. Waktu muncul tunas pertama (hari)
b. Panjang tunas terpanjang (cm)
c. Jumlah tunas lateral
I. Teknik Pengumpulan Data
Sehubungan dengan metode pengumpulan data dalam penelitian ini,
maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah, metode dokumentasi
sebagai metode pokok.
Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karaya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan
masing-masing ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto,gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang berupa gambar, patung, film,
dan lain-lain Sugiyono, (2010: 240).
Atas dasar pendapat ahli tersebut yang dimaksud dengan metode
dokumentasi adalah bentuk catatan mengenai perkecambahan yang telah
dicatat, dalam kumpulan tentang keadaan pertumbuhan, metode dokumentasi
dalam penelitian ini dijadikan sebagai metode pokok.
Yakni untuk mencari data-data tentang pengaruh urin sapi dan
pertumbuhan sehingga dapat ditarik kesimpulan seperti apa pengaruh urin sapi
yang diambil dari proses pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum).
J. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian yang diperoleh akan di analisis menggunakan
Analisis Of Varians (ANOVA), hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang
signifikan terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Adapun langkah-langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut
(Kursiningrum, 2010).
1. Tabel denah penempatan
K1 US1.1 US2.1 US3.1
US1.2 US3.3 K2 US1.2
US3.2 US2.3 US1.3 K3
2. Analisis ragam
Perlakuan
X11 X12 X1j X1k
X21 X22 X2j X2k
. . . .
. . . .
. . . .
Xil Xi2 Xij Xik
. . . .
. . . .
. . . .
Nn11 Nn22 NnJ Nn2k
Total
observasi
mean
T1 T2 T3 T4
n1 n2 n3 n4
X1 X2 X3 X
1. Analisi Data
a. Hitung correction factor
CF=(∑𝑇𝑗 )
2
𝑛
Dimana :
CF = correction factor
∑Tj = total nilai pengamatan (nilai variable)
N = total anggota sampel (besar sampel)
b. Hitung sumsquare total
SST = ∑(Xij)2 – CF
Dimana
SST = sumsquare total
Xij = nilai pengamatan 1 dari sampel j
c. Hitung samsquare antar perlakuan
SSp = (𝑇1)
𝑛1
2+
(𝑇1)
𝑛1
2+⋯+
𝑇1
𝑛1
2
+⋯+ 𝑇1
𝑛1
2
− 𝐶𝐹
= ∑(𝑇1)
𝑛𝑗
2− 𝐶𝐹
Dimana :
Tj = total nilai sampel j
Nj = besar sampel j
SSp = sumsquare antar perlakuan
d. hitung sumsquare eror
SSe = SST - SSP
Dimana :
SSE = sumsquare eror
SSp = sumsquare antar perlakuan
SSr = sumsquare total
e. Tentukan degree of freedom
DFp = k-1
DFT = n-1
DFE = DFT – DFp
Dimana :
DFp = degree of freedom antar perlakuan
DFT = degree of freedom total
DFE = degree of freedom error
N = Jumlah anggota total sampel
K = jumlah perlakuan
F. hitung mean square
MSp = 𝑆𝑆𝑝
𝐷𝐹𝐸
MSp = 𝑆𝑆𝐸
𝐷𝐹𝐸
Dimana:
MSP = mean square antar perlakuan
MSE = mean square error
DFp = degree of freedom antar perlakuan
DFE = degree of freedom error
g. Hitung harga statistic F, yaitu
F = 𝑀𝑆𝑃
𝑀𝑆𝐸
Dimana :
MSP = mean square antar perlakuan
MSE = mean square error
F = satatistik F
Setelah dihitung analisis datanya dilanjutkan dengan uji nyata beda dengan uji
jarak berganda DUNCAN
Uji jarak DUNCAN menggunakan (Least Significant Range) atau disebut juga
jarak nyata terkecil (JNT), untuk menentukan apakah dua nilai tengan berbeda
dapat dihitung dengan rumus berikut :
LSR = SSR x s.e.
Dimana : s,e. = 𝐾𝑇𝐺
𝑛
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung:Alfabeta
Hadi, Setiono. 2004. Urine Sapi Bangkitkan Harapan Petani, Bogor.
[UTS] Universal Taxonomic Services. 2008. The Taxonomicon [terhubung
berkala]. http://taxonomicon.taxonomy.nl/ [21 Agu 2009].
Simoes AO, Castro MM de, Kinoshita LS. 2006. Calycine colleters of seven
species of Apocynaceae (Apocynoideae) from Brazil. Botanic J Linn Soc
152(3):387-98.
Thomas V, Dave Y. 1989. Histochemistry and senescence of colleters of
Allamanda cathartica (Apocynaceae). Ann Bot 64:201-3.
Francis JK. 2002. Allamanda cathartica L. [terhubung berkala].
http://www.fs.fed.us/global/iitf/pdf/shrubs/Allamanda%20cathartica.pdf [23
Agu 2009].
Austin DF. 2002. Healing plants of peninsular India. Eco Bot 56(3):292.
Nayak S, Nalabothu P, Sandiford S, Bhogadi V, Adogwa A. 2006. Evaluation of
wound healing activity of Allamanda cathartica. L. and Laurus nobilis. L.
extracts on rats. BMC Comp Alt Med 6:12.