Proposal Flebitis Ok

29
USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PLEBITIS PADA TINDAKAN PROSEDURAL PEMASANGAN INFUS DI RUMAH SAKIT KOTA PALU TAHUN 2014 Oleh : 1. SUDIRMAN, SKM, M.Kes NIDN : 0911038301 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU DESEMBER, 2013 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 351 / Kesehatan masyarakat NIDN : 0904118101 2. NUR AFNI, SKM, M.Kes

Transcript of Proposal Flebitis Ok

Page 1: Proposal Flebitis Ok

USULAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PLEBITIS PADA TINDAKAN PROSEDURAL PEMASANGAN INFUS

DI RUMAH SAKIT KOTA PALU TAHUN 2014

Oleh :

1. SUDIRMAN, SKM, M.Kes

NIDN : 0911038301

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

DESEMBER, 2013

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 351 / Kesehatan masyarakat

NIDN : 0904118101

2. NUR AFNI, SKM, M.Kes

Page 2: Proposal Flebitis Ok
Page 3: Proposal Flebitis Ok

RINGKASAN

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diakibatkan dari pemberian pelayanan

kesehatan. Infeksi ini berhubungan dengan prosedur diagnostik atau prosedur terapeutik dan

sering memanjangkan waktu tinggal di rumah sakit, sehingga biaya perawatan pasien ikut

meningkat pula (Perry dan Potter, 2000)

Penelitian ini bertujua Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

terjadinya plebitis pada tindakan prosedural pemasangan infus di rumah sakit kota Palu tahun

2014 jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kohort study, yaitu melihat faktor-

faktor yang berhubungan terjadinya Flebitis pada tindakan prosedural pemasangan infus di

ruangan rawat inap Rumah Sakit Kota Palu

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berada diruangan Rawat Inap

Rumah Sakit Kota Palu, Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang di rawat di

ruang rawat inap Rumah Sakit Kota Palu pada bulan Maret s/d Agustus 2014. Teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan metode Accidental Sampling yang didasartkan

pada covinience, karena berada pada waktu, situasi dan tempat yang tepat.

Kata Kunci : Infeksi nosokomial, Flebitis

Datar Pustaka : 12 (1994-2013)

iii

Page 4: Proposal Flebitis Ok

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

RINGKASAN ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PNDAHULUAN ................................................................................. 1

1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

4. Luaran Penelitian ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5

1. Tinjauan Tentang Flebitis .......................................................................... 5

2. Tinjauan Tentang Prosedur Pemasangan Infus ................................................... . 7

3. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Flebitis .............................................. 8

4. Kerangka Konsep ...................................................................................... 15

5. Hipotesis .................................................................................................. 16

6. Defenisi Operasional ................................................................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 18

1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 18

2. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 18

3. Populasi dan Sampel .................................................................................. 18

4. Teknik Pengambil Sampel .................................................................................. .. 18

5. Penglahan Data ........................................................................................ 18

6. Analisis Data ........................................................................................... 19

7. Penyajian Data ......................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKAN

LAMPIRAN

iv

Page 5: Proposal Flebitis Ok

1

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu dari pelayanan kesehatan yang

melibatkan berbagai profesi kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

Seiring dengan perkembangan limu dan teknologi dibidang kesehatan dan

pelayanan kesehatan yang semakin meningkat, sudah tentu mempengaruhi

perkembangan perawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan

Nasional (Hamid,1996).

Semua pasien yang dirawat di Rumah Sakit setiap tahun, 50%

mendapat terapi intravena. Namun, terapi IV terjadi di semua lingkungan

perawatan kesehatan: perawatan akut, perawatan emergensi, perawatan

ambulatory, dan perawatan kesehatan di rumah. Hal ini membuat besarnya

populasi yang berisiko terhadap infeksi yang berhubungan IV (Schaffer,dkk,

2000 dalam Wiranata, 2012).

Di rumah sakit peran pelaksana dari perawat mencakup tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh perawat ketika ia mengemban tugas tanggung

jawab yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan klien.

Salah satu tolak ukur kualitas pelayanan rumah sakit yang bermutu adalah

rendahnya angka kejadian infeksi nosokomial (Schaffer-Garson;2000).

Keperawatan pada mulanya hanya dianggap satu pelayanan yang

bersifat okupasi, sekarang berkembang kearah profesional, perkembangan

tersebut memberikan dampak yang begitu besar terhadap perawat sebagai

anggota profesi maupun kepada masyarakat, karena tuntutan masyarakat akan

keperawatan saat ini adalah agar rumah sakit memberi pelayanan yang baik

dan memberi rasa aman dan nyaman bagi pasien.Perawat yang merupakan tim

pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut profesionalismenya baik secara

intelektual maupun skill, demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang

semakin menyadari akan kualitas keperawatan yang bermutu tinggi (Brunner

& Suddarth, 2002).

Page 6: Proposal Flebitis Ok

2

Sampai saat ini infeksi nosokomial masih merupakan masalah serius

yang dihadapi rumah sakit diseluruh dunia terutama negara berkembang dan

dijadikan penilaian terhadap tolok ukur pelayanan rumah sakit (Deya

Prastika,dkk, 2011).

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diakibatkan dari pemberian

pelayanan kesehatan. Infeksi ini berhubungan dengan prosedur diagnostik atau

prosedur terapeutik dan sering memanjangkan waktu tinggal di rumah sakit,

sehingga biaya perawatan pasien ikut meningkat pula (Perry dan Potter, 2000).

Salah satu prosedur terapeutik yang sering menyebabkan timbulnya infeksi

adalah yang disebabkan oleh prosedur pemasangan infus yang biasa disebut

Plebitis. Plebitis merupakan peradangan pada vena yang diakibatkan oleh tiga

faktor (Brunner dan Suddarth, 2002) yang sering menyebabkan timbulnya

infeksi adalah pemasangan infus yang biasa disebut plebitis dimana dari rata-

rata pasien yang dirawat di rumah sakit setiap tahunnya 60%-70% mendapat

terapi intravena.

Hasil penelitian ini yang dilakukan oleh Wiranata (2012), yang

menyatakan rata-rata kejadian phlebitis waktu ≥ 24 jam dan ≤ 72 jam setelah

pemasangan terapi intravena. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi

pemasangan infus terletak pada vena sefalika dan tidak terjadi phlebitis

sebanyak 11 responden (91,7%). Sedangkan lokasi pemasangan infus terletak

pada vena metacarpal dan terjadi phlebitis sebanyak 20 responden (41,7%)

Plebitis dapat terjadi oleh tiga faktor yaitu lamanya pemasangan infus,

desinfeksi dan aktifitas pasien merupakan faktor yang dapat menunjang

keberhasilan terapi dan dapat mencegah terjadinya radang vena (plebitis) (La

Rocca-Otto,1998).

Di rumah sakit harus memperhitungkan atau mengutamakan tindakan

pencegahan terhadap timbulnya masalah baru akibat infeksi nosokomial,

sebagai dampak dari penyakit atau masalah yang diderita.

Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti merasa tertarik dan ingin

mengetahui lebih dalam tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

Page 7: Proposal Flebitis Ok

3

kejadian plebitis pada tindakan prosedural pemasangan infus diruangan Di

Rumah Sakit Kota Palu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Apakah lamanya pemasangan infus, desinfeksi dan mobilisasi

berhubungan dengan terjadinya Flebitis pada tindakan prosedural pemasangan

infus ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

terjadinya plebitis pada tindakan prosedural pemasangan infus di rumah

sakit kota Palu tahun 2014.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan lamanya pemasangan infus dengan

terjadinya Flebitis pada tindakan prosedural pemasangan infus di

rumah sakit kota Palu tahun 2014.

b. Untuk mengetahui hubungan desinfeksi dengan terjadinya Flebitis

pada tindakan prosedural pemasangan infus di rumah sakit kota Palu

tahun 2014.

c. Untuk mengetahui hubungan mobilisasi pasien dengan terjadinya

Flebitis pada tindakan prosedural pemasangan infus di rumah sakit

kota Palu tahun 2014.

D. Luaran Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Dengan mengetahui resiko terjadinya infeksi akibat pemasangan

infus, maka rumnah sakit di kota Palu dapat melakukan langkah-langkah

dalam dalam pengendalian infeksi nosokomial dan dapat memberikan

masukan bagi rumah sakit, khususnya bagi perawat dalam pelaksanaan

pemasangan infus sehingga dapat meningkatakan mutu pelayanan di

Rumah Sakit Kota Palu

Page 8: Proposal Flebitis Ok

4

2. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa keperawatan atau peneliti

lain yang berminat dalam lingkup yang sama, mengingat ada tiga faktor

yang mempengaruhi terjadinya Flebitis.

Page 9: Proposal Flebitis Ok

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Flebitis

1. Pengertian

Plebitis adalah infeksi pada pembulu darah balik (vena) yang

disebabkan oleh iritasi kimia, mikrooganisme maupun mekanik hal ini

dikarakteristikan dengan adanya kemerahan, bengkak, panas dan rasa

nyeri disekitar daerah penusukkan infus atau sepanjang vena (Brunner-

Suddarth,2002).

2. Penyebab

Plebitis disebabkan akibat komplikasi pada terapi intravena dan

merupakan radang akut dimana terjadi respon langsung dari tubuh

terhadap cedera atau kematian sel, serta menyebabkan sirkulasi didaerah

yang terkena infeksi manjadi lambat sehinnga leukosit mengalami

marginasi yang tergeser kebagian perifer yang mengakibatkan pergeseran

pada pembuluh darah (Prince-Willson,1994).

Pergeseran tersebut terjadi akibat adanya sinyal kemotaktis,

akumulasi dari komponen leukosit yang bermakna dalam oksidat sehingga

terjadi kerusakan pada endothelium pembuluh yang menyebabkan

kebocoran protein dan terjadi pengeluaran zat-zat kimia didalam tubuh dan

mediator ini menyebabkan peradangan.

Page 10: Proposal Flebitis Ok

6

3. Patofisiologi Plebitis (Prince-Wilson,1994)

Tindakan infasif (pemasangan infus)

Port D’ entri bagi mikrooganisme

Viskositas darah meningkat dan aliran

darah jadi lambat

Aliran darah kedarah radang meningkat sehingga permeabilitas

bertambah

Sel darah merah, trombosit, sel darah

putih teringgal

Sistem sirkulasi

Fenomena kemotaktis

Eksudat

Marginasi leukosit

Jejas

Arteriol melebar

Pengiriman cairan dari sirkulasi intra sel

meningkat

Penimbunan cairan

(eksudat)

Perubahan Ph dan konsentrasi ion-

ion

Hiperemia

Pembengkakan

Perubahan suhu (panas) pada

daerah radang

Pengaktifan mediator kimia

(Bradikinin,histamine)

Penekanan lokal

Radang vena (Plebitis) Merangsang

ujung-ujung saraf nyeri

Nyeri

Pembengkakan

Page 11: Proposal Flebitis Ok

7

B. Tinjauan Tentang Prosedur Pemasangan Infus

1. Pengertian

Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan

masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infus dapat

diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi

yang berat. Tindakan ini membutuhkan kesterilan mengingat langsung

berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infus

dengan memasukan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya

vena lengan (vena sevalika) basilika dan mediana kubiti),pada tungkai

(vena safena),atau vena yang ada dikepala, seperti vena temporalis

frontalis (khusus untuk anak dan bayi). Selain pemberian infus pada

pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada

pasien syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi

darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.

2. Tujuan

a. Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit

b. Pengobatan dan pemberian nutrisi.

3. Persiapan alat dan bahan

a. Standar infus

b. Set infus

c. Cairan sesuai program medik

d. Jarum infus dengan ukuran yang sesuai

e. Pengalas

f. Torniket

g. Kapas alkohol

h. Plester

i. Gunting

j. Kasa steril

k. Bethadine

l. Sarung tangan

Page 12: Proposal Flebitis Ok

8

4. Prosedur Kerja

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Cuci tangan.

c. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukan kebagian karet

atau akses slang kebotol infus.

d. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga

terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan

udara slang keluar.

e. Letakkan pengalas dibawah tempat (vena) yang akan dilakukan

penginfusan .

f. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10-12

cm diatas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam

dengan gerakan sirkular (bila sadar).

g. Gunakan sarung tangan steril.

h. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol .

i. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari dibagian

bawah vena dan posisi jarum (abocath) mengarah keatas.

j. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocath/surflo). Apabila

saat penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum

(abocath/surflo) maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil

meneruskan tusukan kedalam vena.

k. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/keluarkan,tahan bagian

atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak

keluar . kemudian bagian infus dihubungkan/disambungkan dengan

slang infus .

l. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang

diberikan.

m. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.

n. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran

jarum.

o. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

Page 13: Proposal Flebitis Ok

9

p. Catat jenis cairan,letak infus,kecepatan aliran,ukuran dan tipe jarum

infus. (Hidayat - Uliyah,2005)

5. Lokasi Pemasangan Infus

a. Vena sevalika(vena lengan)

b. Vena baselika (vena lengan)

c. Vena mediana kubiti(vena lengan)

d. Vena savena (pada tungkai)

e. Vena temporalis frontalis(vena yang dikepala)khusus untuk anak dan

bayi

f. Syarat lokasi pemasangan infus

1) Gunakan vena-vena distal terlebih dahulu

2) Gunakan vena lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin

3) Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran yang

cukup kuat dalam katetheter / Kanul Palpasi vena untuk

memenuhi kondisinya

4) Pastikan bahwa lokasi yang dipilih tidak akan menggangu aktivitas

pasien sehari-hari

5) Pilih lokasi yang tidak akan mempengaruhi pembedahan atau

prosedur -prosedur yang direncanakan.

Pada pasien anak vena yang digunakan adalah vena lengan

atas/distal, maenghindari daerah yang pergerakkannya aktif yaitu pada

daerah kaki. Vena kepala boleh digunakan dan biasanya digunakan

pada bayi (Schaffer-Garson,2000).

g. Tipe vena yang harus dihindari

Menurut Larocca,1998 adapun hal-hal yang harus diperhatikan

untuk dihindari dalam pemilihan vena pada saat pemasangan infus

adalah:

1) Vena yang telah digunakan sebelumnya

2) Vena yang telah mengalami plebitis

3) Vena yang keras dan sklerotik

4) Area-area fleksi termasuk fossa antecubiti

Page 14: Proposal Flebitis Ok

10

5) Vena-vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering

terjadi

6) Cabang-cabang vena utama yang kecil oleh karena tidak kuat

sirkulasinya dan berdinding tipis sehingga apabila pembuluh darah

tersebut dimasukkan keteter intravena dan dialiri cairan maka lama

kelamaan mengalami kerapuhan.Hal ini merupakan jejas bagi

pembuluh darah sehingga tubuh akan bereaksi dengan memberikan

tanda radang.

7) Ekstremitas yang lumpuh.

8) Vena yang memar, merah dan bengkak

9) Vena-vena yang dekat dengan area yang terinfeksi

10) Vena-vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah.

h. Unsur-unsur Dokumentasi Terapi Infus.

1) Tanggal dan jam dilakukan infus

2) Berapa kali usaha penusukan dilakukan

3) Diarea mana lokasi penusukan dilakukan

4) Nomor dan jenis kateter (macro set, donor set, micro set)

5) Semua perlengkapan intravena yang diperlukan

6) Cairan dan kecepatan infus jika pada saat infus dimulai

7) Apakah ada komplikasi dari tindakan yang dilakukan untuk

mengatasi masalah.

i. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemasangan Infus

1) Desinfeksi meliputi:

a) Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

b) Mencuci tangan setelah melakukan tindakan

c) Mencuci tangan dengan mengunakan sabun

d) Melakukan desinfektan pada area punksi vena

e) Melakukan tindakan punksi vena dengan teknik aseptik

f) Menggunakan abocath yang masih dalam kemasan dan belum

ekspier

Page 15: Proposal Flebitis Ok

11

g) Menggunakan set infus yang masih dalam kemasan dan belum

ekspier

h) Menutup area punksi vena dengan kasa steril

i) Mengganti balutan infus setiap 24-48 jam bila kotor,lepas atau

basah

2) Dan kelengkapan alat

Adapun tindakan –tindakan pencegahan spesifik terhadap

plebitis.

a) Gunakan teknik aseptik ketat saat memasang intravena atau

mengganti balutan intravena

b) Cuci tangan dengan tehnik mencuci secara desinfektan

sebelum dan sesudah tindakan prosedural pemasangan infus

c) Letakan jarum atau kateter dengan aman ditempat pemasangan.

d) Ganti tempat pemasangan infus minimal 48 jam.

e) Setelah memasukkan obat pada selang infus kemudian bilas

dengan cukup cairan normal salin sebanyak 9 ml atau encerkan

obat dengan cukup tepat sebelum obat diberikan pada pasien

melalui selang infus.

f) Pastikan bahwa larutan tidak diganti lebih lama dari 24 jam.

g) Ganti balutan setiap 24-48 jam atau bila kotor, lepas atau

basah. (Scaffer-Garson,2000)

C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Flebitis

1. Lamanya Pemasangan Infus

Perawatan klinis untuk mengurangi insiden plebitis yaitu dengan

menganjurkan rotasi tempat infus setiap 48-72 jam walaupun sebuah studi

audit oleh Stenchouse dan Butcher, 1996 tidak mendapatkan adanya

korelasi antara lamanya kanula dengan plebitis dimana kanula diganti

apabila ada tanda-tanda plebitis (Gould and Brooker,2003) pada pedoman

cebters for disease dan intra venous society didalamnya berisikan selang

harus diganti dalam waktu sebagai berikut:

Page 16: Proposal Flebitis Ok

12

a. Secara rutin tiap 72 jam dan bila kateter intravena diganti

b. Jika ujung selang terkontaminasi akibat darah menyumbat selang maka

harus dibilas segera.

c. Setelah pemberian darah atau produk darah lipid dengan piggy back

2. Desinfeksi

Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh organisme

patogen pada benda atau instrumen, kecuali spora bakteria, dengan

menggunakan campuran zat kimia cair atau pasteurisasi basah.

Terdapat tiga tingkat desinfeksi : tingkat tinggi, sedang dan rendah.

b. Desinfeksi tingkat tinggi yaitu membunuh semua mikroorganisme

kecuali spora bakteri, cara ini dilakukan pada alat-alat yang masuk

secara langsung ke dalam aliran darah atau area yang normalnya steril,

seperti jarum, peralatan intravena dan kateter urine yang disterilkan

oleh pabrik.

c. Desinfeksi tingkat sedang yaitu membunuh bakteri, kebanyakan virus

dan jamur kecuali spora bakteri. Beberapa desinfektan tingkat sedang

seperti hipokhlorit mampu membunuh spora sedangkan alkohol atau

golongan fenol tidak. Desinfeksi tingkat sedang dilakukan pada alat

yang akan kontak dengan mukosa, misalnya speculum vagina,

speculum hidung, tonometer, endoskop dan thermometer.

d. Desinfeksi tingkat rendah, yaitu membunuh kebanyakan bakteri,

beberapa virus dan jamur tetapi tidak dapat diandalkan untuk

membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkal atau

spora bakteri, cara ini dilakukan pada alat yang kontak dengan kulit

utuh tapi bukan membrane mukosa, misalnya manset tekanan darah,

hammer, gunting, alat-alat tenun, permukaan kerja.

Berikut ini beberapa bahan kimia yang dipakai sebagai desinfektan :

1) Natrium hipokhlorit

2) Formaldehid

3) Fenol atau asam karbol

4) Yodium

Page 17: Proposal Flebitis Ok

13

5) Alkohol

6) Glutaraldehid

Hasil dari prosedur desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor :

beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda, type dan

tingkat kontaminasi mikroba, struktur fisik benda, konsentrasi

desinfektan dan waktu pajanan serta suhu dan pH dari proses

desinfeksi.

Jenis - jenis Desinfeksi

Tujuan :

1) Mencegah terjadinya infeksi silang

2) Memelihara peratatan dalam keadaan siap pakai

Pelaksanaan :

1) Desinfeksi dengan cara mencuci

Misalnya :

a) Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan kemudian

disiram atau dibasahi alkohol 70%.

b) Mencuci luka, khususnya luka kotor, dengan H202, Bethadin.

c) Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi, dengan

larutan yodium Tinctura 3% dan dilanjutkan dengan alkohol

70%.

d) Mencuci vulva dengan. larutan Sublimat 1/1000 atau PK

1/1000.

2) Desinfeksi dengan cara mengoleskan, misalnya

a) Mercurochroom pada luka

b) Alkohol 70%, Bethadin dan lain-lain pada luka bekas jahitan.

3) Desinfeksi dengan cara merendam

Misalnya :

a) Merendam tangan dalam larutan Lysol 0,5%

b) Merendam peralatan perawatan atau kedokteran setelah dipakai,

dalam larutan Lysol 3% -5%, sekurang-kurangnya dua jam.

Page 18: Proposal Flebitis Ok

14

c) Merendam alat tenun setelah dipakai oleh pasen berpenyakit

menular, dalam larutan Lysol 3% 5% sekurang-kurangnya 24

jam.

4) Desinfeksi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari

misalnya :

a) Menjemur kasur, bantal, tempat tidur dan sekurang-kurangnya

dua jam untuk setiap permukaan.

b) Menjemur peralatan perawatan, misalnya pispot dan lain-lain.

3. Aktifitas pasien

Aktivitas didefinisikan sebagai suatu aksi energetik atau keadaan

bergerak. Semua manusia yang normal memerlukan kernampuan untuk

dapat bergerak. Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu

yang singkat memerlukan tindakan-tindakan.

Orang sakit memerlukan waktu yang lama ditempat tidur sehingga

mereka mempunyai masalah dalam menjaga aktivitas kemampuan

bergerak. Perawat perlu membantu pasien untuk menjaga kemampuan

bergerak serta untuk mencegah penyulit-penyulit yang dapat timbul akibat

keadaan kurang bergerak (Priharjo, 1993).

Semua pasien perlu mengetahui tujuan dan terapi mereka,

perkiraan lamanya pengobatan dan pembatasan gerakan yang harus

diobservasi selama pemberian infus. Selain itu pasien harus diajarkan

untuk mengenali dan melaporkan tanda dan gejala dini plebitis. Aktivitas

penyuluhan untuk mendorong kerja sama dan partisipasi pasien dalam

perawatan meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut :

a. Diskusikan tanda dan gejala plebitis,misalnya pembengkakan, nyeri,

panas, kemerahan atau rasa panas pada tempat pemasangan

b. Jelaskan pentingnya melaporkan gejala-gejala kepada perawat.

c. Diskusikan pentingnya tidak mengatur kembali kecepatan aliran atau

menekuk atau menindih selang.

Page 19: Proposal Flebitis Ok

15

d. Perlihatkan pada pasien bagaimana menghindari menekan punksi vena

bila berusaha duduk diatas tempat tidur mendorong tiang infus dan

mengatur posisi lengan dengan kateter intravena

e. Demonstrasikan bagaimana mencuci lengan dan tangan di area

intravena tersebut untuk memastikan bahwa intravena tetap bersih dan

kering (La Rocca - Otto, 1998).

Jika pasien dijinkan turun dari tempat tidur, pasien dapat berjalan

sambil mendapat terapi intravena. Jika intravena pasien diatur oleh pompa

atau alat pengontrol, minta perawat untuk melepaskan instrumen sebelum

turun. instrumen ini akan dihubungkan kembali jika anda kembali

ketempat tidur.

Ketika pasien sedang berdiri dan berjalan tiang infus harus

didorong pelan-pelan dengan lengan pasien yang bebas sementara

menahan lengan pasien yang dipasang kateter lebih rendah dari jantung

pasien. Mempertahankan lengan anda yang dipasang intravena lebih

rendah dari jantung mencegah darah mengalir balik keselang dan

mempertahankan intravena mengalir dengan kecepatan yang benar, jangan

sekali-kali menurunkan kantung intravena dari tiang infus Bila pasien

ingin mandi tergantung pada tipe dan tempat pemasangan terapi intravena

pasien, pasien mungkin diijinkan untuk mandi.Tanyakan perawat

mengenai ijin atau instruksi mengenai mandi.Untuk menghindari tempat

penusukan intravena agar tetap kering dan bersih (La Rocca - Otto, 1998)

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang dipergunakan dalam penelitan ini

dikembangankan berdasarkan tinjauan pustaka, yaitu bahwa lamanya

pemasangan infus,desinfeksi dan aktifitas pasien merupakan faktor yang dapat

menimbulkan terjadinya plebitis

(La Rocca-Otto:1998).

Variabel lamanya perawatan infus,desinfeksi,aktifitas pasien

merupakan variabel independen dan plebitis merupakan variabel dependen.

Adapun bagan variabel yang diteliti dapat dilihat sebagai berikut:

Page 20: Proposal Flebitis Ok

16

E. Hipotesis

Dari kerangka konsep penelitian diatas dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara lamanya pemasangan infus dengan terjadinya

plebitis

2. Ada hubungan antara desinfeksi dengan terjadinya plebitis

3. Ada hubungan antara mobilisasi pasien dengan terjadinya plebitis

F. Definisi Operasional

Definisi operasional pada masing-masing variabel yang diteliti adalah

sebagai berikut:

1. Plebitis

Defenisi : Radang vena yang ditandai nyeri,kemerahan,bengkak dan

rasa panas pada lokasi punksi

Cara ukur : Wawancara dan observasi pada pasien dengan

pemasangan infus

Hasil ukur : Dikelompokan menjadi 2 kategori

0 : Tidak plebitis(bila skor < median )

1 : Plebitis(bila skor > median)

2. Lamanya Pemasangan Infus

Defenisi : lamanya pemasangan yang dibutuhkan pada pasien dengan

pemasangan infus

Cara ukur : Observasi pada pasien dengan pemasangan infus

FLEBITIS

Lamanya Pemasangan Infus

Desinfeksi

Mobilisasi

Page 21: Proposal Flebitis Ok

17

Hasil ukur : Dikelompokan menjadi 2 kategori

0 : < 3 hari

1 : > 3 hari

3. Desinfeksi

Defenisi : Suatu keadaan yang tidak bebas dari mikroorganisme

Cara ukur : Observasi pada pasien dengan pemasangan infus

Hasil ukur : 0 : Septik

1 : Aseptik

4. Mobilisasi

Defenisi : Pergerakan yang diilakukan oleh pasien selama

pemasangan infus

Cara ukur : Wawancara dengan pasien yang dipasang infus

Hasil ukur : Dikelompokan menjadi 2 kategori

0 : Immobilisasi

1 : Mobilisasi

Page 22: Proposal Flebitis Ok

18

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kohort study, yaitu melihat

faktor-faktor yang berhubungan terjadinya Flebitis pada tindakan prosedural

pemasangan infus di ruangan rawat inap Rumah Sakit Kota Palu tahun 2014

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan Rumah Sakit Kota Palu yaitu di

RSUD Undata Palu dan RS Anutapura Palu dan dilaksanakan pada bulan

Maret s/d Agustus 2014.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berada

diruangan Rawat Inap Rumah Sakit Kota Palu

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang di rawat di

ruang rawat inap Rumah Sakit Kota Palu pada bulan Maret s/d Agustus

2014.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah

Accidental Sampling yang didasartkan pada covinience, karena berada pada

waktu, situasi dan tempat yang tepat.

E. Pengolahan Data

Dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Editing

Memeriksa Data yang terkumpul apakah ada keselahan.

2. Coding

Pemberian nomor kode / bobot pada jawaban yang bersifat kategori.

3. Tabulating

Penyusunan / perhitungan data berdasarkan variabel yang diteliti.

4. Cleaning

Page 23: Proposal Flebitis Ok

19

Memeriksa dan melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah

benar atau belum.

5. Describing

Menggambarkan / menerangkan data.

F. Analisa Data

Setelah memperoleh nilai skor dari tiap–tiap variabel penelitian

selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan komputer dalam progam

SPSS

1. Analisa Univariat

Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian terutama untuk.

melihat distribusi frekwensi dan persentasi dari tiap variabel tentang

lamanya perawatan infus, desinfeksi dan aktifitas pasien

2. Analisa Bivariat

Untuk melihat hubungan variabel independen (lamanya perawatan

infus,desinfeksi dan aktifitas pasien) dengan variabel dependen yaitu

plebitis dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05

G. Penyajian Data

Untuk penyajian data hasil penelitian,peneliti menggunakan cara

penyajian dalam bentuk tabel disertai penjelasan-penjelasannya.

Page 24: Proposal Flebitis Ok

20

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 8th. ed. Vol I, EGC, Jakarta.

Budiman, 2011, Penelitian Kesehatan, Buku Pertama, Refika Aditama Bandung. Gould dan Brooker C, 2003, Mikrobiologi terapi untuk perawat, EGC, Jakarta. Hidayat A dan Uliyah, 2005, Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta,EGC. La Rocca JC dan Otto SE, 1998, Terapi Intravena, 2nd, EGC, Jakarta. Notoatmodjo, 2012, Metode Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipte,

Jakarta. Perry AG dan Potter, 1999, Keterampilan dan Prosedur Dasar, Terapi Memulai

Terapi Intravena, 3rd. ed. EGC, Jakarta. Prince SA dan Wilson LM, 1994, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit : Pengenalan Patologi Umum Mekanisme Penyakit, Buku I, Edisi 4, EGC, Jakarta

Schaffer dan Garzon, 2005, Pencegahan Infeksi dan Praktik yang Aman

Pembersihan Desinfeksi dan Sterilisasi, EGG, Jakarta. Subana M. Sudrajat, 2011, Dasar Penelitian Ilmiah, Pustaka Setia, Bandung. Sudibyo, Rustika, 2013, Metodolgi Riset keperawatan, Cetakan Pertama, Trans

Info Media, Jakarta. Wiranata, Muhammad, 2012, Hubungan Antara Jarak Pemasangan Dan

Persendihan Denbgan Kejadian Flebitis Di Paviluin Mawar Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang,

Page 25: Proposal Flebitis Ok

21

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

A. Gaji dan Upah

No. Nama Jam/ mgg

mgg/ bulan

Bulan kerja

Tarif/ jam

Total (Rp)

1. Sudirman, SKM, M.Kes 5 4 6 12.500 1.500.000 2. Firdaus J Kunoli, SKM,

M.Kes 5 4 6 12.500 1.500.000

Sub Total 3.000.000

B. Bahan dan Habis Pakai

No Nama Bahan/Alat Volume Satuan Biaya Satuan/RP

Total Harga Rp

1 Kertas kwarto 20 Rim 45.000 900.000 2 Kertas Stensil 15 Rim 25.000 375.000 3 Buku Tulis 15 Buah 15.000 225.000 4 Tip-X 5 Buah 15.000 75.000 5 Bal Poin Boxi 20 Buah 15.000 300.000 6 Map Folio 20 Buah 5.000 100.000 7 Pensil 2B 20 Buah 10.000 200.000 8 Spidol Transparan 5 Set 20.000 100.000 9 Transparan 5 Dos 150.000 750.000 10 Kertas HVS 2 Dos 400.000 800.000 11 Kertas Folio 2 Dos 400.000 800.000 12 Hekter Kecil 6 Buah 15.000 90.000 13 Hekter Besar 2 Buah 20.000 40.000 14 Tinta Komputer 8 Dos 50.000 400.000 15 Kalkulator 5 Buah 70.000 250.000 16 Spidol 2 Dos 50.000 100.000 17 Map Plastik 32 Buah 7.500 225.000 18 Foto Copy Questioner 500 Lembar 150 75.000 19 Foto Copy Pedoman

Wawancara 500 Lembar 150 75.000

20 Dokumentasi 1 Paket 500.000 500.000 21 Tas Lapangan 2 Buah 320.000 620.000

JUMLAH 7.000.000 C. Perjalanan No Kota / Tempat Tujuan Volume Satuan Biaya

Satuan/RP Total Harga

Rp 1 Kampus-RS Undata 24 Kali 10.000 240.000 2 Kampus –RS Anutapura 24 Kali 15.000 360.000 3 Konsumsi 24 Kali 3 org 20.000 1.440.000

JUMLAH 2.040.000

Page 26: Proposal Flebitis Ok

22

D. Pengeluaran Lain-Lain

No Nama Bahan/Alat Volume Satuan Biaya Satuan/RP

Total Harga Rp

Penyusunan Laporan 1 Paket 1.000.000 1.000.000 Seminar Hasil (lokal) 1 Paket 1.000.000 1.000.000 Penggandaan Proposal 140 Lembar 150 21.000 Penjilidan Proposal 7 Buah 5.000 35.000 Penggandaan Laporan 500 Lembar 150 75.000 Penjilidan Laporan 10 Buah 15.000 150.000 Seminar 2 Kali 500.000 1.000.000 Publikasai Di Jurnal Ilmiah 1 Kali 300.000 300.000

JUMLAH 3.581.000 Rekapitulasi Penggunaan Biaya Penelitian -----------------------------------------------------------------------------------------

A. Gaji Dan Upah = Rp 3.000.000 B. Bahan dan Peralatan Penelitian = Rp. 7.000.000 C. Perjalanan = Rp. 2.040.000 D. Pengeluaran Lain-Lain = Rp. 3.581.000

------------------------------------------------------------------------------------------ Jumlah = Rp.14.621.000 ( Empat Belas Juta Enam Ratus Dua Puluh Satu Ribu Rupiah)

-----------------------------------------------------------------------------------------

Personalia Penelitian

1. Ketua Peneliti

Nama : Sudirman, SKM, M.Kes

Tempat Tanggal Lahir : Laburasseng. 11 Maret 1983

NIDN : 0911038301

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pangkat/Golongan : Penata Muda/III.a

Jabatan Fungsional : Lektor

Jabatan Struktural : -

Fakultas : Kesehatan Masyarakat Universitas

Muhammadiyah Palu

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Waktu Penelitian : 8 Jam / Minggu

Page 27: Proposal Flebitis Ok

23

2. Anggota Peneliti

Jabatan Struktural : -

Waktu Penelitian : 8 Jam / Minggu

1. Ketua Peneliti Nama : Sudirman, SKM, M.Kes

Tempat Tanggal Lahir : Laburasseng. 11 Maret 1983

nidn : 0911038301

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pangkat/Golongan : Penata Muda/III.a

Jabatan Fungsional : Lektor

Jabatan Struktural : -

Fakultas : Kesehatan Masyarakat Universitas

Muhammadiyah Palu

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Riwayat Pendidikan :

a. Seolah Dasar (SD) Tahun 1995 di Bone

b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun 1998 di Bone

c. Sekolah Menegah Atas (SMA) tahun 2001 di Bone

d. Sarjana (S1) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea

Makassar, Tahun 2005

e. Strata Dua (S2) Pada Universitas Hasanuddin Makassar, Tahun 2012

Nama : Nikma Utani Dewi, SKM, M.Sc

NIDN : 0916118401

Jenis Kelamin : Perempuan

Pangkat/Golongan : Penata Muda/III.a

Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Palu

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Tempat Tanggal Lahir : Jayapura, 16 November 1984

Page 28: Proposal Flebitis Ok
Page 29: Proposal Flebitis Ok