Proposal Fix
-
Upload
anggie-pradetya-maharani -
Category
Documents
-
view
21 -
download
2
description
Transcript of Proposal Fix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di
dunia dengan 164.000 anak yang meninggal pada tahun 2008 dimana
95% dari kasus tersebut berhubungan dengan campak di negara-negara
berpenghasilan rendah dengan infrastruktur pelayanan kesehatan yang
lemah1.
Imunisasi campak merupakan indikator untuk menilai kemajuan
terhadap tercapainya Millennium Development Goal 4 (MDG4) yang
bertujuan untuk mengurangi angka kematian anak di tahun 2015 yang
akan datang2. Vaksinasi campak merupakan pencegahan yang aman,
berhasil dan murah untuk mengurangi angka kematian anak 2 juta
pertahunnya3.
Campak merupakan penyakit menular yang sebagian besar
menyerang anak-anak pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah
terkena campak, maka ia akan mendapat kekebalan seumur hidupnya.
Cakupan imunisasi campak pertama (first dose) pada bayi sudah melebihi
target imunisasi sedangkan pada anak (second dose) belum diketahui
demikian4. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan imunisasi campak pada
anak di kecamatan sarolangun, Jambi.
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982
dan pada tahun 1991 Indonesia telah mencapai Imunisasi Dasar Lengkap
atau Universal Childs Immunization (UCI) secara nasional. Capaian
imunisasi campak di Indonesia sampai dengan Desember 2013 sebesar
90,82% dengan cakupan imunisasi tertinggi di Jambi pada Desember
2013 mencapai target WHO melebihi 90% yaitu 104,33% akan tetapi
dibeberapa daerah masih belum mencapai target 90%5.
2
Indonesia merupakan negara populasi terbanyak ke-empat dengan
estimasi 228 juta penduduk ditahun 2008. Dengan ekonomi yang
berkembang terus-menerus tidak mempengaruhi cakupan imunisasi
campak yang masih rendah dibandingkan asia tenggara lainnya6.
Rendahnya cakupan imunisasi pada beberapa daerah tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kinerja tenaga
kesehatan pelaksana imunisasi, pendidikan ibu, usia ibu dan jumlah anak,
pengetahuan ibu tentang jadwal imunisasi serta jarak tempat tinggal
dengan puskesmas,6,7,8,9.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pendidikan ibu, usia ibu dan jumlah anak berhubungan
dengan cakupan imunisasi campak ?
2. Apakah pengetahuan ibu tentang jadwal imunisasi berhubungan
dengan cakupan imunisasi campak ?
3. Apakah kinerja petugas imunisasi berhubungan dengan cakupan
imunisasi campak?
4. Apakah jarak tempat tinggal dan puskesmas berhubungan dengan
cakupan imunisasi campak ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi campak pada anak di kecamatan sarolangun
kabupaten sarolangun kota jambi
Tujuan Khusus
1. Mengetahui hubungan pendidikan ibu, usia ibu dan jumlah anak
dengan cakupan imunisasi campak pada anak
2. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang jadwal imunisasi
dengan cakupan imunisasi campak pada anak.
3
3. Mengetahui hubungan kinerja petugas imunisasi dengan cakupan
imunisasi campak.
4. Mengetahui hubungan jarak tempat tinggal dan puskesmas dengan
cakupan imunisasi campak pada anak.
1.4. Hipotesis
H1= Terdapat hubungan pendidikan ibu, usia ibu dan jumlah anak
dengan cakupan imunisasi campak pada anak
H2 =Terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang jadwal imunisasi
dengan cakupan imunisasi campak pada anak.
H3 = Terdapat hubungan kinerja petugas imunisasi dengan cakupan
imunisasi campak pada anak.
H4 = Terdapat hubungan jarak tempat tinggal dan puskesmas dengan
cakupan imunisasi campak pada anak.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap masalah terkait
dengan cakupan imunisasi serta faktor-faktor yang berhubungan
Manfaat bagi profesi
Hasil penelitian ini dapat dijadikam motivasi untuk mendorong
peneliti lain turut serta meneliti permasalahan yang ada terkait
cakupan imunisasi campak didaerah lain
Manfaat bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya imunisasi campak agar dapat meningkatkan cakupan
imunisasi campak
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan teori
2.1.1. Imunisasi dan vaksinasi
Imunisasi berasal dari kata “Immune” artinya adalah
kekebalan. Imunisasi adalah pemberian kekebalan terhadap tubuh
seseorang secara aktif agar terhindar dari penyakit tertentu.
Imunisasi merupakan kemajuan yang besar dalam usaha
imunoprofilaksis serta menurunkan prevalensi penyakit. Vaksinasi
adalah usaha memasukkan vaksin kedalam tubuh seseorang guna
merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi
mencegah adherens mikroba masuk kedalam sel untuk
menginfeksinya, atau efek yang merusak sel dengan menetralkan
toksin (difteri, klostridium)10.
Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk
meningkatkan derajat imunitas, memberikan protektif dengan
menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu dengan
menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksik. Imunisasi
merupakan upaya preventif terhadap penyakit yang dapat dicegah
(PD3I).
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun
1982, dan pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar
lengkap atau Universal Child Imunization (UCI) secara nasional.
Dengan pemberian satu dosis vaksin campak, insiden campak
dapat diturunkan lebih dari 90%. Namun karena campak
merupakan penyakit yang sangat menular, masih dapat terjadi
wabah pada anak sekolah meskipun 85-90% anak sudah
mempunyai imunitas. Oleh karena itu pemberian vaksinasi ulangan
diberikan pada anak usia sekitar 5-7 tahun9.
5
2.1.2. Klasifikasi Vaksin
Vaksin dapat dibagi menjadi vaksin hidup dan vaksin mati.
Vaksin hidup dibuat dalam pejamu, dapat menimbulkan penyakit
ringan, dan dapat menimbulkan respons imun seperti yang terjadi
pada infeksi alamiah. Vaksin mati merupakan asal patogen seperti
toksoid yang diinaktifkan tetapi tetap imunogen.
Gambar 1. Klasifikasi vaksin10
2.1.3. Vaksin campak
Anak 12 bulan yang mendapat satu kali imunisasi campak
95% akan menjadi imun, dan 5% masih rentan sebagai akibat
kegagalan vaksin primer. Setelah imunisasi kedua lebih dari 99%
bayi yang diimunisasi akan mengalami serokonversi dan akan
menjadi imun.
6
Dosis virus vaksin campak yang diberikan secara rutin
untuk imunisasi 103 dan 104 plaque forming unit (PFU) /dosis.
Seperti virus campak, vaksin campak sangat stabil bila disimpan
pada suhu antara -70oC dan -200C. Vaksin sangat sensitif terhadap
sinar matahari, oleh karena itu disimpan dalam botol gelas
berwarna. Disarankan untuk menyimpan vaksin ditempat gelap
dengan temperatur 20-8o C dan harus digunakan dalam waktu 6
jam11.
2.1.4. Daya perlindungan vaksin
Daya perlindungan vaksin campak dapat diukur oleh berbagai
cara. Salah satu indikator daya lindung vaksin yang sering
digunakan adalah penurunan jumlah kasus penyakit campak setelah
dilakukan program imunisasi secara masal dan teratur didalam
masyarakat, yaitu sekitar 90%. Cara lain dengan membandingkan
angka kesakitan antara anak yang mendapat imunisasi dengan yang
tidak mendapat imunisasi.
Kualitas dan lama imunitas yang diperoleh setelah imunisasi
dipengaruhi berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari tubuh bayi yang diimunisasi, atau dapat juga berasal vaksin itu
sendiri. Adapun faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh bayi yang
dapat mempengaruhi daya lindung vaksin terhadap virus adalah
diantaranya, adanya antibodi maternal, umur saat imunisasi,
penyakit lain, penderita imunocompromised, malnutrisi dan lain-
lain. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari vaksin diantaranya,
dosis vaksin dan penanganan vaksin11.
2.1.5. Efek samping vaksinasi campak
Efek vaksin campak hidup umumnya adalah ringan dan
terbatas untuk anak-anak yang rentan. Anak yang mendapat
imunisasi campak MMR suhu tubuhnya akan meningkat antara hari
7
ke-7 sampai hari ke-12 sesudah mendapat imunisasi. Suhu tubuh
biasanya mencapai 39,5oC pada hari ke-9. Ruam pada kulit muncul
sekitar 5% anak yang mendapat imunisasi, biasanya terjadi pada
hari ke-7 sampai hari ke-10 sesudah imunisasi dan lamanya sekitar
2 hari.
Ada beberapa laporan tentang adanya efek samping yang
mengenai sistem saraf yaitu berupa, ensefalitis, ensefalopati,
sindrom Guillain Barre, sindrom Reye, oculomotor palsy, neuritis
optikus, retinopati, gangguan pendengaran dan ataksi serebeler.
Tetapi sangat sulit menentukan apakah timbulnya gejala ini betul-
betul disebabkan oleh vaksin campak sendiri atau hanya faktor
kebetulan saja.
2.1.6. Jadwal imunisasi
Jadwal imunisasi campak menurut WHO diberikan pada
saat bayi berusia 9 bulan, 2 tahun dan usia 6 tahun dengan
vaksinasi campak tunggal12. Kemudian IDAI menganjurkan untuk
memberikan MMR pada umur 15 bulan. IDAI juga menganjurkan
untuk memberikan MMR pada usia 12 bulan bagi yang belum
mendapat imunisasi campak tunggal pada 9 bulan. Disamping itu,
bila bayi mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18 bulan maka
imunisasi campak yang seharusnya diberikan pada 5-6 tahun tidak
perlu diberikan13. Bagi bayi yang akan melakukan perjalanan keluar
negeri, sebelum berangkat bayi yang berumur 12 bulan harus
divaksinasi MMR sedangkan bayi 6-11 bulan harus diimunisasi
dengan campak tunggal.
8
Gambar 2. Jadwal imunisasi 201413
2.1.7. Cakupan imunisasi campak
Cakupan imunisasi campak merupakan perhitungan statistik
jumlah anak yang divaksin campak dibagi total jumlah anak di
suatu wilayah tertentu14. Cakupan imunisasi campak di beberapa
provinsi masih belum memadai, sehingga masih belum mampu
membentuk “herd immunity” untuk menghentikan penyebaran
penyakit tersebut. Berdasarkan hasil survey penelitian bulan
oktober 2008 diketahui bahwa rendahnya cakupan imunisasi
campak dikarenakan rendahnya kesadaran masyarakat dan
kerjasama dari petugas kesehatan.
Berdasarkan cakupan imunisasi campak menurut depkes
2013, capaian diatas 100% dapat terjadi karena sasaran yang
dirumuskan relatif rendah dibandingkan jumlah real sasaran yang
ada di wilayah kerja. Selain itu, hal ini juga bisa disebabkan
estimasi sasaran yang sudah tepat namun jumlah cakupan yang
dilayani berasal dari luar wilayah kerja puskesmas5. (depkes)
9
Gambar 3. Cakupan imunisasi campak 20135
2.1.8. Faktor yang berhubungan dengan imunisasi campak
Kinerja petugas imunisasi dapat berpengaruh terhadap
cakupan imunisasi dengan menilai profil tenaga kesehatan yang
mencakup tingkat pengetahuan tenaga kesehatan, sikap dan
prilaku tenaga kesehatan, pengalaman sebagai tenaga
kesehatan15,16. Peran serta petugas imunisasi merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi orangtua untuk mengimunisasi
atau tidak mengimunisasikan anaknya selain faktor biaya dan
waktu17.
Pendidikan ibu, usia ibu dan jumlah anak dapat
mempengaruhi pemberian imunisasi campak18. Pada penelitian
menunjukan bahwa seorang ibu yang berpendidikan dasar lebih
mengimunisasikan anaknya dibandingkan dengan ibu yang tidak
mempunyai latar belakang pendidikan19. Usia ibu dibawah 30
tahun rentan untuk tidak mengimunisasikan anaknya ditambah
lagi bila mempunyai 2 anak atau lebih dapat menurunkan angka
10
cakupan imunisasi campak disebabkan pada ibu yang lebih muda
masih kurang berpengalaman14,20,.
Pentingnya tingkat pengetahuan ibu terhadap jadwal vaksinasi
campak merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
cakupan imunisasi campak18. Faktor-faktor yang mungkin dapat
mempengaruhi ketidaktepatan jadwal pemberian imunisasi dapat
diperkirakan berasal dari faktor ibu. Sebab dalam hal imunisasi
dimana sasarannya adalah bayi berusia 0-12 bulan jelas bahwa
bayi usia 0-12 bulan masih sangat tergantung pada orangtuanya
terutama ibu dalam hal apapun, termasuk keputusannya untuk
mendapatkan imunisasi atau tidak8. Dari segi ibu, faktor
pengetahuan dan sikap ibu dalam mengambil tindakan.
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan, termasuk tindakan ibu untuk
mengimunisasikan bayinya sesuai jadwal (Wahab, 2002).
Jarak yang jauh ke pelayanan imunisasi akan mempengaruhi
cakupan imunisasi campak15,18, dikarenakan apabila pelayanan
kesehatan terletak jauh dari tempat tinggal akan mempersulit ibu
untuk membawa anaknya untuk diimunisasi terutama untuk di
daerah-daerah pedesaan6.
2.1.9. Epidemiologi campak di Indonesia
Campak merupakan salah satu dari lima penyebab utama
kematian anak di dunia. Pada tahun 2012, dilaporkan terdapat
15.987 kasus campak dari 32 provinsi yang melaporkan adanya
kasus dan Indonesia merupakan negara ASEAN yang memiliki
kasus penyakit campak terbanyak yang diikuti urutan kedua oleh
Thailand. Jumlah kasus meninggal sebanyak 4 kasus, yang
dilaporkan dari 2 provinsi, yaitu Kalimantan Barat 3 kasus dan
11
Sulawesi Selatan 1 kasus. Incidence Rate pada tahun 2012 sebesar
6,5 per 100.000 penduduk, lebih rendah dibandingkan dengan
tahun 2011 yang sebesar 9,22 per 100.000 penduduk.
Menurut kelompok umur, kasus campak pada kelompok
umur 5-9 tahun merupakan yang terbesar yaitu sebesar 31%.
Namun jika dihitung rata-rata umur tunggal, kasus campak pada
bayi (1 tahun), merupakan yang tertinggi.
Gambar 4. Proporsi kasus campak per 100.000 penduduk
menurut kelompok umur di Indonesia tahun 201221
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau
lebih kasus klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang
terjadi mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan
epidemiologis. Pada tahun 2012, jumlah KLB campak yang
terjadi sebanyak 160 KLB dengan jumlah kasus sebanyak 2.303
kasus. Frekuensi KLB campak tertinggi terjadi di Jawa Barat (21
kejadian) dan Jambi (17 kejadian). Untuk jumlah kasus KLB
campak, kasus terbanyak terdapat di Jawa Barat (315 kasus) dan
Sulawesi Tengah (208 kasus). Jumlah kasus yang meninggal pada
12
KLB campak tersebut sebanyak 4 kasus yang dilaporkan pada
Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara.
2.1.10. Penyakit campak
Morbili (campak) adalah infeksi virus akut, ditandai oleh
demam tinggi dan ruam makulopapel yang timbul secara berurutan
mulai dari leher, wajah, hingga badan. Campak adalah virus RNA
dari jenis Morbilivirus dalam famili Paramyxoviridae, selama
masa prodorma sampai sesaat setelah ruam timbul virus ini
terdapat di sekret nasofaring, darah dan urin. Virus ini bertahan
hidup pada suhu kamar selama 34 jam.
Campak sangat mudah menular, 90% dari yang mengalami
kontak akan terkena infeksi. Penyebaran virus terjadi secara
percikan ludah (droplet) pada saat stadium prodorma. Lesi dikulit
terutama disekitar kelenjar sebasea, folikel rambut, mukosa
nasofaring, saluran cerna dan konjungtiva.
Campak mempunyai 3 stadium klinik, yaitu stadium
inkubasi (10-12 hari), stadium prodorma dengan gejala ringan dan
enantema (bercak Koplik) dan stadium ruam makulopapel disertai
demam tinggi. Masa prodorma berlangsung 3-5 hari dengan panas
tidak tinggi, batuk tidak produktif, korisa, dan konjungtivitis (trias
klasik 3C: cough, coryza, conjunctivitis). Bercak koplik sebagai
tanda patognomonik dari campak terlihat pada hari 2-3, berupa
bintik putih keabuan kadang berdarah, terletak setinggi gigi molar,
kadang menyebar secara tidak teratur ke mukosa pipi sekitarnya.
Ruam berawal dari makula halus terletak dileher bagian samping
atas, belakang telinga, sepanjang garis rambut, dan pipi bagian
belakang. Dalam waktu 24 jam makula cepat berubah menjadi
makulopapel dan menyebar keseluruh kepala, leher, lengan atas
13
dan dada bagian atas. Pada saat mencapai kaki yaitu hari ke 2-3,
maka yang dimuka mulai berkurang. Secara berurutan seperti saat
timbulnya ruam tersebut mengalami deskuamasi dan
hiperpigmentasi yang kemudian hilang sama sekali dalam waktu 7-
10 hari.
Diagnosis klinik morbili ditetapkan atas dasar anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang menyokong. Anak biasanya berobat
dengan keluhan utama berupa ruam pada kulit yang diawali
demam tinggi. Keluhan yang lai adalah batuk, pilek dan tidak nafsu
makan. Temuan fisik ialah injeksi konjungtiva, rinitis, faringitis,
bercak koplik dan ruam makulopapel berawal disekitar leher lalu
menyebar keseluruh tubuh yang kemudian terlihat hiperpigmentasi
dan deskuamasi. Konfirmasi laboratorium jarang, pada masa
prodorma dari sediaan apus hidung didapatkan sel datia
multinuklear. Untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan
serologi dan biakan. Antibodi dapat terdeteksi apabila telah keluar
ruam dan terdapat kenaikan 4 kali titer22.
14
Peneliti Lokasi Penelitian Studi
desain
Subjek studi Variabel yang diteliti Lama waktu
studi
Hasil
Phimmasane M,
Douangmala S,
Koffi P, Reinharz D,
Buisson Y.
Laos
(Oudomxay in northen
laos, Vientiane capital and
champasak in the south)
Case
Control
Orangtua dengan
anak usia 9-23
bulan. Total 584
dimana 292 kasus
dan 292 kontrol.
Dari sisi pelayanan
kesehatan :
Ketersediaan vaksin,
kesulitan penyimpanan
vaksin dan kekurangan
ketersediaan dan
kompetensi tenaga
kesehatan.
Dari segi masyarakat:
Kurangnya
pengetahuan orangtua
tentang imunisasi dan
kesulitan akses karena
jarak dan biaya.
2007-2010
(4 tahun)
1. Terdapat hubungan antara
ketersediaan vaksin, kesulitan
penyimpanan vaksin dan
kekurangan ketersediaan
maupun kompetensi tenaga
kesehatan dengan cakupan
imunisasi campak.
2. Terdapat hubungan
pengetahuan orangtua tentang
imunisasi, jarak tempat tinggal
dengan tempat imunisasi dan
biaya yang yang dikeluarkan
untuk menuju tempat
imunisasi dengan cakupan
imunisasi campak.
2.2 Ringkasan pustaka
15
GL Bernhardt, NA
Cameron, B
Willems, A Boulle,
D coetzee
Western Cape Cross
sectional
246 keluarga ;
Orangtua yang
mempunyai anak
usia 9-62 bulan dan
telah tinggal di
western cape dalam
6 bulan atau lebih
Pengetahuan keluarga
tentang imunisasi
campak dan sistim
pencatatan dan
pelaporan status
imunisasi (kartu
vaksinasi)
2010-2012
(3 tahun)
1. Terdapat hubungan
pengetahuan keluarga tentang
imunisasi campak dengan
cakupan imunisasi campak
2. Terdapat hubungan sistem
pencatatan dan pelaporan
status imunisasi dengan
cakupan imunisasi campak
Okwaraji YB1* ,
Mullholland
K1,Schellenber
J2,Andarge G3,
Admassu
M4,Edmond KM5
Dabat district, Etiopia Cross
sectional
600 anak usia 12-59
bulan yang tinggal
didaerah lebih dari
60 menit dan kurang
dari 60 menit dari
tempat imunisasi
Jarak tempat tinggal
dengan tempat
pelaksanaan imunisasi
2010-2012
(3 tahun)
1. Terdapat hubungan antara
jarak tempat tinggal dengan
cakupan imunisasi campak
16
2.3 Kerangka teori
Ketersediaan tenaga kesehatan
Kinerja tenaga kesehatan
Pelaporan dan pencatatan imunisasi campak
Faktor MasyarakatFaktor Tenaga Kesehatan
Faktor Sarana dan Prasarana
Cakupan Imunisasi Campak
Pengetahuan Ibu tentang jadwal imunisasi campak
Jarak antara tempat tinggal dan tempat imunisasi
Pendidikan ibu, usia ibu dan jumlah anak
Sikap kekhawatiran akan efek samping vaksin
Mempengaruhi angka kejadian campak
Ketersediaan vaksin
Ketersediaan tempat dan pengetahuan tata cara
penyimpanan vaksin
Ketersediaan dana dan transportasi
Mempengaruhi angka kematian balita14
17
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERATIONAL
3.1 Kerangka konsep
= Variabel tergantung
= Variabel bebas
Sosiodemografi
Pengetahuan ibu tentang jadwal imunisasi campak
Pendidikan, usia ibu dan jumlah anak
Jarak tempat tinggal dengan tempat pelaksanaan imunisasi
Tenaga kesehatan
Kinerja petugas imunisasi
Imunisasi campak
18
3.2 Definisi Operational
Variabel Definisi Operational Alat ukur Cara pengukuran Hasil pengukuran Skala Referensi
Imunisasi campak
Usaha memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah penyakit campak
Buku KMS Observasi dan wawancara
1: Anak mendapat imunisasi
0:Anak tidak mendapat imunisasi
Ordinal Notoatmodjo,2007
Pendidikan Ibu Pendidikan terakhir
yang diselesaikan
oleh responden(ibu).
Kuesioner Wawancara - Tidak tamat SD
- SD
- SMP
- SMA/SMK
- S1/S2
Ordinal UU RI nomor 20
tahun 2003 tentang
sistem pendidikan
nasional.
Usia Ibu Umur responden saat
dilakukan penelitian;
Jarak waktu sesorang
telah hidup.
KTP Wawancara - Ibu muda:
< 30 tahun
- Ibu dewasa:
>30 tahun
Ordinal Ratus SA.History,
theories, and methods.
In: Perkins J,editor.
HDEV.Belmont:
Wadsworth; 2012.
Jumlah anak Banyaknya anak Kuesioner Wawancara 1= memiliki anak Ordinal Bkkbn 2007
19
kandung yang pernah dilahirkan dalam keadaan hidup oleh seorang ibu pada saat pencacahan baik tinggal bersama-sama maupun tinggal di tempat lain.
< 2
2= memiliki anak >2
Pengetahuan ibu tentang
jadwal imunisasi
Segala sesuatu yang diketahui ibu
berkaitan degan jadwal imunisasi
campak
Buku KMS Observasi dan wawancara
Tepat: 9 bulanTidak tepat: >9bln
Nominal Suwarnisih. Ketepatan jadwal
pemberian imunisasi campak
pada bayi. Karanganyar;2011.
p.17-8Jarak fasilitas
pelayanan kesehatan
Kemudahan untuk mencapai lokasi atau
keterjangkauan untuk mencapai
fasilitas pelayanan kesehatan
Kuesioner Kuesioner dengan 5 pertanyaan
pilihan ganda, dengan nilai:
2: Dekat1: Jauh
Dekat : 6-10Jauh: 1-5
Bila menjawab a: 2Bila menjawab b:1
Ordinal Hartati E. Pengaruh faktor prilaku
masyarakat terhadap perolehan imunisasi
campak[thesis]. Medan: Universitas
Sumatera Utara;2008
Kinerja petugas imunisasi
Hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang
petugas imunisasi dalam
Kuesioner Kuesioner dengan 84
pertanyaan yang masing-masing dibagi 3 bagian, dimana setiap
BurukSedang
Baik
Ordinal Mangkunegara 2009
20
melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya
bagian berjumlah 28 pertanyaan.
21
BAB IV
METODE
4.1 Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional
melalui pendekatan observasional analitik.
4.2 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan sarolangun. kabupaten
sarolangun kota jambi. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2014.
4.3 Populasi dan sampel penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak berusia 9-23
bulan yang bertempat tinggal disekitar puskesmas kecamatan sarolangun dan
petugas imunisasi dipuskesmas kecamatan sarolangun.
4.3.2 Sampel
Penelitian ini mengambil sampel dengan cara consecutive sampling yaitu
responden diambil berurutan sampai jumlah responden memenuhi besar sampel.
4.3.2.1 Kriteria inklusi
1. Orangtua yang memiliki anak usia 9-23 bulan yang bertempat tinggal
disekitar puskesmas kecamatan sarolangun, kabupaten sarolangun kota
jambi.
2. Orangtua yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) atau kartu imunisasi
atau kartu kesehatan lainya yang terdapat catatan pemberian imunisasi
campak atau orangtua ingat tentang data imunisasi anaknya.
3. Petugas imunisasi yang bekerja di puskesmas kecamatan sarolangun,
kabupaten sarolangun kota jambi.
22
4.3.2.2 Kriteria ekslusi
1. Orangtua maupun petugas imunisasi yang menolak berpartisipasi.
4.3.2.3 Besar sampel
Populasi infinit :
Keterangan :
n0 = Besar sampel optimal yang dibutuhkan
z = Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p = Prevalensi cakupan anak yang diimunisasi campak
q = Prevelensi cakupan anak yang tidak diimunisasi campak (1-p)
d = Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p=>10 % adalah 0,05
Populasi finit :
n=
n=
Keterangan :
n = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n0 = Besar sampel dari populasi infint
23
N = Besar populasi finit
Maka besar sampel yang dibutuhkan dengan drop out 15% adalah 140 orang
4.4 Bahan dan intrumen penelitian
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa buku KMS,
dan kuesioner dimana kuesioner untuk mengetahui jarak imunisasi terdiri
dari 5 butir pertanyaan dan kuesioner untuk kinerja petugas imunisasi
terdiri dari 84 butir pertanyaan dibagi dalam 3 jenis subjek sehingga
setiap subjek mendapat 28 butir pertanyaan.
4.5 Analisis data
Data pada penelitian dianalisis menggunakan metode statistika non-
parametrik. Untuk mengetahui hubungan kinerja petugas imunisasi,
pengetahuan ibu terhadap jadwal imunisasi, jarak tempat tinggal dengan
tempat imunisasi dan pendidikan ibu, usia ibu dan jumlah anak
menggunakan metode uji kemaknaan Chi Square dengan menggunakan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.
4.6 Alur kerja penelitian
Orangtua yang mempunyai anak usia 9-23 bulan yang bertempat tinggal disekitar puskesmas kecamatan sarolangun
Petugas imunisasi campak di puskesmas kecamatan sarolangun
Wawancara, observasi dan kuesioner
Analisis data
Informed consent
24
4.7 Etika penelitian
Sebelum dimulainya penelitian diajukan ke Komite Etik Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti untuk mendapat pengesahan yang
kemudian dilanjutkan menyerahkan surat izin penelitian ke kepala
puskesmas kecamatan sarolangun. Setiap calon responden yang ingin
mengikuti penelitian ini diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai
penelitian ini meliputi tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Calon
responden berhak untuk menyetujui atau menolak menjadi responden
penelitian setelah mendapat penjelasan. Apabila bersedia calon
responden diminta untuk mennandatangani surat kesediaaan
berpartisipasi berupa informed consent (Lampiran 3). Calon responden
berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa harus memberikan alasan
apapun.
4.8 Jadwal penelitian
Lampiran I
4.9 Pembiayaan
Lampiran 2
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Koehlmoos TP, Uddin J, Sarma H. Impact of measles eradication activities
on routine immunization services and health systems in bangladesh. Oxford
university. 2011;204:S90-S97.
2. Unicef. (Online) 2011. Available at:
http://www.unicef.org/immunization/index_measles.html [Accessed 12 June
2014]
3. World Health Organization. Measles vaccines: who position paper. Weekly
epidemiological record 2009;84(35)349.
4. United Nations. The Millennium Development Goals Report 2013. (Online)
2013. Available: http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/report-2013/mdg-
report-2013-english.pdf (Accessed 12 June 2014) .
5. Depkes. Data dan informasi kesehatan provinsi jambi. (Online) 2013.
Available at: http://www.depkes.go.id/downloads/kunker/jambi.pdf
[Accessed 14 June 2014]
6. Fernandez FC, Awofeso N, Rammohan A. Deteminants of apparent rural-
urban differential in measles vaccination uptake in Indonesia. Rural and
remote health. 2011;11:1702. Available at: http://www.rrh.org.au
7. Hill MC, Cox CL. Influencing factor in mmr decision making. City university
london. 2013. Available at :
http://eujournal.org/index.php/esj/article/download/1496/1505 [Accessed 23
June 2014]
8. Suwarnisih. Ketepatan jadwal pemberian imunisasi campak pada bayi
dirumah bersalin ibunda jaten karanganyar. Available at:
http://ejurnal.mithus.ac.id/index.php/maternal/article/viewFile/160/144
[Accessed 18 June 2014]
26
9. Okwaraji YB1* , Mullholland K1,Schellenber J2,Andarge G3, Admassu
M4,Edmond KM5. The assosiation between travel time to health facilities and
childhood vaccine coverage in rural Etiopia. BMC Public Health 2012;12:476
10. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi dasar. Ed.10. Jakarta: Badan
penerbit FKUI;2012.p.560
11. Setiawan IM. Penyakit Campak. Jakarta; Sagung seto. 2008. P.180-96
12. American Academy of Pediatrics. Immunization schedule. (Online) 2014.
Available at: http://www2.aap.org/immunization/izschedule.html [Accessed
15 June 2014]
13. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwal imunisasi IDAI 2014. (Online)
Available at: http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-
imunisasi-idai-2014.html [Accessed 15 June 2014]
14. Matsumura T12, Nakayama T1, Okomoto S1, Ito H4. Measles vaccination
coverage and factor related to uncompleted vaccination in kyoto, Japan. BMC
Public Health 2005, 5:59 doi:10.1186/1471-2458-5-59.
15. Phimmasane M, Douangmala S, Koffi P, Reinharz D, Buisson Y. Factors
affecting compliance with measles vaccination in Lao PDR. Vaccine 2010
Sep 6;28(41):6723-9.
16. Simone B, Carrilo-Santisteve P, Lopalco PL. Healthcare workers role in
keeping MMR vaccination uptake high in Europe: a review of evidence. Euro
Surveill. 2012;17(26). Available:
http://www.eurosurveillance.org/ViewArticle.aspx?ArticleId=20206
17. Rahman HAAA. Maternal satisfaction about childhood immunization in
primary health care center, Egypt. PeerJ preprints. 2013
18. Mutua M. K, Kimani-Murage E, Ettarh R. R. Childhood vaccination in informal
urban settlements in Nairobi, Kenya: who gets vaccinated?. BMC Public Health
2011.11:6doi:10.1186/1471-2458-11-6
27
19. Lyimo J. Uptake of measles vaccination services and associated factors
among under fives in temeke district, dar es salaam region, tanzania. Institut
de la Francophonie pour la Médecine Tropicale, Samsenthai Street, BP 9519,
Vientiane, Lao People's Democratic Republic. 09/2010; 28(41):6723-9. DOI:
10.1016/j.vaccine.2010.07.077
20. Ukey UU, Dantu P, Chitre DS, Pusuluri S. Factors Related To Delayed
Immunisation Among Children Below 5 Years. BioMedSciDirect
Publications. 2010
21. Depkes. Profil kesehatan indonesia. (Online). 2012. Available at:
http://www.depkes.go.id/downloads/Profil
%20Kesehatan_2012%20(4%20Sept%202013).pdf [Accessed 20 June 2014]
22. Widagdo. Masalah dan tatalaksana penyakit infeksi pada anak. Jakarta;
Sagung seto.2011.p.25-9.
28
Lampiran 1
Tahapan Kegiatan 2014 2015
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret
A Perencanaan
1 Perumusan topik dan
pembuatan judul
2 Penyusunan proposal
3 Konsultasi dengan
dosen pembimbing
4 Presentasi proposal
B Pelaksanaan
1 Observasi lokasi
penelitian dan
pengumpulan data
29
2 Pengolahan data
3 Konsultasi dengan
dosen pembimbing
C Pelaporan Hasil
1 Penulisan
2 Diskusi
3 Presentasi
4 Perbaikan
30
Lampiran 2
Bahan dan peralatan
No Nama/Spesifikasi Jumlah Harga satuan Jumlah (Rp)
1
2
3
Kuesioner
Informed Consent
Kompensasi subjek
140
140
3
Rp.300
Rp.100
Rp.100.000
Rp.42.000
Rp.14.000
Rp.300.000
Total Rp.356.000
Pembuatan laporan penelitian
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Biaya print dan duplikasi Rp.250.000
2 Biaya pulsa internet Rp.200.000
Total Rp.450.000
31
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Penjelasan mengenai penelitian
Saya mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti bernama
Anggie Pradetya Maharani mengajukan penelitian untuk memenuhi tugas
karya ilmiah skripsi berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
cakupan imunisasi campak pada anak di kecamatan sarolangun”. Penelitian
ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai pentingnya imunisasi
campak beserta faktor apa saja yang berhubungan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk kepada
orangtua yang memiliki anak untuk mengikuti program pemerintah tentang
imunisasi campak sebagai upaya pencegahan penyakit campak dan
komplikasinya.
Oleh karena itu saya mengharapkan Ibu untuk ikut serta dalam penelitian
ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dengan
instrumen berupa kuesioner. Hasil wawancara dirahasiakan oleh peneliti.
Bila ada pertanyaan, Ibu dapat menhubungi peneliti di nomor telepon
082121888033.
Ibu bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila Ibu bersedia ikut
dalam penelitian ini kami mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada
formulir persetujuan di bawah ini.
Jakarta, November 2014
Anggie Pradetya Maharani
32
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya
pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU SECARA
SUKARELA untuk ikut dalam penelitian ini.
Nama peserta penelitian : …………………………………….
Tanda tangan : …………………………………….
Tanggal : …………………………………….
Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden/subjek
penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan
imunisasi campak pada anak di kecamatan sarolangun”.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun.
33
Lampiran 4
KUISIONER PENELITIAN
Kabupaten :
Kecamatan :
Tanggal wawancara :
1. Nama responden :
2. Umur responden :
3. Pendidikan : Tidak sekolah/tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Akademi/Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : Petani
Wiraswasta
PNS
Karyawan/buruh
Ibu Rumah Tanga
5. Jumlah anak : orang
6. Nama anak balita:
7. Umur anak balita: bulan
8. Tanggal lahir :
34
PENGETAHUAN
1. Menurut ibu, apa penyebab penyakit campak?
a. Virus
b. Bakteri
c. Tidak tahu
2. Menurut ibu, apakah campak menular?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
3. Menurut ibu, bagaimana campak menular?
a. Pernafasan
b. Kontak kulit
c. Tidak tahu
4. Menurut ibu, apakah campak bisa dicegah?
a. Bisa
b. Tidak bisa
c. Tidak tahu
5. Menurut ibu, bagaimana mencegah campak?
a. Imunisasi
b. Membersihkan lingkungan
c. Tidak tahu
6. Menurut ibu, pada usia berapa sebaiknya imunisasi campak diberikan?
a. 9-11 bulan
b. 1 tahun
c. Tidak tahu
7. Menurut ibu, berapa kali imunisasi campak diberikan?
a. 1 kali
35
b. > 2 kali
c. Tidak tahu
SIKAP IBU
1. Apakah ibu setuju campak dapat menular pada anak?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Apakah ibu setuju campak dapat dicegah?
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Apakah ibu setuju campak dapat dicegah dengan imunisasi campak?
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Apakah ibu setuju bahwa imunisasi campak penting untuk kesehatan anak?
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Apakah ibu setuju demam merupakan efek samping dari imunisasi campak?
a. Setuju
b. Tidak setuju
6. Apakah ibu setuju pemberian imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9-11 bulan?
a. Setuju
b. Tidak setuju
7. Apakah ibu setuju prmberian imunisasi campak diberikan kepada anak harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan?
a. Seruju
b. Tidak setuju
36
STATUS IMUNISASI CAMPAK
1. Apakah anak ibu sudah mendapat imunisasi campak?
a. Ya
b. Tidak
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Apakah anak ibu pernah diimunisasi selain campak?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Apakah ada efek samping pada anak setelah imunisasi?
a. Ada,
b. Tidak ada
3. Berapa jarak dari rumah ibu ketempat memperoleh imunisasi terdekat?
a. <3 km
b. 3-5 km
c. >5 km
37
JARAK FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
1. Berapa jarak rumah ibu dengan puskesmas?
a. Kurang dari 1 Km
b. Lebih dari 1 Km
2. Berapa jarak rumah ibu dengan posyandu?
a. Kurang dari 1 Km
b. Lebih dari 1 Km
3. Apakah ketempat pelayanan imunisasi diperlukan biaya untuk alat transportasi?
a. Tidak
b. Ya
4. Apakah tempat tinggal ibu dilalui kendaraan umum?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah jika ke puskesmas ibu menggunakan alat transportasi?
a. Tidak
b. Ya
38
KINERJA PETUGAS IMUNISASI
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 0
Penilaian oleh Atasan/Kepala puskesmas (penilaian mengarah kebawah)
1.Kualitas
1 Apakah menurut anda bawahan(petugas) sudah melaksanakan pekerjaan dengan kualitas baik
2 Apakah menurut anda kualitas kerja menjadi hal yang utama bagi bawahan anda
3 Apakah menurut anda kualitas kerja bawahan dapat bersaing dengan petugas lainnya
4 Apakah anda yakin dengan tingkat kemampuan bawahan dalam melaksanakan pekerjaanya
5 Apakah anda yakin bawahan mampu mencapai standar kualitas yang diinginkan pimpinan
2.Kuantitas
1 Apakah menurut anda bawahan dapat mencapai kuantitas kerja yang maksimal
2 Apakah menurut anda bawahan mampu menghasilkan target yang ditentukan pimpinan
3 Apakah menurut anda proses kerja bawahan sudah dilakukan dengan baik
4 Apakah menurut anda bawahan sudah melaksanakan jumlah pelayanan di unit promkes dengan maksimal
5 Apakah menurut anda bawahan sudah melakukan jenis pelayanan di unit promkes dengan maksimal
6 Apakah menurut anda bawahan pernah melakukan kesalahan dalam melakukan perkerjaannya
7 Apakah menurut anda bawahan dapat mengkondisikan pekerjaan yang rumit dan dapat
39
menyelesaikannya dengan baik
8 Apakah menurut anda kuantitas pelayanan kesehatan bawahan dikerjakan dengan hasil yang baik
3.Waktu kerja
1 Apakah menurut anda bawahan sudah menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu
2 Apakah menurut anda bawahan selalu hadir tepat waktu
3 Apakah menurut anda bawahan akan pulang kerja lebih awal jika pekerjaan yang dilakukan belum selesai
4 Apakah menurut anda bawahan akan meninggalkan pekerjaan jika ada keperluan pribadi yang mendesak
5 Apakah menurut anda bawahan pernah meninggalkan pekerjaan sebelum jam kerja selesai
6 Apakah menurut anda bawahan jarang menggunakan jam istirahat sepanjang untuk kepentingan pelayanan di puskesmas
7 Apakah menurut anda bawahan akan mengerjakan pekerjaan dengan waktu yang ditentukan walaupun itu jadwalnya malam hari
4.Kerjasama
1 Apakah menurut anda bawahan dapat melaksanakan pekerjaan tanpa adanya arahan terlebih dahulu dari pimpinan
2 Apakah menurut anda bawahan dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa ada bantuan teman
3 Apakah menurut anda bawahan mengutamakan kerjasama dengan rekan kerja, agar pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan baik
4 Apakah menurut anda bawahan perlu menjalin
40
kerjasama yang harmonis dengan pimpinan
5 Apakah menurut anda bawahan perlu kerjasama yang baik antar teman kerja, agar pekerjaan tidak ada yang terbengkalai
6 Apakah menurut anda bawahan dalam melakukan pekerjaan dapat melakukan pekerjaan tanpa ada bantuan dari pimpinan puskesmas
7 Apakah menurut anda kepedulian bawahan dengan petugas puskesmas lainnya, dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya
8 Apakah menurut anda bawahan boleh mengkoreksi kesalahan pimpinan, sepanjang untuk kepentingan pelayanan kesehatan.
41
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 0
42
Penilaian oleh Rekan Sekerja
1.Kualitas
1 Apakah menurut anda rekan sekerja sudah melaksanakan pekerjaan dengan kualitas baik
2 Apakah menurut anda kualitas kerja menjadi hal yang utama bagi rekan sekerja
3 Apakah menurut anda kualitas kerja pelayanan kesehatan rekan sekerja dapat bersaing dengan petugas lainnya
4 Apakah anda yakin dengan tingkat kemampuan rekan sekerja dalam melaksanakan pekerjaanya
5 Apakah anda yakin rekan sekerja mampu mencapai standar kualitas yang diinginkan pimpinan
2.Kuantitas
1 Apakah menurut anda rekan sekerja dapat mencapai kuantitas kerja yang maksimal
2 Apakah menurut anda rekan sekeja mampu menghasilkan target yang ditentukan
3 Apakah menurut anda proses kerja rekan sekerja sudah dilakukan dengan baik
4 Apakah menurut anda rekan sekerja sudah melaksanakan jumlah pelayanan kesehatan dengan maksimal
5 Apakah menurut anda rekan sekerja sudah melakukan jenis pelayanan kesehatan dengan maksimal
6 Apakah menurut anda rekan sekerja pernah melakukan kesalahan dalam melakukan perkerjaannya
7 Apakah menurut anda dalam kondisi yang rumit teman sekerja dapat menyelesaikan dengan baik
8 Apakah menurut anda teman sekerja dalam melakukan pekerjaannya sudah memperoleh
43
kuantitas dan hasil kerja yang baik
3.Waktu kerja
1 Apakah menurut anda rekan sekerja selalu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu
2 Apakah menurut anda rekan sekerjaa selalu hadir tepat waktu
3 Apakah menurut anda rekan sekerja akan pulang kerja lebih awal jika pekerjaan yang dilakukan belum selesai
4 Apakah menurut anda rekan sekerja akan meninggalkan pekerjaan jika ada keperluan pribadi yang mendesak
5 Apakah menurut anda rekan sekerja pernah meninggalkan pekerjaan sebelum jam kerja selesai
6 Apakah menurut anda rekan sekerja jarang menggunakan jam istirahat sepanjang untuk kepentingan pelayanan di puskesmas
7 Apakah menurut anda rekan sekerja akan mengerjakan pekerjaan dengan waktu yang ditentukan walaupun itu jadwalnya malam hari
4.Kerjasama
1 Apakah menurut anda rekan sekerja dapat melaksanakan pekerjaan tanpa adanya arahan terlebih dahulu dari pimpinan
2 Apakah menurut anda rekan sekerja dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa ada bantuan teman
3 Apakah menurut anda rekan sekerja mengutamakan kerjasama, agar pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan baik
4 Apakah menurut anda rekan sekerja perlu menjalin kerjasama yang harmonis dengan pimpinan
5 Apakah menurut anda, berkat adanya kerjasama
44
yang baik antara anda dengan rekan sekerja tidak ada pekerjan yang terbengkalai
6 Apakah menurut anda dalam melakukan pekerjaan, rekan sekerja dapat melakukan pekerjaan tanpa ada bantuan dari pimpinan puskesmas
7 Apakah menurut anda kepedulian rekan sekerja dengan petugas puskesmas lainnya, dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya
8 Apakah menurut anda rekan sekerja boleh mengkoreksi kesalahan pimpinan, sepanjang untuk kepentingan pelayanan kesehatan.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
45
1 0
Penilaian oleh Diri Sendiri
1.Kualitas
1 Apakah menurut anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan, sudah melaksanakan pekerjaan dengan kualitas baik
2 Apakah menurut anda kualitas kerja menjadi hal yang utama bagi anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan
3 Apakah menurut anda unit pelayanan kesehatan yang anda kerjakan mempunyai kualitas kerja yang baik
4 Apakah anda yakin dengan tingkat kemampuan sebagai petugas unit pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pekerjaanya
5 Apakah anda mampu mencapai standar kualitas yang diinginkan pimpinan
2.Kuantitas
1 Apakah menurut anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan dapat mencapai kuantitas kerja yang maksimal
2 Apakah kuantitas kerja unit pelayanan kesehatan yang anda hasilkan sudah mencapai target yang ditentukan
3 Apakah proses kerja di unit pelayanan kesehatan sudah dilakukan dengan baik
4 Apakah anda sudah melaksanakan pelayanan kesehatan dengan semaksimal mungkin
5 Apakah anda sudah melaksanakan jenis pelayanan kesehatan dengan semaksimal mungkin
6 Apakah anda pernah melakukan kesalahan dalam melakukan perkerjaan
7 Apakah kondisi pelayanan yang rumit dapat anda selesaikan dengan baik
46
8 Apakah anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan, sudah mengerjakan pekerjaan dengan kuantitas yang baik
3.Waktu kerja
1 Apakah anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan sudah menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
2 Apakah anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan selalu hadir tepat waktu
3 Apakah anda akan pulang kerja lebih awal jika pekerjaan yang dilakukan belum selesai
4 Apakah anda akan meninggalkan pekerjaan jika ada keperluan pribadi yang mendesak
5 Apakahanda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan pernah meninggalkan pekerjaan sebelum jam kerja selesai
6 Apakah anda jarang menggunakan jam istirahat sepanjang untuk kepentingan pelayanan di puskesmas
7 Apakah anda akan mengerjakan pekerjaan dengan waktu yang ditentukan walaupun itu jadwalnya malam hari
4.Kerjasama
1 Sebagai petugas unit pelayanan kesehatan, apakah anda dapat melaksanakan pekerjaan tanpa adanya arahan terlebih dahulu dari pimpinan
2 Apakah anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa ada bantuan teman
3 Apakah anda sebagai petugas unit pelayanan kesehatan mengutamakan kerjasama dengan rekan kerja, agar menghasilkan kinerja yang baik
4 Apakah sebagai petugas unit pelayanan kesehatan perlu menjalin kerjasama yang harmonis dengan pimpinan
47
5 Apakah anda merasakan berkat adanya kerjasama yang baik antara anda dengan rekan sekerja tidak ada pekerjan yang terbengkalai
6 Apakah anda dalam melakukan pekerjaan unit pelayanan kesehatan dapat melakukan pekerjaan tanpa ada bantuan dari pimpinan puskesmas
7 Apakah kepedulian anda dengan petugas puskesmas lainnya, dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya
8 Apakah anda boleh mengkoreksi kesalahan pimpinan, sepanjang untuk kepentingan pelayanan kesehatan.