Proposal Dosen Pemula

31
KODE/NAMA RUMPUN ILMU : 421/TEKNIK SIPIL HALAMAN JUDUL USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PEMETAAN HALTE BUS DI JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KOTA MAKASSAR DENGAN QUANTUM GIS PENGUSUL VITA FAJRIANI RIDWAN, ST. MT PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG

description

Halte,perintis kemerdekaan,TDM,makassar

Transcript of Proposal Dosen Pemula

Page 1: Proposal Dosen Pemula

KODE/NAMA RUMPUN ILMU : 421/TEKNIK SIPIL

HALAMAN JUDUL

USULANPENELITIAN DOSEN PEMULA

PEMETAAN HALTE BUS DI JALAN PERINTIS

KEMERDEKAAN KOTA MAKASSAR DENGAN

QUANTUM GIS

PENGUSUL

VITA FAJRIANI RIDWAN, ST. MT

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNGJURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANGJANUARI 2015

Page 2: Proposal Dosen Pemula

HALAMAN PENGESAHANPENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Pemetaan Halte Bus di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar dengan Quantum GIS

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 421/TEKNIK SIPIL

Ketua Peneliti: a. Nama Lengkap : Vita Fajriani Ridwan, ST., MT.b. NIDN : c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli d. Program Studi : Konstruksi Gedunge. Nomor HP : f. Alamat surel (e-mail) : g. Lama Penelitian : 8 bulan h. Biaya Penelitian : Rp.2.500.000

Makassar, 27 Januari 2015

Mengetahui, Ketua Jurusan Peneliti,

(Ir. Andi Erdiansa, MT) (Vita Fajriani Ridwan, ST., MT.) 196209261990031001 198203232008122002

Menyetujui, Deriktur/Pembantu Direktur I PNUP Ka. UPPM PNUP,

Tanda tangan ( Nama Lengkap ) (Ir. Syaharuddin Rasyid, M.T) NIP/NIK NIP 196801051994031001

ii

Page 3: Proposal Dosen Pemula

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................iii

RINGKASAN ...........................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

E. Batasan Masalah ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TDM ................................................................ 4

B. Quantum GIS ............................................................... 7

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 9

B. Data dan Alat ............................... 9

C. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................10

D. Prosedur Penelitian .................................................................. 10

BAB IV JADWAL PENELITIAN ................................................................ 12

iii

Page 4: Proposal Dosen Pemula

A. Anggaran Biaya ....................................................... 12

B. Jadwal Penelitian ............................... 12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv

Page 5: Proposal Dosen Pemula

RINGKASAN

Jalan Perintis Kemerdekaan sebagai salah satu jalan arteri berperan penting sebagai jalur akses kawasan sub urban Makassar dengan kawasan CBD Makassar, begitupun dalam lingkup wilayah Maminasata. Dalam perencanaan bus way Jalan Perintis Kemerdekaan adalah jalur yang akan dilalui jaringan bus way. Bus way sebagai angkutan massal berbasis BRT adalah salah satu strategi dari konsep TDM, yang keberhasilan perencanannya tergantung dari integrasi infrastruktur bus way itu sendiri, termasuk posisi dari transit stop itu. Dalam perencanaan di DED BRT Kota Makassar terletak posisi transit stop dari BRT, termasuk di Jalan Perintis Kemerdekaan dimana posisi transit stop itu berbeda dengan posisi halte eksisting yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan. Perencanaan halte dan transit stop pada dasarnya mempertimbangkan hal yang sama, karena karakter keduanya sama, sehingga jika terjadi perbedaan posisi akan memunculkan sebuah pertanyaan apakah posisi halte-halte yang ada sebelumnya tidak sesuai kriteria sebuah transit stop? Untuk menjawab pertanyaan itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan posisi dan kondisi eksisting halte-halte di Jalan Perintis Kemerdekaan, sehingga dari mengetahui posisi dan kondisi halte eksisting yang ada, dapat dilakukan penelitian selanjutnya berupa analisis posisi halte itu sendiri dari beberapa parameter yang ada.

1

Page 6: Proposal Dosen Pemula

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makassar Menuju Kota Dunia adalah jargon yang berusaha dilekatkan

pada Kota Makassar beberpa tahun belakangan ini. Dan bayangan akan kota dunia

kebanyakan adalah kota yang maju, modern, nyaman, asri, dan dikelilingi gedung-

gedung pencakar langit yang tinggi menjulang ke angkasa. Jargon ini disambut

beragam oleh mayaraakat hingga kaum intelektual, tak banyak yang mendukung,

namun tak kurang juga yang pesimis, dengan alasan faktual Makassar terkini yang

jauh dari kesan kota yang nyaman untuk warganya, apalagi jika ingin menjadi

Kota Dunia. Sementara yang mendukung, lebig kepada menarik romantisme

sejarah Kota Makassar yang berjuluk Anging Mamiri pada abad XVI, di masa

pemerintahan Raja Gowa ke 9, Makassar sebenarnya sudah menjadi kota yang

nyaman dan dihuni banyak orang dari berbagai negara di dunia. Saat itu Makassar

terletak di sisi bandar pelabuhan yang ramai, bahkan beberapa negara membuka

kantor dagang mereka di kota ini.

Perkembangan suatu kota sangat dipengaruhi oleh perkembangan system

transportasi di kota tersebut. Suatu sistem haruslah berjalan baik sepanjang waktu.

Makin meningkatnya kegiatan penduduk suatu daerah, maka makin meningkat

pula pergerakan manusia, barang dan jasa sehingga kebutuhan akan jasa

transportasi akan meningkat pula. Karena itu pemenuhan kebutuhan transportasi

perlu terus ditingkatkan untuk menunjang pergerakan manusia, barang maupun

jasa.

Kota yang baik dapat ditandai antara lain dengan melihat kondisi

transportasinya. Sektor transportasi harus mampu memberikan kemudahan bagi

seluruh masyarakat dalam segala kegiatannya di semua lokasi yang berbeda dan

tersebar dengan karakteristik fisik yang berbeda pula. Dengan kata lain, setiap

wilayah kota harus dapat dijangkau oleh system pelayanan angkutan umum yang

ada, untuk itu kebutuhan transportasi harus seimbang dengan penyediaan

2

Page 7: Proposal Dosen Pemula

prasarana dan didukung oleh sistem jaringan jalan dengan tingkat pelayanan yang

memadai.

Kota Makassar sebagai ibu kota propinsi Sulawesi Selatan dan kota inti

Kawasan Metropolitan Mamminasata juga berfungsi sebagai Pusat Kegiatan

Nasional di Kawasan Timur Indonesia yang berpenduduk lebih kurang 1.2 juta

jiwa mengalami laju pertumbuhan 2.72% per tahun sudah mulai melirik konsep

transportasi massal (bus way) sebagai solusi masalah transportasi. Penerapan

transportasi massal (BRT/MRT) pada dasarnya adalah bagian dari konsep strategi

dari Transportasi Demand Management (TDM), yang bertujuan mengurangi

penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas,

penghematan biaya transportasi dan parkir, efisiensi dalam pemanfaatan ruang

dan waktu perjalanan, meningkatkan mobilitas masyarakat, membantu masalah

lingkungan dalam hal konservasi energy dan pengurangan emisi carbon. Dalam

aplikasinya penerapan BRT/MRT selalu terkoneksi dengan transit stop

(halte/stasiun) sebagai node.

Jalan Perintis Kemerdekaan sebagai salah satu jalan arteri berperan

penting karena satu-satunya jalan umum (selain jalan tol Ir.Sutami) yang menjadi

jalur akses kawasan sub urban Makassar dengan kawasan CBD Makassar,

sehingga dalam penerapan jalur bus way, jalan ini juga mendapatkan prioritas

tersendiri. Dalam DED BRT Kota Makassar (Dinas Perhubungan Kota Makassar,

2007), selain jalur bus way juga terletak posisi transit stop dari BRT, termasuk di

Jalan Perintis Kemerdekaan dimana posisi transit stop itu berbeda dengan posisi

halte-halte yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, sehingga memunculkan

sebuah pertanyaan apakah posisi halte-halte yang ada sebelumnya tidak sesuai

kriteria transit stop BRT? Untuk menjawab pertanyaan itu, hal pertama yang harus

dilakukan adalah melakukan pemetaan posisi dan kondisi eksisting halte-halte di

Jalan Perintis Kemerdekaan, untuk itu penulis mengangkat judul penelitian

tentang

“Pemetaan Halte Bus di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar

Dengan Quantum GIS”

3

Page 8: Proposal Dosen Pemula

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan di kemukakan

adalah sebagai berikut:

1. Dimana posisi halte di Jalan Printis Kemerdekaan dengan menggunakan

Quantum GIS?

2. Bagaimana kondisi halte di Jalan Perintis Kemerdekaan ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pengangkatan masalah ini, yakni:

1. Untuk mengetahui posisi dan kondisi halte bus di sepanjang Jalan

Perintis Kemerdekaan Kota Makassar

2. Untuk membuat peta persebaran halte di Jalan Perintis Kemerdekaan

Kota Makassar yang nantinya dapat dikembangkan dalam penelitian

selanjutnya dengan menggunakan beberapa analisa untuk mengetahui

hubungan posisi dengan populasi masayarakat disekitarnya dan

kedekatan dengan fassilitas umum dan sosial di sekitarnya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan penelitian ini yaitu:

1. Sebagai bahan dasar untuk pengembangan penelitian berikutnya tentang

transit stop BRT di Jalan Perintis Kemerdekaan.

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat berjalan efektif dan mencapai tujuan yang telah

ditentukan maka perlu diberi beberapa batasan masalah terhadap penelitian ini.

Adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian adalah halte di Jalan Perintis Kemerdekaan kota

Makassar

2. Penelitian hanya membahas posisi dan kondisi halte di Jalan Perintis

Kemerdekaan kota Makassar

3. Software yang digunakan adalah Quantum GIS

4

Page 9: Proposal Dosen Pemula

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Transportasi Demand Management

Berdasarkan FCM (2008), Transportasi Demand Management (TDM)

adalah penggunaan kebijakan, program, servis dan produk untuk

mempengaruhi apa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana orang

bepergian. Ukuran-ukuran TDM dapat memotivasi orang untuk bertukar

moda, berjalan, bersepeda, memilih transit daripada mengunakan kendaraan

pribadi, membuat perjalanan semakin sedikit, berkendara dengan selamat.

Menurut Wunas (2011), Salah satu strategi dari TDM adalah penerapan

angkutan massal sebagai moda angkutan umum. Penerapan angkutan massal

ini akan berimplikasi pada penambahan infrastruktur dalam sistem

transportasi itu sendiri, selain BRT/MRT, dibutuhkan jalur khusus, transit

stop hingga tempat parkir sebagai kantong-kantong pemindahan moda.

Konsep TDM pada dasarnya bukanlah hal baru bagi kota-kota dunia.

Kota-kota megapolitan hingga metropolitan banyak yang mengadopsi konsep

ini sebagai solusi penataan wilayah mereka.

Gambar 1. Salah satu kawasan dengan sistem TDM di Osaka Jepang

Angkutan umum pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang

dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Angkutan umum massal

adalah layanan jasa angkutan yang memilki trayek dan jadwal yang tetap.

5

Page 10: Proposal Dosen Pemula

Peranan angkutan umum itu sendiri adalah melayani kepentingan mobilitas

masyarakat dalam melakukan kegiatannya. Aspek lain pelayanan angkutan

umum adalah peranannya dalam pengendalian lalu lintas, penghematan energi

dan pengembangan wilayah. Karena melibatkan banyak orang maka

pengguna harus memilki kesamaan dalam berbagai hal antara lain: asal,

tujuan, lintasan dan waktu. Berbagai kesamaan ini pada akhirnya akan

menimbulkan berbagai masalah keseimbangan antara ketersediaan dan

permintaan. Pelayanan angkutan umum akan berjalan dengan baik apabila

dapat tercipta keseimbangan antara sediaan dan permintaan

Transportasi dalam konteks urban adalah sistem pengangkutan

penumpang. Transportasi massal atau transit adalah sistem pengangkutan

sejumlah besar manusia dengan karakteristik seperti kecepatan operasional

yang tinggi, kapasitas besar, tingkat keselamatan tinggi, beroperasi dalam rute

khusus/tertentu, memiliki titik pemberhentian berupa stasiun

Berdasar Public Transportation: Planning, Operations and Management,

transportasi dibagi menjadi tiga golongan yaitu private (contoh : taxi), street

transit (contoh : bus) dan semirapid transit (contoh : light rail-train) dan

rapid transit (contoh : monorail dan heavy rail) (Indriyana, 2005).

Halte atau shelter atau bus stop atau tempat perhentian bus adalah tempat

untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, biasa ditempatkan pada

jaringan pelayanan angkutan bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300

sampai 500 m dan di pinggiran jalan kota (pedestrian/jalur hijau) antara 500

sampai 1000 meter.

Berdasarkan Vucich (1981), lokasi halte angkutan umum di jalan raya

diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :

1. Near Side (NS), pada persimpangan jalan sebelum memotong jalan

simpang (cross street)

2. Far Side (FS), pada persimpangan jalan setelah melewati jalan

simpang (cross street)

3. Midblock street (MB), pada tempat yang cukup jauh dari

persimpangan atau pada ruas jalan tertentu

6

Page 11: Proposal Dosen Pemula

Halte biasanya ditempatkan di lokasi yang tingkat permintaan akan

penggunaan angkutan umumnya tinggi serta dengan pertimbangan kondisi

lalu lintas kendaraan lainnya (Ogden dan Bennet, 1984). Untuk itu,

pertimbangan khusus harus diberikan dalam menentukan lokasi halte.

Sementara pemilihan lokasi halte berdasarkan Draft Pedoman Teknis

Angkutan Bus Kota dengan Sistem Jalur Khusus Bus(JKB/Busway) yang

dikeluarkan oleh Direktorat Bina Sistem Trasnportasi Perkotaan DITJEN

Perhubungan Darat tahun 2006 mempertimbangkan

1. besar permintaan penumpang (density of demand),

2. lokasi bangkitan perjalanan terbesar (kantor, sekolah, dsb),

3. geometrik jalan,

4. kinerja yang diinginkan.

Sedangkan menurut Vuchic (1981) aspek – aspek yang mempengaruhi

penentuan lokasi halte adalah lampu lalu lintas dan akses penumpang.

Jalan Perintis Kemerdekaan adalah satu-satunya jalan arteri dan jalur

akses utama yang membelah dua kecamatan besar di Makassar, yaitu

Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea. Dalam konsep wilayah

Maminasata, jalan ini adalah penghubung utama kawasan sub urban (Maros

hingga Tamalanrea), ke pusat kota Makasssar. Berdasarkan penelitian

Toding (2012) yang memperlihatkan pola pergerakan yang tinggi pada

seputar jaringan Jalan Perintis Kemerdekaan, bvegitupun menurut Akhmad

(2010), arus lalu lintas pada jam puncak di jalan-jalan utama pinggiran timur

(Jalan Perintis Kemerdekaan) adalah 4703 smp / jam, terendah 2.661 smp /

jam (tingkat ideal layanan kelas C = 1400 smp / jam) dengan rata-rata

kecepatan 35, 37km/jam (60km/jam ideal) yang artinya sudah dalam taraf

jenuh.

Masalah di Jalan Perintis Kemerdekaan secara umum adalah komplikasi

dari tata ruang dan sistem transportasi yang semrawut. Penerapan angkutan

massal merupakan salah satu strategi dalam pemecahan masalah ini. Untuk

itu, sebagai sebuah solusi, konsep ini harus berifat menyeluruh, dan

7

Page 12: Proposal Dosen Pemula

keseluruhan konsep ini terintegrasi dengan infrstruktur lainnya, termasuk

dalam hal ini adalah halte.

B. Quantum GIS

Sistem Informasi Geografi atau GIS adalah sistem berbasis komputer

yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, menganalisis

dan menampilkan informasi spasial. Dengan menggunakan data spasial

tersebut SIG dapat digunakan untuk menentukan daerah yang sesuai untuk

perumahan/industri, menentukan jalan terpendek dan tercepat untuk sampai

pada suatu tempat, memantau perkembangan wilayah perkotaan, hutan,

lingkungan dan banyak lainnya.

Salah satu bidang Geographic Information System (GIS) yang banyak

digunakan adalah pemodelan jaringan dari dunia nyata ke dalam basis peta.

Beberapa persoalan yang telah banyak dimodelkan termasuk dalam design

dan perencanaan infrstruktur seperti jaringan lalu lintas jalan raya, jaringan

irigasi dan jaringan listrik.

Dalam aplikasinya software yang berbasis SIG banyak digunakan mulai

dari ArGIS, GRASS, hingga Quantum GIS menyediakan banyak tool yang

digunakan untuk melakukan analisis seperti ini. Dalam penelitian ini

menggunakan softawrae Quantum GIS (QGIS) yang berbasis freeware.

Quantum GIS (QGIS) adalah aplikasi SIG gratis yang mencakup

pemetaan, analisis spasial, dan beberapa fitur DesktopGIS lainnya. Aplikasi

ini sama dengan paket aplikasi GIS komersial namun aplikasi ini

didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU dan multi-platform yang

dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda-beda termasuk MacOS X,

Linux, Unix dan Windows. QGIS juga memiliki kemampuan untuk

bekerjasama dengan paket aplikasi komersil terkait. QGIS menyediakan

semua fungsionalitas dan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS pada

umumnya. Menggunakan plugins dan fitur inti (core features) dimungkinkan

untuk menvisualisasi (meragakan) pemetaan (maps) untuk kemudian diedit

dan dicetak sebagai sebuah peta yang lengkap. Pengguna dapat

8

Page 13: Proposal Dosen Pemula

menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit dan dikelola sesuai

dengan apa yang diinginkan. QuantumGIS juga mendukung format data

vektor, raster, dan database (PostGIS dan Oracle). QuantumGIS juga dapat

diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik.

9

Page 14: Proposal Dosen Pemula

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan mulai dari bulan Februari

sampai bulan September 2015 dengan lokasi penelitian di Jalan Perintis

Kemerdekaan , Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 2. Lokasi Penelitian

B. Data dan Alat

1. Data

a. Data Citra satelit Quickbird (0,61 m) Makassar tahun 2014

d. Data halte bus di sepanjang Perintis Kemerdekaan tahun 2015

e. Peta digital jaringan Jalan Perintis Kemerdekaan tahun 2015

2. Alat

a. Software Quantum GIS

b. GPS Garmin 76 CSX

10

Page 15: Proposal Dosen Pemula

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey menggunakan alat bantu

GPS Garmin 76 CSX dalam mengambil point lokasi halte yang nantinya akan

diolah dengan QGIS

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sistematika atau urutan kegiatan pada penelitian

ini. Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan survey lokasi

2. Pengumpulan data berupa pengambilan koordinat lokasi halte dengan GPS

(data spasial) dan survey kondisi halte (data non spasial)

3. Pengambilan peta citra digital Jalan Perintis Kemerdekaan

4. Ploting posisi halte pada QGIS

5. Overlay data

6. Pembuatan peta persebaran halte dengan QGIS

Untuk lebih jelasnya , prosedur penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir

(flow chart) di bawah ini :

11

Page 16: Proposal Dosen Pemula

Gambar 3. Diagram alir penelitian

12

MULAI

Pengumpulan data

1. Data spasial (koordinat halte)2. Data non spasial (kondisi halte)

Ploting posisi halte

SELESAI

Pengambilan peta citra digital jaringan Jalan Perintis Kemerdekaan

Overlay data

Pembuatan peta persebaran halte di Jalan Perintis Kemerdekaan

Page 17: Proposal Dosen Pemula

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. Anggaran Biaya

Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen Muda yang Diajukan

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan1. Gaji dan Upah (Maks.20%) Rp.500.000,-2. Bahan habis pakai dan peralatan (40 –

60%)Rp.1.200.000,-

3. Perjalanan (Maks 15%) Rp.300.000,4. Lain-lain (monev, seminar, Laporan,

publikasi, lainnya sebutkan (20-30%) Rp.500.000,

B. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan direncanakan selama 8 bulan dengan rincian kegiatan sebagai

berikut :

No Jenis KegiatanBulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Persiapan

2. Survey lokasi

3. Pengambilan peta citra Jalan Perintis

Kemerdekaan

4. Ploting posisi halte

5. Overlay data

6. Pembuatan peta persebaran halte di Jalan Perintis Kemerdekaan

13

Page 18: Proposal Dosen Pemula

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, 2010. Kinerja Ruas Jalan Arteri di Kota Makassar. Program

Pascasarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar

Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2007. Laporan Akhir: DED (Detail

Engineering Design) Bus Rapid Transit (BRT)/Angkutan Umum Massal di

Kota Makassar. Citra Kasturi

Federation of Canadian Municipalities. 2008. Improving Travel Option with

Transportaion Demand Management. Ottawa

Indriyana, Meilanie. 2005. Permasalahan Transportasi Kota Jakarta dalam

Tinjauan Perkotaan. Skripsi Sarjana. Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Ogden, K.W. and Bennet D.W. 1984. Traffic Engineering Practice (Third

Edition). New Jersey : Prentice-Hall.

Toding, K., Jinca, M. Y. dan Wunas, S. 2012. Sistem Transit Oriented

Development (TOD) Perkeretapian dalam Rencana Jaringan Kereta Api

Komuter Mamminasata. Teknik Transportasi. Pascasarjana Universitas

Hasanuddin. Makassar(Online),

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3f20a02cf76d9541663d72999a0c6b29.pdf

, diakses 11 Pebruari 2014)

Vuchic VR. 1981. Urban Public Transportation: System and Technology. New

Jersey : Prentice-Hall.

Wunas, S. 2011. Kota Humanis, Integrasi Guna Lahan dan Transportasi di

Wilayah Suburban. Brilian Internasional. Surabaya

14

Page 19: Proposal Dosen Pemula

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian

1. Honor Honor Honor/Jam

(Rp)Waktu

(jam/minggu)Minggu Jumlah

Honor (Rp)Peneliti 15 32 500.000

SUB TOTAL (Rp) 500.000

2. Peralatan penunjang

PeralatanJustifikasi Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan

(Rp)

Harga Peralatan Penunjang

(Rp)Sewa GPS Garmin 76 CSX

Pengambilan koordinat

1 350.000 350.000

Kamera Pengambilan gambar untuk mengetahui kondisi halte

1250.000 250.000

Seperangkat modem Pengambilan peta citra Jalan Perintis Kemerdekaan

1 100.000 100.000

SUB TOTAL (Rp) 700.000

3. Bahan Habis Pakai

Bahan Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Harga Bahan(Rp)

Pulsa modem Pengambilan peta citra Jalan Perintis Kemerdekaan

1 500.000 500.000

SUB TOTAL (Rp) 500.000

15

Page 20: Proposal Dosen Pemula

4. Perjalanan

Perjalanan Justifikasi Pemakaian KuantitasHarga Satuan

(Rp)

Biaya Perjalanan

(Rp)Survey Survey dan

pengambilan data1 300.000 300.000

SUB TOTAL (Rp) 300.000

5. Lain-lain

KegiatanJustifikasi

Pemakaian KuantitasHarga Satuan

(Rp)

Harga Bahan(Rp)

Laporan Untuk pembuatan laporan

1 1 250.000

Publikasi Untuk publikasi 1 1 250.000SUB TOTAL (Rp) 500.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 2.500.000

16